Sunteți pe pagina 1din 18

BAB I PENDAHULUAN Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA) masih terus menjadi masalah kesehatan yang utama

meskipun kemajuan dalam identifikasi baik agen-agen penyebab baru ataupun lama sangat pesat, dan kemampuan obat-obat antimikroba telah banyak ditingkatkan Selain itu masih banyak terdapat kontro!ersi berkenaan dengan pendekatan diagnosti" dan pilihan pengobatan ISNBA dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, tersering adalah dalam bentuk pneumonia #neumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (al!eoli) $uga bisa didefinisikan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang men"akup bronkiolus respiratorius, dan al!eoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat %an menimbulkan angka kesakitan yang tinggi, dengan gejala-gejala batuk, demam, dan sesak nafas Se"ara klinis pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, !irus, jamur, parasit, dan lain-lain) Se"ara anatomis pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai pneumonia lobaris, pneumonia segmentalis, dan pneumonia lobularis yang dikenal sebagai bronkopneumonia dan biasanya mengenai paru bagian bawah Selain itu pneumonia dapat juga dibedakan berdasarkan tempat dapatannya, yaitu pneumonia komunitas dan pneumonia rumah sakit

BAB II PNEUMONIA 2.1. DEFINISI #neunomia adalah peradangan alat parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang men"akup bronkiolus respiratorius dan al!eoli, yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri !irus,jamur,proto&oa) 2.2. INSIDENSI Sekitar '() dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat (pneumonia komunitas*#+) atau di dalam rumah sakit (pneumonia nosokomial*#N) #neumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar ,--.() %i AS pneumonia men"apai ,/) dari semua penyakit infeksi pada anak dibawah . tahun Berdasarkan hasil penelitian insiden pada pneumonia didapat 0 kasus dari ,(( anak prasekolah, . kasus dari ,(( anak umur --1 tahun,dan , kasus ditemukan dari ,(( anak umur 1-,- tahun 2NI345 memperkirakan bahwa / juta anak di dunia meninggal karena penyakit pneumonia setiap tahun 6eskipun penyakit ini lebih banyak ditemukan pada daerah berkembang akan tetapi di Negara majupun ditemukan kasus yang "ukup signifikan Berdasarkan umur, pneumonia dapat menyerang siapa saja 6eskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak #ada berbagai usia penyebabnya "endrung berbeda-beda, dan dapat menjadi pedoman dalam memberikan terapi 2.3 EPIDEMIOLOGI #neumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran napas yang terbanyak di dapatkan dan sering merupakan penyebab kematian hampir di seluruh dunia %i Inggris pneumonia menyebabkan kematian ,( kali lebih banyak dari pada penyakit infeksi lain, sedangkan di AS merupakan penyebab kematian urutan ke ,%i Indonesia berdasarkan hasil 7iset +esehatan %asar (7iskesdas) tahun .((8, menunjukkan9 pre!alensi nasional IS#A: .-,-) (,; pro!insi di atas angka nasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada Bayi: . . ), Balita: /), angka kematian (mortalitas) pada bayi ./,'), dan Balita ,-,-)
2

#neumonia pada dapat terjadi pada orang tanpa kelainan imunitas yang jelas Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh 5rekuensi relati!e terhadap mikroorganisme petogen paru ber!ariasi menurut lingkungan ketika infeksi tersebut didapat 6isalnya lingkungan masyarakat, panti perawatan, ataupun rumah sakit Selain itu fa"tor iklim dan letak geografik mempengaruhi peningkatan frekuensi infeksi penyakit ini 2.4 ETIOLOGI #neumonia dapat disebabkan oleh berbagai ma"am mikroorganisme yaitu bakteri, !irus, jamur, proto&oa, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri #enyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Strepto"o""us pneumonia yang menyebabkan pneumonia streptokokus Bakteri staphylo"o""us aureus dan strepto"o""us aeruginosa #neumonia lainnya disebabkan oleh !irus, misalnya influen&a #neumonia lobaris adalah peradangan jaringan akut yang berat yang disebabkan oleh pneumo"o""us Nama ini menunjukkan bahwa hanya satu lobus paru yang terkena Ada berma"am-ma"am pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lain, misalnya bronkopneumonia yang penyebabnya sering haemophylus influen&a dan pneumo"o""us

2.5 ANATOMI PARU-PARU #aru-paru merupakan organ yang elasti", berbentuk keru"ut, dan letaknya berada di dalam rongga dada atau thora< +edua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum sentral
3

yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar Setiap paru-paru mempunyai apeks (bagian atas paru-paru) dan basis #aru-paru kanan lebih besar dari pada paru-paru kiri #aru-paru kanan dibagi menjadi / lobus yaitu lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior #aru-paru kanan terbagi lagi atas ,( segmen yaitu pada lobus superior terdiri atas / segmen yakni segmen pertama adalah segmen api"al, segmen kedua adalah segmen posterior, dan segmen ketiga adalah segmen anterior #ada lobus medius terdiri atas . segmen yakni segmen keempat adalah segmen lateral, dan segmen kelima adalah segmen medial #ada lobus inferior terdiri atas - segmen yakni segmen keenam adalam segmen api"al, segmen ketujuh adalah segmen mediobasal, segmen kedelapan adalah segmen anteriobasal, segmen kesembilan adalah segmen laterobasal, dan segmen kesepuluh adalah segmen posteriobasal

#aru-paru kiri terbagi atas dua lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior #aru-paru kiri terdiri dari ' segmen yaitu pada lobus superior terdiri dari segmen pertama adalah

segmen apikoposterior, segmen kedua adalah segmen anterior, segmen ketiga adalah segmen superior, segmen keempat adalah segmen inferior #ada lobus inferior terdiri dari segmen kelima segmen api"al atau segmen superior, segmen keenam adalah segmen mediobasal atau kardiak, segmen ketujuh adalah segmen anterobasal dan segmen kedelapan adalah segmen posterobasal 2.6 PATOFISIOLOGI #neumonia yang dipi"u oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut #e"andu al"ohol, pasien pas"a operasi, orang-orang dengan gangguan penyakit pernapasan, sedang terinfeksi !irus atau menurun kekebalan tubuhnya , adalah yang paling berisiko Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat #ada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan "epat berkembang biak dan merusak organ paruparu +erusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu Selain itu, toksintoksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat se"ara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa "ara mikroorganisme men"apai permukaan: , . / 0 Inokulasi langsung #enyebaran melalui pembuluh darah Inhalasi bahan aerosol +olonisasi dipermukaan mukosa

%ari keempat "ara tersebut diatas yang terbanyak adalah "ara +olonisasi Se"ara inhalasi terjadi pada infeksi !irus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur +ebanyakan bakteri dengan ukuran (,- = .,( nm melalui udara dapat men"apai bronkus terminal atau al!eoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian ke"il sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (-()) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse)
5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam al!eoli menyebabkan reaksi radang berupa edema seluruh al!eoli disusul dengan infiltrasi sel-sel #6N dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi #neumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling men"olok $ika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paruparu kiri) menjadi terisi "airan %ari jaringan paru-paru, infeksi dengan "epat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia >erdapat empat stadium anatomi" dari pneumonia terbagi atas:
1.

Stadium kongesti (0 = ,. jam pertama %isebut hiperemia, menga"u pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi ?al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi ?iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediatormediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan "edera jaringan 6ediator-mediator tersebut men"akup histamin dan prostaglandin %egranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen +omplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos !askuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru ?al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan al!eolus #enimbunan "airan di antara kapiler dan al!eolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin

Stadium hepatisasi merah (0' jam selanjutnya) >erjadi sewaktu al!eolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan @obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan "airan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara al!eoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 0' jam

Stadium hepatisasi kelabu (konsolidasi)

>erjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi #ada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang "edera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel #ada stadium ini eritrosit di al!eoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pu"at kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti 0 Stadium akhir (resolusi) 4ksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga al!eoli di"erna se"ara en&imatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk #arenkim paru kembali menjadi penuh dengan "airan dan basah sampai pulih men"apai keadaan normal 2.7. KLASFIKASI A Berdasarkan klinis dan epidemiologi , . / 0 #neumonia komuniti (3ommunity-a"Auired pneumoniaB 3A#) #enumonia nosokomial (?ospital-a"Auired #neumoniaB ?A#) #neumonia pada penderita immuno"ompromised ?ost #neumonia aspirasi

B Berdasarkan lokasi infeksi 1. Pneumonia lobaris Sering disebabkan aspirasi benda asing atau oleh infeksi bakteri (Staphylo"o""us), jarang pada bayi dan orang tua #neumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda asing atau proses keganasan #ada gambaran radiologis, terlihat gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen*lobus atau ber"ak yang mengikutsertakan al!eoli yang tersebar Air bron"hogram adalah udara yang terdapat pada per"abangan bron"hus, yang dikelilingi oleh bayangan opak rongga udara +etika terlihat adanya bron"hogram, hal ini bersifat diagnostik untuk pneumonia lobaris*

2. Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis) Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk ber"ak-ber"ak
7

konsolidasi di lobulus yang bersebelahan #enyakit ini seringnya bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh #ada bayi dan orang-orang yang lemah, #neumonia dapat mun"ul sebagai infeksi primer 3. Pneumonia interstisial >erutama pada jaringan penyangga, yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil #eradangan dapat ditemumkan pada infeksi !irus dan my"oplasma >erjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial 7adiologis berupa bayangan udara pada al!eolus masih terlihat, diliputi perselubungan yang tidak merata 2.8 DIAGNOSIS #enegakan diagnosis pneumonia dapat dilakukan melalui: 2.8.1 Gam a!a" K#$"$% Cejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis pneumonia Cejala-gejala meliputi: , . / 0 %emam dan menggigil akibat proses peradangan Batuk yang sering produktif dan purulen Sputum berwarna merah karat atau kehijauan dengan bau khas 7asa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius Cambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil, suhu tubuh kadangkadang melebihi 0(D 3, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi $uga disertai batuk, dengan sputum mukoid atau purulen, kadang-kadang berdarah #ada pemeriksaan fisik dada terlihat bagiam yang sakit tertinggal waktu bernafas , pada palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronko!esikuler sampai bron"hial yang kadang-kadang melemah 6ungkin disertai ronkhi halus, yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar pada stadium resolusi 2.8.2 P&m&!$'%aa" La (!a)(!$*m #ada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya E,( (((*ul kadang-kadang men"apai /( (((*ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan @4% 2ntuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan
8

pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi +ultur darah dapat positif pada .(-.-) penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik 2.8.3 Gam a!a" Ra+$(#(,$% Cambaran 7adiologis pada foto thora< pada penyakit pneumonia antara lain:

#erselubungan homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus atau segment paru se"ara anantomis Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas Folume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru menge"il >idak tampak de!iasi tra"hea*septum*fissure* seperti pada atelektasis Silhouette sign (G) : bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru 9 batas lesi dengan jantung hilang, berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phreni"o"ostalis yang paling akhir terkena #ada permulaan sering masih terlihat !askuler #ada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign (terperangkapnya udara pada bronkus karena tiadanya pertukaran udara pada al!eolus) 5oto thora< saja tidak dapat se"ara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya penyebab pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus 1.P"&*m("$a L( a!$% Foto hora!

>ampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen*lobus (lobus kanan bawah #A maupun lateral)) atau ber"ak yang mengikutsertakan al!eoli yang tersebar Air bron"hogram biasanya ditemukan pada pneumonia jenis ini

10

" Scan

?asil 3> dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer 2. B!("-.(/"&*m("$a 0P"&*m("$a L( *#a!$%1 Foto hora!

6erupakan #neumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk ber"ak konsolidasi dalam lobus #ada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus bawah kiri " Scan
11

>ampak gambaran opak*hiperdens pada lobus tengah kanan, namun tidak menjalar sampai perifer 3. P"&*m("$a I")&!%)$%$a# Foto hora!

>erjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial prebronkial 7adiologis berupa bayangan udara pada al!eolus masih terlihat, diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
12

" Scan

Cambaran 3> S"an pneumonia interstitiak pada seorang pria berusia ,1 tahun (A) 6enunjukan area konsolidasi di per"abangan peribronko!askuler yang irreguler (B) 3> S"an pada hasil follow up selama . tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah) 2.8.4 P&m&!$'%aa" Ba')&!$(#(,$% Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal*transtrakeal, torakosintesis, bronkoskopi, atau biopsi +uman yang predominan pada sputum disertai #6N yang kemungkinan penyebab infeksi 2.2 PENATALAKSANAAN %alam mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat dirawat dirumah P&"+&!$)a 3a", )$+a' +$!a4a) +$ RS ,) Istirahat ditempat tidur, bila panas tinggi di kompres .) 6inum banyak /) Hbat-obat penurunan panas, mukolitik, ekspektoran 0) Antibiotika P&"+&!$)a 3a", +$!a4a) +$ R*ma. Sa'$), penanganannya di bagi . : Penatalaksanaan Umum

#emberian Hksigen #emasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit


13

6ukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan pembersihan jalan nafas Hbat penurunan panas hanya diberikan bila suhu E 0((3, takikardi atau kelainan jantung Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti nyeri Pengobatan Kausal %alam pemberian antibiotika pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan 6H(6ikroorganisme) dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi beberapa hal perlu diperhatikan:

#enyakit yang disertai panas tinggi untuk penyelamatan nyawa dipertimbangkan pemberian antibiotika walaupun kuman belum dapat diisolasi +uman pathogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab sakit, oleh karena itu diputuskan pemberian antibiotika se"ara empiri" #ewarnaan gram sebaiknya dilakukan

#erlu diketahui riwayat antibiotika sebelumnya pada penderita #engobatan awal biasanya adalah antibioti", yang "ukup manjur mengatasi pneumonia oleh bakteri , mikroplasma, dan beberapa kasus ri"ketsia +ebanyakan pasien juga bisa diobati di rumah Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah #ada pasien yang berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk mengembalikan kondisi tubuh Namun, mereka yang sudah sembuh dari pneumonia mikroplasma akan letih lesu dalam waktu yang panjang

Ka)&,(!$

K&)&!a",a"

K*ma" P&"3& a

O a) P$#$.a" I

O a) P$#$.a" II

14

Ka)&,(!$ I

2sia penderita

-S pneumonia -6 pneumonia -3 pneumonia -? influen&ae -@egionale sp -S aureus -6,tuber"ulosis -Batang Cram (-)

+laritromisin .<.-( mg -A&itromisin ,<-((mg 7ositromisin .<,-( mg atau ,</(( mg

Siprofloksasin .<-((mg atau Hfloksasin .<0((mg @e!ofloksasin ,<-((mg atau 6o<iflo<a"in ,<0((mg -%oksisiklin .<,((mg

I ;- tahun -#enyakit #enyerta (-) -%apat berobat jalan

Ka)&,(!$

-2sia penderita E ;- -S pneumonia tahun - #eny #enyerta (G) -%apat berobat jalan Firus ? influen&ae Batang gram (-) Aerob S aures 6 "atarrhalis @egionalle sp -

- Sepalospporin generasi . ->rimetroprim G+otrimoksa&ol -Betalaktam

-6akrolid -@e!ofloksasin -Catifloksasin -6o<yfloksasin

II

Ka)&,(!$

-#neumonia berat - #erlu dirawat di 7S,tapi tidak perlu di I32

-S pneumoniae -? influen&ae -#olimikroba termasuk Aerob -Batang Cram (-) -@egionalla sp S aureus Firus 3 pneumoniae 6 pneumoniae

III

Sefalosporin Cenerasi . atau / - Betalaktam G #enghambat Beta laktamaseGmakroli d

-#iperasilin G ta&obaktam -Sulferason

Ka)&,(!$

-#neumonia berat -#erlu dirawat di I32

-S pneumonia -@egionella sp -Batang Cram (-) aerob -6 pneumonia Firus ? influen&ae 6 tuber"ulosis $amur endemi"

I5

Sefalosporin generasi / (anti pseudomonas) G makrolid Sefalosporin generasi 0 Sefalosporin generasi / G kuinolon

-3arbapenem* meropenem -Fankomi"in -@inesolid ->eikoplanin

2.16 DIAGNOSIS BANDING %ifferential %iagnosis dari penyakit pneumonia adalah sebagai berikut:

15

A T* &!-*#(%$% Pa!* 0TB1 >uber"ulosis #aru (>B) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh 6 tuber"ulosis $alan masuk untuk organism 6 tuber"ulosis adalah saluran pernafasan, saluran pen"ernaan Cejala klinis >B antara lain batuk lama yang produktif (durasi lebih dari / minggu), nyeri dada, dan hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam, menggigil, keringat malam, lemas, hilang nafsu makan dan penurunan berat badan

>ampak gambaran "a!itas pada paru lobus atas kanan pada foto thora< proyeksi #A

B. A)&#&')a%$% Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak sempurna dan menyiratkan arti bahwa al!eolus pada bagian paru yang terserang tidak mengandung udara dan kolaps 6emberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bron"hogram Namun terdapat penarikan jantung, trakea, dan mediastinum ke arah yang sakit karena adanya pengurangan !olume interkostal spa"e menjadi lebih sempit dan penge"ilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit Sehingga akan tampak thora< asimetris

16

Atelektasis pada foto thora< proyeksi #A 7. E8*%$ P#&*!a 6emberi gambaran yang mirip dengan pneumonia, tanpa air bron"hogram >erdapat penambahan !olume sehingga terjadi pendorongan jantung, trakea, dan mediastinum kearah yang sehat 7ongga thora< membesar #ada edusi pleura sebagian akan tampak menis"us sign, tanda khas pada efusi pleura

4fusi pleura pada foto thora< posisi #A BAB III


17

KESIMPULAN #emeriksaan radiologi, dalam hal ini foto thora< kon!ensional dan 3> S"an menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia >erutama apabila dari pemeriksaan fisik memang menunjukan kelainan di paru dan membutuhkan pemeriksaan peunjang berupa foto thora< +oordinasi antara pemeriksaan klinis, laboratorium dan radiologi akan dapat menunjang penegakan diagnosis yang tepat Cambaran khas pada pneumonia adalah adanya perselubungan dengan adanya gambaran air bron"hogram Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut 2ntuk menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto thora<, melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit, dan juga pemeriksaan laboratorium 2ntuk membedakan antara pneumonia, atelektasis, dan efusi pleura dilihat dari adanya penarikan atau pendorongan jantung, trakea dan mediastinum ke arah yang sakit atau sehat Sementara untuk membedakan pneumonia dengan >B adalah dilihat dari ada atau tidaknya ka!itas yang umumnya terdapat pada lobus paru bagian atas $adi dalam menegakkan pneumonia, sangat diperlukan gambaran radiologis untuk penegakan diagnosis disamping pemeriksaan laboratorium

18

S-ar putea să vă placă și