Sunteți pe pagina 1din 28

BAB I PENDAHULUAN Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada

bahu. Mungkin timbul karena adanya trauma, mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat trauma.Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan penurunan kekuatan pasi!.Frozen shoulder secara pasti belum diketahui penyebabnya. t t penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi baik secara akti! atau "amun kemungkinan terbesar penyebab dari frozen shoulder antara lain tendinitis, rupture rotator cuff, capsulitis, p st imm bilisasi lama, trauma serta diabetes mellitus. #esp n aut immunal terhadap rusaknya jaringan l kal yang diduga menyebabkan penyakit tersebut. $apsulitis adhesi%e ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glen humeral yang nyata, baik gerakan akti! maupun pasi!.&ni adalah suatu gambaran klinis yang dapat menyertai tend nitis, in!ark mi kard, diabetus mellitus, !raktur imm bilisasi lama, atau redukulus cer%icalis. Frozen shoulder juga dapat disebabkan leh trauma langsung pada bahu, imm bilisasi atau disuse dalam jangka waktu lama misalnya terjadi !raktur disekitar bahu yang pada !ase penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak akti! yang dilakukan secara teratur pada bahunya, disamping itu juga karena !akt r immun l gi serta hubungannya dengan penyakit lain misalnya' (uberkul sa paru, hemiparase ,ischemic heart desease, br nchitis kr nis dan )iabetus Melitus. )iduga ini merupakan resp n aut imun karena rusaknya jaringan l kal. )iantara beberapa !akt r yang menyebabkan frozen shoulder adalah capsulitis adhesiva. Keadaan ini disebabkan karena suatu peradangan yang mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi dan tulang rawan, ditandai dengan nyeri bahu yang timbul secara perlahan-lahan, nyeri yang semakin tajam, kekakuan dan keterbatasan gerak. *ada pasien yang menderita capsulitis adhesiva menimbulkan keluhan yang sama seperti pada penderita yang mengalami peradangan pada jaringan disekitar sendi yang disebut dengan periarthritis, keadaan ini biasanya timbul gejala seperti tidak bisa menyisir karena nyeri disekitar depan samping bahu. "yeri tersebut terasa pula saatb lengan diangkat untuk mengambil sesuatu dari saku kemeja, ini berarti gerakan akti! dibatasi leh nyeri. (etapi bila mana gerak pasi! diperiksa ternyata gerakan itu terbatas karena adanya suatu yang menahan yang +,

disebabkan leh perlengketan. Gangguan sendi bahu sebagian besar didahului leh adanya rasa nyeri, terutama rasa nyeri timbul sewaktu menggerakan bahu, penderita takut menggerakan bahunya. -kibat imm bilisasi yang lama maka berkurang kekuatannya. -spek !isi terapi sindr ma nyeri bahu pada k ndisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva ini !isi terapis berperan dalam mengurangi nyeri ,meningkatkan luas gerak sendi (LGS) mencegah kekakuan lebih lanjut dan mengembalikan kekuatan t t serta meningkatkan akti!itas !ungsi nal pasien. .ntuk mengatasinya banyak m dalitas !isi terapi yang dapat digunakan disini penulis mengambil m dalitas !isi terapi berupa penggunaan Short Wave Diathermy (SWD), terapi manipulasi dan terapi latihan serta latihan !ungsi nal. t t akan

+/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI Capsulitis adhesive adalah gangguan pada permukaan gelang bahu dimana jaringan lunak disekitar sendi 0 sendi yang membentuk gelang bahu terjadi in!lamasi dan kekakuan yang lama kelamaan berkembang menjadi adhesion atau perlengketan sehingga dapat menyebabkan terjadinya pembatasan gerak dan menyebabkan nyeri yang kr nis. &stilah !r 1en sh uder hanya digunakan untuk penyakait yang sudah diketahui dengan baik yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan pr gresi! bahu yang berlangsung ,2 bulan. *r ses peradangan dari tend nitis kr nis tapi perubahanperubahan peradangan kemudian menyebar melibatkan seluruh cu!! dan capsul. Selama peradangan berkurang jaringan berk ntraksi kapsul menempel pada kaput humeri dan guset sinovial intra artikuler dapat hilang dengan perlengketan. 3r 1en merupakan kelanjutan lesi rotator cuff, karena degenerasi yang pr gresi!. 4ika berkangsung lama t t rotator akan tertarik serta memperlengketan serta memperlihatkan tnada-tanda penipisan dan fibrotisasi. Keadaan lebih lanjut, pr ses degenerasi diikuti er si tuberculum humeri yang akan menekan tend n bicep dan bursa subacromialis sehingga terjadi penebalan dinding bursa. Frozen shoulder dapat pula terjadi karena ada penimbunan kristal kalsium ! s!at dan karb nat pada rotator cuff. Garam ini tertimbun dalam tend n, ligamen, kapsul serta dinding pembuluh darah. *enimbunan pertama kali ditemukan pada tend n lalu kepermukaan dan menyebar keruang bawah bursa subdelt id sehingga terjadi rardang bursa, terjadi berulang-ulang karena tekiri terus-menerus menyebabkan penebalan dinding bursa, pengentalan cairan bursa, perlengketandinding dasar dengan bursa sehingga timbul pericapsulitis adhesi%e akhirnya terjadi !r 1en sh ulder. 3r 1en sh ulder dibagi / Klasi!ikasi, yaitu ' a. *rimer5 idi patik !r 1en sh ulder 6aitu !r 1en yang tidak diketahui penyebabnya. 3r 1en sh ulder lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria dan biasanya terjadi usia lebih dari 7, tahun. 8iasanya terjadi pada lengan yang tidak digunakan dan lebih memungkinkan terjadi pada rang- rang yang melakukan pekerjaan dengan gerakan bahu yang lama dan berulang. +9

Sekunder !r 1en sh ulder

6aitu !r 1en yang diikuti trauma yang berarati pada bahu misal !raktur, disl kasi, luka baker yang berat, meskipun cedera ini mungkin sudah terjadi beberapa tahun sebelumnya.
Kapsul Sendi mengalami peradangan

Gambar /. , Capsulitis dhesiva 8ahu Kiri (ampak dari nterior B. ANATOMI FUNGSIONAL SENDI BAHU (Shoulder Joint Secara anat mi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and soc!et "oint) yang terdiri atas b ngg l sendi dan mangkuk sendi, gambar /. /. Cavitas sendi bahu sangat dangkal, sehingga memungkinkan sese rang dapat menggerakkan lengannya secara leluasa dan melaksanakan akti!itas sehari-hari. "amun struktur yang demikian akan menimbulkan ketidakstabilan sendi bahu dan ketidakstabilan ini sering menimbulkan gangguan pada bahu. Sendi bahu merupakan sendi yang k mplek pada tubuh manusia dibentuk leh tulang-tulang yaitu ' scapula (shoulder blade),clavicula (collar bone), humerus (upper arm bone), dan sternum. )aerah persendian bahu mencakup empat sendi, yaitu sendi sternoclavicular, sendi glenohumeral, sendi acromioclavicular, sendi scapulothoracal. :mpat sendi tersebut bekerjasama secara secara sinkr n. *ada sendi glenohumeralsangat luas lingkup geraknya karena caput humeri tidak masuk ke dalam mangk k karena fossa glenoidalis dangkal. 8erbeda dngan cara berpikir murni anat mis tentang gelang bahu, maka bila +7

dipandang dari sudut klinis praktis gelang bahu ada ; !ungsi persendian yang k mpleks, yaitu' !. Sendi Glenohumerale Sendi glenohumeral dibentuk leh caput humeri yang bulat dan cavitas leh adanya labrum glenoidalisscapula yang dangkal dan berbentuk buah per. *ermukaan sendi meliputi leh rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis diperdalam glenoidale. )ibentuk leh caput humerrus dengan cavitas glenoidalisscapulae, yang diperluas dengan adanya cartilago pada tepi cavitas glenoidalis, sehingga r ngga sendi menjadi lebih dalam. Kapsul sendi l nggar sehingga memungkinkan gerakan dengan jarak gerak yang lebih luas. *r teksi terhadap sendi tersebut diselenggarakan leh acromion, procecus coracoideus, dan ligamen#ligamen. (egangan glenoidalisnya. $igamen#ligamen yang memperkuat sendi glen humeral antara lain ligamenglenoidalis, ligamenhumeral tranversum, ligamencoraco humeral dan ligamencoracoacromiale, serta kapsul sendi melekat pada cavitas glenoidalis dan collum anatomicum humeri. Ligament yang memperkuat antara lain' ,) ligamentumcoraco humerale, yang membentang dari procesus coracoideus sampai tuberculum humeri. /) ligament coracoacromiale, yang membemtang dari procesus coracoideus sampai acromion. 9) ligament glenohumerale, yang membentang dari tepi cavitas glenoidalis ke colum anatobicum, dan ada 9 buah yaitu' a) ligament gleno humerale superior, yang melewati articulatio sebelah cranial b) $igament glenohumeralis medius, yang melewati articulatio sebelah ventral. c) $igamentum gleno humeralis inferius, yang melewati articulation sebelah inferius. t t diperlukan untuk mempertahankan agar caput humerus selalu dipelihara pada cavitas

8ursa-bursa yang ada pada shoulder "oint% +;

,) &ursa otot latisimus dorsi, terletak pada tendon otot teres mayor dan tendon latisimus dorsi. /) &ursa infra spinatus, terdapat pada tendon infra spinatus dan tuberositashumeri. 9) &ursa otot pectoralis mayor, terletak pada sebelah depan insersio t t pectoralis mayor. 7) &ursa subdelt ideus, terdapat diatas tuberositas mayus humeri dibawah t t deltoideus. ;) &ursa ligament coraco clavi!ularis, terletak diatas ligamentum coracoclaviculare. <) &ursa otot subscapularis terletak diantar sisi glenoidalis scapulae dengan otot subscapularis. =) &ursa subcutanea acromialis, terletak diatas acromion dibawah kulit -da dua tipe dasar gerakan tulang atau osteo!inemati!a pada sendi glen idal yaitu rotasi atau gerakan berputar pada suatu a!sis dan translasi merupakan gerakan menurut garis lurus dan kedua gerakan tersebut akan menghasilkan gerakan tertentu dalam sendi atau permukaan sendi yang disebut gerakan artro!inemati!a.'otasi tulang atau gerakan !isi l gis akan menghasilkan gerakan roll#gliding di dalam sendi dan translasi tulang menghasilkan gerakan gliding, traction ataupun compression dalam sendi yang termasuk dalam "oint play movement. -da dua tipe dasar gerakan tulang atau osteo!inemati!a adalah rotasi atau gerakan berputar pada suatu a!sis dan translasi merupakan gerakan menurut garis lurus dan kedua gerakan tersebut akan menghasilkan gerakan tertentu dalam sendi atau permukaan sendi yang disebut gerakan artro!inemati!a. 'otasi tulang atau gerakan !isi l gis akan menghasilkan gerakan roll#gliding di dalam sendi dan translasi tulang menghasilkan gerakan gliding, traction ataupun compression dalam sendi yang termasuk dalam "oint play movement. Gerakan arthro!inemati!a pada sendi gleno humeralyaitu ' (,) gerakan fle!si terjadi rollingcaput humeri ke anterior, sliding ke posterior (/) gerakan abdu!si terjadi rollingcaput humeri ke cranio posterior, sliding ke caudo ventral (9) gerakan e!sternal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke dorso lateral, sliding ke ventro medial (7) gerakan internal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke ventro medial dan sliding ke dorso lateral. ". Sendi sterno claviculare +<

)ibentuk leh e(tremitas glenoidalis cla%ikula, dengan incisura clavicularis sterni. Menurut bentuknya termasuk articulation sellaris, tetapi !ungsi nalnya glubiodea. )iantar kedua facies articularisnya ada suatu discus articularis sehingga lebih dapat menyesuikan kedua facies articularisnya dan sebagai cavum srticulare. Capsula articularis luas,sehingga kemungkinan gerakan luas. Ligamentum yang memperkuat' ,) ligamentum interclaviculare, yang membentang diantara medial e(tremitassternalis, lewat sebelah cranial incisura "ugularis sterni. /) ligamentum costoclaviculare, yang membentang diantara costae pertama sampai permukaan bawah clavicula. 9) ligamentum sterno claviculare, yang membentang dari bagian tepi caudal incisura clavicularis sterni, kebagian cranial e(tremitas sternalis claviculare. Gerak osteo!inemati!a yang terjadi adalah gerak elevasi 7;> dan gerak depresi =?>, serta protra!si 9?> dan retra!si 9?>. Sedangkan gerak osteo!inemati!anya meliputi' (,) gerak protra!si terjadi roll clavicula kearah ventral dan slide kearah ventral, (/) gerak retra!si terjadi roll clavicula kerah dorsal dan slide kearah dorsal, (9) gerak elevasi terjadi roll kearah cranial dan slide kearah caudal, gerak fle!si shoulder ,?> (sampai fle!si @?>) terjadi gerak elevasi berkisasr 7>, (7) gerak depresi terjadi roll ke arah caudal dan slide clavicula kearah cranial. #. Sendi acromioclaviculare )ibentuk leh e(tremitas acromialisclavicula dengan tepi medial dari leh fibro acromion scapulae. Facies articularisnya kecil dan rata dan dilapisi

cartilago. )iantara facies articularis ada discus artucularis. Secara m r! l gis termasuk ariculatio ellipsoidea, karena facies articularisnya sempit, dengan ligamentum yang l nggar. Ligamentum yang memperkuatnya' ,) ligamentacromio claiculare, yamg membentang antara acromion dataran ventral sampai dataran caudal clavicula. /) ligament coraco clavicuculare, terdiri dari / ligament yaitu' a) $igamentum conoideum, yang membentang antara dataran medial procecuscoracoideus sampai dataran caudal claviculare. b) $igamentum trapezoideus, yang membentang dari dataran lateral procecuscoraoideus sampai dataran bawah clavicuare, +=

Gerak osteo!inemati!a sendi acromio clavicularis selalu berkaitan dengan gerak pada sendi scapulothoracalis saat elevasi diatas kepala maka terjadi rotasi clavicula mengitari sumbu panjangnya. 'otasi ini menyebabkan elevasi clavicula, elevasi tersebut pada sendi sterno clavicularis kemudian 9?A berikutnya pada rotasi clavicula. d. Sendi subacromiale Sendi subacromiale berada diantara arcus acromioclaviculare yang berada di sebelah cranial dari caput serta tuberositas humeri yang ada di sebeleh caudal, dangan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai r ngga sendi. e. Sendi scapulo thoracic Sendi scapulo thoracic bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa pergerakan scapula terhadap dinding thora(. Gerak osteo!inemati!a sendi ini meliputi gerakan kerah medial lateral yang dalam klinis disebut do)n )ard#up )ardrotasi juga gerak kerah cranial#caudal yang dikenal dengan gerak elevasi#depresi. *oin play movement adalah istilah yang digunakan pada +anipulative therapy untuk menggambarkan apa yang terjadi didalam sendi ketika dilakukan gerakan translasi, gerakan-gerakan tersebut dilakukan secara pasi! (/). Compression- !ompresi, (9). .liding. /) .liding .liding yaitu gerakan permukaan sendi dimana hanya ada satu titik k ntak pada satu permukaan sendi yang selalu k ntak dengan titik k ntak yang baru (selalu berubah) pada permukaan sendi laannya. -rah gliding permukaan sendi sesuai dengan hukum !on!af !onve! yaitu ' jika permukaan sendi !on!af, maka arah gliding berlawanan dengan gerakan tulang. Sedangkan bila permukaan sendi k n%ek maka arah gliding searah dengan gerakan tulang. .ntuk sendi bahu arah gliding berlawanan dengan arah gerakan tulang, karena pertmukaan sendi !onfe! bergerak peda permukaan sendi k nka! (caput humei dengan cavitas glenoidal). leh terapis pada saat pemeriksaan maupun terapi. -da 9 macam "oint play movement' (,). ,raction5 tra!si,

/) (raksi (raksi adalah gerakan translasi tulang yang arah geraknya tegak lurus dan +2

menjauhi bidang terapi sehimgga terjadi peregangan sendi, biasanya dapat mengurangi nyeri pada sendi, 9) K mpresi K mpresi adalah gerakan translasi tulang yang arahnyategak lurus tetapi kedua pernukaan sendi saling mendekati, biasanya akan menimbulkan nyeri. *elaksanaan 4 in *lay m %ement ' 4 in *lay dilakukan dengan pasien pada p sisi tidur terlentang, rileks. -dapun gerakannya yaituB bac!)ard glide of the humerus, for)ard glide of the humerus, lateral distraction of the humerus, caudal glide of the humerus, bac!)ard glide of the humerus in abdu!tion, lateral distra!tion of the humerus in abdu!tion, anterior posterior dan cepalo caudal movement the clavicula in acromio clavicula, anterior posterior dan cepalo caudal movement the clavicula in sterno clavicula, dan general movement of the scapula (magee). $. ETIOLOGI :ti l gi dari frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva masih belum diketahui dengan pasti. -dapun !akt r predisp sisinya antara lain peri de imm bilisasi yang lama, akibat trauma, over use, injuries atau perasi pada sendi, hyperthyroidisme, penyakit cardiovascular,clinical depression dan 0ar!inson. -dapun beberapa te ri yang dikemukakan shoulder, te ri tersebut adalah ' a. (e ri h rm nal. *ada umumnya frozen shoulder terjadi <?A pada wanita bersamaan dengan datangnya menopause. b. (e ri genetik. 8eberapa studi mempunyai k mp nen genetik dari frozen shoulder, c nt hnya ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama. c. (e ri auto immuno. )iduga penyakit ini merupakan resp n auto immuno terhadap hasil-hasil rusaknya jaringan l kal. d. (e ri p stur. 8anyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berp stur tegap +@ 1S tahun /??= mengenai frozen

menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu. D. PATOFISIOLOGI Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalamnya terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan sinovium, yang berbentuk suatu kant ng yang melapisi seluruh sendi, dan membungkus tend ntend n yang melintasi sendi, sinovium tidak meluas melampaui permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan secara penuh. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. $airan sinovium n rmalnya bening, tidak membeku, tidak berwarna. 4umlah yang di permukaan sendi relati%e kecil (,-9 ml). $airan sinovium juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi. Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. -danya reaksi fibrous dapat diperburuk akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam p sisi impingement yang terlalu lama. Sindr ma nyeri bahu sangat k mplek dan sulit untuk diidenti!ikasi satu persatu bagian secara detail. Guna memahami penyebab dan pat l gi sindr ma nyeri bahu, maka dapat dikel mp kkan menjadi' a. 3akt r *enyebab' ,) 3akt r penyebab gerak dan !ungsi, yang terkait dengan akti!itas gerak dan struktur anat mi /) 3akt r penyebab penyebab secara neur genik yang berkaitan dengan keluhan neur l gik yang menyertai baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa nyeri rujukan. b. 8erdasarkan si!at keluhan nyeri bahu dapat dikel mp kkan menjadi / yaitu ' (a) Kel mp k spesi!ik, mengikuti p la kapsuler dan (b) Kel mp k tidak spesi!ik sebagai kel mp k yang bukan mengikuti p la kapsuler.

E.

TANDA DAN GEJALA a. "yeri + ,?

*asien berumur 7?-<? tahun, dapat memiliki riwayat trauma, seringkali ringan, diikuti sakit pada bahu dan lengan nyeri secara berangsur-angsur bertambah berat dan pasien sering tidak dapat tidur pada sisi yang terkena. Setelah beberapa lama nyeri berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin terjadi, berlanjut terus selama <-,/ bulan setelah nyeri menghilang. Secara berangsur-angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi tidak lagi n rmal. b. Keterbatasan Lingkup gerak sendi Capsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral yang nyata, baik gerakan akti! maupun pasi!. &ni adalah suatu gambaran klinis yang dapat menyertai tendinitis, infar! myo!ard, diabetes melitus, fra!tur immobilisasi berkepanjangan atau redi!ulitis cervicalis. Keadaan ini biasanya unilateral, terjadi pada usia antara 7;0<? tahun dan lebih sering pada wanita. "yeri dirasakan pada daerah t t deltoideus. 8ila terjadi pada malam hari sering sampai mengganggu tidur. *ada pemeriksaan !isik didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abdu!si), sehingga penderita akan melakukan dengan mengangkat bahunya (srugging). c. *enurunan Kekuatan t t dan -tr pi t t *ada pemeriksaan !isik didsapat adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi) karena penurunan kekuatan t t. "yeri dirasakan pada daerah t t deltoideus, bila terjadi pada malam hari sering menggangu tidur. *ada pemeriksaan didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan melakukandengan mengangkat bahunya (srugging). 4uga dapat dijumpai adanya atr pi bahu (dalam berbaga i tingkatan). Sedangkan pemeriksaan neur l gik biasanya dalam batas n rmal. d. Gangguan akti!itas !ungsi nal )engan adanya beberapa tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva seperti adanya nyeri, keterbatasan LGS, penurunan kekuatan t t dan atropi maka secara langsung akan mempengaruhi (mengganggu) akti!itas !ungsi nal yang dijalaninya.

F. KOMPLIKASI *ada k ndisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva yang berat dan tidak + ,,

dapat mendapatkan penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama, maka akan timbul pr blematik yang lebih berat antara lain ' (,) Kekakuan sendi bahu (/) Kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan t t- t t bahu (9) * tensial terjadinya deformitas pada sendi bahu (7) tropi t t- t t sekitar sendi bahu (;) -danya gangguan akti!itas keseharian (-KS). G. DIAGNOSIS BANDING Kekakuan pasca trauma setelah setiap cedera bahu yang berat, kekakuan dapat bertahan beberapa bulan. *ada mulanya kekurangan ini maksimal dan secara berangsur-angsur berkurang, berbeda dengan p la bahu beku. K ndisi pembanding dari k ndisi 3r 1en sh ulder yang diakibatkan capsulitis adhesi%a antara lain' ,) &ursitis subacromial, /) ,endinitis bicipitalis 9) $esi rotator cuff. H. MASALAH PADA FISIOTE%API -dapun berbagai macam gangguan yang ditimbulkan dari frozen shoulder adalah sebagai berikut ' &. Impairment. *ada kasus frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva permasalahan yang ditimbulkan antara lain adanya nyeri pada bahu, keterbatasan lingkup gerak sendi dan penurunan kekuatan t t di sekitar bahu. '. Functional limitation. Masalah-masalah yang sering ditemui pada k ndisi-k ndisi frozen shoulder adalah keterbatasan gerak dan nyeri, leh karena itu dalam keseharian sering ditemukan keluhan-keluhan seperti tidak mampu untuk mengg s k punggung saat mandi, menyisir rambut, kesulitan dalam berpakaian, mengambil d mpet dari saku belakang kesulitan memakai breast holder (8C) bagi wanita dan gerakan-gerakan lain yang melibatkan sendi bahu. (. Participation restriction. *asien yang mengalami frozen shoulderakan menemukan hambatan untuk melakukan akti!itas s sial masyarakat karena keadaannya, hal ini menyebabkan pasien tersebut tidak percaya diri dan merasa kurang berguna dalam masyarakat, tapi pada umumnya frozen shoulder jarang menimbulkan disability atau kecacatan. I. TEKNOLOGI INTE%FENSI FISIOTE%API &. Di!ter)i *elo)"!n* +ende, (Short Wave Diathermy/ SWD) + ,/

Short )ave diathermy merupakan suatu peng batan dengan menggunakan stressor berupa energi ele!tromagneti! yang dihasilkan leh arus listrik b lak- balik !rekuensi /=, ,/ MC1, dengan panjang gel mbang ,,m. :!ekti!itas dalam penggunaan SD) ditentukan leh penentuan intensitas dan d sis.&ntensitas ditentukan leh perasaan penderita terhadap panas yang diterimanya. 8esar kecilnya intensitas bersi!at subjekti! tergantung sensasi panas yang diterima pasien leh karena itu antara rang satu dengan lainnya mungkin bisa berbeda intensitas SD) yang diberikan . Menurut schliphake, intensitas dibagi menjadi empat tingkat yaitu ' (a) &ntensitas submitis (penderita tidak merasakan panas), (b) &ntensitas mitis (penderita merasakan sedikit panas), (c) &ntensitas n rmalis (penderita merasakan hangat yang nyaman), (d) &ntensitas fortis (*enderita merasakan panas yang kuat, tapi masih bisa ditahan). (ujuan terapi panas yang dihasilkan pada pemberian SWD ini adalah' a) Mengurangi nyeri -danya gejala nyeri menunjukkan dalam keadaan tidak n rmal. 4aringan tersebut merupakan sumber nyeri, keadaan yang tidak n rmal tadi memberikan iritasi kepada resept r nyeri. Stimulus tadi selanjutnya akan dihantarkan leh serabut E$F tanpa myelin (nyeri tumpul, lamban, diffuse) atau serabut E-F delta bermielin (nyeri tajam, cepat). *anas yang diberikan akan memberikan e!ek sedative karena adanya kenaikan nilai ambang nyeri.karena adanya vasodilatasi akan memperlancar pembuangan 1at Epain producing substanceF. b) Memberikan relaksasi t t- t t spasme "yeri bahu akan merangsang reaksi pr tekti! dari tubuh berupa spasme t tt t sekitar bahu. &ni dimaksudkan untuk mem!iksir sendi bahu agar tidak bergerak, yang selanjutnya akan terhindar rasa nyeri. #eaksi spasme itu sendiri akan menghambat sistem peredaran darah setempat yang mengakibatkan terhambatnya re rgnisasi jaringan dan Epain producing substanceF. Cal ini akan menambah nyeri, sehingga siklus yang tidak menguntungkan, sel-sel abn rmal yang menyebabkan bengkak dan nyeri leh pengaruh medan magnit yang ditimbukan leh gel mbang pulsa SWD, sel-sel abn rmal dapat din rmalkan. Syarat-syarat untuk menentukan indikasi pemberian terapi dengan SD)' ,) Stadium dari penyembuhan luka + ,9

/) Si!at dari jaringan atau rgan yang mengalami kerusakan 9) L kalisasi dari jaringan5 rgan yang mengalami kerusakan '. Ter!+i M!ni+ul!-i (erapi manipulasi adalah suatu gerakan pasi! yang digerakkan dengan tibatiba, amplitude kecil dan kecepatan yang tinggi, sehingga pasien tidak mampu menghentika gerakan yang terjadi. (ujuan m bilisasi sendi adalah untuk mengembalikan !ungsi sendi n rmal dan tanpa nyeri. Secara mekanis, tujuannya adalah untuk memperbaiki "oint play movement dan dengan demikian memperbaiki roll#gliding yang terjadi selama gerakan akti!. (erapi manipulasi harus diakhiri apabila sendi telah mencapai LGS maksimal tanpa nyeri dan pasien dapat melakukan gerakan akti! dengan n rmal. Gerakan translasi (traksi dan gliding) dibagi menjadi tiga gradasi. Gradasi gerakan ini ditentukan berdasarkan tingkat kekend ran (slac!) sendi yang dirasakan !isi terapis saat melakukan gerakan pasi! seperti yang ditunjukkan pada Grade & Grade & tra!si merupakan gerakan dengan amplitud sangat kecil sehingga tidak sampai terasa adanya geseran permukaan sendi. Kekuatan gaya tarik yang diberikan sebatas cukup untuk menetralisir gaya k mpresi yang bekerja pada sendi. K mbinasi antara tegangan t t, gaya !ohevisitas kedua permukaan sendi dan tekiri atm s!er menghasilkan gaya k mpresi pada sendi. Grade && tra!si dan gliding gerakan sampai terjadi slac! ta!en up jaringan di sekitar persendian meregang. Grade &&& tra!si dan gerakan sampai diper leh slac! ta!en up kemudian diberi gaya lebih besar lagi sehingga jaringan di sekitar persendian teregang. ,ra!si untuk memperbaiki luas gerak sendi' ,ra!si mobilisasi grade 222 e!ekti! untuk memperbaiki mobilitas sendi karena dapat meregang (streatch) jaringan lunak sekitar persendian yang memendek. ,ra!si# mobilisasi dipertahamkan selama = detik atau lebih dengan kekuatan maksimal sesuai dengan t leransi pasien. -ntara dua tra!si yang dilakukan, tra!si tidak perlu dilepaskan t tal kep sisi awal melainkan cukup diturunkan !egrade 22 dan kemudian lakukan tra!si grade 222 lagi. (Mudatsir S, /??/). '. Ter!+i L!tih!n. -dapun met de yang digunakan adalah ' + ,7

a.

ctive e(ercise

Latihan akti! disini bertujuan untuk menjaga serta menambah lingkup gerak sendi (LGS).)isini penulis memberikan latihan dengan menggunakan met de free active e(ercise.Gerakan dilakukan leh kekuatan t t penderita itu sendiri dengan tidak menggunakan suatu bantuan dan tahanan yang berasal dari luar.Latihan ini bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun penderita berada. b. 1verhead pulley (ujuan dari pemberian overhead pulley adalah untuk menambah lingkup gerak sendi dan meningkatkan nilai kekuatan t t dengan bantuan alat ini. )engan adanya gerakan yang berulang-ulang maka akan terjadi penambahan lingkup gerak sendi serta menjaga dan menambah kekuatan t t jika diberi beban. c. Codman pendulum e(ercis. Codman pendulume(ercise dilakukan pada stadium akut. ,) (ujuan ' .ntuk mencegah perlengketan pada sendi bahu dengan melakukan gerakan pasi! sedini mungkin yang dilakukan pasien secara akti!. Gerakan pasi! dilakukan untuk mempertahankan pergerakan pada sendi G mencegah pelengketan permukaan sendi. Sedangkan pencegahan gerakan akti! adalah untuk mencegah terjadinya k ntraksi t t- t t rotator cuff 3 abductor bahu /) $ara melakukan' *asien membungkukkan badan dan lengan yang sakit tergantung vertical. * sisi ini menyebabkan lengan fle!si 4? pada bahu tanpa adanya k ntraksi t t- t t delt id maupun rotator cuff. Gra%itasi 5 gaya tarik bumi menyebabkan pemisahan permukaan sendi glenohumeral sehingga kapsul sendi tersebut akan memanjang. Lutut pasien dalam keadaan fle!si untuk mencegah timbulnya gangguan pada pinggang.

BAB III PENATALAKSANAAN + ,;

)alam memberikan pelayanan kepada pasien, se rang !isi terapis seharusnya selalu memulai dengan melakukan E ssessmentF yang terdiri dari pengumpulan data, pengel mp kan data, interpretasi data, pemeriksaan dasar, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan lain yang diperlukan untuk mendukung dalam pelaksanaan pemecahan masalah. Sehubungan dengan k ndisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva de(tra, maka pemeriksaan yang dilakukan meliputi' A. PENGKAJIAN FISIOTE%API *r ses pemeriksaan !isi terapi dimulai dari anamnesis, pemeriksaan dan dilanjutkan dengan menentulkan diagn sis !isi terapi. &. An!)ne-ia. -namnesis umum. -namnesis umum memuat tentang identitas pasien, dan disini hanya memberikan in! rmasi tentang siapakah pasien, memberikan gambaran rang seperti apa yang kita ajak bicara, serta masalah apa yang mungkin ada. b. -namnesis khusus. )idalam anamnesa khusus ini, hal-hal atau keterangan yang di dapat digali dari pasien meliputi ' ,) Keluhan utama. /) #iwayat penyakit sekarang. 9) #iwayat penyakit dahulu. 7) #iwayat keluarga. '. Pe)eri,-!!n Fi-i, *emeriksaan !isik yang merupakan pemeriksaan awal yang dilakukan pada pasien meliputi ' a. *emeriksaan vital sign b. &nspeksi. Casil inspeksi yang dapat diper leh dari pengamatan terhadap pasien antara lain melalui inspeksi statis adalah (,) keadaan umum pasien baik (wajah tidak pucat), (/) bahu simetris antara bahu kiri dan kiri, (9) tidak tampak adanya edem pada bahu kiri, (7) tidak ada adanya atr pi pada bahu kiri dan tidak ada warna kulit kemerah+ ,<

merahan pada bahu kiri. &nspeksi dinamis yang dapat diper leh dari pemeriksaan antara lain (,) pasien terlihat kesakitan terutama saat melakukan gerakan abduksi lebih dari @? derajad, (/) ekspresi wajah pasien terlihat menahan sakit saat lengan kirinya digerakkan. c. *alpasi *alpasi adalah pemeriksaan dengan cara meraba, menekan dan memegang bahu penderita yang dikeluhkan. )ari pemeriksaan ini didapatkan (,) tidak ditemukan adanya edem, (/) adanya spasme t t- t t sekitar sendi bahu terutama delt id anteri r, (9) suhu l kal sendi bahu kiri n rmal. d. *emeriksaan k gniti!, interpers nal dan intrapers nal. *emeriksaan k gniti! yang diper leh k gniti! pasien baik karena mempunyai atensi yang baik dan mampu meng rientasi waktu dan ruang. &ntra pers nal pasien baik, pasien mampu menerima keadaan dirinya saat ini dan mempunyai semangat dan m ti%asi untuk sembuh. &nterpers nal yang dimiliki pasien baik, karena pasien mampu berk munikasi dengan baik dan dapat mengikuti intruksi terapis dengan baik. e. *emeriksaan kemampuan !ungsi nal dan lingkungan akti%ias *emeriksaan kemampuan !ungsi nal yang telah dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan pasien dalam melakukan akti%itas sehari-hari, selain itu untuk mengetahui sebagaimana ketergantungan pasien terhadap bantuan rang lain atau lingkungan sekitarnya dalam melakukan akti!itas !ungsi nal. *emeriksaan kemampuan !ungsi nal dan lingkungan akti%itas meliputi !ungsi nal dasar diper leh (,) pasien mampu miring, tengkurap dan bangun dari tempat tidur tanpa bantuan, (/) pasien mampu melakukan gerakan akti! pada sendi bahu kiri dengan disertai nyeri, (9) pasien belum mampu bergerak !ull Lingkup Gerak Sendi nya (LGS) pada sendi bahu kiri. -kti!itas !ungsi nal pasien terganggu diantaranya mengalami kesulitan saat melakukan akti!itas kesehariannya terutama yang melibatkan bahu kiri diantaranya (,) menyisir rambut, (/) mengg s k punggung saat mandi, (9) memakai dan melepas baju, (7) mengambil benda yang berada diatas. Lingkungan akti!itas dari pasien adalah lingkungan keluarga pasien yang sangat mendukung kesembuhan pasien. (. Pe)eri,-!!n Ger!, D!-!r *emeriksaan gerak yang dilakukan meliputi ' + ,=

a. Gerak akti!. )alam pemeriksaan gerak akti!, pasien diminta untuk menggerakkan secara akti! bahunya kearah !leksi, ekstensi, abduksi, adduksi, end r tasi, eks r tasi, ele%asi, depresi, pr traksi, retraksi dan sirkumduksi. )alam pemeriksaan ini diper leh hasil (,) adanya rasa nyeri pada bahu kiri setiap akhir gerakan pada semua arah gerak baik gerakan !leksi, ekstensi, end r tasi, eks r tasi, abduksi dan adduksi sendi bahu, (/) adanya keterbatasan lingkup gerak sendi ke semua arah gerak. b. Gerak pasi!. Merupakan pemeriksaan gerak sendi bahu yang dilakukan leh !isi terapis kearah !leksi, ekstensi, eks r tasi, end r tasi, sementara pasien dalam keadaan pasi! dan rileks abduksi dan adduksi h ri1 ntal dari hasil pemeriksaan ini diper leh in! rmasi berupa (,) adanya rasa nyeri pada setiap akhir gerakan pada semua arah gerak baik gerakan !leksi, ekstensi, end r tasi, eks r tasi, abduksi dan adduksi sendi bahu, (/) adanya keterbatasan lingkup gerak sendi ke semua arah gerak, (9) rasa pada akhir gerakan (end feel) sendi bahu ini adalah lunak terulur. c. Gerak is metris melawan tahanan. *ada pemeriksaan gerak ini prinsipnya masih sama seperti pada pemeriksaan gerak akti! pada sendi bahu ke segala arah hanya saja pada pemeriksaan gerak ini masih ditambah dengan tahanan secara is metrik leh terapis dan hasil yang diper leh adalah (,) pasien mampu melakukan gerakan is metris melawan tahanan terapis tanpa timbul adanya nyeri, (/) adanya penurunan kekuatan t t penggerak bahu kiri baik !leks r, ekstens r, end r tat r, eks r tat r, abdukt r dan addukt r sendi bahu. .. Pe)eri,-!!n ,hu-u*emeriksaan khusus yang dilakukan untuk memeriksa hal-hal yang diperlukan untuk menegakkan diagn sa ataupun dasar penyusunan pr blematik, tujuan dan tindakan !isi terapi, antara lain sebagai berikut ' a. *emeriksaan derajat nyeri )isini penulis menggunakan verbale dis!riptive scale (H)S) yaitu cara pengukuran derajat nyeri dengan tujuh nilai yaitu ' nilai , tidak nyeri, nilai / nyeri sangat ringan, nilai 9 nyeri ringan, nilai 7 nyeri tidak begitu berat, nilai ; nyeri cukup berat, nilai < nyeri berat, nilai = nyeri tak tertahankan. )alam pemeriksaan diper leh in! rmasi yang ditulis dalam tabel 9., di bawah ini.

+ ,2

TABEL (.& PEME%IKSAAN DE%AJAT N/E%I PADA SENDI BAHU KI%I DALAM SKALA 0DS Nil!i & ' ( . 2 3 4 Keter!n*!n Tid!, ter!-! n1eri N1eri -!n*!t rin*!n N1eri rin*!n N1eri tid!, "e*itu "er!t N1eri #u,u+ "er!t N1eri "er!t N1eri t!, tert!h!n,!n

b. *emeriksaan lingkup gerak sendi (LGS) *emeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya keterbatasan lingkup gerak sendi menggunakan alat yang disebut dengan g ne meter, dalam pelaksanaannya banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengukuran diantaranya letak g ne meter yang merupakan aksis dari sendi bahu. Casil pengukuran ditulis dengan standar 2nternational Standard 1rthopedic +easurement (&SIM). $ara penulisannya yaitu dimulai dari gerakan yang menjauhi tubuh-p sisi netral-gerakan mendekati tubuh. *emeriksaan lingkup gerak sendi bahu ini dilakukan dalm bidang gerak frontal (3), sagital (S), tranversal (() dan rotasi (#), adapun hasil yang telah diper leh seperti yang ditulis dalam tabel 9./ di bawah ini.

TABEL (.' PEME%IKSAAN LINGKUP GE%AK SENDI BAHU KI%I

+ ,@

No Pe)eri,-!!n & Gerak akti!

LGS S 79 J-?-@; J 3 ' 2; J-?-7; J #(3@?) ' 9@ J-?-7/ J

LGS nor)!l S ' 7; J-?-,2? J 3 ' ,2? J-?-7; J #(3@?) ' @? J-?-@? J S ' 7; J-?-,2? J 3 ' ,2? J-?-7; J #(3@?) ' @? J-?-@? J

'

Gerak pasi!

S ' 7; J-?-,?; J 3 '@2 J-?-72 J #(3@?) '79 J-?-7; J

c.

ppley strech test

,) :ksternal r tasi dan abduksi *asien diminta menggaruk daerah sekitar angulus medialis scapula dengan tangan sisi k ntra lateral melewati belakang kepala. *ada penderita frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva biasanya tidak bisa melakukan gerakan ini. 8ila pasien tidak dapat melakukan karena adanya nyeri maka ada kemungkinan terjadi tendinitis r tat r cu!!. *ada pemeriksaan ini didapatkan hasil bahwa tangan pasien tidak mampu menyentuh angulus medialis scapula kiri dikarenakan adanya rasa nyeri pada daerah bahu kirinya.

/) &nternal r tasi dan adduksi *asien diminta untuk menyentuh angulus in!eri r scapula dengan sisi k ntralateral, bergerak menyilang punggung. *ada penderita frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva biasanya tidak bisa melakukan gerakan ini. *ada pemeriksaan ini didapatkan hasil bahwa tangan pasien tidak mampu menyentuh angulus in!eri r scapula kiri dikarenakan adanya rasa nyeri pada daerah bahu kirinya. c. *oint play movement test *emeriksaan ini dilakukan dengan melakukan gerakan transalasi (traksi, k mpresi, dan gliding) secara pasi! untuk menggambarkan apa yang terjadi di dalam sendi ketika dilakukan gerakan translasi. *ada frozen shoulder terjadi akibat capsulitis adhesiva, p la keterbatasan gerak sendi bahu dapat menunjukkan p la yang spesi!ik, + /?

yaitu p la kapsuler saat dilakukan pemeriksaan ini. * la kapsuler sendi bahu yaitu gerak eks r tasi paling nyeri dan terbatas kemudian diikuti gerak abduksi dan end r tasi, atau dengan kata lain gerak eks r tasi lebih nyeri dan terbatas dibandingkan dengan gerak end r tasi. 8ila pada pemeriksaan gerak eks r tasi ditemukan paling nyeri dan terbatas kemudian diikuti gerak abduksi dan abduksi lebih terbatas daripada gerak end r tasi maka tes p siti! adanya frozen shoulder dan terdapat p la kapsuler. *ada kasus ini didapatkan hasil p siti! yaitu gerakan eks r tasi lebih terbatas dari gerak abduksi dan lebih terbatas dari gerakan end r tasi. *ada !r 1en sh ulder yang diakibatkan capsulitis adhesi%a kualitasa gerakan yang terjadi pada saat menggerakkan b ngg l sendi humerus terasa adanya suatu tahanan dari dalam, yang dapat menyebabkan munculnya rasa nyeri dan keterbatasan LGS pada saat menggerakkan sendi bahu. *ada pemeriksaan ini didapatkan adanya keterbatasan gerak humerus, slide kep steri r, slide keanteri r dan slide ke caudal, yang artinya ada keterbatasan gerak kearah eks r tasi, end r tasi, abduksi, dan !leksi yang berarti sesuai dengan p la kapsuler yaitu, eks r tasiKabduksiKend r tasi. d. Drop arm test5tes M sley Drop arm test bertujuan untuk memeriksa adanya ker bekan dari rotator cuff terutama t t supraspinatus. )imana pasien disuruh mengabduksikan lengannya dalam p sisi lurus secara penuh, kemudian pasien disuruh menurunkannya secara perlahan-lahan apabila pasien tidak bisa menurunkan dengan perlahan tapi lengan langsung jatuh berarti tes p siti!.*ada *emeriksaan ini didapatkan hasil negati! karena pasien mampu menurunkan lengannya secara perlahan dan ini menunjukkan tidak adanya ker bekan pada t t supraspinatus. B. TUJUAN FISIOTE%API (ujuan dari terapi yang akan dilaksanakan harus ber rientasi kepada pr blematik yang dialami pasien dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. *enulis mengklasi!ikasikan tujuan !isi terapi menjadi dua kel mp k yaitu ' ,. (ujuan jangka pendek (ujuan jangka pendek ini merupakan tujuan yang bersi!at segera untuk dapat dicapai,yang merupakan awal dari pemulihan akti!itas !umgsi nal, antara lain ' a. Mengurangi nyeri sendi bahu + /,

b. Mengurangi spasme pada t t sekitar bahu kiri terutama delt id, supra spinatus. c. Meningkatkan lingkup gerak sendi bahu. d. Meningkatkan kekuatan t t penggerak sendi bahu. /. (ujuan jangka panjang. -dapun tujuan jangka panjang yang merupakan tujuan akhir adalah melanjutkan tujuan jangka pendek dan mengembalikan akti!itas !ungsi nal seperti semula. $. PELAKSANAAN FISIOTE%API &. Short Wave Diathermy (S5D a. *ersiapan alat *astikan mesin SD) dalam k ndisi baik. Sebelum terapi dilakukan dilakukan pengecekan kabel, pemilihan elektr da, kabel elektr da tidak b leh k ntak dengan lantai, pasien ataupun bersilangan. Setelah semua dipastikan siap dan aman nyalakan SD). b. *ersiapan pasien Sebelum dilakukan terapi kita jelaskan terlebih dahulu tentang tujuan dan pemberian terapi. *asien dip sisikan duduk senyaman mungkin. Sebelumnya diberikan tes sensibilitas rasa panas dan dingin menggunakan tabung reaksi yang berisi air hangat dan dingin, selain itu diperiksa daerah yang akan diterapi bebas dari l gam. Selanjutnya pasien diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai pr sedur terapi. -pabila pasien merasa kepanasan segera memberi tahu terapis.

c. *elaksanaan terapi Setelah persiapan alat dan pasien telah selesai maka pelaksanaan terapi dapat dimulai. )isini penulis memilih menggunakan ele!troda yang biasanya dipakai adalah diplode elektr da diletakkan pada bahu bagian anteri r. &ntensitas dinaikkan perlahan sampai pasien merasakan hangat intensitas dinaikkan sesuai dengan t leransi pasien. waktu L ,; menit dan terapis harus tetap meng ntr l keadaan pasien selama terapi berlangsung untuk mencegah terjadinya terbakarnya kulit. Setelah pelaksanaan terapi selesai turunkan intensitas, matikan alat dan kembalikan alat pada keadaan semula. + //

'. Ter!+i )!ni+ul!-i (erapi manipulasi dalam kasus frozen shoulder terjadi akibat capsulitis adhesiva, dimana pr blem yang terjadi merupakan keterbatasan gerak sendi p la kapsuler, pada kasus ini penanganan yang diutamakan adalah keterbatasan lingkup gerak sendi dengan p la kapsuler. a. (raksi later %entr cranial * sisi pasien berbaring terlentang, p sisi terapis berdiri di samping sisi yang akan diterapi. *elaksanaannya kedua tangan terapis memegang humerus sedekat mungkin dengan sendi glen humeral, kemudian melakukan traksi ke arah later %entr cranial. Lengan bawah pasien rilek disangga lengan terapis, lengan bawah terapis yang berlainan mengarahkan gerakan. (raksi diawali dengan grade & atau grade &&, kemudian dilanjutkan dengan traksi grade &&&. (raksi dilakukan secara perlahan. (raksi m bilisasi dipertahankan selama L = detik kemudian dilepaskan sampai grade && kemudian dilakukan traksi grade &&& lagi. *r sedur tersebut dilakukan <M pengulangan. (raksi untuk mengurangi nyeri menggunakan traksi grade & atau traksi dalam grade && tetapi tidak sampai terjadi slac! ta!en up. (raksi untuk menambah m bilitas sendi menggunakan grade &&& dengan cara meregangkan jaringan yang memendek. Kedua traksi ini dilakukan pada resting p siti n atau actual resting p siti n.

Gambar 9. , (raksi later %entr cranial (Kisner, ,@@<) b. Slide ke arah p ster lateral * sisi pasien berbaring terlentang, p sisi terapis duduk di kursi menghadap pasien. *ada pelaksanaannya kedua tangan terapis memegang bagian pr ksimal lengan atas, siku pasien diletakkan pada bahu terapis kemudian terapis mend r ng ke arah p ster lateral. (ujuan pemberian terapi ini adalah untuk memperbaiki gerak + /9

end r tasi sendi bahu.

Gambar 9. / Slide ke arah p ster lateral c. Slide ke arah caudal * sisi pasien berbaring terlentang, lengan abduksi sebatas nyeri, p sisi terapis berdiri di samping sendi bahu pasien. *elaksanaannya siku terapis ditekuk dan dip sisikan menempel pada tubuh terapis, sedangkan jari & dan && diletakkan pada daerah caput humeri pasien, lengan terapis yang lain menyangga pada siku pasien dengan !iksasi, terapis mend r ng caput humeri ke arah caudal dengan d r ngan dari siku terapis yang menempel pada tubuh terapis dan d r ngan bisa ditambah dengan gaya berat badan. (ujuan pemberian terapi ini adalah untuk memperbaiki gerak abduksi sendi bahu.

Gambar 9. 9 Slide ke arah caudal d. Slide ke arah anter medial * sisi pasien berbaring terlentang, p sisi terapis berdiri di samping sisi yang akan diterapi. *elaksanaan tangan terapis di letakkan pada bagian pr ksimal lengan atas (sedekat mungkin dengan aMilla). Lengan bawah pasien dijepit dengan lengan terapis kemudian terapis menggerakakkan ke arah anter medial. (ujuan pemberian terapi ini adalah untuk memperbaiki gerak eks r tasi sendi bahu.

+ /7

Gambar 9. 7 Slide ke arah anter medial )alam melakukan sliding selalu disertai dengan traksi grade & yang tujuannya untuk menetralisir gaya k mpresi yang ada pada sendi sehingga mempermudah terjadinya sliding. Sliding dipertahankan selama L = detik kemudian secara perlahan dilepaskan dan istirahat L ,? detik. Setiap satu arah gerakan dilakukan <M pengulangan. (. Ter!+i l!tih!n *rinsip dasar dalam melakukan terapi latihan adalah dengan dilakukan dengan tehnik yang benar, teratur, berulang-ulang dan berkesinambungan.Laihan ini dilakukan sebatas t leransi nyeri dengan penambahan intensitas latihan secara bertahap. (ujuan pemberian terapi latihan pada studi kasus ini adalah untuk mengulur jaringan lunak sekitar sendi yang mengalami pemendekan serta meningkatkan lingkup gerak sendi dan kekuatan t t serta mengurangi nyeri, m dalitas yang digunakan penulis antara lain ' a. ctive e(ercise * sisi pasien berdiri, p sisi terapis berdiri di samping pasien. *elaksanaan pasien diminta menggerakkan sendi bahu perlahan ke segala arah sampai batas t leransi nyeri yang dirasakan pasien. Gerakan ini bisa di sesuaikan dengan dim di!ikasi sesuai -KS yang sering dilakukan pasien. Setiap satu arah gerakan dilakukan 2M pengulangan. .. Edu,!-i :dukasi yang diberikan pada pasien dengan k ndisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva antara lain ' (,) pasien diminta melakukan k mpres panas (jika pasien tahan) L ,; menit pada bahu yang sakit untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul, (/) pasien dianjurkan agar tetap meggunakan lengannya dalam batas t leransi + /;

pasien untuk menghindari p sisi imm bilisasi yang lama yang dapat memperburuk k ndisi frozen shoulder, (9) latihan sesuai met de Codman pendular e(ercise di rumah dengan beban minimal dan dapat ditambah secara bertahap, (7) latihan merambatkan jari lengan yang sakit ke dinding ()al!ing finger), (;) menghindari p sisi menetap yang lama yang dapat memicu rasa nyeri, (<) latihan dengan handuk, p sisi lengan seperti huru! ESF terbalik kedua lengan memegang handuk kemudian bahu yang sehat menarik ke atas sampai lengan yang sakit tertarik, (=) latihan penguatan dengan prinsip Codman pendular e(ercise yang dilakukan di dalam k lam atau bak mandi dengan melawan tahanan air.

+ /<

BAB I0 PENUTUP KESIMPULAN *asien dengan nama"y. Suprapti dengan diagn sa Frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva de(tra dengan keluhan utama nyeri pada bahunya disertai dengan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. )engan keadaan seperti ini pasien merasa sangat mengganggu akti%itas kesehariannya )engan beracuan dengan permasalahan tersebut penulis menc ba memberikan pr gram !isi terapi dengan m dalitas short )ave diathermy, terapi manipulasi dengan pemberian traksi dan slide pada sendi bahu tangan dengan ditambah terapi latihan menggunakan active e(ercise, dengan tujuan untuk mengatasi pr blematik yang muncul pada pasien ini dengan pr gram dua kali terapi. Setelah diberikan pr gram !isi terapi selama dua kali pertemuan diper leh hasil yang cukup baik hal ini dapat dilihat dari' ,) penurunan nyeri dilihat dari e%aluasi H-S LGS sendi bahu juga mengalami kenaikan baik pada gerak akti! maupun pasi!, gerak akti! yang sebelumnya

+ /=

BAB 0 DAFTA% PUSTAKA

,. Kissner, $ar lyn Lyyn'/??= (herapeutik :Mercise, 3i!th editi n, (3.-. )a%is $ mpany *hiladelphia) /. " rkin, $hyntya $. and ). 4 ice white. ,@@; (Measurement I! 4 int M ti n, (3.-. )a%is $ mpany) 9. Sianturi, G ld!ried. Studi 5omparatif in"e!si dan oral triamcinolone acetonide pada sindroma frozen sholuder. Semarang. /??9 7. )eutsch -, -ltchek )D, Heltri )M, * tter CG, Darren #3. (raumatic tears ! the subscapularis tend n' clinical diagn sis, magnetic res nance imaging !indings, and perati%e treatment. m * Sports +ed. ,@@=B/;',90//. ;. Skinner C. $urrent )iagn sis and (reatment in Irth pedics. /??9. "ew Campshire ' -pplet n G Lange <. S l m n, L uis. -pleyNs System ! Irth paedics and 3ractures, "inth editi n. /?,?. C dder -rn ld

+ /2

S-ar putea să vă placă și