Sunteți pe pagina 1din 11

TINJAUAN TEORITIS A. DEFINISI Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.

Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya). ( Parkwaycancercentre.com ) B. ETIOLOGI Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat. ( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ). Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker. Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahuntahun memiliki risiko yang lebih besar Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal. Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda. Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal. Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas C. JENIS KLASIFIKASI Dokter membagi kanker rektum berdasarkan stadium berikut: a. Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium 0. b. Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum tumbuh menembus dinding. c. Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening, d. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain. e. Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paruparu.

f. Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang lain. Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi : Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa. Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus. Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional. Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas. ( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ). D. PATOFISIOLOGI Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari lapisan epitel usus). Di mulai sebagai polip jinak (dapat diakibatkan pola diet rendah serat) tetapi dapat menjadi ganas karena faktor mutasi (sesuai dengan teori seleksi sel,dr. Jan tambayong,patofisiologi hal. 69) dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas dari tumor dan menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati. Melalui proses invasi dengan cara tumbuh menyebar keluar lokasi asalnya, dilanjutkan pemisahan sel dengan menembus pembuluh darah,kemudian menetap pada endotelium yang disebut proses diseminasi akhirnya sel kanker ini menetap pada area baru dan menyasuaikan diri untuk pertumbuhan selanjutnya yang disebut proliferasi. Sumber : Patofisiologi untuk keperawatan hal.67-72 (dr. Jan tambayong) dan brunner & sudarth,hal. 1136. polip jinak menjadi ganas karena faktor mutasi menyusup serta merusak jaringan normal meluas kedalam struktur sekitarnya sel kanker terlepas dari tumor menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati. pemisahan sel dengan menembus pembuluh darah menetap pada endotelium (proses diseminasi) sel kanker ini menetap pada area baru menyasuaikan diri untuk pertumbuhan (proliferasi) E. DAMPAK PADA BERBAGAI SISTEM TUBUH Ca. Recti dapat bermetastasis ke organ lain seperti hati, paru-paru, limfe hal ini dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan fungsi organ tersebut. F. MANIFESTASI KLINIS

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit/konstipasi) Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya Sering kembung atau keram perut, atau merasa kekenyangan Kehilangan berat badan tanpa alasan memasukkan jari dengan sarung tangan yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan ketidaknormalan. G. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan medis : Penghisapan nasogastrik Jika didapati pasien dengan obstruksi usus dan terjadi perdarahan yang cukup berarti. Terapi komponen darah (Endoskopi, Ultrasonografi, Laparoskopi) Dilakukan pada periode pre operatif. Terapi ajufan 1. Kemoterapi 2. Terapi radiasi 3. Imunotropi Dilakukan/dapat digunakan pada periode pre operatif,intraoperatif dan post operatif. Alat radiasi intrakovitas Digunakan pasca operasi untuk mengurangi resiko kekambuhan tumor dengan cara diimplantasikan. Metode pentahapan yang sering digunakan secara luas adalah klasifikasi duke : Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa. Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus. Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional. Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas ( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ). Penatalaksanaan bedah : Kolonoskopi Untuk kanker yang terbatas pada satu sisi. Polipektomi Metode dalam kolostomi laparoskopik agar dapat meminimalkan area pembedahan pada beberapa usus. Laser Nd:YAG Efektif untuk lesi A,B dan C Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan besarnya tumor. Pemilihan prosedur pembedahan tumor sebagai berikut (menurut Duoghty & Jackson,1993) 1. Reseksi segmental : anastomosis ( pengngkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan,pembuluh darah dan nodus limfatik. 2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan persi sigmoid dan semua rektum dan sfingter anal). 3. Kolostomi sementara dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal dan persiapan usus sebelum reseksi). 4. Kolostmi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi). (Brunner & suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah ed.8,hal. 1127).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT CA REKTUM DIRUANG X RSUD GUNUNG JATI CIREBON A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien. Nama : Tn.Z Umur : 52 tahun Pendidikan : SMA Agama : islam Pekerjaan : wiraswasta Alamat : blok kisen ds. Cangkring kec. Plered Cirebon Tanggal masuk : 25-september-2011 Tanggal pengkajian : 25-september-2011 No. medrec : 105053 Dx medic : ca rektum 2. Identitas penanggung jawab. Nama : Ny.Z Umur : 48 tahun Pendidikan : SMP Agama : islam Pekerjaan : IRT Alamat : blok kisen ds. Cangkring kec. Plered cirebon Hub dgn klien : istri B. KELUHAN UTAMA Nyeri abdomen / rektum. Konsultasi feses terdapat darah merah segar. Konsultasi adanya kecemasan kehilangan anggota tubuh dan perubahan fungsi tubuh. C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Klien mengatakan nyeri (skala 3, 0-10) pada daerah rectum saat BAB seperti di tusuk jarum, disertai darah segar dan klien mengatakan ada benjolan di daerah rectum. Klien juga mengatakan cemas karena ketidaktahuan tentang penyakitnya. Klien juga mengatakan tidak nafsu makan D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa. F. KEBUTUHAN DASAR 1. Aktivitas/istirahat: Gejala: - Kelemahan, kelelahan/keletihan - Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari. - Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.

2. Sirkulasi: Gejala: - Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas Tanda: - Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah. 3. Integritas ego: Gejala: - Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual) - Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan) - Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi. Tanda: - Menyangkal, menarik diri, marah. 4. Eliminasi: Gejala: - Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi Tanda: - Perubahan bising usus, distensi abdomen - Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah 5. Makanan/cairan: Gejala: - Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan bahan pengawet) - Anoreksia, mual, muntah - Intoleransi makanan Tanda: - Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot 6 .Nyeri/ketidaknyamanan: Gejala: - Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit 7.Keamanan: Gejala: - Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika. Tanda: - Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia 8.Interaksi social Gejala: - Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan) - Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan. G. PEMERIKSAAN FISIK A. Status generalis Keadaan umun : baik

Kesadaran : composmentis TTV : TD : 117/72 mmHg Nadi : 76x/menit Respirasi : 24x/menit Suhu : 36,60C Kulit : Anemia (-), sianosis (-), ikterik (-) Kepala : Hematom (-), tidak ada tanda-tanda trauma atau luka. Mata : conjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-), udem palpebra (-), reflek cahaya +/+ Hidung : tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada deviasi, tidak ada penyumbatan, tidak ada perdarahan Mulut : bibir tidak kering, faring tidak hiperemis, tonsil tidak membesar Telinga : tidak ada kelainan bentuk, tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada discharge Leher : tidak ada benjolan, tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi, tidak ada tanda peradangan Thorax : inspeksi : simetris, tidak retraksi, tidak ketinggalan gerak, iktus cordis tidak tampak Palpasi : tidak ada benjolan, vokal fremitus sama kiri-kanan Perkusi : sonor seluruh lapang paru Auskultasi : suara dasar paru vesikuler, tidak ada ronkhi basah, denyut jantung teratur Jantung : inspeksi : iktus cordis tidak tampak Palpasi : iktus cordis tidak kuat angkat Perkusi : tidak ada perbesaran jantung Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur (-) Abdomen : inspeksi : distensi (-), tidak ada tanda trauma Auskultasi : bising usus normal Perkusi : timpani Palpasi : defans muskular (-), nyeri tekan (+) < regio epigastrium, massa pada abdomen (-). B. Status lokalis regio anorectal dengan pemeriksaan rectal touche. Tonus musculus spinchter ani agak kurang kuat mencengkeram, mucosa recti teraba benjolan multiple di arah jam 7, 9 dengan diameter kurang lebih 2-3mm dan arah jam 11 kurang lebih 1-1,5cm. Saat keluar tidak ditemukan lendir darah pada sarung tangan. H. PROSEDUR DIAGNOSTIK Tes darah samar pada feses/kotoran : mengeluarkan darah, dan FOBT (Fecal Occult Blood Test). Sigmoidoskopi : ditemukan polip Kolonoskopi : ditemukan polip Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema) : terdapat polip Pemeriksaan rektal : terdapat benjolan pada rektum I. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan hematologi: Hasil pemeriksaan normal L : 6,7 x103/L (4,5-11,0) E : 2,93 x106/L (4-5) (Turun) Hemoglobin : 7 g/dL (12-16) (Turun) Hematokrit : 21,7 % (38-47) (Turun) MCV : 73,8 FL (85-100) (Turun) MCH : 24 Pg (28-31) (Turun)

MCHC : 32,5 g/dL (30-35) T : 310 x103/L (150-450) GDS : 81 mg/dl (<144) Ureum : 34 mg/dl (10-50) Creatinin : 0,7 mg/dl (1,1) SGOT : 12 u/e (<31) SGPT : 17 u/e (<32) HBsAg : J. ANALISA DATA NO DATA ETIOLOGI MASALAH 1 DS : DO : klien mengeluh nyeri pada daerah rectal (skala 3, 0-10) klien mengatakan ada benjolan pada daerah rektum klien tampak meringis menahan sakit. klien tampak lemah skala nyeri 3 (0-10) TTV TD : 117/72 mmhg Nadi : 76x/menit Respirasi : 24x/menit Suhu : 36,60C Ca. Recti Mendesak jaringan disekitarnya mengeluarkan zat neurotransmiter Medulla spinalis Medulla oblongata Korteks serebri Nyeri Nyeri b/d andanya kanker pd rectum 2 DS : DO : Klien mengatakan takut untuk operasi karena resiko kematian Klien merasa gelisah karena ketidaktahuan tentang penyakitnya klien tampak cemas klien gelisah wajah klien tampak murung Ca. Recti

Takut mati, takut perubahan pada kehidupan sosial Gangguan rasa aman Cemas Gangguan rasa aman b/d cemas 3 DS : DO : Klien mengatakan badannya terasa lemah Klien mengatakan tidak nafsu makan klien tampak lemah klien tampak pucat BB klien turun 2 kg ( BB awal 68) Klien anoreksia Ca. Recti Metastasis hipermetabolik dan asupan nutrisi tetap nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan K. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri sehubungan dengan adanya kanker pada daerah rektal. 2. Ganguan rasa aman : cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan rasa takut karena resiko kematian. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan anoreksia L. PERENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Nama : Tn. Z No medrec : 105053 Diagnose medis : ca rektum Tanggal masuk : 25 september 2011 Tgl pengkajian : 25 september 2011 NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 1 Nyeri sehubungan dengan adanya kanker pada daerah rektal. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dirasakan oleh klien hilang atau tidak dirasakan lagi. 1. Kaji tingkat nyeri. Skala 3(1-10) 2. Berikan tehnik distraksi (mendengarkan music/lagu yang disukai klien : tarling) dan relaksasi (ganti alat temun : seprai) 3. Berikan lingkungan yang nyaman (jauh dari kebisingan) pada klien. 4. Berikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter. 1. Untuk mengetahui seberapa dalam nyeri yang dirasakan. 2. Agar membantu mengurangi rasa sakit. 3. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian. 4. Nyeri adalah komplikasi serng pada kanker,dengan memberi analgetik dapat mengurangi rasa nyeri. 2 Ganguan rasa aman : cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan rasa takut

karena resiko kematian. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat informasi yang diperukan dan dapat mengembalikan kepercayaan diri seperti semula. 1. Kaji klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan. 2. Perkirakan syok awal dan ketidak yakinan setelah diagnosis kanker dan/atau prosedur yang menimbulkan trauma. 3. Diskusikan informasi (tentang penyakit pasien) yang diperlukan klien 4. Dorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan,marah dan penolakan 1. Pengetahuan tentang proses cemas memperkuat normalitas perasaan/reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien menghadapi lebih efektif dengan mereka. 2. Sedikit pasien yang benar-benar siap untuk realita perubahan yang dapat terjadi. 3. Untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien. 4. Pasien merasa terdukung mengekspresikan perasaan dengan memahami bahwa konflik emosi yang dalam dan sering adalah normal dan dapat dialami oleh orang lain dalam situasi sulit. 3 Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan denga anoreksia. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan BB stabil dan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat dan pasien dapat berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan. 1. Pantau masukan makanan tiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi. 2. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat dan dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit dibagi-bagi selama 3X sehari. 3. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan (makan dengan dtemani keluarga). Dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga/teman. 4. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia klien. 1. Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi kekuatan. 2. Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa) dan suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan maskan kalori da protein adekuat. 3. Membuat waktu makan lebih menyenangkan,yang dapat meningkatkan masukan 4. Sering sebagai sumber distres emosi khususna untuk orang terdekat yang menginginkan untuk memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak orang terdekat dapat merasa ditolak/frustasi. M. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama : Tn. Z No medrec : 105053 Diagnose medis : ca rektum Tanggal masuk : 25 september 2011 Tgl pengkajian : 25 september 2011 No. TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI 1 25 September 2011 09.00 I T1 : mengkaji tingkat nyeri. R1 : skala 3 (0-10) T2 : memberikan tehnik distraksi (mendengarkan music/lagu yang disukai klien : tarling) dan

relaksasi (ganti alat temun : seprai) R2 : klien merasa berkurang rasa nyerinya dan nyaman T3 : memberikan lingkungan yang nyaman (menjauhkan dari kebisingan) pada klien. R3 : klien mengatakan merasa lebih nyaman T4 : memberikan analgetik (Fentanyl) sesuai prosedur/instruksi dokter. R4 : nama obt Fentanyl, dberikan secra IM, Tgl : 26-09-2011 Jam : 10.00 S : klien mengatakan nyeri berkurang (skala 1, 0-10), klien mengatakan benjolan pada rektumnya masih ada O : klien tidk meringis kesakitan, klien tampak tidak lemah, TTV TD : 120/75 mmhg Nadi : 80x/menit Respirasi : 24x/menit Suhu : 36,60C A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan tindakan memberikan tehnik distraksi dan relaksasi memberikan lingkungan yang nyaman pada klien memberikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter. 2 26 september 2011 07.00 II T1 : mengkaji klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan tentang penyakit yang di derita klien. R1 : klien mengatakan kini mengerti tentang penyakitnya T2 : memperkirakan syok awal dan ketidak yakinan setelah diagnosis kanker dan/atau prosedur yang menimbulkan trauma. R2 : T3 : mendiskusikan informasi (tentang penyakit yang di derita klien) yang diperlukan dengan klien R3 : klien mau mendiskusikan masalah penyakitnya T4 : mendorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan/marah/ penolakan R4 : klien mau mengungkapkan perasaannya (kesedihan tentang penyakit yang di deritanya) Tgl : 26-09-2011 Jam : 09.00 S : klien mengatakan bsa lbih tenang dan tidak tkt lagi, klien mengatakan sudah tidak cemas lagi tentang penyakitnya O : klien tidak gelisah, klien tampak tenang dan sedikit ceria, klien tidak cemas lagi A : masalah teratasi sebagian P : pertahankan tindakan mengkaji klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan mendiskusikan informasi yang diperlukan dengan klien mendorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan,marah dan penolakan

3 26 september 2011 17.00 III T1 : memantau asupan makanan tiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi. R1 : T2 : mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat dan dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit dibagi-bagi selama 3X sehari. R2 : klien mau mengikuti diit tersebut T3 : menciptakan suasana makan yang menyenangkan. Dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga/teman. R3 : klien makan dengan wajah berseri T4 : mendorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia klien. R4 : klien mau mengungkapkan knp klien tdk nafsu makan Tgl : 27-09-2011 Jam : 18.30 S : klien mengatakan tidak lemas lagi, klien mengatakan masih tidak nafsu makan O : klien tdk anoreksia, klien tdk pucat dan tidak lemas, BB klien masih tetap 66 kg A : masalah teratasi sebagian P : pertahankan tindakan memantau masukan makanan tiap hari mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat dan dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit dibagi-bagi selama sehari. menciptakan suasana makan malam yang menyenangkan N. DAFTAR PUSTAKA Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC. Potter, Patricia A Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan keterangan Istilah. Jakarta : EGC. www.google.com//kanker rectum/PCC (Parkway Cancer Centre).

S-ar putea să vă placă și