Sunteți pe pagina 1din 20

CASE REPORT

Oleh : Ahmad Lutfi Yakim Aprilia Dwi kumaya Sari Handika Mustika Ratih pramana 012024302 012034525 012034580 012034652

PEMERIKSAAN FPA ( FOTO POLOS ABDOMEN ), IVP ( INTRAVENOUS PIELOGRAFI ) DAN RPG (RETROGRAD PIELOGRAFI) PADA URETEROLITHIASIS

KELOMPOK IV

PENDAHULUAN
Urolithiasis ( batu saluran kemih)merupakan penyakit yang salah satu dari gejalanya adalah pembentukan batu di dalam saluran kemih. Penelitian epidemiologik memberikan kesan seakan-akan penyakit batu mempunyai hubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan suatu bangsa. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang medical, dewasa ini penggunaan pemeriksaan radiologi kian meningkat. Begitupun dalam penggunaannya sebagai alat bantu diagnosa sekaligus terapi pada kelainan - kelainan traktus urinarius.

TINJAUAN PUSTAKA
1.Pembentukan dan Komposisi Batu
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis asam urat, oksalat, fosfat, sistein dan xantin. Infeksi, stasis dan litiasis merupakan faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau disebut sirkulus visiosus. 2. Gambaran Klinik Batu di Saluran Kemih Penyakit ini mempunyai tanda umum yaitu hematuria, baik hematuria makroskopik atau mikroskopik. Selain itu, bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lain.

Berdasarkan jenisnya bibagi dalam :


Batu Batu Batu Batu Batu Pelvis Ginjal Ureter Vesika Urinaria Prostat Uretra

BATU URETER
Anatomi ureter menunjukkan beberapa tempat penyempitan yaitu
pada 1. ureteropelvic junction (UPJ) 2. persilangan dengan A/V iliaca dan 3.muara ureter di bulu (ureterovesical junction) yang memungkinkan batu ureter dapat terhenti, karena adanya peristaltik maka akan terjadi gejala kolik. Selama batu bertahan di tempat yang menyumbat, selama itu kolik akan datang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan pada air kemih untuk lewat. Batu ureter dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan dari kelainan yang terjadi dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa pielonefritis, sehingga menimbulkan gambaran infeksi umum.

Pemeriksaan radiologis pada Traktus Urinarius


Foto polos abdomen Intraveneus pielogarfi Urogragi retrograde Otografi translumbal Angiografi renal Tomografi, sistografi Ultrasonografi,computed tomografi,nuclear magnetic resonance (NMR).

Penatalaksanaan Medik

Medikamentonsa ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi) PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) Litotripsi Ureteroskopi atau uretero-renoskopi Ekstraksi Dormia Bedah Laparoskopi Bedah terbuka

IDENTITAS PENDERITA

Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama No. CM Bangsal Tanggal Masuk

: : : : : : : :

Tn. Suyono 43 tahun Laki-laki Kauman-Blora Islam 1098641 Baitul Rohman 13 Mei 2009

Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan dan kiri . Nyeri seperti diremas, panas dan terasa kemranyas. Awalnya ringan namun lama-kelamaan semakin bertambah berat. Nyeri dirasa pada pinggang kanan kiri hingga pinggul bahkan terkadang hingga ujung penis. Pasien tidak pernah kesulitan BAK, namun BAK sering dirasa tidak puas sehingga harus bolak-balik ke kamar mandi. Pasien merasa sering anyan-anyangan. Pasien masih dapat menunda BAK. warna air kencing kuning jernih. Pancaran air kencing dirasa tidak ada perubahan. Pasien mengatakan sering mengonsumsi air minum rebusan. Sejak 1 minggu yang lalu pasien mendapat serangan nyeri di pinggang. Terasa panas,dan kemeng. Keluhan BAK: tidak sakit, jumlah sedikit namun sering, berwarna kuning jernih, rasa tidak puas setelah berkemih, mual (-), muntah (-).dulu pernah sakit seperti ini.

Pemeriksaan fisik:
Nyeri ketok kostovertebrae kanan Lab: Ureum : 27,97 mg/dl Creatinin : 1,49 mg/dl

Radiologi : ( 13 mei 2009)


THORAX Jantung : tak tampak kelainan Paru : tak tampak kelainan
FPA Tampak bayangan opaque kecil setinggi perilumbal 3 kanan. Psoas line normal. Gas di usus dalam batas normal.

Menit ke 5

menit ke 15

menit ke 30

Post miksi

UIV:
Stuktur ginjal normal
Faal ekskresi cukup baik PCS kanan sedikit rotasi, terisi kontras inhomogen, Ureter kanan tak tampak terisi kontras. PCS dan ureter kiri, terisi kontras lebih homogen. Tak melebar, pengosongan cukup baik. VU bentuk normal, dinding rata, tak tampak batu ataupun massa tumor Kesan: curiga ureterolit dx prox disertai kemungkinan adanya UTI

14 Mei 2009
FPA: Tampak batu kecil pada setinggi perivertebra L3 dextra

RPG:

RPG:
PCS terisi kontras merata, sedikit lebar
Batu setinggi peri lumbal 3 memberikan filling defect pada ureter. Pada pengosongan terlihat hambatan ringan. Kesan: ureterolit dx setinggi 3 dengan hidronephrosis ringan Therapi: URS

KESIMPULAN
Suyono (43th) datang ke RISSA mengeluhkan sejak 1 minggu nyeri pinggang kanan dan kiri . Nyeri seperti diremas, panas dan terasa kemranyas. Awalnya ringan namun lama-kelamaan semakin bertambah berat. Nyeri dirasa pada pinggang kanan kiri hingga pinggul bahkan terkadang hingga ujung penis. Pasien tidak pernah kesulitan BAK, namun BAK sering dirasa tidak puas sehingga harus bolak-balik ke kamar mandi. Pasien merasa sering anyan-anyangan, warna air kencing kuning jernih. Pancaran air kencing dirasa tidak ada perubahan. Pasien mengatakan sering mengonsumsi air minum rebusan. Setelah dirawat di RISSA,dengan pemeriksaan radiologi : FPA,IVP, RPG. Pasien di diagnose Ureterolithiasis dextra, Hidronephrosis dextra grade 1 dan ditherapi medikamentosa dan tindakan URS.

TERIMA KASIH

S-ar putea să vă placă și