Beberapa landasan yang digunakan SMAN 1 PAKUSARI dalam penyusunan kurikulum sekolah sebagai berikut : 1. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Pemerintah RI No 38 Tahun 2005 tentang pembagian wewenang antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota; 4. Peraturan Pemerintah RI No 22 Tahun 2005 tentang pembiayaan pendidikan 5. Permendiknas Bo 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi 6. Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 7. Permendiknas No 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 8. Permendiknas No 6 Tahun 2007 tentang perubahan peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2006 9. Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah 10. Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru 11. Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses 12. Permendiknas No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan 13. Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan 14. Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana 15. Permendiknas No 27 Tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi konselor 16. Permendiknas No 39 Tahun 2007 tentang pembinaan kesiswaan. 17. Panduan penyusunan KTSP yang dikembangkan oleh BSNP tahun 2006 3.1.1. Analisa Terhadap Landasan Pengembangan Kurikulum NO LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM HASIL ANALISA KETERANGAN 1 Landasan Filosofis Pada saat ini kurikulum yang dipakai oleh SMA Negeri 1 PAKUSARI Landasan filosofis ini mendasari sumber dari segala sumber hukum (pancasila), adalah kurikulum KTSP .Dalam penyusunan kurikulumnya dilandaskan pada tujuan nasional pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan serta memiliki tujuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (tujuan institusional) yakni meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. memperhatikan falsaffah negara. Landasan ini menentukan tujuan umum pendidikan yang akan dijadikan konsep implementasi kurikulum yang dikembangkan. 2 Landasan Sosiologis Pada kurikulum SMA Negeri 1 PAKUSARI selain terdapat komponen materi mata pelajaran yang akan disampaikan juga terdapat muatan lokal. Kebujakan Nasional yang berkaitan dengan dmasukkannya muatan lokal dalam Standar Isi dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa NKRI terdiri atas berbagai daerah yang beragam, kondisi geografis, sumber daya alam, dan masyarakatnya (sumber daya manusianya) dengan latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda. Adanya muatan lokal bertujuan agar peserta didik dapat bersaing dan mempunyai jiwa, semangat, dan ketrampilan.. Untuk tahun pelajaran 2013 2014 muatan lokal yang digunakan pada kelas XI IPA yaitu Baca Tulis Al- quran dan kelas lomba (OSN), sedangkan pada Memeberikan dasar untuk menetukan apa yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan dan perkembangan IPTEK sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
kelas XI IPS yakni kewirausahaan, Baca Tulis Al-quran dan kelas lomba (OSN). 3 Landasan Organisatoris Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Bahan ajar kelas XI semester satu dan semester dua sudah runtut jika dilihat dari SK dan KD serta keruntutan dari buku yang digunakan sebagai bahan ajar. Dalam hal ini buku bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran dengan SK/KD telah sesuai. Sehingga tidak terjadi kerancuan dalam pembelajaran. 4 Landasan Psikologis Kurikulum yang digunakan oleh SMAN 1 PAKUSARI memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik (humanistik) tanpa membedakan agama, suku, adat budaya serta status sosial ekonomi dan gender. Untuk mengatasi perbedaan itu terdapat pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi individu dan kehidupan sosial, belajar dan pembentukan karakter Dalam pembelajaran, diperhatikan tingkat peserta didik dalam berbagai aspek serta cara peserta didik belajar agar bahan ajar yang disediakan dapt dicerna dan dikuasai sesuai dengan taraf perkembangannya peserta didik.
3.2. Analisis Prinsip Pengembangan Kurikulum N o. Prinsip Pengembangan Prinsip Pengembangan Kurikulim di SMAN 1 Pakusari Analisis 1 Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Siswa dan Lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi siswa disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa. Dalam hal ini peserta didik menjadi pemeran utama dalam pengembangan dirinya. Akan tetapi guru juga tak lepas dari upaya membimbing siswanya serta memilih strategi mengajar yang sesuai dengan keadaan, kondisi, dan kebutuhan siswanya. Prinsip yang digunakan sama persis dengan prinsip yang tercantum dalam dokumen panduan KTSP yang dikeluarkan BSNP. Jika dianaolgikan dengan prinsip yang diberikan oleh beberapa ahli, prinsip ini mirip dengan berorientasi pada tujuan. 2 Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi Prinsip ini selain memperhatikan nilai akademik siswa, melainkan juga memperhatikan faktor- faktor perbedaan antar siswa, lingkungan, dan ras. Menjadikan keterpaduan dari hal-hal yang beragam. Serta menciptakan keterpaduan dari komponen kurikulum, seperti muatan wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri. Keseluruhan komponen tersebut disusun dengan keterkaitan dan keterpaduan. Ini juga sama dengan prinsip di KTSP. Prinsip ini juga bisa disebut dengan prinsip keterpaduan. 3 Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Karena itu, semangatdan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar siswa untuk mengikuti dan memanfaatkan Prinsip ini menjelaskan dan menegaskan pentingnya IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi dan seni) dalam dunia saat ini. Minimal mampu sebagai user dari IPTEKS tersebut. Prinsip ini juga perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. sama persis dengan yang terdapat dalam KTSP oleh BSNP. 4 Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional. Prinsip ini mirip dengan yangdikeluarkan oleh BSNP, akan tetapi pada kalimat terakhir terdapat kata-kata yang hilang atau memang dihilangkan, yaitu ...merupakan keniscayaan. Artinya pengembangan kurikulum disesuaikan dengan keadaan agar relevan. Misalnya ditujukan untuk pekerjaan tertentu, profesi tertentu, atau untuk memasuki perguruan tinggi yang diinginkan. Prinsip ini sama dengan prinsip relevansi. 5 Menyeluruh dan Berkesinambun- gan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan Dalam hal ini kompetensi dan mata pelajaran disajikan secara berkesinambungan, maksudnya antar kompetensi dan matapelajaran saling berkaitan dan berkelanjutan. Ini dapat pula disebut dengan prinsip kontinuitas. 6 Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur- unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya Prinsip ini juga mengajarkan prinsip belajar sepanjang hayat. Siswa tidak hanya dipacu untuk beajar disekolah, melainkan belajar dimanapun dan kapanpun. Dan melatih siswa untuk belajar mandiri hingga akhir hayatnya. 7 Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Pengembangan kurikulum di SMA N 1 Pakusari juga memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan atau kepentinagan nasional dengan kepentingan daerah sekitar SMA N 1 Pakusari.
3.3. Analisis Komponen Kurikulum 3.3.1. Tujuan Kurikulum No Kriteria Tujuan Hasil Telaah 1 Kriteria Subtantif Pada kurikulum SMAN 1 PAKUSARI, tujuan yang tercantum sudah mengandung kriteria subtantif. Yaitu telah memperhatikan kebutuhan mendasar kebutuhan peserta didik untuk mampu bersaing dalam kehidupan bermasyarakat dengan dibekali ketrampilan. 2 Kriteria prosedur Tujuan pada kurikulum SMAN 1 PAKUSARI juga sudah memperhatikan kriteria prosedur yaitu representative, jelas, tidak rancu, dan tidak menimbulkan intrepretasi yang berbeda dan kontradiktif, berdasarkan argumen dan kerangka berpikir yang logis, kelayakan, keterwakilan dan konsisten, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.3.2. Analisi Kontent Kurikulum Kelas XI Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik
1.1 Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor 1.2 Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum- hukum Newton 1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan 1.4 Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran 1.5 Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik 1.6 Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari 1.7 Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan Kelas XI Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik 3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika
1. Materi Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas XI Materi yang mencakup dalam mata pelajaran Fisika SMA/MA kelas XI yaitu sebagai berikut : SEMESTER I Bab I : Kinematika dengan Analisis Vektor Bab II : Hukum-Hukum Newton tentang Gerak dan Gravitasi Bab III : Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana Bab IV : Usaha dan Energi Bab V : Impuls dan Momentum SEMESTER II Bab VI : Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Bab VII : Mekanika Fluida Bab VIII : Teori Kinetik Gas Bab IX : Termodinamika 2. Alokasi Waktu Alokasi waktu yang digunakan adalah 34 minggu efektif. Untuk semester I digunakan 17 minggu efektif dan pada semester II juga digunakan 17 minggu efektif.
3.3.3. Analisis Organisasi Kurikulum No. Kriteria Organisasi Kurikulum Hasil telaah 1. Ruang Lingkup Mata pelajaran Fisika di SMA/MA merupakan pengkhususan IPA di SMP/MTs. Untuk kelas XI IPA semester 1 dan semester 2 ruang lingkup materi terdiri atas gerak dengan analisis vektor, hukum Newton tentang gerak dan gravitasi, gerak getaran, energi, usaha, dan daya, impuls dan momentum, momentum sudut dan rotasi benda tegar, fluida, termodinamika
2. Integrasi/ keterpaduan Mencakup dari ruang lingkup yang ada, materi yang disampaikan pada setiap pertemuan haruslah terintegrasi. Seperti pada SK dan KD yang telah disusun. Misalnya saja pada bab pertama yaitu Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik (gerak dalam analisis vektor) yang didalamnya menganalisis mengenai gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor , Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton, Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan, Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran, Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik , Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari, Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan 3. Urutan Materi yang disampaikan sudah berurutan yaitu mulai dari materi pengenalan . inti sampai pada penerapan pada kehidupan sehari hari. Terlihat pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dimulai dari menganalisis berbagai macam gerak hingga materi yang lebih kompleks yaitu tumbukan. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara pendekatan ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. 4 Kontinuitas Dilihat dari SK dan KD secara umum materi yang disampaikan tampak selalu berkesinambumgan dengan penyampaian materi yang selanjutnya. Oleh karena itu kriteria dari kontinuitas selalu mengacu pada kesinambungan antara materi awal dengan materi selanjutnya. 5 Artikulasi dan keseimbangan Pada materi kelas XI IPA semester 1 dan 2 sudah bisa dikatan seimbang bobotnya antara materi satu dengan materi yang lain. Misalnya pada waktu kelas XI IPA semester 1, siswa mampu menganalisis konsep mekanika, selanjutnya pada semester 2 siswa mampu menerapkan konsep mekanika dalam kehidupan sehari-hari.
3.3.4. Hasil Analisis Evaluasi Untuk mengetahui ketercapaian tujuan kurikulum dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal yang digunakan SMA N 1 PAKUSARI dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah mencakup ketuntasan belajar dan penilaian yang diharapkan dan kriteria ketuntasan Minimal (KKM). SMA N 1 PAKUSARI pada tahun pelajaran 2013/2014 menggunakan Standar Isi (SI) dan KTSP. Penilaian dapat dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan dapat pula dilakukan setelah selesai satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Penilaian meliputi aspek kognitif (pemahaman konsep), afektif (sikap) dan psikomotorik (praktik). Setiap mata pelajaran harus memenuhi ketuntasan nilai kognitif dan psikomotorik minimal sesuai dengan KKM tiap mata pelajaran dan nilai afektif adalah B. Dan jika siswa belum mencapai batas ketuntasan batas ketuntasan minimal, peserta didik harus mengikuti remidial sesuai KD yang belum tuntas.