Sunteți pe pagina 1din 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER


(OVARIOHYSTERECTOMI)

OLEH :
MUHAMMAD REZA BASRI O11111004 KELOMPOK 1 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014

I.

JUDUL PRAKTIKUM Ovariohysterectomi

II. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk mengetahui teknik ovariohisterektomi pada kucing III. TINJAUAN PUSTAKA Ovariohisterektomi(OH) adalah operasi pengambilan atau pemotongan ovarium dan uterus dari rongga abdomen. Pada umumnya operasi ini bertujuan untuk strerilisasi kucing betina, ditujukan untuk penekanan jumlah populasi, peningkatan kesejahteraan hewan, dan peningkatan kualitas perawatan terhadap hewan untuk memenuhi animal welfare terhadap hewan peliharaan. OH juga dilakukan untuk tujuan teraphi, diantaranya adalah tumor ovary, pyometra, cyste ovary. Selain tu OH dilakuakn untuk memberikan perubahan efek tingkah laku agar hewan tersebut lebih jinak. OH biasa dilakukan pada hewan domestik dan hewan pelihara, namun jarang dilakukan pada hewan ternak (Khairul, 2013). Ovariohisterctomy dapat juga dilakukan untuk terapi pengobatan pada kasus-kasus reproduksi seperti pyometra, endometritis, tumor uterus, cyste, hiperplasia dan neoplasia kelenjar mamae. Tindakan bedah ini akan memberikan efek pada hewan seperti perubahan tingkah laku seperti hewan tidak berahi, tidak bunting, dan tidak dapat menyusui. Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal (Mela, 2013). Beberapa indikasi dilakukannya ovariohisterectomy adalah : Terapi, yaitu untuk penyakit ovarium seperti ovaritis, tumor ovarium dan penyakit uterus seperti metritis, pyometra, hyperplasia endometrium, torsio uteri, prolapsus uteri. Modifikasi tingkah laku yaitu, lebih mudah dikendalikan, lebih jinak, membatasi jumlah populasi. Penggemukan. Gangguan endokrin yang dikaitkan dengan nymphomania, pseudocyesis, tumor kelenjar mammae, lesi kulit. Ovariohysterectomy dapat dilakukan pada hampir semua fase siklus reproduksi, tetapi yang paling baik dilakukan sebelum pubertas dan selama fase anestrus. Ovariohysterectomy paling berbahaya dilakukan pada saat estrus dan pregnansi, serta pada betina tua yang gemuk. Umur 4 6 bulan merupakan waktu paling tepat untuk melakukan spaying karena hewan telah dapat di anestesi dengan relative aman. Pada anjing betina dewasa 3 -4 bulan

setelah estrus dan 6 -8 minggu setelah melahirkan merupakan waktu yang tepat unutk dilakukan spaying (Audihan, 2012) Dalam istilah medis, desexing (kastrasi) kucing betina disebut SPAYING dan pada jantan disebut NEUTERING. Keuntungan dari kastrasi anak kucing sejak usia 10-12 minggu adalah mencegah penyebaran kucing secara berlebihan dan mengurangi

kemungkinan terkena penyakit kanker. Usia yang masih sangat muda membutuhkan waktu bedah yang lebih singkat dan pendarahan lebih sedikit sehingga akan sembuh lebih cepat, pada akhirnya kucing dan pemiliknya akan mengalami stress yang lebih sedikit (Anonimus 2008a). III. 1 Keuntungan dan kerugian OH a. Keuntungan Keuntungan Secara umum melakukan ovariohisterectomy adalah : 1.Menghilangkan keributan hewan pada periode estrus 2.Mencegah lahirnya anak anjing/kucing yang tidak diinginkan. 3.Menghilangkan stress akibat kebuntingan. 4.Mengurangi resiko terkena kanker mammae, ovarium dan uterus. 5.Menghilangkan resiko pyometra dan infeksi uterus lain. 6.Terapi terhadap penyakit-penyakit uterus dan ovarium.

b. Kerugian Adapun kerugian dari dilakukannya ovariohisterectomy yaitu : Terjadinya obesitas Hilangnya potensi breed dan nilai genetic. Tindakan operasi yang dilakukan tanpa memperhatikan prosedur dan kebersihan maka secara tidak sengaja akan menimbulkan berbagai hal misalnya : 1.Terjadinya komplikasi akibat perdarahan (hemoragi) karena pembuluh ovarium yang rupture ketika ligamentum suspensorium ditarik. 2.Terjadinya Ovariant remnant syndrome sehingga dapat menyebabkan hewan tetap estrus pasca ovariohysterectomy karena pengambilan ovarium pada saat operasi yang tidak sempurna. Uterine stump pyometra, inflamasi dan granuloma. Fistula pada traktus reproduksi terjadi karena berkembang dari adanya respon inflamasi terhadap material operasi (benang).

Urinary incontinence menyebabkan tidak dapat mengatur spincter vesica urinary karena adanya perlekatan (adhesi) atau granuloma pangkal uterus (sisa) yang mengganggu fungsi spincter vesica urinary (Mohan dkk,2013)

III. 2 Anastetika 1. Atropine Sulfate Digunakan untuk mengurangi sekresi saliva dan brongkial, melindungi jantung dari efek vegal inhibition dan mencegah efek muskarinik anticholinestrase seperti neotigmine. Atropine dapat menurunkan peristaltik intestinal dan menyebabkan dilatasi pupil. Atropin dapat diberikan subkutan atau intramuskular 30 40 menit sebelum anestesi dilakukan bila di berikan intravena. Sebaiknya diberikan intravena untuk menetralisir efek samping neotigmine atau mengkoreksi hipotensi yang disertai brakikardia. Kontraindikasi obat hewan hewan yang menderita gangguan hepar (Sardjana, 2010). 2. Ketamine Haskin et all (1985) pernah melaporkan penggunaan anastesi umum ketamin (10mg/kg) secara tunggal pada anjing akan meningkatkan denyut jantung mempunyai induksi yang cepat, tidak berbahaya untuk respirasi, tidak menimbulkan muntah dan menimbulkan sifat analgesic yang kuat. Pada saat di kombinasikan dengan xylacin dengan dosis 10 15 mg/kg (Ngurah, Sudiman. 2004). 3. Acepromazine Acepromazine adalah obat phenithiasne neurologic agent. Obat ini berfungsi menurunkan kecepatan pernapasan. Teatpi tidak berpengaruh dalam penggambaran darah oxyhemoglobin atau PH darah. Obat ini memiliki onset yang lama dibutuhkan waktu sekitar 15 menit melalui intravena. Pada kucing restrain sedasi 0.05-0.1 mg/kg IV paling banyak 1 mg (Roby, 2103)

IV. Materi & Metode IV.1 Materi Alat & Bahan 1. Alat Scalpel Handle Blade Gunting tajam-tumpul Gunting tajam-tajam Pinset Anatomis Pinset Chirurgis Allis Forceps Kelly Hemostat Needle Holder Needle Towel Handscoen Jarum Suntik Tamponade

2. Bahan Cairan infus NaCl fisiologis Ketamin Xylasin Cat gut Alkohol Betadine Kucing

IV.2 Metode 1. Persiapan kamar Operasi Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut:

a. Bentuk dan ukuran Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai dinding langit langit berbentuk lengkung, dan warna tidak mencolok lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air, mudah dibersihkan dan menampung debu. b. Ukuran kamar operasi Minimal 5.6 m x 5.6 m. dan untuk khusus/ besar 7.2m x 7.8 m c. Sistem Ventilasi Ventilisasi kamar operasi dapat diatur dengan alat control dan penyaringan udara dengan menggunakan filter. Idealnya menggunakan sentral AC. Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda. d. Suhu dan kelembapan Suhu ruangan antara 190 220 C. dan kelembapan 55% e. Sistem penerangan Lampu operasi menggunakan lampu khusus sehingga tidak menibulkan panas, cahaya terang tidak menyilaukan dan arah sinarnya mudah diatur posisinya. Lampu penerangan menggunakan lampu pijar dan mudah dibersihkan. f. Peralatan Semua peralatan yang ada dalam kamar operasi harus beroda dan mudah untuk dibersihkan. Untuk alat alat elektrik petunjuk penggunaan harus tertempel pada alat tersebut agar udah dibaca. Sistem pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan elektroda untuk memusatkan arus listrik mencegah bahaya gas anastesi.

Pada praktikum kali ini, kamar atau ruang operasi yang digunakan adalah sebuah kelas yang besar yang masing - masing dibagi menjadi enam area per kelompok. Peralatan yang digunakan seperti meja dan tiang infuse beroda hal ini disebabkan karena keterbatasan ruang dan alat.

2. Sterilisasi Peralatan Operasi Sterilisasi peralatan operasi, baju operasi, masker, penutup kepala,sarung tangan, sikat, dan handuk yang telah dicuci bersih serta dikeringkan dibungkus dengan kain muslin atau

non woven setelah terlebih dahulu dilipat dan ditata sesuai dengan urutannya masing-masing. Peralatan yang telah dibungkus dimasukkan kedalam oven untuk disterilisasi dengan suhu 600C selama 15 - 30 menit. Perlengkapan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi oleh operator dan asisten I. Peralatan operasi minor yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan terlebih dahulu baru setelah itu ditata di dalam kotak peralatan sesuai dengan urutan penggunaannya. Kotak peralatan tersebut kemudian dibungkus dengan muslin atau non woven dan disterilisasi menggunakan oven dengan suhu 1210C selama 60 menit. Peralatan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi. Pada praktikum ini, sterilisasi alat hanya menggunakan alcohol. Alcohol dituang ke dalam suatu wadah (cawan) kemudian alat alat yang digunakan di sterilkan dengan merendamnya ke larutan alcohol tadi.

3. Persiapan dan Preparasi Hewan Persiapan - persiapan yang dilakukan pada hewan meliputi pemeriksaan signalemen, anamnese, status present serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Data fisiologis hewan yang harus diambil sebelum operasi yaitu suhu tubuh, frekuensi jantung, frekuensi nafas, limfonodulus, dan selaput lendir. Tahapan selanjutnya adalah restraint hewan kemudian pembiusan yang dimulai dari tahap pembiusan, premedikasi, induksi, dan maintenance. Preparasi hewan dimulai dengan daerah operasi dicukur minimal 10 cm di sekitar sayatan. Setelah itu, sayatan dan daerah di sekitar sayatan dibersihkan dengan alkohol 70%. Selanjutnya dikeringkan dengan tampon kemudian diolesi dengan betadine. Setelah itu hewan siap dibawa ke meja operasi. Ketika berada di atas meja operasi, posisi hewan disesuaikan dengan keadaan. Keempat kaki diikat keujung-ujung meja menggunakan sumbu kompor dengan simpul Tomfool. Kemudian hewan ditutup dengan duk, disesuaikan, dan difiksir dengan towelclamp. Setelah itu, operasi siap dilakukan.

4. Persiapan Operator dan Asisten Langkah - langkah yang harus dilakukan oleh operator dan asisten I adalah menggunakan tutup kepala dan masker, mencuci kedua tangan dengan sabun dan menyikatnya dengan sikat pada air yang mengalir. Pencucian dimulai dari ujung jari yang paling steril kemudian dibilas

dengan arah dari ujung jari kelengan yang dilakukan sebanyak 10-15x. Setelah selesai mencuci tangan dan membilasnya, keran ditutup dengan siku untuk mencegah kontaminasi. Kemudian tangan dikeringkan dengan handuk dan glove dipakai. Setelah semua langkah dilalui, operasi siap dilakukan.

5. Prosedur bedah Setelah dipersiapkan dan dianaesthesi, hewan dibaringkan pada punggungnya (dorsal recumbency). Daerah ventral abdominal disiapkan sebagai daerah operasi, yaitu dari xiphoid sampai daerah pubis. Umbilicus di identifkasi dan diperkirakan untuk membagi daerah abdominal menjadi tiga bagian. Pada kucing badan uterus berada agak ke kaudal, sehingga incise dilakukan lebih ke kaudal mulai 1/3 bagian tengah abdominal. Incise dilakukan pada kulit dan subkutan sepanjang 4 8 cm untuk membuka linea alba. Penyayatan kulit dimulai dari umbilikal dan sekitar 5 cm di bawah umbilikal. Setelah kulit terbuka, dilakukan penyayatan pada subkutan. Setelah itu lapisan subkutan dikuakkan dengan bantuan arteri klem. Linea alba kucing dicari dan disayat tepat diatasnya. Linea alba dipegang dan diangkat sedikit keluar untuk dapat melakukan incise. Incise pada linea alba dilebarkan ke cranial dan kaudal untuk membuka rongga abdomen. Dinding abdominal kiri dikuakkan dan dimasukkan ovarioectomy hook. Hook dimasukkan menelusuri dinding bagian kiri abdominal, 2 3 cm di kaudal ginjal. Hook digerakkan ke medial untuk mengangkat koruna uteri dan ligamentumnya. Untuk memastikan bahwa yang diangkat adalah koruna uteri, ditelusuri ke kaudal untuk menemukan bifurcation uteri dan ke kranial untuk menemukan ovarium. Apabila kornua uteri tidak ditemukan dengan menggunakan hook, dilakukan palpasi pada kantong kencing (vesica urinaria) sepanjang incise. Corpus uteri berada diantara vesica urinaria dan colon. Namun dalam praktikum ini tidak menggunakan ovariuoectomy hook namun hanya dengan palpasi. Palpasi dilakukan dengan menemukan VU terlebih dahulu lalu mencari uteri, bifurcatio uteri, ovarium dari masing masing cornua uteri. Setelah ovarium ditemukan, dipalpasi adanya ligamentum susupensorium pada ujung proksimal ovarium. Ligamentum ditelusuri dengan jari telunjuk, ditarik dan dilakukan pemutusan ligamentum, ovarium akan sulit

dikeluarkan. Dipasang dua atau tiga clamp di dekat ovarium untuk persiapan melakukan ligasi. Clamp paling proksimal (dalam) digunakan untuk tempat ligasi. Clamp ditengah digunakan untuk memegang saat melakukan ligasi, sedangkan clamp paling distal (luar) digunakan untuk mencegah kembalinya aliran darah setelah dilakukan transeksi. Ligasi pada pembuluh darah ovarium menggunakan bentuk 8 dengan benang absorbable (catgut chromic, polydioxanone, polyglyconat 2/0 atau 3/0, atau polyglactin 910). Dibuat ikatan kedua di atas ikatan pertama untuk mencegah perdarahan. Dilakukan pemotongan ovarium dan control terjadinya perdarahan. Ovarium diangkat, penggantungnya dipotong dan dikontrol perdarahannya. Kornua uteri ditelusuri sampai pada bifurcation uterus untuk mendapatkan kornua dan ovarium disebelahnya. Diletakkan clamp dan dilakukan ligasi seperti langkah yang telah dijelaskan di atas. Setelah kedua ovarium terpotong, uterus ditarik keluar dan dilakukan ligasi pada pembuluh darah di kiri dan kanan corpus uteri dengan catgut chromic 2/0 dan seluruh corpus uteri juga diikat di dekat cervik. Dilakukan pemotongan badan uterus dan diamati terjadinya perdarahan. Dilakukan ligasi jika ada perdarahan. Sisa potongan uterus dimasukkan ke dalam abdominal sebelum clamp dilepaskan. Dinding abdominal ditutup dan dilakukan penjahitan dengan tiga lapidan (linea alba dan peritoneum dengan pola jahitan terputus, subkutan dan fascia menerus dan kulit dengan pola jahitan terputus).

V. HASIL DATA VI. PEMBAHASAN Pada operasi ovariohisterektomi kali ini, dilakukan eksplorasi pada ruang abdomen untuk menemukan uterus dan ovarium. Tindakan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah pemeriksaan hewan secara umum untuk mengetahui frekuensi jantung, nafas dan suhu tubuh. Kemudian kucing diberi preanastesi dengan atropine sulfat untuk mencegah muntah saat operasi karena atropine menyebabkan blockade reversibell Setelah diberikan preanastesi maka anastesi berupa ACP dan ketamine 10% Obat premedikasi yang diberikan berupa atropin, sedangkan obat anasteshinya adalah ACP dan ketamine. Pemberiannya dilakukan dengan rumus : V =
[ ]

Ket : V D BB [ ] Volume atropin = 0.1828 ml : Volume ( ml) : Dosis anjuran (ml/kg) : Berat badan (kg) : konsentrasi (g/DL)

0.02 x 2.285 0.25

Volume ketamin = 0.2285 ml

10 x 2.285 100

Volume ACP = 0.0304 ml

0.2 x 2.285 15

Setelah hewan terbius dimulai penyayatan pada kulit, linea alba, pada abdomen. Pada saat dilakukan penyayatan pada kulit hampir tidak terjadi pendarahan hal ini dikarenakan lokasi penyayatan yang cukup tepat. Jika terjadi pendarahan, pendarahan dapat diatasi dengan membersihkan darah menggunakan tampon. Pada saat penguakan dilakukan terlihat lapis peritoneum yang kemudian disayat di linea alba untuk mencari uterus dan ovarium. Untuk mencari uterus pertama kali di palpasi adalah VU karena uterus terletak diantara VU dan colon. Vesika urinaria yang terpalpasi tidak terisi urin sehingga konsistensinya lunak dan padat. Hal ini disebabkan karena pemuasan hewan tersebut. Setelah menemukan corpus uterus selanjutnya adalah pencarian ovarium dengan menelusuri dengan telunjuk kearah cranial, dan kearah kaudal untuk menemukan bifurcation uteri. Setelah ovarium ditemukan, dipalpasi adanya ligamentum susupensorium pada ujung proksimal ovarium. Ligamentum ditelusuri dengan jari telunjuk, ditarik dan dilakukan pemutusan ligamentum, ovarium akan sulit dikeluarkan. Dipasang dua atau tiga clamp di dekat ovarium untuk persiapan melakukan ligasi. Clamp paling proksimal (dalam) digunakan untuk tempat ligasi. Clamp ditengah digunakan untuk memegang saat melakukan ligasi, sedangkan clamp paling distal (luar)

digunakan untuk mencegah kembalinya aliran darah setelah dilakukan transeksi. Ligasi pada pembuluh darah ovarium menggunakan bentuk 8 dengan benang absorbable (catgut chromic, polydioxanone, polyglyconat 2/0 atau 3/0, atau polyglactin 910). Dibuat ikatan kedua di atas ikatan pertama untuk mencegah perdarahan. Dilakukan pemotongan ovarium dan control terjadinya perdarahan. Ovarium diangkat, penggantungnya dipotong dan dikontrol perdarahannya. Kornua uteri ditelusuri sampai pada bifurcation uterus untuk mendapatkan kornua dan ovarium disebelahnya. Diletakkan clamp dan dilakukan ligasi seperti langkah yang telah dijelaskan di atas. Setelah kedua ovarium terpotong, uterus ditarik keluar dan dilakukan ligasi pada pembuluh darah di kiri dan kanan corpus uteri dengan catgut chromic 2/0 dan seluruh corpus uteri juga diikat di dekat cervik. Dilakukan pemotongan badan uterus dan diamati terjadinya perdarahan. Dan pada saat praktikum tidak terjadi pendarahan hebat. Sisa potongan uterus dimasukkan ke dalam abdominal sebelum clamp dilepaskan. Abdomen ditutup dengan menjahit omentum dan otot perut menggunakan benang chromic catgut. Penggunaan benang catgut dimaksudkan agar benang dapat diabsorpsi oleh tubuh sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan kembali benang. Sedangkan untuk penjahitan kulit digunakan benang silk. Benang ini digunakan karena untuk penjahitan superficial dibutuhkan benang yang kuat dan tidak diabsorpsi agar jahitan tidak terlepas. Jahitan yang digunakan adalah jahitan sederhana. Jahitan sederhana ini digunakan agar hasilnya lebih kuat. Tempat jahitan ditutup dengan perban agar proses penyembuhan tidak terganggu. Pada saat operasi ketamin yang disuntikkan sebanyak dua setengah dosis karena pada awal saat anastesi menggunakan satu dosis kemudian setengah dosis lalu satu dosis lagi. Dilakukan penyuntikan setengah dosis agar mencegah efek toksik dari anastesi tadi. Penyuntikan ketamin mulai anastesi sampai terjadi kesadaran masing pada menit ke 15, menit ke 53, dan menit ke 81. Penyuntikan ketamin ini melalui intra muscular pada saat anastesi dan intravena pada saat operasi berlangsung. Penyuntikan ini terjadi karena terjadi kesadaran pada kucing saat menit ke 50,dan menit- menit akhir operasi. Sehingga perlu disuntikan anastetik berupa ketamine sebanyak setengah dosis dari dosis yang pertama yaitu sebanyak 0.01. Suhu kucing sebelum operasi adalah 39.10C dan pasca operasi adalah 360C.

Perawatan pasca operasi, setelah dilakukannya operasi OH kucing tetap dikandangkan agar tidak terjadi kontaminasi luka dengan lingkungan. Kucing tersebut tetap ditinjau peningkatannya hari demi hari. Pada hari ketujuh pasca operasi jahitan masih belum dibukakarena masih belum terlalu kering ditakutkan terjadi infeksi atau kontaminasi.

VII. KESIMPULAN a. Ovariohisterectomy dilakukan untuk beberapa indikasi, baik dalam menangani kasus penyakit atau membatasi populasi hewan. Dan dilakukan dengan teknik laparatomi di daerah midline posterior umbilical. b. Dalam operasi, baik sebelum atau saat operasi selalu memerhatikan kebersihan. Peralatan, pasien, operator, dan co-operator harus tetap steril dari mulai dan saat oprasi berlangsung. Dan sebelum melakukan penutupan atau menjahit luka, terlebih dahulu diberikan antibiotic agar mencegah kontaminasi bakteri. c. Faktor yang menentukan keberhasilan suatu operasi ada 3 hal yakni : anastesi, operasi, dan post operasi. Perhitungan dosis anastesi harus dan tepat dan penambahan dosis juga harus tepat. Jika tidak akan mengancam nyawa pasien. d. Selain factor tersebut diatas, kondisi pasien yang akan dioperasi juga harus diperhatikan. Hewan harus sehat dan sebaiknya dipuasakan terlebih dahulu karena akan mempengaruhi operasi yang akan dilakukan. Serta sebelumnya dilakukan pemeriksaan umum terlebih dahulu seperti pulsus, pernafasan, denyut jantung, dll. Hewan yang kondisinya tidak baik/sakit dapat menyebabkan kematian pada hewan.

DAFTRA PUSTAKA

Anonim. Ovariohisterectomy. http://web.ipb.ac.id/~bedahradiologi/images/pdf/Ovariohisterectomy.pdf. Anonim. 2008. Preanastesi dan Anastesi Sebelum Operasi. http://heriblog.wordpress.com/2008/08/23/preanastesi-dan-anastesi-sebelum-operasi Bojrab, M. Joseph. 1998. Current Technicues in Small Animal Surgery-fourth edition. USA Hickman, Jhon.dkk. 1995. An Atlas of Veterinary Surgery. University press, Cambridge : Great Britain. Raditya Roby. 2013. Acepromazine. http://www.scribd.com/doc/88667124/Acepromazine. Sajuthi, Tiara Putri. 2012. Pyometra pada Anjing. http://pdhbvet.com/studi-kasus-pyometrapada-anjing/.

S-ar putea să vă placă și