Sunteți pe pagina 1din 11

Laju Perambatan Retak Fatik Baja Tahan Karat Martensitik AISI 420 Setelah mengalami Post-Weld Heat Treatment

Sudarmant ! Kris "ari#ant Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Adisutjipto Abstract The objective of this research is to study fatigue crack growth rates of post weld heat treatment (PWHT) effect to the martensitic stainless steel, welded with the shielded metal arc welding ( !"W) process using the same filler metal chemical composition as base metal# The region coresponding to the base metal, heat affected $one (H"%) and weld metal were studied# The post weld heat treatment processes were included oil&'uenched, 'uenched with tempered at ())o*+,h, 'uenched with solution annealed at -.)o*+/h and 'uenched with solution annealed at -.)o*+/h continued tempered at ())o*+,h The result of microstructure observation, especialy for solution annealed with tempered heat treatment, was obtained uniform microstructure and without delta ferrite, on the other hand 'uenched with tempered heat treatment have produced tempered of martensite microstructure# 0n comparison of crack growth rates to the other heat treatment curves reveal that the fatigue life of solution annealed with tempered heat treatment increase, it has the similar crack growth rate between base metal, H"% and weld metal# The values of (n) is ,#((/1 for base metal, ,#./22 for H"% and ,#1/22 for weld metal and the values of (*) is 2#21,23&/) for base metal, ,#--213&// for H"% and ,#,,(43&/) for weld metal# Ke#$ rds % martensitik stainless steel, post weld heat treatment, microstructure, fatigu crack growth rate.

&' Latar Belakang Masalah


Fenomena yang sering timbul pada pengelasan baja tahan karat jenis martensitik merupakan permasalahan serius yang terus dipelajari dewasa ini. Akibat terkena pengaruh pemanasan pada proses pengelasan, baja jenis ini dapat menjadi keras, karena selain tahan terhadap korosi baja jenis ini juga dapat dikeraskan (hardenable), namun struktur yang dihasilkan adalah martensit sehingga perlu dilakukan perlakuan panas setelah proses pengelasan (post weld heat treatment). Suko o (!""#) meneliti pengaruh perlakuan panas temper terhadap si$at $isis dan mekanis baja tahan karat martensitik A%S% &!" akibat proses pengelasan. 'enelitian dilaukan dengan menggunakan metode las busur tebungkus atau shielded metal arc welding (SMA() menggunakan logam pengisi (filler) jenis austenitik yaitu A(S )*#!. Spesimen di+ariasikan menjadi beberapa bagian yaitu logam induk (raw material), logam las tanpa perlakuan panas, logam las denga perlakuan panas hardening (#"," o-.*" menit)

dan logam las dengan perlakuan panas hardening dilanjutkan temper (/""o-.!jam). 0asil pengujian menunjukkan terjadinya retak pada logam induk akibat perakuan panas temper, sedangkan pada logam lasan tidak terjadi perubahan struktur mikro karena si$at logam lasan tidak dapat dikeraskan (non hardenable). 1ari permasalahan tersebut , maka sangatlah penting untuk mengetahui sejauh mana proses perlakuan panas setelah pengelasan (post weld heat treatment) berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan mekanis khususnya perambatan retak $atik ( fatigue crack growth). 0ubungan antara karakteristik perambatan retak dengan konsep 2)FM ( 5inear 3lastic 6racture !echanics) pada umumnya diberikan dalam bentuk kur+a log3log (sigmoidal) da.d4 +s 5, dengan
5 6 5maks 3 5min

333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333 Tension

33(#) 0arga 5 tergantung dari jenis benda uji, untuk spesimen -TS ( *ompact pecimen) (Srawley,#78/) 9

<( !: ! * & $ ( ) 6 * (".;// : &./& 3 #*.*! : #&.8! 3 ,./ ) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3(*) ( # 3 ) !


!

56

'
#

$ ( a . ( ) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 (!)

1imana 9 ' 6 beban < 6 ketebalan spesimen ( 6 lebar spesimen

a 6 panjang retak 6 a.(

Apabils beban siklus dengan amplitudo konstan digunakan 'maks dan 'min, maka tegangan yang terjadi adalah Smaks dan Smin dengan range tegangannya adalah 9 'maks a # $( ( ) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 (&) <( ! 'min a 5min 6 # $( ( ) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 (,) <( ! 5 6 5maks 3 5min 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3(/) =asio tegangandapat dihitung sebagai berikut 9 5maks 6
=6 5maks ' min 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 (8) 5 min 'maks

5ur+a laju perambatan retak diberikan pada gambar berikut ini 9

>ambar #. 0ubungan epat rambat retak da.d4 dengan beda intensitas tegangan 5 (<roek, #7;/)

5ur+a tersebut berbentuk sigmoidal, terbagi menjadi tiga daerah utama , yaitu9 1aerah %, menunjukkan suatu harga ambang 5th di bawah harga ini tidak ada perambatan retak yang dapat diamati atau diobser+asi. 1aerah %%, menunjukkan suatu hubungan yang linier antara log (da.d4) dan log ( 5) dan oleh 'aris ditulis (<roek, #7;/) 9
da 6 -( 5 ) n 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3(;) d4

dimana harga n merupakan kemiringan dari kur+a dan - adalah koe$isien yang dapat ditentukan dengan menarik garis lurus sampai harga5 6 # Mpa(m)"., 1aerah %%%, dimana terjadi laju perambatan retak yang sangat tinggi sehingga sulit dikontrol. 1aerah ini biasanya tidak dipertimbangkan dalam peran angan konstruksi.

2' Met d l gi Penelitian


<ahan yang digunakan pada penelitian ini adalah baja tahan karat jenis martensitik standar A%S% &!" berupa pelat dengan ketebalan 8mm, bahan dipotong searah dengan arah pengerolan dengan lebar #"" mm untuk kemudian disatukan dengan proses pengelasan. 'roses pengelasan dilakukan dengan metode las busur terbungkus dengan logam pengisi (filler metal) sejenis dengan logam induk. 0asil lasan diperiksa dengan airan penetrant dan uji ultrasonik untuk diketahui adanya porositas. 5omposisi kimia logam induk, logam pengisi serta parameter pengelasan dapat dilihat pada tabel # dan tabel !. 0asil lasan kemudian di+ariasikan menjadi lima bagian untuk diberikan perlakuan panas, +ariasi perlakuan panas setelah proses pengelasan dapat dilihat pada tabel *. Tabel #. 5omposisi kimia logam induk dan logam pengisi (filler metal)
L'induk Filler ( "."/ ".#; Si ".** ".* Mn ".** ".7 (r ##.8* ##., M #./! #." )i *.8, ".8

Tabel !. 5ondisi pengelasan


Parameter Keterangan *engelasan )lektroda )&#" Jenis sambungan @3tunggal 'olaritas <alik 5e epatan #" s.d #; m.menit pengelasan?) #> 'osisi pengelasan !""oSuhu preheating #,"oSuhu interpass !.& mm 1iameter elektroda ##" A Arus !, @ 1Tegangan ?)4ilai ini diambil rata3rata karena proses pengelasan dilakukan se ara manual.

Tabel *. Jenis perlakuan panas setelah pengelasan ('(0T)


K de A B ( . / P+"T Las tan*a P+"T Las 0hardening Las 0 hardening 0tem*ering Las 0 hardening 0s luti n annealing Las0hardening 0s l'annealing0 tem*ering Suhu , (3 #"," /"" 7," 7," : /"" +aktu ,jam3 "., ! # #:! Pendinginan 3 oli (#""o-) udara udara udara

Struktur mikro die+aluasi dengan mikroskop optik yang sebelumnya spesimen dipoles dengan menggunakan ampelas nomor #"", !"", &"", /"" dan #""" dan dietsa dengan larutan aAuaregia (#04B* 9 * 0-2), si$at mekanis die+aluasi dengan uji kekerasan mikro @i kers berdasarkan standar ASTM A *8". Spesimen -TS diuji se ara dinamis pada suhu ruang laboratorium dengan memakai mesin servo& hydraulic merek ShimadCu, seperti yang digunakan pada pengujian tarik. 'ertambahan panjang retak dimonitor dengan dua buah tra+eling mi ros ope pada sisi kanan dan kiri. 'ola pembebanan menggunakan sinusoidal dengan $rekuensi berkisar antara & s.d #& 0C pada amplitudo konstan. Sedangkan rasio beban = 6 ".*, stress le+el S2 6!"D dan skala beban #" Ton.

1' "asil dan Pembahasan


0asil pengujian tarik, kekerasan, ketangguhan impak yang di apai dari hasil pengelsan dan perlakuan panas dapat dilihat pada tabel &.
Tabel &. 0asil pengujian kekerasan Pengujian Kekerasan Kg2mm2 L kasi L' Induk "A3 L' Las A !#, &;7 ,&; B &;# /"/ 8#, ( !!, !&! *&/ . #," #8; !#7 / #&; #/" !#,

Martenisit tem*er Butir karbida kr m Martensit Austenit sisa

Martenisit tem*er

Austenit sisa

L gam Induk

Martenisit tem*er

45errit

Martensit 45errite
"A3

Austenit
sisa

Austenit sisa

Austenit sisa

45errite Martensit Karbida kr m


L gam Las

Martenisit tem*er

45errite Austenit

20 m

>ambar !. 0asil pengujian struktur mikro

0asil pengamatan struktur mikro yaitu gambar ,. 'ada kondisi A, daerah 0AE terlihat $erit delta dan karbida krom dalam matrik martensit. 'ada kondisi <, daerah logam induk, 0AE dan logam las memiliki struktur yang sama yaitu martensit, hanya saja pada daerah logam las jumlah martensit lebih banyak daripada daerah 0AE. 'ada kondisi -, struktur martensit berubah menjadi martensit temper, tetapi pada daerah 0AE terlihat

adanya karbida pada batas butir austenit serta masih terdapat $erit delta. 'ada kondisi 1, di sana tampak meluasnya endapan austenit serta karbida krom pada batas butir. 'ada kondisi ) struktur mikro antara logam induk, 0AE dan logam las hampir dikatakan seragam. 1i sana tampak bahwa $erit delta tidak tampak serta adanya endapan austenit dan martensit temper.
0.013 0.012 0.011 0.01 a (m) 0.009 0.008 0.007 0.006 0.005 0.004 0 50000 100000 N (siklus) 150000
HAZ L.Las L.Induk

0.016 0.014 0.012 a (m) 0.01 0.008 0.006 0.004 0 50000 100000 150000 N (siklus)
L.Las HAZ L.Induk

a). Fuen h
0.018 0.016 0.014 a (m) 0.012 0.01 0.008 0.006 0.004 0 50000 100000 150000 200000 N (siklus)
L.Las HAZ

b). Sol. Anil


0.016 0.014 0.012 a (m) 0.01 0.008 0.006 0.004 0 50000 100000 N (siklus) 150000 200000
L.Las L.Induk HAZ

L.Induk

). Temper

d). Sol. Anil : Temper

>ambar *. 5ur+a pertambahan panjang retak terhadap jumlah siklus untuk setiap +ariasi perlakuan panas.

1.00E-05
da(d)Quench*************+*3E-10 ,3.8123 da(d)Te !.****************+*1E-10 ,3.5883 da(d)#$%.An&% ********+*6E-10 ,3.5852 da(d)#$%.An&%'Te !*+*3E-10 ,2.6618

da/dN (m/siklus)

1.00E-06

1.00E-07

Quench Te !e" #$%.An&%. #$%.An&%'Te !.

1.00E-08 1 10 K (MPa.m
0.5

100 )

>ambar &. 5ur+a laju perambatan retak terhadap perubahan $aktor intensitas tegangan pada lokasi logam induk untuk setiap jenis perlakuan panas

1.00E-05
da(d)Quench********+*3E-11 ,4.1606 da(d)Te !****************+*3E-10 ,2.6618 da(d)#$%.An&% ********+*3E-09 ,2.1398 da(d)#$%.An&%'-e !*+*3E-11 ,3.7592

da/dN (m/siklus)

1.00E-06

1.00E-07

Quench Te !e" #$%.An&% #$%An&%'Te !.

1.00E-08 1 10 K (MPa.m )
0.5

100

>ambar ,. 5ur+a laju perambatan retak terhadap perubahan $aktor intensitas tegangan pada lokasi 0AE untuk setiap jenis perlakuan panas

1.00E-05
da(d)Quench***********+*3E-12 ,5.9284 da(d)-e !**********+*2E-11 ,3.8989 da(d)#$%.An&% *******+*5E-09 ,2.8037 da(d)#$%.an&%'-e !*+*2E-10 ,2.8113

da/dN (m/siklus)

1.00E-06

1.00E-07
Quench Te !e" #$%.An&% #$%.An&%'Te !.

1.00E-08 1 10
0.5 K (MPa.m )

100

>ambar /. 5ur+a laju perambatan retak terhadap perubahan $aktor intensitas tegangan pada lokasi logam las untuk setiap jenis perlakuan panas
1.00E-05 da(d)L.Induk *+*3E-10 ,3.8123 da(d)HAZ******+*3E-11 ,4.1606 da(d)L.Las****+*3E-12 ,5.9284 1.00E-06

da/dN (m /siklus)

1.00E-07

L.Induk HAZ L.Las

1.00E-08 1 10 K (MPa.m 0.5) 100

>ambar 8.5ur+a laju perambatan retak terhadap perubahan $aktor intensitas tegangan hasil perlakuan panas 'uench untuk setiap daerah uji
1.00E-05

da/dN (m /siklus)

da(d)L.Induk *+*1E-10 ,3.5883 da(d)HAZ******+*3E-10 ,2.6618 da(d)L.Las ***+*2E-11 ,3.8989

1.00E-06

1.00E-07

L.&nduk HAZ L.Las

1.00E-08 1 10
K (MPa.m 0.5)

100

>ambar ;.5ur+a laju perambatan retak terhadap perubahan $aktor intensitas tegangan hasil perlakuan panas tempering untuk setiap daerah uji

1.00E-05 da(d)L.Induk *+*6E-10 ,3.5852 da(d)HAZ******+*3E-09 ,2.1398 da(d)Las******+*5E-09 ,2.8037 1.00E-06

da/dN (m /siklus)

1.00E-07 L.Induk HAZ L.La. 1.00E-08 1 10 K (MPa.m 0.5) 100

>ambar 7.5ur+a laju perambatan retak terhadap perubahan $aktor intensitas tegangan hasil perlakuan panas solution annealing untuk setiap daerah uji
1.00E-05 da(d)L.Induk*+*3E-10 ,2.6618 da(d)HAZ******+*5E-10 ,2.5133 da(d)L.Las****+*2E-10 ,2.8113 1.00E-06

da/dN (m /siklus)

1.00E-07

HAZ L.Las L.Induk

1.00E-08 1 10 K (MPa.m 0.5) 100

>ambar #".5ur+a laju perambatan retak terhadap perubahan $aktor intensitas tegangan hasil perlakuan panas solution annealing 7 tempering untuk setiap daerah uji Tabel ,. 0arga - dan n tiap +ariasi perlakuan panas.

6enis Perlakuan Panas S l' Anil 0 Tem*er Tem*er 7uen8h S l' Anil

L gam Induk ( n *.*;!*)3#" !.//#; #.""*8)3#" *.,;;* !.;;,8)3#" *.;#!* ,.8*78)3#" *.,;,!

"A3 ( !.77*;)3## *.*;!*)3#" *.*;!")3## *.#/!7)3"7

n !.,#** !.//#; &.#/"/ !.#*7;

L gam Las ( n !.!!/8)3#" !.;#** #.7"&*)3## *.;7;7 *.",/;)3#! ,.7!;& &./#/*)3"7 !.;"*8

4' Kesim*ulan
<erdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut9 #. 'erlakuan panas setelah pengelasan pada penelitian ini mempengaruhi perubahan struktur mikro, dimana kondisi optimum di apai dari hasil perlakuan panas solution annealing diikuti temper berupa struktur mikro yang seragam antara logam induk, 0AE dan logam las tanpa mengandung $erit delta sehingga menghasilkan permukaan patahan yang ulet. !. 'erlakuan panas 'uench meningkatkan nilai kekerasan seteleh proses pengelasan sebesar ,,D untuk logam induk, #7D 0AE dan !*D logam las. 4ilai tersebut mengalami penurunan akibat perlakuan panas temper sebesar #*D untuk logam induk, !8D 0AE dan !*D logam las, kemudian perlakuan panas solution annealing juga mengakibatkan penurunan nilai kekerasan sebesar !8D untuk logam induk, *8D 0AE dan ,,D logam las, sedangkan perlakuan panas solution annealing diikuti temper juga menurunkan nilai kekerasan sebesar #;D untuk logam induk, ,"D 0AE dan 8!D logam las, namun pada perlakuan panas ini dihasilkan nilai kekerasan yang hampir sama antara logam induk, 0AE dan logam las masing3masing sebesar &", kg.mm!, &#! kg.mm! dan &#, kg.mm!. *. 'ada uji perambatan retak $atik, perlakuan panas solution annealing diikuti tempering mampu menyeimbangkan dan menahan laju perambatan retak antara logam induk, 0AE dan logam las. Gntuk logam induk - 6*.*;!*)3#" dan n 6!.//#;, 0AE, - 6 !.77*;)3## dan n 6 !.,,#* dan logam las, - 6 !.!!/8)3#" dan n 6 !.;#**, sedangkan nilai terendah di apai oleh perlakuan panas solution anil yang mempunyai laju perambatan retak yang ter epat dimana untuk logam induk - 6 ,.8*78)3#" dan n 6 *.,;,!, 0AE - 6 *.#/!7)3"7 dan n 6 !.#*7; dan logam las - 6 &./#/*3"7 dan n 6 !.;"*8

.a5tar Pustaka
ASTM A *8",#77!,H tandard Test !ethods and 8efinitions for !echanical Testing of teel Products9, Annual <ook o$ ASTM Standards, @ol. "#."#, '.!&7 3!7& Adedayo,S.M.,Adeyemi,M.<.,#777,H3ffect of Preheat on :esidual tress 8istributions in "rc&Welded !ild teel Plates9,Journal o$ Materials )ngineering and 'er$orman e,@ol.7(#),'.83## -arry, 0.<.,#77& , I!odern Welding Technology9, 'renti e 0all, 4ew Jersey %n ., 4ew Jersey. <roek 1.,#7;/,H 3lementary 3ngineering 6racture !echanics9, Martinus 4JB0F 'ub, 1ordre ht. 1ieter, >. ), *rd edition #7;/, I!echanical !etalurgy9, 'renti e 0all %nt, 4ew Jresey. J%S E !!"#,#7;7,9 !ethod of Tensile test for metallic materials and !ethod of impact test for metallic materials9#

S-ar putea să vă placă și