Sunteți pe pagina 1din 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Air bersih sampai saat ini masih menjadi kendala terbesar dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Sedikitnya 100 juta rakyat Indonesia sampai sekarang masih kesulitan mengakses air bersih, dan sekitar 70 persen dari total penduduk Indonesia masih mengonsumsi air yang terkontaminasi. Ini menunjukkan masih banyak penduduk yang belum bisa mengakses sumber air bersih yang benar-benar terjamin kualitasnya. Kerusakan di hulu sungai, mengakibatkan semakin banyak sungai yang tercemar, dan banyaknya warga menggunakan sumur dangkal menyebabkan 70 persen penduduk Indonesia mengonsumsi air yang berpotensi terkontaminasi, kata Trigiani, Spesialis Program Pelayanan Lingkungan USAID di Bekasi. Dalam babarapa kesempatan Dr. Ir. Indreswari Guritno, Msi, mengeluhkan kondisi air di Jakarta. Banyak dari mereka sudah mati, ujarnya.Mereka tak bergerak, bau, dan warnanya tak lagi jernih, kata dosen senior di Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia ini. Paling tidak ada tiga indikator bahwa air itu hidup alias bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup : tidak berbau, tidak berwarna dan bergerak. sangat disayangkan . Padahal tanpa air bersih, banyak manusia dan makhluk hidup lainnya akan kehausan, kena penyakit, bahkan mati. Sementara itu, sumber kehidupan itu kini sedang terancam oleh pencemaran, kelangkaan air maupun bencana alam akibat dampak perubahan iklim. Pada pertengahan abad ini, diperkirakan sekitar 7 miliar orang di 60 negara akan menghadapi kelangkaan air.Dan itu paling banyak dialami kaum tak mampu. Secara global, 1,1 miliar orang miskin kini kesulitan mengakses persediaan air bersih, dan 2,4 miliar bermasalah dengan sanitasi. Wouter T. Linklaen Arriens, ahli sumber daya air dari Asean Development Bank (ADB), juga mneyebut dua pertiga penduduk dunia akan kesulitan mendapat air pada 2025, dan lebih dari 1 miliar orang akan kekurangan air bersih. Di benua Asia saja, 40% penduduk miskin perkotaan belum mendapat layanan air ledeng. Hampir dua pertiga penduduk

termiskin dunia tinggal di wilayah Asia dan Pasifik, dan suplai air bersih menjadi masalah sangat serius. Dewan Air Dunia (WWC) juga menyebutkan, 20 tahun mendatang jumlah penduduk dunia akan meningkat dari enam miliar ke sekitar 7,2 miliar orang. Sedang persediaan air akan menurun hingga sepertiga dari sekarang. Artinya, penduduk dunia mungkin hanya akan dapat menikmati 30% supali air dari yang dapat mereka nikmati kini. B. Tujuan Penulisan Kita dapat mengetahui dampak kuallitas air terhadap kesehatan dan lingkungan. Dan hal ini perlu kita perhatikan agar penyediaan ar bersih dapat diperhatikan oleh masyarakat. C.Rumusan Masalah Menganalisa dampak kualitas air terhadap kesehatan Menganalisa dampak kualitas air terhadap lingkungan Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan air tercemaran

BAB II PEMBAHASAN
A. Dampak Kualitas Air Terhadap Kesehatan Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, maka seluruh proses metabolisme dalam tubuh manusia bisa berlangsung dengan lancar. Sebaliknya, jika kekurangan air, maka proses metabolisme terganggu. Akibatnya bisa terjadi dehidrasi, yang pada tahapan lebih lanjut bisa menimbulkan kematian.Komposisi tubuh manusia sebagian besar adalah air (cairan), yaitu sekitar 60 hingga 70 persen. Karena itu, air memegang peranan yang sangat penting dan tidak tergantikan.Air adalah esensial dan tidak bisa disintesakan. Ini berbeda dengan senyawa lain, seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak

bisa disintesakan dari karbohidrat. Protein dan karbohidrat juga sama. Tapi, air tidak bisa disintesakan. Ia harus diperoleh dari luar tubuh..Begitu pentingnya kebutuhan air, kata Nuri, tubuh harus memperoleh dosis yang cukup setiap hari. Jumlah ideal yang harus dikonsumsi adalah dua liter per hari yang merupakan jumlah total cairan yang masuk ke dalam tubuh. Orang sering salah mempersepsikan hal ini. Yang disebut dua liter kadang disamakan dengan delapan gelas air minum. Padahal itu adalah total cairan yang harus masuk ke dalam tubuh. Dan itu tidak harus dari air minum. Makan buah semangka juga bisa mencukupi kebutuhan karena mengandung banyak air. Dehidrasi, Jika kita kekurangan cairan, tubuh akan terkena dehidrasi. Tingkatnya bisa ringan sampai berat. Dehidrasi yang berat bisa menimbulkan kematian. Sel tubuh manusia, lanjutnya, berisi air. Kalau kekurangan air, maka sel akan kehilangan komponen intinya. Ini akan menganggu metabolisme. Dan ini berbahaya karena bisa menimbulkan kematian, dan bisa terjadi karena penyakit diare. Penyakit ini disebabkan oleh mikroba dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh. Artinya, dalam tubuh terdapat racun. Kondisi ini menyebabkan air diserap dalam jumlah yang banyak ke dalam usus lalu dikeluarkan. Sehingga pada penderita diare, banyak cairan tubuh yang terbuang atau dikeluarkan. Karena itu, penderita diare harus diberi minum dalam jumlah yang banyak untuk mengganti cairan tubuhnya yang hilang. Bahkan kalau perlu air minumnya diberi tambahan mineral. Yang banyak dikenal adalah oralit. Dehidrasi juga bisa terjadi pada mereka yang melakukan olahraga berat sehingga banyak mengeluarkan keringat yang merupakan hasil metabolisme dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Jika banyak mengeluarkan keringat, berarti banyak cairan tubuh yang keluar. Karenanya, orang yang berolahraga berat juga harus memperbanyak minum. Selain kedua hal tersebut, dehidrasi juga bisa terjadi pada orang yang berada di daerah yang sangat kering, misalnya kawasan Timur Tengah. Karena itu, masyarakat di sana biasanya mengenakan tutup kepala ketika keluar dari rumah. Ini untuk mencegah penguapan cairan dari dalam tubuhnya. Air yang harus diminum adalah air yang sehat. Ini bisa dilihat dari aspek fisik, kimia, dan mikrobiologi. Secara fisik, air yang sehat adalah yang jernih, tidak berbau, dan tidak berasa.

Lebih detail lagi, air bisa diminum dengan berbagai syarat secara kimia dan mikrobiologi. Secara kimia, air sehat adalah yang kadar pH-nya netral dan kandungan mineral-mineral tertentu ada batasannya. Sedangkan secara mikrobiologi, air yang sehat adalah yang tidak mengandung mikroba penyebab penyakit (patogen). Misalnya, bakteri E coli yang bisa menyebabkan diare dan salmonela yang bisa mengakibatkan tipus. Kedua bakteri ini biasanya terdapat dalam kotoran atau tinja manusia. Dalam kondisi normal, air tidak mengandung dua bakteri tersebut. Jika ternyata mengandung itu, maka berarti telah tercemar oleh tinja manusia. B. DAMPAK KUANTITAS AIR TERHADAP KESEHATAN. Air sebagai sumber kehidupan masyarakat secara alami keberadaannya bersifat dinamis mengalir ke tempat yang lebih rendah tanpa mengenal batas wilayah administrasi. Keberadaan air mengikuti siklus hidrologis yang erat hubungannya dengan kondisi cuaca pada suatu daerah sehingga menyebabkan ketersediaan air tidak merata dalam setiap waktu dan setiap wilayah. Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan masyarakat mengakibatkan perubahan fungsi lingkungan yang berdampak negative terhadap kelestarian sumber daya air dan meningkatnya daya rusak air.
Dibawah ini adalah tabel kuantitas air didunia

Air dalam Fase Siklus Hidrologi Air di daratan Danau air tawar Danau air asin dan laut daratan Sungai Kelembaban tanah dan air vadose

Km3

Persen

37800 125

2,8 0,009

104

0,008

1,25

0,0001

67

0,005

Air tanah sampai kedalaman 4000 m Es dan glaciers Air di Atmosfir Air di Lautan Total air didunia

8350

0,61

29200 13 1.320.000 1.360.000

2,14 0,001 97,3 100

Pada beberapa lokasi yang ada di beberapa wilayah menunjukkan adanya permasalahan kualitas air, khususnya berkaitan dengan usaha perlindungan sumber air baku dan berbagai suplai. Upaya yang perlu dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut di atas adalah dengan mengolah limbah terlebih dahulu. Dengan berkurangnya jumlah sumber air bersih didunia khususnya di Indonesia maka dampak terhadap kesehatan masyarakat semakin mengkhawatirkan apalag ditambah lagi dengan banyaknya pencemaran terhadap sumber - sumber air permukaan tambah memperburuk keadaan, sehingga masyarakat banyak yang tetap memilih untuk mengkonsumsi air yang telah tercemar tersebut karena mahalnya dan sulitnya memperoleh air bersih dan sehat, dengan keadaan yang seperti ini maka timbullah berbagai penyakit di masyarakatseperti diare, penyakit ginjal, penyakit kulit. C. DAMPAK KUALITAS AIR TERHADAP LINGKUNGAN a. Fisik Secara fisik air akan berubah akibat dari kegiatan kegiatan manusia antara lain, Pengurangan luasan penutupan lahan akibat kegiatan pembukaan wilayah hutan, penebangan, penyaradan dan juga akibat peladangan berpindah yang merupakan dampak tidak langsung, Pemadatan tanah akibat pelaksanaan kegiatan penyaradan, terutama terjadi pada jalan-jalan sarad Peningkatan aliran permukaan dan erosi yang selanjutnya dapat meningkatkan debit sungai dan sedimentasi. Hal ini diakibatkan oleh pembukaan wilayah hutan, penyaradan dan juga akibat peladangan berpindah, perubahan sifat fisik air terutama peningkatan kekeruhan

akibat sedimentasi dan perubahan sifat kimia air,antara lain air akan mengalami perubahan bau akibat dari proses an aerob,terjadi pendangkalan-pendankalan baik sungai maupun kanal yang ada disekitar kita. b. Biologis Akibat dari pengrusakan terhadap biota air akan berdampak pada kualitas air itu sendiri misalanya:terjadi blooming tumbuhan air akibat dari limbah rumah tangga berupa deterjen yang nantinya menyebabkan mahluk hidup dalam air tersebut akan mati karena kekurangan pasokan oksigen dan sinar matahari,air yang tercemar oleh tinja akan menyebabkan penyakit diare, cholera,dan disentri serta masih banyak penyakit lain yang bias ditularkan lewat air yang tercemar, dasarnya air yang sehat untuk diminum, secara fisik tak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa tertentu,. Secara biologis, air tersebut juga tidak mengandung mikroba pathogen dan secara kimia tidak mengadung logam berat Sedangkan secara mikrobiologi, air yang sehat adalah yang tidak mengandung mikroba penyebab penyakit (patogen). Misalnya, bakteri E coli yang bisa menyebabkan diare dan salmonela yang bisa mengakibatkan tipus. Kedua bakteri ini biasanya terdapat dalam kotoran atau tinja manusia. Dalam kondisi normal, air tidak mengandung dua bakteri tersebut. Jika ternyata mengandung itu, maka berarti telah tercemar oleh tinja manusia. Kalau sumber airnya benar, tidak akan tercemar oleh bakteri E coli dan salmonela, potensi pencemaran sumber air masyarakat masih tinggi di Indonesia. Terbukti, air sungai di kawasan Jakarta dan Bekasi sudah tidak bisa lagi dikonsumsi begitu saja, tanpa proses pengolahan yang sesuai standar kesehatan. Kondisi ini menyebabkan akses masyarakat terhadap sumber air bersih semakin terbatas. Akibatnya, wabah diare menjadi penyebab kematian terbesar kedua bagi anak usia di bawah lima tahun, yaitu lebih dari 100.000 orang per tahun. c. Kimia Banyaknya industri dan warga yang berada di daerah aliran sungai turut memengaruhi tingkat pencemaran, Kompas mencatat beberapa sungai yang sudah tercemar dan sulit dijadikan sumber air bersih tanpa pengolahan yang sesuai standar kesehatan di Indonesia. Di antaranya, Sungai Citarum (Kali Malang/Bekasi), Sungai Siak; Riau, Sungai Belawan; Medan, Sungai Ciliwung; Jakarta, dan Sungai Musi; Palembang. potensi pencemaran sumber air masyarakat

masih tinggi di Indonesia. Terbukti, air sungai di kawasan Jakarta dan Bekasi sudah tidak bisa lagi dikonsumsi begitu saja, tanpa proses pengolahan yang sesuai standar kesehatan. Kondisi ini menyebabkan akses masyarakat terhadap sumber air bersih semakin terbatas.air yang banyak mengandung bahan kimia biasa merugikan masyarakat misalanya,air yang banyak mengandung besi (fe) biasa menyebabkan air berbau amis,pakaian putih bisa berubah jadi kekuningkuningan,dan dapat menimbulkan ganguan hati. Air yang tercemar oleh nitrat dan nitrit dapat menyebabkan penyakit methaemoglobinaemia pada bayi.air yang banyak mengandung zat kapur dapat menyebabkan ganguan pada ginjal, dan masih banyak ganguan kesehatan yang disebakan oleh zat kimia yang ada dalam air. d. Sosial 1) Ekonomi Telah banyak terjadi kasus konflik antara pemerintah dan masyarakat tentang persengketaan hak atas hutan, hak atas air dan masyarakat sering kali menjadi pihak yang dikalahkan. Logika teritorialisasi tersebut turut pula menjiwai UU Sumber Daya Air Nomor 7 tahun 2004. Bagi mereka yang dapat membeli hak atas penguasaan air maka dapat melarang pihak lain memanfaatkan sumber air tersebut. Tidak mengherankan bila akhirnya terciptalah apa yang dikatakan Vandhana Shiva sebagai water wars atau perang air. Air telah menjadi minyak biru yang diperebutkan oleh para pemilik kapital. Beberapa waktu lalu, masyarakat di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berkonflik dengan salah satu perusahaan air kemasan ternama karena perusahaan air tersebut tiba-tiba menguasai sumber mata air yang selama ini dimanfaatkan masyarakat. Perang air diprediksi akan terus ekstensif di masa yang akan datang. Air sesungguhnya adalah barang publik (public goods), bukan pribadi (private goods). Ketika ia menjadi barang privat maka disinilah terjadi penyelewengan hak asasi manusia dan penyelewengan ini berakar pada logika kapitalisme liberal. Bagi kapitalisme, seluruh isi dunia diasumsikan sebagai kapital dan hak penguasaannya dapat diperjualbelikan. Pemilik hak adalah mereka yang memiliki sumberdaya keuangan terbesar. Jika masyarakat dahulu mendapatkan air bersih secara gratis melalui mata air yang mengalir bebas, kini masyarakat harus membelinya. Padahal UU No 7 tahun 2004 mewajibkan negara untuk memenuhi kebutuhan dasar air bagi warga negaranya.

Merujuk

kepada

Laporan

Pencapaian

Milenium

Development

Goals

(Target

Pembangunan Milenium) Indonesia Tahun 2007 bahwa akses masyarakat terhadap pelayanan air minum perpipaan -air dengan kualitas yang dapat diandalkan (reliable) dan lebih sehat dibandingkan dengan sumber air lainnya-di daerah perkotaan dan pedesaan pada tahun 2006 masing-masing sebesar 30,8 % dan 9,0 %. Angka ini menunjukkan penurunan bagi daerah perkotaan dibandingkan dengan tahun 2000 yang mencapai 36,2 %. Sementara itu, bagi pedesaan, akses masyarakat pada tahun 2006 meningkat dibandingkan tahun 2000 yang hanya sebesar 6,9 %. Di sini terlihat bahwa desa masih tertinggal 2) Budaya Perhatian dan kebutuhan manusia akan tanah dan air telah dimulai semenjak manusia diciptakan dan tinggal di planet bumi ini. Keterikatan /ketergantungan manusia dan masyarakat dengan air cukup besar bahkan hampir tak bisa dipisahkan dari air. Hal ini ditandai dari pemukiman manusia sejak jaman purba hingga saat ini sebagian besar berada dekat dengan air dan sumber air seperti sungai, mata air lembah-lembah atau cekungan penyimpan air dan sebagainya. Dari keterikatan manusia akan air ini maka muncullah adaptasi dan budaya yang berkaitan dengan air. Dinegara kita dan juga beberapa negara lain, air mempunyai nilai agama, budaya, sosial, ekonomi dan bahkan politik. Karena begitu eratnya ikatan masyarakat dengan air, maka dalam masyarakat tersebut muncul kearifan-kearifan lokal yang berkaitan dengan air dan penghormatan terhadap air sebagai sumber kehidupan. Muncullah budaya tentang nilai air, kawasan cagar untuk konservasi sumber air dan sebagainya. Sungai Gangga merupakan sungai yang dianggap suci oleh bangsa India, sehingga sering digunakan pula sebagai tempat penyucian diri. Upacaraupacara agama di Bali juga selalu menggunakan air penyucian. Demikian pula acara adat di Jawa juga banyak yang menggunakan air sebagai lambang penyucian ( acara siraman, padusan dsb). Dalam agama Islam, air juga mempunyai nilai spiritual yang sangat tinggi dan disebut sebagai sumber kehidupan bagi semua makhluk, sekaligus berfungsi sebagai unsur penyucian diri melalui wudlu dan mandi besar pembersih kotoran dan najis secara (fisik dan manawi). Bersuci diri atau thaharah dalam agama Islam merupakan syarat bagi setiap muslim untuk melakukan beberapa ritual peribadatan seperti sholat, ikhram dan sebagainya.

Begitupun dengan kebutuhan masyarakat desa dan masyarakat kota juga berbeda,menurut who kebutuhan air masyarakat di pedesaan adalah 60-75 l/hari, sedangkan masyarakat di perkotaan memakai air 100 150 l/hari.hal ini terjadi karena kebiasaan masyarakat desa dan perkotaan berbeda, biasanya masyarakat desa mandi dua kali sehari masyarakt di perkotaan justru biasa mandi sampai empat kali sehari, masyarakat pedesaan biasanya cukup mandi disungai sedangkan masyarakat perkotaan tidak bias mandi kalau bukan air bersih. D. DAMPAK KUANTITAS AIR TERHADAP LINGKUNGAN a. Fisik Kecukupan air tanah. Dari gambaran keseimbangan air menunjukkan bahwa kuantitas air perlu dikelola bersama. Pemakaian air tanah, meskipun kuantitasnya lebih sedikit, sangatlah berarti untuk suplai air untuk masyarakat setempat. Kebijakan yang berkaitan dengan kuantitas air tanah (alokasi, pemberian ijin) dapat dikelola baik oleh Kimpraswil/Dinas Pengairan Propinsi namun demikian secara teknis yang berkaitan dengan penetapan sumur-sumur/sumur bor dan kaitannya dengan informasi geologi, dapat ditetapkan bersama dengan Departemen Pertambangan dan Sumberdaya Mineral. Pemakaian air tanah yang berlebihan memberi dampak lingkungan yang kurang baik perlu dikendalikan secara serius kecukupan air tanah. Dari gambaran keseimbangan air menunjukkan bahwa kuantitas air perlu dikelola bersama. Pemakaian air tanah, meskipun kuantitasnya lebih sedikit, sangatlah berarti untuk suplai air untuk masyarakat setempat. Kebijakan yang berkaitan dengan kuantitas air tanah (alokasi, pemberian ijin) dapat dikelola baik oleh Kimpraswil/Dinas Pengairan Propinsi namun demikian secara teknis yang berkaitan dengan penetapan sumur-sumur/sumur bor dan kaitannya dengan informasi geologi, dapat ditetapkan bersama dengan Departemen Pertambangan dan Sumberdaya Mineral.Pemakaian air tanah yang berlebihan memberi dampak lingkungan yang kurang baik perlu dikendalikan secara serius Pemakaian air secara berlebihan juga dapat mengakibatkan ambalasnya tanah karena pengambilan air tanah secara berlebihan dengan membuat sumur bor dimana mana. Dengan demikian bertambah lagi masalah bagi manusia yang sudah dibebani banyak masalah yang disebabkan oleh manusia sendiri.

b. Biologis

Dampak kurangnya kuantitas air secara mikrobiologi, air yang sehat adalah yang tidak mengandung mikroba penyebab penyakit (patogen). Misalnya, bakteri E coli yang bisa menyebabkan diare dan salmonela yang bisa mengakibatkan tipus.

Kedua bakteri ini biasanya terdapat dalam kotoran atau tinja manusia. Dalam kondisi normal, air tidak mengandung dua bakteri tersebut. Jika ternyata mengandung itu, maka berarti telah tercemar oleh tinja manusia. Kalau sumber airnya benar, tidak akan tercemar oleh bakteri E coli dan salmonella. sekitar 70 persen dari total penduduk Indonesia masih mengonsumsi air yang terkontaminasi. Ini menunjukkan masih banyak penduduk yang belum bisa mengakses sumber air bersih yang benar-benar terjamin kualitasnya. Kerusakan di hulu sungai, mengakibatkan semakin banyak sungai yang tercemar, dan banyaknya warga menggunakan sumur dangkal menyebabkan 70 persen penduduk Indonesia mengonsumsi air yang berpotensi terkontaminasi, c. Kimia

Akses masyarakat terhadap sumber air bersih semakin terbatas.air yang banyak mengandung bahan kimia biasa merugikan masyarakat misalanya,air yang banyak mengandung besi (fe) sebesar 0.3 mg/l yang biasa menyebabkan air berbau amis,pakaian putih bisa berubah jadi kekuning-kuningan,dan dapat menimbulkan ganguan hati. Air yang tercemar oleh nitrat sebesar 10 mg/l dan nitrit 0,1 mg/l yang dapat menyebabkan penyakit methaemoglobinaemia pada bayi.air yang banyak mengandung zat kapur dapat menyebabkan ganguan pada ginjal, dan masih banyak ganguan kesehatan yang disebakan oleh zat kimia yang ada dalam air. d. Sosial (1) Budaya Dari sosial budaya kuantitas air sangat berperan penting,misalnya dalam upacara-upacara adat,agama,misalnya Sungai Gangga yang merupakan salah satu di negara india yang dianggap sungai yang suci sehingga sering digunakan pula sebagai tempat penyucian diri. Begitupun

dengan budaya masyarakat desa dan budaya masyarakat kota dalam penggunaan air,menurut who banyaknya kebutuhan air pada masyarakat di pedesaan adalah 60-75 l/hari, sedangkan masyarakat di perkotaan memakai air 100 150 l/hari.hal ini terjadi karena kebiasaan masyarakat desa dan perkotaan berbeda, biasanya masyarakat desa mandi dua kali sehari masyarakt di perkotaan justru terkadang manandi sampai empat kali sehari, Dari pembahasan tersebut diatas terbukti bahwa kuantitas air pada sosial budaya juga sangatlah penting dan kita perlu menjaga kuantitas air tersebut,misalnya dengan tidak menebang pohon pada daerah pegunungan,sehingga air yang ada dapat terserap oleh akar tumbuhan, sehigga cadangan air dapat terpenuhi,apalagi pada saat musim kemarau

(2) Ekonomi Pada saat sekarang ini. kuantitas air sangat penting bagi kehidupan manusia terutama bagi kehidupan dibidang ekonomi, misalkan apabila jumlah air bersih kurang maka untuk mendapatkan air bersih ini kita harus mengeluarkan banyak biaya, dan itu akan sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat miskin yang penghasilannya pas pasan dimana uang yang seharusnya dipakai untuk membeli kebutuhan dapurnya harus dibagi lagi untuk membeli air. Kurangnya kuantitas air itu sendiri disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri karena mereka sendiri yang mencemari sumber sumber air bersih dengan membuang limbahnya secara sembarangan tampa memperhatikan etika lingkungan, serta adanya pihak pihak yang mengeploitasi sumber - sumber air itu baik untuk industri maupun untuk pribadi mereka sehingga mengakibatkan air tersebut tercemar dengan berbagi logam dan bahan kimia beracun, dan metal berat yang sudah sulit untuk dihilangkan dengan menggunakan teknik purifikasi biasa (standar). Dilaporkan juga bahwa penggunaan air yang tercemar tersebut telah menyebabkan jutaan orang meninggal dan lebih dari satu milyar orang sakit setiap tahun (World Bank, 1992).

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN


a) Air bersih sampai saat ini masih menjadi kendala terbesar dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat b) Pengelolaan sumber air dengan benar dan bijaksana adalah salah satu hal yang bisa menyelamatkan sumber kehidupan itu. c) tanpa air bersih, banyak manusia dan makhluk hidup lainnya akan kehausan, kena penyakit, bahkan mati. Sementara itu, sumber kehidupan itu kini sedang terancam oleh pencemaran, kelangkaan air maupun bencana alam akibat dampak perubahan iklim.

B. SARAN
a. Sayuran untuk lalapan dan buah-buahan, sebaiknya dicuci dengan air mineral atau air yang sudah dimasak. b. pengelolaan sumber air yang terpadu, dibutuhkan untuk menjamin pasokan air bersih bagi masyarakat. Karena itu, dibutuhkan sosialisasi yang berkesinambungan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga sumber mata air di sekitarnya. c.
U

paya untuk konservasi dan penghematan penggunaan air dengan demikian menjadi

wajib dilakukan oleh siapa saja baik perorangan, lembaga masyarakat maupun pemerintah.

S-ar putea să vă placă și