Sunteți pe pagina 1din 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

I. DIARE A. Pengertian Diare cair akut (GEA) adalah Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak / cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan panas. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi, dan bila masukan makanan kurang dapat mengakibatkan kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi. Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam tinja (Manjoer, 2000). Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di FKUI diare diartikan sebagai buang ait besar tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (FKUI, 2000). Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare adalah pengeluaran tinja secara encer dengan konsistensi tidak normal atau melebihi dari biasanya. B. Gejala Gejala dari diare yaitu sebagai berikut : 1. Berat badan menurun dengan volume cairan yang hilang 30-90 ml/kg 2. Turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun, mata cekung, membrane mukosa kering) 3. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, disertai lender atau darah 4. Kram abdominal 1

5. Suhu tubuh meningkat 6. Mual, muntah 7. Lemah, pucat 8. Anus dan daerah sekitar merah karena sering diare 9. Perubahan vital sign 10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin (Mansjoer, 2000). C. Etiologi Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu : 1. Faktor infeksi a. Infeksi enteral : infeksi bakteri ( E.coli, Salmonella, Shigella, dll), virus (Rotavirus, penyebab terbanyak pada diare akut), dan parasit (Entamuba tristositica, crypto sporadium). b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernakan, seperti otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis,dsb. 2. Faktor malabsorbsi a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). b. Malabsorbsi lemak c. Malabsorbsi protein 3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 4. Faktor psikologi : rasa takut dan cemas D. Mekanisme Diare Diare dapat terjadi dengan gangguan dasar sbb: 1. Gangguan osmotic Akibat terdapatnya makanan/ zat yang tidak dapat di serap menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga

usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. 2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (Misal:toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3. Gangguan mobilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula (Mansjoer, 2000). E. Patofisiologi Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. 3

Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah (rss.yarsi.co.id)

F. PATHWAY

G. Komplikasi 1. Kehilangan air dan elektrolit _ Dehidrasi, Hipokalemia, Asidosis metabolik, Kejang, Alkalosis metabolik 2. Gangguan sirkulasi darah _ Syok hipovolemik 3. Gangguan gizi _Hipoglikemia, Malnutrisi energi protein, Intolerasi laktosa sekunder (rss.yarsi.co.id) H. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan diagnostik diare dapat ditegakkan melalui ananmnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. 1. Beberapa petunjuk anamnesis yang mungkin dapat membantu a. b. c. air d. e. Dimana tempat tinggal penderita Siapa, misalnya: wisatawan asing patut dicurigai Bentuk feses (waterry diare atau disentri diare) Makanan dan minuman 6-24 jam terakhir yang dimakan Adakah orang lain sekitarnya menderita hal serupa, yang diagnosis:

atau diminum oleh penderita mungkin oleh karena keracunan makanan atau pencemaran sumber

kemungkinan infeksi cholera, E.coli, amebiasis, dan giardiasis; pola kehidupan seksual 2. Pemeriksaan fisik antara lain: a. Suhu tubuh b. c. d. 3. Berat badan Status gizi Tanpa dehidrasi

e. Kemungkinan komplikasi lain Pemeriksaan penunjang yang perlu dikerjakan antara lain: a. b. Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis. Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab. 5

c. d. e. f.

Tes resistensi terhadap berbagai antibiotik. pH dan kadar gula jika diduga ada sugar intolerance. Pemeriksaan darah darah lengkap Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit

(terutama Na, Ca, K dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia (hipokronik, kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat terjadi karena mal nutrisi/malabsrobsi tekana fungsi sumsum tulang (proses imflemasi kronis), peningkatan sel-sel darah putih. g. h. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk Pemeriksaan elektrolit tubuh terutama kadar natrium, muntah-muntah, pernapaan cepat dan dalam, mengetahui faal ginjal. kalium, kalsium, bikarbonat terutama pada penderita diare yang mengalami i. kelemahan otot-otot, ilius paralitik. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik I. Penatalaksanaan Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras dan sebagainya). Dalam garis besarnya pengobatan diare dibagi dalam: 1. Pengobatan Kausal - Pada penderita diare antibiotik hanya boleh diberikan jika: - Ditemukan bakteri patogen pada pemeriksaan mikroskopik dan/atau biakan. - Pada pemeriksaan makroskopik /mikroskopik ditemukan darah pada tinja. - Secara klinis terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi enteral. - Di daerah endemik kolera. 6

2.

Pengobatan simptomatik Obat-obat anti diare. Adsorbent. Antiemetik. Antipiretik.

3.
a.

Pengobatan cairan Ada beberapa macam cairan rehidrasi oral: - Cairan rehidrasi oral dengan formula lengkap mengandung NaCl, KCl, NaHCO3 dan glukosa penggantinya, yang dikenal dengan nama oralit. - Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung keempat komponen di atas, misalnya larutan gula-garam (LGG), larutan tepung beras-garam, air tajin, air kelapa, dan lain-lain caiaran yang tersedia di rumah, disebut CRO tidak lengkap.

Cairan rehidrasi oral (CRO)

b.

Cairan rehidrasi parenteral (CRP) - Sebagai hasil rekomendasi Seminar Rehidrasi Nasional ke I s/d IV dan pertemuan ilmiah penelitian diare, Litbangkes (1982) digunakan cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal untuk digunakan di Indonesia, dan cairan inilah yang sekarang terdapat di puskesmas-puskesmas dan di rumah-rumah sakit di Indonesia. Pada diare dengna penyakit penyerta (KKP< jantung, ginjal) cairan yang dianjurkan adalah Half Strength Darrow Glukose yaitu cairan Hartmann setengah dosis di dalam 2,5 % glukosa atau cairan Darrow setengah dosis di dalam glukosa 2,5%, karena keduanya mengandung natrium, kalium, klorida, laktat (basa), dan glukosa. - Kebutuhan cairan dapat dihitung sebagai berikut: 24 jam pertama: Dehidrasi ringan; 180 ml/kg (sekitar 3 fl. oz per lb) per hari. 7

Dehidrasi sedang; 220 ml per kg (sekitar 4 fl. oz per lb) per hari Dehidrasi berat; 260 ml per kg (sekitar 4 fl. oz per lb) per hari - Hari-hari berikutnya: Kebutuhan normal sehari-hari adalah 140 ml per kg (sekitar 2,5 fl. oz per lb), ditambah dengan penggantian pengeluaran cairan, yang dihitung secara kasar lewat buang air besar atau lewat muntahnya. Semua cairan yang diberikan dalam berbagai cara diatas harus dicatat dan dijumlahkan sertiap hari. 4. Pengobatan Diuretik II. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Identitas 2. Keluhan utama 3. Riwayat penyakit sekarang 4. Riwayat kesehatan Riwayat alergi makanan ayau obat-obatan Riwayat penyakit yang pernah dialami Riwayat nutrisi Keadaan umum Kesadaran TTV Kulit Turgor kulit kembali < 2 detik (tanpa dehidrasi), turgor kulit kembali dalam waktu 2 detik (dehidrasi ringan-sedang), turgor kulit kembali >2detik (dehidrasi berat). Kepala Mulut dan lidah Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang) 8

5. Pemeriksaan fisik

Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat) memungkinkan mengalami desentri, kram,

Abdomen

hiperperistaltik. B. Diagnosa Keperawatan 1. Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan tubuh 2. Resiko kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/ sering BAB 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan intake makanan 4. Nyeri akut b.d proses infeksi 5. Defisit self care b.d kelemahan 6. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informas

C. Intervensi Keperawatan N o 1. Diagnosa Defisit cairan kehilangan tubuh Tujuan&KH (NOC) Intervensi (NIC)

volume Setelah b.d askep cairan x24jam, volume

dilakukan -Pertahankan intake dan output selama -Monitor ststus hidrasi deficit -Monitor vital sign cairan -Monitor masukan makanan/cairan -Kolaborasi pemberian cairan IV dengan dokter jika

teratasi dengan KH : dan hitung intake kalori harian -Vital sign normal tanda elastisitas, kulit -tidak ada tanda -Dorong masukan oral dehidrasi, -Kolaborasi turgor tanda baik, memburuk cairan berlebih muncul

membrane mukosa -Monitor tingkat Hb dan Ht lembab, tidak ada -Monitor BB rasa haus yang -Monitor tanda adanya faal ginjal berlebihan.

2.

Resiko ekskresi/ BAB

kerusakan Setelah

dilakukan -Anjurkan klien untuk memakai selama pakaian yang longgar -jaga kebersihan kulit kulit -Ubah posisi klien tiap 2 jam -Oleskan lotion pada daerah yang -Monitor aktivitas dan mobilisasi kulit pasien dapat -Monitor status nutrisi -Menganjurkan untuk mandi dengan baik

integritas kulit b.d askep

sering x24jam,kerusakan integritas

teratasi dengan KH : -Monitor kulit bila ada kemerahan -Tidak ada luka/lesi -Perfusi baik -Integritas yang dipertahankan 3. Ketidakseimbangan Setelah nutrisi kurang dari askep kebutuhan penurunan makanan intake nutrisi jaringan tertekan

air hangat dan sabun dilakukan -Monitor BB klien selama -Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang dilakukan -Monitor kulit kering, turgor kulit mudah patah ada -Monitor mual dan muntaj kadar Albumin, total protein, Hb dan Ht -Monitor makanan kesuakaan -Monitor pucat dan kemerahan, kekeringan pada konjungtiva

b.d x24jam,kebutuhan dengan KH : TB -tidak berarti -Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

terpenuhi -monitor lingkungan selama makan

-BB ideal dengan -Monitor kekeringan, rambut kusam,

penurunan BB yang -Monitor

-adanya peningkan -Kolaborasi dengan dokter dalam 4. BB Nyeri akut b.d agen Setelah proses infeksi askep pemberian terapi obat dilakukan -Lakukan pengkajian nyeri selama -Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan lingkungan yang

x24jam,nyeri

teratasi dengan KH : -Kontrol

10

-Skala nyeri berkurang -Pasien tampak rileks -Tanda-tanda vital normal

mempengaruhi nyeri -Kurangi factor prepitasi nyeri -Beri terapi non farmakologi dan farmakologi -Ajarkan tehnik non farmakologi -Berikan analgetik -dorong istirahat

5.

Defisit self care b.d Setelah kelemahan askep

-Monitor KU dan TTV dilakukan -Pantau kemampuan ADL klien selama -Pantau kebutuhan klien barang-barang yang

x24jam, deficit self -Sediakan KH : secara mandiri -Klien memenuhi kebutuhan ADLsnya

care teratasi dengan dibutuhkan klien -Sediakan bantuan hingga klien -Dorong klien untuk melakukan -Menentukan aktivitas perawatan diri ayng sesuia dengan kondisi secara rutin -dorong keluarga untuk membantu ADL klien dan memotivasi klien 6. Kurang pengetahuan kurangnya informasi Setelah b.d askep agar mampu ADL secara mansiri dilakukan -Berikan penilaian tentang selama pengetahuan klien tentang proses yang spesifik dan bagaimana hal ini berhubungan anatomi dan fisiologi dengan cara yang tepat -Klien mampu ADL dapat melakukan ADL mampu ADL sesuai kemampuan

x24jam,pengetahua dengan KH : menyatakan

n klien meningkat -Jelaskan patofisiologi dari penyakit -Klien dan keluarga dengan

pemahaman tentang -Gambarkan tanda dan gejala yang penyakit, tanda dan sering muncul pada penyakit dengna

11

gejala, etiologi, dan cara yang benar cara pengobatan. mampu melaksanakan prosedur dijelaskan benar. -Sediakan tepat -Instruksikan klien mengenai tanda yang dan gejala untuk melaporkann pada dengan pemberian perawatan kesehatan dengan cara yang tepat. informasi pada klien -klien dan keluarga tentang kondisi, dengan cara yang

DAFTAR PUSTAKA

12

Enggram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan. Adisi 2. EGC: Jakarta Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selecta Kedokteran. Edisi 3. EGC: Jakarta Nanda. 2006. Diagnosa Keperawatan Nanda. EGC: Jakarta Nanda. 2007-2008. Diagnosa Keperawatan NIC-NOC. EGC: Jakarta Nanda. 2009-2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC: Jakarta Price, Silvia Andrson.1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi 4. EGC: Jakarta Smeltzer, Suzane, C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. Alih Bahasa Agung Waluyo. Adisi 8. EGC: Jakrta Staf Pengajar,IKA-FKUI. 2005. Buku Kuliah I Kesehatan. Edisi 11. FKUI: Jakarta Http: rss.yarsi.co.id Scrab.go.id

III. LAPORAN KASUS PENGKAJIAN 13

Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Februari pukul 13.45 WIB di Ruang Arofah RS. PKU Muhammadiyah Surakarta. A. Identitas 1. Klien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Suku Alamat 2. Penanggungjawab Nama Umur Alamat 3. Catatan Medis No CM Tanggal masuk Diagnosa medis Ruang B. Riwayat Penyakit 1. Keluhan Utama - Keluhan saat masuk RS Nyeri perut, mual, muntah, BAB cair 5x sehari, dan merasa lemas. - Keluhan saat pengkajian : 0199902 : 10 Februari 2011 : Diare : Arofah kamar B4 : Ny. S : 23 tahun : Sanggrahan Pucangan, Kartosuro : Jawa : Sanggrahan Pucangan, Kartosuro : Tn. A : 29 tahun : Laki-laki : Islam : SMA : Wiraswasta

Status Perkawinan: Kawin Sumber informasi:Klien dan keluarga

Hub.dengan klien : Istri

14

Klien mengatakan nyeri perut, P=karena proses infeksi, Q= melilit, R= perut bagian tengah, S= Skala IV, T=kadang-kadang. 2. Riwayat Penyakit Sekarang 1 hari perut terasa nyeri, mulas, mual, muntah, BAB cair 5x/ hari, badan terasa lemas dan akhirnya klien dibawa ke RS. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Klien mengatakan pernah mengalami diare tapi tidak separah ini. Baru pertama kali mondok. C. Pengkajian Saat Ini 1. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Klien mengatakan kesehatan sangat penting, maka dari itu jika sakit langsung berobat ke dokter. 2. Pola nutrisi /metabolic - Sebelum masuk RS : Klien mengatakan makan 3x sehari, 1 porsi habis, tetapi saat merasakan sakit porsi makan berkurang, yakni habis - porsi tiap makan. Minum per hari habis 6-7 gelas/ 1500cc. - Selama masuk RS : Klien mengatakan nafsu makan berkurang karena mual dan sakit perut. Habis diet dari RS - porsi/ hari. Klien mengatakan mau minum 2000cc/ hari. Pemberian cairan lewat infuse 40tpm. 3. Pola eliminasi Sebelum masuk RS : Klien mengatakan BAB 1x/ hari dengan konsistensi lembek, berwarna kuning/ coklat, tak ada lender dan darah. 1 hari klien mengatakan lemas, perut sakit, BAB cair 5x sehari, akhirnya klien dibawa ke RS. Selama masuk RS : Klien mengatakan BAB berkurang, saat pengkajian klien sudah tidak BAB lagi dalam 1 hari, tetapi klien masih merasakan nyeri perut, dan badannya terasa lemas.

15

BAK klien dalam sehari 1600cc dengan konsistensi jernih berwarna kuning, bau khas. 4. Pola aktivitas latihan Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4 Makan/ minum v Mandi v Toileting v Berpakaian v Mobilitas di tempat tidur v Berpindah v Ambulasi/ ROM v Keterangan : 0=mandiri, 1=alat bantu, 2=dibantu,3=dibantu orang lain dan alat, 4=dibantu total. Oksigenasi : Klien bernafas dengan spontan, tidak menggunakan alat bantu, RR= 20x/menit. 5. Pola perceptual a. Penglihatan : Tidak ada gangguan penglihatan pada klien. Dibuktikan dengan melihat jam dinding dengan jarak 3m dan membaca tulisan. Klien tidak menggunakan alat bantu. b. Pendengaran : Tidak ada gangguan pendengaran pada klien. Dibuktikan dengan klien mampu mendengar detak jam tangan dan ada respon klien saat perawat berbicara. c. Pengecapan d. Penciuman kayu putih. e. Sensasi 6. Pola persepsi diri Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin dibawa pulang. 7. Pola seksualitas dan reproduksi Klien berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah, dan memiliki anak 1. : Tidak ada gangguan sensai pada klien. Klien mampu merespon gerakan saat dicubit. : Tidak ada gangguan pengecapan pada klien. Klien : Tidak ada gangguan penciuman pada klien. Klien mampu membedakan rasa manis dan pahit. mampu membedakan bau-bauan, seperti bau alcohol dan minyak

16

8. Pola peran hubungan dengan orang lain Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan masyarakat baik. 9. Pola manejemen koping dan stress Klien bersedia diberikan terapi dan tindakan selama di RS. 10. Sistem nilai dan keyakinan Klien mengatakan selalu berdoa untuk kesembuhannya. D. Pemeriksaan Fisik - Keadaan umum baik, composmentis, E4V5M6 TTV : TD= 120/80mmHg, N= 84x/menit, Rr=20x/menit, t=36,5C. - Pemeriksaan Head to toe a. Kepala : Mesochepal, rambut kusut dan berminyak. b. Mata tekan. d. Telinga : tidak ada nyeri tekan pada mastoid e. Mulut : mukosa bibir lembab f. Leher : tak ada pembesaran vena jugularis : I : Simetris, tak ada luka P : Pergerakan thorak kanan dan kiri sama P : Sonor A : Suara batas vesikuler antara thorak kanan&kiri sama Jantung : I : Simetris, ictus cordis tidak tampak P : Ictus cordis teraba P : Redup A : Terdengar S1&S2 murni, tak ada bunyi jantung tambahan. h. Abdomen : I : Bentuk datar A : Peristaltik usus 30x/menit 17 g. Thorak : Paru : simetris, konjungtiva anemis, tidak ikterik c. Hidung : simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada nyeri

P : Redup P : Nyeri tekan pada kuadran I-IV i. Genetalia j. Ekstemitas : terpasang kateter sejak 12 Februari 2011 : Terpasang infuse RL 40tpm pada ektremitas kanan

atas sejak 14 Februari 2011. Ekstremitas kanan bawah, ektremitas kiri atas&bawah bergerak bebas. Turgor kulit baik, tidak ada oedema. Kekuatan otot : 5 5 5 5 k. Kulit E. Program Terapi Infus RL Cefotaxin 1gr/ 12 jam Endosentron 4mg/12jam Ranitidin 50mg/12jam Lasix 50mg/12jam Oral: Thyamicin 3x500mg Rillus 1xsehari Lodia 2x1 (diare) F. Pemeriksaan Penunjang Tanggal 10 Februari 2011 Jenis Pemeriksaan HEMATOLOGI Hemoglobin Leukosit Eritrosit Trombosit Hematokrit KIMIA DARAH SGOT SGPT Hasil 18,2 25.800 5,55 357.00 0 53 55 52 18 Nilai Normal Lk: 13-18, Pr : 11,5-16 4000-12.000 Lk:4,5-5,5, Pr: 4-5 150.000-400.000 Lk: 40-50, Pr: 37-43 <31 <31 Satuan gr/dl /mm /mm : warna sawo matang, tak ada luka.

/mm

Ureum Kreatinin ELEKTROLIT Natrium Kalium Chlorida FESES Warna Konsistensi Lendir Leukosit Eritrosit Telur cacing Amoeba IMUNO SEROLOGI Anti Salmonella thypi lg M

44,4 2,5 139 4,81 99,6 Kuning cair + 20-30 >100 Hsl 4(-)

10-50 0,9-1,3 135-155 3,6-5,5 95-105 Kuning/coklat Lembek -

Keterangan <2: negative, tidak menunjukkan infeksi demam typoid 3: borderline, ulangi pemeriksaan 3-5 hari lagi 4-5:npositif lemah, menunjukkan infeksi demam typoid 6-10: positif kuat, indikasi kuat infeksi demam typoid.

Tanggal 12 Februari 2011 Jenis Pemeriksaan HEMATOLOGI Hemoglobin Leukosit Eritrosit Trombosit Hematokrit KIMIA DARAH SGOT SGPT Ureum Kreatinin Hasil 12,9 4,26 14.100 223.00 0 38 41 22 101,6 5,2 19 Nilai Normal Lk: 13-18, Pr : 11,5-16 4000-12.000 Lk:4,5-5,5, Pr: 4-5 150.000-400.000 Lk: 40-50, Pr: 37-43 <31 <31 10-50 0,9-1,3 Satuan gr/dl /mm /mm

/mm

ELEKTROLIT Natrium Kalium Chlorida Tanggal 14-02-2011 Jenis Pemeriksaan KIMIA DARAH Albumin Ureum Kreatinin Tanggal 16-02-2011 Jenis Pemeriksaan KIMIA DARAH Albumin Kreatinin DATA FOKUS:

133,7 4,97

135-155 3,6-5,5 95-105

Hasil 3,4 98,0 5,7

Nilai Normal 3,5-5,5 10-50 0,9-1,3

Satuan gr/dl mg/dl mg/dl

Hasil 3,5 2,0

Nilai Normal 3,5-5,5 0,9-1,3

Satuan gr/dl mg/dl

DS : Klien mengatakan perutnya nyeri, rasanya melilit. Klien mengatakan sudah tidak BAB lagi. Klien mengatakan nafsu makan menurun selama sakit. Klien mengatakan masih lemas dan makan habis porsi. Klien mengatakan baru mau makan hari ini dan sebelumnya neg bila makan Klien mengatakan aktivitas dibantu keluarga, seperti mandi, makan, toileting, dan ambulasi. Klien mengatakan area sekitar infus tidak nyeri, Klien mengatakan selang pipisnya tidak ada apa-apa. DO: Keadaan umum baik, composmentis, terlihat lemas, Nyeri : P=karena proses infeksi, Q= melilit, R= perut bagian tengah, S= Skala IV, T=kadang-kadang. Ekspresi muka sedikit meringis Klien terlihat lemas, tampak sisa makanan porsi Klien tampak lemah saat mengerakkan ekstremitasnya, klien tampak dibantu istrinya saat sibin dan makan 20

Terpasang infuse RL 40tpm, keadaan bersih, tidak ada luka dan kemerahan. Plester pada selang kateter rapi dan bersih

ANALISA DATA No. DATA ETIOLOGI 1. DS: Klien mengatakan perutnya nyeri, Proses infeksi rasanya melilit. Klien mengatakan sudah tidak BAB lagi. DO: Keadaan umum baik, composmentis, terlihat lemas, Nyeri : P=karena proses infeksi, Q= melilit, R= perut bagian tengah, S= Skala IV, T=kadang-kadang. 2. Ekspresi muka sedikit meringis DS: Klien mengatakan nafsu makan Penurunan menurun selama sakit. Klien mengatakan masih lemas dan makan habis porsi. Klien mengatakan baru mau makan hari ini dan sebelumnya neg bila makanan intake Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan PROBLEM Nyeri

21

makan. DO: Klien terlihat lemas, tampak sisa 3. makanan porsi. DS: Klien mengatakan dibantu DO: keluarga, tampak saat seperti lemas, aktivitas Kelemahan mandi, klien Defisit self care

makan, toileting, dan ambulasi. Klien tampak lemah mengerakkan

ekstremitasnya, klien tampak dibantu 4. istrinya saat sibin dan makan. DS: Klien mengatakan area sekitar Prosedur invasif infus tidak nyeri, Klien mengatakan selang pipisnya tidak ada apa-apa. O:Terpasang kemerahan. infuse Plester RL pada 40tpm, selang keadaan bersih, tidak ada luka dan kateter rapi dan bersih Prioritas Masalah : 1. Nyeri akut b.d proses infeksi 2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan intake makanan 3. Deficit self care b.d kelemahan 4. Resiko infeksi b.d prosedur invasif INTERVENSI N o 1. Diagnosa Tujuan&KH (NOC) Intervensi (NIC) Resiko infeksi

Nyeri akut b.d agen Setelah injuri biologi (proses askep infeksi) dengan KH : -Skala nyeri berkurang

dilakukan -Lakukan pengkajian nyeri selama -Observasi -Kontrol reaksi nonverbal dan yang

2x24jam,nyeri teratasi ketidaknyamanan lingkungan mempengaruhi nyeri -Beri terapi non farmakologi dan

22

-Pasien tampak rileks -Tanda-tanda vital normal

farmakologi -Ajarkan tehnik non farmakologi -Berikan analgetik -dorong istirahat

2.

Resiko kebutuhan penurunan makanan

kebutuhan Setelah

-Monitor KU dan TTV dilakukan -Monitor kebutuhan nutrisi klien selama -Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang dilakukan -Monitor kulit kering, turgor kulit mudah patah -Monitor mual dan muntah -Monitor pucat dan kemerahan, kekeringan pada konjungtiva -Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering -Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat dilakukan -Pantau kemampuan ADL klien selama -Pantau kebutuhan klien barang-barang yang terpenuhi -Monitor lingkungan selama makan

nutrisi kurang dari askep intake nutrisi dengan KH : meningkat

b.d 24jam,kebutuhan

- Nafsu makan klien -Monitor kekeringan, rambut kusam,

3.

Defisit self care b.d Setelah kelemahan askep

3x24jam, deficit self -Sediakan KH :

care teratasi dengan dibutuhkan klien -Sediakan bantuan hingga klien dapat -Klien mampu ADL melakukan ADL secara bertahap sesuai -Dorong klien untuk melakukan ADL kamampuannya -Klien ADLsnya bertahap sesuai kemampuan mampu -Menentukan aktivitas perawatan diri secara rutin -Dorong keluarga untuk membantu

memenuhi kebutuhan ayng sesuia dengan kondisi secara

23

ADL klien dan memotivasi klien agar 4. Resiko infeksi b.d Setelah prosedur invasive mampu ADL secara mansiri dilakukan -Pertahankan tehnik aseptic

tindakan askep selama -Cuci tangan sebelum dan sesudah 3x24jam, pasien tidak melakukan tindakan keperawatan mengalami dengan KH : infeksi -Monitor tanda dan gejala infeksi -Berikan antibiotic -Dorong masukan cairan -Dorong istirahat

IMPLEMENTASI Nama : Tn.A Umur : 29 tahun Tgl/ Jam


15-022011 14.30

No.CM : 019992 Ruang : Arafah Implementasi Respon S: Klien mengatakan nyeri pada Mengkaji (P,Q,R,S,T) skala nyeri perutnya O: Keadaan umum baik, klien tampak bagian lemas.Nyeri: tengah, P=karena IV, TTD

No. Dx
I

proses infeksi, Q=melilit, R=perut S=Skala T=Kadang-kadang. Mengajarkan tehnik relaksasi S: Klien mengatakan mau mencoba
14.35

nafas dalam Mengukur TTV

O: Klien kooperatif S: Klien mengatakan bersedia diukur TTV O: TTV: TD=120/80mmHg, Rr= 20x/menit, N=84x/menit, t=36,5C

16.00

24

14.45

II

Monitor mual dan muntah

S: Klien mengatakan perutnya sedikit mual, tapi tidak muntah O: Klien tampak lemah

Monitor intake nutrisi klien


15.15

S:Klien mengatakan masih neg kalau makan O:Makan tampak sisa porsi, minuman dari RS habis.

16.00

Monitor

turgor

kulit

dan S: O: Turgor kulit baik, konjungtiva anemis ADL S: Klien mengatakan aktivitas dan kebutuhannya dibantu keluarga O:Klien tampak dibantu keluarga saat sibin

konjungtiva
15.40

III

Memenuhi

kebutuhan

klien(air sibin) Monitor ADL klien

15.15

Memenuhi ADL(makan) ADL klien dan

kebutuhan S:monitor O: Klien tampak disuapin istrinya

15.17

Motivasi klien untuk berlatih S: melakukan kemampuannya ADL O:

Klien Klien

mengatakan tampak

bersedia mencoba

sesuai mencoba menyendok makanan tapi dibantu

15.20

IV

Monitor

adanya

tanda

istrinya. dan S: Klien mengatakan area sekitar

gejala infeksi pada area yang infus tidak nyeri, Klien mengatakan terpasang infus dan selang selang pipisnya ingin segera dilepas. kateter. O:Terpasang infuse RL 40tpm, keadaan bersih, tidak ada luka dan

25

kemerahan.
16-022011 20.15

Plester

pada

selang nyeri

I Mengkaji skala nyeri

kateter rapi dan bersih S: Klien mengatakan

berkurang, muncul kadang-kadang O: Keadaan umum baik, ekspresi muka rileks. Nyeri sedang Skala II

Menganjurkan
22.00

pasien

untuk S:

Klien

mengatakan kooperatif,

mau tampak

melakukan nafas dalam untuk mempraktekkan nafas dalam mengurang, menghilangkan nyeri bahkan O:Klien melakukan nafas dalam berulangulang S: Klien mengatakan makannya lebih untuk banyak dari yang kemarin, habis porsi O: makanan tampak sisa porsi, klien tampak lebih segar

20.05

II

Monitor intake nutrisi Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering

21.00

III

Monitor ADL klien

S:

Klien

mengatakan

sebagian

kebutuhannya bisa sendiri, seperti makan. O:Klien tampak minum sendiri Menganjurkan keluarga untuk S: Keluarga klien mengatakan selalu
21.05

membantu klien dalam ADL membantu klien dalam ADL dan dan memotivasi klien agar mendorongnya agar mandiri. ADL sesuai kemampuannya O: Keluarga klien kooperatif S:Klien mengatakan area sekitar dan infus tidak nyeri, Klien mengatakan saat bergerak, dan ingin segera

21.20

IV

Pertahankan tehnik aseptic Monitor luka adanya tanda

gejala infeksi, monitor adanya selang pipisnya tidak menganggu

26

dilepas apabila sudah diperbolehkan dokter. O: Terpasang infuse RL 40tpm, keadaan bersih, tidak ada luka dan kemerahan.
17-022011 04.30

Plester

pada

selang

I Mengkaji (P,Q,R,S,T) skala

kateter rapi dan bersih. S: Klien mengatakan nyeri perutnya nyeri hilang, kadang muncul O: Keadaan umum baik, klien tampak rileks.Nyeri: P=karena proses infeksi, Q=melilit, R=perut bagian tengah, S=Skala ringan, T=Kadangkadang.

05.00

Monitor melakukan nafas dalam

klien tehnik

dalam S:

Klien

mengatakan

selalu

relaksasi mempraktekkan O: Klien kooperatif S: Klien mengatakan bersedia diukur TTV O: TTV: TD=120/80mmHg, N=80x/menit, Rr= 20x/menit, t=36C

05.30

Mengukur TTV

06.07

II

Monitor intake nutrisi

S: Klien mengatakan makan habis porsi,dan mau makan snack dan minum banyak. O: Makanan diit dari RS sisa porsi S: Klien mengatakan sudah bisa makan sendiri O: Klien tampak makan sendiri, klien tampak masih dibantu dalam toileting dan sibin. 27

05.15 05.20

III

Monitor ADL klien

06.15

IV

Monitor

adanya

tanda

dan S:O: Terpasang infuse RL 40tpm, keadaan bersih, tidak ada luka dan kemerahan.terpasang kateter sejak 12-02-2011, keadaan bersih, plester sudah diganti dan bersih.

gejala infeksi,

EVALUASI Nama : Tn.A Umur : 29 tahun Tgl/ Jam


15-022011

No.CM : 019992 Ruang : Arafah Evaluasi S: Klien mengatakan nyeri berkurang, tapi masih muncul kadangkadang O: Keadaan umum baik, klien masih terlihat lemah, P: karena proses infeksi, Q=melilit, R=perut bagian tengah, S=Skala III(ringan), T=Kadang-kadang. TTV: TD=120/80mmHg, N=84x/menit, Rr= 20x/menit, t=36,5C Ekspresi muka tidak meringis A: Masalah teratasi sebagian (Nyeri berkurang) P: Lanjutkan intervensi (Kaji skala nyeri, beri lingkungan yang nyaman, observasi KU&TTV,latihan nafas dalam) S: Klien mengatakan mual berkurang dan makan habis porsi O: Makanan tampak sisa porsi A: Masalah teratasi sebagian (Klien sudah mau makan) P: Lanjutkan intervensi (Monitor intake makanan, menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering) S: Klien mengatakan masih dibantu keluarga dalam ADL O: ADL klien tampak dibantu keluarga, klien tampak mencoba mengambil minum sendiri TTD

No .dx I

II

III

28

A: Masalah teratasi sebagian (Klien mau mencoba melakukan ADL sesuai kemampuan) P: Lanjutkan intervensi (Monitor ADL klien, memenuhi kebutuhan klien, menganurkan keluarga untuk membantu ADL klien,memotivasi IV klien untuk ADL sesuai kemampuannya) S: Klien mengatakan area sekitar infus tidak nyeri, Klien mengatakan selang pipisnya ingin segera dilepas. O:Terpasang infuse RL 40tpm, keadaan bersih, tidak ada luka dan kemerahan. Plester pada selang kateter rapi dan bersih A: Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi (Pertahanan tehnik aseptic monitor adanya tanda
16-022011

dan gejala infeksi) S: : Klien mengatakan nyeri berkurang, kadang-kadang muncul O: Keadaan umum baik, klien masih terlihat segar, P=karena proses infeksi, Q=melilit, R=perut bagian tengah, S=Skala ringan, T=Kadang-kadang. TTV: TD=120/80mmHg, N=80x/menit, Ekspresi muka rileks A: Masalah teratasi sebagian (nyeri berkurang, TTV dalam batas normal) P: Lanjutkan intervensi (Kaji skala nyeri, beri lingkungan yang nyaman, observasi KU&TTV,latihan nafas dalam) S: Klien mengatakan mual berkurang dan makan habis porsi Rr= 20x/menit, t=36C

II

O: Makanan tampak sisa porsi A: Masalah teratasi sebagian (Klien sudah mau makan, meningkat menjadi porsi) P: Lanjutkan intervensi (Monitor intake makanan, menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering) S: Klien mengatakan sudah bisa ADL sesuai kemampuanya, sebagian ADL dibantu keluarganya O: ADL klien sebagian dibantu keluarga, klien tampak mau melatik malakukan ADL sesuai kemampuannya

III

29

A:Masalah teratasi sebagian (Klien mau mencoba melakukan ADL sesuai kemampuan) P: Lanjutkan intervensi (Monitor ADL klien, memenuhi kebutuhan klien, menganurkan keluarga untuk membantu ADL klien,memotivasi IV klien untuk ADL sesuai kemampuannya) S: Klien mengatakan area sekitar infus tidak nyeri, Klien mengatakan selang pipisnya tidak menganggu saat bergerak, dan ingin segera dilepas apabila sudah diperbolehkan dokter. O: Terpasang infuse RL 40tpm, keadaan bersih, tidak ada luka dan kemerahan. Plester pada selang kateter rapi dan bersih. A: Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi (Pertahanan tehnik aseptic monitor adanya tanda
17-022011

dan gejala infeksi) S: Klien mengatakan nyeri hilang, kadang muncul tapi tidak begitu sakit(dx.I) O: Keadaan umum baik, klien terlihat segar P=karena proses infeksi, Q=melilit, R=perut bagian tengah, S=Skala ringan, T=Kadang-kadang. Ekspresi muka rileks TTV: TD=120/80mmHg, N=80x/menit, Rr= 20x/menit, t=36C A: Masalah teratasi sebagian (Nyeri berkurang, kadang tidak nyeri) P: Lanjutkan intervensi (Beri lingkungan yang nyaman, monitor nyeri klien) S: Klien mengatakan mual berkurang dan makan habis porsi, dan makan snac mau O: Nafsu makan klien meningkat, Makanan tampak sisa porsi, klien tampak makan snack A: Masalah teratasi sebagian ( nafsu makan klien meningkat, klien mau makan snac) P: Lanjutkan intervensi ((Monitor intake makanan) S: Klien mengatakan bisa melakukan ADL sendiri dan sebagian dibantu keluarga (dx.III),

II

III

30

O: ADL klien sebagian dibantu keluarga keluarga A: Masalah teratasi sebagian (Klien mau mencoba melakukan ADL sesuai kemampuan) P:Lanjutkan intervensi (Monitor ADL klien, memenuhi kebutuhan IV klien, memotivasi klien untuk ADL sesuai kemampuannya) S:Klien mengatakan tangan yang terpasang infuse tidak nyeri, selang pipis tidak bermasah O: Terpasang infuse RL 40tpm, keadaan bersih, tidak ada luka dan kemerahan.terpasang kateter sejak 12-02-2011, keadaan bersih, plester sudah diganti dan bersih. A: Masalah teratasi P:lanjutkan intervensi (Pertahanan tehnik aseptic monitor adanya tanda dan gejala infeksi)

31

S-ar putea să vă placă și