Sunteți pe pagina 1din 5

JurnalSarjanaInstitutTeknologiBandungbidangTeknikElektrodanInformatika Vol.1,No.

3Oktober2012

Pengembangan Aplikasi Mobile Pelaporan Korban Bencana Alam Pada Platform Android
Ririn Nur Widyani#1 , Dr. Tutun Juhana, ST, MT *2, Dr. Ing. Eueung Mulyana, M.Sc #3
Teknik Telekomunikasi, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganeca 10, Bandung, Indonesia
widyaniririn@gmail.com 2 tutun@stei.itb.ac.id 3 eueung@telecom.ee.itb.ac.id Abstrak Indonesia, adalah salah satu negara dengan risiko bencana alam terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan suatu metode penanggulangan bencana untuk meminimalisir jumlah korban jiwa pada setiap bencana alam yang terjadi di Indonesia. Pada penelitian ini dikembangkan suatu aplikasi mobile yang berfungsi untuk mendata kondisi para korban bencana alam pada platform android. Data ini nantinya akan dikirim ke server melalui protokol HTTP Post dalam bentuk gambar dan file XML. Bila konektivitas jaringan tidak tersedia, data akan disimpan di dalam perangkat android. Data yang masih tersimpan di dalam perangkat android dapat ditampilkan, dirubah, dan dihapus sesuai keinginan pengguna. Secara keseluruhan, aplikasi pelaporan korban bencana alam ini sudah dapat berfungsi dengan baik sesuai spesifikasi sistem yang dibutuhkan. Dengan aplikasi ini, diharapkan tim penanganan bencana mengetahui kondisi lapangan lebih jelas sehingga dapat menentukan metode perawatan medic dan metode evakuasi yang paling sesuai Kata Kunci Triase musibah massal, Aplikasi pelaporan korban bencana alam, Android.
1

pelaporan korban bencana alam pada platform android. Aplikasi ini menggunakan metode triase dalam proses pendataan korban bencana alam yang diintegrasikan dengan fitur GPS dan kamera dari perangkat android. Data ini kemudian akan dikirimkan ke server melalui jaringan wireless untuk diolah lebih lanjut. Dengan aplikasi ini, diharapkan tim penanganan bencana alam dapat memperoleh gambaran lebih jelas dan cepat mengenai situasi di lokasi bencana berupa kondisi korban, banyaknya korban, dan penyebaran korban bencana alam sehingga strategi penanganan medik dan transportasi korban dapat diputuskan secara efektif dan efisien. II. DASAR TEORI A. Triase Musibah Massal Triase adalah suatu metode yang biasa dilakukan untuk mengurutkan kondisi pasien berdasarkan keparahan cedera atau penyakit yang diderita pasien[3]. Triase musibah massal adalah metode triase yang biasa digunakan pada situasi bencana dimana jumlah korban melebihi sumber daya yang tersedia. Triase musibah massal ditujukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa dengan sumber daya yang tersedia[3]. Pada perkembangannya, triase musibah massal diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu triase primer dan triase sekunder[3]. 1. Triase Primer Triase primer adalah triase yang bertujuan untuk memisahkan korban mana yang harus segera dievakuasi untuk diberi perawatan medis dan korban mana yang tidak. Triase primer memisahkan korban menjadi 4 kategori sebagai berikut[3]: Hitam : adalah korban yang telah meninggal atau tidak mungkin diselamatkan. Merah : adalah korban yang terluka parah namum masih bisa selamat bila segera ditangani Kuning : adalah korban yang terluka dan tidak bisa berjalan namun masih sadar. Hijau : adalah korban yang masih dapat berjalan dan hanya mengalami luka/cedera ringan.

I. PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara dengan risiko bencana alam terbesar di dunia. Menurut UNISDR (The United Nations Office for Disaster Risk Reduction), Indonesia menduduki peringkat ke-1 dari 76 negara untuk negara dengan risiko tsunami terbesar, peringkat ke-1 dari 162 negara untuk negara dengan risiko banjir terbesar, dan peringkat ke-3 dari 153 negara untuk negara dengan risiko gempa bumi terbesar. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan suatu sistem penanggulangan bencana alam yang cepat, efektif, dan efisien. Salah satu metode yang biasa dilakukan dalam penanggulangan bencana alam untuk meminimalisasi jumlah korban jiwa adalah triase musibah massal.Triage atau triase adalah suatu metode penilaian awal korban untuk mengklasifikasikan korban berdasarkan kondisi cedera atau penyakit korban. Untuk kondisi khusus seperti bencana alam, dilakukan triase musibah massal yang bertujuan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa dengan sumber daya yang tersedia. Berdasarkan masalah yang disebutkan di atas, tugas akhir ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi mobile

2. Triase Sekunder Triase sekunder adalah triase yang bertujuan untuk menentukan urutan prioritas penanganan korban[3]. Untuk menentukan prioritas penanganan korban, triase sekunder menggunakan beberapa parameter seperti posisi dan jumlah luka, ada tidaknya kerusakan rongga dada, jumlah patah atau retak tulang, dibutuhkan atau tidaknya amputasi, terjadi atau tidaknya kelumpuhan, dan kondisi luka bakar. B. Sistem Operasi Android Android adalah suatu sistem operasi berbasis Linux untuk perangkat mobile yang dikembangkan oleh Google dan Open Handset Alliance yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi. Android sering disebut sebagai platform mobile pertama yang lengkap (complete platform), terbuka (open source platform), dan bebas (free platform) [5]. 1. Arsitektur Android Sistem operasi android merupakan kumpulan dari tumpukan software dengan lapisan yang berbeda, dimana setiap lapisan merupakan kumpulan dari beberapa komponen program dan menyediakan layanan berbeda dengan lapisan-lapisan lainnya. Berikut adalah keterangan dari setiap lapisan arsitektur sistem operasi android[5]: Linux Kernel : adalah lapisan paling dasar dari arsitektur android yang merupakan lapisan perantara antara hardware dan software dari sistem operasi android. Libraries : adalah lapisan yang memungkinkan perangkat android menangani beberapa tipe data yang berbeda Android Runtime: adalah lapisan yang memungkinkan sistem operasi android dijalankan menggunakan implementasi Linux Applications Frameworks : adalah lapisan dimana aplikasi dirancang dan dibuat. Applications : adalah lapisan paling atas dari sistem operasi android di mana pengguna langsung berhubungan dengan aplikasi saja. 2. Siklus Aktivitas Sistem Operasi Android Pada sistem operasi android, aktivitas aplikasinya diatur oleh suatu sistem yang biasa disebut activity stack. Ketika suatu aktivitas dijalankan, aktivitas tersebut akan berada di tumpukan paling atas dari aktivitas-aktivitas yang sudah berjalan sebelumnya. Sebuah aktivitas pada sistem operasi android memiliki empat keadaan sebagai berikut[5]: Keadaan active/running : aktivitas berjalan dan berada di posisi paling atas tumpukan aktivitas. Keadaan pause : aktivitas masih ada dan tampak oleh pengguna, namun aktivitas tidak digunakan oleh pengguna.. Keadaan stopped : aktivitas tidak lagi tampak di layar. Aktivitas masih berjalan namun sistem dapat dengan mudah menghancurkan aktivitas

Keadaan destroyed : aktivitas sudah dihancurkan dan tidak lagi berada di memory 3. XML XML atau eXtensible Markup Language adalah suatu bahasa markup yang didesain untuk melakukan pertukaran data. XML merupakan format penyimpanan data standard yang berisi suatu metadata yang memiliki penjelasan tentang data itu sendiri. Kata extensible pada XML berarti XML memungkinkan pengguna untuk menambahkan dan mendefinisikan bahasa markup sendiri. Secara umum, XML digunakan untuk mendefinisikan struktur informasi yang tersimpan. XML disimpan dalam bentuk file teks (ASCII) dan informasi didalamnya biasa dinyatakan dalam tag-tag yang dapat didefinisikan oleh pengguna. III. SKENARIO DAN PERANCANGAN SISTEM A. Metode Pengembangan Aplikasi Pada tugas akhir ini, proses pengembangan perangkat lunak yang dipilih adalah Incremental Development model. . Pada model ini, pengembangan perangkat lunak dipecah menjadi beberapa increment dimana setiap increment mewakili fungsionalitas tertentu. Pengembangan setiap increment akan menghasilkan perangkat lunak versi baru hingga akhirnya melahirkan sebuah sistem final yang dapat melakukan semua fungsi yang diharapkan[7]. Keunggulan dari metode ini adalah rendahnya kemungkinan akan adanya kegagalan proyek secara total. Proses pengembangan dengan Incremental Development model diilustrasikan pada Gambar 1.

Gambar 1 - Proses Pengembangan Incremental Development model

B. Analisis Kebutuhan 1. Skenario Secara keseluruhan, sistem pelaporan korban bencana ini terdiri dari dua bagian (sisi server dan sisi client). Sisi client melingkupi pengumpulan dan pengiriman data korban bencana alam sedangkan sisi server melingkupi pengolahan data korban bencana alam. Arsitektur sistem secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.

Mengirim data korban Mengedit data korban Menghapus data korban Menampilkan data korban

Perancangan Aplikasi
1.
Gambar 2 Arsitektur Sistem Secara Sederhana

DFD Level 0 (Context-Level Diagram)

Pada pengembangan sistem tersebut, tugas akhir ini mendapatkan bagian pengembangan sistem di sisi client. Data yang dikumpulkan pengguna di sisi client nantinya akan diubah ke bentuk file XML dan string yang mereprsentasikan gambar yang kemudian akan dikirim ke server. 2. Elemen data assesmen Elemen data yang di-assess pada aplikasi ini terdiri dari elemen data primer dan elemen data sekunder. Elemen data primer meliputi lokasi dan waktu korban ditemukan, nama, jenis kelamin, dan estimasi usia korban, klasifikasi kondisi korban, level kesadaran korban, dan kondisi pernafasan korban. Elemen data sekunder meliputi tekanan darah, posisi luka, jumlah patah tulang, kondisi pendarahan, kondisi luka bakar, dan kondisi lain. 3. Use Case Diagram Berdasarkan scenario sistem di atas, maka dapat berikut adalah aktor yang berperan dalam perangkat lunak ini:
TABEL I TABEL DAFTAR AKTOR No.
1. 2.

Gambar 4 - Context Level Diagram

Gambar 4 adalah context-level diagram untuk aplikasi yang dibuat dalam tugas akhir ini. Entitas eksternal yang terlibat dalam sistem adalah user dan server. Entitas eksternal user akan berinteraksi dengan sistem melalui user interface dari perangkat android, sedangkan entitas server akan berinteraksi dengan sistem melalui jaringan wireless. 2. DFD Level 1 (Overview Diagram)

Nama
User Server

Deskripsi
Pengguna perangkat lunak pada sisi client. Entitas yang menerima dan mengolah data korban.

Gambar 5 Overview Diagram

Gambar 3 Use-Case Diagram untuk Aplikasi

Sedangkan kebutuhan fungsionalitas perangkat lunak adalah sebagai berikut: Melakukan proses pemasukan data korban Menyimpan data korban

a. Entry Data Korban Proses ini adalah proses pemasukan informasi mengenai korban bencana alam yang dilakukan oleh user. b. Memproses Data Korban Pada proses ini, data korban yang telah dimasukan user maupun data korban yang telah tersimpan akan diproses lebih lanjut (diubah, ditampilkan, atau disimpan). Data disimpan di dalam sdcard perangkat android dalam bentuk file XML. c. Mengirim Data Korban Pada proses ini, sistem akan mengirim data korban berupa file XML ke server. Data yang berhasil terkirim akan terhapus dari sdcard perangkat android.

3.

Flow Diagram Skenario Perangkat Lunak

sehingga informasi dari file XML tersedia dalam bentuk string. Informasi berbentuk string inilah yang nantinya akan diganti bila pengguna meminta edit data korban. Setelah informasi diganti dan pengguna memilih untuk menyimpan file, informasi-informasi berbentuk string ini akan kembali disimpan dalam bentuk file XML. c. Menghapus Data Korban Menghapus data korban dilakukan dengan mengakses file di sdcard dan menghapusnya dengan perintah file.delete(). 3. Mengirim Data Korban Pada proses pengiriman data korban, terdapat tiga komponen yang dikirim perangkat android ke server. Tiga komponen tersebut adalah nama file, isi file XML, dan gambar. Ketiga komponen tersebut memiliki format string dan dikirim menggunakan protokol HTTP Post. Setelah dikirim, di server isi file XML akan disimpan dalam bentuk ekstensi .xml, sedangkan string gambar akan kembali diubah menjadi bentuk .jpg. IV. PENGUJIAN DAN EVALUASI A. Antarmuka Aplikasi 1. Halaman Pembuka Aplikasi Halaman pembuka aplikasi dapat dilihat di Gambar 6. Halaman itu berisi informasi banyaknya data yang belum terkirim dan pilihan untuk keluar, menambah data korban baru, atau melihat daftar korban yang belum terkirim.

Gambar 6 Flow Diagram Skenario Perangkat Lunak

C. Implementasi Aplikasi 1. Entry Data Korban Dalam implementasi proses entry data korban, dibuat beberapa kelas terpisah untuk setiap penambahan informasi kondisi korban. Data assessment korban bencana alam kecuali lokasi dan waktu korban ditemukan akan dimasukan secara manual oleh pengguna melalui user interface yang disediakan sistem. Lokasi dan waktu korban ditemukan akan diisi secara otomatis oleh sistem. Pengguna juga dapat mengambil foto korban dengan kamera yang tersedia di perangkat android. 2. Memproses Data Korban Pada implementasinya, memproses data korban terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut: a. Menyimpan Data Korban Seperti yang telah disebut-sebut di atas, data korban disimpan dalam bentuk file XML menggunakan XML serializer. Sebelum file dibuat, sistem akan memastikan keberadaan folder penyimpanan file. Bila folder belum tersedia, sistem akan membuat sebuah folder spesifik di sdcard. b. Menampilkan dan Mengedit Data Korban Saat aplikasi mencoba menampilkan data korban, data korban telah tersimpan dalam bentuk file XML. Karena itu, file XML akan di-parsing menggunakan DOM Parser

Gambar 7 Halaman Pembuka Aplikasi

2. Tampilan Halaman Tambah Data Korban Baru Berikut adalah tampilan rangakaian halaman penambahan data korban baru.

Gambar 8. Rangkaian Halaman Tambah Data Korban Baru (1)

Dari halaman tersebut, kita dapat memilih untuk melihat salah satu file sehingga akan muncul halaman berikut:

Gambar 11 Halaman Resume

Halaman resume ini juga muncul saat pengguna selesai memasukan data korban baru (setelah mengambil gambar). Halaman ini mengandung menu yang dapat mengedit, mengirim, menyimpan, dan menghapus data korban. Pilihan mengirim, menyimpan, dan mengapus data korban akan menampilkan kotak toast yang menunjukan status keberhasilan pengiriman, penyimpanan, dan penghapusan data korban. Pilihan mengedit data korban akan membawa pengguna ke menu pilihan data korban yang akan dihapus, lalu ke pengisian data korban, dan kembali ke halaman resume. B. Analisis Sistem Perangkat Lunak Setelah dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak, dapat dikatakan bahwa semua fungsionalitas perangkat lunak telah berjalan dengan baik. Proses pemasukan data korban yang menggunakan beberapa aktivitas berbeda berhasil dilakukan tanpa adanya data yang tertinggal. Hal ini menjunjukan bahwa proses passingdata menggunakan intent untuk beberapa aktivitas (multiactivity) telah berlangsung dengan baik. Fitur GPS yang tersedia pada perangkat lunak berhasil menangkap titik koordinat pengguna aplikasi dengan cukup responsif. Hal ini terbukti dari adanya perubahan nilai koordinat apabila perangkat android bergeser. Fitur kamera yang disediakan juga telah terintegrasi dengan baik sehingga pengguna dapat mengambil dan menyimpan gambar korban bila diinginkan. Perangkat lunak berhasil menyimpan data korban dalam bentuk file XML. Penyimpanan dilakukan dalam bentuk file XML karena sifat XML yang sederhana, terbuka, selfdescription, mendukung semua tipe data, dan universal sehingga file XML sangat mudah untuk diproses dan dimodifikasi lebih lanjut dibanding database tradisional. Bila belum tersedia, folder tempat penyimpanan file XML dan gambar akan dibuat secara otomatis. Penamaan file XML dan gambar menggunakan kode imei perangkat android dan waktu korban ditemukan juga sudah cukup unik sehingga tidak ditemukan adanya file yang bertumpuk akibat nama yang sama. Proses pengiriman data ke server juga sudah cukup mulus. Bila proses pengiriman data berhasil, file XML dan gambar

Gambar 9 Rangkaian Halaman Tambah Data Korban Baru(2)

Pada rangkaian halaman penambahan halaman baru, perlu diingat bahwa pengisian assessment sekunder dapat dilewati. Tampilan Halaman Lihat Data Korban yang Belum Terkirim Berikut adalah tampilan halaman lihat data korban yang belum terkirim: 3.

Gambar 10 Tampilan Daftar Korban yang Belum Terkirim

S-ar putea să vă placă și