Sunteți pe pagina 1din 7

LAPORAN PENDAHULUAN APPENDISITIS

A.KONSEP ASKEP I. PENGERTIAN 1. Apendisitis adalah dari apendiks oleh hyperplasia folikel limpiod, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma. (Arief Mansjoer, dkk. 2009) 2. Apendisitis merupakan penyakit bedah minor yang paling sering terjadi. Walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun paling sering pada orang dewasa muda. Sebelum era antibiotik, mortalitas penyakit ini tinggi (Price A. Sylvia, 2005) 3. Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner dan Suddarth, 1997). 4. Appendiks adalah ujung seperti jari-jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inchi), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal

II.

ETIOLOGI Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: 1. Fekalis/ massa keras dari feses 2. Tumor, hiperplasia folikel limfoid 3. Benda asing

III.

PATOFISIOLOGI Appendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal yang akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi dikuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya appendiks yang terinflamasi berisi pus. (Smeltzer, Suzanne, C., 2001).

Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat menyebabkan peradanganyang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri kanan bawah disebut apendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren yang disebut apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh pecah akan terjadi apendisitis perforasi. Bila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang dsebut infiltrat apendikularis. Peradangan appendiks dapat menjadi abses atau menghilang. Pada anak-anak, omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang menjadi kurang memudahkan terjadinya perforasi. Pada orang tua perforasi mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah (Mansjoer, 2000). IV Pathway

V.

TANDA DAN GEJALA 1. Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan 2. Mual, muntah 3. Anoreksia, malaisse 4. Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney 5. Spasme otot 6. Konstipasi, diare (Brunner & Suddart, 1997)

VI.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Sel darah putih 2. Urinalisis 3. Foto abdomen terlokalisir 4. Tanda rovsing (+) : dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah (Doenges, 1993; Brunner & Suddart, 1997) : lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil meningkat sampai 75% : normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada : Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus

VII.

KOMPLIKASI 1. Komplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses apendiks 2. Tromboflebitis supuratif 3. Abses subfrenikus 4. Obstruksi intestinal (Brunner & Suddart, 1997)

VIII.

PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan 2. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan 3. Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan 4. Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. (Brunner & Suddart, 1997)
3

B. KONSEP ASKEP 1. PENGKAJIAN a) Data Demografi 1) Identitas Pasien 2) Identitas Penanggung Jawab b) Riwayat Kesehatan 1) Keluhan utama 2) Riwayat kesehatan sekarang 3) Riwayat kesehatan terdahulu 4) Riwayat kesehatan keluarga c) Pola Fungsi Kesehatan 1) Pola nutrisi cairan 2) Pola eliminasi 3) Pola Istirahat Tidur 4) Pola aktivitas 5) Pola kebersihan d) Pemeriksaan Fisik 1) Status kesehatan umum Tingkat kesadaran umum, TTV dan BB 2) Pemeriksaan Fisik (head to toe) meliputi teknik : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi e) Data Psikologi 1) Status emosi 2) Konsep diri 3) Gaya komunikasi 4) Pola interaksi 5) Pola koping f) Data Sosial 1) Pendidikan dan perkembangan 2) Hubungan sosial 3) Gaya hidup 4) Peran dalam keluarga
4

g) Data penunjang 1) Pemeriksaan laboratorium 2) Pengobatan

2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang mungkin timbul adalah : Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) b/d distensi jaringan usus oleh inflamasi Gangguan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia Ansietas b/d perubahan status kesehatan Intoleransi aktivitas b/d nyeri abdomen Gangguan pola tidur b/d nyeri 3. Intervensi dan Rasional Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d distensi jaringan usus oleh inflamasi NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam masalah dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : Pasien mengatakan perutnya tidak sakit lagi

NIC : Guidance : o Kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien R/ Mengetahui sejauh mana tingkat nyeri pasien Support o Berikan pasien posisi yang nyaman R/ Memberikan relaksasi o Anjurkan tindakan relaksasi R/ Mengalihkan pasien dari rasa nyeri Teaching : o Ajarkan pasien teknik nafas dalam R/ Mengurangi rasa nyeri dan relaksasi o Ajarkan teknik untuk mengatasi nyeri
5

R/ Agar pasien dapat mengatasi nyeri yang dirasakannya sendiri PDE : o Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman R/ Memberikan kenyamanan beristirahat bagi pasien Kolaborasi : o Kolaborasi dengan dokter R/ untuk pemberian terapi obat yang tepat

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam masalah teratasi dengan Kriteria Hasil : NIC : Guidance : o Kaji pola nutrisi pasien dan perubahan nutrisi yang terjadi R/ mengetahui pola perubahan nutrisi pasien Support : o Berikan diit dalam porsi kecil tapi memenuhi nutrisi R/ Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien Teaching : o Anjurkan pasien utnuk mengontrol menu pilihan R/ agar pasien dapat mengontrol menu makanannya PDE : o Ciptakan lingkunga yang bersih dan nyaman. R/ Lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan nafsu makan Kolaborasi : o Kolaborasi dengan ahli gizi R/ Agar nutrisi pasien terpenuhi
6

Pasien dapat makan lagi Pasien tidak mual lagi

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam masalah teratasi dengan Kriteria Hasil : NIC : Guidance : o Kaji respon emosi terhadap mobilitas R/ Immobilisasi yang dipaksakan akan memperbesar kegelisahan Support : o Berikan aktivitas sesuai dengan keadaan klien R/ Memperbaiki mekanika tubuh Teaching : o Anjurkan pasien utnuk melakukan mobilitasi ringan R/ agar keseimbangan mekanika tubuh terjaga PDE : o Ciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. R/ Lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan nafsu makan Kolaborasi : o Kolaborasi dengan keluarga R/ Agar keluarga membantu aktivitas pasien Pasien dapat melakukan aktivitas

S-ar putea să vă placă și