Sunteți pe pagina 1din 142

Jurnal Ilmiah Berkala Enam Bulanan ISSN 1410 1831

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN


The Journal of Accounting and inance
!olume 14 Nomor "# Juli "00$ %edak&i.................................................................................................. .................................. i 'aftar i&i ................................................................................................................ ................. ii %IN'( %I)A *A+A,(NI Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards .. 15 !1"" EIN'E E!ANA Analisis #ubungan In$estment %pportunit& Set 'erdasarkan (ilai Pasar dan (ilai 'uku dengan Realisasi Pertumbu)an .. 1"*!1+" A*%IANTI )SA Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Kualitas Auditor, Pergantian Auditor ter)adap Intensi Penggunaan ,eknologi World Wide Web .. 1+*!1-+ A%I-.A. Analisis #ubungan Antara Karakteristik dan Kualitas Pengungkapan pada .aporan Keuangan Perusa)aan Indonesia . 1--!/10 /EN, N0 IANTI

Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia . /11!/ 1 1I*0 NA(/I Perbedaan Persepsi Ma)asis2a Akuntansi Semester A2al dan Semester Ak)ir ,er)adap Pro3esi Akuntan 4Studi Kasus 5i Fakultas 6konomi 7ni$ersitas .ampung8 . / 5!/1+ S(SI Why Firms Disclose Environmental n!ormation" A #iterature $evie% .. /1-!/"/

1E%)E+BAN*AN STAN'A% A)(NTANSI )E(AN*AN IN'0NESIA +EN(J( INTE%NATI0NA/ INAN-IA/ %E10%TIN* STAN'A%'S
%indu %ika *ama2uni1 ABSTRACT &he ndonesian Financial Accounting 'tandards needs to adopt F$', so that the ndonesian !inancial reports can be accepted globally and the ndonesian companies are able to enter the global competition to attract the international investors( Currently, the adoption by ndonesian P'AK is in the !orm o! harmoni)ation, %hich means partial adoption( *o%ever, ndonesian is planning to !ully adopt the F$' by +,-+( 'uch an adoption %ill be mandatory !or listed and multinational companies( &he decision as to %hether ndonesia %ill !ully adopt the F$' or partly adopt !or harmoni)ation purposes needs to be considered care!ully( Full adoption o! F$' %ill enhance the reliability and comparability o! the !inancial reports internationally( *o%ever, it may contradict the ndonesian ta. systems and other economic and political situations( ! ndonesia %ere to adopt !ully the F$' by +,-+, the challenges are !aced !irstly by the academic society and the companies( &he curriculum, syllabi, and literature need to be ad/usted to accommodate the changes( &hese %ill take considerable time and e!!orts due to the many aspects related to the changes( Ad/ustments also need to be done by corporations or organi)ations, particularly those %ith international transactions and interactions( Full adoption also means the changing o! accounting principles that has been applied as accounting standards %orld%ide( &his might not be achieved in a short period, due to a number o! reasons0 1-2 accounting standards are highly related %ith the ta. systems( Adoption to F$' internationally may change the ta. systems in each country that !ully adopt the F$'( 1+2 Accounting
1

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

standards are accounting policies in order to !ul!il the national political and economic necessities that vary in each country( &his might be the signi!icant challenges in !ully adopting the F$'( Key%ord 0 nternational Financial $eporting 'tandards, Pernyataan 'tandar Akuntansi Keuangan, !ully adoption, accounting policies, ta. systems(

A. PENDAHULUAN Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penu) 4!ull adoption8 standar akuntansi internasional atau nternational Financial $eporting 'tandard 4IFRS8. Standar akuntansi di Indonesia &ang berlaku saat ini mengacu pada 7S 9AAP 43nited 'tated Generally Accepted Accounting 'tandard 8: namun pada beberapa pasal suda) mengadopsi IFRS &ang si3atn&a )armonisasi. Adopsi &ang dilakukan Indonesia saat ini si3atn&a belum men&eluru): baru sebagian 4)armonisasi8. 6ra globalisasi saat ini menuntut adan&a suatu sistem akuntansi internasional &ang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara: atau diperlukan adan&a )armonisasi ter)adap standar akuntansi internasional: dengan tujuan agar dapat meng)asilkan in3ormasi keuangan &ang dapat diperbandingkan: mempermuda) dalam melakukan analisis kompetiti3 dan )ubungan baik dengan pelanggan: supplier: in$estor: dan kreditor. (amun proses )armonisasi ini memiliki )ambatan antaralain nasionalisme dan buda&a tiap!tiap negara: perbedaan sistem pemerinta)an pada tiap!tiap negara: perbedaan kepentingan antara perusa)aan multinasional dengan perusa)aan nasional &ang sangat mempengaru)i proses )armonisasi antar negara: serta tinggin&a bia&a untuk meruba) prinsip akuntansi. ,eknologi in3ormasi &ang berkembang pesat membuat in3ormasi menjadi tersedia di seluru) dunia. Pesatn&a teknologi in3ormasi ini merupakan akses bagi ban&ak in$estor untuk memasuki pasar modal di seluru) dunia: &ang tidak ter)alangi ole) batasan negara: misaln&a; In$estor dari 'elanda bisa dengan muda) berin$estasi di <epang: Amerika: Singapore: atau ba)kan Indonesia. Kebutu)an ini tidak bisa terpenu)i apabila perusa)aan!perusa)aan masi) memakai prinsip pelaporan

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan........(Rindu Rika Gamayuni))

keuangan &ang berbeda!beda. Amerika memakai FAS' dan 7S 9AAP: Indonesia memakai PSAK!n&a IAI: uni eropa memakai IAS dan IAS'. #al tersebut melatarbelakangi perlun&a adopsi IFRS saat ini. Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan meng)asilkan laporan keuangan &ang memiliki tingkat kredibilitas tinggi: pers&aratan akan item! item pengungkapan akan semakin tinggi se)ingga nilai perusa)aan akan semakin tinggi pula: manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusa)aan: laporan keuangan perusa)aan meng)asilkan in3ormasi &ang lebi) rele$an dan akurat: dan laporan keuangan akan lebi) dapat diperbandingkan dan meng)asilkan in3ormasi &ang $alid untuk akti$a: )utang: ekuitas: pendapatan dan beban perusa)aan 4Petreski: /0058. Ikatan Akuntan Indonesia 4IAI8 mencanangkan ba)2a Standar akuntansi internasional 4IFRS8 akan mulai berlaku di Indonesia pada ta)un /01/ secara keseluru)an atau 3ull adoption 4sumber; Ikatan Akuntan Indonesia: /00-8. Pada ta)un /01/ tersebut di)arapkan Indonesia suda) mengadopsi keseluru)an IFRS: sedangkan k)usus untuk perbankan di)arapkan ta)un /010. 5engan pencanangan tersebut timbul permasala)an mengenai sejaumana adopsi IFRS dapat diterapkan dalam .aporan Keuangan di Indonesia: bagaimana si3at adopsi &ang cocok apaka) adopsi seluru) atau sebagian 4)armonisasi8: dan man3aat bagi perusa)aan &ang mengadopsi k)ususn&a dan bagi perekonomian Indonesia pada umumn&a: serta bagaimana kesiapan Indonesia untuk mengadopsi IFRS: mungkinka) ta)un /01/ Indonesia mengadopsi penu) IFRS= B. PEMBAHASAN .armoni&a&i Standar Akuntan&i Interna&ional >)oi dan Mueller 41--+8 mende3inisikan akuntansi internasional adala) akuntansi internasional &ang memperluas akuntansi &ang bertujuan umum: &ang berorientasi nasional: dalam arti &ang luas untuk; 418 analisa komparati3 internasional: 4/8 pengukuran dan isu!isu pelaporan akuntansin&a &ang unik bagi transaksi bisnis!bisnis internasional dan bentuk bisnis perusa)aan multinasional: 4 8 kebutu)an akuntansi bagi pasar!pasar

155

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

keuangan internasional: dan 418 )armonisasi akuntansi di seluru) dunia dan )armonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui akti$itas!akti$itas politik: organisasi: pro3esi dan pembuatan standar. >)oi: et al. 41---8 men&atakan ba)2a #armonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas 4kesesuaian8 praktik akuntansi dengan menentukan batasan!batasan seberapa besar praktik!praktik tersebut dapat beragam. Standart )armonisasi ini bebas dari kon3lik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas 4da&a banding8 in3ormasi keuangan &ang berasal dari berbagai (egara. Saat ini )armonisasi standar akuntansi internasional menjadi isu )angat karena ber)ubungan erat dengan globalisasi dalam dunia bisnis &ang terjadi saat ini. 9lobalisasi bisnis tampak dari kegiatan perdagangan antar negara &ang mengakibatkan munculn&a perusa)aan multinasional. #al ini mengakibatkan timbuln&a kebutu)an akan suatu standar akuntansi &ang berlaku secara luas di seluru) dunia. Akuntansi sebagai pen&edia in3ormasi bagi pengambilan keputusan &ang bersi3at ekonomi juga dipengaru)i ole) lingkungan bisnis &ang terus menerus beruba) karena adan&a globalisasi. Adan&a transaksi antar negara dan prinsip!prinsip akuntansi &ang berbeda antar negara mengakibatkan munculn&a kebutu)an akan )armonisasi standar akuntansi di seluru) dunia. IAS> 4 nternational Accounting 'tadard Committe 8 adala) lembaga &ang bertujuan merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi se)ubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikann&a untuk bisa diterima secara luas di seluru) dunia: serta bekerja untuk pengembangan dan )armonisasi standar dan prosedur akuntansi se)ubungan dengan pelaporan keuangan 4>)oi ? Mueller: 1--+8. IFRS 4 nternasional Financial Accounting 'tandard8 adala) suatu upa&a untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang ter)adap kurangn&a transparansi in3ormasi keuangan. ,ujuan IFRS adala) memastikan ba)2a laporan keungan interim perusa)aan untuk periode!periode &ang dimaksukan dalam laporan keuangan ta)unan: mengandung in3ormasi berkualitas tinggi &ang; 418. Meng)asilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode &ang disajikan.: 4/8. men&ediakan titik a2al &ang memadai untuk akuntansi &ang

156

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan........(Rindu Rika Gamayuni))

berdasarkan pada IFRS.: 4 8. dapat di)asilkan dengan bia&a &ang tidak melebi)i man3aat untuk para pengguna. Se3arah# 4erkem5angan# dan 4engado4&ian Standar Akuntan&i Interna&ional di Indone&ia Se3arah dan 4erkem5angan Standar Akuntan&i di Indone&ia 'erikut adala) perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari a2al sampai dengan saat ini &ang menuju kon$ergensi dengan IFRS 4Sumber; Ikatan Akuntan Indonesia: /00+8. a8 di Indonesia selama dalam penjaja)an 'elanda: tidak ada standar Akuntansi &ang dipakai. Indonesia memakai standar 4Sound 'usiness Practices8 ga&a 'elanda. sampai ,)n. 1-55 ; Indonesia belum mempun&ai undang @ undang resmi A peraturan tentang standar keuangan. ,a)un. 1-*1 ; Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika &ang dibuat ole) IAI &ang disebut dengan prinsip Akuntansi. ,a)un. 1-+1 ; Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi. Ak)ir ,a)un 1-+1 ; Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar &ang bersumber dari IAS> 4International Accounting Standart >ommittee8 Sejak ,a)un. 1--1 ; IAI suda) committed mengikuti IAS> A IFRS. ,a)un /00+ ; di)arapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan. ,a)un. /01/ ; Ikut IFRS sepenu)n&a=

b8 c8

d8 e8

38 g8 )8

157

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

1engado4&ian Standar Akuntan&i Interna&ional di Indone&ia Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam proses kon$ergensi secara penu) dengan International Financial Reporting Standards 4IFRS8 &ang dikeluarkan ole) IAS' 4International Accounting Standards 'oard. %le) karena itu: ara) pen&usunan dan pengembangan standar akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar akuntansi internasional 4IFRS8 tersebut. Posisi IFRSAIAS &ang suda) diadopsi )ingga saat ini dan akan diadopsi pada ta)un /00- dan /010 adala) seperti &ang tercantum dalam da3tar! da3tar berikut ini 4sumber; Ikatan Akuntan Indonesia: /00-8.

Ta5el 16 I %S7IAS 2ang Telah 'iado4&i ke dalam 1SA) hingga 31 'e&em5er "008 1. IAS / In$entories /. IAS 10 6$ents a3ter balance s)eet date . IAS 11 >onstruction contracts 1. IAS 1" Propert&: plant and eBuipment 5. IAS 1* .eases ". IAS 1+ Re$enues *. IAS 1- 6mplo&ee bene3its +. IAS / 'orro2ing costs -. IAS / Financial instruments; presentation 10. IAS - Financial instruments; recognition and measurement 11. IAS 10 In$estment propert Ta5el "6 I %S7IAS 2ang Akan 'iado4&i ke dalam 1SA) 4ada Tahun "00$ 1. IFRS / S)are!based pa&ment /. IFRS 1 Insurance contracts . IFRS 5 (on!current assets )eld 3or sale and discontinued operations 1. IFRS " 6Cploration 3or and e$aluation o3 mineral resources 5. IFRS * Financial instruments; disclosures ". IAS 1 Presentation o3 3inancial statements *. IAS /* >onsolidated and separate 3inancial statements +. IAS /+ In$estments in associates -. IFRS 'usiness combination 10. IFRS + Segment reporting 11. IAS + Accounting policies: c)anges in accounting estimates and errors 1/. IAS 1/ Income taCes

158

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan........(Rindu Rika Gamayuni))

1 . 11. 15. 1". 1*. 1+.

IAS IAS IAS IAS IAS IAS

/1 /" 1 " * +

,)e e33ects o3 c)anges in 3oreign eCc)ange rates Accounting and reporting b& retirement bene3it plans Interests in joint $entures Impairment o3 assets Pro$isions: contingent liabilities and contingent assets Intangible assets

Ta5el 36 I %S7IAS 2ang Akan 'iado4&i ke dalam 1SA) 4ada Tahun "010 1. IAS * >as) 3lo2 statements /. IAS /0 Accounting 3or go$ernment grants and disclosure o3 go$ernment assistance . IAS /1 Related part& disclosures 1. IAS /- Financial reporting in )&perin3lationar& economies 5. IAS 6arning per s)are ". IAS 1 Interim 3inancial reporting *. IAS 11 Agriculture

7ntuk )al!)al &ang tidak diatur standar akuntansi internasional: 5SAK akan terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenu)i kebutu)an n&ata di Indonesia: terutama standar akuntansi keuangan untuk transaksi s&aria): dengan semakin berkembangn&a usa)a berbasis s&aria) di tana) air. .andasan konseptual untuk akuntansi transaksi s&aria) tela) disusun ole) 5SAK dalam bentuk Kerangka 5asar Pen&usunan dan Pen&ajian .aporan Keuangan S&aria). #al ini diperlukan karena transaksi s&aria) mempun&ai karakteristik &ang berbeda dengan transaksi usa)a umumn&a se)ingga ada beberapa prinsip akuntansi umum &ang tidak dapat diterapkan dan diperlukan suatu penamba)an prinsip akuntansi &ang dapat dijadikan landasan konseptual. %e8i&i ter5aru 1SA) 2ang mengacu 4ada I %S Sejak 5esember /00" sampai dengan pertenga)an ta)un /00* kemarin: 5e2an Standar Akuntansi Keuangan 45SAK8 Ikatan Akuntan Indonesia 4IAI8 tela) mere$isi dan mengesa)kan lima Pern&ataan Standar Akuntansi Keuangan 4PSAK8. Re$isi tersebut dilakukan dalam rangka kon$ergensi dengan International Accounting Standards 4IAS8 dan International 3inancial reporting standards 4IFRS8. 5 butir PSAK &ang tela) dire$isi tersebut antara lain; PSAK (o. 1 : (o. 1": (o. 0 4ketigan&a re$isi ta)un /00*: &ang berlaku e3ekti3 sejak 1 <anuari /00+8: PSAK (o. 50 dan (o. 55 4keduan&a re$isi ta)un /00" &ang berlaku e3ekti3 sejak 1 <anuari /00-8.

159

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

1.

PSAK (o. 1 4re$isi /00*8 tentang Properti In$estasi &ang menggantikan PSAK (o. 1 tentang Akuntansi untuk In$estasi 4disa)kan 1--18: PSAK (o. 1" 4re$isi /00*8 tentang Aset ,etap &ang menggantikan PSAK 1" 41--18 ; Akti$a ,etap dan Akti$a .ain!lain dan PSAK 1* 41--18 Akuntansi Pen&usutan: PSAK (o. 0 4re$isi /00*8 tentang Se2a menggantikan PSAK 0 41--18 tentang Se2a 9una 7sa)a. PSAK (o. 50 4re$isi /00"8 tentang Instrumen Keuangan ; Pen&ajian dan Pengungkapan &ang menggantikan Akuntansi In$estasi 63ek ,ertentu PSAK (o. 55 4re$isi /00"8 tentang Instrumen Keuangan ; Pengakuan dan Pengukuran &ang menggantikan Akuntansi Instrumen 5eri$ati3 dan Akti$itas .indung (ilai.

/.

. 1.

5.

Kelima PSAK tersebut dalam re$isi terak)irn&a sebagian besar suda) mengacu ke IASAIFRS: 2alaupun terdapat sedikit perbedaan terkait dengan belum diadopsin&a PSAK lain &ang terkait dengan kelima PSAK tersebut. 5engan adan&a pen&empurnaan dan pengembangan PSAK secara berkelanjutan dari ta)un ke ta)un: saat ini terdapat tiga PSAK &ang pengaturann&a suda) disatukan dengan PSAK terkait &ang terbaru se)ingga nomor PSAK tersebut tidak berlaku lagi: &aitu ; 1. PSAK (o. - 4Re$isi 1--18 tentang Pen&ajian Akti$a .ancar dan Ke2ajiban <angka Pendek pengaturann&a disatukan dalam PSAK (o. 1 4Re$isi 1--+8 tentang Pen&ajian .aporan KeuanganD PSAK (o. 1* 4Re$isi 1--18 tentang Akuntansi Pen&usutan pengaturann&a disatukan dalam PSAK (o. 1" 4Re$isi /00*8 tentang Aset ,etapD PSAK (o. /0 tentang 'ia&a Riset dan Pengembangan 41--18 pengaturann&a disatukan dalam PSAK (o. 1- 4Re$isi /0008 tentang Aset ,idak 'er2ujud.

/.

1SA) 2ang &edang dalam 4ro&e& re8i&i

160

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan........(Rindu Rika Gamayuni))

Ikatan Akuntan Indonesia merencanakan untuk kon$ergensi dengan IFRS mulai ta)un /01/: untuk itu 5e2an Standar Akuntansi Keuangan 45SAK8 sedang dalam proses mere$isi PSAK berikut 4Sumber; 5eloitte (e2s .etter: /00*8; E E PSAK // ; Accounting !or 4usiness Combination, %hich is revised by re!erence to F$' 5 0 4usiness CombinationD PSAK 5+ ; Discontinued 6perations, %hich is revised by re!erence to F$' 7 0 8on9current Assets *eld !or 'ale and Discontinued 6perationsD PSAK 1+ ; mpairment o! Assets, %hich is revised by re!erence to A' 5: 0 mpairment o! Assets

'erikut adala) program pengembangan standar akuntansi nasional ole) 5SAK dalam rangka kon$ergensi dengan IFRS 4Sumber; Ikatan Akuntan Indonesia: /00+8; E E Pada ak)ir /010 di)arapkan seluru) IFRS suda) diadopsi dalam PSAKD ,a)un /011 merupakan ta)un pen&iapan seluru) in3rastruktur pendukung untuk implementasi PSAK &ang suda) mengadopsi seluru) IFRSD ,a)un /01/ merupakan ta)un implementasi dimana PSAK &ang berbasis IFRS 2ajib diterapkan ole) perusa)aan! perusa)aan &ang memiliki akuntabilitas publik. (amun IFRS tidak 2ajib diterapkan ole) perusa)aan!perusa)aan lokal &ang tidak memiliki akuntabilitas publik. Pengembangan PSAK untuk 7KM dan kebutu)an spesi3ik nasional dida)ulukan.

Efek 4enera4an International Accounting Standard 9IAS: terhada4 /a4oran )euangan 'eberapa penelitian di luar negeri tela) dilakukan untuk menganalisa dan membuktikan e3ek penerapan IAS 4IFRS8 dalam laporan keuangan perusa)aan domestik. Penelitian itu antara lain dilakukan ole) 'art): .andsman: .ang 4/0058: &ang melakukan pengujian untuk membuktikan pengaru) Standar Akuntansi Internasional 4SAI8 ter)adap kualitas akuntansi. Penelitian lain dilakukan ole) Marjan Petreski 4/0058: menguji

161

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

e3ek adopsi SAI ter)adap manajemen perusa)aan dan laporan keuangan. #ung ? Subraman&an 4/0018 menguji e3ek adopsi SAI ter)adap laporan keuangan perusa)aan di <erman. #asil penelitian ini memberikan bukti ba)2a total akti$a: total ke2ajiban dan nilai buku ekuitas: lebi) tinggi &ang menerapkan IAS dibanding standar akuntansi <erman: dan tidak ada perbedaan &ang signi3ikan pada pendapatan dan laba bersi) &ang didasarkan atas Standar Akuntansi Internasional dan Standar Akuntansi <erman. Adopsi SAI juga berdampak pada rasio keuangan: antaralain rasio R%6: RA%: A,%: rasio .6F dan PM: rasio nilai buku ter)adap nilai pasar ekuitas: rasio 6arning to Price. Price2ater)ouse >oopers 4/0058 men&atakan ba)2a peruba)an standar akuntansi tersebut akan berdampak pada berbagai area antara lain; Product viability, Capital nstruments, Derivatives dan hedging, Employee bene!its, !air valuations, capital allocation, leasing, segment reporting, revenue recognition, impairment revie%s, de!erred ta.ation, cash !lo%s, disclosures, borro%ing arrangements and banking covenants( 1eranan dan keuntungan harmoni&a&i atau ado4&i I %S &e5agai &tandar akuntan&i dome&tik Keuntungan )armonisasi menurut .ecturer P). 5iaconu Paul 4/00/8 adala); 418 In3ormasi keuangan &ang dapat diperbandingkan: 4/8 #armonisasi dapat meng)emat 2aktu dan uang: 4 8 Mempermuda) trans3er in3ormasi kepada kar&a2an serta mempermuda) dalam melakukan training pada kar&a2an: 418 Meningkatkan perkembangan pasar modal domestik menuju pasar modal internasional: 458 Mempermuda) dalam melakukan analisis kompetiti3 dan operasional &ang berguna untuk menjalankan bisnis serta mempermuda) dalam pengelolaan )ubungan baik dengan pelanggan: supplier: dan pi)ak lain. Price2ater)ouse >oopers 4/0058 dalam publikasin&a GMaking A c)ange ,o IFRSH mengatakan; GFinancial reporting that is not easily understood by global users is unlikely to bring ne% business or capital to a company( &his is %hy so many are either voluntarily changing to F$', or being re;uired to by their governments( Communicating in one language to global stakeholders enhances con!idence in the business and improves

162

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan........(Rindu Rika Gamayuni))

!inance9raising capabilities( t also allo%s multinational groups to apply common accounting across their subsidiaries, %hich can improve internal communications, and the ;uality o! management reporting and group decision9making( At the same time, F$' can ease ac;uisitions and divestments through greater certainty and consistency o! accounting interpretation( n increasingly competitive markets, F$' allo%s companies to benchmark themselves against their peers %orld%ide, and allo%s investors and others to compare the company<s per!ormance %ith competitors globally( &hose companies that do not make themselves comparable 1or can<t, because national la%s stand in the %ay2 %ill be at a disadvantage and their ability to attract capital and create value going !or%ard %ill be underminedH 5alam publikasi tersebut: Price2ater)ouse >oopers sebagai perusa)aan jasa pro3essional atau kantor akuntan terbesar di dunia saat ini: men&atakan ba)2a laporan keuangan dituntut untuk dapat memberikan in3ormasi &ang lebi) dapat dipa)ami ole) pemakai global: dengan demikian dapat menarik modal ke dalam perusa)aan. #al inila) &ang mendorong atau menuntut peruba)an peraturan akuntansi domestik ke ara) IFRS. 5engan mengadopsi IFRS berarti laporan keuangan berbicara dengan ba)asa akuntansi &ang sama: )al ini akan memuda)kan perusa)aan multinasional dalam berkomunikasi dengan cabang! cabang perusa)aann&a &ang berada dalam negara &ang berbeda: meningkatkan kualitas pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan. 5engan mengadopsi IFRS juga berarti meningkatkan kepastian dan konsistensi dalam interpretasi akuntansi: se)ingga memuda)kan proses akuisisi dan di$estasi. 5engan mengadopsi IFRS kinerja perusa)aan dapat diperbandingkan dengan pesaing lainn&a secara global: apalagi dengan semakin meningkatn&a persaingan global saat ini. Akan menjadi suatu kelema)an bagi suatu perusa)aan jika tidak dapat diperbandingkan secara global: &ang berarti kurang mampu dalam menarik modal dan meng)asilkan keuntungan di masa depan. 1erlun2a harmoni&a&i &tandar akuntan&i interna&ional di Indone&ia Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi internasional untuk memuda)kan perusa)aan asing &ang akan menjual sa)am

163

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

di negara ini atau sebalikn&a. (amun demikian: untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara muda) karena memerlukan pema)aman dan bia&a sosialisasi &ang ma)al. Indonesia suda) melakukann&a namun si3atn&a baru )armonisasi: dan selanjutn&a akan dilakukan 3ull adoption atas standar internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi internasional tersebut terutama untuk perusa)aan publik. #al ini dikarenakan perusa)aan publik merupakan perusa)aan &ang melakukan transaksi bukan )an&a nasional tetapi juga secara internasional. <ika ada perusa)aan dari luar negeri ingin menjual sa)am di Indonesia atau sebalikn&a: tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi &ang dipergunakan dalam men&usun laporan. Ada beberapa pili)an untuk melakukan adopsi: menggunakan IAS apa adan&a: atau )armonisasi. #armonisasi adala): kita &ang menentukan mana saja &ang )arus diadopsi: sesuai dengan kebutu)an. >onto)n&a adala) PSAK 4pern&ataan standar akuntansi keuangan8 nomor /1: itu mengadopsi sepenu)n&a IAS nomor 1-. Standar ini ber)ubungan dengan imbalan kerja atau emplo&ee bene3it. Kerugian apa &ang akan kita )adapi bila kita tidak melakukan )armonisasi: kerugian kita berkaitan dengan kegiatan pasar modal baik modal &ang masuk ke Indonesia: maupun perusa)aan Indonesia &ang listing di bursa e3ek di (egara lain. Perusa)aan asing &ang ingin listing di '6I akan kesulitan untuk menerjema)kan laporan keuangann&a dulu sesuai standart nasional kita: sedangkan perusa)aan Indonesia &ang akan listing di (egara lain: juga cukup kesulitan untuk menerjema)kan atau membandingkan laporan keuangan sesuai standart di negara tersebut. #al ini jelas akan meng)ambat perekonomian dunia: dan aliran modal akan berkurang dan tidak mengglobal. C. RINTANGAN DALAM PROSES MENUJU HARMONISASI

Menurut (obes dan Parker 4/00/8: rintangan &ang paling 3undamental dalam proses )armonisasi adala); 418 perbedaan praktek akuntansi &ang berlaku saat ini pada berbagai negara: 4/8 kurangn&a atau lema)n&a tenaga pro3esional atau lembaga pro3esional di bidang akuntansi pada beberapa negara: 4 8 perbedaan sistem politik dan ekonomi pada tiap!tiap negara.

164

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan........(Rindu Rika Gamayuni))

Menurut .ecturer P). 5iaconu Paul 4/00/8: )ambatan dalam menuju )armonisasi adala); 418 (asionalisme tiap!tiap negara: 4/8 Perbedaan sistem pemerinta)an pada tiap!tiap negara: 4 8 Perbedaan kepentingan antara perusa)aan multinasional dengan perusa)aan nasional &ang sangat mempengaru)i proses )armonisasi antar negara: 418 ,inggin&a bia&a untuk meruba) prinsip akuntansi. Tantangan atau rintangan 5agi 4eru&ahaan; Penerapan IFRS dalam sebua) perusa)aan atau organisasi bukanla) suatu ke)arusan. Sebua) perusa)aan ketika akan berali) ke IFRS terlebi) da)ulu akan mempertimbangkan cost and bene3it!n&a. Perusa)aan akan menerapkan IFRS apabila memperole) incremental bene3it atas penerapan IFRS tersebut. (amun bagi perusa)aan multinasional: 2ajib menerapkan IFRS dalam laporan keuangann&a dikarenakan perusa)aan ini berpatner dengan perusa)aan!perusa)aan lain secara global. <ika perusa)ana multinasional tidak mau mengadopsi IFRS: maka ia akan ditinggalkan ole) patner usa)an&a &ang membutu)kan laporan keuangan &ang berstandar internasional. IFRS adala) sebua) sistem pengukuran kinerja baru. Prinsip akuntansi &ang baru ini )arus di umumkan kepada semua pi)ak di sebua) perusa)aan 4organisasi8. Meruba) standar akuntansi dari standar domestik menjadi standar internasional bukanla) sekedar berganti aturan akuntansi semata: tetapi juga berarti peruba)an dalam pola pikir pega2ai accountingAkeuangan dan bagian lain di perusa)aan dalam bekerja: mereka dituntut untuk mengeta)ui dan bisa membuat laporan keuangan ber!standard IFRS. #al ini tentu saja membutu)kan 2aktu dan usa)a &ang keras. Tantangan atau rintangan 5agi kalangan akademi&i; Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penu) pada ta)un /01/. 7ntuk tujuan itu: sampai dimana kesiapan kalangan akademisi k)ususn&a bidang akuntansi di Indonesia= Mengingat kalangan akademisi adala) ujung tombak dalam mempersiapkan atau meng)asilkan generasi!generasi penerus &ang akan ber)adapan langsung dengan IFRS dalam dunia kerjan&a di masa depan. Apaka) akademisi Indonesia 4seperti guru: dosen dan guru besar akuntansi8 suda) siap mengganti kurikulum:

165

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

buku literature: silabus dan ba)anAalat ajar akuntansi lainn&a= Menguba) kurikulum akuntansi bukanla) pekerjaan muda): men&angkut ban&ak aspek. Mic)ael >angemi 4President dan >6% dari F6I8 dalam tulisann&a di GMarc) issueG mengatakan; I&his means that all o! the GAAP books you o%n, everything you learned in college and in your entire career %ill changeI: semua buku mengenai 9AAP &ang anda miliki beserta segala sesuatu &ang anda pelajari di sekola) dan career akan beruba). G=a/or accounting schools 9 the 3niversities o! &e.as, llinois and Wisconsin 9 %ill teach F$' H: kata .arr& Rittenberg: P).5.: 6rnst ? Joung pro3essor: 7ni$ersit& o3 Kisconsin. #ampir semua uni$ersitas &ang men&elenggarakan jurusan akuntansi di semua negara bagian amerika serikat tela) memiliki kelas k)usus IFRS: katan&a: seperti di lansir ole) Financial 6Cecuti$e %nline. D. KESIMPULAN 1. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena kebutu)an akan in3o keuangan &ang bisa diakui secara global untuk dapat bersaing dan menarik in$estor secara global. Saat ini: adopsi &ang dilakukan ole) PSAK Indonesia si3atn&a adala) )armonisasi: belum adopsi secara utu): namun indonesia mencanangkan akan adopsi seutu)n&a IFRS pada ta)un /01/. Adopsi ini 2ajib diterapkan terutama bagi perusa)aan publik &ang bersi3at multinasoinal: untuk perusa)aan non publik &ang bersi3at lokal tidak 2ajib diterapkan. Perlu dipertimbangkan lebi) jau) lagi si3at adopsi apa &ang cocok diterapkan di Indonesia: apaka) adopsi secara penu) IFRS atau adopsi IFRS &ang bersi3at )armonisasi &aitu mengadopsi IFRS disesuaikan dengan kondisi ekonomi: politik: dan sistem pemerinta)an di Indonesia. Adopsi secara penu) IFRS akan meningkatkan keandalan dan da&a banding in3ormasi laporan keuangan secara internasional: namun adopsi seutu)n&a akan bertentangan dengan sistem pajak pemerinta)an Indonesia atau kondisi ekonomi dan politik lainn&a. #al ini merupakan rintangan dalam adopsi sepenu)n&a IFRS di Indonesia.

/.

166

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan........(Rindu Rika Gamayuni))

7ntuk mencapai adopsi seutu)n&a 4!ull adoption8 pada /01/: tantangan terutama di)adapi ole) kalangan akademisi dan perusa)aan di Indonesia. <ika ingin 3ull adoption IFRS pada ta)un /01/: berarti sebelum ta)un /01/ kalangan akademisi k)ususn&a bidang akuntansi )arus siap terlebi) da)ulu ter)adap peruba)an ini dengan cara melakukan pen&esuaian ter)adap kurikulum: silabi: dan literatur. Pen&esuaian ter)adap peruba)an ini memerlukan 2aktu dan usa)a &ang keras: karena pen&esuaian ter)adap peraturan &ang baru men&angkut ban&ak aspek dan bukanla) )al &ang dapat terjadi dalam 2aktu &ang singkat. 'agi perusa)aan atau organisasi: peruba)an dilakukan terutama ole) perusa)aan go publik atau perusa)aan multinational &ang melakukan transaksi dan berinteraksi dengan perusa)aan lainn&a secara international. Adopsi seutu)n&a 4!ull adoption8 ter)adap IFRS: berarti meruba) prinsip!prinsip akuntansi &ang selama ini tela) dipakai menjadi suatu standar akuntansi berlaku secara internasional. #al ini kemungkinan besar tidak akan dapat tercapai dalam 2aktu dekat: mengingat kendala &ang di)adapi antaralain; 418 standar akuntansi sangat ber)ubungan dengan sistem perpajakan. Sistem perpajakan setiap negara ber$ariasi. <ika prinsip akuntansi distandarkan secara internasional: berarti sistem perpajakann&a juga )arus distandarkan secara internasional: masala)n&a mungkinka) ini terjadi= 4/8 standar akuntansi adala) suatu kebijakan akuntansi &ang dibuat berdasarkan kebutu)an politik dan ekonomi suatu negara. Politik dan ekonomi setiap negara ber$ariasi: se)ingga masala) politik dan ekonomi akan selalu menjadi )ambatan dalam adopsi IFRS secara utu) dalam suatu negara.

1.

'A TA% 1(STA)A


Ac)mad: Fa)mi. /00+. 'ank 2ajib terapkan re$isi PSAK pada /010. 4isnis ndonesia. )ttp;AA2eb.bisnis.comAedisi! cetakAedisi )arianAkeuanganA1id - "1.)tml

167

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

American Institute >erti3ied Public Accountants. /00+. F$'0 An A CPA 1American nstitute Certi!ied Public Accountants2 4ackground. (e2&ork. 222.IFRS.com. 1 April /00-. American Institute >erti3ied Public Accountants. /00+. IFRS Primer 3or Audit >ommittees. (e2&ork. 222.IFRS.com. 1 April /00-. As)baug) and Pincus. 1---. G5omestic Accounting Standard: International Accounting Standards: and ,)e Predictabilit& o3 6arningH. 'art): .andsman and .ang. /005. GInternational Accounting Standards and Accounting Lualit&H. >ournal o! Accounting. 'asir: S&arie3. /00+. Adopsi Standar Auditing dan Assurance Internasional: Suda) Sampai 5imana=. =a/alah Akuntan ndonesia edisi (o. " ,a)un II Maret /00+. 'elkaoui: A)med: 1--+: Accounting &heory: Mar2ata: dkk.: Salemba 6mpat: <akarta. Penerjema)

>)oi: Frederic): 5.S.Frost: >arol A. and Meek: 9ar& K. 1---. ? nternational Accounting@( Prentice #all: 7pper Saddle Ri$er: (J. >)oi ? Mueller. 1--+. Akuntansi nternasional( Salemba 6mpat. <akarta. 5elloitte (e2s .etter. /00*. F$' Convergence Planning( &he 'tandards 3p Date: Fol.1. /1 September /00*. 222.auditmepost.blogspot.com. 45esember /00+8. #ardi. /00+. SPAP: kapan 3ull adoption ke ISA 222.auditmepost.blogspot.com 45esember: /00+8 #ardi. /00+. PSAK re$isian 5SAK!IAI berlaku e3ekti3 sejak 1 <anuari /00+. Suda) siapka) Anda = )ttp;AA2eb.bisnis.comAedisi!cetakAedisi!)arianAkeuanganA 1id - "1.)tml: 4Februari: /00-8. =

#endricksen: 6ldon S. 4Marianus Sinaga: 6ditor8: 1--": &eori Akuntansi: 6disi 1: Salemba 6mpat: <akarta.

168

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan........(Rindu Rika Gamayuni))

#ung and Subraman&an. /001. GFinancial Statement 633ects o3 Adoption International Accounting Standards; ,)e >ase o3 9erman&H. Working Paper, 3niversity o! 'outhern Carolina( Ikatan Akuntan Indonesia 4IAI8. 1---. Keuangan: Salemba 6mpat. <akarta. 'tandar Akuntansi

Ikatan Akuntan Indonesia 4IAI8. /00-. Program Konvergensi IFRS /00-. 222.iaiglobal.or.id. April /00-. Ikatan Akuntan Indonesia. /00+. Prinsip Akuntansi0 'e/arah 'AK. 222.iaiglobal.or.id International Accounting Standards >ommittee. nternational Accounting 'tandards 1---. 1---.

Kanaka Puradiredja Su)artono. Public Accountant: taC and business ad$isor& ser$ices. /00-. Menuju Kon$ergensi IFRS di ta)un /01/. 222.kanaka.co.id. April /00-. Kanaka Puradiredja Su)artono. Public Accountant: taC and business ad$isor& ser$ices. /00-. Kon$ergensi IFRS di Indonesia. 222.kanaka.co.id. April /00-. .ecturer P). 5iaconu Paul. /00/. G#armoniMation o3 ,)e International Accounting S&stemH. Academy o! Economic 'tudies 4ucharest( %sman Ramli Satrio dan rekan. /00*: a member o3 deloitte ,ouc)e ,o)matsu. IFRS and Indonesian 9AAP; a >omparison. 5eloitte: audit andassurance. Petreski: Marjan. /005. G,)e Impact o3 International Accounting Standards on FirmsH. Price2ater)ouse >oopers. /005. Similarities and 5i33erences; a >omparison o3 IFRS: Indonesian 9AAP: 7S 9AAP. Publised b& Kantor Akuntan *aryanto 'ahari dan rekan. Saudagaran: S)arok). /001. ? nternational Accounting0 A 3ser PerspectiveH. ,)ompson .earning.

169

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

S&a3ri Adnan dan <amason Sinaga. /005. Peningkatan 'tandar Akuntansi ntenasional 4Impro$ement to International Public Sector Accounting Standards. ,arca: Ann. /00/.HInternational >on$ergence o3 Accounting Practise; >)oosing 'et2een IAS and 7S 9AAPH. 3niversity o! Western Australia( Naitul. /00 . ,injauan Kritis tentang Pengaru) 'uda&a ,er)adap Sistem Akuntansi. Fakultas Ekonomi 3niversitas 4ung *atta(

170

ANA/ISIS .(B(N*AN IN!EST+ENT 0110%T(NIT, SET 9I0S: BE%'ASA%)AN NI/AI 1ASA% 'AN NI/AI B()( 'EN*AN %EA/ISASI 1E%T(+B(.AN
Einde E8ana" ABSTRAK &he goal o! this research is to prove empirically connection bet%een 6' 1 nvestment 6pportunity 'et2 and gro%th reali)ation( 6' pro.y that is used in this research is pro.y based on value that is market to book value o! e;uity 1=AE4AE2( &o prove 6' pro.y validation, %e earlier prove empirically that is signi!icantly di!!erent bet%een market value and book value( &he selection o! samples is done by purposive /udgment sampling method( &his sample researches are 75 companies !rom -BC manu!acture companies %hich are registered in ndonesian 'tock E.change( &he researcher use paired sample t9 test as analytical test to try the !irst hypothesis( Whereas to +nd, 5rd, Bth and 7th 6'< are correlated %ith gro%th reali)ation by use one9tailed percent correlation( Gro%th reali)ation o! company is pro.ies by gro%th o! assets, e;uity, sales and earnings( &he result o! paired9sample t9test sho%s that there is signi!icantly di!!erent bet%een market value and book value so that proportion ratio o! market value and book value can be used as 6' pro.y that valid enough( Whereas the test result use one9tailed pearson correlation %ith signi!icant rate 1D2 0 -E sho%s that there is signi!icant positive correlation bet%een 6' and assets gro%th reali)ation, e;uity and selling( For 6' correlation and earning gro%th reali)ation there is positive correlation but not signi!icant( t is maybe caused by earning assignment sample<s company !or dividend is bigger than earning assignment !or retained earning( Key %ords 0 nvestment 6pportunity 'et 1 6'2

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

A;

/ATA% BE/A)AN* 1ENE/ITIAN

Sedikit sekali penelitian pasar modal &ang diasosiasikan dengan struktur modal perusa)aan: terutama dengan set peluang in$estasi. Kemudian muncul konsep baru dalam menilai suatu perusa)aan dengan mengkombinasikan aset &ang dimiliki dan opsi in$estasi di masa depan: &aitu konsep In$estment %pportunit& Set 4I%S8. I%S merupakan nilai sekarang dari pili)an!pili)an perusa)aan untuk membuat in$estasi di masa depan. Menurut Smit) dan Katts 41--/8 dalam #artono 4/0008 potensi pertumbu)an terli)at pada kesempatan in$estasi &ang diproksikan dengan berbagai kombinasi nilai set kesempatan in$estasi 4 nvestment 6pportunity 'et8. Munculn&a istila) I%S dikemukakan ole) M&ers 41-**8 dalam #artono 4/0008 &ang menguraikan pengertian perusa)aan: &aitu sebagai suatu kombinasi antara akti$a riil 4assets in place8 dan opsi in$estasi masa depan. Menurut 9a$er dan 9a$er 41-- 8 opsi in$estasi masa depan tidak semata!mata )an&a ditunjukkan dengan adan&a pro&ek! pro&ek &ang didukung ole) kegiatan riset dan pengembangan saja: tetapi juga dengan kemampuan perusa)aan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusa)aan lain &ang setara dalam suatu kelompok industrin&a. Penelitian Kallapur dan ,romble& ditindaklanjuti ole) Sami et al. pada ta)un 1---: ,ettet Fijrijanti dan <ogi&anto #artono 4/0008 serta Adi Praset&o pada ta)un /000. ,abel 1 menunjukkan da3tar penelitian empiris mengenai I%S &ang disajikan secara lengkap. 'erdasarkan penelitian diatas: dapat disimpulkan ba)2a penting sekali menilai suatu perusa)aan terutama mengenai struktur modaln&a. 5ari struktur modal tersebut kita dapat meli)at nilai buku dan nilai pasarn&a. 5ari sinila) kita dapat mengeta)ui apaka) perusa)aan tersebut bertumbu) atau tidak bertumbu). In3ormasi ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan in$estasi. Asosiasi antara I%S dan kinerja manajemen tercermin pada pertumbu)an nilai perusa)aan &ang dikelola manajemen 4Subekti dan Kusuma: /0018. Realisasi pertumbu)an ini

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

ditunjukkan melalui pertumbu)an nilai buku akti$a: penjualan: laba: dan nilai buku perusa)aan 4Kallapur dan ,romble&: 1--dalam 7tami: /00*8. (ilai I%S suatu perusa)aan juga mempengaru)i keputusan kebijakan perusa)aan. 5alam penelitian Kallapur dan ,romble& 41---8 dalam 7tami 4/00*8: rasio &ang diuji &aitu market to book $alue asset 4MFA'FA8: dengan dasar pemikiran ba)2a prospek pertumbu)an perusa)aan tere3leksi dalam )arga sa)am: pasar menilai perusa)aan &ang sedang bertumbu) lebi) besar dari nilai bukun&a: market to book $alue o3 eBuit& 4MF6'F68 mencerminkan pasar menilai return dari in$estasi perusa)aan di masa datang akan lebi) besar dari return &ang di)arapkan ekuitasn&a: price to earning 4P6R8: capital eCpenditure to book $alue asset 4>AP'FA8 dan capital eCpenditure to market $alue o3 asset 4>APMFA8. 'ertitik tolak dari penjelasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan ba)2a rasio antara nilai buku dan nilai pasar sa)am dapat menunjukkan pertumbu)an suatu perusa)aan. Perbandingan antara nilai buku dan nilai pasar sa)am dapat digunakan sebagai pengukur perusa)aan &ang bertumbu) 4gro2t)8 dan dapat memberikan kesempatan pili)an!pili)an in$estasi di masa datang bagi in$estor. #arga pasar sa)am merupakan )arga sa)am &ang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu: sedangkan nilai buku merupakan nilai &ang dicatat ole) perusa)aan 4#artono: /00 8. 5engan demikian in$estor dapat memiliki kesempatan berin$estasi &ang menguntungkan dengan cara menganalisis pertumbu)an suatu perusa)aan &ang terli)at dari nilai buku dan nilai pasar sa)am perusa)aan. 5ari pengertian tersebut para peneliti tela) mengembangkan proksi pertumbu)an perusa)aan menjadi I%S sesuai dengan tujuan dan jenis data &ang tersedia dalam penelitiann&a. Menurut 9a$er dan 9a$er 41-- 8: I%S perusa)aan merupakan sesuatu &ang secara melekat bersi3at tidak dapat diobser$asi. Si3atn&a &ang tidak dapat diobser$asi men&ebabkan I%S memerlukan sebua) proksi. 'erbagai jenis proksi tela) digunakan ole) ban&ak peneliti dalam studi empirisn&a secara tidak seragam. Sala) satu proksi I%S &aitu mengukur pertumbu)an perusa)aan dengan memperbandingkan nilai pasar dan nilai buku sa)am. Menurut #artono 4/00 8 men&atakan ba)2a perusa)aan &ang bertumbu) memiliki rasio

173

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

nilai pasar &ang lebi) tinggi dari nilai buku sa)amn&a. #al ini serupa dengan >)arles P. <ones 41--+8 dalam Sari 4/00/8 &ang men&atakan ba)2a rasio antara nilai pasar dan nilai buku sa)am perusa)aan &ang bertumbu) sama atau lebi) dari satu. B; )E%AN*)A TE0%ITIS 'AN 1EN*E+BAN*AN .I10TESIS 1engertian I0S Istila) In$estment %pportunit& Set 4I%S8 pertama kali dikemukakan ole) M&ers 41-*"8 dalam 7tami 4/00*8. Menurut M&ers 41-*"8 dalam 7tami 4/00*8 I%S merupakan keputusan in$estasi dalam bentuk kombinasi akti$a &ang dimiliki 4assets in place8 dan pili)an pertumbu)an pada masa &ang akan datang dengan (et Present Falue 4(PF8 positi3. Menurut Kallapur dan ,romble& 4/0018 dalam 7tami 4/00*8 pertumbu)an merupakan kemampuan perusa)aan untuk meningkatkan siMe!n&a: sementara I%S merupakan opsi untuk berin$estasi pada suatu pro&ek &ang memiliki net present $alue positi3. Menurut kedua penelitian tersebut: I%S juga dapat meningkatkan siMe perusa)aan: sedangkan tidak semua gro2t) opportunities mampu meng)asilkan net present $alue positi3. Menurut 9a$er dan 9a$er 41-- 8: I%S merupakan nilai perusa)aan &ang besam&a tergantung pada pengeluaran!pengeluaran &ang ditetapkan manajemen di masa &ang akan datang: &ang pada saat ini merupakan pili)an!pili)an in$estasi &ang di)arapkan akan meng)asilkan return &ang lebi) besar. Komponen nilai perusa)aan &ang merupakan )asil dari pili)an! pili)an untuk melakukan in$estasi di masa &ang akan datang merupakan set kesempatan in$estasi M&ers 41-*"8 dalam 7tami 4/00*8 I%S menunjukan opsi pertumbu)an bagi perusa)aan. (ilai opsi pertumbu)an tersebut tergantung pada discretionar& eCpenditure dari manajer 4M&ers: 1-*" dalam 7tami: /00*8. %psi pertumbu)an tersebut bisa berupa in$estasi tradisional atau discretionar& eCpenditure &ang diperlukan untuk kesuksesan perusa)aan seperti penelitian dan pengembangan teknologi baru 4<ones dan S)arma: /001 dalam 7tami: /00*8.

)la&ifika&i 1rok&i I0S

174

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

I%S merupakan $ariabel &ang tidak dapat diobser$asi 4$ariabel laten8: ole) karena itu diperlukan proksi. #al ini didukung ole) Kallapur dan ,romble& 4/0018 dalam 7tami 4/00*8: &ang men&atakan ba)2a set kesempatan in$estasi perusa)aan tidak dapat diobser$asi untuk pi)ak!pi)ak di luar perusa)aan. 'erbagai $ariabel &ang digunakan sebagai proksi set kesempatan in$estasi tela) ban&ak diteliti dan diuji pada berbagai penelitian. Proksi ini diklasi3ikasikan dalam tiga tipe 49a$er dan 9a$er: 1-- 8: &aitu 1rok&i 5erda&arkan harga 9price-based proxies: I%S berdasarkan )arga merupakan proksi &ang men&atakan ba)2a prospek pertumbu)an perusa)aan sebagian din&atakan dalam )arga pasar. Proksi &ang men&atakan ba)2a prospek pertumbu)an perusa)aan secara parsial din&atakan dalam )arga!)arga sa)am: dan perusa)aan!perusa)aan &ang tumbu) akan memiliki nilai pasar &ang lebi) tinggi secara relati3 untuk akti$a &ang dimiliki 4assets in place8. Rasio!rasio &ang tela) digunakan dalam beberapa penelitian &ang berkaitan dengan proksi pasar adala) sebagai berikut; market to book $alue o3 asset: market to book $alue o3 eBuit&: tobinOs B: ratio o3 propert&: plant and eBuipment to 3irm $alue: earnings to price ratios: ratio o3 depreciation to 3irm $alue dan 3irm $alue to book $alue propert&: plant and eBuipment. 1rok&i 5erda&arkan in8e&ta&i 9investment-based proxies: Proksi berbasis in$estasi menunjukkan ba)2a tingkat akti$itas in$estasi &ang tinggi berkaitan secara positi3 dengan nilai I%S suatu perusa)aan. Perusa)aan!perusa)aan &ang memiliki suatu I%S &ang tinggi juga akan memiliki tingkatan in$estasi &ang tinggi: &ang dikon$ersi menjadi aset &ang dimiliki. 'entuk dari proksi ini merupakan suatu rasio &ang membandingkan suatu in$estasi &ang tela) diin$estasikan dalam bentuk akti$a tetap: atau suatu )asil operasi &ang diproduksi dari akti$a &ang tela) diin$estasikan. Proksi I%S berbasis in$estasi &ang biasan&a digunakan dalam penelitian adala) rasio capital eCpenditure to book $alue asset: rasio capital eCpenditure to market $alue o3 assets: rasio in$estment to net sales: rasio in$estment to earnings.

175

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

1rok&i 5erda&arkan 8arian 9variance measures: Proksi ini mengungkapkan ba)2a suatu opsi akan menjadi lebi) bernilai jika menggunakan $ariabilitas ukuran untuk memperkirakan besarn&a opsi &ang tumbu): seperti $ariabilitas return &ang mendasari peningkatan akti$a. 7kuran &ang digunakan dalam beberapa penelitian: diantaran&a; $ariance o3 returns: t)e $ariance o3 asset de3lated sales: asset betas. Smit) dan Katts 41--/8 dan 9a$er dan 9a$er 41-- 8 men&atakan ba)2aterdapat alternati3 proksi gabungan sebagai upa&a untuk mengurangi adan&a kesala)an pengukuran &ang terdapat pada proksi dengan rasio indi$idual. Alternati3 dari proksi gabungan &ang perna) dilakukan adala) dengan menggunakan analisis sensiti$itas dengan menggunakan common 3actor anal&sis. Penggabungan dari beberapa alternati3 proksi I%S dilakukan sebagai upa&a untuk mengurangi measurement error &ang ada pada proksi dengan rasio indi$idual: se)ingga akan meng)asilkan pengukuran &ang baik untuk set kesempatan in$estasi. Adan&a berbagai macam proksi seperti &ang tela) dijelaskan sebelumn&a menunjukkan ba)2a selalu ada proksi &ang tidak dapat digunakan. #al ini men&ebabkan belum adan&a kesepakatan tentang proksi &ang dapat me2akili I%S dengan baik 1enelitian<1enelitian Terdahulu dan 1erumu&an .i4ote&i& Penelitian ini menggunakan 5 $ariabel proksi I%S &ang dipakai ole) peneliti sebelumn&a: &aituD 18 rasio market to book $alue eBuit& 4MF6A'F68: /8 rasio market $alue to book $alue o3 assets 4MFAA'FA8: 8 rasio price to earning 4P6R8: 18 rasio capital eCpenditure to assets book $alue 4>APA'FA8: 58 rasio capital eCpenditure to assets market $alue 4>APAMFA8. Penggunaan nilai pasar dalam membentuk rasio I%S menurut #artono 4/0008 suda) tepat karena nilai pasar dapat mengindikasikan adan&a potensi kesempatan perusa)aan untuk tumbu) dan berin$estasi di masa depan. Smit) dan Katts 41--/8 dalam 7tami 4/00*8 menunjukkan bukti ba)2a
176

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

perusa)aan &ang tumbu) memiliki nilai rasio nilai pasar ter)adap nilai bukun&a &ang lebi) tinggi dibandingkan dengan perusa)aan &ang tidak tumbu). Rasio MFAA'FA dan MF6A'F6 berkorelasi positi3 ter)adap pertumbu)an akti$a dan ekuitas. Kallapur dan ,romble& 41---8 dalam 7tami 4/00*8 juga menemukan bukti atas korelasi tersebut secara signi3ikan. Fijrijanti: ,ettet: dan #artono 4 /0008 menunjukan ara) korelasi positi3 antara rasio MF6A'F6 dan MFAA'FA ter)adap pertumbu)an akti$a secara konsisten. #asil penelitian Rok)i&ati 4/0058 men&ebutkan ba)2a terdapat korelasi &ang positi3 signi3ikan untuk perusa)aan &ang tumbu) terjadi antara MF6'F6 ter)adap pertumbu)an penjualan sebesar 0: +- dan ter)adap pertumbu)an ekuitas sebesar 0:*0+. Rasio MFA'FA ter)adap pertumbu)an ekuitas sebesar 0:""*. Rasio >AP'FA ter)adap pertumbu)an aset sebesar 0: **. Sedangkan )asil penelitian 7tami 4/00*8 menemukan ba)2a MF6A'F6 berkorelasi positi3 dengan pertumbu)an akti$a. Rasio MFAA'FA berkorelasi negati3 ter)adap pertumbu)an akti$a dan ekuitas. Simpulan teori dan bukti empiris &ang tela) dipaparkan sebelumn&a dapat menjadi acuan ba)2a perusa)aan &ang berpotensi tumbu) mendapatkan respon positi3 dari pasar dibandingkan dengan perusa)aan &ang tidak berpotensi tumbu). Potensi pertumbu)an perusa)aan ini dapat diketa)ui dari laporan keuangan. %le) karena itu: saat publikasi laporan keuangan se)arusn&a pasar segera merespon in3ormasi tersebut: kemudian menginterpretasi dan menganalisis in3ormasi &ang diterima lebi) lanjut. Se)ingga keputusan &ang diambil tidak )an&a cepat: namun memiliki nilai ekonomis dan keakuratan &ang tinggi. #al tersebut tergantung dari interpretasi in$estor ter)adap in3ormasi laporan keuangan. .i4ote&i& Atas dasar kerangka teori dan )asil!)asil penelitian terda)ulu maka )ipotesis &ang diajukan pada penelitian ini adala) ; #1 ;,erdapat perbedaan &ang signi3ikan antara nilai pasar dan nilai buku sa)am. #/ ;,erdapat korelasi positi3 signi3ikan antara proksi I%S berdasarkan nilai pasar dan nilai buku dengan realisasi pertumbu)an akti$a.
177

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

# ;,erdapat korelasi positi3 signi3ikan antara proksi I%S berdasarkan nilai pasar dan nilai buku dengan realisasi pertumbu)an ekuitas. #1 ;,erdapat korelasi positi3 signi3ikan antara proksi I%S berdasarkan nilai pasar dan nilai buku dengan realisasi pertumbu)an penjualan. #5 ;,erdapat korelasi positi3 signi3ikan antara proksi I%S berdasarkan nilai pasar dan nilai buku dengan realisasi pertumbu)an laba.

-; =;

+ET0'E 1ENE/ITIAN

Jeni& dan Sum5er 'ata

5ata &ang dipakai dalam penelitian ini adala) data sekunder: meliputi laporan keuangan ta)unan perusa)aan!perusa)aan &ang dimuat dalam Indonesian >apital Market 5irector& 4I>M58. Sumber data &ang digunakan untuk meng)itung $ariabel! $ariabel dalam penelitian ini diperole) dari 'ursa 63ek Indonesia periode /001 )ingga /00". Sumber data diperole) dari 418 Indonesian >apital Market 5irector& /001 ! /00" dan dari database '6I 4222.jsC.co.id8 4/8 laporan keuangan ta)unan &ang terdiri dari neraca dan laporan labaArugi. >; 1o4ula&i dan Sam4el

Populasi dalam penelitian ini adala) semua perusa)aan manu3aktur &ang listing di '6I periode /001!/00". 5idasarkan pada metode purposive sampling: dengan kriteria pemili)an; Perusa)aan tela) terda3tar di '6I minimal sejak <anuari /001. #al ini dimaksudkan untuk memperole) sampel &ang berusia minimal ta)un 4sampai dengan ta)un /00"8. Perusa)aan menerbitkan laporan keuangan per 1 5esember berturut!turut selama periode /001!/00". #al ini dilakukan untuk meng)indari adan&a pengaru) 2aktu parsial dalam pengukuran $ariabel.

178

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

.aporan keuangan perusa)aan sampel tidak menunjukkan adan&a saldo total ekuitas dan laba &ang negati3 selama periode /001!/00". Penggunaan ekuitas dan laba negati3 men&ebabkan proksi!proksi I%S menjadi bias dan tidak bermakna.

'erdasarkan kriteria!kriteria tersebut: )an&a seban&ak 5 perusa)aan &ang memenu)i kriteria sebagai sampel penelitian. 5a3tar perusa)aan &ang menjadi sampel penelitian disajikan pada ,abel /. 04era&ionali&a&i !aria5el a.. I%S berdasarkan nilai pasar dengan alternati3 proksi )arga; MF6A'F6 P b. Per)itungan nilai buku per lembar sa)am &aitu; ('Alb P c. Fariabel Realisasi Pertumbu)an Perusa)aan

Masing!masing pertumbu)an rumus sebagai berikut; 18 /8 8 18

perusa)aan

di)itung

dengan

Pertumbu)an Akti$a P Qtotal akti$a ta)un R ! total akti$a ta)un R!1 S; Qtotal akti$a ta)un R!1S Pertumbu)an 6kuitas P Qtotal ekuitas ta)un R ! total ekuitas ta)un R!1 S; Qtotal ekuitas ta)un R!1 S Pertumbu)an Penjualan P Qtotal penjualan neto ta)un R ! total penjualan neto ta)un R!1S ; Qtotal penjualan neto R!1S Pertumbu)an .aba P Qlaba R ! laba R!1S ; Qlaba R!1S 4Fijrijanti dkk /0008

Alat (3i a; 1engu3ian .i4ote&i& 1


179

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

7ntuk menguji )ipotesis 1 digunakan uji paired sample t!test pada tingkat ke&akinan -5T dengan pengambilan keputusan sebagai berikut; 1. <ika sig U 0.05 maka #a ditolak. /. <ika sig V 0.05 maka #a diterima.

5; 1engu3ian .i4ote&i& "# 3# 4# dan ? Pengujian ter)adap )ipotesis /: :1 dan 5 dilakukan menggunakan alat uji Pearson >orrelation dengan tingkat ke&akinan --T. Kaida) pengambilan keputusan adala); 1. <ika sig V 0:01 maka #a diterima. /. <ika sig U 0:01 maka #a ditolak

'; ANA/ISIS 'AN 1E+BA.ASAN Stati&tik 'e&kri4tif ,abel di atas men&ajikan ringkasan )asil analisis statistik deskripti3 atas $ariabel &ang digunakan dalam penelitian ini. 5ata di tabel terdiri dari 5 kelompok &aitu 418 $ariabel I%S: 4/8 rata!rata realisasi pertumbu)an akti$a 4/001!/00"8: 4 8 rata!rata realisasi pertumbu)an ekuitas 4/001!/00"8: 418 rata!rata realisasi pertumbu)an penjualan 4/001!/00"8: 458 rata!rata realisasi pertumbu)an laba 4/001!/00"8. 'erdasarkan )asil statistik deskripti3 pada tabel di atas: diperole) seban&ak 5 sampel perusa)aan manu3aktur &ang sesuai dengan kriteria sampling seperti tela) dijelaskan pada 'ab III. I%S 4In$estment %pportunit& Set8 &ang diproksikan dengan rasio MF6A'F6 menunjukan besarn&a perbandingan antara nilai pasar sa)am dengan besarn&a ekuitas perusa)aan. Perusa)aan dengan rasio MF6A'F6 &ang tinggi mengindikasikan ba)2a perusa)aan memiliki pertumbu)an nilai pasar sa)am &ang besar. 'erdasarkan )asil pada tabel di atas: statistik deskripti3 ter)adap rasio MF6A'F6 menunjukan nilai minimum sebesar 0:1": nilai maksimum sebesar :-*: dengan rata!rata
180

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

sebesar 1: 55 . 'erdasarkan nilai rata!rata &ang di)asilkan: dapat disimpulkan ba)2a perusa)aan sampel secara umum memiliki pertumbu)an nilai pasar sa)am &ang cukup tinggi. #al ini ditunjukan dengan besarn&a rata!rata pertumbu)an nilai pasar sa)am perusa)aan &ang )ampir mendekati dua kali lipat apabila dibandingkan dengan nilai buku ekuitas perusa)aan. Sedangkan realisasi pertumbu)an perusa)aan &ang diukur dengan rata!rata total akti$a: ekuitas: panjualan: dan laba juga menunjukan )asil &ang cukup baik. #al ini ditunjukan dengan rata!rata dari masing!masing realisasi pertumbu)an &ang bernilai positi3. 1erhitungan %a&io In8e&tment 044ortunit2 Set 9I0S: Analisis I%S dalam penelitian ini dengan menggunakan sala) satu bentuk proksi I%S &aitu )an&a menggunakan sebua) rasio sebagai proksi I%S dalam menjalankan penelitian ini. Rasio &ang digunakan &aitu per)itungan market to book $alue eBuit& 4MF6A'F68. Rumus MF6A'F6 sebagai berikut ; MF6A'F6 P 4<umla) lembar sa)am beredar R #arga Penutupan8 ,otal 6kuitas MF6A'F6 sebagai nilai I%S dapat pula di)itung dengan cara membagi nilai pasar sa)am dengan nilai buku sa)am: sebagai berikut ; I%S P (ilai Pasar Sa)am (ilai 'uku Sa)am

#asil Per)itungan MF6A'F6 dapat dili)at pada ,abel . Rasio dari market to book $alue o3 eBuit& mencerminkan pasar &ang menilai return dari in$estasi perusa)aan di masa datang akan lebi) besar dari return &ang di)arapkan dari ekuitasn&a. Rasio perbandingan antara nilai pasar dan nilai buku sa)am dapat digunakan untuk mengeta)ui dan menilai bagaimana keadaan perusa)aan tersebut: apaka) termasuk dalam klasi3ikasi perusa)aan bertumbu) 4gro%th8 atau perusa)aan &ang tidak bertumbu) 4non gro%th8.

181

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Penelitian ini termasuk dalam jenis proksi I%S berdasarkan )arga: &aitu perca&a pada gagasan ba)2a prospek &ang tumbu) dari suatu perusa)aan sebagian din&atakan dalam )arga pasar. Perusa)aan &ang bertumbu) akan memiliki )arga pasar sa)am &ang lebi) besar dari pada nilai buku sa)amn&a. Ini berarti ba)2a perusa)aan!perusa)aan &ang menunjukan rasio MF6A'F6 &ang tinggi akan memiliki pertumbu)an ekuitas &ang besar. Perusa)aan &ang bertumbu) memiliki kebijakan &ang ber3okus pada pertumbu)an perusa)aan. Porter 41-+08 dalam 7tami 4/00*8 men&atakan ba)2a perusa)aan bertumbu) memiliki pertumbu)an margin: laba dan penjualan &ang tinggi. #al ini merupakan berita baik bagi in$estor: se)ingga perusa)aan bertumbu) akan direspon positi3 ole) pasar 47tami: /00*8. Sedangkan )asil per)itungan rata!rata realisasi pertumbu)an dapat dili)at pada ,abel 1. ,abel1 memperli)atkan rata!rata realisasi pertumbu)an perusa)aan. 5ari tabel dapat dili)at rata!rata pertumbu)an akti$a perusa)aan selama ta)un. ,erdapat 1* perusa)aan &ang mengalami pertumbu)an positi3 dan " perusa)aan &ang mengalami pertumbu)an negati3. Pada rata!rata pertumbu)an ekuitas selama ta)un terdapat 51 perusa)aan &ang mengalami pertumbu)an positi3 dan / perusa)aan &ang mengalami pertumbu)an negati3. Sedangkan rata!rata pertumbu)an penjualan selama ta)un terdapat 51 perusa)aan &ang mengalami pertumbu)an positi3 dan / perusa)aan &ang mengalami pertumbu)an negati3. Pada rata!rata pertumbu)an laba selama ta)un terdapat * perusa)aan &ang mengalami pertumbu)an positi3 dan 1" perusa)aan &ang mengalami pertumbu)an negati3. Peluang in$estasi 4I%S8 rata!rata mengara) ke in$estasi aktual: ole) karena itu mempengaru)i pertumbu)an sesunggu)n&a dalam periode !5 ta)un. 1engu3ian .i4ote&i& 1engu3ian .i4ote&i& 1 Pengujian )ipotesis ini dilakukan untuk mengeta)ui apaka) terdapat perbedaan signi3ikan antara nilai pasar dan nilai buku se)ingga perbandingan antara nilai pasar dan nilai buku dapat digunakan sebagai proksi I%S. Pengujian )ipotesis ke!1 dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan alat uji paired sample t!
182

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

test pada tingkat ke&akinan -5T dan tingkat kesala)an dalam analisis 4W8 5T dengan )asil pada tabel berikut ini.
Hasil Pengujian H1 Paired Sample T-Test) ilai !asar "i#an"ingkan ilai $uku Mean 1739%647 S!". De#ia!i$n 7427%84390 ! 2%953 Sig. 2-tailed% 0%004

(ilai sig 4t2o!tailed8 P 0:001 lebi) kecil dari W P 0:05. #asil pengujian ini menunjukan ba)2a bukti empiris mendukung )ipotesis 1: &ang men&atakan ba)2a terdapat perbedaan signi3ikan antara nilai pasar dan nilai buku. #asil pengujian ini mendukung )asil penelitian &ang dilakukan ole) Sari 4/00/8 ba)2a terdapat perbedaan &ang signi3ikan antara nilai pasar dan nilai buku se)ingga perbandingan antara nilai pasar dan nilai buku dapat digunakan sebagai proksi I%S &ang $alid. In3ormasi ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan in$estasi dengan cara menganalisis pertumbu)an suatu perusa)aan &ang terli)at dari nilai buku dan nilai pasar sa)am perusa)aan. 1engu3ian .i4ote&i& " Pengujian )ipotesis ke!/: : 1: dan 5 dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat uji one!tailed Pearson >orrelation. 7ntuk pengujian )ipotesis ke!/ penulis ingin menguji apaka) terdapat korelasi positi3 signi3ikan antara I%S dengan realisasi pertumbu)an akti$a. #asil pengujian dapat dili)at pada tabel berikut ;

Hasil Pengujian H& One-Tailed Pearson Correlation% N K$e'. K$(elasi &'( "engan )ealisasi !ertum#u*an +ktiva 53 0%382

Sig. 1-Tailed% 0%002

Pada )ipotesis kedua nilai koe3isien korelasi sebesar 0: +/ dengan sig 4one tailed8 P 0:00/ lebi) kecil dari W P 0:01. #asil pengujian ini menerima )ipotesis /: &ang men&atakan ba)2a terdapat korelasi positi3 signi3ikan antara I%S dengan realisasi pertumbu)an akti$a. (ilai korelasi sebesar 0: +/ menunjukan )ubungan korelasi &ang cukup berarti. Sedangkan nilai korelasi positi3 menunjukan korelasi &ang seara) dimana kenaikan nilai I%S akan meningkatkan nilai realisasi pertumbu)an akti$a 49uil3ord: 41-5";1158 dalam 7tami /00*8. #asil penelitian ini mendukung )asil penelitian &ang dilakukan Fijrijanti: ,ettet: dan

183

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

<ogi&anto #artono 4 /0008 &ang menunjukan ara) korelasi positi3 antara rasio MF6A'F6 dan MFAA'FA ter)adap pertumbu)an akti$a secara konsisten. 'ukti penelitian ini mendukung teori &ang din&atakan ole) 9a$er dan 9a$er 41-- 8 ba)2a prospek pertumbu)an secara parsial din&atakan dalam )arga sa)am: dan perusa)aan!perusa)aan &ang tumbu) akan memiliki nilai pasar &ang lebi) tinggi secara relati3 untuk akti$a &ang dimiliki 4assets in place8. Sementara M&ers 41-*"8 dalam 7tami 4/00*8 men&atakan I%S merupakan keputusan in$estasi dalam bentuk kombinasi akti$a &ang dimiliki 4assets in place8 dan pili)an pertumbu)an pada masa &ang akan datang dengan (et Present Falue 4(PF8 positi3. 1engu3ian .i4ote&i& 3 Pada )ipotesis ke! ini akan diuji pula apaka) terdapat korelasi positi3 signi3ikan antara I%S dengan realisasi pertumbu)an ekuitas. #asil pengujian dapat dili)at pada tabel berikut ;
Hasil Pengujian H) one-tailed Pearson Corrrelation% N K$e'. K$(elasi &'( "engan )ealisasi !ertum#u*an 53 0%404 !en,ualan Sig. 1-Tailed% 0%001

Pada )ipotesis ketiga nilai koe3isien korelasi sebesar 0:55+ dengan sig. 4one tailed8 P 0:000 lebi) kecil dari W P 0:01. #asil pengujian ini menerima )ipotesis : &ang men&atakan ba)2a terdapat korelasi positi3 signi3ikan antara I%S dengan realisasi pertumbu)an ekuitas. (ilai korelasi sebesar 0:55+ menunjukan )ubungan korelasi &ang kuat. Sedangkan nilai korelasi positi3 menunjukan korelasi &ang seara) dimana kenaikan nilai I%S akan meningkatkan nilai realisasi pertumbu)an ekuitas 49uil3ord: 41-5";1158 dalam 7tami: /00*8. #asil penelitian ini konsisten dengan )asil penelitian Kallapur dan ,romble& 41---8 dalam 7tami 4/00*8 &ang menemukan bukti atas korelasi tersebut secara signi3ikan. Kallapur dan ,romble& 4/0018 dalam 7tami 4/00*8 juga men&atakan ba)2a pertumbu)an merupakan kemampuan perusa)aan untuk meningkatkan siMe!n&a dalam )al ini ekuitasn&a: sementara I%S merupakan opsi untuk berin$estasi pada suatu pro&ek &ang memiliki net present $alue positi3.

184

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

1engu3ian .i4ote&i& 4 Pengujian )iptesis ke!1 dilakukan untuk mengeta)ui apaka) I%S dengan realisasi pertumbu)an penjualan berkorelasi positi3 secara signi3ikan. #asil pengujian dapat dili)at pada tabel berikut;

Hasil Pengujian H* one-tailed Pearson Corrrelation% N K$e'. K$(elasi &'( "engan )ealisasi !ertum#u*an La#a 58 0%112

Sig. 1-Tailed% 0%213

Pada )ipotesis keempat nilai koe3isien korelasi sebesar 0:101 dengan sig 4one tailed8 P 0:001 lebi) kecil dari W P 0:01. #asil pengujian ini menerima )ipotesis 1: &ang men&atakan ba)2a terdapat korelasi positi3 signi3ikan antara I%S dengan realisasi pertumbu)an penjualan. (ilai korelasi sebesar 0:101 menunjukan )ubungan korelasi &ang cukup berarti. Sedangkan nilai korelasi positi3 menunjukan korelasi &ang seara) dimana kenaikan nilai I%S akan meningkatkan nilai realisasi pertumbu)an penjualan 49uil3ord: 41-5";1158 dalam 7tami: /00*8. #asil penelitian ini mendukung )asil penelitian rok)i&ati 4/0058 &ang men&ebutkan ba)2a terdapat korelasi positi3 signi3ikan untuk perusa)aan &ang tumbu) antara MF6A'F6 ter)adap pertumbu)an penjualan. #al ini juga berarti ba)2a in$estor suda) merespon in3ormasi mengenai I%S dan realisasi pertumbu)an penjualan &ang dapat menjadi indikator adan&a kesempatan berin$estasi se)ingga memungkinkan adan&a pertumbu)an perusa)aan di masa depan. Adan&a )ubungan positi3 signi3ikan pada #/: # : dan #1 tersebut menunjukkan ba)2a rasio nilai pasar dan nilai buku tersebut memiliki akurasi &ang tinggi dalam memprediksi pertumbu)an perusa)aan. 1engu3ian .i4ote&i& ? Pengujian )ipotesis ke!5 ini juga dilakukan untuk mengeta)ui apaka) I%S dengan realisasi pertumbu)an laba berkorelasi positi3 secara signi3ikan. #asil pengujian dapat dili)at pada tabel berikut;
Hasil Pengujian H* one-tailed Pearson Corrrelation% N K$e'. K$(elasi &'( "engan )ealisasi !ertum#u*an La#a 58 0%112 Sig. 1-Tailed% 0%213

185

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Pada )ipotesis kelima nilai koe3isien korelasi )an&a sebesar 0:11/ dengan sig. 4one tailed8 P 0:/1 lebi) besar dari W P 0:01. #asil pengujian ini menolak )ipotesis 5: &ang men&atakan ba)2a terdapat korelasi positi3 signi3ikan antara I%S dengan realisasi pertumbu)an laba. (ilai korelasi sebesar 0:11/ menunjukan )ubungan korelasi &ang lema) sekali 49uil3ord: 41-5";1158 dalam 7tami: /00*8. ,idak terjadin&a korelasi signi3ikan antara I%S dengan realisasi pertumbu)an laba kemungkinan besar disebabkan ole) pembagian laba untuk di$iden &ang lebi) besar dibandingkan pembagian laba untuk retained earning se)ingga )an&a sebagian kecil instrument dari laba &ang digunakan untuk in$estasi. Pecking %rder ,)eor& men&atakan ba)2a perusa)aan memprioritaskan pendanaan kesempatan in$estasi dengan pembia&aan internal baru selanjutn&a dengan pembia&aan eksternal 4Keo2n et.al 1--"; 5558. #al ini sejalan dengan contracting )&pot)eses &ang men&ebutkan ba)2a pendanaan perusa)aan bertumbu) lebi) ban&ak bersumber dari internal &aitu laba dita)an: daripada 3aktor eksternal &aitu )utang dan pengeluaran sa)am. #asil pengujian ini juga mendukung pern&ataan IAI ba)2a in$estor membutu)kan in3ormasi untuk membantu menentukan apaka) )arus membeli: mena)an atau menjual in$estasi tersebut. Pemegang sa)am juga tertarik pada in3ormasi &ang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusa)aan untuk memba&ar di$iden. E; )ESI+1(/AN 'AN SA%AN )e&im4ulan 'erdasarkan analisis dan pemba)asan &ang tela) dilakukan mengenai )ubungan nvestment 6pportunity 'et 4I%S8 berdasarkan nilai pasar dan nilai buku dengan realisasi pertumbu)an maka kesimpulan &ang dapat diambil adala) ; i8 Pengujian )ipotesis pertama menunjukan terdapat perbedaan &ang signi3ikan antara nilai pasar dan nilai buku sa)am &ang konsisten dengan )asil penelitian Sari 4/00/8 se)ingga perbandingan antara nilai pasar dan nilai buku sa)am merupakan sala) satu proksi nvestment 6pportunity 'et 4I%S8 &ang dapat menunjukan pertumbu)an suatu perusa)aan.

186

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

j8

'erdasarkan )asil pengujian )ipotesis kedua: ketiga dan keempat penelitian ini ber)asil membuktikan adan&a korelasi positi3 signi3ikan antara I%S dengan realisasi pertumbu)an akti$a: ekuitas dan penjualan. #al ini mendukung penelitian &ang dilakukan ole) Fijrijanti: ,ettet: dan #artono 4/0008 serta Rok)i&ati 4/0058 &ang menunjukan bukti empiris adan&a korelasi posti3 signi3ikan antara MF6'F6 dengan realisasi pertumbu)an akti$a dan penjualan secara konsisten. 'erdasarkan )asil pengujian )ipotesis kelima: penelitian ini tidak ber)asil membuktikan adan&a korelasi positi3 signi3ikan antara I%S dengan realisasi laba. #al ini kemungkinan besar disebabkan ole) $ariabilitas laba &ang cukup tinggi dan pembagian laba &ang lebi) besar ter)adap de$iden dibandingkan dengan retained earnings. Saran

k8

'erdasarkan simpulan di atas: saran &ang dapat dikemukakan dari penelitian ini &aitu; l8 7ntuk penelitian selanjutn&a: sebaikn&a menggunakan alternati3 proksi I%S &ang lebi) ban&ak se)ingga dapat mengobser$asi I%S lebi) detail.

m8 #endakn&a panelitian &ang akan datang dapat menamba) jumla) sampel perusa)aan &ang berasal dari berbagai sektor dan dilakukan dalam periode ta)un &ang lebi) ban&ak n8 #endakn&a penelitian dilakukan lebi) mendetail memper)itungkan 3aktor!3aktor lain seperti pembagian di$iden: penamba)an akti$a dan lain sebagain&a. #endakn&a penelitian &ang akan datang menjelaskan tentang korelasi antara I%S dengan 3aktor!3aktor lain seperti kebijakan pendanaan: di$iden: dan peruba)an )arga sa)am.

o8

'A TA% 1(STA)A


Fijrijanti: ,ettet: dan <ogi&anto #artono M. /000. Analisis Korelasi Pokok I%S 5engan Realisasi Pertumbu)an: Kebijakan

187

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Pendanaan dan 5e$iden. 'imposium 8asional Akuntansi <akarta.

9a$er: <enni3er <.: ? Kennet) M.9a$er. 1-- . Additional 6$idence on ,)e Association bet2een t)e In$estment %pportunit& Set and >orporate Financing: di$idend: and >ompensation Policies. >ournal o! Accounting and Economics. 1". 4)ttp;AA222.else$ier.comA8 #artono: <ogi&anto. /00 . &eori Porto!olio dan Analisis nvestasi( 6disi Ketiga. Jog&akarta; 'PF6. #usnan: Suad. /001. Dasar9dasar &eori Porto!olio dan Analisis 'ekuritas. 6disi Kedua. AMP: JKP(. Jog&akarta. IAI./001. ?Kerangka Dasar Penyusunan dan Penya/ian #aporan Keuangan@ Pernyataan 'tandar Akuntansi Keuangan( <akarta ; Penerbit Salemba. Keo2n <: Art)ur: 5a$id F. Scott <r: <o)n 5 Martin dan <. Killiam Pett&. 1--".Dasar9Dasar =ana/emen Keuangan. 'uku 5ua. <akarta; Salemba 6mpat. Makk&: Resiant& 5)ini. Analisis Set Kesempatan In$estasi Periode Sebelum Krisis dan Pada Krisis 4,a)un1--" ? ,a)un 1--+8 pada Perusa)aan Makanan dan Minuman &ang ,erda3tar di 'ursa 63ek <akarta. 'kripsi FE. Praset&o: Adi. /000. Asosiasi Antara In$estment %pportunit& Set 4I%S8 dengan Kebijakan Pendanaan: Kebijakan 5e$iden: Kebijakan Kompensasi: 'eta dan Perbedaan Reaksi Pasar; 'ukti 6mpiris 5ari 'ursa 63ek <akarta. 'imposium 8asional Akuntansi ( >akarta( Para2i&ati: Ambar Koro #astuti dan 6di Subi&anto. /000. Penggunaan In3ormasi Keuangan 7ntuk Memprediksi Keuntungan In$estasi 'agi In$estor di Pasar Modal. >urnal $iset Akuntansi ndonesia. Fol : (o. /. <uli; /11!//+. Rok)a&ati: Isnaeni. /005. Analisis #ubungan In$estment %ppurtunit& Set 4I%S8 dengan Realisasi Pertumbu)an serta Perbedaan Perusa)aan &ang ,umbu) dan ,idak ,umbu)

188

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

,er)adap Kebijakan Pendanaan dan 5i$iden di 'ursa 63ek <akarta( '=A$&. Fol 1 (o /. Sari: 5inna (urmalita. Analisis In$estment %pportunit& Set 4I%S8 Pada Perusa)aan Perbankan Jang ,erda3tar di '6<. 'kripsi FE( 3niversitas #ampung. .ampung. Subekti: Imam dan Indra Kija&a Kusuma. /001. Asosiasi antara Set Kesempatan. In$estasi dengan Kebijakan Pendanaan dan 5i$iden Perusa)aan serta Implikasin&a pada Peruba)an #arga Sa)am. >urnal $iset Akuntansi Indonesia. Fol 1. (o 1. Sunari&a). /00 . Pengantar Pengetahuan Pasar =odal( 7MP AMP JKP(. 7tami: Si) Kid)i. /00*. Asosiasi antara In$estment %pportunit& Set 4I%S8 dengan kebijakan pendanaan: kebijakan de$iden: dan Implikasin&a ,er)adap Peruba)an #arga Sa)am. 'kripsi FE( 3niversitas 4ra%i/aya(=alang. Kinarni: Juli. /00 . Analisis Fariabel!Fariabel &ang Mempengaru)i 6arning Per S)are Pada Perusa)aan ,ekstil di 'ursa 63ek <akarta. >urnal Ekonomi dan =ana/emen. Fol. 1: (o. 1. April. Kija&anti: Ajeng /00". Reaksi Pasar Modal ,er)adap Potensi Pertumbu)an Perusa)aan Publik di Indonesia.'kripsi FE(3niversitas 4ra%i/aya( =alang. !!!!!!!!: 222.jsC.co.id

189

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Ta5el 1; 1enelitian Em4iri& Tentang I0S


No 1 Peneliti Smith & Watts Tahun Publikasi 1992 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui asosiasi antara IOS dengan kebijakan pendanaan, deviden, dan kompensasi. Hasil Perusahaan dengan pe uang pertumbuhan !ang ebih tinggi menggunakan hutang !ang ebih ke"i dengan struktur moda n!a, memba!ar deviden ebih ke"i dan memba!ar kompensasi eksekuti# ebih besar daripada perusahaan tidak bertumbuh Perusahaan !ang bertumbuh memi iki rasio debt to e&uit! !ang ebih rendah memba!ar kompensasi eksekuti# !ang ebih tinggi dari perusahaan !ang tidak bertumbuh 'erdapat hubungan antara pi ihan prosedur akuntansi perusahaan dengan IOS

$aver & $aver

199%

Untuk mengetahui eve perusahaan dengan menggunakan gabungan ukuran IOS. Untuk mengetahui pengaruh IOS terhadap pi ihan prosedur akuntansi dan kebijakan dis" osure perusahaan. *engeva uasi berbagai proksi untuk IOS berdasarkan hubungan dengan pertumbuhan sesungguhn!a +,ea i-ed $ro.th/.

Skinner

199%

)a apur & 'romb e!

1999

Pe uang investasi +IOS/ rata0rata mengarah ke investasi aktua , o eh karena itu mempengaruhi pertumbuhan sesungguhn!a da am periode %01 tahun. ,asio book to market merupakan proksi !ang va id untuk pertumbuhan. IOS memi iki pengaruh !ang besar da am ha kebijakan pendanaan, kompensasi dan easing. Perusahaan bertumbuh memba!ar dividen ebih rendah, menga okasikan dana untuk investasi ebih tinggi daripada perusahaan tidak bertumbuh. Perusahaan bertumbuh menga okasikan dana untuk investasi ebih besar, memba!ar deviden tidak ebih rendah, memba!ar kompensasi eksekuti# tidak ebih besar dibandingkan dengan perusahaan tidak bertumbuh. 'idak terdapat kore asi !ang signi#ikan antara beta sekuritas dengan IOS.

Sami et a

1999

*emper uas pene itian $aver & $aver +199%/. Untuk mengetahui hubungan antara pokok IOS dengan rea isasi pertumbuhan, kebijakan pendanaan, dan dividen. *e ihat asosiasi antara IOS dengan kebijakan pendanaan, deviden, kompensasi, beta, dan perbedaan reaksi pasar.

'ettet 3ijrijanti & 4ogi!anto 5artono

2666

8di Praset!o

2666

(um#er- (imposium asional +kuntansi 2000

190

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

Ta5el "; 'aftar nama 4eru&ahaan &am4el 4enelitian


NO 1 2 % ( 1 2 7 A 9 16 11 12 1% 1( 11 12 17 1A 19 26 21 22 2% 2( 21 22 27 2A 29 %6 %1 %2 %% %( %1 %2 %7 %A %9 (6 (1 (2 (% (( (1 (2 (7 (A (9 16 11 12 1% NAMA PERUSAHAAN P'. I9:O3OO: SU)S;S *8)*U, P'. :8<O*8S P'. *8=O,8 I9:85 P'. 8>U8 $O?:;9 *ISSISIPPI '@) P'. :;?'8 :48)8,'8 P'. 38S' 3OO: I9:O9;SI8 P'. SI89'8, 'OP '@). P'. 'U98S @8,U ?8*PU9$ P'. $U:89$ $8,8* P'. 5* S8*PO;,98 P'. I9:O,8*8 S=9';'IBS P'. S;P8'U @8'8 P'. P89 @,O'5;, ';C P'. 'I,'8 *858)8* P?8= WOO: I9:US',I P'. 3848, SU,=8 WIS;S8 P'. U9$$U? I9:85 B858=8 P'. ?8U'89 ?U8S P'. SO,I9I BO,PO,8'IO9 P'. @U:I 8BI: 48=8 P'. BO?O,P8) I9:O9;SI8 P'. ;)8:58,*8 '8P; I9:US',I P'. ',I8S S;9'OS8 P'. @;,?I98 P'. )8$;O I$8, 48=8 P'. 8,$58 )8,=8 P,I*8 I9:US',I P'. I9:OB;*;9' 'U9$$8? P;,)8S8 P'. S;*;9 $,;SI) P'. BI',8 'U@I9:O P'. ?IO9 *;'8? WO,)S P'. 8?8)8S8 I9:US',I9:O P'. 'I,8 8US';9I'; P'. ?IO9 *;S5 P,I*8 P'. @;'O9 48=8 *89U9$$8? P'. 48=8 P8,I S';;? P'. SU,=8 'O'O I9:O9;SI8 P'. 8,W898 BI',8 *U?I8 P'. 8S',8 $,8P5I8 P'. *;',O:8'8 ;?;B',O9IB P'. 8S',8 I9';,98SIO98? P'. $8485 'U9$$8? P'. 8S',8 O'OP8,'S P'. @,89'8 *U?I8 P'. 'U98S ,I:;89 P'. S;?8*8' S;*PU,98 P'. 5;CI9:O 8:I P;,)8S8 P'. I9',8BO P;9'8 P'. U9I';: ',8B'O, P'. ';*PO SB89 P8BI3I) P'. )8?@; 38,*8 P'. )I*I8 38,*8 P'. :8,=80<8,I8 ?8@O,8'O,IU* P'. *89:O* I9:O9;SI8 P'. *US'I)8 ,8'U

191

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Ta5el 3; Nilai I0S Tahun "004# "00?# "00=# dan rata<rata nilai I0S
No 1 2 % ( 1 2 7 A 9 16 11 12 1% 1( 11 12 17 1A 19 26 21 22 2% 2( 21 22 27 2A 29 %6 %1 %2 %% %( %1 %2 %7 %A %9 (6 (1 (2 (% (( (1 (2 (7 (A (9 16 11 12 1% Nama Emiten P'. I9:O3OO: SU)S;S *8)*U, P'. :8<O*8S P'. *8=O,8 I9:85 P'. 8>U8 $O?:;9 *ISSISIPPI '@) P'. :;?'8 :48)8,'8 P'. 38S' 3OO: I9:O9;SI8 P'. SI89'8, 'OP '@). P'. 'U98S @8,U ?8*PU9$ P'. $U:89$ $8,8* P'. 5* S8*PO;,98 P'. I9:O,8*8 S=9';'IBS P'. S;P8'U @8'8 P'. P89 @,O'5;, ';C P'. 'I,'8 *858)8* P?8= WOO: I9: P'. 3848, SU,=8 WIS;S8 P'. U9$$U? I9:85 B858=8 P'. ?8U'89 ?U8S P'. SO,I9I BO,PO,8'IO9 P'. @U:I 8BI: 48=8 P'. BO?O,P8) I9:O9;SI8 P'. ;)8:58,*8 '8P; I9:US',I P'. ',I8S S;9'OS8 P'. @;,?I98 P'. )8$;O I$8, 48=8 P'. 8,$58 )8,=8 P,I*8 I9:US',I P'. I9:OB;*;9' 'U9$$8? P;,)8S8 P'. S;*;9 $,;SI) P'. BI',8 'U@I9:O P'. ?IO9 *;'8? WO,)S P'. 8?8)8S8 I9:US',I9:O P'. 'I,8 8US';9I'; P'. ?IO9 *;S5 P,I*8 P'. @;'O9 48=8 *89U9$$8? P'. 48=8 P8,I S';;? P'. SU,=8 'O'O I9:O9;SI8 P'. 8,W898 BI',8 *U?I8 P'. 8S',8 $,8P5I8 P'. *;',O:8'8 ;?;B',O9IB P'. 8S',8 I9';,98SIO98? P'. $8485 'U9$$8? P'. 8S',8 O'OP8,'S P'. @,89'8 *U?I8 P'. 'U98S ,I:;89 P'. S;?8*8' S;*PU,98 P'. 5;CI9:O 8:I P;,)8S8 P'. I9',8BO P;9'8 P'. U9I';: ',8B'O, P'. ';*PO SB89 P8BI3I) P'. )8?@; 38,*8 P'. )I*I8 38,*8 P'. :8,=80<8,I8 ?8@O,8'O,IU* P'. *89:O* I9:O9;SI8 P'. *US'I)8 ,8'U 2004 1,7A 6,%2 6,11 1,62 6,7( 6,22 6,%2 2,1( 1,6( 6,19 6,19 1,6( 1,9( 1,66 2,21 6,96 6,2% 6,(A 6,71 2,7A 1,62 6,26 6,A6 6,29 6,1( 2,(% %,66 1,17 6,7% 1,7( 1,(1 6,A( 1,12 1,6( 2,61 1,A% 1,%6 6,7% 2,%2 1,22 1,62 6,11 1,19 1,16 1,A2 6,27 2,69 2,66 %,22 1,(6 1,2% 1,17 6,71 2005 1,99 6,2( 6,7% 6,76 6,26 1,(2 6,2( 1,71 1,67 6,1% 6,1% 1,67 1,12 6,21 2,%1 6,92 6,71 6,22 6,19 2,12 1,%9 6,(( 6,71 6,21 6,26 2,%2 2,%1 1,69 6,77 2,A9 1,19 6,A2 1,(1 6,7% 1,%A 1,12 1,(6 6,17 2,62 6,A7 1,%2 6,11 1,(2 1,67 2,%( 6,%2 2,11 1,(2 (,21 6,91 1,6A 1,%9 6,(1 2006 2,19 %,71 6,2% 1,2A 6,A6 6,A% %,71 1,(9 6,92 6,11 6,11 6,92 1,(% 6,11 2,(% 6,9( 6,22 6,26 6,A% (,22 1,11 6,(2 6,(9 6,12 6,17 %,11 %,92 1,A( 6,72 2,(2 1,22 6,29 1,(6 1,%% 1,12 1,12 1,%9 6,22 2,A( 6,A2 1,21 1,6% 1,(7 1,12 2,19 6,27 (,67 6,21 (,6( 1,61 2,61 2,67 6,12 Rata !ata 2,12 1,1A 6,22 1,61 6,71 6,97 1,1A 1,7A 1,62 6,12 6,12 1,62 1,2% 6,72 2,%1 6,92 6,27 6,17 6,71 %,1A 1,%2 6,(9 6,27 6,2% 6,17 2,71 %,69 1,%7 6,72 %,76 1,2A 6,A6 1,(7 1,6% 1,1% 1,16 1,%2 6,2( 2,(1 6,99 1,26 6,2A 1,(9 1,69 2,12 6,11 2,96 1,21 %,97 1,1% 1,(1 1,2A 6,12

192

Analisis Hubungan n!estment "##ortunit$ ........(Einde Evana)

Ta5el 4; .a&il 1erhitungan %ata<rata %eali&a&i 1ertum5uhan


No 1 2 % ( 1 2 7 A 9 16 11 12 1% 1( 11 12 17 1A 19 26 21 22 2% 2( 21 22 27 2A 29 %6 %1 %2 %% %( %1 %2 %7 %A %9 (6 (1 (2 (% (( (1 (2 (7 (A (9 16 11 12 1% Nama Emiten P'. I9:O3OO: SU)S;S *8)*U, P'. :8<O*8S P'. *8=O,8 I9:85 P'. 8>U8 $O?:;9 *ISSISIPPI '@) P'. :;?'8 :48)8,'8 P'. 38S' 3OO: I9:O9;SI8 P'. SI89'8, 'OP '@). P'. 'U98S @8,U ?8*PU9$ P'. $U:89$ $8,8* P'. 5* S8*PO;,98 P'. I9:O,8*8 S=9';'IBS P'. S;P8'U @8'8 P'. P89 @,O'5;, ';C P'. 'I,'8 *858)8* P?8= WOO: P'. 3848, SU,=8 WIS;S8 P'. U9$$U? I9:85 B858=8 P'. ?8U'89 ?U8S P'. SO,I9I BO,PO,8'IO9 P'. @U:I 8BI: 48=8 P'. BO?O,P8) I9:O9;SI8 P'. ;)8:58,*8 '8P; I9:US',I P'. ',I8S S;9'OS8 P'. @;,?I98 P'. )8$;O I$8, 48=8 P'. 8,$58 )8,=8 P,I*8 I9: P'. I9:OB;*;9' 'U9$$8? P;,) P'. S;*;9 $,;SI) P'. BI',8 'U@I9:O P'. ?IO9 *;'8? WO,)S P'. 8?8)8S8 I9:US',I9:O P'. 'I,8 8US';9I'; P'. ?IO9 *;S5 P,I*8 P'. @;'O9 48=8 *89U9$$8? P'. 48=8 P8,I S';;? P'. SU,=8 'O'O I9:O9;SI8 P'. 8,W898 BI',8 *U?I8 P'. 8S',8 $,8P5I8 P'. *;',O:8'8 ;?;B',O9IB P'. 8S',8 I9';,98SIO98? P'. $8485 'U9$$8? P'. 8S',8 O'OP8,'S P'. @,89'8 *U?I8 P'. 'U98S ,I:;89 P'. S;?8*8' S;*PU,98 P'. 5;CI9:O 8:I P;,)8S8 P'. I9',8BO P;9'8 P'. U9I';: ',8B'O, P'. ';*PO SB89 P8BI3I) P'. )8?@; 38,*8 P'. )I*I8 38,*8 P'. :8,=80<8,I8 ?8@ P'. *89:O* I9:O9;SI8 P'. *US'I)8 ,8'U Akti"a 6,61A921 6,(7(611 6,62717( 6,11%192 6,1%2762 6,2662A( 06,62169 6,12(922 6,6A1(1( 6,67119% 6,619622 6,6269( 6,A71(1A 6,6A(12% 6,69(711 6,6719% 6,1(21A2 6,621267 6,662219 6,%1%911 6,67%912 6,6227%1 6,177AA( 6,67161A 6,621%92 06,611A2 6,6(11A9 6,%71217 6,1226(% 6,19A21 06,66679 6,696(72 6,1%296% 6,299%22 6,1A11(1 6,2(19A2 06,61127 6,1A1611 6,2A7212 6,122121 06,16A9% 6,666912 6,21(7% 6,6(2A21 6,29A(A( 6,696221 6,2(A777 6,6A(71 6,2191A( 06,622% 6,1(7A21 6,26%2%7 6,6216% Ekuitas 6,621(A 6,1A%29A 6,626%7A 6,1A1%%1 6,16%62% 6,26292A 6,6(1117 6,6221AA 6,62%%92 6,669(77 6,6%(692 6,62%%( 6,17922A 6,69976A 6,6%%%(9 6,1612%1 6,6A%21% 6,169121 6,17(%6( 6,112262 6,611222 6,6672%A 06,66212 6,6AA72% 6,626212 6,1621A1 6,12((29 6,1%921A 6,1%12(9 1,11A72 6,6%1%2A 6,2%17(A 6,61(677 6,%%2922 6,%6%(%9 6,1(1%(7 06,6%16% 6,62%192 6,2(7%99 6,126619 6,17161A 6,69226A 6,1%2171 6,6A1A1A 6,192%27 6,((A192 6,16A22% 6,672199 6,12127A 6,6(91%1 6,1(AA29 6,21292A 6,6(1722 Penjualan 6,67%61% 6,2176(1 6,21%99% 6,11A112 6,16299% 6,171929 06,67222 6,27762( 6,6((27 6,222662 6,1%(%1 6,617711 1,61%1%7 6,27A6A( 6,126%%1 6,126(92 6,2(2(A( 6,169%79 6,261699 6,721629 6,11%171 6,116217 6,6A112A 6,6((217 6,111A2% 6,1169(2 6,171(22 6,2((%62 6,17A6A% 6,77161% 6,616911 6,699922 6,17617 6,1(211% 6,26A11% 6,221627 06,6(6(2 6,261%%1 6,2%1%12 6,1A%929 6,66999 6,6A6%6( 6,11177 6,1119%1 6,%6(7A7 6,1271(A 6,26721 6,6A7((9 6,%11A72 6,1A1221 6,1(2229 6,1(21(% 6,666A(1 #aba 1,691%11 6,%AA227 06,62%19 6,19962( 06,6267( 6,6797A7 6,2297%9 06,11A2% 06,(1(12 06,%2912 06,1(1A2 6,%2(172 06,1A12A 06,12A%( 6,262%A2 2,%17271 06,6A977 1,222((% 6,6(117% 1,7AA%19 6,112911 2,1%661 6,26117 6,166%(A 06,227A 06,2%261 06,6(1A( 6,662(6% 1,((9912 6,111922 2,61722 6,21216% 1,27A69( 1,172%17 6,1%AA7 2,2A27A% 1,227(11 6,16(7%( 6,1(22(1 6,72(AA( 6,(12762 (,7%2(61 06,6292% 6,11(1( 06,(112( 6,1A11A% 06,612A% 6,111(2( 6,2672A9 6,91A(79 6,2A%119 06,61%79 6,%1((7(

193

ANA/ISIS 1EN*A%(. )A%A)TE%ISTI) 1E%(SA.AAN# )(A/ITAS A('IT0%# 1E%*ANTIAN A('IT0%# 'AN IN'E1EN'ENSI A('IT0%# TE%.A'A1 INTE*%ITAS /A10%AN )E(AN*AN
Agrianti )SA3 ABSTRACT Earnings management is a manager<s choice to in!luence earnings number, both income9increasing and income9 decreasing( &his behavior may be done, because until no% accounting standard gives choices !or manager to choose the method %hich %ill be used( &his research uses pro.y o! discretionary accruals 1abnormal accruals2 to detect earnings management on the period be!ore and a!ter the regulation implementation the audit committee in private enterprises( $esearcher e.pects that empirical evidence !rom this research can give bene!it !or the government 1as the o%ner o! 43=82, investors and academics( &he result o! this study that takes +, government<s enterprises 143=8 and +7 private enterprises( &his evidence sho%s that managers %ere motivated to increase or decrease the earnings at the end o! his incumbency( &his result consistent %ith political cost hypothesis,( &his might be caused by the di!!erence o! manager<s behavior( 6n the government enterprise and private enterprises managers %ant to decrease the earnings 1negative mean value2 %ith the e.pectation that they can get the increasing trends on ne.t periods( &he 'tatistic test %ith regression !ailed to support hypothesis -, +, 5, 7, :( *o%ever as e.pected the study provided support !or the !ourth hypothesis( Key %ords 0 !inancial reporting integrity, company characteristic, auditor ;uality, auditor changes, and auditor independency(

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

A; 1; /atar Belakang

1EN'A.(/(AN

Pada /001 Asia Faci3ic Fraud >on$ention. 5eloitte ,ouc)e ,o)matsu melakukan polling ter)adap 1/5 delegasi. Polling tersebut menunjukkan ba)2a keban&akan peserta 4+/T8 men&atakan ba)2a mereka mengalami peningkatan dalam corporate 3raud dibandingkan dengan ta)un sebelumn&a 4,uanakotta: /00*8. K)usus di Indonesia persepsi mengenai tingkat korupsi ditunjukkan dalam tabel berikut ini;

Analisis Pengaru% Karakteristik........(

!rianti "S #)

Ta5el 1; -orru4tion 1erce4tion Inde@ Indone&ia "001< "00?


Tahun Rankin$ 2661 AA 2662 92 266% 122 266( 1%7 2661 1(6 Sumbe! )Tuanakotta* 200+, %umlah Ne$a!a &an$ 'isu!"e& 91 162 1%% 1(2 119 S(o!e 1,9 1,9 1,9 2,6 2,2

5ibandingkan dengan negara Asia lainn&a Indonesia menduduki tingkat korupsi tertinggi dan rasio akuntan &ang terenda). <umla) akuntan &ang ban&ak dari suatu (egara dapat mengurangi tingkat korupsi &ang terjadi. Kimbro 4/00/8 dalam #ubudi 4/0018 meneliti tentang korupsi: )asil penelitiann&a menunjukkan semakin besar jumla) akuntan &ang dimiliki ole) suatu (egara akan mengurangi tingkat korupsi. 5i Indonesia conto) kasus manipulasi keuangan menurut press release 'apepam adala) kasus Kimia Farma dan .ippo &ang bera2al dari dideteksin&a manipulasi dalam laporan keuangan auditan. Sala) satu pen&ebab adala) adan&a pengakuan laba bersi) &ang o$erstated pada laporan keuangan untuk auditan ta)un /001. Peran akuntan independen sangat dipengaru)i ole) kualitas personal akuntan dan kantor akuntan publik. Sala) satu upa&a &ang dilakukan ole) pemerinta) untuk melindungi in$estor dan meningkatkan keperca&aan mas&arakat ter)adap akuntan adala) dengan mengeluarkan peraturan &ang mengatur tentang pembentukan de2an komisaris independen dan komite audit pada tanggal 1 <uli /001 'ursa 63ek <akarta. Sala) satu dampak dari manipulasi laporan keuangan ter)adap tekanan pro3esi akuntan di Indonesia adala) dengan diberlakukann&a beberapa surat edaran dan keputusan menteri keuangan &ang terkait dengan perlindungan ter)adap kepentingan in$estor KMK bernomor 1/ AKMK.0"A/00/ tentang jasa akuntan publik. 5alam Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut adala) larangan bagi kantor akuntan &ang sedang mengaudit suatu perusa)aan publik untuk memberikan pela&anan lain dalam 2aktu &ang bersamaan di perusa)aan &ang sama. "; +a&alah 1enelitian

197

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Isu &ang diangkat dalam penelitian ini adala) melakukan in$estigasi ter)adap pengaru) regulasi in3ormasi perusa)aan publik dan '7M( untuk menegakkan good corporate governance &ang diukur dari kepatu)an mereka ter)adap peraturan menteri keuangan dan peraturan 'apepam tentang pembentukan komite audit: pergantian auditor se)ingga laporan keuangan auditan sebagai sala) satu in3ormasi &ang dipergunakan in$estor dapat melindungi in3ormasi agar tidak dimanipulasi ole) pi)ak manapun.

'erdasarkan uraian di atas maka masala) dalam penelitian ini adala); p8 Apaka) perbedaan karakteristik perusa)aan antara '7M( dan perusa)aan mempublik berpengaru) ter)adap integritas laporan keuanganD Apaka) adan&a managementD komite audit dapat mengurangi earnings

B8 r8 s8 t8

Apaka) adan&a auditor &ang berkualitas dapat mengurangi earnings managementF Apaka) adan&a pergantian auditor dapat berpengaru) ter)adap integritas laporan keuanganD Apaka) independensi auditor dapat berpengaru) ter)adap integritas laporan keuangan.

,ujuan penelitian ini adala) untuk mengin$estigasi karakteristik perusa)aan berupa peran komite audit: struktur kepemilikan perusa)aan dan kualitas auditor eksternal dan Independensi auditor dalam meningkatkan integritas laporan keuangan. B; )E%AN*)A 1E+I)I%AN 'AN 1EN*E+BAN*AN .I10TESIS 1; Integrita& /a4oran )euangan

Integritas laporan keuangan adala) sejau) mana laporan keuangan &ang disajikan menunjukkan in3ormasi &ang benar dan jujur. 7kuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada 2alaupun demikian secara intuiti3 dapat dibedakan menjadi
198

Analisis Pengaru% Karakteristik........(

!rianti "S #)

konser$atisme dan keberadaan manipulasi laporan keuangan &ang biasan&a dikukur dengan manajemen laba 4Ma&angsari: /0018. 'eberapa peneliti men&atakan auditor lebi) men&ukai pelaporan &ang konser$ati3 5e3ond dan Subran&aman: 1--+. "; )arakteri&tik 1eru&ahaan di Indone&ia

'7M( adala) badan usa)a &ang seluru) atau sebagian besar modaln&a dimiliki ole) negara melalui pen&ertaan secara langsung &ang berasal dari keka&aan negara &ang dipisa)kan. 'adan usa)a milik negara adala) sala) satu pilar ekonomi: karena beberapa '7M( berada dalam industri $ital dan strategis se)ingga peningkatan kinerja '7M( )arus memberikan implikasi positi3 ter)adap perekonomian Indonesia. Karakteristik perusa)aan publik bisa dili)at dari kepemilikan sa)am. Setela) perusa)aan melakukan proses go public maka perusa)aan bisa mendapatkan man3aat berkaitan dengan resiko bisnis perusa)aan. Man3aat go public diantaran&a adala) pemilik perusa)aan akan membagi kepemilikan perusa)aan kepada mas&arakat &ang berminat untuk membeli sa)am perusa)aan tersebut: se)ingga pemilik perusa)aan dapat membagi risiko bisnis &ang ditanggung apabila menjadi pemilik tunggal perusa)aan. 3; )on&entra&i )e4emilikan Saham dalam 1er&fektif Teori )eagenan Kualitas audit dipandang sebagai sistem kontrol &ang kompleks &ang mengurangi ketidakmampuan relati3 kepemilikan &ang tersebar untuk memonitor dan mengendalikan tindakan manajemen secara langsung. Sebalikn&a: perusa)aan dengan kepemilikan &ang terkonsentrasi pada in$estor terbesar cenderung lebi) muda) mengatur dan mengendalikan manajemen. Kontrol ter)adap keputusan internal lebi) muda) dilakukan ole) perusa)aan dengan kepemilikan sa)am &ang terkonsentrasi se)ingga kualitas audit tidak begitu dibutu)kan seperti perusa)aan dengan kepemilikan &ang tersebar membutu)kan kualitas audit. 5iduga ba)2a konsentrasi kepemilikan sa)am ole) in$estor terbesar ber)ubungan secara negati3 dengan integritas laporan keuangan. 'erdasarkan )al ini maka diturunkan )ipotesis sebagai berikut; #a1; perusa)aan

199

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

publik dengan tingkat konsentrasi kepemilikan &ang tinggi akan berpengaru) negati3 ter)adap integritas laporan keuangan. 4; )e4emilikan Saham 0leh 1ihak +ana3emen dalam 1er&4ektif Teori )eagenan

Masala) keagenan bisa terjadi karena adan&a asimetri in3ormasi antara agen dan prinsipal. Akibat dari asimetri ini adala) agen mempun&ai potensi untuk bertindak tidak sesuai dengan keinginan prinsipal. %le) karena itu prinsipal tidak akan begitu saja memperca&ai agen. Masala) keagenan berupa sel3 interest be)a$iour akan terjadi bila terdapat proporsi kepemilikan manajemen atas sa)am perusa)aan. Kepemilikan sa)am ole) manajemen mengakibatkan adan&a ketidakseimbangan in3ormasi: &aitu manajemen memiliki in3ormasi &ang tidak dimiliki pemegang sa)am. Masala) ini bisa diminimasi ole) perusa)aan dan sebagai akibatn&a perusa)aan menanggung kos keagenan berupa bia&a audit. #a/; Perusa)aan publik dengan tingkat kepemilikan sa)am ole) pi)ak manajemen &ang tinggi akan berpengaru) negati3 ter)adap integritas laporan keuangan. ?; .u5ungan antara )omite Audit dan Earnings Management 6arnings management terjadi karena pemegang sa)am saat ini terlibat kontrak &ang ma)al dengan manajemen berdasarkan kondisi ketidakpastian dan in3ormasi asimetri. ,eori menunjukkan ba)2a: dalam kondisi ekuilibrium: kontrak manajemen memungkinkan beberapa kebijakan atau 3leksibilitas. Moti$asi earnings management adala) komitmen untuk men&ediakan in3ormasi ke pasar modal &ang dapat menciptakan kon3lik antara manajer dan in$estor 4sekarang dan potensial8. Konstrain utama atas earnings management adala) 9AAP &ang didukung ole) diperlukann&a audit eksternal dan pemonitoran internal. Earnings management merupakan bia&a &ang ma)al bagi pemegang sa)am: maka pemonitoran &ang dilakukan ole) komite audit secara e3ekti3 akan menurunkan tingkat earnings management. #a ; Adan&a komite audit akan berpengaru) positi3 signi3ikan ter)adap tingkat integritas laporan keuangan.

200

Analisis Pengaru% Karakteristik........(

!rianti "S #)

=;

)ualita& Audit

Menurut <ensen dan Meckling 41-*"8 kos keagenan meliputi bia&a pembuatan kontrak 4bia&a transaksi: oportunit& cost dan bia&a insenti3 bagai manajemen8: bia&a monitoring 4audit8 dan kerugian &ang ditanggung pemilik akibat pen&impangan tindakan &ang lolos dari monitoring. 5eAngelo 41-+18 dalam Manao 4/00/8 dan K)risnan 4/00/8 mende3inisikan kualitas audit sebagai probabilitas auditor menemukan dan melaporkan kesala)an dan ketidakberesan. Penelitian (o$i&ani 4/00/8 menunjukkan ba)2a pengalaman berpengaru) positi3 ter)adap pengeta)uan auditor tentang jenis!jenis kekeliruan &ang berbeda. Penelitian ini mengguna!kan asumsi semakin ban&ak jumla) perusa)aan dalam suatu industri &ang menjadi klien jasa audit suatu KAP maka tingkat spesialisasi industri KAP semakin tinggi se)ingga kualitas audit KAP semakin tinggi se)ingga dapat mendeteksi adan&a manipulasi laporan keuangan. #a1; perusa)aan publik dengan tingkat kualitas auditor spesialisasi berpengaru) positi3 ter)adap integritas laporan keuangan. >; 1ergantian Auditor

Auditor berperan penting dalam memonitor kontrak antara agen dan prinsipal. Auditor bertugas melaporkan pelanggaran kontrak &ang dilakukan ole) agen. 5engan demikian auditor independen di)arapkan memberikan pandangan &ang ob&ekti3 se)ingga bisa diterima ole) semua pi)ak &ang berkepentingan. Analisis data )arian pada penelitian Mark: 1--1 men&atakan ba)2a terdapat reaksi negati3 ter)adap pengunduran diri auditor pada tanggal surat pengunduran diri: 2alaupun sangat sedikit auditor mengindikasikan adan&a permasala)an &ang )arus disadari ole) pemegang sa)am dan kreditor. #al ini mengindikasikan ba)2a audit akan mengambil tindakan pengunduran diri dari tugasn&a dikarenakan ada bad ne2s dalam laporan keuangan se)ingga )ipotesis &ang diangkat adala); #a5; Pergantian Auditor berpengaru) negati3 ter)adap tingkat integritas laporan keuangan. 8; Inde4enden&i Auditor

Independensi akuntan dimonitor ole) de2an direksi dan komite audit &ang )arus ikut akti3 dari mulai penunjukkan sampai dengan selesain&a tugas. Auditor )an&a menilai dari &ang

201

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

diungkapkan ole) pi)ak manajemen. Seberapa jau) manajemen akan mengungkap )al itu &ang menjadi titik kritis pengaturan pergantian auditor ole) 'apepam: juga ruang lingkup audit &ang dilakukan akan memiliki e3ek &ang sangat kecil pada kualitas transparan dalam berkomunikasi dengan akuntan independent. 'erdasarkan )al ini maka )ipotesis &ang diajukan adala); #a" ; Penugasan selain tugas sebagai auditor berpengaru) negati3 ter)adap integritas laporan keuangan.

-; +ET0'A 1ENE/ITIAN 1; Sam4el dan 'ata

Sampel &ang digunakan dalam penelitian ini adala) perusa)aan! perusa)aan &ang terda3tar di 'ursa 63ek Indonesia dan '7M( &ang mengeluarkan laporan keuangan ta)un 1---!/00". Perusa)aan 3inansial tidak dimasukkan dalam sampel: karena perbedaan karakteristik pos!pos keuangann&a. "; !aria5el 'e4enden

Integrita& /a4oran )euangan Proksi &ang sering digunakan dalam penelitian!penelitian sebelumn&a untuk mendeteksi manajemen laba adala) dengan discretionary accruals 4abnormal accruals8. Studi ini juga menggunakan discretionar& accruals untuk mendeteksi manajemen laba &ang dilakukan pada perioda sebelum dan setela) penerapan regulasi good corporate go$ernance 49>98. Model <ones meng)ubungkan total akrual dengan peruba)an penjualan dan ati$a tetap. Residu dari regresi &ang dilakukan akan meng)asilkan angka &ang dianggap sebagai discretionar& accruals. Model <ones digambarkan dalam persamaan berikut; A,P W1 X W/ Y Sales it X W PP6 it X Zit Keterangan; A, P Accruals ,otal Y Sales it P Peruba)an saldo penjualan pada perioda t PP6 it P Saldo akun akti$a tetap pada perioda t Zit P error term

202

Analisis Pengaru% Karakteristik........(

!rianti "S #)

Model &ang dipergunakan adala) sebagai berikut 4Kin: /00"8; A, it P W1 X W/ 4Y Sales it ! Y Rec$ it! 8 X W X Zit Keterangan; A, P Accruals ,otal Y Sales it P Peruba)an saldo penjualan pada perioda t Y Rec$ it P Peruba)an saldo piutang pada perioda t PP6 it P Saldo akun akti$a tetap pada perioda t >aFlit P Arus kas pada perioda t Zit P error term Semua $ariabel akan dibagi dengan jumla) total akti$a a2al periode untuk meng)idari terjadi )eterokesdatisitas. Selanjutn&a discretionar& accrual di)itung dengan 5A> P A,A,A!1 @ (5,A> Keterangan ; 5A> P 5iscretionar& accruals A, P Accruals total ,A!1 P total akti$a a2al periode (5,A> P non discretionar& accruals 3; !aria5el Inde4enden PP6 it X W1 >aFlit

Kepemilikan sa)am dikatakan terkonsentrasi apabila pemegang sa)am tunggal terbesar memiliki lebi) dari 50 persen sa)am suatu perusa)aan. <adi: $ariabel konsentrasi kepemilikan diberi kode 1 4satu8 apabila pemilik terbesar memiliki 50 persen atau lebi) sa)am beredar dan kode 0 4nol8 jika indi$idu terbesar menguasai kurang dari 50 persen sa)am. Pengukuran kepemilikan manajemen diukur dengan ada tidakn&a sa)am &ang dimiliki ole) pi)ak manajemen dengan persentase &ang lebi) dari /T. Komite audit Fariabel ini diukur dengan menggunakan $ariabel dumm& 1 jika perusa)aan memiliki dan 0 jika sebalikn&a. Kualitas audit: auditor spesialis industri dijadikan proksi untuk mengukur tingkat kualitas audit &ang lebi) tinggi dan auditor non spesialis industri me2akili tingkat kualitas audit &ang lebi) renda). Auditor spesialis industri diberi simbol 1 4satu8 dan auditor non spesialis industri diberi simbol 0 4nol8. Pergantian auditor diproksikan dengan $ariabel dumm& 1 jika ada pergantian dan 0 jika tidak terjadi pergantian auditor.
203

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Independensi Auditor auditor diproksikan dengan $ariabel dumm& 1 jika ada penerimaan penugasan pada KAP di ta)un penugasan selain sebagai auditor dan 0 jika tidak terjadi penugasan lain. 4; 1engu3ian .i4ote&i& dan +odel 1enelitian

Pengujian )ipotesis; Pengujian beda untuk mengeta)ui perbedaan karakteristik antara '7M( dan perusa)aan mempublik dilakukan dengan menggunakan t test selain itu dilakukan juga uji beda untuk mengeta)ui perbedaan antara perusa)aan mempublik dan '7M( sebelum dan sesuda) menerapkan regulasi in3ormasi menggunakan paired test.

204

Analisis Pengaru% Karakteristik........(

!rianti "S #)

?;

+odel 1enelitian +odel 1enelitian

-a!akte!istik Pe!usahaan ./ -omite Au'it 2/ Saham Manajemen 0/ -onsent!asi -e1emilikan

Kualitas Audit (Spesialisasi Auditor

Independensi Pergantian Auditor

Integritas Laporan Keuangan

'; 1E+BA.ASAN 'AN .ASI/ 1ENE/ITIAN 1; Sam4el 1enelitian

Populasi penelitian ini adala) seluru) perusa)aan &ang terdapat di '6< dan '7M( &ang tela) mempublikasi laporan ta)unann&a. Seleksi sampel menggunakan purposi$e sampling se)ingga diperole) /0 '7M( dan /5 perusa)aan publik dari 1--- ! /00" dengan / 1 sampel perusa)aan amatan. "; Stati&tik 'e&kri4tif Proses pengujian )ipotesis dimulai dengan penentuan nilai nilai total akrual. (ilai total akrual ini dijadikan $ariabel dependen kemudian dilakukan regresi untuk menentukan nilai estimasi nondiscretionar& accruals. 5ari / 1 sampel perusa)aan publik rata!rata perusa)aan &ang tidak melakukan earnings management seban&ak 1/ perusa)aan: 11* perusa)aan mempun&ai nilai discretionar& accrual 45A>8 negati3 dan 10/ perusa)aan mempun&a 5A> positi3. (ilai 5A> negati3 mengindikasikan adan&a decreasing (ilai rata!rata discretionar& accrual sebesar !0:15 dengan standar de$iasi sebesar 0: / se)ingga dapat disimpulkan perusa)aan publik dan '7M( pada sampel penelitian ini

205

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

diindikasikan akan menurunkan laban&a untuk meng)indari political cost karena ban&ak perusa)aan publik &ang mempun&ai laba tinggi. #asil uji t test untuk mengeta)ui perbedaan karakteristik '7M( dan perusa)aan publik menunjukkan adan&a perbedaan &ang signi3ikan pada $ariabel kepemilikan manajemen: konsentrasi kepemilikan: independensi dan tingkat kepatu)an ter)adap regulasi 9>9. #al ini menunjukkan ba)2a besarn&a 5A> antara '7M( dan perusa)aan publik tidak mempun&ai perbedaan &ang signi3ikan. Sedangkan )asil uji t test untuk $ariabel 5A> antara perusa)aan &ang tela) menerapkan 9>9 dan &ang belum menerapkan 9>9 dari jumla) ta)un amatan 1---!/00" dengan ta)un pembeda /00/ tidak menunjukkan perbedaan &ang signi3ikan se)ingga ada indikasi ba)2a: ada atau tidakn&a regulasi 9>9 ter)adap '7M( dan perusa)aan publik )al ini tidak dapat mempengaru)i adan&a earnings management.. 3; (3i A&um&i )la&ik

7ji Multikolinearitas: )asil pengujian menunjukkan ba)2a tidak terjadi multikolinieritas &ang ditunjukkan ole) nilai FIF dari semua $ariabel independen &ang V10. 7ji #eterokedastisitas: )asil pengujian dengan scatterplot menunjukkan pola men&ebar. 7ji Autokorelasi: nilai 5K pengujian statstik senilai 1:5" )al ini menunjukkan tidak terdapat autokorelasi pada model. 7ji (ormalitas: )asil pengujian menunjukkan gambar )istogram &ang menggambarkan distribusi normal se)ingga terbukti ba)2a model &ang dipergunakan memenu)i uji normalitas. 4; 1engu3ian hi4ote&i& dan 'i&ku&i .a&il 1engu3ian

#ipotesis pertama perusa)aan publik dengan tingkat konsentrasi kepemilikan &ang tinggi akan berpengaru) negati3 ter)adap integritas laporan keuangan. #asil pengujian menunjukkan konsentrasi kepemilikan &ang tinggi akan mengurangi integritas laporan keuangan tetapi besarn&a pengaru) dari konsentrasi kepemilikan ter)adap integritas laporan keuangan secara statistic tidak signi3ikan se)ingga )ipotesis pertama ditolak. #ipotesis kedua perusa)aan publik dengan tingkat kepemilikan sa)am ole) pi)ak manajemen &ang tinggi akan berpengaru) negati3 ter)adap integritas laporan keuangan secara statistik

206

Analisis Pengaru% Karakteristik........(

!rianti "S #)

tidak ber)asil diterima. #asil pengujian membuktikan ba)2a kepemilikan sa)am ole) pi)ak manajemen mempun&ai korelasi negati3 ter)adap integritas laporan keuangan. Penelitian ini seara) dengan penelitian &ang dilakukan ole) Peasnell 4/0008 ba)2a terdapat korelasi negati3 antara kepemilikan institusional dengan discreationary accrual( #ipotesis ketiga adan&a komite audit akan berpengaru) positi3 signi3ikan ter)adap tingkat integritas laporan keuangan ditolak karena p $alue U0.05: tetapi )asil pengujian ini membuktikan ba)2a adan&a komite audit berkorelasi positi3 dengan tinggin&a integritas laporan keuangan. Penelitian ini seara) dengan penelitian sebelumn&a &ang men&atakan ba)2a puncak sistem go$ernance internal pada perusa)aan besar: se)ingga de2an direksi mempun&ai peran dalam pemonitoran. #ipotesis keempat ber)asil diterima se)ingga perusa)aan publik dengan tingkat kualitas auditor spesialisasi berpengaru) positi3 ter)adap integritas laporan keuangan. #asil penelitian ini mendukung penelitian 5eAngelo 41-+18 dalam Manao 4/00/8 dan K)risnan 4/00/8 mende3inisikan kualitas audit sebagai probabilitas auditor menemukan dan melaporkan kesala)an dan ketidakberesan. 'agaimanapun juga kualitas audit sulit diamati dengan demikian pemakai jasa audit )arus menge$aluasi kualitas audit dengan menggunakan ukuran pengganti. Sala) satu ukuran pengganti &ang membantu mengindikasikan kualitas audit adala) spesialisasi industri auditor. >ras2ell et al 41--58 dalam Ma&angsari 4/00/8 men&atakan ba)2a kualitas audit kantor akuntan terbentuk sejalan dengan pengembangan kea)lian spesi3ik industri. Penelitian (o$i&ani 4/00/8 menunjukkan ba)2a pengalaman berpengaru) positi3 ter)adap pengeta)uan auditor tentang jenis!jenis kekeliruan &ang berbeda. Kris)nan 4/00/8 &ang men&atakan secara statistik ada perbedaan akrual antara klien KAP 4big 3i$e8 dan &ang bukan big 3i$e. #ipotesis kelima pergantian Auditor berpengaru) negati3 ter)adap tingkat integritas laporan keuangan berdasarkan pengujian statistik )ipotesis ini tidak ber)asil diterima. #asil pengujian stastik juga menunjukkan ba)2a terdapat korelasi negati3 antara pengunduran diri auditor ter)adap integritas laporan keuangan. Ara) pengujian ini seara) dengan penelitian &ang dilakukan ole) Mark Klock tentang reaksi pasar sa)am ter)adap pergantian akuntan publik dengan menggunakan e$ent!time met)odolog& dan menguji 3aktor!3aktor potensial
207

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

&ang mempengaru)i reaksi pasar tersebut. #ipotesis keenam penugasan selain tugas sebagai auditor berpengaru) negati3 ter)adap integritas laporan keuangan tidak ber)asil diterima. Independensi akuntan dimonitor ole) de2an direksi dan komite audit &ang )arus ikut akti3 dari mulai penunjukkan sampai dengan selesain&a tugas. Regulasi &ang kuat ole) 'apepam pada ta)un /00/ dengan mengeluarkan KMK 1/ diduga mengakibatkan )al &ang di)ipotesiskan tidak terbukti. E; )ESI+1(/AN 'AN SA%AN Isu &ang diangkat dalam penelitian ini adala) melakukan in$estigasi ter)adap pengaru) regulasi in3ormasi perusa)aan publik dan '7M( untuk menegakkan good corporate go$ernance &ang diukur dari kepatu)an mereka ter)adap peraturan menteri keuangan dan peraturan 'apepam tentang pembentukan komite audit: pergantian auditor se)ingga laporan keuangan auditan sebagai sala) satu in3ormasi &ang dipergunakan in$estor dalam pengambilan dapat melindungi in3ormasi agar tidak dimanipulasi ole) pi)ak manapun. ,ujuan penelitian ini adala) untuk mengin$estigasi karakteristik perusa)aan berupa peran komite audit: struktur kepemilikan perusa)aan dan kualitas auditor eksternal dan Independensi auditor dalam meningkatkan integritas laporan keuangan. 1; )e&im4ulan

5ari )asil pengujian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; a8 ,idak terdapat perbedaan karakteristik perusa)aan antara '7M( dan perusa)aan mempublik ter)adap integritas laporan keuangan. ,etapi terdapat korelasi antara karakteristik perusa)aan dengan tingkat integritas laporan keuanganD Adan&a komite audit secara statistik tidak dapat mempengaru)i tinggi renda)n&a earnings management tetapi ada korelasi &ang menunjukkan ba)2a adan&a komite audit maka tingkat integritas laporan keuangan juga tinggiD Perusa)aan &ang merupakan klien auditor &ang berkualitas tern&ata dapat mengurangi earnings management )al ini terbukti dari )asil pengujian &ang dilakukanD

b8

c8

208

Analisis Pengaru% Karakteristik........(

!rianti "S #)

d8

Adan&a pergantian auditor tern&ata tidak mempun&ai berpengaru) ter)adap integritas laporan keuangan. ,etapi terdapat korelasi negati3 antara terjadin&a pergantian auditor dengan integritas laporan keuanganD Independensi auditor tidak mempun&ai pengaru) ter)adap integritas laporan keuangan tetapi )asil pengujian membuktikan adan&a korelasi negati3 antara independensi auditor dengan integritas laporan keuangan.

e8

"; Saran 'erdasarkan pemba)asan dan )asil penelitian: maka manajemen laba selama tidak melanggar prinsip akuntansi &ang berterima umum dapat ditujukan untuk meningkatkan laba atau menurunkan laba. #al ini membuka peluang bagi manajer untuk meningkatkan kemakmurann&a. Secara statistik discretionar& accruals perusa)aan &ang tela) membentuk dan melaksanakan komite audit tidak mempun&ai perbedaan. #al ini ole) keberadaan komite audit &ang secara struktural tidak independen diindikasikan menjadi pen&ebabn&a: se)ingga disarankan kepada regulator 4'apepam dan Menteri '7M(8 agar secara struktur organisasi mereka menjadi lebi) independen. 3; )eter5ata&an 1enelitian Penelitian ini tidak dapat mendukung keseluru)an )ipotesis. #al ini dimungkinkan adan&a kekurangan dalam penelitian ini. Pertama: jumla) data &ang digunakan. Kedua pendekatan &ang dilakukan )an&a merupakan proksi &ang menggunakan pengukuran ordinal se)ingga bagi dunia akademisi di)arapkan mengembangkan metoda pendeteksian manajemen laba &ang lebi) po2er3ul dari &ang tela) dikenal selama ini. 4; Im4lika&i 1enelitian 'agi pemerinta) ataupun in$estor: penelitian ini bisa menunjukkan ba)2a dalam mengambil keputusan perlu melakukan analisis terlebi) da)ulu ter)adap laporan keuangan perusa)aan. .aporan keuangan tern&ata memang rentan ter)adap kebijakan &ang diambil manajer. Faktor regulasi dari pemerinta) secara keseluru)an juga dimungkinkan mempengaru)i )asil penelitian: karena perioda pengamatan &ang diteliti berada dalam masa penerapan a2al good corporate
209

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

go$enrance. Saran untuk penelitian lebi) lanjut dapat dikembangkan dengan pengambilan sampel &ang lebi) besar dan berasal dari beberapa jenis industri. Penggunaan beberapa jenis industri dapat menguatkan )asil penelitian sekaligus dapat menganalisis apaka) terdapat perbedaan perilaku manajemen laba pada industri &ang berbeda. Selain itu juga agar digunakan ta)un &ang lebi) panjang: se)ingga dapat memberikan )asil &ang lebi) akurat..

'A TA% 1(STA)A #ubudi: Media Akuntansi: %ktober /001. <ones: <<.: 1--1: 6arnings Management during Important Relie3 In$estigation: >ournal o! Accounting $esearch /-. Kin: Kai .ee: 'aruc) .e$: dan 9illian Jeo: /00": %rganiMational Structure and 6arnings Management: >ournal o! Accounting and Auditing G Finance. Manao: #ekinus.: /00/: An Audit Lualit& >omparison 'et2een .arge and Small >PA Firms in Indonesia in t)e >onteCt o3 G9oing >oncernH %pinion; 6$idence 'ased on AuditeesO Financial Ratios. S(A F: Semarang. Mark: >lock:1--1: H,)e Stock Market Reaction to in a >)ange in >erti3i&ing AccountantH >ournal o! Accounting, Auditing G Finance( Ma&angsari: Sekar: /00/.: 'ukti 6mpiris Pengaru) Spesialisasi Industri Auditor ter)adap 6arnings per S)are: Makala) S(A F: Semarang. Ma&angsari: Sekar: /00 .: Analisis Pengaru) Independensi: Kualitas Audit: Serta Mekanisme >orporate 9o$ernance ter)adap Integritas .aporan Keuangan. Makala) S(A FI: Suraba&a. (o$i&ani: Putri dan 'andi: /00/: Pengaru) Pengalaman dan Pelati)an ter)adap Struktur Pengeta)uan Auditor tentang

210

Analisis Pengaru% Karakteristik........(

!rianti "S #)

Kekeliruan: Makala) Simposium (asional Akuntansi F: Semarang. Peasnell: K.F.: Pope: P.F.: dan Joung: S.: /000. 'oard Monitoring and 6arnings Management; 5o %utside 5irectors In3luence Abnormal Accruals=. Korking Paper. Singgi): Santoso: /00": Media Komputindo. 4uku #atihan 'P'', Parametrik: 6leC

211

ANA/ISIS .(B(N*AN ANTA%A )A%A)TE%ISTI) 'AN )(A/ITAS 1EN*(N*)A1AN 1A'A /A10%AN )E(AN*AN 1E%(SA.AAN 'I IN'0NESIA
arichah4

ABSTRACT &his research e.amined in!luence o! si. independent variables o! a !irm characteristic<s to dependent variable that is level o! disclosure 1mandatory and voluntary disclosure2 ;uality in !irm annual reports in ndonesia( &he e.tent o! disclosures in !irm annual report are measured by disclosure inde., there are 57 in!ormation items must be and can be disclosed in annual report( &he si. independet variable are level o! li;uidity 1that is measured by current ratio2, level o! solvability 1that is measured by leverage ratio2, level o! rentability 1that is measure by $6 2, !irm si)e 1that is measure by !irm total assets2, group o! industry 1that is classi!ied into manu!acture and non9manu!acture2, and !irm status 1that is classi!ied into P=A and P=D82( &here are eighty companies listed in >'H on +,,B %ere selected !or !irm samples in this study( &he problem are indenti!icate %hether and ho% the !irm characteristic above in!luence the level o! disclosure ;uality in annual report( &his study uses multiple regression, F I &est, and 8Par I &est to e.amine the study hypothesis( &he empirical test sho%edF independent variables can be used as predictors on disclosure ;uality( &he second result sho%ed that the independent variables /ust e.plain B+(7E 1 is mean there are other variables in!luence dependent variable2( &he third result sho%ed there are t%o variables 1group o! industry and !irm status2 can be proven have positive and signi!icant correlation %ith annual report disclosure ;uality( &he ne.t result sho%ed there is signi!icant di!!erence 1sig ,(,-J2 on level disclosure ;uality bet%een groups o! !irm status( Key %ords0 mandatory, voluntary, !ull disclosure, and annual report
4

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

A.

PENDAHULUAN

,ujuan utama pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan adala) untuk memberikan bantuan kepada in$estor: kreditur dan pengguna laporan keuangan lainn&a dalam mema)ami resiko porto3olio in$estasi sebagai dasar untuk melakukan keputusan ekonomi &ang rasional. %le) karenan&a laporan keuangan )arusla) memuat pengungkapan in3ormasi &ang cukup 1!ull disclosure2( Pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan dikelompokkan ke dalam pengungkapan 2ajib 1mandatory disclosure2 dan pengungkapan sukarela 1voluntary disclosure2( Pengungkapan 2ajib adala) pengungkapan &ang di)aruskan ole) peraturan atau ketentuan seperti &ang dikeluarkan ole) 'adan Penga2as Pasar Modal: 5epartemen Keuangan Republik Indonesia atau ole) organisasi pro3esi akuntansi 4Ikatan Akuntan Indonesia8 dalam Pern&ataan Standar Akuntansi Keuangan 4PSAK8. Sedangkan pengungkapan sukarela adala) pengungkapan tamba)an &ang melebi)i dari pengungkapan &ang di2ajibkan. Pada penelitian terda)ulu: pengungkapan &ang dilakukan ole) masing!masing perusa)aan berbeda satu dengan lainn&a: tergantung pada 3aktor!3aktor tertentu &ang mempengaru)i kelengkapan pengungkapan &ang dilakukan. Faktor!3aktor &ang berpengaru) antara lain adala) a8. tingkat likuiditas perusa)aan 4>ooke:1--+8: b8. tingkat sol$abilitas perusa)aan 4Meek: Roberts: dan 9ra&: 1--58: c8. tingkat rentabilitas perusa)aan: d8. ukuran perusa)aan 4Suripto: 1--+8: e8. jenis industri 4Suripto: 1--+8: dan 38. status perusa)aan 4Susanto:1--/8. B; 1E%(+(SAN +ASA/A. Permasala)an &ang dirumuskan dalam penelitian ini adala); a8 b8 'agaimana kualitas pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan perusa)aan di Indonesia. Apaka) tingkat likuiditas: sol$abilitas: rentabilitas: ukuran perusa)aan: jenis industri: dan status perusa)aan

Analisis Hubungan antara Karakteristik ....($ari%&a&)

mempengaru)i keuangan. c8

kualitas

pengungkapan

pada

laporan

Apaka) ada perbedaan &ang signi3ikan praktek pengungkapan pada laporan keuangan perusa)aan di Indonesia. -; +ET0'E 1ENE/ITIAN

Model &ang dirumuskan dalam penelitian ini adala) sebagai berikut; J P 3 4 R1: R/ : R" 8 J adala) $ariabel dependen dan R1 sampai R" merupakan $ariabel independen. Alat analisis &ang digunakan dalam penelitian ini adala) regresi linier berganda: F @ ,est: dan (Par @ ,est. Model regresi &ang digunakan dalam penelitian ini: din&atakan sebagai berikut ; J P [0 X [1R1 X [/R/ X [ R ["R" X e X [1R1 X [5R5 X

dengan keterangan ; J P indek skor pengungkapan R1 P tingkat likuiditas 4current ratio8 R/ P tingkat sol$abilitas 4le$erage ratio8 R P tingkat rentabilitas 4R%I8 R1 P total assets R5 P dumm& jenis industri 4manu3akturAnon!manu3aktur8 R" P dumm& status perusa)aan 4PMAAPM5(8 [ P konstanta atau parameter e P error .i4ote&i& 1enelitian #ipotesis (ol 4#08 penelitian dirumuskan ba)2a 418. tingkat likuiditas: tingkat sol$abilitas: tingkat rentabilitas: ukuran perusa)aan: jenis industri: dan status perusa)aan tidak mempun&ai pengaru) positi3 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan: 4/8. tidak terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing!masing ukuran perusa)aan: jenis industri dan status perusa)aan. 5engan

215

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

demikian )ipotesis alternati3 penelitian ini dirumuskan sebagai berikut ; #a1; ,ingkat likuiditas mempun&ai pengaru) positi3 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #a/; ,ingkat sol$abilitas mempun&ai pengaru) positi3 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #a ; ,ingkat rentabilitas mempun&ai pengaru) positi3 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #a1; 7kuran perusa)an mempun&ai )ubungan positi3 dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #a5; ,erdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing!masing ukuran perusa)aan. #a"; <enis industri mempun&ai )ubungan positi3 dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #a*; ,erdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing!masing jenis industri. #a+; Status perusa)aan mempun&ai )ubungan positi3 dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #a-; ,erdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing!masing status perusa)aan. Sam4el 1enelitian Populasi penelitian meliputi semua perusa)aan &ang sa)amn&a terda3tar di 'ursa 63ek <akarta pada ta)un /001. 7ntuk menjamin ba)2a $ariabel!$ariabel &ang akan diuji dalam penelitian ini ter2akili maka sampel dipili) dengan metode proportionate strati3ied sampling. 5engan metode tersebut populasi dikelompokkan menurut urutan $ariabel!$ariabel dumm&. 5ari masing!masing kelompok tersebut kemudian
216

Analisis Hubungan antara Karakteristik ....($ari%&a&)

ditentukan sejumla) sampel secara proporsional dan dipili) secara random. 'erdasarkan tingkat ke&akinan -5T: jumla) sampel ditentukan seban&ak 115 bua) perusa)aan. Setela) di)itung jumla) sampel melampaui 5T dari populasi &ang berjumla) perusa)aan. %le) karena itu penulis perlu melakukan koreksi. Setela) koreksi atas jumla) sampel dilakukan jumla) sample menjadi +0 bua) perusa)aan atau seban&ak /1 T dari populasi. !aria5el<8aria5el 1enelitian .iteratur empirik dan teoritik menunjukkan ba)2a terdapat beberapa $ariabel &ang mungkin menjelaskan $ariasi luas pengungkapan dalam laporan ta)unan. 'agian ini akan mamba)as $ariabel!$ariabel &ang diuji dalam penelitian ini. Fariabel!$ariabel tersebut meliputi tingkat likuiditas: tingkat sol$abilitas: tingkat rentabilitas: ukuran perusa)aan: jenis industri: dan status perusa)aan. 1engukuran !aria5el Inde4enden Penelitian ini menggunakan regresi berganda dengan enam $ariabel independen. Pengukuran masing!masing $ariabel diuraikan berikut iniD Tingkat /ikuidita& Penelitian ini menggunakan $ariabel likuiditas sebagai sala) satu $ariabel independen. Fariabel likuiditas diukur berdasarkan ratio lukuiditas &ang di)itung berdasarkan perbandingan akti$a lancar dengan )utang lancar. 5ata ratio likuiditas diperole) dari >apital Market 5irector& /001. Tingkat Sol8a5ilita& 5alam penelitian ini: ratio sol$abilitas diukur dengan tingkat le$erage. 5ata mengenai tingkat le$erage diperole) dari >apital Market 5irector& /001. Tingkat %enta5ilita& Ratio rentabilitas dimasukkan sebagai sala) satu $ariabel independen &ang diukur dengan laba sebelum dikurang dengan beban bunga dan pajak dibagi dengan total akti$a 4R%I8. 5ata

217

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

mengenai tingkat rentabilitas diperole) dari >apital Market 5irector& /001. (kuran 1eru&ahaan Fariabel ukuran perusa)aan dapat diukur dengan total akti$a: penjualan ta)unan dan jumla) pemegang sa)am. 5alam penelitian ini: $ariabel ukuran perusa)aan diukur dengan menggunakan total akti$a. 5ata mengenai total akti$a diperole) dari >apital Market 5irector& /001. Jeni& Indu&tri 5alam penelitian ini: untuk mengidenti3ikasi kelompok industri digunakan dumm&; 1 untuk perusa)aan manu3aktur dan 0 untuk perusa)aan non!manu3aktur. 5ata mengenai kelompok industri diperole) dari >apital Market 5irector& /001. Statu& 1eru&ahaan 5alam penelitian ini: $ariable dumm& 0: dan 1 digunakan untuk menunjukkan status perusa)aan; 1 untuk perusa)aan berbasis asing 4PMA8 dan 0 untuk perusa)aan berbasis domestik 4PM5(8. 5ata mengenai status perusa)aan diperole) dari >apital Market 5irector& /001. .a&il 1enelitian dan 1em5aha&an #asil pengola)an data &ang dilakukan seperti tampak dalam tabel di ba2a) ini.

Tabel 1 : Descriptive Statistics Mean 24.99 1.7304 . 391 3.2949 1.2499 . .33 Std. Deviation 5.283 1.3220 .43777 7.14872 1.81110 .47 .471 N 80 80 80 80 80 80 80

DISCLOSU CURRENT LE!ER"#E ROI "SSETS $ENIS%IN ST"TUS%&

Tabel 2 : Model Summar (b!

218

Analisis Hubungan antara Karakteristik ....($ari%&a&)


"d+),ted R S()a*e Std. E**o* ot.e E,ti/ate D)*0in1 2at,on

Mode' 1

R S()a*e

. 1.59 52 .425 .378 4.1 7 3a4 a &*edi5to*,6 3Con,tant47 ST"TUS%&7 "SSETS7 ROI7 LE!ER"#E7 $ENIS%IN7 CURRENT 0 De8endent !a*ia0'e6 DISCLOSU

219

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Tabel " : A#$%A(b! S)/ oS()a*e, Re:*e,,io n Re,id)a' Tota' 937.555 12 7.433 2204.987 73 79

Mode' 1

D-

Mean S()a*e 15 .259 17.3 2

9 9.000

Si:. .0003a4

a &*edi5to*,6 3Con,tant47 ST"TUS%&7 "SSETS7 ROI7 LE!ER"#E7 $ENIS%IN7 CURRENT 0 De8endent !a*ia0'e6 DISCLOSU

Tabel & : 'oe((icients(a! Mode' 1 3Con,tant4 CURRENT LE!ER"#E ROI "SSETS $ENIS%IN ST"TUS%& Un,tanda*di;ed Coe--i5ient, < 21.824 1.33 1.431 1.101 .094 1.000 Std. E**o* 1. 47 .433 1.275 .0 7 .2 3 1.055 1.12 Standa*di;ed Coe--i5ient, <eta 1.084 .119 1.137 .032 .090 . 54 13.253 1.77 1.122 11.499 .359 .948 .512 .000 .440 .2 5 .138 .721 .34 .000 t Si:.

7.331 a De8endent !a*ia0'e6 DISCLOSU

#asil pengola)an data dengan regresi linier berganda 4,abel 18 men&ebutkan ba)2a status perusa)aan 4&ang digolongkan ke dalam kelompok PMA dan PM5(8 menunjukkan angka &ang signi3ikan sebesar 0.000. #asil ini berarti ba)2a status perusa)aan mempun&ai pengaru) &ang cukup ter)adap kelengkapan pengungkapan. Fariabel independen lainn&a seperti >urrent Ratio: .e$erage Ratio: R%I: ,otal Assets: dan <enis Industri: tidak berpengaru) secara signi3ikan ter)adap kelengkapan pengungkapan. Sedangkan nilai R 4,abel /8 sebesar 0."5/ dan R/ sebesar 0.1/5. #al ini berarti ba)2a $ariabel independen &aitu >urrent Ratio: .e$erage Ratio: R%I: ,otal Assets: dan 5umm& <enis Industri: serta 5umm& Status Perusa)aan )an&a mampu menjelaskan sebesar 1/:5T selebi)n&a terdapat $ariabel lain &ang tidak dicakup dalam penelitian &ang mempengaru)i kelengkapan pengungkapan. 5ari tabel pengola)an A(%FA: signi3ikansin&a adala) 0.000. #al ini berarti ba)2a $ariabel independen &aitu >urrent Ratio:

220

Analisis Hubungan antara Karakteristik ....($ari%&a&)

.e$erage Ratio: R%I: ,otal Assets: dan 5umm& <enis Industri: serta 5umm& Status Perusa)aan dapat digunakan untuk memprediksi $ariabel dependen 4kelengkapan pengungkapan8. 5ari tabel correlations diperole) )asil ba)2a dua $ariabel &aitu jenis industri dan status perusa)aan terbukti mempun&ai )ubungan positi3 dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #asil pengujian berikutn&a memperli)atkan ba)2a terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan &ang signi3ikan 4pada tingkat signi3ikansi 0:01-8 antara kelompok status perusa)aan 4PMA dan PM5(8. '; .ASI/ 1EN*(JIAN .I10TESIS #ipotesis pertama penelitian ini adala) tingkat likuiditas mempun&ai pengaru) positi3 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis pertama tersebut dapat dili)at pada )asil analisis regresi &ang men&impulkan tingkat signi3ikansi pengujian current ratio sebesar 0.110 4U 0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis pertama tersebut tidak ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a tingkat likuiditas tidak mempun&ai pengaru) 4positi38 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan #ipotesis kedua penelitian ini adala) tingkat sol$abilitas mempun&ai pengaru) positi3 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis kedua tersebut dapat dili)at pada )asil analisis regresi &ang men&impulkan tingkat signi3ikansi pengujian ter)adap le$erage ratio sebesar 0./"5 4U 0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis kedua tersebut tidak ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a tingkat sol$abilitas tidak mempun&ai pengaru) 4positi38 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan #ipotesis ketiga penelitian ini adala) tingkat rentabilitas mempun&ai pengaru) positi3 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis ketiga tersebut dapat dili)at pada )asil analisis regresi &ang men&impulkan

221

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

tingkat signi3ikansi pengujian ter)adap return on in$estment 4R%I8 sebesar 0.1 + 4U 0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis ketiga tersebut tidak ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a tingkat rentabilitas tidak mempun&ai pengaru) 4positi38 dan signi3ikan ter)adap tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan #ipotesis keempat penelitian ini adala) ukuran perusa)an mempun&ai )ubungan positi3 dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis keempat tersebut dapat dili)at pada )asil analisis regresi 4tabel correlations8 &ang men&impulkan tingkat signi3ikansi pengujian ter)adap total assets sebesar 0. -1 4U 0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis keempat tersebut tidak ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a ukuran perusa)aan tidak mempun&ai )ubungan 4positi38 dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #ipotesis kelima penelitian ini adala) terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing! masing ukuran perusa)aan. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis kelima tersebut dapat dili)at pada )asil pengujian dengan alat analisis (par ,ests &ang men&impulkan nilai >)i! SBuare sebesar 0.0-1 4U 0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis kelima tersebut tidak ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a tidak terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing!masing ukuran perusa)aan. #ipotesis keenam penelitian ini adala) jenis industri mempun&ai )ubungan positi3 dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis keenam tersebut dapat dili)at pada )asil analisis regresi 4tabel correlations8 &ang men&impulkan tingkat signi3ikansi pengujian ter)adap jenis industri sebesar 0.001 4V 0.058. 5i samping itu )arus dili)at juga tabel coe33icients &ang menunjukkan tingkat signi3ikansi sebesar 0. 1" 4U 0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis keenam tersebut ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a jenis industri mempun&ai )ubungan 4positi38: tetapi 4tidak signi3ikan8 dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan.

222

Analisis Hubungan antara Karakteristik ....($ari%&a&)

#ipotesis ketuju) penelitian ini adala) terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing! masing jenis industri. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis ketuju) tersebut dapat dili)at pada )asil pengujian dengan alat analisis , ! ,ests 4.e$eneOs ,est8 &ang menunjukkan nilai F sebesar 1.1"1 dengan tingkat signi3ikansi sebesar 0./ 0 4U0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis ketuju) tersebut tidak ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a tidak terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing!masing jenis industri. #ipotesis kedelapan penelitian ini adala) status perusa)aan mempun&ai )ubungan positi3 dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis kedelapan tersebut dapat dili)at pada )asil analisis regresi 4tabel correlations8 &ang men&impulkan tingkat signi3ikansi pengujian ter)adap status perusa)aan sebesar 0.000 4V 0.058. 5i samping itu )arus dili)at juga tabel coe!!icients &ang menunjukkan tingkat signi3ikansi sebesar 0.000 4V 0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis kedelapan tersebut ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a status perusa)aan mempun&ai )ubungan 4positi38: dan signi3ikan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi pada laporan keuangan. #ipotesis kesembilan penelitian ini adala) terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing! masing status perusa)aan. Pengujian &ang dilakukan ter)adap )ipotesis kesembilan tersebut dapat dili)at pada )asil pengujian dengan alat analisis , ! ,ests 4.e$eneOs ,est8 &ang menunjukkan nilai F sebesar 5.**" dengan tingkat signi3ikansi sebesar 0.014V0.058. #al ini berarti ba)2a )ipotesis ketuju) tersebut ber)asil ditolak. Se)ingga )asil penelitian dapat disimpulkan ba)2a terdapat perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan in3ormasi antara masing!masing status perusa)aan. E; SI+1(/AN# )ETE%BATASAN 'AN SA%AN<SA%AN 1; Sim4ulan #asil pengola)an data dengan regresi linier berganda men&ebutkan ba)2a status perusa)aan 4&ang digolongkan ke dalam kelompok PMA dan PM5(8 menunjukkan angka &ang

223

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

signi3ikan sebesar 0.000. #asil ini berarti ba)2a status perusa)aan mempun&ai pengaru) &ang cukup ter)adap kelengkapan pengungkapan. Fariabel independen lainn&a seperti >urrent Ratio: .e$erage Ratio: R%I: ,otal Assets: dan <enis Industri: tidak berpengaru) secara signi3ikan ter)adap kelengkapan pengungkapan. (ilai R sebesar 0."5/ dan R/ sebesar 0.1/5. #al ini berarti ba)2a $ariabel independen &aitu >urrent Ratio: .e$erage Ratio: R%I: ,otal Assets: dan 5umm& <enis Industri: serta 5umm& Status Perusa)aan )an&a mampu menjelaskan sebesar 1/:5T selebi)n&a terdapat $ariabel lain &ang tidak dicakup dalam penelitian &ang mempengaru)i kelengkapan pengungkapan. 5ari tabel pengola)an A(%FA: signi3ikansin&a adala) 0.000. #al ini berarti ba)2a $ariabel independen &aitu >urrent Ratio: .e$erage Ratio: R%I: ,otal Assets: dan 5umm& <enis Industri: serta 5umm& Status Perusa)aan dapat digunakan untuk memprediksi $ariabel dependen 4kelengkapan pengungkapan8. "; )eter5ata&an 1enelitian Keterbatasan &ang ada dalam penelitian ini: adala) a8 Item pengungkapan &ang digunakan mangacu pada penelitian &ang dilakukan di Amerika: &ang mungkin kurang rele$an dengan keadaan perekonomian dan industri di Indonesia. Sampel penelitian diambil dari laporan ta)unan untuk ta)un /00 4satu ta)un8 dan tidak membandingkan dengan ta)un sebelumn&a.

b8

3; Saran<&aran 'erdasarkan keterbatasan penelitian ini: saran!saran &ang dapat diberikan antara lainD a8 Agar laporan ta)unan &ang diterbitkan sedapat mungkin bebas dari 2indo2 dressing atau substance!o$er!3orm atau kesala)an!kesalan lainn&a: maka diperlukan penelaa)an lebi) lanjut untuk mengeta)ui item pengungkapan &ang sesuai dengan keadaan kondisi perekonomian dan

224

Analisis Hubungan antara Karakteristik ....($ari%&a&)

perusa)aan Indonesia pada umumn&a dan perusa)aan &ang listing di 'ursa 63ek pada k)ususn&a. b8 Perlu ditamba)kan $ariabel independen lainn&a &ang sesuai dan mempengaru)i secara signi3ikan tingkat kelengkapan pengungkapan pada perusa)aan di Indonesia: terutama &ang terda3tar pada 'ursa 63ek melalui penelitian lebi) lanjut. Sampel &ang digunakan mungkin tidak cukup )an&a satu ta)un: perlu dikembangkan dan dalam jumla) &ang lebi) ban&ak.

c8

'A TA% 1(STA)A


>er3: Alan R.: Corporate $eporting and nvestment Decision : 'erkela&: >A; ,)e 7ni$ersit& o3 >ali3ornia Press. >)o2: >)ee K.: and Adrian Kong!'oren: Foluntar& Financial 5isclosure b& MeCican >orporation: Accounting $evie%: <ul& 1-+*: pp. 5 @ 511. >ooke: ,. 6.: 5isclosure in t)e >orporate Annual Reports o3 S2edis) >ompanies: Fol. 1-: Spring 1-+-: pp. 11 @ 1/1. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!: ,)e Impact o3 SiMe: Stock Market .isting and Industr& ,&pe on 5isclosure in ,)e Annual Reports o3 <apanese .isted >orporations: Accounting G 4usiness $esearch: $ol. //: Summer 1--/: pp. //- @ / *. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!: 5isclosure in <apanese >orporate Annual Repots: >ournal o! 4usiness Finance G Accounting : Fol. /0: <uni 1-- : pp. 5/1 @ 5 5. 9ra&: Sidne& <. .ee #. Radebaug) and >lare '. Roberts: International Perceptions o3 >ost >onstrains on Foluntar& In3ormation 5isclosures; A >omparati$e Stud& o3 7.K. and 7.S. Multinationals: >ournal o! nternational 4usiness 'tudies: 1 Lrt 1--0: pp. 5-* @ "//.

225

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

9ujarati: 5amodar (.: 4asic Econometrics: Second 6dition: 7SA; Mc9ra2!#ill: Inc.: 1-++. Ikatan Akuntan Indonesia: 'tandar Akuntansi ndonesia0 4uku 'atu: <akarta; Penerbit Salemba 6mpat: 1--1. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!: 'tandar Akuntansi ndonesia0 4uku Dua : <akarta; Penerbit Salemba 6mpat: 1--1. .ang: Mark and Russell .und)olm: >ross!Sectional 5eterminants o3 Anal&st Ratings o3 >orporate 5isclosures: >ournal Accounting $esearch: Autumn 1-- : pp. /1" @ /*1. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!: and !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!: >orporate 5isclosure Polic& and Anal&st 'e)a$ior: ,)e Accounting Re$ie2: Fol. *1: %ct 1--": pp. 1"* @ 1-/. .e$: 'aruc): In3ormation 5isclosure Strateg&: Cali!ornia =anagemant $evie%: Fol. 1: Summer 1--/: pp. - @ /.

Mason: Robert 5. and 5ouglas A. .ind: 'tatistical &echni;ues in 4usiness G Economics: (int) 6dition: >)icago; Ric)ard 5. Ir2in: Inc.: 1--". McKinnon: <ill .. and .ian 5alimunt)e: Foluntar& 5isclosure o3 Segment In3ormation b& Australian 5i$ersi3ied >ompanies: Accounting G Finance: Fol. : Ma& 1-- : pp. @ 50. Meek: 9ar& K.: >lare '. Roberts and Sidne& <. 9ra&: Factors In3luencing Foluntar& Annual Report 5isclosure b& 7.S.: 7.K. and >ontinental 6uropen Multinational >orporations: >ournal o! nternational 4usiness 'tudies: Fol. /": ,)ird Luarter 1--5: pp. 555 @ 5*/. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!: and 9ra& S.<.: 9lobaliMation o3 Stock Markets and Foreign .isting ReBuirements; Foluntar& 5isclosure b& >ontinental 6uropean companies .isted on ,)e .ondon Stock 6Cc)ange: >ournal o! nternational 4usiness 'tudies: Fol. /0: Summer 1-+-: pp. 15 @ ".

226

Analisis Hubungan antara Karakteristik ....($ari%&a&)

Mitc)ell: <ason 5.: >)ris K. .. >)ia and Andre2 S. .o): Aoluntary Disclosure o! 'egment n!ormation0 Futher Australian Evidence: Fol 5: (o$. 1--5: pp. 1 @ 1". M&ers: S. and (. Majlu3: >orporate Financing and In$estment 5ecision K)en Firms #a$e In3ormation ,)at In$estors 5o (ot )a$e: >ournal o! Financial Economics : Fol. /: <un 1-+1: pp. 1+* @ //1. Radebaug): .ee ). and Sidne& <. 9ra&: nternational Accounting and =ultinational Enterprises: Fourt) 6dition: (e2 Jork; <o)n Kile& ? Sons: Inc.: 1--*.

227

1ENE%A1AN GOOD COR ORATE GO!ER"A"CE 9*-*: 'I IN'0NESIA


/en2 Nofianti? ABSTRAK Penerapan &ata Kelola Perusahaan kian men/adi !aktor penentu yang strategis bagi perusahaan agar dapat senantiasa meningkatkan nilai serta memelihara proses pertumbuhan yang berkelan/utan( 6leh karenanya, setiap perusahaan perlu terus meningkatkan ker/a kerasnya agar dapat mengambil man!aat dari penerapan &ata Kelola Perusahaan 1Good corporate governance2 yang baik( Empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG ini, yaitu !airness, transparancy, accountability, dan responsibility( Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip GCG secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan( Keempat komponen tersebut men/adi acuan dalam menentukan setiap langkah yang akan diambil oleh segenap /a/aran mana/emen dan karya%an Perseroan( >ika prinsip GCG ini dilaksanakan secara sungguh9sungguh, bisa dipastikan perusahaan akan memiliki landasan yang kokoh dalam men/alankan bisnisnya( 'ecara eksternal, perusahaan akan lebih dipercaya investor, yang berarti nilai pasar sahamnya akan terus membubung( =itra ker/a pun tak ragu mengembangkan hubungan bisnis lebih luas lagi( Para pemasok memiliki pegangan yang /elas dan terpercaya serta yakin akan diperlakukan secara adil sehingga bisa memberikan harga yang terbaik, yang berarti menciptakan e!isiensi bagi perusahaan( Para kreditor pun memiliki kepercayaan tinggi untuk mengucurkan kreditnya yang mungkin kita perlukan buat perluasan usaha( Kata kunci0 &ata Kelola Perusahaan 1Good corporate governance2, !airness, transparancy, accountability, dan responsibility

Dosen +kuntansi Fakultas Ekonomi "an &lmu (osial U& (uska )iau.

A; 1EN'A.(/(AN Setela) Indonesia dan negara!negara di Asia ,imur lainn&a mengalami krisis ekonomi &ang tela) melulu) lantakkan pondasi perekonomian negara &ang tela) susa) pa&a) dibangun: isu mengenai corporate governance tela) menjadi sala) satu ba)asan penting dalam rangka mendukung pemuli)an ekonomi dan pertumbu)an perekonomian &ang stabil di masa &ang akan datang. Good corporate governance 49>98 diperlukan untuk mendorong terciptan&a pasar &ang e3isien: transparan serta konsisten dengan peraturan perundang!undangan. Penerapan 9>9 perlu didukung ole) tiga pilar &ang saling ber)ubungan: &aitu negara dan perangkatn&a sebagai regulator: dunia usa)a sebagai pelaku pasar: dan mas&arakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usa)a. Prinsip dasar &ang )arus dilaksanakan ole) masing!masing pilar adala); a8 (egara dan perangkatn&a menciptakan peraturan perundang!undangan &ang menunjang iklim usa)a &ang se)at: e3isien dan transparan: melaksanakan peraturan perundang!undangan dan penegakan )ukum secara konsisten 4consistent la% en!orcement8(

b8 5unia usa)a sebagai pelaku pasar menerapkan 9>9 sebagai pedoman dasar pelaksanaan usa)a. c8 Mas&arakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usa)a serta pi)ak &ang terkena dampak dari keberadaan perusa)aan: menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial 4social control8 secara ob&ekti3 dan bertanggung ja2ab. Governance merupakan suatu sistem: dimana &ang mengoperasikann&a adala) manusia: adapun kesuksesan penerapann&a sangat bergantung pada integritas dan komitmen. Good Governance merupakan prinsip sangat uni$ersal: se)ingga menjadi rujukan bagi semua umat beragama: serta dapat ditemukan pada kultur buda&a dimanapun. #al &ang membedakan praktik Good Governance di suatu negara adala) Good Governance sebagai sistem: karena )arus selalu men&esuaikan dengan sistem )ukum: keadaan dan perkembangan kemajuan: serta kultur bangsa itu sendiri.

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

5idalam menerapkan go$ernance &ang baik: diperlukan pendekatan &ang berbeda!beda: disesuaikan dengan keadaan dan 2aktu. Pendekatan &ang dilakukan ada dua &aitu pendekatan &ang sarat sarat aturan atau sistem: dibanding pendekatan etika 4*ard #a%8 dan pendekatan &ang lebi) menekankan pada tidak terlalu sarat aturan tetapi lebi) pada pendekatan etika 4'o!t #a%8.. Sebagai conto): Amerika dan Singapura lebi) memili) pendekatan G#ard .a2H: sedangkan negara!negara skandina$ia: Inggris dan Australia lebi) memili) pendekatan GSo3t .o2H. 45aniri: /00+8 Indonesia masi) menganut menggunakan pendekatan &ang lembut: meski ditenga) ken&ataan perilaku korupti3 &ang berlebi)an. 'eberapa kajian rating tentang penerapan good corporate governance di Indonesia memberikan indikasi ba)2a memang diperlukan dorongan )ukum untuk dapat merealisasikan peruba)an kultur ke ara) &ang lebi) baik. (amun tentu saja )al ini bukan satu!satun&a ja2aban dari semua persoalan. Pendekatan kompre)ensi3 mencakup penerapan regulasi: implementasi &ang konsisten: termasuk dalam pemberian sanksi &ang sangat diperlukan untuk menciptakan e3ek jera: juga didukung dengan sistem penilaian kinerja &ang adil: secara jangka panjang dapat menguba) perilaku. 5alam rangka membangun kultur &ang etis dan berbasis go$ernance &ang baik: peran pemimpin sangat diperlukan guna menjadi panutan dan membangun integritas( 45aniri: /00+8. Penerapan ,ata Kelola Perusa)aan kian menjadi 3aktor penentu &ang strategis bagi perusa)aan agar dapat senantiasa meningkatkan nilai serta memeli)ara proses pertumbu)an &ang berkelanjutan. %le) karenan&a: setiap perusa)aan perlu terus meningkatkan kerja kerasn&a agar dapat mengambil man3aat dari penerapan ,ata Kelola Perusa)aan 4 Good corporate governance8 &ang baik. B; I'ENTI I)ASI +ASA/A. 'erdasasarkan latar belakang permasala)an sebagai berikut; a8 di atas: dapat dirumuskan

'agaimanaka) penerapan Good corporate governance di Indonesia=

231

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

b8

#al apa &ang men&ebabkan penerapan Good corporate governance di Indonesia belum bisa berjalan secara optimal= -; 1E+BA.ASAN

1;

Se3arah -or4orate *o8ernance

5i negara!negara maju: corporate governance baru ditelaa) secara mendalam sejak ta)un 1-+0. Meng)angatn&a corporate governance sejak ta)un tersebut sejalan dengan kebutu)an sistem perekonomian untuk menanggapi ban&akn&a kebangkrutan pada bebeberapa perusa)aan papan atas 4S&ak)roMa: /00 8. 'lack pada ta)un /001 men&atakan ba)2a pelaksanaan corporate governance di negara!negara maju suda) merata karena adan&a aturan )ukum dan norma!norma &ang kuat. Meratan&a pelaksanaan corporate governance men&ebabkan pelaksanaan corporate governance bukan merupakan 3aktor &ang berdampak secara signi3ikan untuk meningkatkan nilai sa)am dari perusa)aan 4'lack: <ang: dan Kim: /00 8. 5i Asia: termasuk Indonesia: corporate governance mulai ban&ak diperbincangkan pada pertenga)an ta)un 1--*: &aitu saat krisis ekonomi melanda negara!negara tersebut 4Indar&anto: /0018. 'lack pada ta)un /001 men&atakan ba)2a di negara!negara &ang sedang berkembang 4seperti di Asia8 pelaksanaan corporate governance mempun&ai $ariasi &ang besar &ang berbeda dengan pelaksanaan corporate governance di negara! negara maju. 'esarn&a $ariasi dalam pelaksanaan corporate governance men&ebabkan corporate governance merupakan 3aktor &ang berdampak signi3ikan untuk meningkatkan nilai sa)am dari perusa)aan 4'lack: <ang: dan Kim: /00 8. Indonesia mulai menerapkan prinsip 9>9 sejak menandatangani letter o3 intent 4.%I8 dengan IMF: &ang sala) satu bagian pentingn&a adala) pencatuman jad2al perbaikan pengelolaan perusa)aan!perusa)aan di Indonesia 4JPPMI ? S>: /00/8. Sejalan dengan )al tersebut: Komite (asional Kebijakan corporate governance 4K(K>98 berpendapat ba)2a perusa)aan! perusa)aan di Indonesia mempun&ai tanggung ja2ab untuk menerapkan standar 9>9 &ang tela) diterapkan di tingkat internasional.

232

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

<ika dili)at dari sejara)n&a: keberadaan corporate governance didasari ole) dua konsep penting. Konsep pertama: legitimasi penggunaan kekuasaan dengan dikotomi antara pemilik dan pengelola perusa)aan 4agenc& problems8. Konsep kedua: pada ken&ataann&a tidak mungkin untuk membuat sebua) kontrak &ang lengkap 4incomplete contracts8 antara pemilik dan pengelola perusa)aan 4.earmount: /00/8. Secara singkat: masing!masing konsep dapat dijelaskan sebagai berikut. 1erma&alahan )eagenan 9Agenc# rob$em:

Menurut Monks dan Mino2 41--58 dalam Susanti 4/00+8: perusa)aan merupakan mekanisme &ang memberikan kesempatan kepada berbagai pi)ak untuk berkontribusi dalam modal: kea)lian: serta tenaga kerja dalam rangka memaksimumkan keuntungan dalam jangka panjang. Pi)ak! pi)ak &ang berkontribusi dalam modal disebut sebagai pemilik 4prinsipal8: sedangkan pi)ak!pi)ak &ang berkontribusi dalam kea)lian dan tenaga kerja disebut agen 4pengelola perusa)aan8. Adan&a dua pi)ak tersebut 4pemilik dan agen8: tela) men&ebabkan timbuln&a permasala)an tentang mekanisme seperti apa &ang )arus dibentuk untuk men&elaraskan kepentingan &ang berbeda diantara keduan&a. Setela) melakukan penempatan atas modal &ang mereka miliki: pemilik akan meninggalkan perusa)aan tanpa adan&a suatu jaminan ba)2a modal &ang tela) mereka tempatkan tidak akan disalurkan untuk in$estasi atau pro&ek &ang tidak menguntungkan. Kesulitan &ang dirasakan ole) pemilik ini merupakan inti dari permasala)an keagenan. )ontrak 2ang Tidak /engka4 9%ncomp$ete Contract: Setela) ta)un 1-*0 muncul teori!teori ekonomi baru tentang perusa)aan. ,eori!teori ini dimunculkan ole) Alc)ian dan 5emsetOM pada ta)un 1-*/ serta <ensen dan Meckling pada ta)un 1-*". Alc)ian dan 5emsetOM serta <ensen dan Meckling memperkenalkan ide ba)2a perusa)aan merupakan neCus o3 contract 4.earmount: /00/8. Perusa)aan merupakan neCus o3 contract mengandung arti ba)2a di dalam perusa)aan terdapat sebua) kontrak timbal balik 4;uid pro ;uo contract8 &ang mem3asilitasi )ubungan antara pemilik perusa)aan: kar&a2an: pemasok: dan berbagai partisipan lainn&a &ang terkait dengan perusa)aan

233

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

,erkait dengan perusa)aan sebagai neCus o3 contract: Ma)er dan Andersson pada ta)un /000 men&atakan ba)2a tidak mungkin untuk membuat sebua) kontrak &ang lengkap antara pemilik modal dan agen &ang akan menspesi3ikasikan bagaimana keuntungan dibagi antara pemilik modal dan agenD dan juga akan menggambarkan tindakan &ang memadai bagi agen dalam semua situasi &ang memungkinkan. Pen&ebab dari tidak adan&a kontrak &ang lengkap adala) sulitn&a untuk memprediksikan setiap kemungkinan &ang akan terjadi dimasa &ang akan datang atau karena kendala bia&a &ang ma)al untuk mengantisipasi setiap kemungkinan tersebut 4Aries: /00+8. ,idak adan&a kontrak &ang lengkap tela) men&ebabkan munculn&a sejumla) kondisi &ang memerlukan tindakan dalam pengelolaan perusa)aan &ang tidak secara eksplisit din&atakan dalam kontrak: conto)n&a )ak untuk membuat keputusan pada saat pengelolaan suatu in$estasi meng)adapi kondisi &ang berbeda dengan apa &ang direncanakan. 5alam ken&ataann&a: 2alaupun pemilik modal juga menerima )ak!)ak kontrol residual untuk dapat memutuskan sesuatu &ang tidak terduga: pengalokasian )ak!)ak kontrol residual bagi pemilik modal seringkali tidak e3ekti3 karena sebagian besar pemilik modal seringkali tidak memiliki kemampuan atau tidak memiliki cukup in3ormasi untuk mengeta)ui apa &ang )arus dilakukan. 'a)kan: untuk kedua )al tersebutla) mereka memperkerjakan agen. Akibatn&a: agen akan mendapatkan sebagian besar )ak!)ak kontrol residual tersebut dan kemudian memiliki kemampuan untuk mengalokasikan dana!dana perusa)aan sesuai dengan pili)an mereka. 5alam )al ini: corporate governance merupakan suatu cara atau mekanisme untuk menjamin supa&a pemilik modal mendapatkan imbal )asil 4de$iden8 &ang sesuai dengan kepentingan maupun in$estasi &ang ditanamkan ole) mereka. Masala) keagenan dan kontrak &ang tidak lengkap: merupakan shareholder model o! governance 4Ma)er dan Andersson: /0008. ,ujuan utama dari shareholder model o! governance adala) memaksimukan keseja)teraan pemegang sa)am. Apabila shareholder model o! governance )an&a memandang perusa)aan secara dangkal: &aitu dari sisi )ubungan antara pemilik dan agen &ang mengelola perusa)aan: stakeholder model o! governance memandang perusa)aan secara lebi) luas. Perusa)aan )arus bertanggung ja2ab pada sejumla) besar pemangku kepentingan 1stakeholders2, di luar pemegang sa)am.
234

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

Pemangku kepentingan ini meliputi para kreditor dan konstituensi!konstituensi sosial seperti anggota mas&arakat tempat perusa)aan berlokasi: lingkungan: serta pemerinta) daera) dan pusat. 5alam kerangka analisisn&a: stakeholder model o! governance menekankan pada keberadaan perusa)aan sebagai institusi &ang )arus bertanggung ja2ab secara sosial dan sebagai institusi &ang )arus dikelola untuk kepentingan publik 4Ma)er dan Andersson: /0008. Sala) satu bentuk dari stakeholder model o! governance adala) corporate social responsibility( Corporate social responsibility merupakan kepedulian perusa)aan untuk membantu meningkatkan keseja)teraan mas&arakat melalui praktik!praktik bisnis &ang sesuai dengan aturan: moral: dan etika: serta melalui kontribusi dari sumber!sumber &ang dimiliki ole) perusa)aan 4Kottler: /0058. ";1engertian Corporate Governance dan Good Corporate Governance Sampai saat ini para a)li tetap meng)adapi kesulitan dalam mende3inisikan 9>9 &ang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan. ,idak terbentukn&a de3inisi &ang akomodati3 bagi semua pi)ak &ang berkepentingan dengan 9>9 disebabkan karena cakupan 9>9 &ang lintas sektoral. 9>9 dapat didekati dengan berbagai disiplin ilmu antara lain ilmu makroekonomi: teori organisasi: teori in3ormasi: akuntansi: keuangan: manajemen: psikologi: sosiologi dan politik 4,urnbull: 1-**8. 5e3inisi >9> menurut 'ank 5unia adala) aturan: standar dan organisasi di bidang ekonomi &ang mengatur perilaku pemilik perusa)aan: direktur dan manajer serta perincian dan penjabaran tugas dan 2e2enang serta pertanggungja2abann&a kepada in$estor 4pemegang sa)am dan kreditur8. ,ujuan utama dari 9>9 adala) untuk menciptakan sistem pengendaliaan dan keseimbangan 4c)eck and balances8 untuk mencega) pen&ala)gunaan dari sumber da&a perusa)aan dan tetap mendorong terjadin&a pertumbu)an perusa)aan. Secara umum ,ata kelola perusa)aan 4ba)asa Inggris; corporate governance8 adala) rangkaian proses: kebiasaan: kebijakan: aturan: dan institusi &ang mempengaru)i pengara)an: pengelolaan: serta pengontrolan suatu perusa)aan atau korporasi 4dalam susana iri&ani: /00+8 ,ata kelola perusa)aan juga mencakup )ubungan antara para pemangku kepentingan

235

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

4stake)older8 &ang terlibat serta tujuan pengelolaan perusa)aan. Pi)ak!pi)ak utama dalam tata kelola perusa)aan adala) pemegang sa)am: manajemen: dan de2an direksi. Pemangku kepentingan lainn&a termasuk kar&a2an: pemasok: pelanggan: bank dan kreditor lain: regulator: lingkungan: serta mas&arakat Sementara S&ak)roMa 4/00 8 mende3inisikan 9>9 sebagai suatu mekanisme tata kelola organisasi secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber da&a organisasi secara e3isien: e3ekti3: ekonomis ataupun produkti3 dengan prinsip!prinsip terbuka: akuntabilitas: pertanggungja2aban: independen: dan adil dalam rangka mencapai tujuan organisasi. ,ata kelola organisasi secara baik apaka) dili)at dalam konteks mekanisme internal organisasi ataupun mekanisme eksternal organisasi. Mekanisme internal lebi) 3okus kepada bagaimana pimpinan suatu organisasi mengatur jalann&a organisasi sesuai dengan prinsip! prinsip diatas sedangkan mekanisme eksternal lebi) menekankan kepada bagaimana interaksi organisasi dengan pi)ak eksternal berjalan secara )armoni tanpa mengabaikan pencapaian tujuan organisasi. Ada empat kelompok governance: diantaran&a ;
Corporate governance seba$ai suatu sistem 1. 2.

&ang

mende3inisikan

corporate

Si! A'!ian 2a'bu!& 1a'a tahun .332 D corporate governance is the system by which business corporations are directed and controlled OE24 )Organization for Economic Co-operation and Development) 1a'a tahun .333*200.D corporate governance is the system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of rights and responsibilities among different participants in the corporation, such as the board, managers, stakeholders and other stakeholders, and spells out the rules and procedures for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provides the structure through which the company objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance. #a Po!ta* Silaens* S(hlei5e! 'an 6ishn& 1a'a tahun .33+ .333 D corporate governance is a set mechanism through which outside investors protect themselves against expropriation by the insiders -ease& 'an 7!i$ht 1a'a tahun .3308 corporate governance concerns the structures and processes associated with production, decision making, control and so on within an organization. 2o!1o!ate $o"e!nan(e 2ommittee* Re1o!t o5 the 2ommittee an' 2o'e o5 9o"e!nan(e* Sin$a1u!a 1a'a tahun 200.8 corporate governance refers to processes and structure by which the business and affairs of the company are directed and managed, in order enhance long term shareholder value through enhancing corporate performance and accountability, whilst taking into account the interest of the other

Corporate governance seba$ai suatu mekanisme Corporate governance sebagai suatu proses dan struktur

1.

1.

2.

236

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti) stakeholders. %. :ujinuma 1a'a tahun .3338 corporate governance is a processes used to direct and manage the business activities designed to attain corporate objectives, align behavior with societys expectations and maintain accountability to shareholders structure determined for decision making, accountability, control and behaviour at top of organizations 7o!l' ;ank 1a'a tahun .3338 The !orld Bank defines corporate governance from the two different perspectives. "rom the standpoint of a corporation, the emphasis is put on the relations between the owners, management board and other stakeholders #the employees, customers, suppliers, investors and communities$. %ajor significance in corporate governance is given to the board of directors and its ability to attain long&term sustained value by balancing these interests. "rom a public policy perspective, corporate governance refers to providing for the survival, growth and development of the company and at the same time its accountability in the exercise of power and control over companies. The role of public policy is to discipline companies and, at the same time, to stimulate them to minimize differences between private and social interests.

Corporate governance sebagai suatu hubungan

1.

Sumber ) Aries *200+,

'erdasarkan de3inisi tentang sistem: mekanisme: proses: dan struktur serta )ubungan: corporate governance merujuk pada sekumpulan komponen 4sistem8 &ang dikendalikan dan diorganisasikan untuk menjalankan bisnis perusa)aan. Komponen!komponen ini meliputi proses dan struktur dan berbagai partisipan 45e2an 5ireksi: 5e2an Komisaris: pemegang sa)am: dan pemangku kepentingan lainn&a8. Proses dan struktur merupakan mekanisme atau aspek teknis &ang diperlukan untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan berbagai partisipan dalam menjalankan bisnis perusa)aan. Proses akan mengatur serangkaian tindakan dari para partisipan: sedangkan struktur akan menentukan bagaimana partisipan ber)ubungan dengan partisipan lainn&a. 5ari uraian di atas: corporate governance dapat dide3inisikan sebagai sistem &ang terdiri atas proses dan struktur 4mekanisme8 &ang mengendalikan dan mengkoordinasikan berbagai partisipan dalam menjalankan bisnis perusa)aan. Poses digunakan untuk mengara)kan dan mengelola akti$itas! akti$itas bisnis &ang direncanakan dalam rangka mencapai tujuan perusa)aan: men&elaraskan perilaku perusa)aan dengan ekspektasi dari mas&arakat: serta memperta)ankan akuntabilitas perusa)aan kepada pemegang sa)am. Struktur akan menspesi3ikaskan pendistribusian )ak!)ak dan tanggung ja2ab diantara berbagai partisipan dalam organisasi seperti 5e2an Komisaris: manajer: pemegang sa)am: serta pemangku

237

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

kepentingan lainn&a: dan menjelaskan aturan!aturan maupun prosedur!prosedur untuk pengambilan keputusan dalam )ubungan perusa)aan. Pengertian dari good corporate governance dapat diuraikan sebagai berikut; T&e Austra$ian "ationa$ Audit O''ice (A"AO) 4ada tahun 1$$$ Good corporate governance consists o! processes and structures %hich %ill0 K(!acilitate decision9making and appropriate delegation o! accountability and responsibility %ithin and outside an organisation( &his should ensure that the varying interests o! stakeholders are appropriately balancedF that decisions are made in a rational, in!ormed and transparent !ashionF and that those decisions contribute to the overall e!!iciency and e!!ectiveness o! the organi)ation ,11+I A S- 4ada tahun "00" 9Suli&t2anto#"003:; Good corporate governance secara de3initi3 merupakan sistem &ang mengatur dan mengendalikan perusa)aan untuk menciptakan nilai tamba) 4$alue added8 untuk semua pemangku kepentingan. Ada dua )al &ang ditekankan dalam konsep ini. Pertama: pentingn&a )ak pemegang sa)am untuk memperole) in3ormasi dengan benar 4akurat8 dan tepat pada 2aktun&a. Kedua: ke2ajiban perusa)aan untuk melakukan pengungkapan 4disclosure8 secara akurat: tepat 2aktu: dan transparan ter)adap semua in3ormasi kinerja perusa)aan: kepemilikan: dan pemangku kepentingan dari perusa)aan. 5ari kedua de3inisi tersebut dan mengacu pada de3inisi corporate governance &ang tela) terbentuk sebelumn&a: tampak ba)2a good corporate governance merupakan sistem &ang mengendalikan dan mengkoordinasikan berbagai partisipan dalam menjalankan bisnis perusa)aan se)ingga jalann&a bisnis perusa)aan tersebut dapat mem3asilitasi perusa)aan untuk; a8 b8 Menunjukkan akuntabilitas dan tanggung ja2abD Menjamin adan&a keseimbangan diantara berbagai kepentingan dari pemangku kepentingan 4memberikan perlakuan &ang adil bagi seluru) pemangku kepentingan8: termasuk meng)argai )ak dari pemegang sa)am untuk

238

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

memperole) in3ormasi dengan benar 4akurat8 dan tepat pada 2aktun&aD c8 Melakukan pengungkapan dan transparan dalam setiap in3ormasi 4seperti in3ormasi tentang kinerja perusa)aan: kepemilikan: maupun pemangku kepentingan8: termasuk juga transparan dalam membuat suatu keputusan.

Corporate governance 4,ata kelola perusa)aan8 merupakan suatu subjek &ang memiliki ban&ak aspek. Sala) satu topik utama dalam tata kelola perusa)aan adala) men&angkut masala) akuntabilitas dan tanggung ja2ab mandat: k)ususn&a implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku &ang baik dan melindungi kepentingan pemegang sa)am. Fokus utama lain adala) e3isiensi ekonomi &ang men&atakan ba)2a sistem tata kelola perusa)aan )arus ditujukan untuk mengoptimalisasi )asil ekonomi: dengan penekanan kuat pada keseja)teraan para pemegang sa)am. Ada pula sisi lain &ang merupakan subjek dari tata kelola perusa)aan: seperti sudut pandang pemangku kepentingan: &ang menuntuk per)atian dan akuntabilitas lebi) ter)adap pi)ak!pi)ak lain selain pemegang sa)am: misaln&a kar&a2an atau lingkungan. ,erkait dengan kata Good, good &ang terdapat dalam good corporate governance menegaskan adan&a sistem &ang superior atau sistem &ang memiliki kualitas &ang diinginkan &ang dapat mem3asilitasi perusa)aan untuk ketiga )al di atas. Secara lebi) spesi3ik: ketiga )al di atas 4menunjukkan akuntabilitas dan tanggung ja2ab: menunjukkan perlakuan &ang adil ter)adap seluru) pemangku kepentingan: serta menunjukkan pengungkapan dan transparan dalam setiap in3ormasi8 dapat din&atakan sebagai prinsip!prinsip good corporate governance . #al ini mengacu pada; 4i8 .aporan >adbur& pada ta)un 1--/ &ang men&atakan ba)2a prinsip!prinsip utama dalam good corporate governance adala) keterbukaan: integritas: dan akuntabilitas: 4ii8 %rganiMation 3or 6conomic >orporation and 5e$elopment 4%6>58 pada ta)un /00/ &ang men&atakan ba)2a seperangkat prinsip dasar dalam good corporate governance adala) keadilan: transparansi: akuntabilitas: dan tanggung ja2ab 4Indar&anto: /0018: serta 4iii8 SK M6(,6RI '7M( (%M%R 11*AM! M'7A/00 &ang men&atakan ba)2a prinsip!prinsip utama dalam

239

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

corporate governance adala) keadilan: akuntabilitas: tanggung ja2ab: dan independensi.

transparansi:

'erdasarkan uraian di atas: good corporate governance dapat dide3inisikan sebagai sistem &ang terdiri atas proses dan struktur 4mekanisme8 &ang superior &ang mengendalikan dan mengkoordinasikan berbagai partisipan dalam menjalankan bisnis perusa)aan se)ingga jalann&a bisnis perusa)aan tersebut dapat; 4i8 mem3asilitasi perusa)aan untuk menunjukkan akuntabilitas dan tanggung ja2ab: 4ii8 mem3asilitasi perusa)aan untuk memberikan perlakuan &ang adil bagi seluru) pemangku kepentingan: termasuk meng)argai )ak dari pemegang sa)am untuk memperole) in3ormasi dengan benar 4akurat8 dan tepat pada 2aktun&a: serta 4iii8 mem3asilitasi perusa)aan untuk melakukan pengungkapan 4disclosure8 secara akurat: tepat 2aktu dan transparan ter)adap semua in3ormasi tentang kinerja perusa)aan: kepemilikan maupun pemangku kepentingan perusa)aan: termasuk juga transparan dalam membuat suatu keputusan. Akuntabilitas: tanggung ja2ab: perlakuan &ang adil: pengungkapan: serta transparansi dapat din&atakan sebagai prinsip!prinsip &ang )arus dicapai untuk me2ujudkan good corporate governance. 5engan membandingkan de3inisi corporate governance dan good corporate governance : dapat disimpulkan ba)2a good corporate go$erance adala) kondisi superior dari corporate governance. 6mpat komponen utama &ang diperlukan dalam konsep 9>9 ini: &aitu 3airness: transparanc&: accountabilit&: dan responsibilit&. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip 9>9 secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan 4'easl& et al.: 1--" dalam Sulist&anto: /00 8. Keempat komponen tersebut menjadi acuan dalam menentukan setiap langka) &ang akan diambil ole) segenap jajaran manajemen dan kar&a2an Perseroan: &aitu; a8 Keadilan: &ang menjamin ba)2a setiap keputusan dan kebijakan &ang diambil adala) demi kepentingan seluru) pi)ak &ang berkepentingan: termasuk para pelanggan: pemasok: pemegang sa)am: in$estor serta mas&arakat luas. ,ransparansi: berupa komitmen untuk memastikan ketersediaan dan keterbukaan in3ormasi penting bagi pi)ak! pi)ak &ang berkepentingan 4stake)olders8 mengenai keadaan

b8

240

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

keuangan: pengelolaan dan kepemilikan Perseroan secara akurat: jelas dan tepat 2aktu. c8 Akuntabilitas: &ang menjamin tersedian&a mekanisme: peran tanggung ja2ab jajaran manajemen &ang pro3esional atas semua keputusan dan kebijakan &ang diambil se)ubungan dengan akti$itas operasional Perseroan. ,anggung <a2ab: &ang mencakup adan&a deskripsi &ang jelas tentang peranan dari semua pi)ak dalam mencapai tujuan bersama: termasuk memastikan dipatu)in&a peraturan serta nilai!nilai sosial.

d8

5alam menerapkan nilai!nilai ,ata Kelola Perusa)aan: Perseroan menggunakan pendekatan berupa ke&akinan &ang kuat akan man3aat dari penerapan ,ata Kelola Perusa)aan &ang baik. 'erdasarkan ke&akinan &ang kuat: maka akan tumbu) semangat &ang tinggi untuk menerapkann&a sesuai standar internasional. 9una memastikan ba)2a ,ata Kelola Perusa)aan diterapkan secara konsisten di seluru) lini dan unit organisasi: Perseroan men&usun berbagai acuan sebagai pedoman bagi seluru) kar&a2an. Selain acuan &ang disusun sendiri: perseroan juga mengadopsi peraturan perundang!undangan &ang berlaku. Perseroan men&adari ba)2a penerapan ,ata Kelola Perusa)aan &ang baik )an&a akan e3ekti3 dengan adan&a asas kepatu)an dalam kegiatan bisnis se)ari!)ari: terlebi) da)ulu diterapkan ole) jajaran manajemen dan kemudian diikuti ole) segenap kar&a2an. Melalui penerapan &ang konsisten: tegas dan berkesinambungan dari seluru) pelaku bisnis. Perusa)aan menerapkan ,ata Kelola Perusa)aan &ang baik dengan meningkatkan semangat kerja: akuntabilitas: keadilan: transparansi dan tanggung ja2ab. Memperbaiki pengelolaan dan control Perseroan untuk memastikan ba)2a standar!standar di bidang )ukum dan keuangan berjalan dalam kerangka tata kelola &ang diatur berdasarkan )ukum dan perundang!undangan serta Anggaran 5asar Perseroan. Good corporate governance meliputi; B /a4oran )euangan

241

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Perseroan mengumumkan .aporan Keuangan ,ri2ulanan: ,enga) ,a)unan dan ,a)unan ke mas&arakat secara tepat 2aktu..aporan Keuangan dan catatann&a dipersiapkan berdasarkan prinsip!prinsip Akuntansi &ang diterapkan secara konsisten. B %a4at (mum 1emegang Saham Setiap ta)un Perseroan mengadakan Rapat 7mum Pemegang Sa)am untuk melaporkan kinerja dan tata laksana keuangan Perseroan untuk ta)un buku &ang tela) berjalan untuk mendapatkan persetujuan dari Para Pemegang Sa)am serta penunjukan Akuntan Publik. B 'eCan )omi&ari& 5e2an Komisaris Perseroan bertugas untuk melaksanakan 3ungsi penga2asan ter)adap 5ireksi Perseroan. B 'irek&i 5ireksi di)aruskan menjalankan tugas n&a secara pro3essional dan memenu)i sistim serta prosedur &ang tela) ditetapkan sesuai dengan Anggaran 5asar Perseroan B )omi&ari& Inde4enden 5alam kerangka tata kelola Perusa)aan: 5e2an Komisaris dalam tugasn&a melaksanakan 3ungsi pena2asan ter)adap 5ireksi: )arusla) independen. Komisaris Independen di)aruskan tidak mempun&ai )ubungan dengan 5ireksi maupun Para Pemegang Sa)am. B )omite Audit Komite Audit bertugas untuk memastikan kepatu)an 4compliance8 perusa)aan ter)adap #ukum dan Peraturan Perundang!undangan: memastikan kela&akan dan ketelitian dari .aporan Keuangan &ang mencakup .aporan Keuangan dari Auditor Independen: mengamati e33ekti3itas sistim peng2asan internal perusa)aan &ang dibuat ole) 5e2an Komisaris dan 5ireksi. 1enera4an *-* di Indone&ia

242

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

Komite (asional Kebijakan corporate governance 4K(K>98 berpendapat ba)2a perusa)aan!perusa)aan di Indonesia mempun&ai tanggung ja2ab untuk menerapkan standar 9>9 &ang tela) diterapkan di tingkat internasional. (amun: 2alau men&adari pentingn&a 9>9: ban&ak pi)ak &ang melaporkan masi) renda)n&a perusa)aan &ang menerapkan prinsip tersebut. Masi) ban&ak perusa)aan menerapkan prinsip 9>9 karena dorongan regulasi dan meng)indari sanksi &ang ada dibandingkan &ang menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kultur perusa)aan. Kondisi pelaksanaan corporate governance ole) perusa)aan!perusa)aan di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut 4dalam Aries: /00+8; 1. #asil sur$ai internasional memberikan nilai &ang renda) kepada perusa)aan!perusa)aan di Indonesia dalam me2ujudkan prinsip!prinsip good corporate governance: ba)kan jika dibandingkan dengan negara!negara Asia lainn&a. #asil sur$ai tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a. Sur$ai &ang dilakukan ole) >redit .&onnais Securities Asia 4>.SA8 ter)adap standar!standar corporate governance &ang dilakukan ole) 1-5 perusa)aan di /5 negara berkembang selama bulan Februari sampai dengan bulan April ta)un /001 menunjukkan ba)2a rata!rata skor total untuk perusa)aan!perusa)aan di Indonesia &ang disur$ai )an&a sebesar *:+1 dari skala 0:00!100:00 4100:00 adala) nilai tertinggi8. Skor ini lebi) renda) jika dibandingkan dengan skor total untuk perusa)aan!perusa)aan &ang disur$ai di negara Singapura 4"1:508: Mala&sia 45":"08: India 455:"08: ,)ailand 455:108: ,ai2an 451:"08: >ina 41-:108: Korea 41*:108: dan Pilipina 41 :-08 4Aries /00+:8. 5alam )al ini: terdapat * 4tuju)8 aspek &ang dinilai ole) >.SA: &aitu; transparansi: kedisplinan manajemen: kemandirian: akuntabilitas: tanggung ja2ab: keadilan: dan kepedulian sosial dari perusa)aan. b. Pada ta)un /00/: dengan menggunakan standar penilaian &ang sama dengan ta)un sebelumn&a: sur$ai &ang dilakukan ole) >.SA ter)adap 1*5 perusa)aan di /0 negara 4termasuk Asia8 menunjukkan ba)2a rata!rata skor total untuk perusa)aan!perusa)aan di Indonesia &ang disur$ai )an&a sebesar +:/0 dari skala 0:00!100:00. Kalaupun skor ini lebi) tinggi dibandingkan dengan skor

243

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

&ang diperole) pada ta)un sebelumn&a: namun skor ini tetap lebi) renda) dibandingkan dengan skor negara! negara Asia lainn&a. Singapura mempun&ai skor "5:10: Mala&sia mempun&ai skor "1:10: India mempun&ai skor "/:/0: ,)ailand mempun&ai skor "0:00: ,ai2an mempun&ai skor 5-:/0: >ina mempun&ai skor 50:+0: Korea mempun&ai skor "/:00: dan Pilipina mempun&ai skor 11:00 c. Pada ta)un /00 : >.SA pertama kali bekerja sama dengan Asian corporate governance Association 4A>9A8 dalam melakukan sur$ai ter)adap pelaksanaan corporate governance ole) perusa)aan!perusa)aan di ka2asan Asia. Sur$ai ini masi) menggunakan standar penilaian &ang sama dengan ta)un /001 dan /00/ dan dilakukan ter)adap +0 perusa)aan di 10 4sepulu)8 negara Asia. #asil sur$ai menunjukkan ba)2a rata!rata skor total untuk perusa)aan!perusa)aan di Indonesia &ang disur$ai )an&a sebesar 1 :00 dari skala 0:00!100:00. Kalaupun skor ini tampak lebi) tinggi dibandingkan dengan skor pada ta)un sebelumn&a: namun masi) lebi) renda) dibandingkan dengan skor dari keban&akan negara Asia lainn&a. #an&a ada satu negara &ang disur$ai &ang memiliki skor lebi) renda) dibandingkan Indonesia: &aitu Pilipina. Singapura mempun&ai skor "-:50: Mala&sia mempun&ai skor "5:00: India mempun&ai skor "1:+0: ,)ailand mempun&ai skor "0:/0: ,ai2an mempun&ai skor 5+:*0: >ina mempun&ai skor 5*:10: Korea mempun&ai skor *0:+0: dan Pilipina mempun&ai skor -:+0 49ill dan Allen: /00 8 d. 'erbeda dengan ta)un!ta)un sebelumn&a: pada ta)un /001: >.SA dan A>9A melakukan penilaian pelaksanaan corporate governance berdasarkan pada 5 4lima8 aspek makro: &aitu; 4i8 )ukum dan praktek: 4ii8 penegakan )ukum: 4iii8 lingkungan politik: 4i$8 standar!standar akuntansi dan audit: serta 4$8 buda&a corporate governance. Masing! masing aspek mempun&ai sejumla) pern&ataan &ang )arus dija2ab dengan ja2aban \&aO atau \tidakO atau \kadang! kadangO. <a2aban \&aO diberi nilai satu: ja2aban \tidakO diberi nilai nol: dan ja2aban \kadang!kadangO diberi nilai setenga). #asil sur$ai pada ta)un /001 ini menunjukkan ba)2a Indonesia mempun&ai skor &ang masi) renda) di bandingkan dengan negara!negara Asia lainn&a: &aitu 10:00. Sebagai perbandingan: Singapura mempun&ai skor
244

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

*5:00: #ong Kong mempun&ai skor "*:00: India mempun&ai skor "/:00: Mala&sia mempun&ai skor "0:00: ,ai2an mempun&ai skor 55:00: Korea mempun&ai skor 5+:00: ,)ailand mempun&ai skor 5 :00: Pilipina mempun&ai skor 50:00: dan >ina mempun&ai skor 1+:00 4Allen: /0018 e. Pada ta)un /005: dengan menggunakan standar penilaian &ang sama dengan ta)un /001: )asil sur$ai dari >.SA dan A>9A menunjukkan ba)2a Indonesia masi) menempati posisi &ang terenda) dengan skor sebesar *:00. Sebagai perbandingan: Singapura mempun&ai skor *0:00: #ong Kong mempun&ai skor "-:00: India mempun&ai skor "1:00: Mala&sia mempun&ai skor 5":00: ,ai2an mempun&ai skor 5/:00: Korea dan ,)ailand mempun&ai skor 50:00: Pilipina mempun&ai skor 1":00: dan >ina mempun&ai skor 11:00 49ill dan Allen: /0058. 3. Pada ta)un /00*: dengan menggunakan standar penilaian &ang sama dengan ta)un /001 dan /005: )asil sur$ai dari >.SA dan A>9A ter)adap 5+/ perusa)aan &ang terda3tar pada bursa sa)am di 11 4sebelas8 negara Asia menunjukkan ba)2a Indonesia masi) menempati posisi &ang terenda) dengan skor sebesar *:00. Sebagai perbandingan: #ong Kong mempun&ai skor "*:00: Singapura mempun&ai skor "5:00: India mempun&ai skor 5":00: ,ai2an mempun&ai skor 51:00: <epang mempun&ai skor 5/:00: Korea dan Mala&sia mempun&ai skor 1-:00: ,)ailand mempun&ai skor 1*:00: >ina mempun&ai skor 15:00: dan Pilipina mempun&ai skor 11:00 49ill dan Allen: /00*8. /. #asil sur$ei &ang dilakukan ole) II>9 4,)e Indonesian Institute 3or corporate governance8 tentang persepsi good corporate governance di Indonesia dalam bentuk Good corporate governance Perception IndeC menunjukkan ba)2a pada perusa)aan!perusa)aan &ang tela) terbuka saja &ang pada dasarn&a mempun&ai tanggung ja2ab kepada publik dan secara kebetulan menjadi responden dalam sur$ai: tern&ata tidak semuan&a menempatkan good corporate governance sebagai per)atian utama. 5isamping itu: sejak sur$ai pertama &ang dilakukan ole) II>9 4ta)un /0018 sampai dengan sur$ai keenam 4ta)un /00"8: rata!rata perusa)aan &ang bersedia

245

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

mengikuti sur$ai kurang dari 10 4sepulu)8 persen ter)adap total perusa)aan terbuka &ang terda3tar di 'ursa 63ek <akarta dan 45jatmiko: /0018 . #asil penelitian Sulist&anto dan (ugra)eni menunjukkan ba)2a corporate governance belum mampu mengurangi manipulasi laporan!laporan keuangan &ang dipublikasikan ole) perusa)aan!perusa)aan terbuka &ang terda3tar di 'ursa 63ek <akarta 4'6<8 4Sulist&anto dan Kibisono: /00 8 1enera4an *-* di Sektor Non 1er5ankan 5alam pelaksanaan 9>9: terdapat perbedaan pelaksanaann&a di tiap (egara: )al ini disebabkan ole) berbagai 3aktor antara lain seperti kerangka )ukum: maupun )al!)al &ang tidak tertulis namun memiliki pengaru) &ang luar biasa pada tingkat keber)asilan penerapan prinsip!prinsip go$ernance &ang baik. Sala) satu kesimpulan dari studi &ang dilakukan ole) lembaga! lembaga dunia: seperti 'ooM!Allen ? #amilton: McKinse& dan 'ank 5unia ter)adap kinerja perekonomian Indonesia adala) renda)n&a praktik Good corporate governance 49>98. Secara umum: 9>9 sendiri berarti suatu proses dan struktur &ang digunakan untuk mengara)kan dan mengelola bisnis dan akuntabilitas perusa)aan dengan tujuan utama mempertinggi nilai sa)am dalam jangka panjang dengan tetap memper)atikan kepentingan stake)olders lain. 5ari pengertian tersebut: selanjutn&a dapat dijelaskan ba)2a 9>9 tidak lain adala) permasala)an mengenai proses pengelolaan perusa)aan: &ang secara konseptual mencakup diaplikasikann&a prinsip!prinsip transparanc&: accountabilit&: 3airness dan responsibilit&. 47mar Farouk: /0018 5unia usa)a Indonesia tela) menarik pelajaran ma)al dan pa)it tentang absenn&a praktik 9>9 selama booming pertumbu)an ekonomi ta)un -0!an &ang berujung pada krisis moneter &ang terjadi pada pertenga)an 1--*. 5i sisi mikro: perusa)aan di Indonesia perna) terlena dengan optimisme pertumbu)an ekonomi makro pada rentang 2aktu tersebut dan terjerat praktik korupsi: kolusi: dan nepotisme karena menganggap )al tersebut sebagai \the only game in to%n saat itu. Krisis ekonomi menjadi moment o3 t)e trut) bagi dunia bisnis dan perusa)aan Indonesia. Ada saat itu kita men&aksikan dunia bisnis Indonesia

246

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

dipaksa untuk beruba) ole) kondisi eksternal. Proses peruba)an dari luar ke dalam atau outside!in ini tak jarang berujung kegagalan dan memakan korban karena peruba)an tersebut bukan merupakan pili)an sadar dan tidak dipersiapkan dengan matang. 9egar akibat peruba)an &ang dipaksakan ini tidak jarang meninggalkan trauma &ang panjang bagi perusa)aan. Kebalikan dari peruba)an outside!in adala) peruba)an &ang dimulai dari dalam 4inside9out8. Peruba)an ini biasan&a dia2ali dengan kesadaran para pemimpin perusa)aan untuk segera beruba): daripada diuba) ole) keadaan. 5alam kondisi ini: peruba)an dapat dipersiapkan dengan lebi) matang dan proses bu&!in dari semua anggota organisasi ter)adap rencana: ara) dan strategi peruba)an pun dapat dijalankan secara lebi) memadai. Kesadaran dan keinginan untuk beruba) menjadi lebi) baik menuju 9>9 merupakan modal bagi proses lebi) lanjut &ang disebut trans3ormasi perusa)aan. ,rans3ormasi memiliki intensitas &ang lebi) dalam dari peruba)an. ,rans3ormasi membutu)kan kontrol &ang lebi) kuat ter)adap skenario dan proses ole) para pelaku trans3ormasi tersebut. Konsultan manajemen McKinse& 4/0018 mende3inisikan trans3ormasi sebagai peruba)an &ang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan menuju tingkat kinerja &ang lebi) tinggi berdasar pada kapabilitas dan buda&a organisasi. ,rans3ormasi &ang ber)asil mens&aratkan arsitektur program &ang artikulati3 dan konsisten pada tiga tingkat; agenda peruba)an secara keseluru)an: pokok!pokok kinerja &ang ingin dicapai: dan inisiati3 indi$idual. 5aniri 4/00+8 men&ampaikan dalam 'isnis Indonesia ba)2a ada ,iga tingkat peruba)an itu sejalan dengan Pedoman 7mum Good corporate governance 49>98 Indonesia &ang diluncurkan ole) Komite (asional Kebijakan 9o$ernance 4K(K98 pada /00*. Pada le$el agenda peruba)an: 9>9 membutu)kan komitmen dari seluru) jajaran perusa)aan dan skenario &ang jelas tentang kemana ara) &ang dituju dengan penerapan 9>9. Pokok!pokok kinerja juga perlu disepakati; mulai dari pemenu)an kepatu)an ter)adap peraturan perundang! undangan 4compliance8: kesesuaian dengan standar dan

247

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

international best practice 4con3ormance8: )ingga me2ujudkan keseja)teraan bagi seluru) pemangku kepentingan: &ang dapat diartikan sebagai pencapaian 4ac)ie$ement8 &ang ingin dirai) dari penerapan 9>9. Men&edi)kan sejak 5 ta)un lebi) &ang lalu: pemerinta) tela) mencanangkan penerapan tata kelola perusa)aan &ang baik 4good corporate governanceA9>98. 'a)kan di a2al /00 : 10 'adan 7sa)a Milik (egara 4'7M(8 &ang menjadi pro&ek perconto)an penerapan 9>9 tela) memaklumatkan komitmen bersama untuk menerapkan prinsip!prinsip 9>9. Sejumla) konsultan kaliber dunia disambat untuk memberi masukan. #asiln&a= I'ole) dibilang proses bisnis &ang kini berlangsung masi) sama saja dengan sebelum pencanangan penerapan 9>9:I ungkap seorang petinggi di sebua) '7M( &ang suda) go public.4,egu): /0058 Pengakuan jujur petinggi tadi sejalan dengan temuan sur$ei corporate governance Perception IndeC 4>9PI8 &ang dilakukan Indonesia Institute 3or corporate governance 4II>98 dan Majala) SKA. Inila) sur$ei ta)unan keempat &ang dilakukan sejak /001. >9PI /001 merupakan sur$ei dan pemeringkatan penerapan 9>9 pada perusa)aan publik &ang tercatat di 'ursa 63ek <akarta 4'6<8. ,a)un /001: sur$ei dilakukan pada emiten &ang terda3tar <uni!5esember /001 secara sukarela 4,egu): /0058 1enera4an *-* di Sektor 1er5ankan Sur$ei &ang dilakukan ole) 'ank 5unia @ McKinse& >onsulting 9roup mengindikasikan ba)2a in$estor asing 4Asia: 6ropa: Amerika Serikat8 bersedia memberikan premium sebesar /"T ! /+T bagi perusa)aan Indonesia &ang secara e3ekti3 tela) mengimplementasikan praktik 9>9. Kesimpulan &ang dapat ditarik dari sur$ei tersebut adala) ba)2a semakin renda) tingkat buda&a 9>9 pada suatu negara maka premium &ang akan diberikan akan semakin tinggi kepada perusa)aan &ang menerapkan 9>9. 5alam )al ini: para in$estor akan sangat meng)argai manajemen perusa)aan &ang berani melakukan )al positi3 di dalam tata kelola perusa)aan 2alaupun lingkungann&a tidak mendukung. (amun demikian: tern&ata peringkat penerapan 9>9 Indonesia berada pada peringkat terenda) dan jau) lebi) buruk dibanding <epang: ,ai2an: Korea: ,)ailand dan

248

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

Mala&sia. #al ini menjadi tantangan bagi pelaku k)ususn&a sektor perbankan. 4Mo)amad Fajr: /00"8

bisnis

'ank Indonesia: mengeluarkan Peraturan 'I (omor +A1AP'IA/00" menunjukkan tingkat kesadaran &ang tinggi dari 'ank Indonesia akan kian pentingn&a perbankan nasional menerapkan 9>9. 5i)arapkan dengan adan&a penilaian pelaksanaan 9>9 ini: mas&arakat akan dapat menilai dan menjatu)kan keperca&aann&a kepada bank &ang benar!benar tela) menerapkan tata kelola perusa)aan dengan baik: se)ingga mas&arakat pun akan merasa aman men&impankan danan&a di bank tersebut. .ebi) detiln&a prinsip!prinsip 9>9 diterapkan dalam beberapa ketentuan P'I antara lain sebagai berikut ; 1. Kepemilikan bank ole) badan )ukum Indonesia setinggi! tinggin&a sebesar modal sendiri bersi) badan )ukum &ang bersangkutan: &ang 2ajib dipenu)i pada saat badan )ukum &ang bersangkutan melakukan pen&etoran modal untuk pendirian 'ank atau pada saat badan )ukum &ang bersangkutan melakukan penamba)an modal disetor 'ank. /. Pemegang Sa)am Pengendali 2ajib memenu)i pers&aratan ba)2a &ang bersangkutan bersedia untuk mengatasi kesulitan permodalan dan likuiditas &ang di)adapi 'ank dalam menjalankan kegiatan usa)an&a 4>om3ort .etter8. . 'ilamana benturan kepentingan terjadi: anggota 5e2an Komisaris: Anggota 5ireksi: Pejabat 6ksekuti3 dan Pemimpin Kantor >abang dilarang mengambil tindakan &ang dapat merugikan 'ank 4dalam )al ini termasuk mengurangi keuntungan 'ank8 dan 2ajib mengungkapkan benturan kepentingan dimaksud dalam setiap keputusan. 1. Adan&a larangan merangkap jabatan bagi anggota de2an Komisaris dan anggota 5ireksi. 5. Ma&oritas anggota 5ireksi 2ajib berpengalaman dalam operasional bank sekurang!kurangn&a 5 4lima8 ta)un sebagai Pejabat 6ksekuti3 pada bank: dan dilarang saling memiliki )ubungan keluarga sampai derajat kedua termasuk besan dengan sesama anggota 5ireksi atau anggota de2an

249

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

KomisarisD serta 5irektur 7tama 2ajib berasal dari pi)ak &ang independen ter)adap Pemegang Sa)am Pengendali. ". Anggota 5ireksi baik secara sendiri!sendiri atau bersama! sama dilarang memiliki sa)am melebi)i /5T 4dua pulu) lima persen8 dari modal disetor pada suatu perusa)aan lainD dan *. Anggota 5ireksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pi)ak lain &ang mengakibatkan pengali)an tugas dan 2e2enang tanpa batas. +. Pelanggaran atas ketentuan ke2ajiban men&ampaikan com3ort letter: benturan kepentingan: larangan perangkapan jabatan komisaris dan larangan bagi 5ireksi sebagaimana tersebut di atas: 'ank dapat dikenakan sanksi administrati3 sesuai Pasal 5/ 77 (o. * ,a)un 1--/ tentang Perbankan sebagaimana tela) diuba) dengan 77 (o. 10 ,a)un 1--+. 5i ba2a) ini )asil corporate governance Perception nde. /00* &ang dikeluarkan ole) Indonesian Institute 3or corporate governance 4II>98: dimana peringkat tertinggi adala) dari sektor Perbankan: &ang kemudian disusul ole) '7M( (on 'ank
Pe(ing+a! Pe(usa,aan 1 $ank /an"iri 2 $ank iaga 3 +neka 0am#ang 4 +"*i 3ar2a 5 Unite" 0ra1tors 6 0am#ang $atu#ara $ukit +sam 7 +stra 4rap*ia 8 3al#e Farma 9 $ank $ & 10 $ank !ermata Sumber) '&, 200-. S+$( 88%66 87%90 82%07 81%79 81%53 80%87 80%30 79%70 79%46 78%85 P(e"i+a! (angat 0erper1a2a (angat 0erper1a2a 0erper1a2a 0erper1a2a 0erper1a2a 0erper1a2a 0erper1a2a 0erper1a2a 0erper1a2a 0erper1a2a

Sektor Perbankan mendapat posisi tertinggi: Sala) satu sebabn&a karena perbankan memang merupakan industri &ang )ig)l& regulated: se)ingga kepatu)an dan sikap ke)ati!)atian tela) terinternalisasi dalam praktik bisnis se)ari!)ari. Selain itu: 3enomena sektor perbankan ini juga mengindikasikan pentingn&a regulasi dan penegakann&a dalam mendorong penerapan 9>9 45aniri: /00+8. 'ank Indonesia 4'I8 menemukan sekitar "-: T bank &ang beroperasi di Indonesia belum memenu)i ketentuan good

250

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

corporate governance 49>98 atau tata kelola &ang baik. 5ari )asil e$aluasi 'I: sekitar "-: T bank di Indonesia belum compl& ter)adap ketentuan 9>9:I ungkap Peneliti Senior ,im API 'I: 6mm& Praba2ani: di )otel 'umikarsa: <l <end 9atot Subroto: <akarta: Rabu 4/*A/A/00+8. #asil e$aluasi ini diperole) dari percobaan 'I mengenai penerapan beberapa pasal dari ketentuan 9>9 ter)adap industri perbankan di Indonesia. 6$aluasi dilakukan ter)adap 101 bank pada periode September /00* lalu. HAda beberapa sebab belum terpenu)in&a ketentuan 9>9: antara lain; 5 :5T bank belum memiliki Komisaris Independen sesuai ketentuan: 0:*T bank belum membentuk komite secara lengkap: dan 1+:+T bank belum memiliki jumla) komisaris &ang lebi) besar dari jumla) direksi:I jelas 6mm&. 7ntuk itu: 6mm& mengatakan perlu ditingkatkan peran kerja komisaris!komisaris: dan pembentukan komite sebagaimana &ang tela) ditentukan. Selain itu: diperlukan suatu la2 en3orcement beserta kode etik &ang dapat mendorong peningkatan kualitas 9>9. Kemudian juga dilakukan pemberian 9>9 A2ard dengan tujuan mendorong bank!bank menjadi role model bagi bank lainn&a:I papar 6mm&. 4'agus: /00+8. 1en2e5a5 *-* Belum Ber3alan Secara 04timal di Indone&ia Ketiga kondisi di atas menunjukkan ba)2a perusa)aan! perusa)aan di Indonesia belum mampu melaksanakan corporate governance dengan sunggu)!sunggu) se)ingga perusa)aan mampu me2ujudkan prinsip!prinsip good corporate governance dengan baik. #al ini disebabkan ole) adan&a sejumla) kendala &ang di)adapi ole) perusa)aan!perusa)aan tersebut pada saat perusa)aan berupa&a melaksanakan corporate governance demi ter2ujudn&a prinsip!prinsip good corporate governance dengan baik. Kendala ini dapat dibagi tiga: &aitu kendala internal: kendala eksternal: dan kendala &ang berasal dari struktur kepemilikan. Kendala internal meliputi kurangn&a komitmen dari pimpinan dan kar&a2an perusa)aan: renda)n&a tingkat pema)aman dari pimpinan dan kar&a2an perusa)aan tentang prinsip!prinsip good corporate governance: kurangn&a panutan atau teladan

251

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

&ang diberikan ole) pimpinan: belum adan&a buda&a perusa)aan &ang mendukung ter2ujudn&a prinsip!prinsip good corporate governance: serta belum e3ekti3n&a sistem pengendalian internal 45jatmiko: /0018. Kendala eksternal dalam pelaksanaan corporate governance terkait dengan perangkat )ukum: aturan dan penegakan )ukum 4la2!en3orcement8. Indonesia tidak kekurangan produk )ukum. Secara implisit ketentuan!ketentuan mengenai 9>9 tela) ada tersebar dalam 77P,: 7ndang!undang dan Peraturan Perbankan: 7ndang! undang Pasar Modal dan lain!lain. (amun penegakann&a ole) pemegang otoritas: seperti 'ank Indonesia: 'apepam: 'PP(: Kementerian Keuangan: '7M(: ba)kan pengadilan sangat lema). %le) karena itu diperlukan test!case atau kasus preseden untuk membiasakan proses: baik &ang &udisial maupun Buasi! &udisial dalam men&elesaikan praktik!praktik pelanggaran )ukum perusa)aan atau 9>9. 'aik kendala internal maupun kendala eksternal sama!sama penting bagi perusa)aan: namun demikian: jika kendala internal bisa dipeca)kan maka kendala eksternal akan lebi) muda) diatasi 45jatmiko: /0018. Kendala &ang ketiga adala) kendala &ang berasal dari struktur kepemilikan. 'erdasarkan prosentasi kepemilikan dalam sa)am: kepemilikan ter)adap perusa)aan dapat dibedakan menjadi dua: &aitu kepemilikan &ang terkonsentrasi dan kepemilikan &ang men&ebar. Kepemilikan &ang terkonsentrasi terjadi pada saat suatu perusa)aan dimiliki secara dominan ole) seseorang atau sekelompok orang saja 410:00T atau lebi)8. Kepemilikan &ang men&ebar terjadi pada saat suatu perusa)aan dimiliki ole) pemegang sa)am &ang ban&ak dengan jumla) sa)am &ang kecil!kecil 4satu pemegang sa)am )an&a memiliki sa)am sebesar 5T atau kurang8. Sala) satu dampak negati3 &ang ditimbulkan ole) struktur kepemilikan adala) perusa)aan tidak dapat me2ujudkan prinsip keadilan dengan baik karena pemegang sa)am &ang terkonsentrasi pada seseorang atau sekelompok orang dapat menggunakan sumber da&a perusa)aan secara dominan se)ingga dapat mengurangi nilai perusa)aan. Sama seperti )aln&a kendala eksternal: dampak negati3 &ang ditimbulkan dari struktur kepemilikan dapat diatasi jika perusa)aan memiliki sistem pengendalian internal &ang e3ekti3: seperti mempun&ai sistem &ang menjamin pendistribusian )ak!)ak dan tanggung ja2ab secara adil diantara berbagai partisipan dalam organisasi 45e2an Komisaris: 5e2an 5ireksi: manajer: pemegang sa)am: serta pemangku
252

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

kepentingan lainn&a8: dan dampak negati3 ini juga akan )ilang jika dalam stuktur organisasin&a: perusa)aan mempun&ai Komisaris Independen dengan jumla) tertentu dan memenu)i kuali3ikasi &ang ditentukan 4s&arat!s&arat &ang ditentukan untuk menjadi Komisaris Independen8. Keberadaan Komisaris Independen ini di)arapkan mampu mendorong dan menciptakan iklim &ang lebi) independen: ob&ekti3: dan menempatkan keadilan sebagai prinsip utama &ang memper)atikan kepentingan pemegang sa)am minoritas dan pemangku kepentingan lainn&a. Peran Komisaris Independen ini di)arapkan mampu mendorong diterapkann&a prinsip dan praktik corporate governance pada perusa)aan!perusa)aan publik di Indonesia: termasuk '7M(. 7pa&a perusa)aan untuk meng)adirkan sistem pengendalian internal &ang e3ekti3 tersebut terkait dengan upa&a perusa)aan untuk mengatasi kendala internaln&a. 5engan demikian: dapat dikatakan ba)2a dampak negati3 dari struktur kepemilikan akan )ilang jika perusa)aan mampu mengatasi permasala)an &ang terkait dengan kendala internaln&a. 4Aries: /00+8 Tanggung 3aCa5 So&ial 9 -S% : 5i beberapa negara kegiatan >SR suda) laMim dilakukan ole) suatu korporasi. 'ukan karena diatur ole) pemerinta)n&a: melainkan untuk menjaga )ubungan baik dengan stake)olders. 5i Indonesia: setiap perusa)aan &ang berkaitan dengan sumber da&a alam )arus melakukan >SR &ang sebenarn&a merupakan kegiatan sukarela. ,anggung ja2ab sosial perusa)aan atau corporate social responsibilty 4>SR8 mungkin masi) kurang populer dikalangan pebisnis nasional. (amun: tidak bagi pelaku usa)a asing. Kegiatan kemas&arakatan &ang dilakukan secara sukarela itu: suda) biasa dilakoni ole) perusa)aan!perusa)aan multinasional ratusan ta)un lalu. 'erbeda dengan Indonesia. 5i sini: kegiatan >SR baru dimulai beberapa ta)un belakangan. Kegiatan ini makin ngetop tatkala 5PR mengetuk palu tanda disetujuin&a klausul >SR masuk ke dalam 7ndang!undang (o. 10A/00* tentang Perseroan ,erbatas 477 P,8 dan 77 (o. /5A/00* tentang Penanaman Modal 477 PM8.

253

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Adala) Pasal *1 77 P, &ang men&ebutkan ba)2a setiap perseroan &ang menjalankan kegiatan usa)an&a di bidang danAatau berkaitan dengan sumber da&a alam 2ajib melaksanakan tanggung ja2ab sosial dan lingkungan. <ika tidak dilakukan: maka perseroan tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang!undangan. Aturan lebi) tegas sebenarn&a juga suda) ada di 77 PM. 5alam Pasal 15 )uru3 b disebutkan: setiap penanam modal berke2ajiban melaksanakan tanggung ja2ab sosial perusa)aan. <ika tidak: maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis: pembatasan kegiatan usa)a: pembekuan kegiatan usa)a danAatau 3asilitas penanaman modal: atau pencabutan kegiatan usa)a danAatau 3asilitas penanaman modal 4Pasal 1 a&at 418 77 PM8. 'eberapa kasus: seperti; lumpur .apindo di Porong: lalu kon3lik mas&arakat Papua dengan P, Freeport Indonesia: kon3lik mas&arakat Ace) dengan 6CCon Mobile &ang mengelola gas bumi di Arun: pencemaran lingkungan ole) (e2mont di ,eluk 'u&at: dan sebagain&a. Alasan lainn&a adala) ke2ajiban >SR juga suda) diterapkan pada perusa)aan 'adan 7sa)a Milik (egara 4'7M(8. Perusa)aan!perusa)aan pelat mera) itu: 2ajib memberikan bantuan kepada pi)ak ketiga dalam bentuk pembangunan 3isik. Ke2ajiban itu diatur dalam Keputusan Menteri '7M( maupun Menteri Keuangan sejak ta)un 1--*. G%le) karena itu: kami berpikir ba)2a perusa)aaan &ang ada di Indonesia suda) 2aktun&a turut serta memikirkan )al!)al &ang berkaitan dengan lingkungan dimana perusa)aan itu berada. '; )ESI+1(/AN Penerapan ,ata Kelola Perusa)aan kian menjadi 3aktor penentu &ang strategis bagi perusa)aan agar dapat senantiasa meningkatkan nilai serta memeli)ara proses pertumbu)an &ang berkelanjutan. %le) karenan&a: setiap perusa)aan perlu terus meningkatkan kerja kerasn&a agar dapat mengambil man3aat dari Penerapan ,ata Kelola Perusa)aan&ang baik. Perca&ala): kita mampu jika kita memang sunggu)!sunggu) mau melakukann&a. <ika prinsip 9>9 ini dilaksanakan secara sunggu)!sunggu): bisa dipastikan perusa)aan akan memiliki landasan &ang koko) dalam menjalankan bisnisn&a. Secara eksternal: perusa)aan akan lebi) diperca&a in$estor: &ang berarti nilai pasar sa)amn&a

254

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

akan terus membubung. Mitra kerja pun tak ragu mengembangkan )ubungan bisnis lebi) luas lagi. Para pemasok memiliki pegangan &ang jelas dan terperca&a serta &akin akan diperlakukan secara adil se)ingga bisa memberikan )arga &ang terbaik: &ang berarti menciptakan e3isiensi bagi perusa)aan. Para kreditor pun memiliki keperca&aan tinggi untuk mengucurkan kreditn&a &ang mungkin kita perlukan buat perluasan usa)a. Secara internal: suasana kerja juga menjadi lebi) kondusi3. Karena dengan menerapkan 9>9 secara benar dan konsisten: berarti perusa)aan suda) menerapkan sistem pengelolaan perusa)aan sesuai dengan pembagian peran masing!masing: di tingkatan direksi: komisaris: komite!komite: dan lain!lain serta aturan main &ang baku berdasarkan prinsip 9>9 tadi. ,ak kala) pentingn&a: terciptan&a keseimbangan kekuatan di antara struktur internal perusa)aan !! direksi: komisaris: komite audit: dan lain sebagain&a. Se)ingga: pengambilan keputusan bisa menjadi lebi) dipertanggungja2abkan 4accountable8: juga )ati! )ati dan bijaksana 4prudent8. 'ukan ra)asia lagi: )ingga saat ini praktik korupsi: penggelembungan bia&a: kolusi serta nepotisme masi) tumbu) subur dan terus dipupuk di ban&ak perusa)aan s2asta atau pemerinta). Penerapan 9>9 ini sebenarn&a merupakan antibiotik &ang sangat ampu) untuk memberantas praktik! praktik &ang menciptakan radang &ang merongrong perusa)aan tersebut &ang pada gilirann&a merugikan konsumen karena adan&a praktik bia&a ekonomi tinggi. Mengingat man3aatn&a itu: para otoritas 9>9 perlu lebi) agresi3 lagi mendorong penerapan 9>9: terutama di perusa)aan publik: lembaga keuangan nonpublik dan '7M(. ,idak bisa diingkari: masi) ban&ak penerapan 9>9 &ang sekadar untuk kosmetik atau mendongkrak citra perusa)aan dan tak konsisten untuk jangka panjang. Karena itu: perlu komitmen &ang lebi) tinggi lagi terutama dari pimpinan dan pemilik perusa)aan. 'egitu pula: sur$ei seperti ini pun selalu mempun&ai kelema)an: karena tak bisa sebebas!bebasn&a menguak apa &ang tersembun&i di balik tameng ra)asia perusa)aan. Kita ingat: 'ank '(I menempati peringkat ke!* >9PI /00/: &ang berarti perusa)aan ini cukup bagus menerapkan prinsip 9>9. Faktan&a: pada /00 terbongkar kasus

255

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

skandal Rp 1:* triliun &ang melibatkan pejabat bank ini. Semoga: tim II>9 dan SKA semakin cermat dalam menilai implementasi 9>9 suatu perusa)aan se)ingga kasus serupa tak akan terulang. Para pendiri Perseroan memberikan dukungan untuk menjadikan Perseroan sebagai 2arga korporasi &ang baik dan berman3aat bagi 'angsa dan (egara di samping untuk meningkatkan nilai perusa)aan. Seluru) jajaran manajemen dan organisasi Perseroan berke&akinan tegu) ba)2a tujuan tersebut )an&a dapat dicapai jika penerapan ,ata Kelola Perusa)aan &ang baik dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan: &aitu sebagai bagian dari sikap kese)arian atau buda&a perusa)aan.

'A TA% 1(STA)A


'lack: '.: <ang: #.: dan Kim: K. 4/00 8 ; 5oes corporate governance A33ect Firm Falue= 6$idence 3rom Korea: Researc) Paper Series:: K5I Sc)ool o3 Public Polic& and Management: 05A11. 5aniri: /00+: Saatn&a 'eruba) 5engan 9>9: 4isnis ndonesia: 6disi; 0!MAR!/00+ 5aniri dan Angela: /00+: Membangun 9>9 melalui peruba)an Kultur: )ttp;AA222.madani!ri.comA/00+A11A/1. 5jatmiko: #.6. 4/0018 ; Ada Kemajuan: 'an&ak Kepri)atinan: SKA: RR: 1. 'agus: Indro S7: /00+: "-: T 'ank 'elum Penu)i 9>9: detik Finance, diakses Rabu: /*A0/A/00+ 11;0/ KI'. Indar&anto: K.9. 4/0018 ; Konsepsi Good corporate governance: dalam Supra&itno: 9.: Indar&anto: K.9: Jasni: S.: Krismatono: 5.: Rita: ..: dan Ra)a&u: R.9.: Komitmen Menengakkan Good corporate governance : ,)e Indonesian Institute 3or corporate governance: <akarta: Indonesia.

256

Penera#an &ood 'or#orate &o!ernan(e........('eny (o)ianti)

Kottler: P. 4/0058 ; Corporate 'ocial $esponsibility0 Doing the =ost Good !or Lour Company and Lour Cause: <o)n Kile& ? Sons: Inc.: 7nited State o3 America. .earmount: S. 4/00/8 ; ,)eoriMing corporate governance (e2 %rganiMa!tional Alternati$es: >ournal o! nterdiscplinary Economics: 11: 1: 15- @ 1* . Ma)er: M. dan Andersson: ,. 4/0008 ; corporate governance; 633ect on Firm Per3omance and 6conomic 9ro2t): Paper Series: 'ocial 'cience $esearch 8et%ork( McKinse& ? >ompan&:4/00/8; 9lobal In$estor Sur$e&; Ke& Findings: )ttp;AA mckinse&.comA.....AorganiMaationleaders)ipAser$iceAcorpgo$e rnanceA9lobalIn$estor%pinionSur$e&/00/.pd3. Mo)amad Fajri dan So3&an:5jalil: /00": Penilaian 9>9 Perbankan: #arian Suara Kar&a: Kamis 1" Maret /00". Sulist&anto /00 : G66D corporate governance; 'er)asilka) 5iterapkan 5i Indonesia= >urnal Widya Warta: (o./ ,a)un RRFI. Susana Iri&ani: /00+: penerapan tata kelola usa)a: internet: diakses Rabu: / April /00+: 1/;0-. Susanti: Aries: /00+: #ubungan Antara Fungsi 6lemen %rganisasi dengan ,er2ujudn&a Prinsip Good corporate governance. Institute ,eknologi 'andung. S&ak)roMa: A. 4/00 8 ; 'est Practices corporate governance dalam Konteks Kondisi .okal Perbankan Indonesia: Aritkel: /: 5: 1" @ /1: )ttp;AAlib.pasca3e.ui.ac.idAopacA ,egu) Poeradisastrta: /005: 9>9: Antibiotik &ang 5itakuti Perusa)aan: internet: kamis: /+ april /005. 7mar Farouk: /001:,injauan Kritis Implementasi 9>9 Indonesia Majala) >urnal 4ank G =ana/emen: <akarta. di

257

1E%BE'AAN 1E%SE1SI +A.ASISDA A)(NTANSI SE+ESTE% ADA/ 'AN SE+ESTE% A).I% TE%.A'A1 1%0 ESI A)(NTAN 9Studi )a&u& di akulta& Ekonomi (ni8er&ita& /am4ung:

1igo Nauli= ABSTRAK $esearch titling ?&he di!!erence perception bet%een the early and the late university student to accountant pro!ession@ %as reinvestigated by narro%ing the number o! samples, that is university student o! economics !aculty ma/oring in accountancy to see more clearly the level o! di!!erence e.isting bet%een both the groups %ith narro%er space( &he aim o! research is to test the di!!erence perception bet%een the early and the late university student to accountant pro!ession, %hich in this conte.t %as limited on B aspects, namely /ob opportunity, income, pro!essionalism, and carrier choice( Analysis %as taken !rom :, research respondents consisting o! 5, early university students and 5, late university students( &he data %ere collected by distributing the ;uestioners on strati!ied random sampling( &he data %ere analy)ed by using =ann Whitney 139test2 and &9test( &o e.amine the di!!erence perception both university students, the validity and reliability test %ere added, to test both the accuracy and consistency o! the data<s Key%ords0 perception, accountant pro!ession, university student

A; 1EN'A.(/(AN Pendidikan akuntansi sekarang ini mengalami perkembangan &ang sangat luar biasa: apalagi di era globaliasasi saat ini. Kebutu)an perusa)aan ter)adap laporan keuangan sebagai alat e$aluasi kinerja dan ba)an pertimbangan pengambilan
6

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

keputusan semakin membutu)kan sumber da&a manusia &ang ban&ak dan kompeten untuk dapat me2ujudkan laporan keuangan tersebut. 5iperkuat lagi adan&a peraturan perundang! undangan pemerinta) &ang sengaja dikeluarkan untuk memenu)i tanggung ja2ab 3iskal mereka kepada pi)ak pemerinta). Peraturan ini me2ajibkan mereka untuk membuat laporan keuangan. ,untutan ini mengara)kan mereka untuk memiliki unit atau departemen tertentu &ang k)usus bertanggung ja2ab untuk men&elesaikan laporan tersebut. 5ampak ini melatarbelakangi para ci$itas akademik untuk mempersiapkan tenaga a)li &ang di)arapkan mampu men&elesaikan tugas!tugas tersebut. 5alam perkembangann&a pro3esi akuntan memang sangat diminati para lulusan sekola) menenga): )asil SPM' 4Seleksi Penerimaan Ma)asis2a 'aru8 sekarang beruba) mejadi Seleksi (asional Masuk Perguruan ,inggi (egri 4S(MP,(8 menunjukkkan ba)2a selama lima ta)un terak)ir rating <urusan Akuntansi sangat dimininati para sis2a. #al ini menunjukkan adan&a antusiasme sebagian mereka untuk memili) <urusan Akuntansi. 7mumn&a para ma)asis2a memperca&ai ba)2a pro3esi akuntan sangat diminati karena beberapa alasan &ang selama ini dapat mereka li)at sendiri di lapangan bagaimana ke)idupan mereka &ang bekerja pada pro3esi akuntan tela) meng)antarkan kepada ke)idupan &ang lebi) baik: pro3esi akuntan sangat memberikan peluang buat mereka untuk bisa memperole) peng)asilan &ang cukup memadai: prestise dalam lingkungan kese)arian: dan kesempatan atau peluang kerja &ang masi) sangat terbuka lebar di bidang studi ini. #al ini juga menjadikan lembaga!lembaga pendidikan non pemerinta) berlomba!berlomba untuk menjadikan ban&ak sarjana akuntansi: maka beberapa uni$ersitas s2asta ban&ak &ang membuka jurusan ini dan tercatat ban&ak ma)asis2a &ang tidak terjaring melalui program seleksi penerimaan ma)asis2a baru 4SPM'8 untuk perguruan tingi negri memili) untuk meneruskan pendidikann&a ke perguruaan tinggai s2asta &ang membuka jurusan Akuntansi.

Perbedaan Perse#si .a%asis/a Akuntansi ........(Pi!o (auli)

B; )E%AN*)A 1E+I)I%AN Manusia sebagai ma)luk ciptaan ,u)an Jang ma)a 6sa tela) dianugra)i kemampuan untuk menilai atau menentukan jalan )idup &ang terbaik bagi dirin&a: dengan meman3aatkan akal dan )ati nurani sebagai ra)mat pemberian!(&a. #al inila) &ang men&ebabkan perbedaan persepsi tiap!tiap manusia. Menurut sumber Ra)mat <alaluddin: persepsi adala) pengalaman tentang objek: peristi2a atau )ubungan!)ubungan &ang diperole) dengan mengumpulkan in3ormasi dan mena3sirkan pesan atau dengan perkataan lain memberikan makna pada stimula indra2i. Persepsi atas pekerjaan atau pro3esi adala) sudut pandang indi$idu ter)adap pekerjaan &ang akan dilakukann&a. Pekerjaan merupakan sekumpulan tugas dan atau posisi &ang memiliki kesamaan ke2ajiban dan tugas!tugas pokok dakam suatu organisasi atau pro3esi merupakan urutan pekerjaan utama &ang diduduki seseorang sejak remaja sampai pensiun selama rentang ke)idupan 4#eal&: 1-+/;+8. Pro3esi akuntan menurut ,)eodorus ,uannakotta terbagi empat kelompok besar &aitu Akuntan Publik: Akuntan Interen Perusa)aan: Akuntan Pemerinta): dan Akuntan Pendidik. #orngren: #arrison: Robimson: dan Secokusumo 41--*8: membagi posisi akuntansi dalam bidang akuntansi menjadi dua area pengelompokan &ang umum: pembagian tersebut adala) akuntan intern perusa)aan dan akuntan publik.

-; 1E%+ASA/A.AN 'AN BATASAN +ASA/A. Sarjana dari <urusan Akuntansi memiliki kek)ususan tersendiri dibanding sarjana dari jurusan lain: karena lulusan sarjana Akuntansi dapat lebi) leluasa berkipra) kemudian dijadikan sebagai pro3esi. #al inila) &ang menjadi alasan mengapa pro3esi akuntan ban&ak diminati ole) para lulusan sekola) menenga): se)ingga jurusan Akuntansi menjadi pili)an 3a$orit bagi mereka untuk meneruskan ke jenjang perguraun tinggi. 5ilain )al sebagian besar ma)asis2a &ang suda) mengikuti perkulia)an dalam proses &ang cukup panjang mulai mema)ami dan mengeta)ui persoalan &ang n&ata ada pada dunia pro3esi akuntan dari berbagai aspek diantaran&a; serapan tenaga kerja: besar peng)asilan: pendidikan pro3esi akuntansi: pembagian
261

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

pro3esi 4Akuntan Publik: Akuntan Pendidik: Akuntan Manajemen: Analis Pasar Modal: dll8: dan akti$itas lainn&a. Pada penelitian ini penulis bermaksud memberikan batasan! batasan untuk menciptakan 3okus penelitian &ang lebi) akurat. 'atasan masala) &ang dilakukan &aitu melakukan analisa ter)adap perbedaan persepsi antara para ma)asis2a Akuntansi semester a2al 4semester 18 dan ma)asis2a semester ak)ir 4semester *8 di Fakultas 6konomi 7ni$ersitas .ampung ter)adap pro3esi akuntan pada empat aspek &aitu; kesempatan kerja &ang tersedia untuk para lulusan sarjana Akuntansi: peng)asilan: Pendidikan Pro3esi Akuntan 4PPA8: dan pili)an pro3esiAkarir. 'erdasarkan kerangka pemikiran: permasala)an dan batasan masala) tersebut maka )ipotesis &ang diajukan adala) sebagai berikut; #01P ,idak terdapat perbedaan &ang signi3ikan antara persepsi ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap kesempatan kerja untuk sarjana Akuntansi #a1P ,erdapat perbedaan persepsi &ang signi3ikan antara ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap kesempatan kerja untuk sarjana Akuntansi. #0/P ,idak terdapat perbedaan &ang signi3ikan antara persepsi ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap besaran gaji untuk sarjana Akuntansi #a/P ,erdapat perbedaan persepsi &ang signi3ikan antara ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap besaran gaji untuk sarjana Akuntansi #0 P ,idak terdapat perbedaan &ang signi3ikan antara persepsi ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pro3esionalisme kerja #a P ,erdapat perbedaan persepsi &ang signi3ikan antara ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pro3esionalisme kerja #01P ,idak terdapat perbedaan &ang signi3ikan antara persepsi ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pili)an pro3esiAkarir akuntan

262

Perbedaan Perse#si .a%asis/a Akuntansi ........(Pi!o (auli)

#a1

P ,erdapat perbedaan persepsi &ang signi3ikan antara ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pili)an pro3esiAkarir akuntan D. DESAIN PENELITIAN

1;

+etodelogi 1enelitian

Metode &ang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan dua cara &aitu pengumpulan data sekunder dengan penelitian kepustakaan dan pengumpulan data primer dengan obser$asi langsung dan pen&ebaran kuisioner. "; (3i -o5a Alat (kur In&trumen

Alat ukurAinstrumen &ang digunakan dalam penelitian ini adala) kuisioner. Sebelum disebar kepada responden maka pertmakali &ang dilakukan adala) menguji instumen tersebut. ,ujuann&a adala) untuk menilai sejau) mana butir!butir pertan&aan dapat dipa)ami dan dapat mengukur apa &ang se)arusn&a diukur. Pengujian dilakukan denngan menetapkan sampel dari populasi dengan menggunakan teknik acak berdasarkan strata 4Strati3ied random sampling8 &aitu Pemili)an sampel secara acak dilakukan dengan terlebi) da)ulu mengklasi3ikasikan suatu populasi ke dalam sub!sub populasi berdasarkan karakteristik tertentu dari elemen!elemen populasi 4misal jenis kelamin: jenis industri: ta)un angkatan8. Sampel kemudian dipili) dari sub populasi dengan metode acak seder)ana. 4(ur Indriantoro dan 'ambang Supomo ;1---8. Kemudian kuisioner disebar dan dilakukan uji $aliditas dan reabilitas. 7ji $alidiatas digunakan untuk mengeta)ui apa &ang se)arusn&a diukur dan bukan mengukur sesuatu &ang lain: Sekaran: dalam Supri)atin 4/0008. Menggunakan rumus corrlation produk moment r
C&

n. 0$ 0 . $ n. 0 2 6 0 5 2 $ 2 6 $ 5 2

dimana ; r P Koe3isien korelasi antara C dan & C P <umla) skor $ariabel C


263

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

& P <umla) skor $ariabel & C& P jumla) )asil kali antara C dan & n P jumla) responden 'ila r])itung U r]tabel berarti pertan&aan dalam kuisioner adala) $alid dan dapat digunakan sebagai alat ukur Sementara uji realibilitas Pengujian reabilitas adala) berkaitan dengan masala) adan&a keperca&aan ter)adap alat test 4instrumen8. Suatu pertan&aan dapat memiliki tingkat keperca&aan &ang tinggi jika )asil pengujian pertan&aan tersebut menunjukkan )asil &ang tetap 4konsisten8. 7ji reabilitas digunakan untuk meli)at stabilitas dan konsistensi instrumen dalam mengukur konsep: Sekaran dalam Supri)atin 4/0008. Pengujian reabilitas ini dilakukan dengan uji statistik &aitu dengan teknik Alp)a >ronbac): rumus untuk koe3ien alp)a;
2 k S2 = 1 S1 2 k 1

dimana; lambi P reliabilitas &ang dicari K P 'an&akn&a bela)an test Sj P $arians bela)an j 4jP1:/8 SC P Farians skore test Selanjutn&a indeks reliabilitas diinterpprestasikan dengan menggunakan tabel interprestasi r: untuk men&impulkan ba)2a alat ukur &ang digunakan cukup reliabel atau tidak. Pada penelitian ini $aliditas dan reliabilitas data di uji dengan menggunakan SPSS 4Statistical Package 3or t)e Social Sciens8 3; Alat Anali&i&

Analisis dilakukan dengan model kualitati3 &ang meng)asilkan data deskripti3 &aitu berupa kata!kata tertulis maupun lisan dari orang!orang dan perilaku &ang diamati: analisis ini di dukung dengan studi dan literatur atau kepustakaan berdasarkan pendalaman kajian pustaka berupa data dan angka: se)ingga realitas dapat dipa)ami. Kemudian dilakukan analisis kuantitati3 dengan menggunakan alat uji beda rata!rata dengan menggunakan alat statistik 7ji (ormalitas dan 7ji Mann K)itne& 47!,est8 dan 7ji ,!test
264

Perbedaan Perse#si .a%asis/a Akuntansi ........(Pi!o (auli)

Rumus Mann!K)itne& 47!test8

4 1 = n1. n 2 +

n1

(n

+ 1) + 1)

2 n2

31

"an
4 2 = n1. n 2 +

(n

32

dimana ; n1 n/ 71 71 R1 R1 P P P P P P jumla) jumla) jumla) jumla) <umla) <umla) sampel 1 sampel / peringkat 1 peringkat / rangking pada sampel n1 rangking pada sampel n/

Pengujian )ipotesis dengan menggunakan uji Mann!K)itne& 7 47!test8 pada tingkat ke&akinan -5T 4alp)a P 0:058 dapat dili)at dari )asil tingkat signi3ikansi 4p!$alueAAs&mp. Sig8 )e4utu&an 6 Apabila p!$alueAas&simp. sig V alp)a P 0.05 maka #o ditolak dan #a diterima Apabila p!$alueAas&simp. sig U alp)a P 0.05 maka #o diterima dan #a ditolak Rumus ,!test.
t=

( 01 0 2 )
S01 S0 2

5imana; P rata!rata R1 P rata!rata R1 S01 S0 2 = standard.eror.beda

Pengujian )ipotesis dengan menggunakan uji!t pada tingkat ke&akinan -5T dan tingkat kesala)an 5T: dengan ketentuan
265

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

degree o3 3reedom 4d.38 Pn1 X n/ !/ atau dapat dilakukan juga dengan meli)at p! $alue: maka keputusan Apabila t] )it U t]tabel ; #o ditolak dan #a diterima: alp)aP0:05: d3 n1 X n/ !/ Apabila t])it V t] tabel ; #o diterima dan #a ditolak: alp)a 0:05D d3 n1 X n/ !/ Atau Apabila p!$alueAas&simp. sig V alp)a P 0.05 maka #o ditolak dan #a diterima Apabila p!$alueAas&simp. sig U alp)a P 0.05 maka #o diterima dan #a ditolak

E; .ASI/ 1ENE/ITIAN 'AN 1E+BA.ASAN .a&il 1engu3ian In&trumen 1enelitian 7ji $aliditas pada kuisioner kepada 0 responden &ang tela) ditentukan sebelumn&a. Pengujian ini disebut juga construct $alidit&: construct $alidit& dilakukan dengan menggunkan SPSS 4statistical package 3or t)e Sosial Sciens8: dengan mengunakan rumus Person correlationAProduk momen. InstrumenApertan&aan dikatakan memiliki $aliditas &ang baik bila bila r])itung U r]tabel. 4r]tabel untuk (P 0 dengan tara3 ke&akinan 5T adala) 0: "18 Pada tabel berikut dapat dili)at uji $aliditas untuk butir!butir pertan&aan tentang pro3esi akuntan. ,abel + terli)at ba)2a nilai r )itung untuk pertan&aan tentang $ariabel kesempatan kerja berkisar antara 0:15" sampai dengan 0:""5 ini menunjukkan ba)2a butir!butir pertan&aan memiliki $aliditas &ang baik karena berada di atas 0: "1. Ta-el .. /e(!an0aan 0ang -e(s!a!us #ali".
9o 1 <ariabe )esempatan )erjaFPe uang karir +C1/ Pertan!aan 1 2 % rEhitung 6,17( 6,(12 6,191 rEtabe 6,%21 6,%21 6,%21 Status va id va id va id

266

Perbedaan Perse#si .a%asis/a Akuntansi ........(Pi!o (auli)

@esar penghasi anFPenhargaan +C2/

Pro#esiona ise +C%/

Pi ihan )arirFpro#esi +C(/

( 1 2 7 A 9 16 11 12 1% 1( 11 12 17 1A 19 26 21 22

6,162 6,221 6,%7% 6,%9% 6,192 06,192 6,66( 06,662 6,(22 6,%9 6,1(1 6,212 6,212 6,(21 6,%7% 6,(27 6,22A 6,%72 6,221

6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21 6,%21

va id va id va id va id va id tidak va id tidak va id tidak va id va id va id va id va id va id va id va id va id va id va id va id

Kemudian butir!butir pertan&aan untuk $ariabel peng)asilan berkisar antara 0: * sampai dengan 0:5-": kecuali untuk butir pertan&aan sembilan: sepulu) dan sebelas &ang memiliki nilai r )itung !0:1-"D 0:001: dan !0:00". karena kurang dari nilai 0: "1 maka ke butir pertan&aan inti tidak $alid: se)ingga butir!butir pertan&aan tersebut tidak dimasukkan ke dalam uji reliabilitas: uji normalitas dan uji )ipotesis. Sedangkan butir!butir pertan&aan untuk $ariabel pro3esionalisme dan $ariabel pili)an karir berkisar antara 0: */ sampai dengan 0:"5". ini menunjukkan untuk kedua $ariabel ini memiliki $aliditas &ang baik. <adi secara umum semua butir pertan&aan untuk semua $ariabel adala) $alid. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji statistik &aitu dengan teknik Alp)a >ronbac): tes ini merupakan pengujian konsistensi ja2aban ter)adap semua item pertan&aan dalam kuisioner. ,eknik ini dipili) karena merupakan teknik pengujian &ang paling populer dan menunjukkan indeks konsistensi reliabilitas antar item pertan&aan &ang cukup sempurna. Adapun )asil pengujian dapat dili)at pada lampiran uji reliabiltas dengan )asil perole)an koe3isien reliabilitas sebesar 0:+15. Artin&a pertan&aan dalam kuisioner memiliki ketepatan sebesar +1T dan kesala)an pengukuran 1"T karena disebabkan 3aktor!
267

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

3aktor lain dalam penelitian. (ilai koe3isien relabilitas tersebut dikonsultasikan dengan mengunakan tabel interprestasi nila r. Karena nilai koe3isien reliabilitas 0:+151 maka posisin&a berada pada nilai r tabel diantara 0:+00 )ingga 0:1000. 5engan demikian dapat diartikan ba)2a alat ukur &ang digunakan dapat diperca&a. 'i&kri4&i data dan .a&il 1enelitian data!data &ang didapatkan berupa data primer &ang berasal dari )asil pen&ebaran kuisioner kepada "0 responden terpili) melalu mekanisme pemili)an acak seder)ana ter)adap dua kelompok sampel &aitu ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir: kusioner &ang kembali adala) "0 eksemplar atau 100 T tingkat pengembalian. #al &ang men&ebabkan tinggin&a tingkat pengembalian kuisioner adala) bantuan dosen mata kulia) karena pen&ebaran kuisioner meman3aatkan momen pengajaran di dalam kelas. Selanjutn&a setela) kuisioner ini terkumpul adala) melakukan pen&eleksian: )al ini dilakukan guna mengeta)ui kelengkapan ja2aban dari tiap kuisioner &ang diisi. 5ari )asil seleksi &ang dilakukan. Setela) kuisioner tersebut diseleksi ta)ap selanjutn&a adala) memberikan kode kepada tiap eksemplar kuisioner: )al ini dilakukan guna meng)indari pengulangan memasukkan data dalam kuisioner &ang akan dianalisis. 5emogra3i responden &ang mengirim kembali dapat dili)at dalam tabel 5 5ari tabel tersebut terli)at ba)2a responden didominasi ole) perempuan &aitu sekitar *5 T 4/1 responden semester a2al dan /1 semester ak)ir8 sisan&a sebesar /5T adala) laki!laki: pendidikan terak)ir mereka selepas Sekola) Menenga) 7mum ban&ak berasal dari .ampung &aitu "+: T: sedangkan dari luar lampung sebesar 1:*T. <umla) semester a2al &ang menjadi responden seban&ak 0 orang 4100T8 adala) semester satu: sedangkan jumla) semester ak)ir &ang menjadi responden seban&ak /* orang 4-0T8 dari semester tuju) dan orang 410T8 dari semester -. Keberadaan semester - diduga mereka mengikuti perkulia)an ,eori Akuntansi bersama semester *. Pada tabel juga menunjukkan pili)an ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pro3esi akuntan: semester a2al dan

268

Perbedaan Perse#si .a%asis/a Akuntansi ........(Pi!o (auli)

semester ak)ir lebi) men&ukai untuk menjadi akuntan manajemen atau pro3esi akuntan &ang bekerja pada perusa)aan: 5":+T ma)asis2a semester a2al memili) untuk menjadi akuntan manajemen: /0T memili) untuk menjasi akuntan publik: sedangkan untul ma)asis2a semester ak)ir lebi) mendominasi &aitu "":*T dari 0 responden memili) untuk menjadi akuntan manajemen: sebesar /":*T memili) untuk menjadi akuntan publik sedangkan sisan&a memili) untuk menjadi sta3 a)li perpajakan 4 : T8 dan akuntan pendidik 4 : T8 Ta5el ? 1rofil %e&4onden
Semeste! a<al ./ %enis -elamin a. ?aki0 aki b. Perempuan 'ota 2/ Ri<a&at Pen'i'ikan a. S*U asa ?ampung b. S*U uar ?ampung 'ota 0/ -onsent!asi Pilihan a.*anajemen b.)euangan 'ota 4/ %umlah S-S a. G 16 b. 160166 ". H 166 'ota 5/ Semeste! a. satu b. 'ujuh ". Sembi an 'ota 6/ Pilihan P!o5esi a. 8kuntan Pub ik b. 8kuntsn *anajemen ". 8kuntan Pemerintah d. 8kuntan Pendidik e. 8na is Pasar *oda #. Sta# 8h i Perpajakan 'ota No 2 2( %6 22 ( %6 2 2A %6 %6 6 6 %6 %6 6 6 2 17 2 2 6 % %6 = 26 A6 166 1%,% A2,7 166 2,7 9%,% 166 166 6 6 166 166 6 6 166 26 12,A 2,2 2,2 6 16 166 Semeste! akhi! ./ %enis -elamin a. ?aki0 aki b. Perempuan 'ota 2/ Ri<a&at Pen'i'ikan a. S*U asa ?ampung b. S*U uar ?ampung 'ota 0/ -onsent!asi Pilihan a.*anajemen b.)euangan 'ota 4/ %umlah S-S a. G 16 b. 160166 ". H 166 'ota 5/ Semeste! a. satu b. 'ujuh ". sembi an 'ota 6/ Pilihan P!o5esi a. 8kuntan Pub ik b. 8kuntsn *anajemen ". 8kuntan Pemerintah d. 8kuntan Pendidik e. 8na is Pasar *oda #. Sta# 8h i Perpajakan 'ota No 9 21 %6 11 11 %6 17 1% %6 6 6 %6 %6 6 27 % %6 A 26 6 1 6 1 %6 = %6 76 166 16 16 166 12,7 (%,% 166 6 6 166 166 6 96 16 166 22,7 22,7 6 %,% 6 %,% 166 Total 11 (1 26 (1 19 26 19 (1 26 %6 6 %6 26 %6 27 % 26 1( %7 2 % 6 ( 26 = 21 71 166 2A,% %1,7 166 %1,7 2A,% 166 16 6 16 166 16 96 16 166 2%,% 21,7 %,% 1 6 27 166

.a&il 1erhitungan dan Anali&i& 'e&kri4tif

269

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

9ambaran umum tentang sampel &ang diobser$asi dapat dili)at dari tabel " berikut ini. 5ata pada tabel " menunjukkan ba)2a mean kesempatan kerja adala) :11: mean besar peng)asilan adala) /:5 : mean pro3esionalisme :1 : mean pili)an karir :5 dan mean secara keseluru)an adala) :0+.4batas range sangat memadai8 Ta5el =; Stati&tik 'e&kriftif
6a!iabel )esempatan )erja @esar Penghasi an Pro#esiona isme Pi ihan )arir Mean -eselu!uhan Mean %,1( 2,1% %,1% %,1% 0*0> %umlah Pe!tan&aan 1 2 7 ( 22 Min 1 1 1 1 Mak ( ( ( ( Sum 9(% 922 1%1% A(A

Sumber ; lampiran + 4data diola)8

Sedangkan diskripsi penilaian dapat dili)at pada tabel * tabulasi diba2a) ini: tabulasi penilaian digunakan sebaga alat untuk menguji data secara kualitati3 &ang bersi3a argumentatai3 dari penulis. Ta5el > Ta5ula&i Nilai 1er&e4&i +ahai&Ca terhada4 8aria5el
6a!iabel Pt&n 1 2 % ( 1 2 7 A 9 16 11 12 1% 1( 11 12 17 1A 19 TS 6 %,% 6 %,% %,% 6 %,% 6 26 %,% (2,7 %,% %,% %,% 6 6 6 6 6 Tan$$a1an Res1on'en )=, Semeste! A<al Semeste! Akhi! -S S SS TT# TS -S S SS 6 (6 26 166 6 16 2%,% 22,7 %,% 1%,% (6 166 6 %,% 76 22,7 2,7 7%,% 26 166 6 12,7 16 %%,% %%,% 16 1%,( 166 %,% 2%,% (2,7 22,7 2,7 12,7 %%,% 166 6 2%,% 26 12,7 2%,% 26 12,7 166 6 %2,7 16 1%,% 22,7 %%,% %2,7 166 %,% (6 2%,% %%,( %,% (2,7 16 166 6 22,2 (%,% %6 %6 16 6 166 (2,7 (2,7 2,2 6 12,7 2%,% 12,7 166 2,7 2%,% 26 16 (%,% 2,7 %,% 166 2%.% (6 %6 2,7 26 26 12,7 166 2,7 (%,% (%,% 2,7 2%,% %%,( (6 166 16 (2,7 %6 1%,% %,% 26 %%,( 166 2,7 16 26 2%,% %,% 26 %2,7 166 %,% 1%,( 2%,% 26 12,7 16 %%,% 166 6 26 12,7 2%,% 6 %%,% 22,7 166 6 2,7 (6 1%,% 6 16 16 166 6 %,% (2,7 16 6 A6 26 166 6 6 (6 26

)esempatan )erja

Penghasi an

Pro#esiona isme

Pi ihan )arir

TT# 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166 166

270

Perbedaan Perse#si .a%asis/a Akuntansi ........(Pi!o (auli) 26 21 22 6 6 6 6 2,7 6 (6 (6 1%,% 26 1%,% A2,7 166 166 166 6 %,% 6 6 12,7 6 12,7 12,7 (6 (%,% 2%,% 26 166 166 166

Sumber .ampiran + 45ata diola)

Keterangan ; ,S KS S SS P P P P ,idak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju .a&il 1erhitungan dan 1engu3ian .i4ote&i& 7ntuk menja2ab )ipotesis &ang diajukan: dasar argumentasi &ang digunakan adala) )asil per)itungan statistik &ang ditujukan pada tabel Ta5el $; .a&il 4erhitungan 1er&e4&i Seme&ter ACal dan Seme&ter Akhir
Pe!tan&aan tentan$ P!o5esi akuntan )esempatan kerja +pertan!aan no 1s.d 1/ Penghasi an +pertan!aan no 2 s.d 9/ Pro#esiona isme +pertan!aan no12 s.d1A/ Pi ihan pro#esi +pertan!aan no 19 s.d 22/ Sumber; .ampiran t "alue 06,921 02,162 02,112 0212A t test t tbel 1,276 1,276 1,276 1,276 1 "alue 6,%21 6,6( 6,611 6,61%

+aha&i&Ca
Mann 7ithne& ? "alue 1 "alue 06,AA7 6,%71 02,1( 6,6%2 02,%71 6,61A 02,%22 6,62

.a&il 4erhitungan hi4ote&i& 1 5apat dili)at pada tabel - menunjukkan ba)2a angka &ang terdapat pada kolam p!$alue pada ujit!test dan mann 2itne& adala) 0: "1 dan 0: *5 4diatas 0:058 atau nilai t )itung 40:-/18 lebi) kecil dari nilai t!tabel 41:"*08: &ang berarti ba)2a #o1 diterima: #a1 ditolak. Ini berarti menunjukkan ba)22a tidak terdapat perbedaan &ang signi3ikan antara persepsi ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap kesempatan kerja. 4peluang pekerjaan untuk sarjana akuntansi8. .a&il 4erhitngan hi4ote&i& " 'erdasarkan tabel - lampiran dapat disimpulkan ba)2a dari pengujian dengan menggunakan t!test maupun dengan menggunakan Mann Kit)ne& 47!test8 menunjukkan adan&a perbedaan &ang signi3ikan antara persepsi ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap peng)asilan . Ini
271

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

dapat dili)at pada kolom p!$alue pada uji t!test dan Mann Kit)ne& 47!test8 adala) 0:01 dan 0:0 / 4di ba2a) 0:058 atau nilai t )itung 4/:10"8 lebi) besar dari nilai t!tabel 41:"*08: &ang berarti ba)2a #o1 ditolak : #a1 diterima. .a&il 4erhitngan hi4ote&i& 3 'erdasarkan tabel - lampiran dapat disimpulkan ba)2a dari pengujian dengan menggunakan t!test maupun dengan menggunakan Mann Kit)ne& 47!test8 menunjukkan adan&a perbedaan &ang signi3ikan antara persepsi ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pro3esionalisme dalam )al keinginan untuk meneruskan ke pendidikan pro3esi akuntan dan keinginan mengikuti pelati)an!pelati)an &ang di)arapkan mampu meningkatkan keterampilanApro3esional. Ini dapat dili)at pada kolom p!$alue pada uji t!test dan Mann Kit)ne& adala) 0:015 dan 0:01+ 4di ba2a) 0:058 atau nilai t )itung 4/:51"8 lebi) besar dari nilai t!tabel 41:"*08: &ang berarti ba)2a #o1 ditolak : #a1 diterima. .a&il 4erhitngan hi4ote&i& 4 'erdasarkan tabel - dapat disimpulkan ba)2a dari pengujian dengan menggunakan t!test maupun dengan menggunakan Mann Kit)ne& 47!test8 menunjukkan adan&a perbedaan &ang signi3ikan antara persepsi ma)asis2a akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pili)an pro3esiAkarir . Ini dapat dili)at pada kolom p!$alue pada uji t!test dan Mann Kit)ne& 47! test8 adala) 0:01 dan 0:0/ 4di ba2a) 0:058 atau nilai t )itung 4/:5"+8 lebi) besar dari nilai t!tabel 41:"*08: &ang berarti ba)2a #o1 ditolak : #a1 diterima ; SI+1(/AN 'AN SA%AN Sim4ulan 5ari )asil analisis dan pemba)asan mengenai perbedaan persepsi ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pro3esi akuntansi dengan melakukan uji t!test dan uji Mann Kit)ne& pada tingkat keperca&aan -5 T dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut a. ,idak terdapat perbedaan &ang signi3ikan antara ma)asis2a Akuntansi semester a2al dan semester ak)ir ter)adap

272

Perbedaan Perse#si .a%asis/a Akuntansi ........(Pi!o (auli)

kesempatan kerja &ang tersedia untuk para sarjana akuntansi. Ini dibuktikan dengan nillai p!$alue U 0:05 &akni sebesar 0: "1 untuk uji t!test dan sebesar 0: *5 untuk 7!test. b. ,erdapat perbedaan &ang signi3ikan antara ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap besar peng)asilan &ang akan mereka terima. Ini dibuktikan dengan nilai p!$alue V0:05 &akni sebesar 0:01 untuk uji t!test dan 0:0 / untuk uji 7!test. c. ,erdapat perbedaan &ang signi3ikan antara ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pro3esionalisme. Ini dibuktikan dengan nilai p!$alue V0:05 &akni sebesar 0:015 untuk uji t!test dan 0:01+ untuk uji 7!test d. ,erdapat perbedaan &ang signi3ikan antara ma)asis2a semester a2al dan semester ak)ir ter)adap pili)an pro3esi &ang akan mereka terima. Ini dibuktikan dengan nilai p!$alue V0:05 &akni sebesar 0:01 untuk uji t!test dan 0:0/ untuk 7! ,est

Saran 'erdasarkan beberapa simpulan di atas dapat disampaikan saran!saran sebagai ba)an pertimbangan bagi jurusan akuntansi k)usun&a dan Fakultas 6konomi secara umum sebagai pi)ak &ang berkepentingan untuk menciptakan para sarjana akuntansi &ang bisa bersaing di pasar kerja a. <urusan akuntansi )arus melakukan sosialisasi atau memberikan pema)aman kepada ma)asis2a k)ususn&a ma)asis2a semester ak)ir mengenai pendidikan pro3esi akuntan mengenai man3aat: tujuan: $isi: misi serta )arapan &ang akan mereka dapatkan jika mengikuti program trsebut. mengingat simpulan ari penelitian ini menunjukkan ba)2a persepsi ma)asis2a semester ak)ir lebi) renda) dibandingkan dengan ma)asis2a semester a2al. b. <urusan akuntansi di)arapkan bisa membuka komunikasi dan kerjasama ke berbagai pi)ak baik pemerinta) maupun s2asta untuk mengadakan program!program pendidikan dan pelati)an &ang dik)ususkan untuk para ma)asis2a agar

273

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

kamampuan dan keterampilan dalam bidang akuntansi: perpajakan para ma)asis2a semakin baik.

'A TA% 1(STA)A Al)usin: S&a)ri. /00 . Apilikasi 'tatistik Praktis Dengan =enggunakan 'P'' -, For Kindo2s.9ra)a ilmu. Jog&akarta. Alam: S. /001. Akuntansi 3ntuk '=A kurikulum /001 untuk kelea RI. <akarta. 6rlane: dkk. 5i33erences Perception ,o2ards Accounting >areer 'et2een First and 3inal Jear undergraduates; ,)e Mala&sian Scenario. &he 7th ndonesian Con!erence on Accounting 4September8 Semarang: /00/. (asir: Mo). 1---. =etode Penelitian( Ghalia Indonenesia. <akarta. (urgi&antoro: bur)an dkk. /00/. 'tatistik &erapan 3ntuk Penelitian lmu 'osial.9adja) Mada 7ni$ersit& Press.Jog&akarta. Pratomo: Ar&o. /001. Persepsi mahasis%a !akultas Ekonomi >urusan Akuntansi( 3niversitas #ampung. 'andar .ampung. Rub&arto: Ma&. /001. Analisis Minat Ma)asis2a Akuntansi Fakultas 6konomi 7ni$ersitas .ampung untuk memperole) gelar Akuntan. 'andar .ampung. Ros2and&: #end&. /00 . Analisis Kesipan Sumber 5a&a Manusia Pemerinta) 5aera) 5alam Membuat .aporan Pertanggungja2aban Keuangan 5aera). 7ni$ersitas .ampung untuk memperole) gelar Akuntan. 'andar .ampung. Seri 6ka&ani: (i (enga). Persepsi Akuntan 5an Ma)asis2a 'ali ter)adap etika 'isnis. S&mposium (asional Akuntansi III. 4%ktober8 Suraba&a: /00 .

274

Perbedaan Perse#si .a%asis/a Akuntansi ........(Pi!o (auli)

Siegel: Sidne&. 1-++. 'tatistik 8onparametrik 3ntuk lmu9 lmu 'ossial. P, 9ramedia. <akarta. ,uanakotta: ,)eodorus. M. 1--*: Auditing9petun/uk Pemeriksaan Akuntan Publik: <akarta. .embaga Penerbit Fakultas 6konomi: 7ni$ersitas Indonesia. Jusu3: Muri: A. /00/. Kiat 'ukses dalam Karir.9)alia Indonesia. Padang. !!!!!!!!!!. /00/. HPPA; 7sa)a Meng)asilkan Akuntan Pro3esionalH =edia Akuntasi: 6disi /+AMaret. <akarta. Intan Art)a Indonusa

275

D., I%+S 'IS-/0SE EN!I%0N+ENTA/ IN 0%+ATI0NE A %E!IED 0 /ITE%AT(%E


Su&i> ABSTRACT &ulisan ini bertu/uan untuk membangun suatu kerangka konseptual yang men/elaskan bah%a visibilitas lingkungan 1en$ironmental $isibilit&2 adalah !aktor utama mengapa perusahaan melakukan pengungkapan in!ormasi lingkungan( &ulisan ini berpendapat bah%a untuk memelihara legitimasi dan mencegah ter/adinya biaya politik, perusahaan9perusahaan yang visibel dalam masalah lingkungan 1en$ironmentall& $isible2 akan mengungkapkan in!ormasi lingkungan lebih banyak disbandingkan perusahaan perusahaan yang tidak visibel dalam masalah lingkungan(( Dalam membangun kerangka konseptual ini, moti! perusahaan untuk melakukan pengungkapan lingkungan dilihat dari dua perspekti!, yaitu perspekti! sosial dan perspekti! ekonomi( Lang termasuk ke dalam perspekti! sosial adalah teori9teori yang berdasarkan pada pendekatan9pendeaktan etis atau normati!, seperti teori pemangku kepentingan 1stake)older t)eor&2, teori akuntabilitas 1accountabilit& t)eor&8 dan teori legitimasi 1legitimac& t)eor&2( &ermasuk di dalam perspekti! ekonomi adalah teori biaya pengungkapan sukarela 1t)eor& o3 proprietar& cost o3 $oluntar& disclosures2 dan teori biaya politis 1political cost t)eor&2, yang secara murni ber!okus pada analisis cost9 bene!it( =enurut kedua perspekti! tersebut, perusahaan9perusahaan yang riskan terhadap tekanan politik dalam bidang lingkungan hidup 1misalnya perusahaan yang besar, industri yang sensiti! terhadap lingkungan, dan berkiner/a lingkungan yang buruk2 akan menanggung biaya politik di bidang lingkungan( Perusahaan seperti ini dapat dikatakan sebagai perusahaan yang visibel dalam masalah lingkungan 1environmentally visible !irms2( Perusahaan yang memiliki visibilitas lingkungan yang tinggi akan mengadopsi strategi9strategi untuk menguragi biaya

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

politik, misalnya dengan melakukan pengungkapan in!ormasi lingkungan lebih banyak( Key%ords 0 environmental disclosure, environmental visibility, legitimacy, political cost, political pressures(

A; INT%0'(-TI0N ,)is paper intends to de$elop a conceptual 3rame2ork in 2)ic) en$ironmental $isibilit& underpins a 3irmOs moti$es 3or en$ironmental disclosures. 6ssentiall&: t)is paper argues t)at to maintain legitimac& and a$oid political costs: en$ironmentall& $isible 3irms 2ill disclose more en$ironmental in3ormation more eCtensi$el&. In de$eloping t)e 3rame2ork: 3irm incenti$es 3or en$ironmental disclosure are considered 3rom t2o perspecti$es 2idel& used in t)e literature^t)e social and economic perspecti$es. ,)e social perspecti$e includes t)eories t)at rel& on et)ical or normati$e approac)es to en$ironmental disclosure: suc) as stake)older t)eor&: accountabilit& t)eor& and legitimac& t)eor& 4e.g. S)ocker 1-* D 9ut)rie ? Parker 1-+-D 6lsbac) ? Sutton 1--/D Roberts 1--/D >larkson 1--5D Mitc)ell et al. 1--*8. ,)e economic perspecti$e includes t)e t)eor& o3 proprietar& cost o3 $oluntar& disclosures and political cost t)eor&: 2)ic) purel& 3ocus on cost!bene3it anal&sis 4Kalden 1-- D Jue et al. 1--*D 'ae 1--+D A)mad et al. /00 D Patten ? ,rompeter /00 D >larkson et al. /00"8. 7nder bot) perspecti$es: it is )&pot)esised t)at 3irms t)at are $ulnerable to political pressure regarding en$ironmental issues need to respond to t)eir stake)olders b& adopting strategies to reduce suc) pressures. ,)ese 3irms are re3erred to as en$ironmentall& $isible.

B;

I%+ IN-ENTI!ES T0 'IS-/0SE EN!I%0N+ENTA/ IN 0%+ATI0N

6arl& attempts in t)e 1-+0s to eCplain 2)& 3irms disclose en$ironmental in3ormation associated en$ironmental disclosure 2it) en$ironmental per3ormance. Studies 3rom t)is time present con3licting results 4e.g. Ingram ? FraMier 1-+0D Kiseman 1-+0D

5%$ 6irms 7is(lose 8n!ironmental n9ormation ........(Susi)

Kiseman 1-+/D Rockness 1-+58. 7llmann 41-+58 argues t)at one reason 3or t)e inconsistenc& 2as a lack o3 t)eor&. As suc): t)is researc)er emp)asised t)e importance o3 conceptualisation and t)e operationalisation o3 terms. Since t)e late 1-+0s: more attention )as been placed on t)eoretical approac)es to eCamine 3irm incenti$es 3or en$ironmental disclosure 4e.g. Freedman 1--0D Roberts 1--1D Patten 1--/D Kalden 1-- D 5eegan ? Rankin 1--"D 'art) et al. 1--*D Kilms)urst ? Frost /000D 5eegan /00/D %_5ono$an /00/D Patten /00/a8. Most studies 3rom t)is period )a$e associated 3irm disclosure incenti$es 2it) one o3 t2o perspecti$es^social or economic moti$es. ,)e social perspecti$e o3 en$ironmental disclosure rests mainl& 2it) legitimac& t)eor& 49ut)rie ? Parker 1-+-D 6lsbac) ? Sutton 1--/D Patten 1--/D Mat)e2s 1-- 8: stake)older t)eor& 4Roberts 1--/D >larkson 1--5D Mitc)ell et al. 1--*8: social contract t)eor& 4S)ocker 1-* 8 and accountabilit& t)eor& 49ra& et al. 1-++D 9ra& 1--/8. ,)e economic perspecti$e o3 en$ironmental disclosure )as t2o main branc)es^$oluntar& disclosure t)eor& 4Mitc)ell 1--1D Jue et al. 1--*D >larkson et al. /00"8 and political cost t)eor& 4Kalden 1-- D 'ae 1--+D A)mad et al. /00 D Patten ? ,rompeter /00 D (ur)a&ati et al. /00"8.

1;

Social 1er&4ecti8e of En8ironmental 'i&clo&ure

Social t)eories t)at )a$e emerged in t)e past decade are generall& rooted in t)e concept o3 a social contract 4e.g. S)ocker 1-* 8 bet2een a social institution 4including a business8 and its societ&. ,)is implies t)at corporations )a$e an un2ritten social obligation to act in t)e manner societ& eCpects 4%_5ono$an /00/8. An et)ical or normati$e approac) seems ine$itable 3rom t)e social perspecti$e. In t)e en$ironmental disclosure conteCt: t)is means t)at 3irms are obliged to undertake en$ironmental initiati$es as part o3 t)eir corporate social responsibilit& 45eegan /000D %_52&er /00/8. .egitimac& t)eor& and t)e managerial perspecti$e o3 stake)older t)eor& also take a positi$e approac). ,)e& recognise )o2 corporations undertake di33erent strategies to manage t)e in3luence o3 di33erent stake)olders and prioritiMe more po2er3ul stake)olders.

279

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Social t)eories $ie2 t)e disclosure o3 en$ironmental in3ormation as a communication tool. ,)is tool is used b& corporations to con$e& t)eir accountabilit& and social responsibilit& and to maintain t)e legitimac& o3 operations t)at a33ect t)e en$ironment and societ&. ,)e 3ollo2ing sections outline t)e approac)es to corporate en$ironmental disclosure 3rom t)e social perspecti$e^namel&: stake)older t)eor&: accountabilit& t)eor& and legitimac& t)eor&. Stakeholder Theor2 ,)e principal 3ocus o3 stake)older t)eor& is t)at corporations practicing stake)older management 2ill be relati$el& success3ul in con$entional per3ormance terms 4e.g.: pro3itabilit&: stabilit& and gro2t)8 45onaldson ? Preston 1--58. Mitc)ell 4Mitc)ell 1--18 describes stake)older t)eor& as an attempt to identi3& 2)ic) groups are stake)olders deser$ing or reBuiring attention and 2)ic) are not. ,)eir in3luence in t)e corporationOs sur$i$al is )ig)l& recogniMed in social t)eories t)at seek to eCplain 2)& corporations undertake en$ironmental initiati$es. Stake)olders include customers: suppliers: emplo&ees: s)are)olders: competitors: regulators: communit& and ot)er elements o3 societ&. '& identi3&ing eac) stake)older group and its interests: management is able to respond to t)e issues t)at mig)t a33ect its eCistence 4>larkson 1--58. Stake)older t)eor& can be broken do2n into branc)es^t)e positi$eAmanagerial branc) and t)e et)icalAnormati$e branc). ,)e positi$e branc) posits t)at organisations 2ill respond to stake)olders as&mmetricall&: 3a$ouring t)e po2er3ul or t)ose 2)o can )a$e signi3icant impact upon t)e organisation 4%_52&er /00/8. From a managerial perspecti$e: t)e 3ocus o3 stake)older t)eor& is to gain appro$al 3or corporate decisions b& groups 2)ose support is reBuired 3or t)e 3irm to ac)ie$e its objecti$es 4,ricker 1-+ 8. %n t)e ot)er )and: t)e et)ical branc) argues t)at \all stake)olders )a$e t)e rig)t to be treated 3airl& b& an organisation: and t)at issues o3 stake)older po2er are not directl& rele$antO 45eegan /0008. In ot)er 2ords: t)e managerial perspecti$e 3ocuses on t)e identi3ication o3 important stake)olders and t)e assessment o3 suc) importance in attempts to ac)ie$e corporate objecti$es. ,)e positi$e branc) is similar to t)e economic perspecti$e o3

280

5%$ 6irms 7is(lose 8n!ironmental n9ormation ........(Susi)

en$ironmental disclosure in t)at corporate decisions are based on t)e interests o3 t)e parties 2it) t)e greatest in3luence or po2er. Mean2)ile: t)e et)ical branc) is opposed to t)e assumptions o3 sel3!interest used in t)e economic perspecti$e and $ie2s t)e issue normati$el&. #o2e$er: bot) elements o3 stake)older t)eor& recognise t)e potential in3luence o3 stake)olders on a compan&Os prospects. Accounta5ilit2 Theor2 Accountabilit& t)eor& is based on t)e relations)ip bet2een principals and agents. In t)is sense: t)is t)eor& is similar to agenc& t)eor&: 2)ic) is also part o3 t)e economic perspecti$e o3 en$ironmental disclosure. #o2e$er: 2)ile t)e underl&ing principle o3 agenc& t)eor& is t)e sel3!interest o3 t)e agents and principals: accountabilit& t)eor& 3ocuses on t)e responsibilit& o3 t)e part& gi$en t)e account 4i.e.: t)e agent8 to undertake actions to t)e ot)er part& gi$ing suc) account 4i.e.: t)e principal8. Accountabilit& t)eor& does not consider t)e sel3!interest o3 t)e parties in$ol$ed. Similar to t)e et)ical branc) o3 stake)older t)eor&: t)e 3rame2ork o3 accountabilit& t)eor& indicates t)e use o3 an et)ical approac). For eCample: t)e t)eor& assumes t)at t)e agent must act in a manner 2)ic) t)e principal appro$es o3 4or at least does not disappro$e o38 and t)e& must report )o2 suc) action 2as undertaken 4%_5ono$an /00/8. In t)e en$ironmental disclosure conteCt: t)at corporations pro$ide in3ormation to stake)olders in$ol$es some sort o3 obligation o3 t)e agent 4i.e.: t)e compan&8 to t)e principal 4i.e.: societ&8. ,)is t)eor& does not consider t)e in3luence o3 s)are)olders: to 2)om management mig)t percei$e greater accountabilit&. ,)is mig)t be justi3ied b& treating management and s)are)olders as eit)er a single part& 42)ic) ma& be appropriate i3 t)ere is a majorit& s)are)older8 or as t2o di33erent parties 2it) congruent objecti$es. /egitimac2 Theor2 Stake)older in3luence is also ackno2ledged in legitimac& t)eor&. According to t)is t)eor&: a legitimac& gap is created 2)en t)ere is con3lict bet2een a 3irmOs economic pursuits and t)e norms: $alues: belie3s and de3initions )eld b& t)e surrounding societ& 4Suc)man 1--58. K)en suc) a gap is seen or noticed b& societ&:

281

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

a 3irm becomes politicall& $isible. 'o2en 4/0008 argues t)at organisations are $isible 2)en t)e& can be easil& seen b& rele$ant constituents and t)at t)e& must respond to constituent demands and perceptions in order to maintain t)eir social legitimac& 4%li$er 1--1D 9oodstein 1--18 #o2e$er: because societ&Os perceptions are in$ol$ed in assessing norms: $alues and belie3s: legitimac& t)eor& also suggests t)at management can in3luence stake)oldersO perceptions b& adopting di33erent strategies. .indblom 41--18 classi3ies t)ese strategies into 3our categories; a8 b8 c8 d8 educating stake)olders about t)e compan&Os intentions .c)anging stake)older perceptions o3 issuesAe$ents distracting or manipulating attention a2a& 3rom t)e issueAe$ent o3 concern c)anging eCternal eCpectations about t)e compan&Os per3ormance.

.indblom 41--18 also argues t)at communication is a ke& 3actor 3or a compan& to be able to carr& out an& o3 t)ese strategies 3or t)e stake)olders. 6n$ironmental reporting is one means o3 communication t)at enable companies to maintain t)e congruence bet2een 3irm intentions and societal perceptions on en$ironmental issues and: t)us: reduce t)eir en$ironmental $isibilit&. ,)e et)ical perspecti$e o3 t)is argument is apparent: particularl& at point 418: 2)ere a compan& is assumed to )a$e intentions or moti$es. ,)is is also consistent 2it) t)e accountabilit& 3rame2ork 49ra& et al. 1-++8 t)at promotes t)e moral responsibilit& o3 companies to make corporate social disclosures to all stake)olders be&ond t)e minimum reBuirements legall& mandated: suc) as $oluntar& en$ironmental initiati$es and disclosures. #o2e$er: legitimac& t)eor& also suggests t)at in an attempt to reac) congruence bet2een t)e compan&Os objecti$es and societal perceptions: a compan& can eit)er substantiall& or s&mbolicall& compl& 2it) t)ese societal demands 4Sa$age et al. /0008. Substantial compliance means conducting substanti$e

282

5%$ 6irms 7is(lose 8n!ironmental n9ormation ........(Susi)

acti$it& t)at in$ol$es a real: material c)ange to organisational goals: structures and processes or sociall& institutionaliMed practices. S&mbolic compliance means carr&ing out s&mbolic acti$it& t)at does not in$ol$e real c)anges but attempts to portra& corporate acti$ities as compatible 2it) societal norms and $alues. ,)e 3ormer means t)at t)e compan& 2ould impro$e its actual per3ormance and communicate t)e results to stake)olders 2)ereas t)e latter is similar to t)e legitimation strategies suggested b& .indblom 41--18. In essence: t)e social perspecti$e o3 en$ironmental disclosure eCplains 3irm strategies to respond to societal demands and: )ence: reduce t)eir en$ironmental $isibilit&. "; Economic 1er&4ecti8e of En8ironmental 'i&clo&ure

Most studies o3 en$ironmental disclosure t)at adopt t)e economic perspecti$e emplo& t)e t)eories o3; 418 proprietar& costD or 4/8 political cost. 'ot) t)eories are similar to eac) ot)er and underpinned b& t)e same sel3!interest assumption o3 positi$e accounting t)eor&. #o2e$er: t)eir emp)ases are some2)at di33erent. ,)e proprietar& costs o3 $oluntar& disclosure include all t&pes o3 costs associated 2it) t)e dissemination o3 proprietar& in3ormation: including t)ose imposed b& t)e competitors in a market entr& game. Political cost t)eor& 3ocuses on t)e political components o3 t)e proprietar& costs as t)e incenti$e 3or $isible companies to disclose en$ironmental in3ormation. 1ro4rietar2 -o&t& of En8ironmental 'i&clo&ure& 9rossman 49rossman 1-+18 and Milgrom 4Milgrom 1-+18 posit t)at 3irms 2ill disclose in3ormation about t)eir \t&peO to distinguis) t)emsel$es 3rom poor per3ormers. ,)is $ie2 is based on t)e argument t)at in3ormation as&mmetr& bet2een seller and bu&ers occurs in t)e market 4Akerlo3 1-*08. K)en credible signals are 3easible: 3ull disclosure is optimal 45&e 1-+58. #o2e$er: discretionar& disclosure is possible because o3; 418 proprietar& costs or 4/8 outsidersO uncertaint& about 2)et)er 3irms )a$e t)e pri$ate in3ormation. It is argued t)at 3irms 2ill pro$ide additional in3ormation onl& 2)en t)e bene3its eCceed t)e costs o3 generating it 4Ferrec)ia 1-+ D 5&e 1-+5D Katts ? Nimmerman 1-+"8. #o2e$er: unin3ormed obser$ers cannot tell 2)et)er in3ormation is 2it))eld because it is; 418 bad ne2s or 4/8

283

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

good ne2s but not good enoug) to 2arrant incurring t)e proprietar& costs 4Ferrec)ia 1-+ 8. 5&e 41-+58 de3ines proprietar& in3ormation as in3ormation 2)ose disclosure reduces t)e present $alue o3 cas) 3lo2s o3 t)e 3irm endo2ed 2it) t)e in3ormation. Ferrec)ia 41-+ 8 re3ers to it as potentiall& damaging and asserts t)at 3irms 2ill 2it))old in3ormation to a$oid proprietar& costs. 6n$ironmental in3ormation can be proprietar& in nature i3 interested parties can impose costs to targeted companies based on suc) in3ormation. Jue et al. 41--*;1118 point out some possible costs imposed b& stake)olders on en$ironmental in3ormation; 9o$ernment agencies could use suc) in3ormation as a preteCt 3or in$estigations t)at 2ould increase compliance costs. Moreo$er: disclosure could in$ite costl& litigation b& pre$iousl& unin3ormed $ictims o3 en$ironmental incidentsD a33ect t)e a$ailabilit& o3 debt and eBuit& capital: bene3it competitorsO green marketing strategies aimed at en$ironmentall& conscious consumersD and pro$ide ammunition 3or en$ironmental protection groups: suc) as 9reenpeace: to press 3or stricter legislation or bo&cotts o3 t)e compan&Os products. 7ncertain 3inancial conseBuences 3rom endo2ing pri$ate in3ormation ma& pre$ent 3irms 3rom disclosing 3ull in3ormation regarding t)eir en$ironmental per3ormance and management s&stems. Jue et al. 41--*8 suggest at least t)ree dimensions o3 uncertaint& in$ol$ed in en$ironmental disclosures^legal: tec)nical and political. .egal uncertainties are dri$en b& c)anges in en$ironmental legislation. ,ec)nical uncertainties eCist because clean!up tec)nologies are c)anging and t)e costs in$ol$ed are not certain. Political uncertainties are t)ose coming 3rom c)anges in societ&Os demands: as noted b& t)e social t)eories. ,)e political component o3 proprietar& costs becomes t)e 3ocus o3 t)e political cost t)eor& o3 en$ironmental disclosure: 2)ic) relates suc) costs to 3irmsO en$ironmental $isibilit&. 1olitical -o&t Theor2 of En8ironmental 'i&clo&ure As indicated abo$e: t)e de$elopment o3 disclosure t)eories )as been in3luenced b& t)e ad$ancement o3 ot)er accounting t)eories: suc) as agenc& t)eor& and positi$e accounting t)eor& 4<ensen ? Meckling 1-*"D Katts ? Nimmerman 1-*+8. In agenc&

284

5%$ 6irms 7is(lose 8n!ironmental n9ormation ........(Susi)

t)eor& 4<ensen ? Meckling 1-*"8: a 3irm is treated as a neCus o3 contract in 2)ic) interested parties are tr&ing to maCimise t)eir 2el3are. According to t)is assumption: it does not make sense to assume t)at a 3irm )as a moti$e 4e.g. to engage in en$ironmental or social commitments8 suc) as t)at )ig)lig)ted b& t)e social perspecti$e discussed earlier. ,)e personalisation o3 a 3irm contradicts t)e agenc& concept: 2)ic) assumes t)at con3licting indi$idual objecti$es 4alt)oug) some ma& be congruent8 are broug)t into disclosure eBuilibrium. 7sing t)is sel3!interest assumption: Katts and Nimmerman 41-*+8 argue t)at certain groups in societ&: suc) as go$ernment and non!go$ernment organisations: trade unions: and consumer groups: act upon t)eir o2n interests to maCimiMe t)eir utilit&. ,)ese groups o3 stake)olders 2ill lobb& t)e political sector to impose costs on corporations t)roug) 2ealt) trans3er de$ices: suc) as taCes: 2age claims: product bo&cotts and subsidies. It seems t)at t)e notion o3 proprietar& costs is more compre)ensi$e t)an political costs because proprietar& costs include political costs and ot)er costs 4e.g. competition in a market entr& game8. #o2e$er: due to t)e di33icult& o3 measuring t)e ot)er t&pes o3 proprietar& costs: most studies o3 t)e economic moti$es o3 en$ironmental disclosure )a$e used t)e political costs notion . Katts and Nimmerman 41-*+8 suggest t)at t)e magnitude o3 political costs is )ig)l& dependent upon political $isibilit&. Politicall& $isible 3irms easil& attract public attention and become t)e potential targets o3 interested parties. ,)ese 3irms need to address $isibilit& issues in order to reduce public attention and its conseBuences. In order to do so: t)ese 3irms ma& emplo& a $ariet& o3 de$ices: suc) as a media campaign: go$ernment lobb&ing and discretionar& accounting practices to reduce reported earnings 4Katts ? Nimmerman 1-*+8. Se$eral studies pro$ide e$idence t)at $isibilit& triggers public scrutin&: 2)ic) leads to political costs and gi$es incenti$e 3or corporate responses to social: en$ironmental and political issues 4'elkaoui ? Karpik 1-+-D Friske 1--1D 'o2en /000D 'elen ? Manuel /005D 9ill!de!AlbornoM ? Illueca /0058. Firm $isibilit& comes in di33erent 3orms depending on t)e aspect t)at constitutes t)e $isibilit&. For eCample: a 3irm can be $isible in social and political aspects 4e.g. underpaid labour:

285

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

occupational )ealt) and sa3et&: monopol& po2er8 as 2ell as en$ironmentall& 4e.g. polluting: in$ol$ed in en$ironmental accidents: eCploiting natural resources8. In t)e en$ironmental disclosure literature: it is argued t)at 3irms 2ill disclose more en$ironmental in3ormation to a$oid t)e political costs t)at come 3rom en$ironmental issues 4e.g. Jue et al. 1--*D 'ae 1--+D Patten ? ,rompeter /00 8. ,)e 3ollo2ing sections describe t)e concept o3 en$ironmental $isibilit& as a subset o3 political $isibilit& and t)e 3undamental incenti$es 3or en$ironmental disclosure. -; EN!I%0N+ENTA/ !ISIBI/IT, AS AN (N'E%/,IN* +0TI!E 0% EN!I%0N+ENTA/ 'IS-/0S(%E

6n$ironmental $isibilit& is t)e relati$e eCtent to 2)ic) a 3irmOs en$ironmental c)aracteristics and actions or e$ents t)at a33ect it are; 418 likel& to attract t)e attention o3 stake)olders and 4/8 are obser$able b& t)e constituents. ,)us: t)e le$el o3 en$ironmental $isibilit& o3 a 3irm is a33ected b& its c)aracteristics 4e.g. 2)et)er it is large or pro3itable8: 2)et)er it engages in acti$ities t)at a33ect t)e en$ironment 4e.g. de3orestation or disc)arging emissions8 and its association 2it) en$ironmentall& sensiti$e e$ents 4e.g. en$ironmental incidents or en$ironmental monitoring b& a go$ernment agenc&8. ,)e term \en$ironmental $isibilit&O )as not been pre$iousl& used in researc) on en$ironmental disclosures. ,)is notion 2as used b& 'o2en 4/0008 in an en$ironmental management stud& as a trigger 3or green organisational responses. #er matriC 3or en$ironmental $isibilit& 2as eCtracted 3rom semi!structured inter$ie2s 2it) /1 senior managers in t)e 7nited Kingdom. S)e 3ound t)at: at t)e corporate le$el: en$ironmental $isibilit& can be di$ided into organisational and issue $isibilit&. ,)e 3ormer includes compan& siMe: name recognition: nationalA3inancial media co$erage: ad$ertising eCpenditure: )a$ing a prominent logo and t)e number o3 customers. ,)e latter includes en$ironmental incidents: corporate citiMens)ip reputation and )istor& o3 en$ironmental reporting. 6n$ironmental c)aracteristics o3 3a$ourable en$ironmental $isibilit& is not limited to t)e un3a$ourable o3 a 3irm 4e.g. polluting8. It ma& also be t)e result conditions. For eCample: 3irms 2it) superior per3ormance can be as $isible as t)ose 2it) poor

286

5%$ 6irms 7is(lose 8n!ironmental n9ormation ........(Susi)

en$ironmental per3ormance. Furt)ermore: 3irms t)at pre$iousl& disclosed en$ironmental in3ormation eCtensi$el& can be more $isible t)an t)ose 2)o did not. Suc) 3a$ourable c)aracteristics still re3lect 3irm en$ironmental $isibilit& and attract public attention. As suc): t)e& trigger 3irms to respond in an en$ironmentall& accepted be)a$iour. ,)e term \en$ironmental $isibilit&O is more 3ocused t)an \political pressuresO: 2)ic) is t)e term commonl& used in t)e researc) to describe t)e incenti$e 3or en$ironmental disclosure. Political pressure is o3ten identi3ied as a result o3 en$ironmentall& un3a$ourable circumstances onl& 4e.g. members)ip o3 a polluting industr&: )a$ing poor en$ironmental per3ormance or in$ol$ement in en$ironmental accidents8 4Patten 1--1D Kalden 1--*D (eu et al. 1--+D #alkos ? 6$angelinos /00/D Patten /00/aD Patten ? ,rompeter /00 D >ormier et al. /0058. In t)is stud&: t)e potential political pressures 4and t)eir associated costs8 are considered as t)e conseBuences o3 3irm en$ironmental $isibilit& in positi$e and negati$e 2a&s. It is t)e 3irmOs $isibilit&: not t)e political pressure itsel3: t)at triggers a 3irm to respond to t)e potential pressures b& disclosing en$ironmental in3ormation. 5i33erent concepts )a$e been used in ot)er studies. Some o3 t)e most common are political pressures 4Patten ? ,rompeter /00 8: 3uture regulator& costs 4'lacconiere ? Patten 1--1D Patten ? ,rompeter /00 8: public polic& pressures 4Kalden 1--*8: prosecution b& an en$ironmental aut)orit& 45eegan ? Rankin 1--"8 and eCposure to public pressure 4>ormier ? Irene /001D Patten /00/bD Patten /00/aD Patten ? ,rompeter /00 8. K)ile t)ese terms eCpress circumstances 4i.e. pressures8 3rom eCternal parties imposed against t)e 3irm: en$ironmental $isibilit& describes t)e internal attributes o3 3irms t)at create or in$ite suc) eCternal pressures. ,)ese attributes o3 en$ironmental $isibilit& are discussed in 'o2enOs 4/0008 matriC: 2)ic) 2as mentioned abo$e: and in ot)er en$ironmental disclosure studies. Some o3 t)em are consistent 2it) t)e siMe )&pot)eses in political costs t)eor& 4Katts ? Nimmerman 1-*+8. As noted earlier: en$ironmental $isibilit& can be measured b& a 3irmOs actions: e$ents and c)aracteristics t)at are associated 2it) en$ironmental issues. ,)us: en$ironmental $isibilit& ma& )a$e di33erent meanings and interpretations depending on )o2 it is measured. 'ased on its source: indicators o3 en$ironmental

287

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

$isibilit& can be broken do2n into t2o categories^internal and eCternal. Internal sources o3 en$ironmental $isibilit& include 3irm siMe: industr& t&pe: 3irm reputation and per3ormance 43inancial and market measures8. 6Cternal determinants o3 en$ironmental $isibilit& include en$ironmental per3ormance ratings: en$ironmental incidents in t)e industr& and media co$erage regarding a 3irmOs en$ironmental per3ormance.

%E E%EN-ES
A)mad: N.: #assan: S.: Mo)ammad: <.: /00 . 5eterminants o3 6n$ironmental Reporting in Mala&sia. nternational >ournal o! 4usiness 'tudies 11: "-. Akerlo3: 9.A.: 1-*0. ,)e Market 3or I.emonsI; Lualit& 7ncertaint& and t)e Market Mec)anism. &he Muarterly >ournal o! Economics +1: 1++!500. 'ae: '.!R.: 1--+. Accounting Choices !or $eporting Environmental #iabilities; ,)eir Relation 2it) Firm >)aracteristics and 6arnings Response >oe33icients. --10-+1. ,emple 7ni$ersit&.

'art): M.6.: Mc(ic)ols: M.F.: Kilson: 9.P.: 1--*. Factors In3luencing Firms__ 5isclosures about 6n$ironmental .iabilities. $evie% o! Accounting 'tudies /: 5!"1. 'elen: 9.!d.!A.: Manuel: I.: /005. 6arnings management under price regulation; 6mpirical e$idence 3rom t)e Spanis) electricit& industr&. Energy Economics /*: /*-. 'elkaoui: A.: Karpik: P.9.: 1-+-. 5eterminants o3 t)e >orporate 5ecision to 5isclose Social In3ormation. Accounting, Auditing G Accountability >ournal /. 'lacconiere: K.9.: Patten: 5.M.: 1--1. 6n$ironmental 5isclosures: Regulator& >osts: and >)anges in Firm Falue. >ournal o! Accounting and Economics 1+. 'o2en: F.6.: /000. 6n$ironmental Fisibilit&; A ,rigger o3 9reen %rganiMational Response= 4usiness 'trategy and the Environment -: -/.

288

5%$ 6irms 7is(lose 8n!ironmental n9ormation ........(Susi)

>a)an: S.: >)a$is: '.: 6lmendor3: R.: 1--*. 6arnings Management o3 >)emical Firms in Response to Political >osts From 6n$ironmental .egislation( >ournal o! Accounting, Auditing, and Finance 1/: *!"". >larkson: M.'.6.: 1--5. A Stake)older Frame2ork 3or Anal&Ming and 6$aluating >orporate Social Per3ormance. &he Academy o! =anagement $evie% /0: -/!11*. >larkson: P.: .i: J.: Ric)ardson: 9.: Fas$ari: F.: /00". Re$isiting t)e Relation 'et2een 6n$ironmental Per3ormance and 6n$ironmental 5isclosure; An 6mpirical Anal&sis In; >AAA /00" Annual >on3erence. >ormier: 5.: Irene: M.9.: /001. An eCamination o3 social and en$ironmental reporting strategies. Accounting, Auditing G Accountability >ournal 11: 5+* >ormier: 5.: Magnan: M.: Felt)o$en: '.F.: /005. 6n$ironmental 5isclosure Lualit& in .arge 9erman >ompanies; 6conomic Incenti$es: Public Pressures or Institutional >onditions= European Accounting $evie% 11: @ 5eegan: >.: /000. Financial accounting theory. Mc9ra2 #ill: S&dne&. 5eegan: >.: /00/. ,)e .egitimising 633ect o3 Social and 6n$ironmental 5isclosures ! A ,)eoretical Foundation. Accounting, Auditing G Accountability >ournal 15: /+/! 11. 5eegan: >.: Rankin: M.: 1--". 5o Australian >ompanies Report 6n$ironmental (e2s %bjecti$el&= An Anal&sis o3 6n$ironmental 5isclosures b& Firms Prosecuted Success3ull& b& t)e 6n$ironmental Protection Aut)orit&. Accounting, Auditing G Accountability >ournal -: 50. 5onaldson: ,.: Preston: ..6.: 1--5. ,)e Stake)older ,)eor& o3 t)e >orporation; >oncepts: 6$idence: and Implications. &he Academy o! =anagement $evie% /0: "5!-1. 5&e: R.A.: 1-+5. 5isclosure o3 (onproprietar& In3ormation. >ournal o! Accounting $esearch: / : 1/ !115. 6lsbac): K.: Sutton: R.: 1--/. AcBuiring organiMational legitimac& t)roug) illegitimate actions; a marriage o3 institutional and
289

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

impression management t)eories Academy o! =anagement >ournal 4pre!1-+"8 5: "--!* +. Filbeck: 9.: 9orman: R.F.: /001. ,)e Relations)ip bet2een t)e 6n$ironmental and Financial Per3ormance o3 Public 7tilities. Environmental and $esource Economics /-: 1 *. Freedman: M.: 1--0. ,)e association bet2een en$ironmental per3ormance and en$ironmental disclosure in annual reports and 10!Ks. Advances in Public nterest Accounting : 1+ ! 1- . Friske: K.A.'.: 1--1. An e.amination o! the e!!ects o! standard setting and earnings management in the oil and gas industry0 &he lesson o! 'FA' 8o( J: . P).5. ,eCas A?M 7ni$ersit&. 9ill!de!AlbornoM: '.: Illueca: M.: /005. 6arnings management under price regulation; 6mpirical e$idence 3rom t)e Spanis) electricit& industr&. 6nerg& 6conomics /*: /*-! 01. 9oodstein: <.5.: 1--1. Institutional Pressures and Strategic Responsi$eness; 6mplo&er In$ol$ement in Kork!Famil& Issues. &he Academy o! =anagement >ournal *: 50! +/. 9ra&: R.: 1--/. Accounting and en$ironmentalism; an eCploration o3 t)e c)allenge o3 gentl& accounting 3or accountabilit&: transparenc& and sustainabilit&. Accounting, 6rgani)ations and 'ociety 1*: --!1/5. 9ra&: R.: %2en: 5.: Maunders: K.: 1-++. >orporate Social Reporting; 6merging ,rends in Accountabilit& and t)e Social >ontract. Accounting, Auditing G Accountability >ournal 1. 9rossman: S.: 1-+1. ,)e in3ormational role o3 2arranties and pri$ate disclosure about product Bualit&. >ournal o! #a% and Economics /1: 1"1!1+ . 9ut)rie: <.6.: Parker: ..5.: 1-+-. >orporate social reporting; a rebuttal o3 legitimac& t)eor&. Accounting and 4usiness $esearch. -: 1 !5/. #alkos: 9.6.: 6$angelinos: K.I.: /00/. 5eterminants o3 en$ironmental management s&stems standards

290

5%$ 6irms 7is(lose 8n!ironmental n9ormation ........(Susi)

implementation; e$idence 3rom 9reek industr&. 4usiness 'trategy and the Environment 11: "0. Ingram: R.K.: FraMier: K.'.: 1-+0. 6n$ironmental Per3ormance and >orporate 5isclosure. >ournal o! Accounting $esearch 1+: "11!""/. <ensen: M.: Meckling: K.: 1-*". ,)eor& o3 t)e 3irm; Managerial 'e)a$iour: Agenc& >osts and %2ners)ip Structure. >ournal o! Financial Economics . .indblom: >.K.: 1--1. ,)e implications o3 organiMational legitimac& 3or corporate social per3ormance and disclosure. In; Critical Perspectives on Accounting Con!erence, (e2 Jork. Mat)e2s: M.R.: 1-- . 'ocially $esponsible Accounting. >)apman ? #all: .ondon. Milgrom: P.R.: 1-+1. 9ood (e2s and 'ad (e2s; Representation ,)eorems and Applications. &he 4ell >ournal o! Economics 1/: +0! -1. Mitc)ell: (.>.: 1--1. &he relationship o! certain environmental per!ormance indicators and !inancial statements . -50 0/*. >le$eland State 7ni$ersit&. Mitc)ell: R.K.: Agle: '.R.: Kood: 5.<.: 1--*. ,o2ard a t)eor& o3 stake)older identi3ication and salience; 5e3ining t)e principle o3 2)o and 2)at reall& counts. Academy o! =anagement $evie% //: +5 !+". Mitra: S.: >rumble&: 5...: /00 . 6arnings Management and Political Sensiti$it& 6n$ironments; Anot)er ,est. Petroleum Accounting and Financial =anagement >ournal //: 1. (eu: 5.: Karsame: #.: Ped2ell: K.: 1--+. Managing public impressions; en$ironmental disclosures in annual reports. Accounting, 6rgani)ations and 'ociety / : /"5!/+/. (ur)a&ati: R.: 'ro2n: A.: ,o2er: 9.: /00". A 5e$eloping >ountr&Os (atural 6n$ironment 5isclosure IndeC. In; Accounting and Finance Association o! Australia and 8e% Nealand, Kellington: (e2 Nealand.

291

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

%_5ono$an: 9.: /00/. 6n$ironmental disclosures in t)e annual report; 6Ctending t)e applicabilit& and predicti$e po2er o3 legitimac& t)eor&. Accounting, Auditing G Accountability >ournal 15: 11! *1. %_52&er: '.: /00/. Managerial perceptions o3 corporate social disclosure; An Iris) stor&. Accounting, Auditing G Accountability >ournal 15: 10"!1 ". %li$er: >.: 1--1. Strategic Responses to Institutional Processes. &he Academy o! =anagement $evie% 1": 115!1*-. Patten: 5.M.: 1--1. 6Cposure: legitimac&: and social disclosure. >ournal o! Accounting and Public Policy 10: /-*! 0+. Patten: 5.M.: 1--/. Intra!industr& en$ironmental disclosures in response to t)e Alaskan oil spill; a note on legitimac& t)eor&. Accounting, 6rgani)ations and 'ociety 1*: 1*1!5. Patten: 5.M.: /00/a. Media eCposure: Public Polic& Pressure: and 6n$ironmental 5isclosure; An 6Camination o3 t)e Impact o3 ,RI 5ata A$ailabilit&. Accounting Forum /": 15 !1*1. Patten: 5.M.: /00/b. ,)e Relation bet2een 6n$ironmental Per3ormance and 6n$ironmental 5isclosure; A Researc) (ote. Accounting, 6rgani)ations and 'ociety /*: *" !** . Patten: 5.M.: ,rompeter: 9.: /00 . >orporate responses to political costs; an eCamination o3 t)e relation bet2een en$ironmental disclosure and earnings management. >ournal o! Accounting and Public Policy //: + !-1. Roberts: >.'.: 1--1. 6n$ironmental 5isclosures; A (ote on Reporting Practices in Mainland 6urope. Accounting, Auditing and Accountability >ournal 1. Roberts: R.K.: 1--/. 5eterminants o3 >orporate Social Responsibilit& 5isclosure; an Application o3 Stake)older ,)eor&. Accounting, 6rgani)ation and 'ociety 1*: 5-5! "1/. Rockness: <.K.: 1-+5. An assessment o3 t)e relations)ip bet2een 7S corporate en$ironmental per3ormance and disclosure. >ournal o! 4usiness Finance and Accounting 1/: -!51.

292

5%$ 6irms 7is(lose 8n!ironmental n9ormation ........(Susi)

Sa$age: A.: >ataldo: A.<.: Ro2lands: <.: /000. A multi!case in$estigation o3 en$ironmental legitimation in annual reports. Advance in Environmental Accounting and =anagement 1. S)ocker: A.5.: 1-* . An Approac) to Incorporating Societal Pre3erences in 5e$eloping >orporate Action Strategies. Cali!ornia =anagement $evie% 4pre!1-+"8 15: -*. Suc)man: M.>.: 1--5. Managing .egitimac&; Strategic and Institutional Approac)es. &he Academy o! =anagement $evie% /0: 5*1!"10. ,ricker: R.I.: 1-+ . Corporate $esponsibility, nstitutional Governance and the $oles o! Accounting 'tandards . Accounting Standards Setting An International Perspecti$e: /*!11. 7llmann: A.A.: 1-+5. 5ata in Searc) o3 a ,)eor&; A >ritical 6Camination o3 t)e Relations)ips among Social Per3ormance: Social 5isclosure: and 6conomic Per3ormance o3 7. S. Firms. &he Academy o! =anagement $evie% 10: 510!55*. Ferrec)ia: R.6.: 1-+ . 5iscretionar& 5isclosure. Accounting and Economics 5: 1*-!1-1. >ournal o!

Kalden: K.5.: 1-- . An empirical investigation o! environmental disclosures analy)ing reactions to public policy and regulatory e!!ects. -1/" 5". Firginia >ommon2ealt) 7ni$ersit&. Kalden: K.5.: 1--*. 6n$ironmental 5isclosure and Public Polic& Pressure. Accounting and Public Policy 1": 1/5!151. Katts: R...: Nimmerman: <...: 1-*+. ,o2ards Positi$e ,)eor& o3 t)e 5etermination o3 accounting Standards. &he Accounting $evie% 5 : 11/!1 1. Katts: R...: Nimmerman: <...: 1-+". Positive Accounting &heory. Prentice!#all: (e2 <erse&. Kilms)urst: ,.5.: Frost: 9.R.: /000. >orporate en$ironmental reporting A test o3 legitimac& t)eor&. Accounting Auditing G Accountability >ournal 1 : 10.
293

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Juli 2009

Kiseman: <.: 1-+/. An e$aluation o3 en$ironmental disclosures made in corporate annual reports. Accounting 6rgani)ations and 'ociety *: 5 !" . Kiseman: <.K.: 1-+0. An Empirical E.amination o! the Contents and Accuracy o! Aoluntary Coporate Pollution Control Disclosures. +1011 *. ,)e 7ni$ersit& o3 (ort) >arolina at >)apel #ill. Jue: ..: 9ordon: 5.R.: 5aniel: '.,.: 1--*. >orporate disclosure o3 en$ironmental liabilit& in3ormation; ,)eor& and e$idence. Contemporary Accounting $esearch 11: 1 5.

294

S-ar putea să vă placă și