Sunteți pe pagina 1din 5

B. ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS 1. Pengkajian a.

Riwayat Kesehatan sekarang Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama: gatal-gatal pada kulit, disertai bisul/luka tidak sembuh-sembuh, kesemutan/ rasa baal, mata kabur, kelemahan tubuh, poliuria, polidipsi, anoreksia, mual, muntah, BB turun, haus, diare, kadang-kadang disertai nyeri perut, kram otot, gangguan tidur/istirahat, kesulitan orgasm pada wanita dan masih impoten pada pria. b. Riwayat kesehatan dahulu 1) Riwayat hipertensi 2) Riwayat KK berulang 3) Penggunaan obat seperti steroid, diuretik. 4) Riwayat penggunaan glukosa yang berlebihan c. Riwayat kesehatan keluarga Adanya anggota keluarga yang menderita DM, penyakit jantung, stroke. d. Pemeriksaan Fisik 1) Neurosensori Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan mental, refleks tendon menurun. 2) Kardiovaskuler Takikardi/ nadi menurun atau tidak ada, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, disritmia. 3) Pernapasan Tachipnea pada keadaan istirahat / dengan aktivitas, sesak napas, batuk dengan/ tanpa sputum purulent, parastesi/paralisis otot pernapasan, napas bau aseton. 4) Gastrointestinal Muntah, penurunan BB, kekakuan/ distensi abdomen, asites, bising usus lemah/ menurun. 5) Eliminasi Poliuria, urin encer, pucat kuning, bau busuk, diare/ konstipasi. 6) Muskuloskletal Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada hati, relfeks tendon menurun, kesemutan dan rasa baal pada tungkai.

7) Integumen Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, demam, diaphoresis. 2. Diagnosa Keperawatan a. Kekurangan volume cairan b/d diuresis osmotic (dari hipoglikemi), kehilangan cairan yang berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi dan mual Intervensi: 1) Dapatkan riwayat pasien terdekat sehubungan dengan lamanya intensitas dari gejala muntah, pengeluaran urin yang sangat berlebihan. Rasional: membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total, tanda dan gejala mungkin sudah ada pada bebrapa waktu sebelumnya. 2) Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik Rasional: hipovolemik dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. 3) Pantau pernapasan seperti adanya pernapasan kusmaul atau berbau keton. Rasional: paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan kompensasi alkalosisi respiratorik terhadap keadaan ketoasidosis, 4) Pantau frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan dan adanya periode apnea dan munculnya cianosis. Rasional: Koreksi hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekueansi pernapasan mendekati normal. 5) Pantau suhu, warna kulit dan kelembabannya Rasional: meskipun demam, menggigil dan diaphoresis merupakan hal umum terjadi pada infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi 6) Pasang/pertahankan kateter urin tetap terpasang. Rasional: memberikan pengukuran yang tepat/akurat terhadap pengukuran haluaran urin terutama jika neuropati otonom menimbulkan gangguan kandung kemih. 7) Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai indikasi Rasional: mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah.

b.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak kecukupan insulin (penurunana ambilan dan penggunaaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein/lemak). Intervensi: 1) Timbang BB setiap hari atau sesuai indikasi Rasional: mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi dan utilitas) 2) Tentukan program diet dan pola makan klien bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan oleh klien. Rasional: mengidentifikasikan kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik. 3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/ perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi. Rasional: hiperglikema dan gangguan keseimbangan dan cairan elektrolit dapat menurunkan motilitas fungsi lambung yang akan mempengaruhi pilihan intervensi. 4) Identifikasi etnik/kultural Rasional: jka makanan yang disukai klien dapat dimasukkan dalam perencanaan makanan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang. 5) Libatkan keluarga klien pada perencanaan makanan ini sesuai dengan indikasi Rasional: meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi klien 6) Kolaborasi dalam melakukan pemeriksaan gula darah dengan finger stick. Rasional: analisa ditempat tidur terhadap gula darah yang lebih akurat (menunjukkan keadaan saat dilakukan pemeriksaan) daripada memantau gula dalam urin (reduksi urin) yang tidak cukup akurat untuk mendeteksi fluktuasi kadar gula darah dan dapat dipengaruhi oleh ambang ginjal klien secara individu atau adanya retensi urin (gagal ginjal) 7) Kolaborasi dalam pemberian larutan glukosa, misalnya dekstrose dan setengah salin normal. makanan yang disukai/dikehendaki temasuk kebutuhan

Rasional: larutan glukosa ditambahkan setelah insulin dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mh/dl, dengan metabolisme karbohidrat mendekati normal, perawatan harus diberikan untuk menghindari terjadinya hipoglikemia. c. Resiko perubahan sensor b/d perubahan kimia endogen, ketidakseimbangan glukosa insulin dan atau elektrolot. Intervnsi: 1) Pantau TTV dan status mental Rasional: sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi mental. 2) Jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak terganggu waktu istirahat kien Rasional: meningkatkan tidur, menurunkan rasa letih dan dapat memperbaiki daya pikir 3) Evaluasi lapang pandang penglihatan sesuai indikasi Rasional: edema lepasnya retina, hemoragi, katarak, atau paralysis otot ekstraokuler sementara mengganggu penglihatan yang memerlukan terapi korektif dan perawatan 4) Kolaborasi dalam pemberian pengobatan sesuai obat yang ditemukan untuk mengatasi DKA sesuai indikasi. Rasional: gangguan dalam proses pikir, potensial terhadap aktivitas kejang, biasanya hilang bila keadaan hipoosmolaritas teratasi. 5) Pantau nilai laboratorium, seperti glukosa darah, Hb/Ht, ureum, kreatinin. d. Resiko infeksi b/d kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi infeksi pernapasan yang ada sebelumnya atau ISK. Intervensi: 1) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya pus atau luka, sputum purulent, urine warna keruh atau berkabut. Rasional: klien mungkin masuk dengan infeksi, biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial. 2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan klien termasuk klien sendiri Rasional: mencegah timbulnya infeksi silang 3) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh,masase tulang yang tertekan.

Rasional: sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan klien pada peningkatan resiko terjadinya kerusakan pada kulit iritasi dan infeksi 4) Auskultasi bunyi napas Rasional: ronchi mengidentifikasikan adanya akumulasi sekret yang mungkin berhubungan dengan pneumonia, bronkitis 5) Kolaborasi dalm pemeriksaan kultur dan sensitivitas sesuai indikasi Rasional: untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat memilih dalam pemberian terapi antibiotik yang terbaik. 6) Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik yang sesuai. Rasional: penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.

S-ar putea să vă placă și