Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Definisi
Ketidakmampuan klien menilai dan berespon terhadap
realitas Ketidakmampuan membedakan rangsangan internal dan eksternal Ketidamampuan membedakan lamunan dan kenyaataan
RENTANG RESPON
Respons Adaptif
Respons Maladaptif
-Pikiran logis
Persepsi akurat Emosi konsisten dengan pengalaman -Perilaku cocok -Hubungan sosial positif
- Kadang-kadang proses pikir terganggu - Ilusi - Emosi berlebihan/ kurang. -Perilaku yang tidak biasa - Menarik diri
-Gangguan Proses pikir / waham - Halusinasi - Tidak mampu mengalami emosi - Perilaku tidak terorganisir - Isolasi sosial
Rentang Respons Neurobiologik (dikutip dari stuart dan sundeen 1995, h. 477).
Pengkajian
Faktor predisposisi Faktor presipitasi Mekanisme koping Respons koping
- Fungsi sosial
Faktor Predisposisi
1.
2.
Biologis Gangguan perkembangan otak frontal dan temporal Lesi pada korteks frontal, temporal, dan limbik Gangguan tumbang pada prenatal, perinatal, neonatal, dan anak-anak. Psikologis. Ibu/pengaruh yang cemas/overprotektif, dingin, tidak sensisitif Hubungan dengan ayah yang tidak dekat/perhatian yang berlebihan. Konflik pernikahan Koping dalam menghadapi stres tidak konstruktif atau tidak adaptif Gangguan identitas Ketidakmampuan menggapai cinta.
lanjutan.
FAKTOR PREDISPOSISI
3. Sosial budaya - Kemiskinan - Ketidakharmonisan sosial budaya - Hidup terisolasi - Stres yang menumpuk
Faktor Presipitasi
Stress : Sumber Asal (original) Waktu Jumlah : Biologi, psikologis, sosial budaya : Diri klien atau lingkungan eksternal : Lama dan frekuansi stimulus : Stimulus yang dialami
Mekanisme Koping
Regresi supresi
Respon Koping
Gangguan fungsi otak : kognitif / proses pikir persepsi emosi motorik sosial
I. FUNGSI KOGNITIF
Adaptif - Cara berpikir logis - Cara berpikir koheren Maladaptif - Perendaran neurotransmiter terlalu cepat - Perendaran neurotransmiter terlalu lambat - Perendaran neurotransmiter terhalang. Dikaji melalui : - Daya ingat - Perhatian - Bentuk dan pengorganisasian bicara - Isi pikir
V. Fungsi Sosial
Adaptif Sosialisasi merupakan kemampuan untuk membentuk hubungan kerjasama dan saling ketergantungan. Maladaptif dimanifestasikan berupa perilaku : Tidak ada motivasi Isolasi sosial Harga diri rendah Ketidakmampuan berkomunikasi secara koheren Kemunduran keterampilan sosial Defisit perawatan diri Paranoid
PENGERTIAN
Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari luar(Maramis, 1998). Penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksternal; persepsi palsu (Lubis, 1993). Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai indera (Stuart & Laraia, 2001)
Jenis Halusinasi
Halusinasi pendengaran (70%)
Halusinasi penglihatan (20%) Halusinasi penghidu Halusinasi pengecapan Halusinasi perabaan
10%
Uraian
Halusinasi Pendengaaran Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya. Halusinasi Penglihatan Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulasi yang nyata dan orang lain tidak melihatnya. Halusinasi Penghidu / penciuman Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
lanjutan
Halusinasi Pengecapan Klien merasakan makan sesuatu yang tidak nyata. Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak. Halusinasi Perabaan
Data Obyektif
Bicara atau tertawa sendiri Marah-marah tanpa sebab Menyedengkan telinga ke arah tertentu Menutup telinga
Data Subyektif
Mendengar suara-suara atau kegaduhan. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
Halusinasi Penglihatan
Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar, tertentu bentuk geometris, bentuk Ketakutan dengan pada kartoon, melihat hantu atau sesuatu yang tidak jelas. monster Mengisap-isap seperti sedang Membaui bau-bauan seperti membaui bau-bauan tertentu. bau darah, urin, feses, Menutup hidung. kadang-kadang bau itu menyenangkan. Sering meludah Muntah Menggaruk-garuk permukaan kulit Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses Mengatakan ada serangga di permukaan kulit Merasa seperti tersengat listrik
Halusinasi Penghidu
Tahap I Memberi rasa Mengalami ansietas, nyaman kesepian, rasa Tingkat Ansietas bersalah, dan ketakutan sedang berfokus Secara umum Mencoba pada pikiran yang halusinasi/pengalam an sensori dapat menghilangkan merupakan suatu ansietas kesenangan Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran. NON PSIKOTIK
Tahap II Menyalahkan Tingkat ansietas berat Secara umum halusinasi/ pengalaman sensori menyebabkan rasa antipati.
Pengalaman sensori menakutkan Mulai rasa kehilangan kontrol Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut Menarik diri dari orang lain NON PSIKOTIK
Peningkatan SSO; tanda-tanda ansietas peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah. Rentang perhatian menyempit Konsentrasi dengan pengalaman sensori Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dari realita .
Tahap III
Mengontrol Tingkat ansietas berat Halusinasi tidak dapat ditolak lagi Menyerah dan menerima halusinasi/ pengalaman sensorisnya. Isi halusinasi menjadi atraktif Kesepian bila halusinasi / pengalaman sensorisnya berakhir PSIKOTIK Perintah halusinasi ditaati Sulit berhubungan dengan orang lain Rentang perhatian hanya beberapa detik/menit Gejala fisik ansietas: berkeringat, tremor, tidak mampu mengikuti perintah.
Tahap IV. Menguasai Tingkat ansietas panik Secara umum diatur dan dipengaruhi oleh halusinasi /pengalaman sensorinya
Halusinasi / Pengalaman sensori menjadi ancaman Halusinasi/ Pengalaman sensori dapat berlangsung selama beberapa jam / hari (jika tidak diintervensi) PSIKOTIK
Perilaku panik Resiko tinggi untuk bunuh diri atau membunuh orang lain Tidak kekerasan, agitasi, menarik diri atau ketakutan Tidak mampu berespons terhadap perintah yang kompleks. Tidak mampu berespons terhadap lebih dari satu orang
Pengkajian
Implementasi/ evaluasi
Dx Keperawatan
Perencanaan
Pengkajian
Frekuensi halusinasi: Seberapa sering halusinasi muncul? Berapa kali dalam sehari?
Situasi pencetus:
Respon thd halusinasi: Bgm perasaan pasien kalau ada halusinasi? Apa yg dilakukan jika halusinasi muncul?
Dalam
7. Persepsi Halusinasi Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan Penghidu Jelaskan: Isi halusinasi : . Waktu terjadinya: . Frekuensi halusinasi: Respon pasien: . Masalah keperawatan: .
Diagnosa keperawatan
Pasien mengenali halusinasinya Pasien dapat mengontrol halusinasi Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
Jika klien tdk sedang mengalami halusinasi: Diskusikan isi, waktu, frekuensi Diskusikan hal yg menimbulkan atau tdk menimbulkan halusinasi Jika pasien sedang halusinasi: Tanyakan apa yg didengar atau dilihat Katakan perawat tdk dengar atau lihat hal serupa Diskusikan apa yg dilakukan jika halusinasi timbul Diskusikan dampak jika klien menikmati halusinasi Diskusikan perasaan klien saat mengalami halusinasi
Menghardik halusinasi Berbincang dg orang lain Mengatur jadwal aktivitas Menggunakan obat secara teratur
Menghardik halusinasi
Dilakukan saat
sedang mengalami halusinasi. Katakan pada diri Saya tak mau dengar/ lihat kamu Untuk meningkatkan kendali diri; tidak mengikuti isi halusinasi
Tindakan:
Jelaskan cara menghardik
Memperagakan cara menghardik Meminta pasien memperagakan ulang Memantau penerapan cara ini
halusinasi muncul (tanda-tanda awal halusinasi) Berbicara dg org lain memaparkan pada stimulus eksternal. Menurunkan fokus perhatian pada stimulus internal (halusinasi)
Tindakan:
Jelaskan pentingnya aktivitas teratur
Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan Melatih pasien melakukan aktivitas Menyusun jadwal aktivitas Memantau pelaksanaan aktivitas
penggunaan obat. Jelaskan akibat bila tdk menggunakan obat sesuai program Jeaskan akibat putus obat Jelaskan cara mendapatkan obat Jelaskan 5 benar cara menggunakan obat
Untuk keluarga:
Keluarga dapat merawat di rumah dan menjadi
Tindakan Keperawatan:
Tahap I: menjelaskan masalah Tahap II: melatih merawat
Pengertian halusinasi? Tanda dan gejala halusinasi Proses terjadinya Cara merawat pasien:
Komunikasi Pemberian obat Aktivitas
Sumber-sumber pelayanan
kesehatan
Psikofarmakoterapi
Anti psikotik:
Chlorpromazine (Promactile, Largactile) Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer) Stelazine
Clozapine (Clozaril)
Risperidone (Risperdal)
Anti parkinson:
Trihexyphenidile
Arthan
EVALUASI
Untuk pasien:
Percaya dengan perawat Menyadari halusinasinya Mampu mengontrol halusinasi
Untuk Keluarga:
Menjelaskan masalah halusinasi Menjelaskan cara merawat Memperagakan cara merawat Menjelaskan fasilitas kesehatan Melaporkan keberhasilan merawat
Tujuan Pembelajaran
Mampu mengkaji data masalah waham Mampu menetapkan diagnosa keperawatan Mampu melakukan tindakan keperawatan kepada pasien 4. Mampu melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga 5. Mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga 6. Mampu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
1. 2. 3.
PENGKAJIAN
Faktor predisposisi
Faktor Presipitasi Mekanisme Koping Perilaku
Faktor Predisposisi
Genetis; diturunkan Neurobiologis; adanya gangguan pada korteks pre frontal dan kosteks limbik Neurotransmiter; abnormalitas pada dopamin, serotonin, dan glutamat Virus: paparan virus influenza pd trimester III Psikologis: ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tdk peduli
Faktor Presipitasi
Proses pengolahan informasi yang berlebihan Mekanisme penghantaran listrik yang
Pengkajian
Tanda dan Gejala waham:
1. Meyakini memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
Pengkajian
3. Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. 5. Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham : Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulangulang diungkapkan dan menetap? Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya? Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata? Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya? Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain? Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar? Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Perhatian!
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya,
Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal dan menolak keyakinan pasien.
Bila diperoleh salah satu data diatas maka diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
TINDAKAN KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Untuk pasien
1. Bina hubungan saling percaya
a). b). c). d). Mengucapkan salam terapeutik Berjabat tangan Menjelaskan tujuan interaksi Membuat kontrak topik,waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
TINDAKAN KEPERAWATAN
2.Tidak mendukung dan membantah waham pasien 3.Yakinkan pasien dalam keadaan aman 4.Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas seharihari 5.Diskusikan kebutuhan psikologi/ emosional yg tdk terpenuhi 6.Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan dan menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya 7.Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas
lanjutan .
8. Diskusikan kemampuan realistis yang dimiliki 9. Anjurkan melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya. 10.Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional 11.Berbicara dalam konteks realitas 12. Beri pujian bila mampu memperlihatkan kemampuan positifnya 13. Jelaskan pada pasien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar) 14. Diskusikan akibat bila berhenti minum obat
TINDAKAN KEPERAWATAN
Untuk Keluarga, bertujuan: 1. Keluarga dapat mengidentifikasi waham pasien 2. Keluarga dapat memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya. 3. Keluarga dapat mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal
2.
3. Diskusikan ttg obat pasien 4. Diskusikan kondisi pasien yg perlu konsultasi segera
EVALUASI
Kemampuan yang diharapkan dari pasien : a. Pasien dapat mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan b. Pasien dapat berkomunikasi sesuai kenyataan c. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar
EVALUASI
Kemampuan yang diharapkan dari keluarga : a. Keluarga membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai kenyataan b. Membantu pasien melakukan kegiatankegiatan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pasien c. Keluarga membantu pasien menggunakan obat dengan benar
DOKUMENTASI
Latihan : Berikut ini adalah contoh pendokumentasian pasien waham. Coba saudara dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien waham menggunakan format yang sudah disediakan Proses pikir [ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Kehilangan assosiasi [ ] Pengulangan bicara Isi pikir [ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Hipokondria [ ] Pikiran magis Waham [ ] Agama [ ] Somatic [ ] Kebesaran [ ] Curiga [ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir