Sunteți pe pagina 1din 2

1.

1 Rendang Rendang (bahasa Minang: Randang) adalah salah satu masakan tradisional Minangkabau yang menggunakan daging dan santan kelapa sebagai bahan utama dengan kandungan bumbu rempah-rempah yang kaya. Masakan dengan citarasa yang pedas ini digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, dan dapat ditemukan di seluruh Rumah Makan Padang di Indonesia, Malaysia, ataupun di negara lainnya. Masakan ini kadang lebih dikenal dengan nama Rendang Padang, padahal rendang merupakan masakan khas Minang secara umum. Pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar Worlds 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International. Rendang adalah salah satu hidangan hantaran dalam upacara adat Minang. Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu: 1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat) 2. Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual) 3. Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama 4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau. Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan. Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban. Rumah Makan Padang mempopulerkan rendang ke seluruh penjuru Nusantara. Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Sejarawan Universitas Andalas Prof. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16. Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal. Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga. Rendang kian termahsyur dan tersebar luas jauh melampaui wilayah aslinya berkat budaya merantau suku Minangkabau. Orang Minang yang pergi merantau selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara mereka berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan meluas ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas.

1.2 Lagu Rasa Sayang-sayange Rasa Sayange atau Rasa Sayang-Sayange adalah lagu berbahasa asli Maluku, lagu ini merupakan lagu anak anak yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu oleh masyarakat Maluku untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat. Jika didengarkan, lagu ini layaknya seperti sajak atau pantun yang bersahutan, yang merupakan tradisi lisan orang Maluku. Oleh karenanya banyak versi dari lagu ini karena liriknya dapat dibuat sendiri sesuai maksud dan tujuan dari lagu tersebut. Namun dari liriknya tetap diawali oleh kalimat Rasa sayange rasa sayang sayange, Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange dan di akhir lagu ini liriknya selalu diakhiri dengan kalimat Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi. Lagu rasa sayang sayange ini merupakan lagu yang tergolong dalam bentuk nasihat. Terlihat dari lirik-liriknya yang bersajak aa-bb-cc, mengandung sebuah arti penting dalam hidup ini. Arti sederhana rasa sayang sayange sama halnya dengan rasa sayang, sayangnya. Yaitu merasakan rasa sayang yang terdapat pada sayangnya, kata "nya" menunjukkan kata pengganti yang berarti bisa juga orang atau yang lainnya. Perusahaan Percetakan Negara Lokananta Solo menemukan arsip rekaman lagu Rasa Sayange. Menurut Kepala PPN Lokananta, Roektiningsih, lagu tersebut direkam pada 15 Agustus 1962. Sebagai souvenir Asian Games IV di Jakarta. Diketahuinya rekaman tersebut merupakan cindera mata tampak dari sampulnya yang ada tulisannya Souvenir from Indonesia, untuk the Fourth Asian Games. Menurut Roektiningsih, lagu itu direkam dan digandakan atas perintah dari Presiden RI waktu itu Ir. Soekarno kepada Menteri Penerangan R. Maladi. Dari lagu yang diperdengarkan, penyanyinya lebih dari satu orang. Piringan hitam hasil rekaman Lokakarya berisikan 8 buah lagu termasuk lagu rasa sayange. Adapun judul-judul lagu tersebut menggunakan ejaan lama. Pada bagian piringan hitam itu urutan lagu yang direkam antara lain : sorak-sorak bergembira, ina ni keke, sengkosengko danainang, rasa sajange, tjatja maritja, suew ora djamu, gelang si paku gelang. Adapun bukti otentik bahwa lagu rasa sayange pernah direkam pada perusahaan percetakan Negara adalah Pita reel master rekamannya yaitu nomor registrasi. Masih ada nomor registernya SRL.253 dan SLR.254 yang ditulis lagu rasa sayange. Hasil rekaman tadi merupakan persembahan dari Orkes Lokanada pimpinan Supardi. Adapun durasi untuk lagu rasa sajange adalah 2 menit 20 detik dimana dinyanyikan dalam bentuk koor. Adapun pada bagian syair dari lagu rasa sajange ada bagian yang menyebutkan kata dari Tanah Ambon.

S-ar putea să vă placă și