Sunteți pe pagina 1din 17

_askep ninoz

Selasa, 31 Juli 2012


askep gastroenteritis di ruang igd
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG IGD RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH SUMBERREJO BOJONEGORO

Disusun oleh : ABDUL GHOFUR 20101460142022

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES BAHRUL ULUM BOJONEGORO 2012

LEMBAR PANGESAHAN Laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dengan GASTROENTERITIS telah diperiksa dan disahkan pada : Tanggal :17-07-2012 Tempat :Ruang IGD RSIM SUMBERREJO-BOJONEGORO Sumberrejo, 17 juli 2012

Mahasiswa Praktek,

ABDUL GHOFUR 20101420146022

Mengetahui, Pembimbing Ruangan IGD Rumah Sakit Islam Muhamadiyah Sumberjo Pembimbing Pendidikan STIKES Bahrul Ulum Bojonegoro

Slamet.Amd.Kep

Yayik Agus R.S.kep,Ns

Mengetahui, Ka. Akademik STIKES Bahrul Ulum Bojonegoro

Drs. H. Lugiharto,S.Kp,M.MKes

KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan asuhan keperawatan ini. Asuhan keperawatan ini digunakan untuk melengkapi tugas praktek klinik keperawatan program S1 Keperawatan STIKES BAHRUL ULUM di Bojonegoro . Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis tidak lepas dari bimbingan serta tuntunan dari berbagai pihak .oleh karena itu dalam kesempatan ini penilis ingin mengucapkan terima kasih Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis asuhan keperawatan ini masih kurang sempurna , untuk itu kritik dan saran kami mohon dari pembaca untuk perbaikan asuhan keperawatan ini sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

` penulis

Sumberrejo 17 juli 2012

ABDUL GHOFUR

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR
Diare adalah buang air besar dengan jumlah feces yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml/jam feces). Dengan feces berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi Arief Mansjoer, 2000) Diare adalah BAB encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (WHO/1980).

1. PENGERTIAN
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995).Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ). Jadi dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen. 2. ETIOLOGI Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah

3. TANDA DAN GEJALA a. Diare. b. Muntah. c. Demam. d. Nyeri abdomen e. Membran mukosa mulut dan bibir kering f. Fontanel cekung g. Kehilangan berat badan h. Tidak nafsu makan i. Badan terasa lemah

4. PATOFISIOLOGI

5. MA NIF EST ASI KLINI

Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami naurea muntah, nyeri perut sampai kejang perut, deman dan diare. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari. Kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan Biokimiawi seperti asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasan kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik barat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120x / menit), tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstrimitas dingin, kadang sianosis. Kekurangan kalium menyebabkan aritmia jantung perfusi ginjal menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penyakit berupa nekrosis tubulas akut. Secara klinis diare karena infeksi akut terbagi menjadi 2 golongan : 1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja. 2. Disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah. 1. Akibat diare a. Dehidrasi. b. Asidosis metabolik. c. Gangguan gizi akibat muntah dan berak-berak. d. Hipoglikemi. e. Gangguan sirkulasi darah akibat yang banyak keluar sehingga terjadi syock. 2. Derajat dehidrasi a. Tidak ada dehidrasi bila terjadi penurunan BB 2,5 %. b Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2,5 5 %. Tanda dan gejala : kesadaran baik,nadi normal,mata agak cekung,turgor biasa,ubun agak cekung,urin normal. c. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan BB 5 10 %. Tanda dan gejala : gelisah,nadi cepat,ubun cekung,oliguri,turgor kering,mata cekung. d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB 10 %. Tanda dan gejala : apatis,koma,nadi sangat cepat, pernafasan kusmaul,anuria,mata sangat cekung,turgor sangat kering.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan darah tepi lengkap.

2. 3. 4. 5.

Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatin dan berat jenis. Pemeriksaan urin lengkap. Pemeriksaan feces lengkap dan biakan feces dari colok dubur. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik.

7. PENATALAKSANAN Pada orang dewasa, penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri: 1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. a. Dehidrasi berat. 10 tts/kg /menit dalam 1 jam (RL NS ) 5 tts/kg/menit dalam 2 jam untuk bayi kurang dari 3 bulan ( D 10 : NS 4 : 1 ) bila renjatan belum teratasi beri plasma 10 ml/kg b. Dehidrasi sedang 3 tts/kg/menit dalam 7 jam ( D5 : RL 4:1 + kcl ) 3 tts/kg/menit untuk bayi kurang dari 3 bulan c. Dehidrasi ringan 2 tts/kg/menit (D5 :RL 2. Identifikasi penyebab diare akut karna infeksi. Secara klinis, tentukan jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah. 3. Terapi simtomatik. Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional. Antimotalitas dan sekresi usus seperti Loperamid, sebaiknya jangan dipakai pada infeksi salmonela, shigela dan koletis pseudomembran, karena akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri entroinvasif akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epithel usus. Bila pasien amat kesakitan, maka dapat diberikan obat anti motalitas dan sekresi usus diatas dalam jangka pendek selama 1 2 hari saja dengan 3 4 tablet / hari, serta memperhatikan ada tidaknya glukoma dan hipotropi prostat. Pemberian antiemetik pada anak dan remaja, seperti metoklopopomid dapat menimbulkan kejang akibat rangsangan ekstrapiramidal.

4.

Terapi Definitif Pemberian edurasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi.

8. KOMPLIKASI Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Haluaran urin kurang dari 30 ml / jam selam 2 3 hari berturut-turut. Kelemahan otot dan parastesia. Hipotensi dan anoreksia serta mengantuk karena kadar kalium darah di bawah 3,0 mEq / liter (SI : 3 mmol / L) harus dilaporkan, penurunan kadar kalium menyebabkan disritmia jantung (talukardio atrium dan ventrikel, febrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menimbulkan kematian.

KONSEP KEPERAWATAN Dalam melakukan upaya keperawatan yang terpenting perawat memerlukan metode ilmiah, yaitu melalui pendekatan proses keperawatan dalam upaya membantu pemecahan masalah klien. Proses perawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan Asuhan Keperawatan dan mempunyai 4 tahapan yaitu : PENGKAJIAN Pengumpulan data

1. a.

1. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor register, diagnosa medis, dan tanggal MRS. 2. Keluhan utama Klien mengeluh BAB cair lebih dari 3 kali (diare) yang mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam kadang disertai muntah.

3. Riwayat penyakit sekarang Pada umumnya didapatkan keluhan utama pada penderita, yaitu peningkatan frekuensi BAB dari biasanya dengan konsistensi cair, naurea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut , demam, lidah kering, turgor kulit menurun serta suara menjadi serah, bisa disebabkan oleh terapi obat terakhir, masukan diit, atau adanya masalah psikologis (rasa takut dan cemas). 4. Riwayat penyakit dahulu Biasanya dikaitkan dengan riwayat medis lalu berhubungan dengan : perjalanan kearea geogratis lain. 5. Riwayat kesehatan keluarga Meliputi susunan keluarga penyakit keturunan atau menular yang pernah di derita anggota keluarga. 6. Pola-pola fungsi kesehatan a. Pola Eliminasi urin. Biasanya pada diare ringan fliminasnya normal, sedang (oliguri), berat (anuria). b. Pola Eliminasi Alvi. Pada klien dengan diare akut biasanya BAB cair lebih banyak atau sering dari kebiasaan sebelumnya. c. Pola Natrisi dan metabolisme. Pada klien diare akut terjadi peningkatan bising usus dan peristaltik usus yang menyebabkan terganggunya absorbsi makanan akibat adanya gangguan mobilitas usus. Sehingga

menimbulkan gejala seperti rasa kram pada perut, perut terasa mual atau tidak enak dan malas makan, maka kebutuhan nutrisi menjadi terganggunya karena asupan yang kurang. d. Pola istirahat tidur. Pada umumnya pola istirahat menjadi terganggu akibat gejala yang ditimbulkan seperti : mendadak diare, muntah, nyeri perut, sehingga Kx sering terjaga. 7. Pemeriksaan fisik.

1). Keadaan umum Kesadaran (baik, gelisah, Apatis/koma), GCS, Vital sign, BB dan TB. 2). Kulit, rambut, kuku Turgor kulit (biasa buruk), rambut tidak ada gangguan, kuku bisa sampai pucat. 3). Kepala dan leher

4). Mata Biasanya mulai agak cowong sampai cowong sekali. 5). Telinga, hidung, tenggorokan dan mulut THT tidak ada gangguan tapi mulutnya (biasa kering). 6). Thorak dan abdomen Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri, dan bila di Auskulkasi akan ada bising usus dan peristaltik usus sehingga meningkat. 7). Sistem respirasi Biasanya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasanb kusmaul). 8). Sistem kordovaskuler Pada kasus ini bila terjadi renjatan hipovolemik berat denyut nadi cepat (lebih dari 120x/menit). 9). Sistem genitourinaria Pada kasus ini bisa terjadi kekurangan kalium menyebabkan perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria. 10). Sistem gastro intestinal Yang dikaji adalah keadaan bising usus, peristaltik ususnya terjadi mual dan muntah atau tidak, perut kembung atau tidak. 11). Sistem muskuloskeletal Tidak ada gangguan. 12). Sistem persarafan Pada kasus ini biasanya kesadaran gelisah, apatis / koma. b. Analisa Data 1). - Data mayor : Penderita diare dengan frekuensi lebih dari biasa dan timbul rasa haus. - Data minor : Penderita biasanya muntah sebelum dan sesudah diare, mukosa mulut kering, turgor kulit menurun. Kemungkinan Penyebab : out put yang berlebihan. Masalah : kekurangan volume cairan. 2). - Data mayor : Penderita biasanya mengalami kram abdomen dan penurunan nafsu makan dan mual. - Data minor : Penderita didapati mata cowong, mukosa kulit

kering, akral dingin, lemah, BB menurun, tulang pipi menonjol. Kemungkinan Penyebab : input yang inadeguat Masalah : nutrisi. 3). - Data mayor : Penderita terganggu. - Data minor : Pada penderita didapati pucat, gelisah, lemah. pada umumnya istirahatnya

Kemungkinan Penyebab : eleminasi yang sering dan tidak terkontrol. Masalah : istirahat - tidur. (Dong)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Dari hasil analisa data diatas dirumuskan suatu diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah yaitu : 1. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh sedang out put yang berlebihan berhubungan dengan frekuensi diare yang meningkat dari biasanya, rasa haus, muntah, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun. 2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sedang input yang inadeguat berhubungan dengan penderita mengalami kram abdomen penurunan nafsu makan, mual, mata cowong, mukosa bibir kering, tulang pipi menonjol 3. Gangguan istirahat tidur kosong dari kebutuhan tubuh sampai dengan eliminasi yang sering dan tidak terkontrol berhubungan dengan sering terjaga, pucat, gelisah dan lemah. (Linda Juall Carpenito, 2001) 4. 5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi. Kurangnnya pengetahun berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. PERENCANAAN Pada perencanaan ini disusun berdasarkan tujuan prioritas masalah sebagai berikut : adanya ancaman kehidupan dan kesehatan dan sumber daya yang tersedia, perasaan penderita, prinsip alamiah dan praktek. Diagnosa I

Gangguan keseimbangan cairan b/d out put yang berlebihan d/d klien berak cair lebih dari 3 x sehari, mual muntah, klien lemah, turgor kulit menurun, T : 110/70 mmHg, n : 100 x / menit. Tujuan : keseimbangan cairan normal Kriteria hasil : - Turgor baik Intake dan output seimbang Diare berhenti. Rencana tindakan : 1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga serta jelaskan tindakan yang dilakukan. 2. kaji status kulit, turgor dan selaput lendir. 3. kaji tingkat intake dan output. 4. observasi TTV 5. Berikan cairan dalam jumlah kecil (30-60 ml) perjam pada tahap awal. 6. Kolaborasai dengan tim kesehatan (dokter dalam pemberian obat). Rasional 1. 1. 2. 3. 4. 5. Memudahkan kerja sama antara perawat dengan klien. Untuk mengetahui keadaan fisik klien. Untuk mengetahui keseimbangan cairan. Untuk mengetahui perkembangan klien. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan selanjutnya. Membantu proses penyembuhan.

Diagnosa II Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d absorbsi yang tidak adekuat d/d klien mengalami anorexia, nause dan vomiting, klien tidak menghabiskan porsi makan yang disajikan Tujuan : gangguan nutrisi dapat diatasi. Kriteria hasil : - Intake nutrisi yang adekuat. Mual, muntah tidak ada. Rencana Tindakan i. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.

ii. Kaji tingkat nutrisi klien. Rasional 1. Memudahkan kerjasama antara perawat dengan klien. 2. Untuk mengetahui keadaan nutrisi klien. Diagnosa III Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh sedang output yang berlebihan berhubungan dengan diare dengan frekuensi yang meningkat lebih dari biasanya, timbul rasa haus, muntah, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun. Tujuan Volume cairan terpenuhi dalam waktu 6 8 jam. Kriteria Hasil b. Penderita tidak diare lagi, tidak haus. c. Tidak muntah.

d. Mukosa bibir lembab. e. Turgor kulit normal. Rencana Tindakan

ukan pendekatan pada penderita dan keluarganya.

at frekuensi, jumlah dan konsistensi feces yang keluar. 3. Anjurkan penderita untuk minum banyak (sedikit-sedikit sering). 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian infus dan obat anti diare. 5. Monitoring tanda-tanda dehidrasi. 6. Observasi TTV tiap 8 jam. 7. Anjurkan penderita untuk tidak makan makanan yang merangsang timbulnya diare. Rasional 1. Dengan komunikasi terapeutik penderita diharapkan lebih kooperatif. 2. Memudahkan membuat asuhan keperawatan secara tepat untuk intervensi selanjutya. 3. Untuk mengganti cairan yang hilang. 4. Terapi yang cepat dan membuat mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi secara dini. 5. Mendeteksi secara dini tanda-tanda dehidrasi. 6. Untuk memantau perkembangan kesehatan penderita.

7. Untuk mencegah diare lebih parah lagi. Diagnosa IV Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi Tujuan : - Suhu tubuh normal dalam waktu 1 x 24 jam. Kriteria Hasil : Mukosa bibir lembab. Klien tidak panas. Suhu 36-370C. Muka cerah turgor kulit normal. Keadaan umum baik. Rencana Tindakan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan komunikasi secara terapeutik. Berikan Health Edukation tentang panasnya. Berikan kompres dingin / basah. Berikan minum air putih 2-3 liter / hari. Berikan posisi bedrest. Atur suasana lingkungan (ruangan beri ventilasi). Observasi TTV. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti piretik. Rasional 1. dengan pendekatan pada klien dan keluarga cara komunikasi terapeutik diharapkan dapat kooperatif dalam semua tindakan. 2. agar klien dan keluarga mengerti penyebab penyakit. 3. dapat menurunkan suhu badan dengan cara konduksi. 4. dapat menurunkan suhu badan dengan cara konduksi. 5. peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh sehingga di imbangi dengan asupan cairan yang banyak. 6. untuk mencegah suhu ruangan yang panas. 7. dengan mengobservasi dapat mengetahui keadaan klien lebih dari diri. 8. melakukan fungsi dependent.

Diagnosa V Kurangnnya pengetahun berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Pasien dan keluarga mengerti tentang diare dan pembatasan diet. Kriteria hasil : Orang tua dapat mengerti tanda-tanda diet. Dapat membatasi diet pada anak.

Rencana Tindakan 1. 2. 3. 4. 5. Jelaskan tentang penyakit diare. Jelaskan tentang pembatasan diare. Anjurkan untuk mengenal dan melaporkan tanda-tanda bahaya. Jelaskan tentang pentingnya mempertahankan keseimbangan cairan. Jelaskan tindakan untuk mencegah diare. Rasional 1. orang tua mengerti tentang diare. 2. orang tua dapat membatasi makanan yang akan diberikan pada anaknya. 3. untuk mengantisipasi terhadap bahaya yang sewaktu-waktu dapat timbul. 4. untuk mencegah terjadinya dehidrasi. 5. menambah wawasan dan pengetahuan ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan Medical Bedah, Buku saku. Brunner Suddarth, EGC Jakarta, 2000. Keperawatan Medikal Bedah, Buku ajar, Brunner Suddarth, EGC Jakarta, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I edisi 3, Arief Mansyoer, Media Aesculapiur, Jakarta, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Marilynn E. Dongoes edisi 3 EGC, Jakarta, 2000.

S-ar putea să vă placă și