Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DIABETES MELLITUS
Diabetes Mellitus penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitivitas sel terhadap insulin. Tipe Diabetes Mellitus :
Tipe I (IDDM) Tipe II (NIDDM)
1
DIABETES MELLITUS
Insulin Dependent Diabetes (Tipe I)
Kurangnya insulin dalam jumlah besar karena hancurnya sel beta. Sela beta tidak menghasilkan cukup insulin / insulin yang dihasilkan menjadi kurang Perkembangannya cepat. efektif. Biasanya terjadi pada usia 35 tahun& kebanyakan terjadi antara usia 10-16 Perkembangan secara berangsur-angsur. tahun.(oleh karena juvenile diabetes). Catatan laporan diabetik sekitar 10%.
Biasanya terjadi pada usia > 40 tahun (oleh karena faktor usia) Catatan laporan diabetik sekitar 90%.
2
3. ANALOG MEGLITINID Bekerja dengan cara mengikat reseptor sulfonilurea & menutup ATP-sensitive potassium chanal Contoh : Repaglinid 4. ALFA GLUKOSIDASE INHIBITOR obat ini bekerja dengan cara inhibisi enzim alfa glukosidase di mukosa duodenum sehingga penguraian di/polisakarida menjadi monosakarida dihambat. contoh : akarbose, miglitol 5. THIAZOLIDINDION obat ini bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin, sehingga mendorong pankreas untuk meningkatkan pelepasan insulin. contoh : rosiglitazon, pioglitazon
4
3. Sulfonilurea vs antasid absorbsi sulfonilurea meningkat MK: interaksi ini terjadi pada proses absorbsi, yaitu antasid akan meningkatkan pH lambung. Peningkatan pH ini akan meningkatkan kelarutan dari sulfonilurea sehingga absorbsinya dalam tubuh juga akan meningkat. 4. Insulin vs CPZ glukosa darah meningkat
MK: CPZ akan menginaktivasi insulin dengan cara mereduksi ikatan disulfida sehingga insulin tidak dapat bekerja.
6
5. Sulfonilurea vs Simetidin hipoglikemi MK: simetidin menghambat metabolisme sulfonilurea di hati sehingga efek dari sulfonilurea meningkat.
MK: Sulfonamida dapat menggantikan posisi dari sulfonilurea dalam hal pengikatan pada protein dan plasma sehingga sulfonilurea dalam darah meningkat.
7
8. Gemfibrozil vs Glimepirid hipoglikemi >> MK: Gemfibrozil menghambat metabolisme glimepirida pada sitokrom P450 dengan isoenzim CYP2C9 yang merupakan perantara metabolisme dari glimepirida dan antidiabetika golongan sulfonilurea lainnya seperti glipizida, glibenklamida & gliklazida sehingga efek hipoglikemi meningkat.
10. Sulfonilurea vs Probenesid hipoglikemi MK: probenesid dapat mengurangi ekskresi renal dari sulfonilurea sehingga waktu paruhnya semakin panjang. 11. Sulfonilurea vs Klofibrate efek sulfonilurea meningkat dengan adanya klofibrate.
MK: berdasarkan pemindahan sulfonilurea dari ikatan protein plasma, perubahan ekskresi ginjal dan penurunan resistensi insulin.
MK: menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, kadar glukosa dalam darah meningkat mengikuti pengeluaran katekolamin sesudah terjadinya vasodilatasi, dan perubahan metabolisme pada glukosa.
10
14. Tolbutamid vs Sulfipirazone Hipoglikemia MK: sulfipirazone menghambat metabolisme tolbutamid di hati. 15. Repaglinide vs Klaritromisin (makrolida) efek repaglinide meningkat MK: Klaritromisin menghambat metabolisme repaglinide dengan menginhibisi sitokrom P450 isoenzim CYP3A4. 16. ADO vs SSRIs Hipoglikemi MK: Fluvoxamine menurunkan kliren dari tolbutamid dengan menghambat metabolismenya oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2C9, sehingga terjadi peningkatan kadar plasma. Sehingga efek hipoglikeminya meningkat.
11
17. Pioglitazon vs kontrasepsi oral mengurangi komponen hormon sampai 30%, berpotensi mengurangi efektivitas kontrasepsi. MK: pioglitazon menginduksi Sistem sitokrom P450 isoform CYP3A4 yang merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap metabolisme kontrasepsi, oleh karena itu obat-obat yang lainnya yang dipengaruhi oleh sitokrom P450 juga dapat berinteraksi. 18. Rosiglitazon vs NSAID resiko edema meningkat. MK: Rosiglitazon & obat-obat NSAID sama-sama sebabkan retensi cairan, sehingga kombinasi keduanya dapat meningkatkan resiko edema. 19. Glibenklamid vs Fenilbutazon Efek hipoglikemia glibenklamid diperpanjang. MK: Fenilbutazon menghambat ekskresi renal dari glibenklamid, sehingga dapat bertahan lebih lama dalam tubuh & memperpanjang 12 t1/2 glibenklamid.
20. Glibenklamid vs ocreotide ocreotide memiliki efek hipoglikemia, sehingga dosis glibenklamid yang digunakan dapat dikurangi dosisnya. MK: ocreotide menginhibisi aksi dari glukagon.
13
Catatan
Gliklazid, tolbutamid bagus untuk pasien usia lanjut yg punya ggn ginjal/hati krn kerjanya singkat darpada sulfonilurea lainnya. Gemfibrozil (antikolesterol) Klofibrate ( antihiperlipidemia) Sulfinpirazon (antirematik/gout) Ocreotide (Hormon)
14
15
Glipizid vs NSAID hipoglikemia, Glipizid vs Ca channel & Diuretik Tiazid hipoglikemia, Glipizid vs kontrasepsi oral hiperglikemia, Rosiglitazon, Metformin vs kontrasepsi oral hiperglikemia & kehilangan kontrol glukosa darah. Ocreotide untuk obati diare pada sindrom karsinoid.
16
Glipizid
IO INSULIN
Insulin vs kontrasepsi oral, kortikosteroid, diltiazem, dobutamin, epinefrin, hormon tiroidm diuretik tiazid menurunkan efek hipoglikemia dari insulin. Insulin vs alkohol, anabolik steroid, beta bloker, klofibrate, fenfluramin, guanetidin, MAOI, fenilbutazon, salisilat, sulfinpirazon, tetrasiklin meningkatkan efek hipoglikemia dari insulin.
17
HASIL INTERAKSI 1. mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau manfaat obat 2. dapat meningkatkan efek samping atau efek dari obat itu sendiri.
Golongan Antibiotik
Antibiotik merupakan substansi kimia yang diproduksi oleh berbagai spesies mikroorganisme (bakteri, fungi, aktinomisetes), mampu menekan pertumbuhan mikroba lain dan mungkin membinasakan. cara antibiotik menghambat mikroba melalui mekanisme yang berbeda: 1. Antibiotik menghambat sintesis dinding sel mikroba. 2. Antibiotik mengganggu membran sel mikroba. 3. Antibiotik menghambat sintesis protein dan asam nukleat mikroba. 4. Antibiotik mengganggu metabolisme sel mikroba.
Obat Tetrasiklin
Makanan/Minuman Susu
Mekanisme Tetrasiklin mempunyai afinitas yang kuat terhadap ion kalsium yg terdapat pada susu & produk olahanya, dimana akan terbentuk khelat yang akan sulit diabsorbsi pada GI sehingga kadarnya dalam serum akan berkurang Pasien yg mengkonsumsi alkohol dapat memetabolisme beberapa jenis obat dengan cepat dibandingkan dengan yang tidak, berkaitan dengan efekk dari induksi oleh enzim, sehingga akan terjadi penurunan absorbsi pada doksisiklin Dairy product dapat menurunkan bioavibilitas dari ciprofloksasin, norfloksasin dan gatifloksasin, dimana akan terbentuk suatu khelat yg insoluble dengan ion Ca Makanan dapat memperlambat absorbsi dari ciprofloksasin & ofloksasin dengan mekanisme dimana AB gol quinolon ini akan membentuk suatu khelat yg insoluble dengan ion divalen, misal Ca & Mg
Doksisiklin
Alkohol
Dairy product
INTERAKSI OBATMAKANAN
Golongan Antikoagulan
Obat-obatan yang turut serta di dalam proses pembentukan sumbatan fibrin untuk mengurangi atau mencegah koagulasi. Digunakan untuk mengurangi risiko dari terbentuknya trombus dalam pembuluh darah dan cabang-cabang vaskularisasi. Terdapat 2 macam anti koagulan : anti koagulan oral anti koagulan injeksi (heparin)
Mekanisme kerja anti koagulan oral: Antagonis vitamin K mencegah reduksi vitamin K mengalami oksidasi aktivasi faktor-faktor pembekuan darah terganggu/tidak terjadi.
Contoh obat : Warfarin Acenocoumarol Dicoumarol Fenidion
INTERAKSI OBAT-MAKANAN
Obat Makanan/Minuman Mekanisme Interaksi Pada peminum alkohol berat enzim hepatik (yang terkait dengan metabolisme dari warfarin) dapat terstimulasi, menyebabkan warfarin cepat dieliminasi, sebagai hasil dari t yang pendekefek Kemungkinan dari kompisisi cranberry juice (mungkin flavonoid, diketahui bahwa menghambat kerja sitokrom P450) menghambat metabolisme warfarinCl, efek
Jahe menghambat agregasi platelet efek Penggunaan bersama dengan gingseng kadangkadang terjadi perdarahan, hal ini disebabkan karena gingseng mengandung komponen antiplatelet
Warfarin Alkohol
Jahe Gingseng
Obat warfarin
Makanan/Minuman Rokok
Mekanisme Interaksi Komponen dari roko menginduksi/menstimulasi enzim hati , yang mana meningkatkan sedikit metabolisme warfarinkerja warfarin Pemberian vitamin E sebesar 1200UI setiap hari selama 2 bulan menyebabkan perdarahan Pemberian 800UImenurunkan faktor pembekuan darah dan menyababkan perdarahan
Vitamin E
Dikumarol Vitamin E
Acenocou marol Dicoumar ol Warfarin Grapefruit juice, alpukat, es krim, kedelai
Pemberian vitamin E 42 UI setiap hari selama 1 bulanmenurunkan efek dikumarol setelah 36 jam
- Makanan memperpanjang retensi dikumarol dengan makanan-makanan bagian usus - Protein dari soy meningkatkan aktivitas vitamin K pada reseptor dibagian hatimenurunkan efek dari warfarin - Alpukat yang mengandung sedikit vitamin K (8g/100g) mempengaruhi warfarin dengan inhibisi kompetitif - Jus anggur meningkatkan kelemahan efek inhibitor jus anggur pada aktivitas sitokrom isoenzim P450 CYP3A4 dalam usus.
Obat Antikoagulan
Makanan/Minuman natto (makanan jepang yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai, dapat menurunkan efek dari warfarin)
Mekanisme Interaksi pada proses pencernaan,aktivitas Bacillus natto di dalam natto pada usus hewan yang menyebabkan peningkatan sintesis dan kemudian peningkatan absorbsi vitamin K
Makanan mengandung Vitamin K menaikkan bekuan darah. Dengan vitamin K: adanya makanan ini, efek dari antikoagulan Hati sapi sebagai pengencer darah menjadi menurun Kubis, kol Minyak Kol cina Sayuran hijau Bayam
Golongan Antiparkinson
Mekanisme Kerja :
1. Dopaminergik Sentral
Pengisian kembali kekurangan DA (Dopamin) korpus stratium
2. Antikolinergik Sentral
Mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basal
3. Penghambat MAO-B
Menghambat deaminase dopamin sehingga kadardopamin
di ujung saraf dopaminergik lebih tinggi
INTERAKSI OBAT-MAKANAN
Nama Obat Methionine Tryptophan Phenylalanine Bendopa Dopar Larodopa Sinemet Makanan Daging dan hati Biji gandum Ragi Makanan tambahan atau suplemen vitamin seperti vitamin B6 Makanan yang tinggi protein Hasil Interaksi Vitamin B6 menghilangkan aktivitas dari L-dopa dalam mengobati gejala penyakit parkinson. Diet protein yang berlebihan dapat menghambat L-dopa mencapai otak.
Golongan Antihipertensi
Mekanisme Kerja :
1. Penghambat ACE
2. Diuretik
Meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstra sel
3. Vasodilator
Melepaskan nitrogen oksida yang mengaktifkan guanilat siklase dengan hasil akhir defosforilasi berbagai protein, termasuk protein kontraktil, dalam sel otot polos.
INTERAKSI OBAT-MAKANAN
Nama Obat
Enalapril Captopril Calan-SR Capoten Inderal Lopressor Vasotec Imidapril Spironolacton
Makanan
Sejenis gula-gula yang dibuat dari Succus liquiritae Makanan yang banyak mengandung garam
Hasil Interaksi
Komponen yang terdapat dalam akar licorice alami menyebabkan retensi garam dan air yang dapat meningkatkan tekanan darah.
MAOI menghambat penguraian tiramin (Simpatomimetika tak langsung seperti tirarnin membebaskan juga noradrenalin) konsentrasi noradrenalin meningkat.
Obat MAO inhibitor Isocarboxazid (Marplan) Tranylcypromine sulfate (Parnate) Phenelzine sulfate (Nardil)
Makanan tinggi tiramin Hasil interaksi Keju (cheddar) Makanan yang Hati ayam mengandung tiramin jika Minuman cola dikombinasi dengan obat Makanan kaleng (daun/sayuran) MAO inhibitor dapat Pisang menyebabkan sakit Bir kepala yang hebat, Buncis palpitasi, mual, muntah, Kafein dan peningkatan tekanan Ekstrak ragi darah. Berpotensi Daging mengakibatkan stroke Coklat mematikan dan serangan Ikan kecil, Ikan asin/yg diawetkan jantung. Alpukat Jamur Kismis Sosis (peperoni) Sour cream INTERAKSI OBAT-MAKANAN Saus kedelai Wine: Chianti Minuman anggur
Golongan Immunosuppresant
inhibit or prevent activity of the immune system
They are used in immunosuppressive therapy to: Prevent the rejection of transplanted organs and tissues (e.g., bone marrow, heart, kidney, liver) Treat autoimmune diseases or diseases that are most likely of autoimmune origin (e.g., rheumatoid arthritis, multiple sclerosis, myasthenia gravis, systemic lupus erythematosus, Chrons disease, pemphigus, and ulcerative colitis). Treat some other non-autoimmune inflammatory diseases (e.g., long term allergic asthma control).
INTERAKSI OBAT-MAKANAN
Obat
Ciclosporin
Mekanisme kerja
Penghambatan selektif sel T, menurunkan produksi dan pelepasan limfokin dan menghambat ekspresi interleukin 2. menghambat aktivasi dan proliferasi pendahulu limtosit sitotoksik
Makanan
Makanan Susu Grapefriut juice Red wine
Vitamin E takrolimus menghambat transkripsi gen pembentuk sitokin pada limfosit T, menghambat pelepasan histamin melalui mekanisme anti-IgE. St.johns wort
Grapefruit juice
Golongan NSAID
Kerja utama nonsteroidal Antiinflammatory drugs (NSAID) penghambat sintesis prostaglandin
Obat Makanan Hasil interaksi
Absorbsi aspirin terhambat. Makanan juga menghambat pengosongan lambung. Maka jika diperlukan efek analgesik yang cepat, aspirin harus diberikan tanpa makanan, tapi jika aspirin dibutuhkan untuk jangka waktu lama, maka dengan adanya makanan dapat membantu untuk melindungi mukosa lambung. dapat menghambat absorpsi dekstropropoksifen, tapi secara total absorpsi justru meningkat. Protein & karbohidrat menyebabkan sedikit peningkatan total dari jumlah propoksifen yang diabsorpsi.
Dekstropropoksifen (propoksifen)
Penyakit Parkinson mempunyai dua bentuk pokok, yaitu : Parkinsonisme idiopatik (paralisis agitans) Parkinsonisme simptomatik, akibat cedera kepala atau penyakit. Manifestasi klinis seperti ini dapat diakibatkan oleh aterosklerosis serebri, cedera kepala, infeksi (termasuk neurosifilis), keracunan atau Mangan.
Penyebab parkinson
Menurut Calne (1980) penyakit Parkinson, disebabkan oleh beberapa faktor : Obat-obat ( reserpin, tetrabenozine, fenotiazin seperti klorprolazin, butirofenon seperti haloperidol, difenilbutilpiperidin seperti pinozoid, antidepresan trisiklik, prokain dan diazoksid). Bahan toksik (Cd, Mangan) Infeksi (ensefalitis, sifilis) Tumor Infark Predisposisi genetik
Gejala:
Tremor Rigiditas Hipokinemia Bradikinensi
abnormalitas.
INTERAKSI OBAT
Levodopa + Antasid antacid mengurangi bioavailabilitas levodopa. Mekanisme :
penundaan pengosongan lambung kadar levodopa dalam plasma rendah (karena levodopa dapat dimetabolisme di dalam pencernaan)
Levodopa + Antikolinergik
Antikolinergik dapat mengurangi penyerapan levodopa sehingga dapat mengurangi efek sampai tingkat tertentu.
Levodopa + Antiemetik (Metoklopramid) Metoklopramid dapat meningkatkan efek dari levodopa Mekanisme :
Metoklopramid merupakan antagonis dopamine yang dapat menyebabkan gangguan extrapiramidal (gejala Parkinson). Pada sisi lain metoklopramid merangsang pengosongan lambung yang dapat meningkatkan bioavaibilitas levodopa.
Levodopa + Antipsikosis (Phenotiazin & Butirofenon) Phenotiazin (eg. Chlorpromazin) dan Butirofenon (eg.Haloperidol) memblok reseptor dopamine di otak dan mempengaruhi pengembangan extrapiramidal (gejala Parkinson)
Levodopa + Baclofen
Menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan (halusinasi, bingung, sakit kepala, mual) dan memeperburuk gejala Parkinson.
Levodopa + Benzodiazepin
Menyebabkan efek terapeutik levodopa berkurang karena penggunaan bersama dengan chlordiazepoxid, diazepam atau nitrazepam
Amantadin + Cotrimoxazol
Dapat meningkatkan kekacauan mental akut pada pasien usia lanjut, namun bersifat reversible
Amantadin + Thiazid
Menyebabkan ataksia (kehilangan keseimbangan tubuh), gelisah dan halusinasi berkembang tidak lebih.
Levodopa + Entacapone
Entacapone meningkatkan kadar plasma dan bioavailabilitas levodopa, sehingga meningkatkan efek terapi pada pasien penyakit Parkinson. Akan tetapi peningkatan ini disertai dengan meningkatnya efek samping levodopa (contoh: diskinesia)
Levodopa + Fluoxetine
Penggunaan fluoxetine untuk mengobati depresi yang terkait dengan penyakit parkinson umumnya bermanfaat bagi pasien yang diterapi dengan levodopa untuk mengobati penyakit tersebut. Meskipun demikian, terkadang gejala parkinsonian justru semakin memburuk. Gejala ekstrapiramidal jarang terjadi namun diduga gejala tersebut merupakan efek samping fluoxetine.
Levodopa + Metildopa
Metildopa dapat meningkatkan efek levodopa sehingga perlu dilakukan penurunan dosis pada beberapa pasien, akan tetapi di sisi lain hal ini dapat pula menyebabkan terjadinya diskinesia yang semakin buruk. Dapat pula terjadi efek peningkatan hipotensi yang kecil.
Levodopa + Penicillamine
Penicillamine dapat meningkatkan kadar plasma levodopa pada beberapa pasien. Hal ini dapat meningkatkan terapi pada parkinsonisme, akan tetapi ROTD levodopa juga dapat meningkat.
Levodopa + Phenytoin Efek terapi levodopa dikurangi atau dihilangkan dengan adanya fenitoin. Bukti Klinis, mekanisme, urgensitas dan menejemen Suatu studi pada pasien yang menggunakan levodopa 630 hingga 4600 mg, ditemukan bahwa jika dilakukan pemberian bersama dengan fenitoin (dosis 500 mg per hari selama 5 sampai 19 hari) maka dapat menghilangkan efek dyskinesia, tetapi efek menguntungakan dari levodopa untuk penyakit parkinson juga berkurang atau hilang
Levodopa + Pyridoxin (vit B6) Efek levodopa berkurang atau hilang pada penggunaan bersama dengan piridoksin tetapi interaksi ini tidak terjadi jika levodopa diberikan bersama dengan carbidopa atau benserazide (misal : Sinemet, Madopar). Levodopa + Tacrine Semakin memburuknya parkinson pada pasien yang diberikan tacrin. Efek levodopa diantagonis ketika dosis takrin meningkat Levodopa + Spiramycin Level plasma carbidopa diturunkan dengan penggunaan spiramycin, oleh karena itu dapat menurunkan efek terapeutiknya.
Alkaline Fosfatase
Merupakan suatu enzym yang dibuat di liver, tulang dan plasenta dan biasanya ada dalam konsentrasi tinggi pada saat pertumbuhan tulang dan didalam empedu. Enzim ini menghidrolisis ester fosfat dalam medium alkali.
Alkaline Fosfatase
Alkalin fosfatase dilepaskan kedalam darah pada saat luka dan pada aktivitas normal seperti pada pertumbuhan tulang dan pada
Alkaline Fosfatase
Uji alkalin fosfat ada dalam tes darah rutin, termasuk dalam bagian tes fungsi liver. Kisaran normal alkalin fosfat dalam darah adalah 44 sampai 147 IU/L.
Parasetamol Meningkatkan angka alkalin fosfat Mekanisme : Parasetamol dapat mengganggu metabolisme sel hati yang dapat menyebabkan nekrosis. Terjadinya nekrosis ini akan meningkatkan angka alkalin fosfatase.
BILIRUBIN
Bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak penting, namun merupakan petunjuk adanya penyakit hati dan saluran empedu. Pembuangan sel darah merah yang sudah tua atau rusak dari aliran darah dilakukan oleh empedu. Selama proses tersebut berlangsung, hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen) akan dipecah menjadi bilirubin. Bilirubin kemudian dibawa ke dalam hati dan dibuang ke dalam usus sebagai bagian dari empedu.
BILIRUBIN
FENOBARBITAL
Meningkatkan aktivitas glukoronil transferase (enzim yang digunakan pada konyugasi dengan asam glukuronat sehingga dengan cepat diekskresi melalui empedu dan urin)
ATENOLOL
Menurunkan konsentrasi glukosa Menghambat glikogenolisis di sel hati dan otot rangka sehingga mengurangi efek hiperglikemia dari epinefrin yang dilepaskan oleh adanya hipoglikemia sehingga kembalinya kadar gula pada hipoglikemia diperlambat.
GLUKOSA
Furosemid
Meningkatkan BUN Mekanisme: furosemid (obat golongan diuretik kuat) dapat menyebabkan
KOLESTEROL
Vitamin C dosis tinggi Menurunkan kadar kolestesterol mekanisme: Memperlebar arteri sehingga memperkecil deposit kolesterol pada dinding arteri Meningkatkan aktifitas fibrinolisis, yang bertanggungjawab untuk memindahkan penumpukan kolesterol dari arteri Mengeliminasi kelebihan kolesterol dalam aliran darah dengan membawa ke empedu
Trigliserida
METFORMIN
Mekanisme : Metformin dapat menurunkan absorbsi glukosa dari saluran lambung-usus . Metformin hanya mengurangi kadar glukosa darah dalam keadaan hiperglikemia serta tidak menyebabkan hipoglikemia bila diberikan sebagai obat tunggal.
Kreatinin Serum
Kreatinin adalah produk sampingan dari hasil
bisa meningkat.
Kreatinin Serum
Obat Golongan AINS Obat golongan ini : diklofenak, indometasin, asetosal, ibuprofen, piroksikam, asam mefenamat, ketoprofen, naproksen, meloksikam, oksaprozin, dll Obat golongan ini dapat menyebabkan resiko menurunnya fungsi ginjal, sehingga dapat menyebabkan meningkatnya kadar kreatinin dalam darah. Amfoterisin B Amfoterisin B dapat menyebabkan penurunan filtrasi glomerulus yang juga berakibat pada penurunan fungsi ginjal, sehingga dapat menyebabkan meningkatnya kadar kreatinin dalam darah.
60
Transaminase
Untuk mendeteksi adanya kerusakan hati,
Rifampisin
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
ABSORBSI
Faktor yang berpengaruh: pH lambung adsorpsi, khelasi dan mekanisme pembentukkan kompleks lain waktu pengosongan lambung Sebagian besar interaksi yang berkaitan dengan absorbsi, tidak bermakna secara klinis dan dapat diatur dengan memisahkan waktu pemberian obat, biasanya dengan selang waktu minimum 2 jam.
Contoh Metoklorpropamid mempercepat waktu pengosongan lambung, sedangkan opiat memperlambat waktu pengosongan lambung.
DISTRIBUSI
Berhubungan dengan ikatan obat-protein Interaksi pendesakan obat terjadi bila dua obat berkompetisi pada tempat ikatan dengan protein plasma yang sama. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan sementara konsentrasi obat bebas (aktif), biasanya peningkatan tersebut diikuti dengan peningkatan metabolisme atau ekskresi. Interaksi ini melibatkan obat-obat yang ikatannya dengan protein tinggi, misalnya fenitoin, warfarin dan tolbutamid. Bagaimanapun, efek farmakologi keseluruhan minimal kecuali bila pendesakan tersebut diikuti dengan inhibisi metabolik.
METABOLISME
Banyak obat dimetabolisme di hati, terutama oleh sistem enzim sitokrom P450 monooksigenase. Induksi enzim oleh suatu obat dapat meningkatkan kecepatan metabolisme obat lain dan mengakibatkan pengurangan efek. Induksi enzim melibatkan sintesa protein, jadi efek maksimum terjadi setelah 2-3 minggu. Sebaliknya, inhibisi enzim dapat mengakibatkan akumulasi dan peningkatan toksisitas obat lain. Waktu terjadinya reaksi akibat inhibisi enzim merupakan efek langsung, biasanya lebih cepat daripada induksi enzim. Contoh: warfarin dibersihkan dari tubuh melalui metabolisme. Hepatik penghambat enzim seperti simetidin dan antibiotik golongan makrolida (eritromisin, klaritomisin) memperkuat efek warfarin. Karbamazepin, barbiturat, fenitoin dapat menyebabkan kegagalan terapeutik warfarin.
ELIMINASI
Obat dieliminasi melalui ginjal dengan filtrasi glomerulus dan sekresi tubuler aktif. Jadi, obat yang mempengaruhi ekskresi obat melalui ginjal dapat mempengaruhi konsentrasi obat lain dalam plasma. Contoh: Metotreksat dan obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) berkompetisi dalam ekskresi melalui ginjal peningkatan kadar metotreksat toksik Yang perlu diperhatikan tentang interaksi tipe ini adalah tergantung pada jumlah obat dan/atau metabolitnya yang diekskresi melalui ginjal. Asam lemah dan basa lemah berkompetisi pada bagian sistem transpor tubuler ginjal yang berbeda.
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
a. Sinergis dua obat yang bekerja pada sistem, organ, sel atau inti yang sama dengan efek farmakologi yang sama. c. Efek reseptor tidak langsung Kombinasi obat dapat bekerja melalui mekanisme saling mempengaruhi efek reseptor d. Gangguan cairan dan elektrolit Interaksi obat dapat terjadi akibat gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Antagonis terjadi bila obat yang berinteraksi memilki efek farmakologi yg berlawanan. Hal ini mengakibatkan pengurangan hasil yang diinginkan dari satu / lebih obat.
INTERAKSI FARMASETIK
Disebut sebagai Drug incompatibility yaitu tidak dapat bercampurnya obat interaksi yang terjadi karena adanya perubahan/reaksi fisika dan kimia antara 2 obat atau lebih yang dapat dikenal/dilihat,yang berlangsung diluar tubuh dan mengakibatkan aktivitas farmakologi obat tersebut hilang/berubah Contoh: hidrolisis, perubahan pH, degradasi sinar matahari
3. Pemantauan pasien
Pemantauan diperlukan untuk pasien yang menggunakan obat pada penykit-penyakit tertentu, obat yang indeks terapi sempit, yang respon segaranya sulit diperkirakan, dan bila kadar obat dalam darah dan efek terapi diperkirakan saling berhubungan. Contoh obat-obat golongan glikosida jantung dan antiiotika golongan aminoglikosida.
CONTOH PENCEGAHAN
1. ADSORBEN dengan DIGOKSIN efek digoksin dapat berkurang. Akibatnya: Kondisi penderita tdk terkendali dgn baik. Pencegahan : Jarak penggunaan digoksin dengan adsorben tidak boleh kurang dari 2jam. 2. DIFENOKSILAT(LOMOTIL) dengan DIGOKSIN efek dari digoksin dapat meningkat. Akibatnya : terlalu banyak digoksin aritmia jantung Pencegahan : Efek ini dapat diperkecil bila obat jantung yang digunakan merupakan obat yang mudah larut seperti LANOXIN.
2. Penghambat enzim pengubah angiotensin dan diuretika hemat kalium. Interaksi yang terjadi yaitu farmakodinamik (gangguan kesetimbangan cairan dan elektrolit). Saran untuk interaksi ini : Bila perlu dosis dikurangi, atau salah satu obat dihentikan pemakaiannya dan diganti obat lain, misalnya dengan menggunakan loop diuretik (yang dapat menyebabkan hipokalemia) dan pertimbangkan pula untuk menggunakan kaptopril (penghambat enzim pengubah angiotensin yang hasil kerjanya pendek) pada pasien yang fungsi ginjalnya jelek.
4. Makanan yang mengandung kalsium dan tetrasiklin Makna klinis : merupakan interaksi yang sudah dikenal. Pengurangan kadar tetrasiklin dalam plasma dapat mencapai 50-80 %, menghasilkan efek antibiotika yang dapat diabaikan (tidak efektif). Saran : pemberian tetrasiklin dan makanan yang mengadung kalsium (atau antasida yang mengandung kalsium, aluminium, magnesium) harus dipisah. Biasanya, pasien disarankan untuk minum tetrasiklin satu jam sebelum makanan. Untuk mengatasi efek iritasi pada lambung, pasien disarankan untuk minum banyak air.