Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Kerugiannya: 1. Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan. 2. Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya. 3. Sifat bahan PERMEABLE (rembes air) jadi tidak dapat dibuat kamar mandi/WC di lantai atas. 4. Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur di atasnya. 5. Tidak dapat dipasang tegel, jadi mengurangi kesan mewah (hanya dapat ditutup karpet, vinyl, atau sejenisnya). 6. Dapat dimakan bubuk atau serangga, berarti keawetan bahan terbatas. 7. Mudah rusak leh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan) jadi hanya cocok untuk bangunan yang terlindung. PASANGAN BALOK LOTENG (DARI KAYU) Balok Loteng memisahkan dua tingkat (ruang atas dan ruang bawah). Sekaligus menopang plafond dan lantai. Sesuai tempat dan tugasnya, maka balok masing-masing dalam suatu susunan balok mempunyai nama sendiri-sendiri, yaitu: 1. Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom. (biasanya mempunyai bentang 3 meter). 2. Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk, digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. (biasanya mempunyai bentang 2 meter). 3. Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok anak atau balok induk atau pada salah satunya bertumpu pada balok anak atau balok induk. Digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. (biasanya mempunyai bentang 1 meter). PENGAWETAN KAYU Pengawetan kayu ialah ketahanan lama pemakaian. Kayu akan tahan lama terhadap serangan serangga dan cendawan. Beberapa jenis kayu tahan terhadap serangan tersebut, akan tetapi banyaknya jenis kayu yang tidak tahan sehingga bila dipakai untuk bangunan tidak akan tahan lama. Untuk jenis yang terakhir ini biasanya dilakukan proses pengawetan. Tujuannya adalah: 1. Agar bangunan tahan lama. 2. Agar kayu tidak lekas lapuk. 3. Agar kayu yang kering tahan awet dapat dipakai. Pengawetan kayu umumnya dilakukan dengan cara: 1. Ditir. 4. Direndam. 2. Diarangkan. 5. Dimasuki zat pengawet. 3. Dicat. Zat pengawet mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1. Mudah dimasukkan kedalam kayu. 2. Beracun tetapi tidak berbahaya terhadap manusia. 3. Permanen, tidak luntur, tidak menguap kena gas. 4. Tidak bereaksi terhadap zat kayunya. 5. Tidak mudah terbakar. 6. Cepat kering dan mudah dicat.
Menurut cara pemasangan terdapat pola lantai papan kayu seperti berikut dibawah ini: