Sunteți pe pagina 1din 3

Komplikasi Dari Stroke a. Hipoksia serebral Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan.

Pemberiaan oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan. Diminimalkan dengan member oksigenasi darah adekuat ke otak. b. Aliran darah serebral Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrem perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera. c. Embolisme serebral Dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari katub jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.

Patofisiologi Dari Stroke

Stroke merupakan penyakit peredaran darah otak yang diakibatkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga supplay darah ke otak berkurang. Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral dan merupakan gangguan neurologik vokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral. Stroke bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer. Penyebab utama stroke adalah Trombosis serebral (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher), aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral merupakan penyebab utama terjadinya thrombosis. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain), abnormalitas patologik pada jantung kiri seperti endokarditis, jantung reumatik, serta infeksi pulmonal adalah tempat berasalnya emboli.

Hemoragik serebral (pecahnya pembuluh darah serebral sehingga terjadi perdarahan ke dalam jaringan otak atau area sekitar), hemoragik dapat terjadi di epidural, subdural, dan intraserebral. Peningkatan tekanan darah yang terus menerus akan mengakibatkan pecahnya aneurisme, sehingga dapat terjadi perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong struktur otak dan merembas kesekitarnya bahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau ke ruang intrakranial. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan subaraknoid, sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga dapat mengakibatkan vasospasme pada arteri di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisfer otak dan sirkulus willis. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan mengecil. Daerah otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan mengalami nekrosis, karena kerja enzim-enzim maka bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk suatu rongga. Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti oleh astrosit dan kapilerkapiler baru sehingga terbentuk jalinan desekitar rongga tadi. Akhirnya rongga-rongga tersebut terisi oleh astroglia yang mengalami proliferasi. Gangguan neurologis tergantung letak dan beratnya perdarahan. Pembuluh yang mengalami gangguan biasanya arteri yang menembus otak seperti cabangcabang lentikulostriata dari arteri serebri media yang memperdarahi sebagian dari ganglia basalis dan sebagian besar kapsula interna. Timbulnya penyakit ini mendadak dan evolusinya dapat secara cepat dan konstan, berlangsung beberapa menit, beberapa jam, bahkan beberapa hari. Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher bagian belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran, dan kejang. Sembilan puluh persen menunjukkan adanya darah dalam cairan serebrospinal (bila perdarahan besar dan atau letak dekat ventrikel), dari semua pasien ini 70-75% akan meninggal dalam waktu 1-30 hari, biasanya diakibatkan karena meluasnya perdarahan sampai ke sistem ventrikel, herniasi lobus temporalis, dan penekanan mesensefalon, atau mungkin disebabkan karena perembasan darah ke pusat-pusat yang vital. Penimbunan darah yang cukup banyak (100 ml) di bagian hemisfer serebri masih dapat ditoleransi tanpa memperlihatkan gejala-gejala klinis yang nyata. Sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak sebanyak 5 ml saja sudah dapat mengakibatkan kematian. Bila perdarahan serebri akibat aneurisma yang pecah biasanya pasien masih muda, dan 20 % mempunyai lebih dari satu aneurisma.

Mekanisme Terjadinya Stroke karena Hipertensi Pada Hipertensi terjadi kerusakan atau disfungsi endotel yang merupakan pertanda aterosklerosis tersering sebelum terjadi disfungsi endotel. Disfungsi endotel menyebabkan gangguan vasomotor, pelekatan monosit, platelet, gangguan pengendalian pertumbuhan dan infiltrasi lemak yang merupakan proses aterosklerotik. HIpertensi mempunyai efek buruk pada endotel dengan terjadinya :

1. Peningkatan factor pembekuan seperti factor von Willebrand dan meningkatkan aktivitas prokoagulan dan cell surface thrombomedulin saat degenerasi fibrin glycosylat gagal menyebabkan thrombotic state. 2. Perubahan tonus pembuluh darah oleh karena penurunan prostacyclin dan NO serta meningkatnya ekspresi synthesis dan kadar plasma endothelin-1 menyebabkan terjadinya wasokonstriksi. 3. Meningkatkan produk akhir glycosylat.

(sama heri yaa tmbahannya)

Penyebab gangguan fungsi bahasa Karena perdarahan dan kemungkinan sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah pasien sudah terkena dan mempengaruhi daerah brocca motorik sehingga bahasa yang seharusnya dapat dengan mudah dimengerti menjadi lebih sulit

Sumber: patofisiologi Sylvia ..tolong ya hehe

S-ar putea să vă placă și