Sunteți pe pagina 1din 14

APENDISITIS DEFENISI Appendisitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis dan merupakan penyebab akut abdomen yang paling

sering. ANATOMI

Figure 1. Various locations in which the tip on the appendix can be found. (From Kelly HA, Hurdon E: The Vermiform Appendix and Its Diseases. hiladelphia, !" #aunders, $%&'.( Appendik vermiformis adalah suatu tabung diameter .7 cm !erletak di puncak caecum "umen menyempit di proksimal dan melebar di distal sedangkan pada bayi berbentuk kerucut kecil dengan panjang 7-1 cm dan

!erdapat beberapa posisi dari letak appendiks promontorik retrocolic antecaecal paracaecal pelvic decendant # $% &' retrocaecal#$ 7 &'

Vaskularisasi ( a.apendicularis cabang dari a.ileocaecalis )abang dari a. mesentrica superior inervasi saraf ( - simpatis* n. torakalis 1 - parasimpatis* n. vagus #+.,'

ETIOLOGI -enyebab pasti belum diketahui namun terdapat dua faktor utama yang memicu terjadinya apendisitis yaitu ( 1' .bstruksi - benda asing #cacing' - biji-bijian #seeds' - mineral #faecolith' - jaringan lymphoid /' 0nfeksi - bakteri aerob - bakteri anaerob

PATOFISIOLOGI
- 1iperplasi folikel limfoid - 2ecolit - )acing - 4triktur - )a

3enda Asing

.bstruksi Apendiks 3endungan mucus -enekanan dinding appendiks Aliran limfe terganggu 6dema dinding App 8erangsang tunika serosa peritoneal viceral ggn perfusi A-8erangsang +ervus , 1ipersekresi gaster 8ual * muntah 9ekurangan Volume cairan +utrisi :: +yeri perut kanan bawah 0nfeksi bakteri 5 ulserasi 3erisi +anah 7angguan aliran vena -eradangan ke peritoneum setempat 7angguan aliran arteri 4uplai ./ dlm A-menurun

nyeri
APP S$P$%ATIF

APP GANG%ENOSA

omentum dan usus mengelilingi A-peritonitis

pecah
APP PE%FO%ASI

::vol cairan

APP INFILTL%AT

Stadium Cataralis (Acute Fo al A!!e"disitis# .bstruksi mukosa hipersekresi kelenjar mukosa tekanan intra lumen udem dinding mukus meningkat akibat sumbatan mukus appendiks* t. serosa* peritonium visceral aliran limfe terhambat ulkus

nyeri sekitar umbilikus

yang menumpuk media berkembangnya bakteri

Stadium Purule"t ( Acute Su!urati&e A!!e"disitis # -eradangan seluruh dinding appendiks iskemik visceral berubah menjadi nyeri lokal ' aliran vena dan arteri terhambat perangsangan peritonium lokal di atas appendiks # nyeri

Stadium Ga"gre"osa Aliran arteri terganggu nekrosis<ganggren

Stadium Per'orasi -ecahnya ganggren peritonitis

MANIFESTASI (LINIS -erjalanan penyakit apendisitis akut memiliki gejala yang sangat luas. 7ejalanya berupa gejala nyeri perut yang difus yang sering berlokasi di epigastrium atau periumbilical area yang diikuti muntah. 4etelah =-> jam nyeri berlokasi di kuadran kanan bawah. +amun lokasi nyeri berbeda untuk tiap ? tiap orang karena perbedaan letak anatomis tiap orang. 4ebelum pemeriksaan fisik dimulai* pasien harus ditanya titik area nyeri dan mengamati tekanan jari yang diperlukan untuk menimbulkan atau memperkuat sakitnya. 1asilnya tindakan ini sering memberikan bukti tegas bagi iritasi peritoneum lokalisata. Anoreksia hampir selalu ditemui pada apendisitis yaitu sekitar @A& dari pasien dan kemudian baru diikuti nyeri perut. 8ual ditemukan sekitar 7A& dari pasien* mulanya tidak bersifat terus-menerus tapi mulanya hanya satu sampai dua kali. Ada sebagian pasien sebelum nyeri perut didahului oleh obstipasi dan merasakan nyeri berkurang dengan cara buang air besar.

DIAGNOSIS Biagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis* pemeriksaan fisik* dan pemeriksaan penunjang. !anda yang dapat kita temukan pada pemeriksaan fisik adalah sikap penderita yang datang dengan posisi membungkuk dan bila berbaring kaki kanan sedikit ditekuk. 9ita akan menemukan peningkatan suhu ringan yaitu sekitar %7*A-%C*A ) . Dika lebih maka ditemukan perforasi. -asien apendisitis cenderung untuk tidur menelungkup* memegang erat sebelah kanan* setiap gerakan akan meningkatkan nyeri dan jika diminta bergerak* akan dilakukan secara perlahan-lahan. -ada inspeksi tidak ditemukan adanya gambaran spesifik* pada pemeriksaan abdomen selalu harus dilakukan dengan lembut untuk mendapat kepercayaan pasien dan memungkinkan deteksi peritoneum. -emeriksaan dari kiri ke kanan untuk menilai ridgiditas atau defans muskuler ringan. -alpasi lembut demikian tidak akan mengeksarsbasi nyeri. !ujuan palpasi abdomen untuk mementukan apakah pasien menderita iritasi peritoneum atau tidak. !anda iritasi peritonium adalah nyeri tekan lokalisataE rigiditas atau defans muskuler serta nyeri lepas. +yeri lepas merupakan tanda yang bermakna bagi dokter. 9alau disuruh batuk akan terasa nyeri diperut sebelah kanan dan penderita dapat menunjukan nyeri dari umbilicus dan pindah serta menetap pada perut sebelah kanan bawah. Ada ditemukan beberapa macam tanda diantaranya 8c3urneyFs 4ign* GovsingFs 4ign* -soas 4ign* .bturator 4ign dan 8c. 2addenFs 4ign. "etak nyeri pada apendisitis akut diproyeksikan dengan dengan titik 8c3urney* titik ini terletak pada A-/ inci dari procesus spinosus anterior pada ileum diatas garis lurus yang menghubungkan antara procesus dengan umbilicus. -ada GovsingFs 4ign nyeri pada saat palpasi pada kuadran kanan dan kiri bawah* karena terjadi penekanan oleh udara yang menunjukan adanya iritasi peritoneal. 9etahanan otot pada saat palpasi sering dihubungkan dengan tingkat keparahan proses radang. !anda psoas dilakukan dengan cara penderita berbaring* paha difleksikan akan terasa nyeri karena otot psoas berkontak dengan peritoneum dekat apendiks. -ada obturator sign* saat paha difleksikan dan diendorotasikan pasien akan merasa nyeri karena iritasi pada otot obturator interna. 8c. 2aden 4ign dilakukan dengan cara apendiks posisis pelvis bisa merangsang kandung kencing* sering pada anak ?anak terjadi miksi setelah nyeri.

Biagnosis klinis apendisitis akut masih bisa salah 1A&-/ & walaupun telah dilakukan pemeriksaan dilakukan dengan teliti dam cermat. Angka ini tinggi untuk pasien perempuan dibanding laki-laki. 1al ini disebabkan perempuan yang masih muda sering memiliki gejala yang mirip apendisitis akut. 9eluhan itu biasanya berasal dari genetalia internal oleh karena ovulasi* radang perlvis dan lain-lain. Hntuk lebih memudahkan diagnosis klinis apendisitis* para klinisi telah berhasil mengembangkan berbagai metode diagnosis. 4alah satunya adalah dengan menggunakan skor alvarado* berikut adalah skor alvarado( 7ejala +yeri yang menjalar dari periumbilicus ke perut kanan bawah Anoreksia 8ual<8untah +yeri !ekan 9uadran 9anan 3awah +yeri "epas 9enaikan suhu #%C*A ) ' "eukositosis 4hift to the left !otal 4kor 1 1 1 / 1 1 / 1 1

Bari tabel di atas kemudian dapat ditarik kesimpulan dengan menjumlah setiap skor* kemudian kemungkinan diagnosis apendisitis adalah berdasarkan pembagian interval nilai yang diperoleh tersebut.

1.

4kor IC ( 3erkemungkinan besar menderita apendisitis. -asien ini dapat langsung diambil tindakan pembedahan tanpa pemeriksaan lebih lanjut. 9emudian perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan patologi anatomi.

/. 4kor /-C ( !ingkat kemungkinan sedang untuk terjadinya apendisitis. -asien

ini sbaiknya dikerjakan pemeriksaan penunjang seperti foto polos abdomen ataupun )! scan.

%.

4kor :/ ( 9ecil kemungkinan pasien ini menderita apendisitis. -asien ini tidak perlu untuk di evaluasi lebih lanjut dan pasien dapat dipulangkan dengan catatan tetap dilakukan follo) up pada pasien ini.

-emeriksaan penunjang ( 1. -emeriksaan leukosit. 3isa terjadi leukositosis # leukosit I 1 . <mmJ ' /. 2oto polos abdomen. 2oto polos bisa memperlihatkan densitas jaringan lunak dalam kuadran kanan bawah* bayangan psoas kanan abnormal* gas dalam lumen apendiks dan ileus lebih menonjol. %. H47 Abdomen.

FIGURE 2. Ultrasonogram showing longitudinal section (arrows) of inflamed appendix.

=. )! 4can Abdomen.

FIGURE 3. Computed tomographic scan showing cross-section of inflamed appendix (A) with appendicolith (a).

FIGURE 4. Computed tomographic scan showing enlarged and inflamed appendix (A) extending from the cecum (C).

DIAGNOSIS )ANDING ; ; ; ; ; ; ; ; ; "imphadenitis ileocaecal -erforasi ulkus peptikum 6nteritis 9olesistesis 4istisis Biverticulitis 96! 0leitis terminal !umor caecum

; ; ; ; ;

-ankreatitis Adneksitis 6ndometriosis 3atu ureter H!0

PENATALA(SANAAN 1. 8edikamentosa !erapi ini diberikan pada pasien dengan appendisitis akut non perforasi. Ampicilin A mg dan asam klavulanat A mg dapat digunakan selama A hari. -emberian antibiotik 0V seperti ceftriaxone 1 gr sebelum operasi bertujuan mengurangi infeksi pada appendisitis akut dengan perforasi. -emberian dilanjutkan setelah operasi sampai pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil yang normal. /. .peratif a. Appendiktomi )ito # appendicitis perforasi ' b. Appendiktomi elektif # appendisitis kronik ' c. 9onservatif kemudian operasi elektif # appendisitis infiltrat ' !erapi konservatif ( 3ed rest dengan posisi 2owler Biet cair Antibiotik # ceftriaxone 1 gr ' 8onitor tanda-tanda peritonitis 4etelah pasien tenang # =-> minggu ' dilakukan appendiktomi !eknik .perasi 1. 0nsisi !ransversa # Gockey-Bavis ' /. 0nsisi .bliKue # 8c. 3urney ' %. "aparoscopy 9omplikasi .perasi

Burante .perasi( perdarahan intra peritoneal* dinding perut* robekan sekum atau usus lain. -asca bedah dini( perdarahan* infeksi* hematom* paralitik ileus* peritonitis* fistel usus* abses intraperitoneal. -asca bedah lanjut ( .bstruksi usus jeratan* hernia sikatrikalis. 8ortalitas *1 & jika apendiks tidak perforasi 1A& jika telah terjadi perforasi -erawatan pasca 3edah -ada hari operasi penderita diberi infus menurut kebutuhan sehari kurang lebih / sampai % liter cairan Ginger laktat dan dekstrosa. -ada apendisitis tanpa perforasi ( Antibiotika diberikan hanya 1 x /= jam. -ada apendisitis dengan -erforasi ( Antibiotika diberikan hingga jika gejala klinis infeksi reda dan laboratorium normal. #sesuai 9ultur kuman'. 8obilisasi secepatnya setelah penderita sadar dengan menggerakkan kaki* miring kekiri dan kanan bergantian dan duduk. -enderita boleh jalan pada hari pertama pasca bedah. -emberian makanan peroral dimulai dengan memberi minum sedikitsedikit #A cc' tiap jam apabila sudah ada aktivitas usus yaitu adanya flatus dan bising usus. 3ilamana dengan pemberian minum bebas penderita tidak kembung maka pemberian makanan peroral dimulai. Dahitan diangkat pada hari kelima sampai hari ketujuh pasca bedah. 2ollow-Hp 9ondisi luka* kondisi abdomen* serta kondisi klinis penderita secara keseluruhan.

(om!li asi A!!e"disitis 9omplikasi yang sering ditemukan adalah infeksi* perforasi* abses intra

abdominal<pelvis* sepsis* syok. -erforasi yang ditemukan baik perforasi bebas maupun

perforasi pada apendiks yang telah mengalami pendindingan* sehingga membentuk massa yang terdiri dari kumpulan apendiks* sekum dan usus. Prog"osis 3ila ditangani dengan baik* prognosis apendisitis adalah baik. 4ecara umum angka kematian pasien apendisitis akut adalah */- *C &* yang lebih berhubungan dengan komplikasi penyakitnya daripada akibat intervensi tindakan.

DAFTA% P$STA(A 1. 4cwatrLFs manual of surgery* edited by )harles 3runicardi* Bana 9. Andersen* et all. !he 8c. 7raw ? 1ill )ompanies. / > % /. )urrent 4urgical Biagnosis and !reatment* edited by "awrence M. May and 7erard 8. Boherty. !he 8c. 7raw ? 1ill )ompanies. / kedokteran 67)* Dakarta. / A %. G. 4yamsu 1idayat* wim de jong. 3uku Ajar 0lmu 3edah* 6B /. -enerbit buku =. 4chwartL 0 4amuor ( Appendicitis 0n -rinciples of 4urgery 7th. +ew Nork. 8c7raw-1ill )ompanies.1@@@* pp11@1-1//A A. 4jamsuhidajat G* de Dong M. Apendiks Vermiformis. Balam( 3uku Ajar 0lmu 3edah. >. "awrence 0nternational 6disi revisi. Dakarta( 67). / A. M May* 7erard 8 Boherty. )urrent Biagnosis 5 !reatment 6dition eds 11* Asia.8c7raw-1ill pp>>C-7/ Biakses dari / 7.

7. )raig 4andy* "ober Milliams. Appendicitis* Acute. www.emedicine.com* tanggal /% Agusuts

APPENDISITIS

Ole*

Nur A"isa* Amra" Dia" %osa"ti (*alid

+,1-+1.+,1-++//

P%ECEPTO% Dr. 0irsma Arie'1 S!. ) ((# O"

)AGIAN ILM$ )EDA2 %$MA2 SA(IT $M$M D%. M. D3AMIL PADANG FA($LTAS (EDO(TE%AN $NI4E%SITAS ANDALAS PADANG -++5

S-ar putea să vă placă și