Sunteți pe pagina 1din 25

BAB I TINJAUAN TEORI MENINGEOCEPHALITIS Meningeocephalitis berarti peradangan pada otak (encephalon) dan selaput pembungkusnya (meningen).

Dengan demikian meningeocephalitis merupakan suatu kondisi peradangan pada dua bagian otak sekaligus yaitu pada otak itu sendiri(encephalon) yang disebut dengan encephalitis, dan pada bagian selaput otak (meningen)yang disebut dengan meningitis, berikut mengenai gambaran konsep dasar kedua peradangan tersebut. 1. A. Meningitis Konsep Dasa Meningitis Definisi Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D., !!!) Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ"organ jamur(#meltzer, $%% ). Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, #tafilokok, #treptokok, &emophilus influenza dan bahan aseptis (virus) ('ong, !!(). Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (#uriadi ) *ita, $%% ) B. 1. K!asi"i#asi Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis) #ering terjadi pada musim dingin, saat terjadi infeksi saluran pernapasan. +enis organisme yang sering menyebabkan meningitis bakterial adalah streptokokus pneumonia dan neisseria meningitis. Meningococal meningitis adalah tipe dari meningitis bakterial yang sering terjadi pada daerah penduduk yang padat, sepert , asrama dan penjara. -lien yang mempunyai kondisi sepert , otitis media, pneumonia, sinusitis akut atau sickle sell anemia yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadi meningitis. .raktur tulang tengkorak atau pembedahan spinal dapat juga menyebabkan meningitis . #elain itu juga dapat terjadi pada orang dengan gangguan sistem imun, sepert , /ID# dan defisiensi imunologi baik yang congenital ataupun yang didapat. 0ubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. 1airan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis

menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. &al ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark. 2. Meningitis Virus (Meningitis aseptic) Meningitis virus adalah infeksi pada meningen2 cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. 3irus biasanya bereplikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi a4al (misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna) dan kemudian menyebar kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler. Ini terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus sepert , campak, herpes simplek dan herpes zoster. 3irus herpes simplek mengganggu metabolisme sel sehingga sell cepat mengalami nekrosis. +enis lainnya juga mengganggu produksi enzim atau neurotransmitter yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan gangguan neurologic. 3. Meningitis Jamur Meningitis 1ryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada klien dengan /ID#. 5ejala klinisnya bervariasi tergantung dari system kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi *espon inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan menurunnya sistem imun antara lain, bisa demam6tidak, sakit kepala, mual, muntah dan menurunnya status mental. C. Etio!ogi 1. Bakteri Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri yang secara umum diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah , &aemophillus influenzae 7esseria meningitides (meningococcal) Diplococcus pneumoniae (pneumococcal) #treptococcus, grup / #taphylococcus aureus 8scherichia coli -lebsiella 9roteus 9seudomonas 2. Virus Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya bersifat :self"limitting;, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri dan penyembuhan bersifat sempurna. <eberapa virus secara umum yang menyebabkan meningitis adalah, 1o=sac>y 3irus herpes /rbo virus 1ampak dan varicela 3. Jamur -riptokokal meningitis adalah serius dan fatal. <entuk penyakit pada pasien &I36/ID# dan hitungan 1D? $%%.1andida dan aspergilus adalah contoh lain jamur meningitis.

4. Protozoa Menurut Donna D ( !!!) faktor resiko terjadinya meningitis , a. In"e#si siste$i# Didapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis, pneumonia, 0<1, perikarditis, dll. %. T a&$a #epa!a <isanya terjadi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis cranii yang memungkinkan terpaparnya 1#. dengan lingkungan luar melalui othorrhea dan rhinorhea '. Ke!ainan anato$is 0erjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran telinga tengah, operasi cranium (. Te )a(in*a pening#atan TIK+ pada meningitis, mekanismenya adalah sebagai berikut , ) /gen penyebab @ reaksi local pada meninges @ inflamasi meninges @ pe A permiabilitas kapiler @ kebocoran cairan dari intravaskuler ke interstisial @ pe A volume cairan interstisial @ edema @ 9ostulat -ellie Monroe, kompensasi tidak adekuat @ pe A 0I$) 9ada meningitis jarang ditemukan kejang, kecuali jika infeksi sudah menyebar ke jaringan otak, dimana kejang ini terjadi bila ada kerusakan pada korteks serebri pada bagian premotor. e. Hi( ose"a!&s pada meningitis terjadi karena mekanisme sebagai berikut ,Inflamasi local @ scar tissue di daerah arahnoid ( vili ) @ gangguan absorbsi 1#. @ akumulasi 1#. di dalam otak @ hodosefalus ". 9erbedaan 8nsefalitis dengan meningitis , En'ep,a!itis Meningitis -ejang -aku kuduk -esadaran B -esadaran relatif masih baik Demam B Demam A Bila gejala yang muncul campuran kemungkinan mengalamiMeningo-ensefalitis. .aktor pencetus terjadinya meningitis bacterial diantaranya adalah , Ctitis media 9neumonia #inusitis #ickle cell anemia .raktur cranial, trauma otak Cperasi spinal Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh seperti /ID#. D. Mani"estasi K!inis 0anda dan gejala meningitis secara umum, . /ktivitas 6 istirahat 2Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan, hipotonia

$. #irkulasi 2*i4ayat endokarditis, abses otak, 0D A, nadi B, tekanan nadi berat, takikardi dan disritmia pada fase akut D. 8liminasi 2 /danya inkontinensia atau retensi urin E. Makanan 6 cairan 2 /nore=ia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering F. &igiene 2 0idak mampu mera4at diri (. 7eurosensori 2 #akit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, :&iperalgesia;meningkatnya rasa nyeri, kejang, gangguan oenglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori, sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, , hemiparese, hemiplegia, tanda;<rudzinski;positif, rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada laki"laki G. 7yeri 6 kenyamanan 2 #akit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler, fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh6mengeluh H. 9ernafasan 2 *i4ayat infeksi sinus atau paru, nafas A, letargi dan gelisah !. -eamanan 2 *i4ayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru berlangsung, campak, chiken po=, herpes simpleks. Demam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi. %. 9enyuluhan 6 pembelajaran 2 *i4ayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis, diabetes mellitus 0anda dan gejala meningitis secara khusus, . /nak dan *emaja a) Demam b) Mengigil c) #akit kepala d) Muntah e) 9erubahan pada sensorium f) -ejang (seringkali merupakan tanda"tanda a4al) g) 9eka rangsang h) /gitasi i) Dapat terjadi, .otophobia (apabila cahaya diarahkan pada mata pasien (adanya disfungsi pada saraf III, I3, dan 3I)) ,Delirium, &alusinasi, perilaku agresi, mengantuk, stupor, koma. $. <ayi dan /nak -ecil 5ambaran klasik jarang terlihat pada anak"anak usia D bulan dan $ tahun. . Demam $. Muntah D. 9eka rangsang yang nyata E. #ering kejang (sering kali disertai denagan menangis nada tinggi) F. .ontanel menonjol.

D. 7eonatus, a) 0anda"tanda spesifik, #ecara khusus sulit untuk didiagnosa serta manifestasi tidak jelas dan spesifik tetapi mulai terlihat menyedihkan dan berperilaku buruk dalam beberapa hari, seperti b) Menolak untuk makan. c) -emampuan menghisap menurun. d) Muntah atau diare. e) 0onus buruk. f) -urang gerakan. g) Menangis buruk. h) 'eher biasanya lemas. i) 0anda"tanda non"spesifik, j) &ipothermia atau demam. k) 9eka rangsang. l) Mengantuk. m) -ejang. n) -etidakteraturan pernafasan atau apnea. o) #ianosis. p) 9enurunan berat badan. E. Pato"isio!ogi Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. .aktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. #aluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena"vena meningen2 semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. Crganisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di ba4ah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. +aringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. 8ksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. *adang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan 0I-. 9ada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromIaterhouse".riderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus -. Pe$e i#saan pen&n)ang 9emeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. /nalisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa 'umbal

9ungsi 'umbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan 0I-. 'umbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial.. a. Meningitis bacterial , 0ekanan meningkat, cairan keruh6berkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis bakteri. b. Meningitis 3irus , 0ekanan bervariasi, 1#. jernih, leukositosis, glukosa dan protein normal, kultur biasanya negative.-aku kuduk pada meningitis bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan fleksi pada kepala klien yang akan menimbulkan nyeri, disebabkan oleh adanya iritasi meningeal khususnya pada nervus cranial ke JI, yaitu /sesoris yang mempersarafi otot bagian belakang leher, sehingga akan menjadi hipersensitif dan terjadi rigiditas.#edangan pada pemeriksaan -ernigs sign (K) dan <rudzinsky sign (K) menandakan bah4a infeksi atau iritasi sudah mencapai ke medulla spinalis bagian ba4ah. 9emeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.#erum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi. -adar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. 7ormalnya kadar glukosa cairan otak adalah $6D dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal. 5lukosa serum , meningkat ( meningitis ) 'D& serum , meningkat ( meningitis bakteri ) #el darah putih , sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri) 8lektrolit darah , /bnormal . 8#*6'8D , meningkat pada meningitis -ultur darah6 hidung6 tenggorokan6 urine , dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi M*I6 skan 10 , dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran6letak ventrikel2 hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor *onsen dada6kepala6 sinus 2 mungkin ada indikasi sumber infeksi intra cranial /rteriografi karotis , 'etak abses G. . Penata!a#sanaan .armakologis a. Cbat anti inflamasi ) Meningitis tuberkulosa Isoniazid % L $% mg6kg6$E jam oral, $ kali sehari maksimal F%% gr selama M tahun *ifamfisin % L F mg6kg6 $E jam oral, kali sehari selama tahun #treptomisin sulfat $% L E% mg6kg6$E jam sampai minggu, L $ kali sehari, selama D bulan

) $) D)

) $) $.

$) Meningitis bacterial, umur ? $ bulan #efalosporin generasi ke D ampisilina F% L $%% mg (E%% gr)6kg6$E jam I3, E L ( kali sehari -oloramfenikol F% mg6kg6$E jam I3 E kali sehari D) Meningitis bacterial, umur N $ bulan /mpisilina F%"$%% mg (E%% mg)6kg6$E jam I3 E"( kali sehari #efalosforin generasi ke D. b. 9engobatan simtomatis Diazepam I3 , %.$ L %.F mg6kg6dosis, atau rectal %.E L %.(6mg6kg6dosis kemudian klien dilanjutkan dengan. .enitoin F mg6kg6$E jam, D kali sehari. 0urunkan panas , /ntipiretika , parasetamol atau salisilat % mg6kg6dosis. -ompres air 9/M atau es c. 9engobatan suportif 1airan intravena Oat asam, usahakan agar konsitrasi C$ berkisar antara D% L F% P 9era4atan a. 9ada 4aktu kejang ) 'onggarkan pakaian, bila perlu dibuka. $) &isap lender D) -osongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi E) &indarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh)

b. <ila penderita tidak sadar lama ) <eri makanan melalui sonda $) 1egah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah posisi penderita sesering mungkin D) 1egah kekeringan kornea dengan boor 4ater atau saleb antibiotika c. 9ada inkontinensia urine lakukan katerisasi. 9ada inkontinensia lakukan lavement. d. 9emantauan ketat. )0ekanan darah $)*espirasi D)7adi E)9roduksi air kemih F).aal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya D1. H. Ko$p!i#asi . &idrosefalus obstruktif $. Meningococc' #epticemia ( mengingocemia )

D. E. F. (. G. H. !. %. . I.

#indrome 4ater"friderichen (septik syok, DI1,perdarahan adrenal bilateral) #I/D& ( #yndrome Inappropriate /ntidiuretic hormone ) 8fusi subdural -ejang 8dema dan herniasi serebral 1erebral palsy 5angguan mental 5angguan belajar /ttention deficit disorder

Pen'ega,an Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti 0<1) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) 4alaupun gejala"gejala infeksi tersebut telah hilang. #etelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Qntuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius J. P ognosis 9enderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal tergantung , a. umur penderita. b. +enis kuman penyebab c. <erat ringan infeksi d. 'ama sakit sebelum mendapat pengobatan e. -epekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan f. /danya dan penanganan penyakit. Meskipun telah diberikan pengobatan, sebanyak D%P bayi meninggal. +ika terjadi abses, angka kematian mendekati GFP. $%"F%P bayi yang bertahan hidup, mengalami kerusakan otak dan saraf (misalnya hidrosefalus, tuli dan keterbelakangan mental) K. As&,an Kepe a.atan A. Peng#a)ian . /namnesa a) Identitas pasien. b) -eluhan utama, sakit kepala dan demam c) *i4ayat penyakit sekarang d) &arus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti sakit kepala, demam, dan keluhan kejang. -apan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa yang sering menimbulkan kejang

e)

*i4ayat penyakit dahulu *i4ayat sakit 0< paru, infeksi jalan napas bagian atas, otitis media, mastoiditis, tindakan bedah saraf, ri4ayat trauma kepala dan adanya pengaruh immunologis pada masa sebelumnya perlu ditanyakan pada pasien. 9engkajian pemakaian obat obat yang sering digunakan pasien, seperti pemakaian obat kortikostiroid, pemakaian jenis jenis antibiotic dan reaksinya (untuk menilai resistensi pemakaian antibiotic). f) *i4ayat psikososial *espon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. $. 9emeriksaan fisik 9eningkatan kerja pernapasan pada fase a4al 0D meningkat, nadi menurun, tekanan nadi berat (berhubungan dengan peningkatan 0I- dan pengaruh pada pusat vasomotor), takikardia, disritmia (pada fase akut) seperti disritmia sinus /fasia6 kesulitan dalam berbicara, mata (ukuran6 reaksi pupil), unisokor atau tidak berespon terhadap cahaya (peningkatan 0I-) nistagmus (bola mata bergerak"gerak terus menerus), kejang lobus temporal, otot mengalami hipotonia6 flaksid paralysis (pada fase akut meningitis), hemiparese6 hemiplegi, tanda <rudzinski (K) dan atau tanda kernig (K) merupakan indikasi adanya iritasi meningeal (fase akut), refleks tendon dalam terganggu, babinski (K), refleks abdominal menurun6 tidakl ada, refleks kremastetik hilang pada laki"laki /danya inkontinensia dan6atau retensi Muntah, anoreksia, kesulitan menelan 0urgor kulit jelek B. Diagnosa Diagnosa yang mungkin muncul yaitu 5angguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intracranial *esiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi. 5angguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi. *esiko terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran -urangnya pengetahuan keluarga sehubungan keterbataaan informasi.

. $. D. E. F.

C. Pe en'anaan . 5angguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intracranial 0ujuan 9asien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit

Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris -riteria hasil 0anda"tanda vital dalam batas normal *asa sakit kepala berkurang -esadaran meningkat /danya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda"tanda tekanan intrakranial yang meningkat. *encana 0indakan INTER/ENSI RASIONAL 9asien bed rest total dengan posisi 9erubahan pada tekanan intakranial akan tidur terlentang tanpa bantal dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak Monitor tanda"tanda status Dapat mengurangi kerusakan otak lebih neurologis dengan 51#. lanjt Monitor tanda"tanda vital seperti 9ada keadaan normal autoregulasi 0D, 7adi, #uhu, *esoirasi dan hati" mempertahankan keadaan tekanan darah hati pada hipertensi sistolik sistemik berubah secara fluktuasi. -egagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. #edangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi. Monitor intake dan output hipertermi dapat menyebabkan peningkatan II' dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral <antu pasien untuk membatasi /ktifitas ini dapat meningkatkan tekanan muntah, batuk. /njurkan pasien intrakranial dan intraabdomen. untuk mengeluarkan napas apabila Mengeluarkan napas se4aktu bergerak bergerak atau berbalik di tempat atau merubah posisi dapat melindungi diri tidur. dari efek valsava -olaborasi Meminimalkan fluktuasi pada beban <erikan cairan perinfus dengan vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi perhatian ketat. cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral Monitor /5D bila diperlukan /danya kemungkinan asidosis disertai pemberian oksigen dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

<erikan terapi sesuai advis dokter 0erapi yang diberikan dapat menurunkan seperti, #teroid, /minofel, permeabilitas kapiler. /ntibiotika. Menurunkan edema serebri Menurunka metabolik sel 6 konsumsi dan kejang. 0. Resi#o te )a(i #e)ang &!ang %e ,&%&ngan (engan ,ipe te $i. 0ujuan , -lien tidak mengalami kejang selama berhubungan dengan hiperthermi -riteria hasil , 0idak terjadi serangan kejang ulang. #uhu D(,F L DG,F R 1 (bayi), D( L DG,F R 1 (anak) 7adi , % L $% =6menit (bayi) %%" % =6menit (anak) *espirasi ,D% L E% =6menit (bayi) $E L $H =6menit (anak) -esadaran composmentis *encana 0indakan , INTER/ENSI RASIONAL 'onggarkan pakaian, berikan proses konveksi akan terhalang oleh pakaian tipis yang mudah menyerap pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat keringat. <erikan kompres dingin perpindahan panas secara konduksi <erikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll) Cbservasi kejang dan tanda vital tiap E jam <atasi aktivitas selama anak panas <erikan anti piretika pengobatan sesuai advis saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat 9emantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan aktivitas dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan panas dan Menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis

1. Gangg&an asa n*a$an %e ,&%&ngan (engan ,ipe t,e $i. 0ujuan , *asa nyaman terpenuhi -riteria hasil , #uhu tubuh D( L DG,FR 1, 7 2 %% L % =6menit, ** , $E L $H =6menit, -esadaran composmentis, anak tidak re4el.

*encana 0indakan ,

I708*387#I -aji faktor hiperthermi L faktor

*/#IC7/'I#/#I

terjadinya mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian6selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh Cbservasi tanda L tanda vital tiap E jam 9emantauan tanda vital yang teratur sekali dapat menentukan perkembangan kepera4atan yang selanjutnya. 9ertahankan suhu tubuh normal suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh /jarkan pada keluarga memberikan proses konduksi6perpindahan panas kompres dingin pada kepala 6 ketiak dengan suatu bahan perantara /njurkan untuk menggunakan baju tipis proses hilangnya panas akan terhalangi dan terbuat dari kain katun oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat /tur sirkulasi udara ruangan 9enyediaan udara bersih <eri ekstra cairan dengan -ebutuhan cairan meningkat karena menganjurkan pasien banyak minum penguapan tubuh meningkat <atasi aktivitas fisik aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas 2. Resi#o te )a(in*a in)& i se,&%&ngan (engan a(an*a #e)ang+ pe &%a,an stat&s $enta! (an pen& &nan ting#at #esa(a an 0ujuan, 9asien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran *encana 0indakan INTER/ENSI RASIONALISASI Independent 5ambaran tribalitas sistem saraf pusat monitor kejang pada tangan, kaki, memerlukan evaluasi yang sesuai mulut dan otot"otot muka lainnya dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi. 9ersiapkan lingkungan yang aman Melindungi pasien bila kejang terjadi seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien. 9ertahankan bedrest total selama fae Mengurangi resiko jatuh 6 terluka jika akut vertigo, sincope, dan ataksia terjadi -olaborasi Qntuk mencegah atau mengurangi <erikan terapi sesuai advis dokter kejang. seperti2 diazepam, phenobarbital, dll. 1atatan , 9henobarbital dapat

menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi. 3. K& angn*a pengeta,&an #e!&a ga se,&%&ngan #ete %ataaan in"o $asi. 0ujuan , 9engetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknya. -riteria hasil, -eluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya. -eluarga mampu diikutsertakan dalam proses kepera4atan. keluarga mentaati setiap proses kepera4atan. *encana 0indakan , I708*387#I */#IC7/'I#/#I -aji tingkat pengetahuan keluarga Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang didapat <eri penjelasan kepada keluarga sebab penjelasan tentang kondisi yang dialami dan akibat kejang dapat membantu menambah 4a4asan keluarga +elaskan setiap tindakan pera4atan agar keluarga mengetahui tujuan setiap yang akan dilakukan tindakan pera4atan <erikan &ealth 8ducation tentang cara sebagai upaya alih informasi dan mendidik menolong anak kejang dan mencegah keluarga agar mandiri dalam mengatasi kejang, antara lain , masalah kesehatan . +angan panik saat kejang $. <aringkan anak ditempat rata dan lembut. D. -epala dimiringkan. E. 9asang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang basah, lalu dimasukkan ke mulut. F. #etelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan obat tunggu sampai keadaan tenang. (. +ika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak minum <erikan &ealth 8ducation agar selalu mencegah peningkatan suhu lebih tinggi sedia obat penurun panas, bila anak dan serangan kejang ulang panas +ika anak sembuh, jaga agar anak tidak sebagai upaya preventif serangan ulang terkena penyakit infeksi dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu <eritahukan keluarga jika anak akan imunisasi pertusis memberikan reaksi

mendapatkan imunisasi agar panas yang dapat menyebabkan kejang memberitahukan kepada petugas demam imunisasi bah4a anaknya pernah menderita kejang demam

D.

Pe!a#sanaan 9elaksanaan tindakan keper4atan adalah inisiatif dari rencana tindakan yang spesifik. 9elaksanaan merupakan aplikasi dari perencanan kepera4atan oleh pera4at bersama klien. &al"hal yang harus kita perhatikan dalam melakukan implementasi adalah intervensi yang dilakukan sesuai dengan rencana. #etelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan tekhnik intervensi harus dilakukan denga cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis dilindungi dan dokumentasi kepera4atan berupa pencatatan dan pelaporan (7ursalam, $%% ) E. E4a!&asi . Mencapai masa penyembuhan tepat 4aktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain. $. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya6membaik dan fungsi motorik6sensorik, mendemonstrasikan tanda"tanda vital stabil. D. 0idak mengalami kejang6penyerta atau cedera lain. E. Melaporkan nyeri hilang6terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur6istirahat dengan tepat. F. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan. (. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi. G. 0ampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

2. A.

En'ep,a!itis Konsep (asa en'ep,a!itis 8ncephalitis adalah suatu peradangan dari otak. /da banyak tipe"tipe dari encephalitis, kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi"infeksi. 9aling sering infeksi" infeksi ini disebabkan oleh virus"virus. 8ncephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit" penyakit yang menyebabkan peradangan dari otak. 8ncephalitis adalah infeksi jaringan atas oleh berbagai macam mikroorganisme (Ilmu -esehatan /nak, !HF). 8ncephalitis adalah infeksi yang mengenai 17# yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non"purulen (K) (9edoman diagnosis dan terapi, !!E). 8ncephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (-apita selekta kedokteran jilid $, $%%%). B. Etio!ogi 3irus arbo (arthropod"borne) yang mencakup virus e>uine dan 4est niie 8nterovirus yang mencakup 81&C, 1CM1/1&I8 / dan < serta poliovirus. 9aramy=ovirus (mumps) &erpes virus 3irus rabies -apita selekta kedokteran jilid $, $%%% C. Pato"isio!ogi

D.

Tan(a (an Ge)a!a Demam. #akit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritan. 9using. Muntah. 7yeri tenggorokan. Malaise. 7yeri ekstrimitas. 9ucat. &alusinasi. -aku kuduk.

E.

-ejang. 5elisah. Iritable. 5angguan kesadaran.

Pe$e i#saan Pen&n)ang . 9emeriksaan cairan serebrospinal. Iarna dan jernih terdapat pleocytosis berkisar antara F%"$%% sel dengan dominasi sel limfosit. 9rotein agak meningkat sedangkan glucose dalam batas normal. $. 9emeriksaan 885. Memperlihatkan proses inflamasi yang difuse :bilateral; dengan aktivitas rendah D. 9emeriksaan virus. Ditemukan virus pada 17# didapatkan kenaikan titer antibody yang spesifik terhadap virus penyebab. 9engobatan penyebab , Diberikan apabila jenis virus diketahui &erpes encephalitis , /denosine arabinose F mg6-g, <<6hari selama F hari. $) 9engobatan suportif #ebagian besar pengobatan encephalitis adalah , pengobatan nonspesifik yang bertujuan mempertahankan fungsi organ tubuh. D) 9engobatan tersebut antara lain, /<1 (air4ay, breathing, circulation) harus ipertahankan sebaik"baiknya. 9emberian makan secara adekuat baik secara internal maupun parenteral dengan memepertahikan jumlah kalori, protein, keseimbangan cairan elektrolit dan vitamin. Cbat"obatan yang lain apabila diperlukan agar keadaan umum enderita tidak bertambah parah -. . $. D. E. F. (. G. H. !. Ko$p!i#asi *etardasi mental Iritabel 5angguan motorik 8pilepsi 8mosi tidak stabil #ulit tidur &alusinasi 8nuresis /nak menjadi perusak dan melakukan tindakan asosial lain. )

-omplikasi pada ensefalitis berupa ,

G.

Penata!a#sanaan . Isolasi Isolasi bertujuan mengurangi stimuli6rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan.

$. 0erapi antimikroba, sesuai hasil kultur Cbat yang mungkin dianjurkan oleh dokter , /mpicillin , $%% mg6kg<<6$E jam, dibagi E dosis -emicetin , %% mg6kg<<6$E jam, dibagi E dosis <ila encephalitis disebabkan oleh virus (&#3), agen antiviral acyclovir secara signifikan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas &#3 encephalitis. /cyclovir diberikan secara intravena dengan dosis D% mg6kg<< per hari dan dilanjutkan selama %" E hari untuk mencegah kekambuhan (3ictor, $%% ). Qntuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara polifragmasi. Mempertahankan hidrasi, monitor balans cairan2 jenis dan jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan anak. 5lukosa $%P, % ml intravena beberapa kali sehari disuntikkan dalam pipa giving set untuk menghilangkan edema otak. -ortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk menghilangkan edema otak. E. Mengontrol kejang Cbat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Cbat yang diberikan ialah valium dan atau luminal. F. (. G. H. 3alium dapat diberikan dengan dosis %,D"%,F mg6kg<<6kali <ila F menit belum teratasi6kejang lagi bia diulang dengan dosis yang sama +ika sudah diberikan $ kali dan F menit lagi masih kejang, berikan valium drip dengan dosis F mg6kg<<6$E jam. Mempertahankan ventilasi <ebaskan jalan nafas, berikan C$ sesuai kebutuhan ($" Dl6menit). 9enatalaksanaan shock septik Mengontrol perubahan suhu lingkungan Qntuk mengatasi hiperpireksia, diberikan kompres pada permukaan tubuh yang mempunyai pembuluh besar, misalnya pada kiri dan kanan leher, ketiak, selangkangan, daerah proksimal betis dan di atas kepala. #ebagai hibernasi dapat diberikan largaktil $ mg6kg<<6hari dan phenergan E mg6kg<<6hari secara intravena atau intramuscular dibagi dalam D kali pemberian. Dapat juga diberikan antipiretikum seperti asetosal atau parasetamol bila keadaan telah memungkinkan pemberian obat per oral.(&assan, !!G) D. Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otak

ASUHAN KEPERA5ATAN A. . Peng#a)ian <iodata

Qmur , 9enyakit ensefalitis dapat menyerang semua usia, insiden tertinggi terjadi pada anak"anak +enis kelamin , 9enyakit ensefalitis bisa terjadi pada laki"laki dan perempuan <angsa , Qmumnya untuk penyakit ensefalitis tidak mengenal suku bangsa, ras $. -eluhan utama D. Demam -ejang

*i4ayat kesehatan sekarang

Demam, kejang, sakit kepala, pusing, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, pucat, gelisah, perubahan perilaku, dan gangguan kesadaran. E. *i4ayat kesehatan dahulu

-lien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih "E hari, pernah menderita penyakit &erpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan. F. *i4ayat penyakit keluarga

-eluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh , &erpes dll. <akteri contoh , #taphylococcus /ureus,#treptococcus , 8 , 1oli ,dll. B. Po!a6Po!a -&ngsi Kese,atan . 9ola persepsi dan tata laksana hidup sehat a. -ebiasaan #umber air yang dipergunakan dari 9/M atau sumur ,kebiasaan buang air besar di I1,lingkungan penduduk yang berdesaan (daerah kumuh) b. #tatus 8konomi

<iasanya menyerang klien dengan status ekonomi rendah.

$. 9ola fungsi kesehatan a. 9ola nutrisi dan metabolisme 7afsu makan menurun (anoreksia) nyeri tenggorokan dan <erat badan menurun b. 9ola aktivitas 7yeri ekstremitas dan keterbatasan rentang gerak akan mempengaruhi pola aktivitas c. 9ola istirahat dan tidur -ualitas dan kuantitas akan berkurang oleh karena demam, sakit kepala dll, yang sehubungan dengan penyakit ensefalitis d. 9ola eliminasi -ebiasaan Defekasi sehari"hari. <iasanya pada klien 8nsefalitis karena klien tidak dapat melakukan mobilisasi maka dapat terjadi obstivasi. -ebiasaan </- sehari"hari <iasanya pada klien 8nsefalitis kebiasaan miksi normal frekuensi normal. +ika kebutuhan cairan terpenuhi. +ika terjadi gangguan kebutuhan cairan maka produksi irine akan menurun ,konsentrasi urine pekat e. 9ola hubungan dan peran 8fek penyakit yang diderita terhadap peran yang diembannya sehubungan dengan ensefalitis, bisanya Interaksi dengan keluarga 6 orang lain biasanya pada klien dengan 8nsefalitis kurang, karena kesadaran klien menurun mulai dari apatis sampai koma. f. 9ola penanggulangan stress

/kan cenderung mengeluh dengan keadaaan dirinya (stress)

C.

Pe$e i#saan "isi#

#etelah melakukan anmnesis yang mengarah pada keluhan"keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis. 9emeriksaan fisik sebaiknya dilakukan persistem (< "<() dengan focus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan <D (<rain) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan"keluhan dari klien. 9emeriksaan fisik dumulai dengan memeriksa tanda"tanda vital (003) pada klien ensefalitis biasanya didapatkan peningkatn suhu tubuh lebih dari normal D!"E!S1. -eadaan ini biasanya dihubungkan dengan proses inflamasi dari selaput otak yang sudah menggangu pusat pengatur suhu tubuh. 9enurunan denyut nadi terjadi berhubungan dengan tanda"tanda peningkatan 0I-. /pabila disertai peningkatan frekuensi pernapasan sering berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme umum dan adanya infeksi pada system pernapasan sebelum mengalami ensefalitis. 0D biasanya normal atau meningkat berhubungan dengan tanda"tanda peningkata 0I-. B1 7B eat,ing8

Inspeksi apakah klien batuk, produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan yang sering didapatkan pada klien ensefalitis yang sering disertai adanya gangguan pada system pernapasan. 9alpasi biasanya taktil premitus seimbang kanan dan kiri. /uskultasi bunyi napas tambahan sperti ronkhi pada klien ddengan ensefalitis berhubungan akuulasi sekreet dari penurunan kesadaran. B0 7B!oo(8

9engkajian pada system kardiovaskular didapatkan renjatan (syok) hipovolemik yang sering terjadi pada klien ensefalitis. B1 7B ain8

9engkajian <D (<rain) merupakan pemeriksaan focus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada system lainnya.

Ting#at Kesa(a an

9ada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien ensefalitis biasanya berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa. /pabila klien sudah mengalami koma maka penilaia 51# sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan bahan evaluasi untuk memaantau pemberian asuhan kepera4atan. -&ngsi Se e% i

#tatus mental , observasi penampilan klien dan tingkah lakunya, nilai gaya bicara klien dan observasi ekspresi 4ajah dan aktivitas motorik. 9ada klien ensefalitis tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami perubahan. Pe$e i#saan Sa a" K ania! Sa a" I. .ungsi penciuman biasanya tidak ada klainan pada klien ensefalitis Sa a" II. 0es ketajaman penglihatan pada kondisi normal. 9emeriksaan papiledema mungkin didapatkan terutma pada ensefalitis supuratif disertai abses serebri dan efusi subdural yang menyebabkan terjadinya peningkatan 0I-. Sa a" III+ I/+ (an /I. 9emeriksaan fungsi dan reaksi pupil pada klien ensefalitis yang tidak disertai penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan. 9ada tahap lanjut ensefalitis yang telah mengganggu kesadaran, tanda"tanda perubahan dari fungsi dan reaksi pupil akan didapatkan. Dengan alas an yang tidak diketahui, klien ensefalitis mengeluh mengalami fotofobia atau sensitive yang berlebihan terhadap cahaya. Sa a" /. 9ada klien ensefalitis didapatkan paralisis pada otot sehingga mengganggu proses mengunyah. Sa a" /II. 9ersepsi pengecapan dalam batas normal, 4ajah asimetris karena adanya paralisis unilateral. Sa a" /III. 0idak ditemukan adanya tuli kondungtif dan tuli persepsi Sa a" I9 (an 9. -emampuan menelan kurang baik sehingga mengganggu pemenuhan nutrisi via oral.

Sa a" 9I. 0idak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. /danya usaha dari klien untuk melakukan fleksi leher dan kaku kuduk.

Sa a" 9II. 'idah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra pengecap normal.

Siste$ Moto i# -ekuatan otot menurun, kntrol keseimbangan dan koordinasi pada ensefalitis tahap lanjut mengalami perubahan.

Pe$e i#saan Re"!e#s 9emeriksaan refle= dala, pengetukan pada tendon, ligamentum atau periosteum derajat refle= pada respons normal. *efle= patologis akan didapatkan pada klien ensefalitis dengan tingkat kesadaran koma. Ge a#an In4o!&nte 0idak ditemukan adanya teremor, 0ic, dan distonia. 9ada keaddaan tertentu klien biasanya mengalami kejang umum, terutama pada anak ddengan ensefalitis disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi. -ejang dan peningkatan 0I- juga berhubungan dengan ensefalitis. -ejang terjadi sekunder akibat area fokal kortikal yang peka. Siste$ Senso i# 9emeriksaan sonsorik pada ensefalitis biasanya didapatkan perasaan raba normal, perasaan nyeri normal, perasaan suhu normal, tidak ada perasaan abnormal di eprmukaan tubuh, perasaan diskriminatif normal. 9eradangan pada selaput otak mengakibatkan sejumlah tanda yang mudah dikenali pada ensefalitis. 0anda tersebut adalah kaku kuduk, yaitu ketika adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot"otot leher. B2 7B!a((e 8 9emeriksaan pada sistemperkemihan biasanya didapatkan berkurangnya volume keluaran urine, hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal.

B3 7Bo.e!8 Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung. 9emenuhan nutrisi pada klien meningitis menurun karena anoreksia dan adanya kejang. B: 7Bone8 9enurunan kekuatan otot dan penurunan tingkat kesadaran menurunkan mobilitas klien secara umum. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari"hari klien lebih banyak dibantu orang lain.

D.

Diagnosa Kepe a.atan ;ang Se ing Te )a(i . *esiko tinggi infeksi b6d daya tahan terhadap infeksi turun. $. *esiko tinggi perubahan pe*6usi jaringan b6d &epofalemia, anemia. D. *esiko tinggi terhadap trauma b6d aktivitas kejang umu. E. 7yeri b6d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah. F. 5angguan mobilitas b6d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan *CM terbatas. (. 5angguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah. G. 5angguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b6d kerusakan susunan saraf pusat. H. 5angguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual. !. *esiko gangguan integritas kulit b6d daya pertahanan tubuh terhadap infeksi turun. %. *esiko terjadi kontraktur b6d spastik berulang.

DA-TAR PUSTAKA

M&tta<in A i".$%%H.Asuhan Kepera atan Klien !engan "angguan #istem Persara$an.+akarta, #alemba Medika.. Ta .oto+ (##.$%%G.Kepera atan %e!ikal Be!ah "angguan #istem Persara$an.+akarta, #agung #eto. /fida. $% $. /skep 8nsafilitis pada /nak. http,66kepera4atananakafidaruly.blogspot.com6$% $6 %6askep"ensefalitis"pada"anak.html. (diakses $E .ebruari $% E) #ugeng. $% . Infeksi #elaput Ctak Meningeohepalitis. http,66askeppoltekkesjogja.blogspot.com6$% 6%!6infeksi"selaput"otak" meningeochepalitis.html. (diakses $E .ebruari $% E) *ani. $% D. /skep 8ncephalitis. http,66ranierembeuz.blogspot.com6 rani. (diakses $E .ebruari $% E)

S-ar putea să vă placă și