Sunteți pe pagina 1din 30

REFERAT

KELAINAN RAMBUT

Dosen Pembimbing :

dr. Heryanto Syamsudin, Sp.KK


Disusun oleh :

Nusa Purnawan Putra (08-031)

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA PERIODE 26 AGUSTUS 2013 21 SEPTEMBER 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis telah mendapatkan kesempatan, sehingga referat Kelainan Rambut ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih penulis ucapkan kepada : 1. Direktur Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti kegiatan kepaniteraan dan mempelajari ilmu penyakit Kulit dan Kelamin di RS Pelabuhan Jakarta. 2. dr. Heryanto Syamsudin, Sp.KK, dokter pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, bimbingan, motivasi, dan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam penulisan referat ini. 3. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulisan referat ini. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam referat ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut.

Jakarta, 14 September 2013 Penulis

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .. ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II KELAINAN RAMBUT . 5 II.1 Alopesia I.1.1 Alopesia Areata I.1.2 Alopesia Androgenika I.1.3 Alopesia Prematur I.1.4 Bentuk Alopesia Yang Lain I.1.5 Pseudopelade Brocq II.2 Kerontokan Rambut (Efluvium) II.2.1 Efluvium Telogen II.2.2 Efluvium Anagen II.3 Kelainan Bentuk dan Warna Rambut II.3.1 Trikoreksis Nodosa II.3.2 Monoletriks II.3.3 Trikoptilosis II.3.4 Trikolasia II.3.5 Pili Anulati II.3.6 Pili Torti II.3.7 Trikoreksis Invaginata II.3.8 Kinking Hair II.3.9 Trikonodosis II.3.10 Kanitis II.4 Kelainan Kelebatan Rambut II.4.1 Hipertrikosis II.4.2 Hirsutisme II.4.3 Hipotrikosis dan Atrikosis Kongenital 5 6 8 11 12 14 16 16 19 20 21 21 21 21 21 22 22 22 22 22 23 23 24 25

BAB III KESIMPULAN .. 26 DAFTAR PUSTAKA .. 27

iii

BAB I PENDAHULUAN
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir.1 Rambut juga merupakan satu-satunya organ dalam tubuh manusia yang mengalami kekhususan, terjadi seumur hidup, dan memiliki suatu transformasi siklik.2 Jenis rambut pada manusia secara garis besar dapat digolongkan dua jenis, yaitu:1 1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. 2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di seluruh tubuh. Selain itu, juga terdapat rambut lanugo yaitu rambut yang lembut dan halus yang terdapat pada janin, biasanya terdapat sejak sebelum kelahiran. Ada juga Intermediate Hair yang menunjukkan karakteristik dari rambut velus dan terminal.3 Mulai dari sebelah luar, penampang rambut dapat dibagi atas:1 1. Kutikula, yang terdiri atas lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan pengaruh lain dari luar. 2. Korteks, terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan. Lapisan ini yang mengandung pigmen. 3. Medulla, terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Rambut velus tidak mempunyai medulla. Pada daerah Pilosebasea dan Aparatus Apokrin, terdapat beberapa bagian yaitu:3 1. Infundibulum, daerah bagian superior hingga ke batas antara saluran sebaceous dengan folikel. 2. Isthmus, daerah tengah antara saluran sebaceous dengan tonjolan muskulus erektor pili. 3. Daerah inferior, bagian bawah dari tonjolan muskulus erector pili.

Siklus aktivitas folikel rambut Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Tidak seperti pada biri-biri folikel rambut tersebut tidak aktif secara terus menerus, tetapi bergantian mengalami masa istirahat. Fase pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan region tempat rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologi maupun patologis.1 Siklus pertumbuhan yang normal adalah sebagai berikut: 1. Masa anagen Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya antara 2-6 tahun.1 2. Masa katagen Masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu. 1 3. Masa telogen Masa istirahat dari folikel rambut.4 Masa ini dimulai dengan memendeknya sel epitel dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan terdorong keluar. 1

Gambar 1.1 Siklus Aktivitas Folikel Rambut2

Lama masa anagen adalah sekitar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam.1 Dari 100.000 rambut pada kulit kepala tersebut, 10-15% berada di fase katagen ataupun telogen tiap waktunya.5 Jumlah rambut yang rontok per hari 100 helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan ada pengurangan/kerusakan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa ratio rambut anagen terhadap telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut harus dicabut dan diperiksa untuk menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen pada wanita + 85% dan laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada wanita + 11%, sedang pada laki-laki 15%.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut: I. Keadaan fisiologik 1. Hormon Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid. Masa pertumbuhan rambut 0.35 mm/hari, lebih cepat pada wanita daripada pria. Hormone androgen dapat mempercepat pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah janggut, tetapi pada kulit kepala penderita alopesia androgenetik hormone androgen bahkan memperkecil diameter batang rambut serta memperkecil waktu pertunbuhan rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormone androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang anagen. 1 2. Metabolisme1 3. Nutrisi Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.1 4. Vaskularisasi1
3

II. Keadaan patologik 1. Peradangan sistemik atau setempat Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata (nadarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut.1 2. Obat Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan kerontokan, umumnya obat antineoplasma misalnya, bleomisin, endoksan vinkristin, dan obat antinitotik, misalnya kolkisin. Logam berat yang akan terikat pada grup sulfhidril dalam keratin antara lain talium, merkuri, dan arsen.1 Rambut manusia memiliki sedikit fungsi vestigial, yaitu: (1) mengurangi kehilangan panas melalui kulit kepala, (2) melindungi kulit kepala, wajah, dan leher dari radiasi UV matahari, dan (3) memberikan kontribusi untuk persepsi psikologis keindahan dan daya tarik. Sifat pelindung rambut tersebut dapat dengan mudah diganti dengan peranan sebuah topi.3 Meskipun terlihat bahwa sedikitnya fungsi rambut yang sangat penting pada manusia, secara psikologis sangat besar peranannya terhadap penyakit hingga sekedar kosmetik.4,6 Perubahan dari jumlah "normal" rambut sering dikaitkan dengan dampak psikologis yang mendalam. Kehilangan rambut kepala dianggap abnormal di banyak masyarakat, yang menghubungkan keboatakan dengan usia tua (androgenetic alopecia) atau gangguan kesehatan (kemoterapi). Rambut berlebih pada wajah (hirsutisme, hipertrikosis) dan ekstremitas pada perempuan sering dianggap tidak menarik. Bahkan, miliaran dolar dapat dihabiskan setiap tahunnya di negara-negara industri untuk merawat rambut dan kelainan dirasakan.3

BAB II KELAINAN RAMBUT

II.1 ALOPESIA
Alopesia merupakan kehilangan atau penipisan rambut.7 Sering disebut juga sebagai kebotakan.1 Berdasarkan daerahnya, alopesia dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Alopesia universalis: kebotakan yang mengenai seluruh rambut yang ada pada tubuh.1 2. Alopesia totalis: kebotakan yang mengenai seluruh rambut kepala. 1 3. Alopesia areata: kebotakan yang terjadi setempat-setempat dan berbatas tegas, umumnya terdapat pada kulit kepala, tetapi dapat juga mengenai daerah berambut lainnya. 1 Alopesia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan terdapatnya jaringan parut atau tidak, yakni: 1. Scarring alopecia, keadaan ini terkait dengan fibrosis, peradangan, dan hilangnya folikel rambut Kulit kepala yang halus dengan penurunan jumlah bukaan folikel biasanya dapat diamati secara klinis, namun dalam beberapa kasus perubahan hanya terlihat dalam spesimen biopsi dari daerah yang terkena dampak. Biasanya disebabkan oleh penyakit kulit primernya, seperti lichen planus, folliculitis decalvans, chroniccutaneous (discoid) lupus, atau linear scleroderma (morphea).8 2. Nonscarring alopecia, batang rambut tampak hilang, tetapi folikel rambut tetap ada. Hal ini menjelaskan sifat reversibel dari nonscarring alopecia. Biasanya disebabkan oleh telogen effluvium, androgenetic alopecia, alopecia areata, tinea capitis, dan beberapa kasus dari alopesia akibat trauma kepala.8

II.1.1 ALOPESIA AREATA DEFINISI Alopecia areata (AA) adalah hilangnya rambut lokal di daerah bulat atau oval tanpa terlihat adanya peradangan pada kulit di daerah yang ditumbuhi rambut. Predileksi utamanya adalah pada kulit kepala. Terdapat beberapa jenis, yaitu: AA totalis (AAT): total ketiadaan rambut kepala terminal; AA universalis (AAU): Kehilangan total rambut terminal pada kepala dan seluruh tubuh; Ophiasis: Ketiadaan rambut yang berpola mirip pita lebih dari pinggiran kulit kepala.3 ETIOLOGI Belum diketahui, sering dihubungkan dengan adanya infeksi fokal, kelainan endokrin dan stres emosional. Sebagian penderita menunjukkan keadaan neurotik dan trauma psikis.1 Namun, hipotesis yang paling banyak diterima bahwa alopecia areata dapat terjadi akibat peranan sel T-autoimun yang paling mungkin terjadi pada individu yang memiliki riwayat genetik.9 GEJALA KLINIS Ditandai dengan adanya bercak dengan kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut, dan bulu mata. Bercak ini berbentuk bulat atau lonjong.1 Durasi kerontokan ini bertahap selama minggu hingga beberapa bulan. Bercak tersebut bisa stabil dan sering menunjukkan pertumbuhan kembali spontan selama beberapa bulan.3 Pada tepi daerah yang botak ada rambut yang terputus, bila rambut ini dicabut terlihat bulbus atrofi. Sisa rambut terlihat seperti tanda seru. Rambut tanda seru (exclamation mark hair) adalah batang rambut yang ke arah pangkal makin halus, rambut sekitarnya tampak normal, tetapi mudah dicabut. Pada beberapa penderita kelainan menjadi progresif dengan terbentuknya bercak baru sehingga terdapat alopesia totalis.1 Ikeda membaginya menjadi 4 tipe :1 1. Tipe umum: terjadi pada umur 20-40 tahun, 6% akan berkembang menjadi alopesia totalis. 2. Tipe atipik: dimulai pada masa kanak-kanak dan 75% akan berkembang menjadi alopesia totalis.

3. Tipe prehipertesif: dimulai pada usia dewasa muda, 39% akan menjadi alopesia totalis. 4. Tipe kombinasi: dimulai setelah usia 40 tahun dan 10% akan menjadi alopesia totalis.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Gambar 2.1 Alopesia Areata; lesi soliter (atas) dan universal (kanan)3 PATOGENESIS Pada alopesia areata masa fase telogen menjadi lebih pendek diganti dengan pertumbuhan rambut anagen yang distrofik.1

Gambar 2.2 Siklus Aktivitas Folikel Rambut pada Alopesia Areata2

Berbagai faktor dianggap mempengaruhi terjadinya kelainan ini antara lain:1 a. Genetik. Alopesia areata ditemukan secara autosomal dominan pada 25% penderita. b. Imunologi. Alopesia areata merupakan penyakit autoimun. Pengaruh imunitas humoral ditunjukkan dengan pemeriksaan imunofluoresensi yang memperlihatkan adanya endapan C3, kadang-kadang ada IgG dan IgM sepanjang membrane basalis. c. Faktor lain. Keadaan atipikal dibuktikan berhubungan dengan alopesia areata. HISTOPATOLOGI Rambut kebanyakan dalam fase anagen. Folikel rambut terdapat dalam berbagai ukuran, tetapi lebih kecil dan tidak matang. Bulbus rambut di dalam dermis dan dikelilingi oleh infiltrasi limfosit.1 DIAGNOSIS BANDING Tinea kapitis, lupus eritematosus, trikotilomania, secondary syphilis ("moth-eaten" appearance in beard or scalp), traction alopecia, dan alopesia androgenika.3 PENGOBATAN Beberapa kasua dapat sembuh spontan. Penyuntikan intralesi dengan triamsinolon asetonid dapat menolong, juga aplikasi topikal dengan kortikosteroid. Dapat juga dengan penutulan fenol 95% yang dinetralisasikan dengan alkohol setiap minggu.1

II.1.2 ALOPESIA ANDROGENIKA DEFINISI Alopesia androgenika merupakan alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan genetik.10 GEJALA KLINIS Timbul pada akhir umur duapuluh atau awal umur tigapuluhan, rambut rontok secara bertahap dimulai dari bagian vertex dan frontal. Garis rambut anterior menjadi mundur dan dahi menjadi terlihat lebar. Puncak kepala menjadi botak. Beberapa varian bentuk kerontokan rambut dapat terjadi, tetapi yang tersering adalah resesi bagian frontoparietal dan vertex menjadi botak.1

Folikel membentuk rambut yang lebih halus dan berwarna lebih muda sampai akhirnya sama sekali tidak terbentuk rambut terminal. Rambut velus tetap terbentuk menggantikan rambut terminal. Bagian parietal dan oksipital menipis. Penyebabnya ialah berbagai factor herediter yang dominan dan naiknya konsentrasi androgen ekstra gonadal di kulit kepala.1 Bila pasangan suami istri sama-sama menderita, maka semua anak laki-laki dan setengah jumlah anak wanita akan mengalami hal yang sama.1 Pada wanita perjalanan penyakitnya sama, kerontokan rambut wanita temporal lebih sedikit daripada pria dan lebih banyak pada daerah vertex. Pada wanita yang demikian jangan diberikan obat kontrasepsi yang mengandung progesterone dominan. Menurut SMITH dan WELIS, male pattern alopecia dapat terjadi pada wanita homozigot dan pria heterozigot.1 Kerontokan rambut pada wanita juga terjadi secara difus mulai dari puncak kepala. Rambutnya menjadi tipis dan suram. Sering disertai rasa terbakar dan gatal. Keadaan ini berlangsung dalam jangka lama. Etiologinya dianggap sebagai kelebihan androgen, meskipun demikian umumnya kadar testosterone yang beredar tidak meninggi. Kerontokan ini disebut female pattern baldness.1

Gambar 2.3 Alopesia Androgenika pada Pria (kiri) dan Wanita (kanan)3 Hamilton membaginya menjadi 8 tipe:1 Tipe I : rambut masih penuh

Tipe II : tampak pengurangan rambut pada kedua bagian temporal; pada tipe I dan II belum terlihat alopesia Tipe III : borderline Tipe IV : pengurangan rambut daerah frontotemporal, disertai pengurangan rambut bagian midfrontal.

Tipe V : tipe IV yang menjadi lebih berat Tipe VI : seluruh kelainan menjadi satu Tipe VII : alopesia luas dibatasi pita rambut jarang Tipe VIII : alopesia frontotemporal menjadi satu dengan bagian vertex Pada wanita tidak dijumpai tipe VI sampai dengan VII, kebotakan pada wanita tampak tipis dan disebut female pattern baldness.1 Gambar 2.4 Tipe Gambaran Alopesia Androgenika pada Pria dan Wanita3

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Trikogram Pada alopesia androgenika, terjadi perubahan awal yakni berupa peningkatan persentase rambut telogen.3 Pemeriksaan Dermatopatologi Banyak terdapat folikel tahap telogen, terkait dengan penurunan ukuran dan atrofi folikel rambut.3 Pemeriksaan Hormon Pada wanita dengan rambut rontok dan bukti peningkatan androgen (ketidakteraturan menstruasi, infertilitas, hirsutisme, jerawat kistik berat, virilisasi), berguna untuk menentukan: testosteron (total dan bebas), dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS), dan prolaktin.3 DIAGNOSA BANDING Lupus eritematosus sistemik, alopesia akibat defisiensi besi, hiper/hipotiroidisme, effluvium telogen, dan alopesia areata stadium permulaan.10
10

PENATALAKSANAAN Pada tatalaksana medikamentosa, dapat dengan penggunaan rambut palsu, wig, atau toupee, ataupun dengan pembedahan, antara lain transplantasi rambut atau reduksi scalp.10 Untuk pengobatannya, dapat digunakan finasteride 1mg/hari, spironolactone dengan dosis antara 50-300 mg perhari, atau siproteron asetat dosis 2 mg dan dikombinasikan dengan 50 mg etinil estradiol selama 21 hari pada pasien wanita. Pengobatan topikal juga dapat digunakan seperti minoksidil 2-5% (derivate piperidinopirimidin), 2x sehari. Pertumbuhan rambut baru akan terlihat setelah 4-6 bulan pengobatan.10

II.1.3 ALOPESIA PREMATUR DEFINISI Alopesia prematur merupakan alopesia yang sering terjadi pada laki-laki muda pada umur duapuluhan. Sering disertai dermatitis seboroika yang berat. Umumnya prognosisnya buruk.1 ETIOLOGI Tidak diketahui. Umumnya merupakan penyakit keturunan dan hormonal, sering bergantung pada rangsangan hormone androgen. Pada sida-sida (eunuchs) tidak pernah timbul alopesia ini, bila dilakukan kastrasi sebelum atau semasa adolesens. Bila kepada mereka diberikan pengobatan dengan androgen, maka kebotakan akan timbul. Ada korelasi antara herediter, androgen, dan faktor usia. 1 PATOGENESIS Terpusat pada fase telogen yang bertambah panjang dan fase anagen yang memendek. Makin pendek fase anagen makin pendek pertumbuhan rambut. 1 PENGOBATAN Sampai saat ini tidak ada pengobatan untuk mempertahankan pertumbuhan rambut, pengobatan untuk dermatitis seboroika dapat diberikan. Transplanatasi rambut dari bagian oksipital ke bagian garis rambut anterior pernah dilakukan dan memberikan penyembuhan sementara. 1

11

II.1.4 BENTUK ALOPESIA YANG LAIN Kerontokan rambut yang sempurna maupun sebagian, dapat bervariasi dan disebabkan oleh banyak faktor.1 Alopesia liminaris (alopesia marginalis) Kerontokan rambut di sekelilinh tepi kulit kepala yang berambut. Sering pada wanita Negro yang mengikat rambutnya erat-erat atau karena alat pengering rambut yang merusak batang rambut.1 Trikotilomania Merupakan alopesia neurosis. Rambut ditarik berungkali sehingga putus. Sering pada gadis yang mengalami depresi.1 Alopesia karena faktor lisis Karena radiasi yang berlebihan (radiodermatitis kronik) atau epilepsy dengan menggunakan sinar X pada pengobatan tinea kapitis; alopesia karena tekanan, misalnya pada bayi yang berbaring pada satu sikap1 Alopesia karena sisir panas Pada wanita negro yang ingin meluruskan rambutnya.1 Alopesia karena tarikan (alopesia traksi) Pada model rambut yang memerlukan tarikan atau kebiasaan memilin-milin rambut dengan jari. Alat pengeriting dan pita rambut dapat menimbulkan alopesia.1 Alopesia perinevi Dinyatakan oleh QUIROGA dan PECORARO, alopesia areata di sekitar nevus pigmentosus di kepala.1 Alopesia sifilitika Pada sifilis stadium II dapat terjadi kerontokan rambut. Disebut sebagai alopesia difusa, bersifat difus dan tak khas, terjadi pada sifilis stadium II dini. Bentuk lain adalah alopesia aeoralis yang terjadi pada sifilis stadium II lanjut. Kerontokan terjadi setempatsetempat, tampak sebagai bercak-bercak yang ditumbuhi oleh rambut-rambut yang tipis, seolah-olah seperti digigi ngengat (moth eaten appearance). Penyebabnya adalah

12

hanya roseola atau papul, akar rambut dirusak oleh treponema, yang dapat juga terjadi pada alis mata lateral dan janggut.1 Alopesia seboroik Merupakan terminologi lama yang berarti kerontokan rambut disertai ketombe, kulit kepala yang berminyak, dan dermatitis seboroik. Pengobatan langsung terhadap dermatitis seboroik.1 Alopesia musinosa Terdapat pada kulit kepala dan daerah dagu karena perubahan musin sel epitel folikel sebasea. Sering disertai limfoma.1 Alopesia akibat radang Sering terlihat pada liken simpleks kronik, lupus eritematosus discoid, liken planus, dan kerion.1 Tinea Kapitis Sering terdapat pada anak-anak, berupa bercak alopesia yang multiple. Rambut putus tepat di atas kulit kepala. Infeksi M.canis dan M.audouini menimbulkan fluoresensi pada lampu Wood, sedang infeksi dengan T.tonsurans tidak.1 Alopesia karena kelainan endokrin Pada hipotiroid rambut menjadi kasar, kering dan jarang. Pada hipertiroid rambut menjadi sangat halus dan jarang. Rambut rontok juga terdapat pada hipoparatiroid dan diabetes melitus.1 Sering kerontokan rambut dihubungkan dengan pemakaian pil antihamil. CORMIa melaporkan lima kasus alopesia setelah pemakaian pil antihamil, terdapat male pattern alopecia selama makan pil dan effluvium telogen setelah pil dihentikan. Estrogen dapat merangsang pertumbuhan rambut, sebaliknya androgen menghambat.1 Alopesia karena obat Bentuk ini sering tampak karena penggunaan kemoterapetika pada kanker, misalnya antimetabolite (azatioprin, metotreksat), zat-zat alkil (siklofosfamid, klorambusil), dan obat penghambat mitosis, juga bahan kimia yang lain seperti talium dan asam borat.1

13

Alopesia karena stress Setelah stres emosional yang berat atau penyakit akut dapat timbul alopesia.1

Alopesia kongenital Dapat total atau sebagian. Biasanya disertai defek ektodermal lainnya, misalnya pada gigi, tulang, dan kuku. Rambut tumbuh lambat, jarang, dan berwarna muda.1

II.1.5 Pseudopelade Brocq DEFINISI Brocqs Alopecia atau Pseudopelade Brocq merupakan alopesia sikatrisata yang menjadi tahap akhir dari beberapa bentuk scarring alopecia, terutama akibat lichen planopilaris dan lupus erythematosus kutaneus kronik. Oleh karena itu, penyebab Pseudopelade Brocq terkait dengan etiologi penyakit kulit yang mendasari.9

Gambar 2.5 Alopesia Sikatrika pada Chronic Cutaneous Lupus Erythematosus3

14

Gambar 2.6 Alopesia Sikatrika: Pseudopelade Brocq akibat Lichen Planopilaris3 ETIOLOGI Belum diketahui, rupanya karena radang.1 GEJALA KLINIS Adanya kebotakan disertai kerusakan folikel rambut, sehingga tampak sebagai bercak parut multiple yang bulat, lonjong, atau tak teratur. Ukurannya nummular dan berwarna merah muda dengan permukaan yang berkilat seperti permukaan kulit bawah. Alopesia ini bersifat menetap dan progresif.1 Pada lesi individu juga dapat terlihat hipopigmentasi (gambaran porselen putih merupakan deskripsi klasik) dan sedikit tertekan (atrofi). Gambaran "footprints in the snow" mengacu pada atrofi kulit yang menyebabkan depresi ringan.9 HISTOPATOLOGI Reaksi inflamasi di sekitar folikel dan perivascular, atrofi epidermis, dan fibrosis tampak pada dermis.1 Secara histopatologi juga didapatkan gambaran burn-out alopecia.9 DIAGNOSA BANDING Penyakit ini sukar dibedakan dengan alopesia karena folikulitis supuratif, lupus eritematosus, dan skleroderma.1

15

PENGOBATAN Pada lesi Pseudopelade Brocq burn-out, pengobatan tidak perlu dan tidak mungkin. Sayangnya, kondisi tersebut dapat kembali aktif secara episodik dan tak terduga. Jika peradangan aktif hadir, pertimbangkan diagnosis alternatif, dan pemberian kortikosteroid topikal poten, seperti fluosinonida atau klobetasol.9 Infiltrasi triamsinolon asetonid 2,5 mg/ml dengan interval 6-8 minggu dapat dipertimbangkan.1

II.2 KERONTOKAN RAMBUT (EFLUVIUM)


Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang 120 helai per hari. Dapat terjadi difus atau setempat (lokal). Kelainan setempat dapat berupa unifokal atau multifokal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat terjadi kebotakan (alopesia).1 Dikaji atas adanya kerusakan dari folikel rambut (permanen) atau hanya karena gangguan pertumbuhan rambut sementara (nonpermanen), kerontokan rambut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1 1. Difus a. Efluvium telogen b. Efluvium anagen c. Alopesia androgenika pada wanita d. Kelainan batang rambut 2. Setempat (lokal) a. Karena infeksi b. Karena trauma c. Kerusakan batang rambut d. Alopesia androgenika pada pria

16

II.2.1 EFLUVIUM TELOGEN DEFINISI Efluvium telogen adalah suatu bentuk nonscarring alopecia yang terjadi secara akut maupun kronis, ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang terlalu cepat dan terlalu banyak pada folikel rambut yang normal.11 Rambut ini rontok umumnya karena adanya rangsangan yang mempercepat fase anagen menjadi fase telogen, dan biasanya memakan waktu lama sehingga mengenai 50% jumlah rambut seluruhnya. Kerontokan rambut ini disadari oleh penderita sebelum terjadi gejala kebotakan.1 ETIOLOGI Telogen effluvium merupakan proses reaktif yang disebabkan oleh stres metabolik atau hormonal atau dengan obat-obatan. Umumnya, pemulihan spontan dapat terjadi dalam waktu 6 bulan.11 Ada beberapa bantuan effluvium telogen menurut peyebabnya, yaitu sebagai berikut:1 Efluvium telogen pascapartum Biasanya ditemukan 2-5 bulan setelah melahirkan, terlihat pada sepertiga anterior kulit kepala, walaupun ada yang difus. Hitung telogen berkisar antara 24-26% dan kerontokan ini akan berlangsung 2-6 bulan kemudian. Pertumbuhan rambut yang normal akan berlangsung kembali. Efluvium telogen pascanatal Biasanya pada bayi sejak lahir berumur empat bulan dan akan tumbuh kembali pada umur 6 bulan. Alopesia yang terbentuk mengikuti distribusi male pattern alopecia hitung telogen berkisar 64-87%. Efluvium telogen psikik Kerontokan rambut secara tiba-tiba dapat terjadi setelah syok psikis/stress mental, dan menetap lama dan sering berulang. Efluvium pascafebris akut Biasanya setelah penyakit yang disertai panas yang tinggi, di atas 39C, misalnya neumonia, atau tifus, dan kerontokan terjadi 2-3 bulan setelah sakit. Hitung telogen di atas 50%. Penyebab lain effluvium telogen ialah setelah pengobatan dengan heparin dan penyakit kronik, seperti: leukimia, limfoma maligna, tuberculosis, dan malnutrisi.

17

PATOFISIOLOGI Efluvium telogen dapat terjadi pada rambut di seluruh bagian tubuh, tetapi pada umumnya, hanya kerontokan rambut kepala saja yang sering terjadi.11 Memahami patofisiologi efluvium telogen membutuhkan pengetahuan tentang siklus pertumbuhan rambut. Semua rambut memiliki fase pertumbuhan yang disebut sebagai fase anagen, dan fase istirahat atau telogen.11 Pada kulit kepala normal, 80 sampai 90% dari rambut berada dalam fase anagen, 5% pada fase catagen, dan 10 sampai 15% pada fase telogen.3 Pada kulit kepala, anagen berlangsung sekitar 3 tahun, sementara telogen berlangsung sekitar 3 bulan, meskipun dapat terjadi variasi yang luas antara individu. Selama telogen, rambut tetap istirahat di dalam folikel sampai didorong oleh pertumbuhan rambut anagen baru.11 Pada kebanyakan orang, 5-15% dari rambut di kulit kepala berada dalam telogen pada waktu tertentu. Efluvium telogen dipicu ketika stres fisiologis atau perubahan hormonal menyebabkan sejumlah besar rambut untuk masuk fase telogen pada satu waktu. Penumpahan tidak terjadi sampai rambut anagen baru mulai tumbuh. Rambut muncul membantu untuk memaksa rambut istirahat dari folikel. Bukti menunjukkan bahwa mekanisme penumpahan rambut telogen adalah proses aktif yang mungkin terjadi dengan sendirinya dari tumbuhnya rambut anagen.11 Kerontokan rambut sehari-hari yang normal dipengaruhi factor usia, seks, ras, dan faktor genetik. Kerontokan rambut normal biasanya berkisar 120 helai rambut dan pada efluvium telogen antara 120 sampai lebih dari 400. Terbentuk rambut baru dalam fase anagen yang mendorong rambut lama.1 GEJALA KLINIS Pasien biasanya datang berobat dengan keluhan peningkatan kerontokan rambut pada kulit kepala yang bisa disertai dengan berbagai tingkat penipisan rambut. Kebanyakan orang merasa cemas dan takut jika terjadi kebotakan.3 Rambut rontok terjadi secara difus pada seluruh kulit kepala dan termasuk bagian sisi dan belakang kepala. Jika rambut rontok cukup signifikan untuk menghasilkan penipisan rambut, alopesia dapat terlihat secara difus di seluruh kulit kepala. Penumbuhan yang pendek pada rambut baru yang hadir dekat dengan kulit kepala, rambut-rambut ini lebih halus daripada rambut yang lama dan memiliki ujung meruncing.3

18

Gambar 2.7 Efluvium Telogen3 PEMERIKSAAN Normal hitung telogen ialah 5 sampai 23% dan untuk mendiagnosis effluvium telogen maka hitung telogen harus di atas 25%. Perubahan histopatologik tidak ada. Folikel kebanyakan dalam fase anagen.1 PENGOBATAN Tidak ada intervensi yang dibutuhkan atau diperlukan. Pasien harus diyakinkan bahwa proses ini bagian dari siklus normal pertumbuhan rambut dan pertumbuhan kembali rambut penuh diharapkan dapat terjadi dalam banyak kasus.3

II.2.2 EFLUVIUM ANAGEN Efluvium anagen umumnya terjadi setelah pengobatan kemoterapi untuk karsinoma, misalnya antimetabolik, alkylating agents, dan obat penghambat mitosis. Bila diberikan dalam dosis tinggi akan terjadi kerontokan rambut anagen dalam 1-2 minggu.1 Efluvium anagen terjadi setelah adanya penetrasi terhadap folikel rambut yang mengganggu mitosis atau aktivitas metabolik. Rambut rontok biasanya hasil dari paparan agen kemoterapi seperti antimetabolit, alkylating agent, dan inhibitor mitosis yang digunakan untuk mengobati kanker, meskipun bukan satu-satunya jenis kemoterapi yang menginduksi rambut rontok pada pasien ini.5

19

Karakteristik pada anagen effluvium adalahditemukannya fraktur meruncing pada poros rambut. Batang rambut menyempit sebagai akibat dari kerusakan matriks. 5 Pada pemeriksaan histopatologik memperlihatkan folikel yang menipis dan berkerut sehingga rambut terpisah.1

Gambar 2.8 Efluvium Anagen3 Bila pengobatan dihentikan, maka aktivitas folikel kembali normal dalam beberapa minggu. Obat penghambat mitosis hanya menghentikan reproduksi sel matriks.1

II.3 KELAINAN BENTUK DAN WARNA RAMBUT


Kelainan bentuk rambut juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.1

Gambar 2.9 Kelainan Bentuk Rambut9


20

II.3.1 TRIKOREKSIS NODOSA Merupakan salah satu bentuk kelainan bentuk rambut, disebut juga sebagai penyakit mutiara.9 Kerusakan ini dapat terjadi karena sebab mekanis, misalnya sikat rambut yang berujung keras atau termis yaitu suhu panas kimiawi. Kelainan ini juga didapat pada orang neurosis yang sering menggosok-gosok rambut.1 Di rambut pada jarak-jarak tertentu terlihat bintik-bintik putih. Di tempat tersebut korteks rambut hancur dan terbelah, pada pemeriksaan mikroskopik terlihat seperti dua ujung sapu bersmbung. Rambut pada tempat tersebut mudah terputus.1,9 Dengan pengguntingan rambut dan menghilangkan kausanya.1 II.3.2 MONOLETRIKS Merupakan nama lain dari beaded hair ataupun moniliform hair. Kelainan ini biasanya terjadi karena pengaruh herediter dengan dominan autosomal. 1 Kelainan kongenital ini tampak pada anak berusia beberapa bulan. Pada rambut terdapat bagian yang melebar dan bagian yang lebih tipis seperti kumparan yang diselingi segmensegmen yang atrofi. Medulla pada bagian yang melebar banyak berisi udara sehingga rambut mudah patah, akibatnya kepala tertutup rambut-rambut yang pendek. Penyakit ini biasanya disertai keratosis piliaris.1,9 II.3.3 TRIKOPTILOSIS Disebut juga dengan fragilitus cianum. Pada kelainan ini ditemukan ujung-ujung rambut yang terbelah secara memanjang. Terjadi karena gangguan gizi, akibat suhu panas, bahan kimia, atau rangsang mekanis.1,9 II.3.4 TRIKOLASIA Pada keadaan ini rambut mudah patah karena zat tanduk mengalami kemunduran dalam kualitas.1 II.3.5 PILI ANULATI Kelainan ini dikenal juga sebagai ringed hair atau leukotrikia anularis. Pili anulati terjadi secara herediter.1

21

Pada pemeriksaan didapatkan rambut yang berwarna gelap dan pucat berselang-seling yang disebabkan karena reflex cahaya berbeda dari ruang berudara dalam korteks dan medulla. Pertumbuhan rambut normal.1,9 II.3.6 PILI TORTI (twisted hair) Rambut terpilin sepanjang poros panjang rambut, batang rambut dapat berputar 90, 180, dan 360 sehingga terlihat seperti spiral. Biasanya pada bayi dan anak-anak. Batang rambut terlihat menipis dan menebal berwarna pucat atau tua. Penyakit ini diturunkan secara dominan autosomal.1,9 II.3.7 TRIKOREKSIS INVAGINATA Dikenal dengan bamboo hair. Kelainan rambut yang ditandai dengan intususepsi batang rambut.1 II.3.8 KINKING HAIR Adanya kelainan rambut yang abnormal, yakni kinking (berlekuk) dan twisting (berputar) terutama pada daerah temporal dan meluas kea rah parietal dan frontal, rambut tampak seperti wol.1 II.3.9 TRIKONODOSIS Kelainan ini disebut juga dengan nama hair knots. Pada rambut, akan didapatkan simpulsimpul terutama pada rambut keriting. Diduga simpul terjadi karena gesekan kepala dengan bantal. Kelainan ini dapat dibedakan dengan trikoreksia nodosa dan pedikulosis kapitis.1,9 II.3.10 KANITIS Nama lain kelainan ini adalah gray hair, poliosis, maupun dikenal sebagai perubahan warna rambut menjadi putih (uban).1 Kanitis terjadi akibat berkurang atau menghilangnya pigmen melanin dalam korteks rambut. Terdapat penyakit yang mempercepat tumbuhnya uban, yaitu anemia pernisiosa dan penyakit Addison. Terlalu cepat tumbuhnya uban yang biasanya terjadi di sekitar umur empatpuluhan dapat merupakan kelainan herediter. Rambut kumis dan janggut biasanya berubah warna sebelum rambut dahi, badan, dan kaki. Perubahan ini ireversibel. Ada dua bentuk kanitis.1,9 1. Kanitis bawaan : timbul sejak lahir, sering hanya meliputi seikat rambut saja. Pada penderita albino dapat mengenai seluruh rambut kepala. Sering menyertai vitiligo.1
22

2. Kanitis didapat, dapat terbagi:1 a. Kanitis senilis : berubahnya warna rambut karena usia lanjut, pada usia lanjut seluruh proses biologik menurun termasuk aktivitas melanosis dalam korteks rambut. b. Kanitis prematur : perubahan warna rambut dimulai pada usia muda, sering merupakan penyakit herediter. c. Kanitis areata : perubahan rambut menjadi uban hanya pada satu daerah saja, sering menyertai alopesia areata.

II.4 KELAINAN KELEBATAN RAMBUT


II.4.1 HIPERTRIKOSIS Penambahan jumlah rambut pada tempat-tempat yang biasanya juga ditumbuhi rambut. Dapat merupakan kelainan bawaan, dapat juga karena obat-obat. Hipertrikosis setempat dapat terjadi setelah pemakaian salap kortikosteroid atau adanya tekanan setempat yang terus menerus.1

Gambar 2.10 Hipertrikosis pada Muka3

23

II.4.2 HIRSUTISME Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita dan anak-anak pada tempat yang merupakan tanda seks sekunder, misalnya: kumis, janggut, dan cambang. Dapat disebabkan oleh obat yang mengandung hormon dan kelainan endokrin.1 Androgen berperan dalam konversi rambut vellus menjadi rambut terminal pada folikel rambut yang sensitive terhadap androgen, yaitu daerah jenggot, wajah, dada, areola, linea alba, punggung bawah, bokong, perut, alat kelamin eksternal, dan paha bagian dalam. DHT, yang berasal dari konversi testosteron oleh 5-R di folikel rambut, merupakan stimulus hormonal untuk pertumbuhan rambut. 50 sampai 70% dari testosteron yang beredar pada wanita normal berasal dari prekursor, androstenedion, dan DHEA, sisanya disekresikan langsung, terutama oleh ovarium. Pada wanita hiperandrogenik, persentase androgen yang lebih besar dapat disekresikan langsung. Pada wanita, kelenjar adrenal mensekresi androstenedion, DHEA, DHEA sulfat, dan testosterone. Ovarium tersebut terutama mengeluarkan androstenedion dan testosteron.3

Gambar 2.11 Hirsutisme pada Dada Wanita3 Ferriman-Gallwey Scale memperlihatkan tingkat pertumbuhan rambut di setiap 11 daerah sensitif androgen (bibir atas, dagu, dada, punggung atas, punggung bawah, perut bagian atas, perut bagian bawah, lengan, lengan bawah, paha, kaki) dari 0 (tidak ada pertumbuhan rambut) sampai 4. Skor dari 8 dianggap hirsutisme.3

24

Penatalaksanaannya dapat berupa perawatan ksometik, yakni dengan pemutihan oleh hidrogen peroksida, atau penghapusan sementara dengan mencukur, ataupun waxing. Menghilangkan rambut secara permanen juga dapat dilakukan dengan LASER maupun elektrolisis.3 Pemberian obat antiandrogen secara sistemik dapat dipertimbangkan seperti Cyproterone Asetat (CPA) yang merupakan progsteron ampuh. Spironolactone yang merupakan diuretik antihipertensi juga dapat berperan untuk mengurangi biosintesis testosteron. Selain itu dapat juga digunakan obat cimetidine, glukokortikoid, maupun kontrasepsi oral.3

II.4.3 HIPOTRIKOSIS DAN ATRIKOSIS KONGENITAL Bayi lahir dengan rambut velus yang normal, tetapi setelah rontok ternyata rambut terminal tidak tumbuh dan tetap berupa rambut velus. Bila seluruh tubuh sama sekali tidak ditumbuhi rambut, memang tidak berbentuk folikel rambut sejak lahir.1

25

BAB III KESIMPULAN


Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Rambut juga merupakan satu-satunya organ dalam tubuh manusia yang mengalami kekhususan, terjadi seumur hidup, dan memiliki suatu transformasi siklik. Rambut manusia normal dapat diklasifikasikan menurut 3 fase siklus pertumbuhan, yaitu anagen, catagen, dan telogen. Anagen, rambut berada dalam fase tumbuh, akan memasuki fase katagen, fase transisi di mana aktivitas mitosis menurun. Fase berikutnya adalah telogen, dimana rambut berada dalam keadaan istirahat. Pertumbuhan rambut tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keadaan yang fisiologik seperti hormonal, metabolisme, nutrisi, dan vaskularisasi. Keadaan patologik juga berperan dalam pertumbuhan rambut, diantaranya peradangan sistemik atau setempat maupun pengaruh obat-obatan. Alopesia merupakan salah satu kelainan rambut yang seringkali dikenal sebagai kebotakan. Alopesia dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis utama, yaitu nonscarring alopecia yang terdapat pada alopesia areata, alopesia androgenika, maupun alopesia prematur. Jenis kedua adalah scarring alopecia, biasanya didapatkan pada Pseudopelade Brocq. Kelainan rambut yang lain adalah kerontokan rambut atau disebut dengan efluvium. Berdasarkan dari siklus aktivitas rambut yang normal, effluvium dapat bermanifestasi sebagai effluvium telogen maupun effluvium anagen. Kelainan bentuk rambut juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. Kelainan tersebut dapat berupa trikoreksis nodosa, moniletriks, trikoptilosis, trikolasia, pili anulati, pili torti, trikoreksis invaginata, kinking hair, trikonodosis, maupun kanisis. Kelainan rambut terakhir yang dapat juga terjadi adalah kelainan akibat kelebatan rambut, seperti hipertrikosis, hirsutisme, ataupun hipotrikosis dam atrikosis kongenital. Walaupun hanya terdapat sedikit fungsi rambut yang sangat penting pada manusia, namun secara psikologis sangat besar peranannya terhadap penyakit hingga sekedar kosmetik. Bahkan, miliaran dolar dapat dihabiskan setiap tahunnya di negara-negara industri untuk merawat kesehatan rambut ataupun mengobati kelainan yang dirasakan.
26

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Prof. Dr. dr. Adhi., Hamzah, dr.Mochtar., Aisah, Prof. Dr. dr. Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Soepardiman, Lily. Kelainan Rambut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal: 301-311. 2. Gilhar, A., Etzioni, A. et all. The New England Journal of Medicine. 366;16. Medical Progress: Alopecia Areata. 2012. Massachusetts Medical Society. 3. Wolff, K,. Johnson, R.A., et all. Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 5th Edition. Part IV: Skin Signs of Hair, Nail, and Mucosal Disorders. Section 29. Disorders of Hair Follicles and Related Disorders. 2007. United Sates: McGraw-Hill Companies. 4. Farrel, A., Sinclair, R., et all. Fact Fast Indispensable Guides To Clinical Practice of Disorders Hair Scalp. Anatomy and Physiology. 2000. London: Health Press. Pg. 9-10. 5. Schawrtz, Robert A., Erlston, Dirk M. Anagen Effluvium. Medscape. 2013. WebMD. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1073488-overview#showall 6. Tosti, A., Deque, E.B. Journal of Egyptian Women Dermatologic Society. Vol 7 No. 1. .Dermoscopy in Hair Disorders. 2010. 7. Ehrlich, S.D. Hair Disorders. University of Maryland Medical Center. 2013. London: A.D.A.M. Available at: http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/hair-disorders 8. Fauci, Anthony S., Kasper, Dennis L., et all. Chapter 54. Skin Manifestations of Internal Disease. Alopecia. Harrison's Internal Medicine. 17th Edition. 2008. United States: McGraw-Hill Companies. 9. J, Cafardi. The Manual of Dermatology. Hair Disorders. 2012. Springer. Pg. 15-64. 10. Sugito, Sp.KK, dr. Titi Lestari. Hakim, Sp.KK, dr. Lukman. Et all. Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Alopesia Androgenik. Jakarta: PP Perdoski. 2011. Hal. 166. 11. Hughes, E., Elston, D. et all. Telogen Effluvium. Medscape. 2013. WebMD. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1071566-overview#showall

27

S-ar putea să vă placă și