Stres Dan Trauma Di Masa Pandemi
()
About this ebook
Related to Stres Dan Trauma Di Masa Pandemi
Related ebooks
Sejarah psikologi ilmiah: Dari kelahiran psikologi hingga neuropsikologi dan bidang aplikasi terkini Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKesehatan mental dan gangguan psikologis: Apa itu dan bagaimana cara kerjanya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsPengantar psikologi emosi: Dari Darwin hingga ilmu saraf, apa itu emosi dan bagaimana cara kerjanya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsHukum Bunuh Diri & Eutanasia Dalam Syariah Islam Rating: 5 out of 5 stars5/5Keterikatan kuantum dan sinkronisitas peristiwa Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKeindahan Manajemen Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsYerry Pattinasarany: Pesan Restorasi Rating: 4 out of 5 stars4/5Mereka Yang Menuduhmu Rating: 5 out of 5 stars5/5L Factor Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsDi Jalan Spiritualitas dan Cerita Lainnya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsMereka Yang Sombong Rating: 5 out of 5 stars5/5Sebutkan! Klaim!! Ambil!!! Rating: 2 out of 5 stars2/550 Cara Membuat Si Dia Rindu Padamu: Bagaimana Membuatnya Menginginkanmu Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsMereka Yang Bermuka Dua Rating: 4 out of 5 stars4/5Wanita yang Berpengaruh dan Istimewa dalam Alkitab Rating: 4 out of 5 stars4/5PSIKOLOGI, DEPRESI DAN DISTURBILITAS HUMOR: Memahami mekanisme dasar Rating: 4 out of 5 stars4/5Kata-kata Harmoni dan Cerita Lainnya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsKesetiaan dan Ketidak Setiaan Rating: 5 out of 5 stars5/5Antologi Esai Menjemput Kesuksesan (PPMN Goes To Jakarta) Integrasi Literasi Motivasi Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsBagaimana Cara Menetralisir Kutuk Rating: 4 out of 5 stars4/5NEUROPSIKOLOGI: dasar-dasar masalahnya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsBahaya Rohani Rating: 5 out of 5 stars5/5Perkuat Pelayanan Anda Dengan Berbagai Mujizat & Manifestasi Roh Kudus Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsPainkiller: Obat Sakit Hati (Alternate Cover) Rating: 5 out of 5 stars5/5Buah Dan Tanaman Herbal Yang Berkhasiat Untuk Menghilangkan Stress Depresi Edisi Bilingual Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsThe Cryptosociety HEX Version Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsE-BOOK KAMU, Cara Mudah Membuat dan Menerbitkan EBook Sendiri Rating: 5 out of 5 stars5/5No Plan B Rating: 4 out of 5 stars4/5
Psychology For You
PSIKOLOGI, DEPRESI DAN DISTURBILITAS HUMOR: Memahami mekanisme dasar Rating: 4 out of 5 stars4/5NEUROPSIKOLOGI: dasar-dasar masalahnya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsPSIKOLOGI KECEMASAN Mengetahui untuk memahami mekanisme fungsinya Rating: 5 out of 5 stars5/5Gaya Kepemimpinan Yesus Rating: 4 out of 5 stars4/5Shalat Tahajud Sebagai Terapi Penawar Stres Rating: 3 out of 5 stars3/5PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DAN DISTURBILITAS PADA USIA EVOLUTIF: Apa itu dan bagaimana cara kerjanya Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsRuqyah Tadabbur Ayat Suci Al-Quran Untuk Menyembuhkan Penyakit Kanker, Tumor & Kista Rating: 5 out of 5 stars5/5Buah Dan Tanaman Herbal Yang Berkhasiat Untuk Menghilangkan Stress Depresi Edisi Bilingual Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsEkonomi dopamin: Bagaimana neurotransmitter kesenangan memengaruhi keputusan dan perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsHukum Mengadopsi Anak Berdasarkan Ajaran Islam Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsBuah Dan Sayuran Yang Berkhasiat Untuk Menghilangkan Stress Dan Depresi Edisi 2019 Rating: 0 out of 5 stars0 ratingsAyat Ruqyah Penyembuh Berbagai Penyakit Dalam Kitab Suci Al-Quran Rating: 5 out of 5 stars5/5
Reviews for Stres Dan Trauma Di Masa Pandemi
0 ratings0 reviews
Book preview
Stres Dan Trauma Di Masa Pandemi - Juan Moisés De La Serna
Bab I. Macam-macam Situasi stres dan trauma - bencana, perang, Holocaust, dll.
Paul Valent
Pandemi COVID-19 muncul di awal tahun 2020. Pada awalnya kita mengira, virus corona lain, tidak lebih buruk dari demam dan influenza lainnya, sehingga kita berharap dan menyangkal. Sampai itu akhirnya melanda kita, kemudian kita hitung jumlah orang yang terinfeksi dan mati.
Kita tidak familiar dengan pandemi. Bagaimana pendapat orang-orang tentang hal ini? Apakah pandemi itu seperti bencana alam? Atau apakah itu penyakit seperti penyakit-penyakit lainnya, di mana beberapa meninggal dan yang lain berhasil selamat atau ditinggalkan berduka? Apakah itu seperti infiltrasi oleh musuh yang tidak terlihat? Ataukah pandemi seperti wabah yang berhubungan dengan alkitab, seiring dengan lebih seringnya kebakaran, badai, dan banjir, menghukum dunia yang tamak?
Wajar untuk mencoba mengkonseptualisasikan bahaya asing ini berdasarkan apa yang sudah kita ketahui. Wajar juga untuk mengisi kekurangan data ilmiah yang ada dengan pemikiran magis.
Dalam bab ini kita akan melihat keadaan-keadaan lain dengan ancaman terhadap kehidupan yang meluas dan melihat bagaimana ciri-ciri mereka saling tumpang tindih dan menjelaskan krisis saat ini.
Kematian akibat lalu lintas
Sekitar 40.000 orang meninggal karena kecelakaan lalu lintas di AS setiap tahun, dan sekitar 1,25 juta meninggal di seluruh dunia. Selain itu, 50.000.000 mengalami luka parah di seluruh dunia. Dalam arti tertentu, kematian lalu lintas bisa dikatakan pandemi kronis tingkat rendah.
Kematian akibat lalu lintas adalah contoh utama dari pengelakan dan penghinaan aspek psikologis dari bencana. Berdasarkan sejarah, korban yang mengeluh kesakitan akan disebut neuro kompensasi, sementara faktor psikologis yang menyebabkan kecelakaan hampir sepenuhnya diabaikan.
Faktanya, pemeriksaan yang mendalam terhadap korban dan pelaku kejahatan mengungkapkan berbagai macam disfungsi fisik, psikologis, dan sosial (Valent, 2007).
Bencana alam
Bencana alam seperti kebakaran, banjir, dan gempa bumi biasanya merupakan peristiwa jangka pendek terbatas yang tidak mengancam penduduk lainnya. Bantuan dari luar mengalir dengan cepat untuk membantu para korban.
Bencana merupakan situasi traumatis massal yang mungkin paling banyak dipelajari secara ilmiah. Hasil studi mengungkapkan bahwa peristiwa traumatis memperlihatkan fase-fase yang berbeda: pra-dampak, dampak, pasca dampak, pemulihan dan rekonstruksi. Respons terhadap bencana juga telah diketahui berdampak pada korban sekunder seperti penolong dan anak-anak, dan bahkan dapat berlanjut hingga lintas generasi.
Umumnya, angka mortalitas dan morbiditas dari bebagai jenis penyakit meningkat sebanding dengan tingkat keparahan dan durasi stres dan trauma tertentu. Sifat dasar dari apa yang dialami oleh para penyintas, korban sekunder, dan masyarakat sangat bervariasi di skenario fisik, psikologis, dan sosial.
Peneliti dahulu menemukan, misalnya, gejala yang sangat luas seperti mengingat kembali aspek bencana (PTSD), tetapi juga kebingungan, apati, duka cita, depresi, rasa bersalah si penyintas, rasa malu, keputusasaan, keterasingan, dan perjuangan untuk mencari makna.
Valent (1984, 1998) setelah kebakaran hutan Rabu Abu Australia mengklasifikasikan berbagai respons ini menurut manifestasi biologis, psikologis, dan sosial dari dorongan untuk bertahan hidup secara naluri yang berkisar antara waktu, tempat dan orang, mulai dari naluri hingga dimensi spiritual. Misalnya, seseorang percaya malaikat muncul dalam nyala api dan sayapnya akan menyelimuti dirinya. Seorang anak laki-laki percaya ibunya yang pemarah adalah seorang penyihir dan dia mengkonsumsi pil ajaib untuk menangkal kejahatannya.
Bencana telah menyoroti fakta bahwa para penolong pada umumnya terkena dampak sekunder, terutama jika upaya penyelamatan mereka gagal. Penolong melalui empati dapat beresonansi dengan penderitaan korban atau merasa bersalah dan malu karena tidak dapat membantu mereka.
Pada hakekatnya, trauma korban tidak hanya menyebar ke penolong tetapi juga anggota keluarga dan masyarakat, dan mungkin melintasi generasi.
Perang
Perang, lebih dari kecelakaan lalu lintas, telah menunjukkan penolakan dan penyangkalan gejala psikologis pada tentara. Komplain mereka diperlakukan sebagai berpura-pura sakit dan pengecut. Namun jutaan tentara, banyak dari mereka diberi tanda jasa, putus asa, membuktikan bahwa setiap orang rentan terhadap stres dan trauma yang ekstrem.
Meskipun konsekuensi psikologis dari pertempuran telah dicatat sejak zaman Yunani kuno, baru pada abad ke-17 Hofer menyatukan kegembiraan, ‘imajinasi’, gejala gastrointestinal, kelambanan, kelesuan, dan depresi pada tentara Swiss menjadi sindrom yang dia sebut melankolia. Konsep ini berlangsung selama 150 tahun, hingga pada Perang Saudara Amerika, kerinduan akan rumah dan kurangnya disiplin (disebut nostalgia) ditambahkan ke