Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
(Laporan Kasus)
SMF ILMU PENYAKIT ANAK RSUD JEND. A.YANI KOTA METRO 2013
Case Report
Case Report
LOGO
Riwayat Penyakit Dahulu OS belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga OS yg pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Case Report
LOGO
Ilustrasi Kasus
Riwayat Kehamilan Selama hamil, ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan tidak terdapat keluhan yang berarti.
Riwayat Persalinan Ditolong oleh bidan. Cukup bulan, spontan, langsung menangis, tidak ada cacat, BB lahir 3000 gram, panjang 50 cm, pasien anak pertama Riwayat Makanan Usia 0-4 bulan : ASI Usia 4-6 bulan : ASI + Susu Formula Usia 6-9 bulan : Susu Formula + Bubur Susu + Buah + Nasi tim saring Usia 9-12 bulan: Susu Formula + Buah + Nasi tim Usia >12 bulan: Menurut menu keluarga
Case Report
LOGO
Ilustrasi Kasus
Riwayat Imunisasi BCG : 1x usia 1 bulan Polio : 3x usia 3-4-5 bulan DPT : 3x usia 3-4-5 bulan Campak : 1x usia 9 bulan Hepatitis B : 3x usia 1-2-7 bulan
Case Report
LOGO
Case Report
LOGO
Ilustrasi Kasus
: Normocephalik : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut : Tak cekung, edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya +/+ : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (+) : Sianosis (-), pucat (-) : Simetris, liang lapang, serumen (-)
LEHER Inspeksi : Simetris, trachea ditengah, JVP tidak meningkat Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), KGB tidak terdapat pembesaran
Case Report
LOGO
Ilustrasi Kasus
PARU-PARU Inspeksi Palpasi
Perkusi Auskultasi
: Gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri : Fremitus taktil simetris, ekspansi dada simetris, massa (-),nyeri tekan (-) : Redup pada seluruh basal paru kanan dan kiri : Suara nafas bronkovesikuler kanan = kiri, ronkhi basah halus +/+, wheezing -/-
Auskultasi
: Iktus kordis tidak terlihat : Iktus kordis tidak teraba : Batas jantung atas: ICS II linea parasternal sinistra Batas jantung kanan: ICS IV linea parasternal dextra Batas jantung kiri : ICS V linea midklavikula sinistra : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)
Case Report
LOGO
Ilustrasi Kasus
ABDOMEN Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: Perut datar, simetris, tidak terlihat adanya massa : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak teraba, tegang (-), massa (-) : Timpani : Bising usus (+) normal.
EKSTREMITAS Superior : Oedem (-), sianosis (-), pucat (-), kekuatan otot 5/5 Inferior : Oedem (-), sianosis (-), pucat (-), kekuatan otot 5/5
Case Report
LOGO
(5.000-10.000/ uL) (14,8-18 g/dL) (41-54 %) (80-92 Fl) (27-31 pg) (32-36 g/dL) (150-450 rb/uL)
Case Report
LOGO
Ilustrasi Kasus
Tes Fungsi Hati SGOT SGPT Test Fungsi Ginjal Ureum Creatinin
: 235 : 97
: 19,3 : 1,15
Foto Rontgen Thoraks AP Terdapat infiltrat difus dan multifokal pada interstitial pulmo sinistra dan dekstra Terdapat gambaran Air Bronchogram Kesan : Pneumonia
Case Report
LOGO
Case Report
LOGO
Ilustrasi Kasus
Status Present Keadaan umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi RR Suhu Berat Badan Status Lokalis PARU-PARU Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: Tampak Sakit Sedang : Compos Mentis : 110/80 mmHg : 124 x/mnt : 32 x/mnt : 38,8 o C : 35 kg
: Gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri : Fremitus taktil simetris, ekspansi dada simetris, massa (-), nyeri tekan (-) : Redup pada seluruh basal paru kanan dan kiri : Suara nafas bronkovesikuler kanan = kiri, ronkhi basah halus +/+, wheezing -/Case Report
LOGO
Ilustrasi Kasus
F. Diagnosis Kerja
Suspect Avian Influenza
G. Diagnosis Banding
Pneumonia
Case Report
LOGO
Case Report
LOGO
Case Report
LOGO
Case Report
LOGO
TINJAUAN PUSTAKA
LOGO
Definisi
Penyakit Flu Burung atau Avian Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza yang ditularkan oleh unggas. Secara umum, influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala, dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri ( Nelwan, 2006).
Case Report
LOGO
Etiologi
Virus Influenza A dapat menginfeksi unggas, termasuk ayam, itik, angsa, kalkun dan berbagai jenis burung dara, burung camar, burung elang, babi, kuda, anjing laut serta manusia. Virus Avian Influenza ini dibungkus oleh glikoprotein dan dilapisi oleh lemak ganda (bilayer lipid). Glikoprotein HA (hemaglutinin) dan NA (neuroaminidase) merupakan protein permukaan yang sangat berperan dalam penempelan dan pelepasan virus dari sel inang. Sampai saat ini berdasarkan struktur HA (hemaglutinin) terdapat 15 subtipe, H1 H15 dan berdasarkan NA (neuroaminidase) terdapat 9 subtipe N1 N9. Hal ini disebabkan virus ini sangat unik karena mampu mengubah diri melalui proses antigenic drift dan antigenic shift sehingga sulit dikenali sistem kekebalan seseorang (Rahardjo, 2004).
LOGO
Epidemiologi
Sejak Mei 2005, jumlah negara-negara yang terinfeksi dan menkonfirmasi kasus Influenza A adalah 340 kasus. Usia rata-rata pasien dengan infeksi virus influenza A (H5N1) adalah sekitar 18 tahun, dengan 90% pasien usia 40 tahun atau lebih muda dan orang dewasa yang lebih tua. Proporsi fatalitas keseluruhan kasus adalah 61%, merupakan tertinggi di antara 10 sampai 19 tahun dan terendah di antara usia 50 tahun keatas.
LOGO
Transmisi
AI (avian influenza) dikeluarkan dari hidung, mulut, konjungtiva dan kloaka unggas terinfeksi. Penularan bisa kontak langsung dari unggas terinfeksi dan unggas peka melalui saluran pernapasan, konjungtiva, lendir dan tinja.
Tidak langsung misalnya debu yang mengandung virus, air minum, petugas, peralatan kandang, sepatu, baju, kendaraan, lalat juga mempunyai peranan dalam menyebarkan AI.
Disimpulkan sementara bahwa jalur paling mungkin terjadinya infeksi Avian Influenza pada manusia adalah dari unggas ke manusia. Sementara itu, penularan dari manusia ke manusia masih mungkin didasarkan adanya laporan 3 kasus konfirmasi avian influenza pada satu keluarga di Thailand.
LOGO
Patogenesis
Virion menempel pada reseptor sel tropisma (membran mukosa saluran napas) melalui protein Hemaglutinin Terjadi proses endositosis yang akan berlangsung selama 10 menit. Proses ini bersama dengan pelepasan selubung dari virion sampai semua segmen RNA keluar kedalam sitpolasma Segmen segmen masuk ke dalam inti sel (nukleus) dan mengalami transkripsi Sebagian segmen keluar kembali ke sitoplasma untuk mempersiapkan protein selubung untuk dipakai oleh virus baru. Delapan segmen yang berada di inti sel ditambah dengan segmen RNA yang masih tersisa di sitoplasma melakukan replikasi, yaitu perbaikan RNA. Segmen RNA yang sudah mengalami replikasi, keluar ke sitoplasma dan dibungkus oleh protein HA, NA, M serta NS.
LOGO
Gejala Klinis
Sumum sama dengan gejala ILI (Influenza Like Illness), yaitu batuk, pilek, dan demam. Demam biasanya cukup tinggi yaitu > 38 derajat Celcius. Gejala lain berupa sefalgia, nyeri tenggorokan, mialgia, dan malaise. Adapun keluhan gastrointestinal berupa diare dan keluhan lain berupa konjuntivitis. Keadaan klinis bisa sangat bervariasi, mulai dari asimptomatik, flu ringan hingga berat, pneumonia, dan banyak yang berakhir dengan ARDS (acute respiratory distress syndrome).
LOGO
Pekerja peternakan atau pemprosesan unggas (termasuk dokter hewan atau Ir. Peternakan) Pekerja laboratorium yang memproses sampel pasien atau unggas terjangkit Pengunjung peternakan atau pemprosesan unggas (1 minggu terakhir) Pernah kontak dengan unggas (ayam,itik,burung) sakit atau mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan atau babi serta produk mentahnya dalam 7 hari terakhir Pernah kontak dengan penderita AI konfirmasi dalam 7 hari terakhir.
LOGO
Diagnosis
Uji konfirmasi Kultur dan identifikasi virus H5N1 Uji Real Time Nested PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk H5 Uji serologi : Immunofluorescence (IFA) test Uji netralisasi Uji penapisan Pemeriksaan Lain Hematologi Kimia Pemeriksaan radiologik
LOGO
Definisi Kasus
Pasien dalam Observasi Seseorang yang menderita demam/panas > 38 derajat Celcius disertai satu atu lebih gejala di bawah ini : batuk sakit tenggorokan pilek napas pendek/ sesak nafas (pneumonia) dimana belum jelas ada atau tidaknya kontak dengan unggas sakit/mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya.
LOGO
Definisi Kasus
Kasus suspek AI H5N1 Seseorang yang menderita gejala pasien dalam observasi ditambah dengan : pneumonia dan diikuti satu atau lebih keadaan di bawah ini : Pernah kontak dengan unggas sakit/ mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan produk mentahnya dalam 7 hari terakhir Pernah tinggal di daerah yang terdapat kematian unggas yang tidak biasa dalam 14 hari terakhir. Pernah kontak dengan penderita AI konfirmasi dalam 7 hari terakhir Pernah kontak dengan spesimen AI H5N1 dalam 7 hari terakhir Ditemukan leukopeni < 3000/l atau mm Ditemukan adanya titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda atau ELISA untuk Influenza A tanpa subtipe.
LOGO
Definisi Kasus
Kasus Probable AI H5N1 Kriteria kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan dibawah ini: ditemukan adanya kenaikan titer antibodi minimum 4 kali terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda atau ELISA test hasil laboratorium terbatas untuk Influenza H5 (dideteksi antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan neutralisasi tes (dikirim ke referensi laboratorium) dalam waktu singkat menjadi pneumonia berat/gagal nafas/meninggal dan terbukti tidak ada penyebab lain
LOGO
Definisi Kasus
Kasus Konfirmasi Influenza A H5N1 Kasus suspek atau Probable dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini: kultur positif Influenza A H5N1 PCR positif Influenza A H5N1 Pada Immunoflurescence (IFA) test ditemukan antigen positif dengan menggunakan antibodi monoklonal Influenza A H5N1 Kenaikan titer antibodi spesifik Influenza A H5N1 sebanyak 4 kali dalam paired serum dengan uji netralisasi.
LOGO
Definisi Kasus
Kriteria Rawat Suspek flu burung dengan gejala klinis berat yaitu : sesak napas dengan frekuensi napas > 30 kali/menit nadi > 100 kali/menit ada gangguan kesadaran kondisi umum lemah suspek dengan leukopeni suspek dengan gambaran radiologi pneumonia kasus Probabel dan Konfirmasi.
LOGO
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan: istirahat, peningkatan daya tahan tubuh, pengobatan antiviral, pengobatan antibiotik, perawatan respirasi, anti inflamasi, immunomodulators. Departemen Kesehatan RI (2006) dalam pedomannya: Suspek flu burung diberikan Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari, simptomatik dan antibiotik jika ada indikasi. Probabel flu burung diberikan Oseltamivir 2 x 75 mg selama 5 hari, antibiotik spektrum luas, dan steroid jika perlu seperti pada kasus pneumonia berat dan ARDS (acute respiratory distress sindrom) Sebagai profilaksis, digunakan Oseltamivir dengan dosis 75 mg sekali sehari selama lebih dari 7 hari (hingga 6 minggu).
LOGO