Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Sumber daya alam yang bermanfaat bagi kehidupan manusia sangatlah banyak
tersedia di bumi ini. Baik itu sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya
alam yang tidak diperbaharui. Gas LPG merupakan salah satu hasil dari sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui.Peranan Gas LPG pada saat ini sangatlah penting bagi
kehidupan manusia. Teringat, semakin menipisnya persediaan minyak dibumi ini perlahan –
lahan Gas LPG mulai menggantikan peranan utama dari minyak bumi sebagai bahan bakar
altetnatif baik itu dalam bidang industri, rumah tangga, maupun transportasi.
Terkadangkala manusia terbuai akan kayanya sumber daya alam ini. Disaat sengaja
maupun tidak sengaja, Gas LPG menjadi dampak negatif terhadap kesehatan manusia bahkan
menimbulkan kerugian yang cukup besar apabila tidak digunakan dengan hati – hati terutama
bila tidak diketahui telah terjadinya kebocoran dari tabung atau tempat penyimpanan Gas
LPG. Seharusnya, Gas LPG tersebut sesuatu yang dapat mempermudah kelangsungan hidup
Untuk itu, berdasarkan latar belakang masalah tersebut perlu dilakukan suatu
penanganan khusus, guna mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh Gas LPG tersebut.
Penulis merancang suatu alat dengan judul “ RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI
MIKCROKONTROLER AT89S51 “.
1.2 Rumusan masalah
dapat mendeteksi kebocoran gas LPG pada suatu ruangan. Alat ini akan memberitahukan
kepada pemilik rumah dengan cara membunyikan alarm dan menampilkan pesan yang tertera
pada display apabila telah terajadi kebocoran gas LPG di dalam ruangan tersebut. Selain itu
alat ini juga dlengkapi degan kipas untuk membuang gas LPG yang masih terdapat di dalam
ruangan tersebut agar udara yang terdapat di dalam ruangan tersebut tidak lagi tercemar oleh
gas LPG
Pada alat ini digunakan sensor LP Gas TGS2610 sebagai pendeteksi ada atau tidaknya
gas LPG yang masuk ke dalam ruangan. Mikrokontroller AT89S51 digunakan sebagai otak
dari seluruh system dan mengolah data yang dihasilkan oleh sensor kemudian membunyikan
2. Memanfaatkan mikrokontroller sebagai alat pengolah data yang diberikan oleh sensor.
Mengacu pada hal diatas, penulis akan merancang alat pendeteksi kebocoran gas LPG
3. alat ini hanya mendeteksi keberadaan gas LPG tidak mendeteksi asal kebocoran
sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat pendeteksi kebocoran
gas LPG dengan menggunakan sensor gas TGS2610 berbasis mikrokontroler AT89S51, maka
BAB I.PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori pendukung itu antara lain
pendukung.
rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir dari program
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang
dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih
efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai
2.1 SENSOR
2.1.1 Pengertian Umum Sensor
Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap
fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal elektrik baik arus listrik
ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan
sinyal elektrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan
sebagainya. Sementara fenomena kimia dapat berupa konsentrasi dari bahan kimia baik cairan
maupun gas.
Dengan definisi seperti ini maka sensor merupakan alat elektronik yang begitu banyak
dipakai dalam kehidupan manusia saat ini. Bagaimana tekanan jari kita pada key board
computer, remote televisi, lantai lift yang kita tuju, menghasilkan perubahan pada layar
computer atau televisi, serta gerakan pada lift adalah contoh mudah sensor secara luas. Atau
sensor temperatur yang banyak digunakan dalam mengontrol temperatur ruangan pada AC.
Demikian pula sensor pengukur cairan oksigen ataupun gas lainnya yang sering digunakan di
rumah sakit. Hampir seluruh kehidupan sehari – hari saat ini tidak ada yang tidak melibatkan
sensor. Tidak mengherankan jika sensor (atau juga ada yang menyebutnya dengan transducer)
banyak disebut juga sebagai panca indera-nya alat elektronik modern.
Gambar 2
Gambar Prinsip kerja sensor, saat tidak ada gas LPG yang terdeteksi
Ketika terdapat gas LPG yang mempengaruhi sensor ini, arus yang mengalir akan
berbelok mendekati atau menjauhi salah satu sisi silikon.
Gambar Prinsip kerja sensor, saat dikenai gas LPG
Ketika arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon sebelah kiri maka
terjadi ketidakseimbangan tegangan output dan hal ini akan menghasilkan beda tegangan di
outputnya. Begitu pula bila arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon
sebelah kanan.
Semakin besar konsentrasi gas yang mempengaruhi sensor ini, pembelokan arus di dalam
lapisan silikon juga semakin besar, sehingga ketidakseimbangan tegangan antara kedua sisi
lapisan silikon pada sensor semakin besar pula. Semakin besar ketidakseimbangan tegangan
ini, beda tegangan pada output sensor juga semakin besar
Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk
mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal - sinyal digital.. A/D Converter ini dapat
dipasang sebagai pengonversi tegangan analog dari suatu peralatan sensor ke konfigurasi
digital yang akan diumpankan ke suatu sistem minimum. Jenis ADC yang biasa digunakan
dalam perancangan adalah jenis successive approximation convertion (SAC) atau pendekatan
bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat . IC ADC 0804 merupakan salah
satu dari sekian banyak pengubah data analog menjadi data digital
Jenis 0804 ini merupakan ADC yang simpel dan mudah digunakan .IC ADC 0804 ini
mempunyai 20 pin dengan konfigurasi seperti gambar berikut :
Gambar 2.9 konfigurasi pin IC ADC 0804
Pada ADC 0804 ini, terdapat dua jenis prinsip didalam melakukan konversi, yaitu free
running dan mode control. Pada mode free running, ADC akan mengeluarkan data hasil
pembacaan input secara otomatis dan berkelanjutan (continue). Prinsip yang kedua yaitu
mode control, pada mode ini ADC baru akan memulai konversi setelah diberi instruksi dari
mikrokontroler. Instruksi ini dilakukan dengan memberikan pulsa rendah kepada masukan
WR sesaat, kemudian membaca keluaran data ADC setelah keluaran INTR berlogika rendah.
Pada penelitian ini ,prinsip konversi yang digunakan adalah mode control. Prinsip kerja mode
control akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
Secara umum Rangkaian di dalam IC ADC memiliki 2 bagian utama, yaitu:
1. Bagian Sampling dan Hold, yang berfungsi menangkap atau menahan tagangan analog
input sesaat untuk seterusnya diumpankan ke rangkaian pengonversi.
2. Rangkaian Konversi A/D (plus rangkaian kontrolnya).
Gambar dibawah ini menggambarkan bagaimana aliran sinyal analog diubah ke sinyal digital.
Chip Select,CE
START Konversi,SOC
0/1
S/H PB7-PB0
Input Konversi
analog A/D
& Kontrol
Ke parallel
Input port
0/1
Ke INT CPU
END Konversi, EOC
Rangkaian di atas dioperasikan sebagai berikut. Pertama, kontroler, dalam hal ini
mikroprosesor / mikrokontroller menghubungi ADC dengan mengirim sinyal CE. Artinya,
ADC diaktifkan. Kemudian SOC (start of conversion) dikirimkan sehingga ADC mulai
melakukan sampling sinyal dan diikuti dengan konversi ke digital.
Bila konversi selesai maka ADC akan mengirimkan tanda selesai EOC (end of
conversion) yang artinya hasil konversi telah siap dibaca di (PB7-PB0). ). Program yang
sesuai harus dibuat mengikuti prosedur seperti di atas. Artinya, program utama mikroprosesor
harus dimuati dengan suatu program loop tertutup dan menunggu tanda untuk membaca data
dari ADC. Meski tanda ini tidak harus diperhatikan, tetapi berakibat data yang dipaksa dibaca
akan sering invalid karena CPU tidak dapat membedakan keadaan ambang (ketika ADC
tengah melakukan konversi) dengan keadaan data siap (valid). Agar lebih efektif, fungsi
interrupt harus diaktifkan untuk menghindari terjebaknya CPU dalam loop saat menunggu
ADC siap. Dengan demikian CPU hanya akan membaca data bila mendapatkan interrupt.
Secara singkat, ADC memerlukan bantuan sekuensi kontrol untuk menangkap dan
mengkonversi sinyal. Seberapa lama ADC dapat sukses mengkonversi suatu nilai sangat
tergantung dari kemampuan sampling dan konversi dalam domain waktu. Makin cepat
prosesnya, makin berkualitas pula ADC tersebut. Karena inilah maka karakteristik ADC yang
paling penting adalah waktu konversi (conversion time). Namun demikian, kemampuan riil
ADC dalam kontrol loop tertutup dalam sebuah sistem lengkap justru sangat dipengaruhi oleh
kemampuan kontroler atau prosesor dalam mengolah data input-output secara cepat, dan
bukan hanya karena kualitas ADC-nya.
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler seri 8051 merupakan salah satu seri mikrokontroler yang paling
banyak digunakan di seluruh dunia karena memiliki fasilitas onchip memory. Perusahaan
ATMEL membuat seri ini dengan nama AT89S51. Mikrokontroler AT89S51 memiliki fitur
sebagai berikut:
• 4K byte ROM
ROM atau Read Only Memory adalah tempat penyimpanan program yang diisikan pada
mikrokontroler. ROM hanya bisa dibaca. ROM biasanya berisi kode/ program untuk
mengontrol kerja mikrokontroler. Kapasitas memori yang disediakan oleh AT89S51 ini
adalah 4 kilobyte
• 128 bytes RAM
RAM atau Random Access Memory adalah memori yang berisi data yang akan dieksekusi
oleh mikrokontroler. RAM bisa ditulis dan dibaca, bersifat volatile (isinya hilang jika
power/ sumber tegangan dihilangkan). Kapasitas memori yang disediakan oleh AT89S51
adalah 128 bytes.
• 4 buah 8-bit I/O (Input/Output) port
Port ini berfungsi sebagai terminal input dan output. Selain itu, dapat digunakan sebagai
terminal komunikasi paralel, serta komunikasi serial (pin10 dan 11).
• 2 buah 16 bit timer
• Interface komunikasi serial
• 64K pengalamatan code (program) memori
• 64K pengalamatan data memori
• Prosesor Boolean (satu bit-satu bit)
Dengan fitur ini, mikrokontroler dapat melakukan operasi logika seperti AND, OR, EXOR,
dan lain-lain.
• 210 lokasi bit-addressable, dan
• 4 µs operasi pengkalian atau pembagian
Arsitektur hardware mikrokontroler AT89S51 dari perspektif luar atau biasa disebut
pinout digambarkan pada gambar 2.8 di bawah ini:
• Port 2
Merupakan dual-purpose port. Pada disain minimum digunakan sebagai port I/O
(Input/Output). Sedangkan pada disain lebih lanjut digunakan sebagai high byte dari
address (alamat). Port 2 terdapat pada pin 21-28.
• Port 3
Merupakan dual-purpose port. Selain sebagai port I/O (Input/Output), port 3 juga
mempunyai fungsi khusus. Fungsi khusus tersebut diperlihatkan pada tabel 2.1. Port 3
terdapat pada pin 10-17.
• EA (External Access)
Jika EA diberi input “1” (HIGH), maka mikrokontroler menjalankan program memori
internal saja. Jika EA diberi input “0” (LOW), maka AT89S51 menjalankan program
memori eksternal (PSEN akan bernilai “0”). EA terdapat pada pin 31.
• RST (Reset)
RST terdapat pada pin 9. Jika pada pin ini diberi input “1” (HIGH) selama minimal 2
machine cycle, maka sistem akan di-reset ( kembali ke awal )
• On-Chip oscillator
AT89S51 telah memiliki on-chip oscillator yang dapat bekerja jika didrive menggunakan
kristal. Tambahan kapasitor diperlukan untuk menstabilkan sistem. Nilai kristal yang biasa
digunakan pada AT89S51 ini adalah 12 MHz. On-chip oscillator tidak hanya dapat di-
drive dengan menggunakan kristal, tetapi juga dapat dengan menggunakan TTL
Oscillator.
• Koneksi power
AT89S51 beroperasi pada tegangan 5 volt. Pin Vcc terdapat pada pin 40, sedangkan pin
Vss (ground) terdapat pada pin 20.
Display LCD 2x16 berfungsi sebagai penampil nilai kuat induksi medan
elektromagnetik yang terukur oleh alat. LCD yang digunakan pada alat ini mempunyai lebar
display 2 baris 16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD Character 2x16, dengan 16 pin
konektor, yang didifinisikan sebagai berikut:
Modul LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display. Semua teks
yang kita tuliskan ke modul LCD akan disimpan didalam memory ini, dan modul LCD secara
berturutan membaca memory ini untuk menampilkan teks ke modul LCD itu sendiri.
Gambar 3.5 Peta memory LCD character 2x16
Pada peta memori diatas, daerah yang berwarna biru ( 00 s/d 0F dan 40 s/d 4F ) adalah
display yang tampak. jumlahnya sebanyak 16 karakter per baris dengan dua baris. Angka pada
setiap kotak adalah alamat memori yang bersesuaian dengan posisi dari layar. Dengan
demikian dapat dilihat karakter pertama yang berada pada posisi baris pertama menempati
alamat 00h. dan karakter kedua yang berada pada posisi baris kedua menempati alamat 40h
Agar dapat menampilkan karakter pada display maka posisi kursor harus terlebih
dahulu diset. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h. dengan demikian untuk menampilkan
karakter, nilai yang terdapat pada memory harus ditambahkan dengan 80h.
Sebagai contoh, jika kita ingin menampilkan huruf “B” pada baris kedua pada posisi
kolom kesepuluh.maka sesuai dengan peta memory, posisi karakter pada kolom 10 dari baris
kedua mempunyai alamat 4Ah, sehingga sebelum kita menampilkan huruf “B” pada LCD,
kita harus mengirim instruksi set posisi kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h
ditambah dengan alamat 80h + 4Ah =0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah 0Cah ke
LCD, akan menempatkan kursor pada baris kedua dan kolom ke 11.
2.5 Software
Perangkat lunak (software) adalah seperangkat intruksi yang disusun menjadi sebuah
selalu berisi kode operasi (op-code), kode pengoperasian inilah yang disebut dengan bahasa
mesin yang dapat dimengerti oleh mikrokontroller. Instruksi-instruksi yang digunakan dalam
memprogram suatu program yang diisikan pada AT89S51 adalah instruksi bahasa
pemograman assembler atau sama dengan intruksi pemograman pada IC mikrokontrller 8031
dan MCS51.
Instruksi transfer data terbagi menjadi dua kelas operasi sebagai berikut :
• Transfer data umum ( General Purpose Transfer ), yaitu : MOV, PUSH dan POP.
• Transfer spedifik akumulator ( Accumulator Specific Transfer ), yaitu : XCH,
XCHD, dan MOVC.
Instruksi transfer data adalah intruksi pemindahan /pertukaran data antara operand
sumber dengan operand tujuan. Operand-nya dapat berupa register, memori atau lokasi suatu
memori. Penjelasan instruksi transfer data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
MOV : Transfer data dari Register satu ke Register yang lainnya, antara Register dengan
Memory.
PUSH : Transfer byte atau dari operand sumber ke suatu lokasi dalam stack yang
alamatnya ditunjuk oleh register penunjuk.
POP : Transfer byte atau dari dalam stack ke operand tujuan.
XCH : Pertukaran data antara operand akumulator dengan operand
sumber.
XCHD : Pertukaran nibble orde rendah antara RAM internal ( lokasinya ditunjukkan oleh
R0 dan R1 )
2.5.2. Instruksi Logika
Mikrokontroller AT89S51 dapat melakukan operasi logika bit maupun operasi logika
byte. Operasi logika tersebut dibagi atas dua bagian yaitu :
• Operasi logika operand tunggal, yang terdiri dari CLR, SETB, CPL, RL, RR, dan
SWAP.
• Operasi logika dua operand seperti : ANL, ORL, dan XRL.
Operasi yang dilkukan oleh AT89S51 dengan pembacaan instruksi logika tersebut dijelaskan
dibawah ini :
CLR : Menghapus byte atau bit menjadi nol.
SETB : Menggeser bit atau byte menjadi satu.
CPL : Mengkomplemenkan akumulator.
RL : Rotasi akumulator 1 bit ke kiri.
RR : Rotasi akumulator ke kanan.
SWAP : Pertukaran nibble orde tinggi.
Instruksi transfer kendali (control transfer) terdiri dari (3) tiga kelas operasi yaitu :
• Lompatan tidak bersyarat ( Unconditional Jump ) seperti : ACALL, AJMP,
LJMP,SJMP
• Lompatan bersyarat ( Conditional Jump ) seperti : JZ, JNZ, JB, CJNE, dan DJNZ.
• Insterupsi seperti : RET dan RET1.
Penjelasan dari instruksi diatas sebagai berikut :
ACALL : Instruksi pemanggilan subroutine bila alamat subroutine tidak lebih dari
2 Kbyte.
LCALL : Pemanggilan subroutine yang mempunyai alamat antara 2 Kbyte – 64
Kbyte.
AJMP : Lompatan untuk percabangan maksimum 2 Kbyte.
LJMP : Lompatan untuk percabangan maksimum 64 Kbyte.
JNB : Percabangan bila bit tidak diset.
JZ : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah nol.
JNZ : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah tidak nol.
JC : Percabangan terjadi jika CY diset “1”.
CJNE : Operasi perbandingan operand pertama dengan operand kedua, jika
tidak sama akan dilakukan percabangan.
DJNZ : Mengurangi nilai operand sumber dan percabangan akan dilakukan
apabila isi operand tersebut tidak nol.
RET : Kembali ke subroutine.
RET1 : Kembali ke program interupsi utama
BAB III
DRIVER
KIPAS uC AT89S51
KIPAS
DRIVER
ALARM ALARM
yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt,
keluaran 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke relay. Rangkaian power supplay
Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari
220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan
menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF.
Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt
walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila
PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila
terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak
akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung
Pada rangkaian, Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan
karena mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19
dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi
kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin
9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset
mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit
open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data
selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada Port 0 ini masing masing pin
dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm. Resistor 4k7 ohm yan dihubungkan ke port 0 befungsi
sebagai pull up( penaik tegangan ) agar output dari mikrokontroller dapat mntrigger transistor.
Pin 1 sampai 8 adalah Port 1. Pin 21 sampai 28 adalah Port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah
Port 3. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada power supplay. Pin 40
merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supplay.
3.3 Rangkaian ADC ( Analog to Digital Converter )
Rangkaian ADC ini berfungsi untuk merubah data analog yang dihasilkan oleh sensor
gas LPG TGS2610 menjadi bilangan digital. Output dari ADC dihubungkan ke
LPG yang terdapat di dalam ruangan. Dengan demikian proses pendeteksian gas LPG dapat
Tegangan pada output sensor akan dideteksi oleh ADC. Agar output yang dihasilkan
oleh ADC bagus, maka tegangan refrensi ADC harus benar-benar stabil, karena perubahan
tegangan refrensi pada ADC akan merubah output ADC tersebut. Oleh sebab itu pada
tegangan 9 volt ( 7809) agar keluarannya menjadi 9 volt, kemudian keluaran 9 volt ini
dimasukkan kedalam regulator tegangan 5 volt (7805), sehingga keluarannya menjadi 5 volt.
Dengan demikian walaupun tegangan masukan turun setengahnya, yaitu dari 12 volt
Output dari ADC dihubungkan ke mikrokontroler, sehingga setiap perubahan output ADC
Rangkaian pengendali kipas pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau
menghubungkan sumber tegangan 12 volt dengan kipas. Gambar rangkaian pengendali kipas
Output dari relay yang satu dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan yang
lainnya dihubungkan ke kipas. Hubungan yang digunakan adalah normally close. Prinsip
kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik.
Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 3.5 (P3.5). Pada
saat logika pada port 3.5 adalah tinggi (high), maka transistor mendapat tegangan bias dari
kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktip (saturation), sehingga
adanya arus yang mengalir ke kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay
menjadi tertutup, sehingga hubungan sumber tegangan 12 volt ke kipas akan terhubung dan
kipas akan menyala. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P3.5 adalah rendah (low)
maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay terputus, sehingga
sumber tegangan 12 volt dengan kipas akan terputus dan kipas tidak menyala
3.5 Rangkaian Alarm
Rangkaian alarm pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan
sumber tegangan 12 volt dengan buzzer. Gambar rangkaian alarm ini ditunjukkan pada
Output dari relay yang satu dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan yang
lainnya dihubungkan ke buzzer. Hubungan yang digunakan adalah normally open. Prinsip
kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik.
Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 0.1 (P0.1). Pada
saat logika pada port 0.1 adalah tinggi (high), maka transistor mendapat tegangan bias dari
kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktip (saturation), sehingga
adanya arus yang mengalir ke kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan sakar pada relay
menjadi tertutup, sehingga hubungan sumber tegangan 12 volt ke buzzer akan terhubung dan
buzzer akan berbunyi. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P0.1 adalah rendah (low)
maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay terputus, sehingga
sumber tegangan 12 volt dengan buzzer akan terputus dan buzzer tidak berbunyi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang berfungsi
sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan. LCD dihubungkan
langsung ke Port 0 dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan
untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD.
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW:
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda sedang
mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus
dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW
adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data
akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan
melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu
diberi logika low ( 0 )
berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam untuk
menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke mikrokontroller
untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai berikut:
rs bit p2.0
rw bit p2.1
en bit p2.2
kirim_karakter:
call data_penampil
mov a,#'H'
call kirim_data
mov a,#'e'
call kirim_data
mov a,#'l'
call kirim_data
mov a,#'l'
call kirim_data
mov a,#'o'
call kirim_data
jmp kirim_karakter
data_penampil:
mov a,#80h ;posisi awal karakter
call data_scan
ret
kirim_data:
mov p0,a
setb rs
clr rw
clr en
call delay
ret
end
Program di atas akan menampilkan kata “Hello” di baris pertama pada display LCD 2x16.
4.3 Pengujian Rangkaian ADC ( Analog to Digital Converter )
Untuk mengetahui tingkat ketelitian ADC dalam mengkonversi input analog yang
diberikan maka terlebih dahulu ADC tersebut harus di uji ketelitiannya. Langkah yang
digunakan untuk menguji tigkat ketelitian ADC adalah dengan cara memberikan tegangan
analog yang presisi. Untuk mendapatkan Tegangan analog yang presisi ini dapat digunakan
power lab type LEADER DC Tracking Power Supply LPS152.
Setiap perubahan tegangan yang diberikan merupakan input bagi ADC yang akan
diubah menjadi data digital. Proses perubahan tegangan input menjadi data digital dilakukan
Vin ADC
dengan cara: Output =
V faktor
1 1
sedangkan Vfaktor adalah : V faktor = × Vcc = × 5Volt = 0,0196 Volt
255 255
dengan data output dapat dihitung, misalnya jika Vin ADC = 0,3 Volt, maka:
0,3Volt
Output = = 15,30 , data yang diubah ke bilangan biner hanya bilangan bulatnya
0,0196 Volt
saja. Berarti bilang biner yang dihasilkan oleh tegangan input ADC sebesar 0,3 Volt adalah
(0000 1111).pada rangkaian pengujian, Output ADC melalui kaki DB0-DB7 dihubungkan
dengan delapan buah led untuk mempermudah dalam pembacaan data.
260
250
240
230
220
210
Data Out ADC
200
190
180
170
160
150
140
130
120
110
100
2.5 2.7 3.0 3.3 3.6 3.9 4.2 4.5 4.8 5.0
Grafik :
4.4 Pengujian Rangkaian Alarm
Pengujian rangkaian alarm dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan
0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN, transistor
jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktip jika pada basis
diberi tegangan < 0,7 volt. Aktipnya transistor akan mengaktipkan relay. Pada rangkaian ini
relay digunakan untuk memutuskan hubungan alarm dengan sumber tegangan 12 volt, dimana
hubungan yang digunakan adalah normally close(NC), dengan demikian jika relay aktip maka
hubungan alarm ke sumber tegangan akan terhubung, sebaliknya jika relay tidak aktip, maka
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika
relay aktip dan buzzer berbunyi, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.
Setb P0.1
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika high pada P0.1, sehingga P0.1 akan mendapatkan
tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktipkan transistor C945, sehingga relay juga
menjadi aktip dan alarm berbunyi. Berikutnya memberikan program sederhana untuk
Clr P0.1
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika low pada P0.1, sehingga P0.1 akan mendapatkan
tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktipkan transistor C945, sehingga relay
volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN,
transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktip jika
pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktipnya transistor akan mengaktipkan relay. Pada
rangkaian ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan kipas dengan sumber tegangan
12 volt, dimana hubungan yang digunakan adalah normally close(NO), dengan demikian jika
relay aktip maka hubungan kipas ke sumber tegangan akan terhubung, sebaliknya jika relay
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika
relay aktip dan kipas menyala, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.
Setb P0.7
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika high pada P0.0, sehingga P0.0 akan mendapatkan
tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktipkan transistor C945, sehingga relay juga
menjadi aktip dan kipas menyala. Berikutnya memberikan program sederhana untuk
Clr P0.7
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika low pada P0.7, sehingga P0.7 akan mendapatkan
tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktipkan transistor C945, sehingga relay
OFF Alarm
ON Kipas
Tunda 5 detik
Tampil pesan
"POLMED"
Pesan
"JULI"
Pesan
"KRISTINA"
TIDAK
Ambil data ADC
YA
ON Alarm
Matikan Alarm
Tampil pesan
"AMAN"
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Rangkaian Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG