Sunteți pe pagina 1din 4

ESSAI GAGASAN TERTULIS PRA-PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Judul Essai : Adopsi Sistem Total Football untuk Pertanian Indonesia yang Lebih Baik

Ditulis oleh : Nama NPM Fakultas : Hana Rianti Nurfaridah : 150610130048 : Pertanian

UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

Adopsi Sistem Total Football untuk Pertanian Indonesia yang Lebih Baik

Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu menjadikan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Potensi pertanian Indonesia sangatlah besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga kurang memberdayakan sektor pertanian secara keseluruhan. Hal itu dapat terlihat dari lahan pertanian yang semakin sempit karena tergerus arus pembangunan dan juga hasil pertanian yang kurang memadai. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Hal itu disebabkan para petani banyak yang tidak mengenyam pendidikan tinggi sehingga mereka masih bertani secara sederhana, belum banyak yang mengenal teknologi pertanian. Banyak orang juga menganggap bahwa sektor pertanian beresiko untuk lahan investasi karena adanya ancaman gagal panen. Keterbatasan dana dan modal serta faktor cuaca pun masih menjadi kendala. Harga jual produk yang murah dan kurangnya keterampilan para petani untuk memasarkan hasil taninya pun perlu menjadi perhatian kita. Akibatnya kebutuhan pangan rakyat Indonesia tidak dapat terpenuhi. Pada zaman pemerintahan Bapak Soeharto, Indonesia memang berhasil melakukan swasembada beras. Tetapi sangat ironis, pada masa sekarang ini Indonesia yang nota bene merupakan negara yang bertumpu pada sektor pertanian, mengimpor banyak hasil pertanian dari negara lain.

Berdasarkan data BPS, selama semester I 2011 (Januari-Juni), Indonesia telah mengimpor bahan pangan, baik mentah maupun olahan, senilai 5,36 milliar dollar AS atau sekitar 45 triliun rupiah dengan volume impor mencapai 11,33 juta ton. BPS mencatat, Indonesia mengimpor sedikitnya 28 komoditi pangan mulai dari beras, jagung, kedelai, gandum,terigu, gula pasir, gula tebu, daging sapi, daging ayam, mentega, minyak goreng, susu, bawang merah, bawang putih, telur,kelapa, kelapa sawit, lada, teh,kopi, cengkeh, kakao, cabai segar dingin, cabai kering tumbuk, cabai awet, tembakau dan bahkan singkong alias ubi kayu juga diimpor. Pada tahun 2013 ini pun Indonesia kembali mengimpor berbagai komoditi pangan seiring dengan tidak terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu kualitas hasil pertanian yang kurang baik membuat produk lokal tidak dapat bersaing dengan produk impor. Inilah yang harus menjadi pemikiran kita. Apa yang salah pada sistem pertanian di Indonesia sekarang ini? Bagaimana sistem yang seharusnya diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah pertanian tersebut? Pernahkah kalian mendengar istilah total football? Penggemar sepak bola khususnya tim nasional Belanda pasti mengetahuinya. Total football adalah gaya permainan yang selalu menyerang dengan pergerakan pemain yang saling menggantikan posisi satu sama lain dan berusaha untuk menciptakan gol sebanyak-banyaknya. Jadi, setiap pemain bisa menjadi penyerang ataupun pemain bertahan. Satu-satunya pemain yang tetap pada posisinya adalah posisi kiper. Dari pengertian tersebut, kita dapat menerapkannya pada sistem pertanian di Indonesia. Jika prinsip total football tersebut kita adopsi pada pertanian Indonesia, penerapannya dapat berarti kita harus bergerak dari semua sektor untuk mencapai hasil yang kita inginkan. Kita harus berusaha memaksimalkan berbagai sektor untuk membuat pertanian Indonesia semakin baik tetapi dengan tetap memperhatikan berbagai aspek yang baik pula

bagi tataran mikro. Dalam pelaksanaannya, berbagai pihak harus saling bekerja sama untuk mencapai tujuan seperti para pemain sepak bola yang saling mengisi dan tahu akan posisinya sehingga dapat menciptakan gol sebanyak-banyaknya. Dengan prinsip total football tersebut, swasembada pangan dalam rangka mewujudkan pertanian yang lebih baik bukan hal yang tidak mungkin. Jika semua pihak baik dari petani, pemerintah, maupun konsumen dapat bersinergi untuk membangun pertanian yang lebih baik, pembangunan ekonomi Indonesia pun tentu akan semakin baik. Pemerintah harus mendukung petani dan membantu meningkatkan pembangunan sektor pertanian. Pemerintah dapat memberikan subsidi pupuk dan pendidikan teknologi pertanian modern bagi petani sehingga dapat menunjang dalam menghasilkan komoditi yang tidak kalah dengan produk impor serta dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional. Selain itu pemerintah juga dapat membantu memberikan modal kepada petani untuk meningkatkan usahanya, jika perlu sampai menjadikannya agroindustri sehingga dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah juga harus membuat sistem pertanian yang berkelanjutan, menetapkan kebijakan harga yang sesuai, menambah lahan untuk pertanian, dan melakukan konservasi sumber daya alam. Pertanian yang dijalankan harus merupakan pertanian yang ramah lingkungan, contohnya pertanian organik. Konsumen pun sebaiknya memilih produk lokal daripada produk impor. Bila seluruh komponen masyarakat dapat bekerja sama dan saling mengisi seperti prinsip total football, mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih baik tidak akan hanya sekedar asa. Karena bila kita memiliki keyakinan dan terus berusaha, apalagi dengan kekuatan banyak orang tentu tiada hal yang tidak bisa kita lakukan.

S-ar putea să vă placă și