Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Kolon ( termasuk rectum ) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran cerna. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat, baik pada pria maupun wanita ( Cancer Facts and Figures, 1991). Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Insidensnya meningkat sesuai dengan usia , kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun. Kanker ini jarang ditemukan di bawah usia 40 tahun, kecuali pada orang dengan riwayat kolitis ulseratif atau poliposis familial. Kedua kelamin terserang sama seringnya, walaupun kanker kolon lebih sering pada wanita, sedangkan lesi pada rectum lebih sering pada pria. Namun pada tahun tahun terakhir, diketemukan adanya pergeseran mencolok pada distribusinya. Insidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat. Angka kelangsungan hidup di bawah 5 tahun adalah 40 50 %, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimptomatis dalam jangka waktu yang lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Adapun Kanker rektum adalah salah satu dari keganasan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.
B. Etiologi Faktor penyebab belum pasti,namun ada beberapa faktor resiko yang dapat terjadi dari penyakit ini antaralain: 1. Riwayat kanker payudara 2. Tumor uterus 3. Kanker kolon 4. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis 5. Pola makan;Rendah serat
C. Patofisiologi Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari lapisan epitel usus ). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling
Mutasi
Polip Ganas D. Klasifikasi Stadium A Stadium B : Tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa saja : Kanker yang sudah menembus usus ke jaringan di
luar rectal tanpa keterlibatan nodus limfe. Stadium C regional Stadium D : Metastase regional tahap lanjut dan penyebaran : Invasi ke dalam system limfe yang mengalir
E. Manifestasi Klinis 1. Darah pada feses 2. Konstipasi 3. Perubahan dalam penampilan feses 4. Tenesmus 5. Anemia 6. Perdarahan rectal 7. Diare 8. Nyeri kejang 9. Kembung
G. Penatalaksanaan Medis 1. Kolonskopi 2. Kolostomi Laparaskopi Suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskopi digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon ; massa tumor kemudian dieksisi.
3. Polipektomi
1. PENGKAJIAN A. Data Demografi Mencakup identitas pasien dan penanggung jawab, mulai dari: nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, dan lain-lain. B. Riwayat Kesehatan Keluhan Utama : Klien Dengan Kanker Rektum biasanya mengeluh Nyeri Perut Di kuadram Bawah. Riwayat Kesehatan Sekarang: DS:Klien biasanya mengeluh Konstipasi,anemia dan pendarahan rektal. Riwayat Kesehatan Dahulu: Klien dengan Kanker Rektum biasanya pola nutrisi yaitu rendah serat. Riwayat Kesehatan Keluarga:
C. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Composmentis/ koma, dll TTV ( Tekanan Darah, Nadi, Respirasi dan Suhu)
D. Pola Sehat Fungsional 1. Pola Nutrisi Klien pola makan yang rendah berserat beresiko tinggi terjadinya CR. 2. Pola Aktifitas Klien dengan Kanker rektum biasanya aktifitasnya terbatas. 3. Pola eliminasi Klien dengan ca rektum biasanya pola eliminasinya terhambat, misalnya konstipasi. Klien dengan CR mengeluh konstipasi dan feses bercampur darah.
INSPEKSI DAN PALPASI 1. Mukosa Mulut Normalnya warna merah muda, simetris,lembab , tanpa lesi. 2. Observasi Kebersihan Gigi Warna, kebersihan. Patah, nyeri, gigi yang tidak teratur, perdarahan atau radang gusi. 3. Inspeksi Tenggorokan Gunakan spatel lidah, pen light untuk melihat tonsil, warna dan adanya pembesaran (catat kalau ada bau khas). Tes rasa untuk mengetahui nervus VII dan IX dengan gula, garam atau lemon. 4. Pemeriksaan Abdomen Palpasi padat Auskultasi Inspeksi darah ANALISA DATA No 1 Symptom Ds:Klien biasanya mengeluh nyeri di kuadram bawah. Do: Wajah merintih dengan tangan memegang perut bagian bawah. Etiologi Makanan Rendah serat Perubahan hasil pemecahan /lemak dan protein Pemekatan zat Karsinogenik Massa Feses meningkat Obstruksi Kompresi jaringan Problem Nyeri : Bising usus : Specimen terhadap karakter dan adanya : Untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa
Ds: Klien biasanya mengeluh susah buang air besar. Do: Feses yang kering dan keras dan berbentuk padat.
Makanan Rendah serat Perubahan hasil pemecahan /lemak dan protein Pemekatan zat Massa Feses meningkat Obstruksi
Ds: Klien biasanya mengeluh lemas. Do: Mata (anemis),klien terlihat lesu atau tidak bergairah.
Makanan Rendah serat Perubahan hasil pemecahan /lemak dan protein Pemekatan zat Karsinogenik Kanker Penetrasi kanker Perforasi Anemia
Keletihan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi 2) Gangguan Pola Eliminasi;konstipasi b/d lesi obstruksi 3) Keletihan b/d anemia
Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam Nyeri klien teratasi. Kriteria Hasil : Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal,frekuensi nyeri di laporkan menengah atau ringan.
Intervensi: 1. Bicarakan kepada pasien bahwa pengurangan nyeri secara total tidak akan di capai secepat mungkin. R : Untuk mengurangi frekuensi secara total nyeri membutuhkan waktu yang tidak singkat. 2. Kaji dan dokumentasikan efek-efek penggunaan pengobatan jangka panjang. R : Penggunaan obat-obatan yang berlebihan dalam jangka waktu
yang lama bisa saja memperparah nyeri. 3. Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup. R : Untuk mengetahui dampak nyeri terhadap aktivitas sehari-hari 4. Kalaborasikan pemberian obat analgetik R : Obat analgetik berfungsi untuk menghilangkan nyeri. Dx 2 : Gangguan Pola Eliminasi;konstipasi b/d lesi obstruksi
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam eliminasi klien terpenuhi Kriteria hasil : Pola eliminasi dalam rentang yang di harapkan = 3 x 1 Intervensi: 1. Kaji dan dokumentasikan warna dan konsistensi feses serta frekuensi. R : Untuk mengetahui warna feses dan kelainan-kelainan dalam system pencernaan. 2. Informasikan kepada pasien kemungkinan konstipasi yang dirangsang oleh diet. R : Untuk mengetahui makanan penyebab konstipasi itu sendiri. 3. Ajarkan kepada pasien tentang efek diet. R :Diet makanan tinggi serat bisa melancarkan pencernaan dan mempermudah BAB. 4. Konsultasikan kepada ahli gizi untuk meningkatkan serat dan cairan dalam diet. R : Makanan berserat dan memperbanyak minum bisa melancarkan
Dx 3
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam keletihan klien teratasi. Kriteria hasil : Sklera tidak anemis, klien mampu mempertahankan kemampuanya dalam berkosentrasi. Intervensi: 1. Berikan aktifitas menghibur yang ringan. R :Aktivitas yang menghibur bisamembantu klien dalam
berkonsentrasi. 2. Batasi jumlah dan gangguan pengunjung sesuai dengan keperluan. R : Pengunjung yang terlalu banyak bisa mengganggu klien.
3.
Jelaskan hubungan antara keletihan dan proses penyakit. R : Anemia yang terjadi pada klien bisa bisa menimbulkan keletihan dalam beraktivitas.
4.
Pertahankan asupan nutrisi bagi klien selama proses keperwatan. R : Asupan nutrisi yang baik bisa membantu menyembuhkan penyakit klien.
5.
Cegah aktivitas perawatan selama periode istirahat terjadwal. R : Pengurangan aktivitas selama sakit bisa mengurangi keletihan
klien.
Kesimpulan Kanker rektum adalah salah satu dari keganasan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali. Salah satu penyebab kanker rectum adalah pola makan yang rendah serat. Karena makanan yang rendah serat tidak melancarkan BAB, sehingga klien dengan kanker rectum bisa obstipasi Adapun tanda dan gejala klien dengan kanker rectum,
diantaranya:adanya darah pada feses, konstipasi , perubahan dalam penampilan feses, anemia, perdarahan rectal, diare, nyeri kejang, dan kembung. Pada pemeriksaan abdomen biasanya nyeri tekan, distensi, dan ada massa padat apabila di palpasi , terdengar bising usus bila di auskultasi dan adanya darah pada feses bila di inspeksi. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Ca Rektum, diantaranya: 1. Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi 2. Gangguan Pola Eliminasi;konstipasi b/d lesi obstruksi 3. Keletihan b/d anemia
10
DAFTAR PUSTAKA
M Wilkinso, Jutith. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7. Jakarta : :EGC
11