Sunteți pe pagina 1din 8

_________________________

1) Penulis Penanggung Jawab


ANALISIS SOAL SNMPTN BIOLOGI BERDASARKAN DOMAIN
KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM REVISI DAN PROFIL CAPAIAN
SISWA SMA KELAS XII

Dian Amirulloh, Nuryani Rustaman
1)
, Siti Sriyati
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA


ABSTRACT
Descriptive research Analysis of SNMPTN Biology Item Based on Cognitive
Domain of Bloom Taxonomy Revision and Profile Achievement of Senior High
School Students Grade XII aim to get information SNMPTN Biology item quality
based on cognitive domain of Bloom taxonomy Revision and to get the overview of
student achievement in doing the test. Research subject are SNMPTN Biology item of
year test 2010, 2011, 2012 and 225 students from senior high school grade XII. Data is
obtained by check list analysis of cognitive domain Bloom taxonomy Revision and
KTSP, and with Test of Logical Thinking (TOLT). Based on analysis, SNMPTN
Biology item develop the item with dimension of cognitive process at C1 (24.45%),
C2 (62.22%), and C3 (13.33%), dimensions of knowledge at factual (6.66%),
conceptual (91.12%), and procedural (2.22%). Overall content of the item test has
covered in KTSP. As for degree of difficulty, determination, validity, and option
effectiveness, there are in the category enough, bad, or low, whereas the reliability is
high. And then overall the students reached development of intellectual level at formal
operation (59.11%), although there are students in the category concrete operation
(13.33%), and transition (27.56%). Student achievement in doing the test (SNMPTN
Biology item) is still low. Students with formal operation have higher achievement
than students with concrete operation and transition. As tool that have function for
selection test, also should be developed the item with higher dimensions of cognitive
process and sufficient criteria of item analysis.
Key Words: SNMPTN Biology Item, Cognitive Domain of Bloom Taxonomy
Revision

ABSTRAK
Penelitian deskriptif Analisis Soal SNMPTN Biologi Berdasarkan Domain Kognitif
Taksonomi Bloom Revisi dan Profil Capaian Siswa SMA Kelas XII bertujuan
memperoleh informasi kualitas soal-soal SNMPTN Biologi berdasarkan domain
kognitif taksonomi Bloom Revisi dan gambaran capaian siswa dalam mengerjakan
soal-soal tersebut. Subjek penelitian yaitu soal-soal SNMPTN Biologi tahun 2010,
2011, 2012, dan siswa SMA kelas XII berjumlah 225 siswa. Data diperoleh dengan
daftar cek analisis domain kognitif taksonomi Bloom Revisi dan analisis KTSP, serta
tes kemampuan berpikir logis. Berdasarkan hasil analisis, soal-soal SNMPTN Biologi
mengembangkan soal-soal dimensi proses kognitif C1 (24.45%), C2 (62.22%), dan C3
(13.33%), dimensi pengetahuan faktual (6.66%), konseptual (91.12%), dan prosedural
(2.22%). Materi soal secara keseluruhan sudah tercakup dalam KTSP. Adapun tingkat
kesukaran, daya pembeda, validitas, dan efektivitas pengecoh umumnya pada kategori
sedang, buruk, atau rendah, sedangkan reliabilitasnya tinggi. Pada umumnya siswa
sudah mencapai perkembangan tingkat intelektual operasi formal (59.11%), walaupun
masih terdapat siswa operasi konkret (13.33%) dan transisi (27.56%). Capaian siswa
Dian Amirulloh, Nuryani Rustaman, Siti Sriyati
Analisis Soal SNMPTN Biologi Berdasarkan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi
dan Profil Capaian Siswa SMA Kelas XII
dalam mengerjakan soal-soal SNMPTN Biologi masih cukup rendah. Siswa operasi
formal memiliki capaian lebih tinggi dari pada siswa operasi konkret dan transisi.
Sebagai alat seleksi sebaiknya dikembangkan pula soal-soal dimensi proses kognitif
yang lebih tinggi dan kriteria analisis pokok uji yang memadai.
Kata Kunci: Soal SNMPTN Biologi, Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi


Tes tertulis Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
merupakan salah satu pola penerimaan
calon mahasiswa baru ke perguruan tinggi
negeri di Indonesia. Tes tersebut saat ini
dikenal dengan nama Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN) (Direktorat Pendidikan Tinggi,
2013). Setidaknya terdapat empat alasan
utama mengapa perguruan tinggi
menyelenggarakan seleksi dalam
penerimaan calon mahasiswa baru.
Pertama, pendidikan di perguruan tinggi
merupakan ajang penyiapan calon
pemimpin bangsa di masa yang akan
datang, karena itu diperlukan suatu
kepastian bahwa para calon mahasiswa
yang akan belajar di perguruan tinggi
memiliki kualitas yang baik. Kedua,
kesempatan belajar di perguruan tinggi
merupakan kesempatan yang langka,
sehingga hal tersebut diharapkan dapat
diberikan kepada calon-calon yang
potensial dan paling berhak
mendapatkannya. Ketiga, dengan adanya
seleksi memungkinkan untuk mrnjaring
calon-calon mahasiswa yang bertalenta
tinggi. Keempat, kesempatan pendidikan
tinggi merupakan hal yang mahal, sehingga
harus dimanfaatkan secara efektif dan
efisien (Suryabrata, 2004).
Berkenaan dengan keempat alasan di
atas, terdapat beberapa pertimbangan
dalam melaksanakan seleksi masuk ke
perguruan tinggi, yaitu meliputi pertama,
efektivitas prediksi (tes sebagai prediktor
keberhasilan mahasiswa pada masa
mendatang), kedua ekuitas atau kesetaraan
(tes memberikan kesempatan atau peluang
yang setara bagi subjek peserta tes), ketiga
efektivitas ekonomi (tes dapat memperluas
akses masyarakat untuk dapat melanjutkan
belajar di perguruan tinggi), dan keempat
insentif belajar mengajar (tes dilaksanakan
karena adanya keterbatasan daya tampung
di perguruan tinggi) (Depdikbud, 1990).
Perangkat soal merupakan alat tes yang
seringkali digunakan dalam seleksi masuk
ke perguruan tinggi yang hasilnya
dijadikan pertimbangan untuk menentukan
seorang calon mahasiswa lulus atau tidak
dalam seleksi. Keputusan yang tepat yaitu
ketika calon yang diterima memang
kemudian terbukti berhasil menunjukkan
performans yang baik. Oleh karena itu,
suatu alat seleksi sangat penting memiliki
kualitas yang teruji untuk menjaring calon-
calon yang berkualitas dan potensial
(Azwar, 2010).
Soal-soal SNMPTN Biologi merupakan
salah satu bagian dari mata uji yang
diteskan dalam tes SNMPTN. Penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui
profil soal-soal SNMPTN Biologi
berdasarkan domain kognitif taksonomi
Bloom Revisi dan profil capaian siswa
SMA kelas XII. Selain itu untuk lebih
mengetahui fungsi seleksi dari soal-soal
tersebut, dilakukan pula tes kemampuan
berpikir logis yang dikembangkan oleh
Tobin & Capie dan telah distandarisasi
(Valanides, 1999). Melalui tes kemampuan
berpikir logis tersebut, dapat diketahui
perkembangan tingkat intelektual siswa
serta kaitannya dengan kemampuan dalam
mengerjakan tes soal-soal SNMPTN.

METODE
Penelitian dilakukan secara
deskriptif dengan subjek terdiri atas soal-
soal SNMPTN Biologi dari tiga tahun
berturut-turut yaitu tahun 2010, 2011, dan
Formica Education Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014
2012, serta siswa SMA kelas XII sebanyak
225 siswa yang berasal dari tiga sekolah,
mengadopsi metode dari Manik (2011).
Masing-masing sekolah mewakili sekolah
cluster 1, cluster 2, dan cluster 3 SMA
Negeri di kota Bandung. Data penelitian
dijaring dengan menggunakan daftar cek
analisis domain kognitif taksonomi Bloom
Revisi dan analisis Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
mengkategorikan setiap butir soal menurut
dimensi proses kognitif dan dimensi
pengetahuan dalam taksonomi Bloom
Revisi, serta mengkategorikan butir soal
menurut standar isi dalam KTSP. Selain itu
digunakan pula soal-soal tes kemampuan
berpikir logis untuk mengetahui
perkembangan tingkat intelektual siswa.
Penelitian dilaksanakan yaitu dengan
menganalisis soal-soal SNMPTN Biologi
berdasarkan domain kognitif taksonomi
Bloom Revisi meliputi dimensi proses
kognitif dan dimensi pengetahuan,
menganalisis ketercakupan standar isi
KTSP meliputi jenjang kelas, standar
kompetensi, dan kompetensi dasar dalam
pengembangan materi soal-soal SNMPTN
Biologi, kemudian melakukan tes soal-soal
SNMPTN Biologi kepada siswa SMA
kelas XII, dilanjutkan dengan melakukan
tes soal-soal kemampuan berpikir logis.
Selain itu dilakukan pula analisis pokok uji
soal-soal SNMPTN Biologi, dan analisis
mengenai keterkaitan antara capian hasil
tes kemampuan berpikir logis dengan
capaian hasil tes pada soal-soal SNMPTN
Biologi tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Soal-Soal SNMPTN Biologi
berdasarkan Domain Kognitif
Taksonomi Bloom Revisi
Profil soal-soal SNMPTN Biologi
berdasarkan domain kognitif taksonomi
Bloom Revisi yaitu data yang
menggambarkan persentase jumlah butir
soal pada setiap kategori dari dimensi
proses kognitif dan dimensi pengetahuan
yang terdapat dalam taksonomi Bloom
Revisi (Lihat Tabel 1). Soal-soal SNMPTN
Biologi yang dianalisis pada umumnya atau
dominan mengembangkan soal-soal pada
dimensi proses kognitif kategori C2
(Memahami) dengan dimensi pengetahuan
konseptual, di samping terdapat juga soal-
soal pada dimensi proses kognitif kategori
C1 (Mengingat), dan kategori C3
(Mengaplikasikan), dengan dimensi
pengetahuan faktual serta prosedural.

Tabel 1. Persentase Jumlah Butir Soal
SNMPTN Biologi Berdasarkan Domain
Kognitif Taksonomi Bloom Revisi
Soal-soal dengan kategori C1
merupakan soal yang bersifat menelusuri
informasi yang telah tersimpan dalam
memori jangka panjang. Soal-soal tersebut
dapat meliputi soal tentang mengingat dan
mengenali. Selanjutnya soal-soal dengan
kategori C2-konseptual merupakan soal
yang paling banyak muncul dalam soal-
soal SNMPTN Biologi. Soal-soal kategori
C2-konseptual merupakan soal yang
mengonstruksi suatu makna berdasarkan
pengetahuan yang telah dimiliki atau
mengintegrasikan suatu hal atau
pengetahuan baru ke dalam skema
pemikiran yang telah ada. Soal-soal pada
kategori tersebut juga merupakan soal yang
memadukan antara unsur-unsur dasar ke
dalam suatu struktur yang lebih terpadu.
Soal-soal kategori C2 dapat meliputi soal
tentang menafsirkan, memberi contoh,
mengklasifikasikan, meringkas, menarik
inferensi, membandingkan, dan
menjelaskan. Adapun soal-soal kategori C3
merupakan soal dengan kategori proses
kognitif mengaplikasikan. Soal tersebut
berkaitan dengan penggunaan suatu
Dian Amirulloh, Nuryani Rustaman, Siti Sriyati
Analisis Soal SNMPTN Biologi Berdasarkan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi
dan Profil Capaian Siswa SMA Kelas XII
prosedur untuk menyelesaikan suatu
permasalahan atau mengerjakan suatu
tugas. Soal kategori C3 dapat meliputi soal-
soal tentang menjalankan dan
mengimplementasikan (Anderson et al.,
2001).
Dalam taksonomi Bloom Revisi, proses
berpikir pada kategori C1 hingga C2 masih
termasuk ke dalam kategori berpikir tingkat
rendah, sedangkan proses berpikir dari
kategori C3 hingga C6 sudah termasuk ke
dalam kategori berpikir tingkat tinggi.
Soal-soal SNMPTN Biologi pada
umumnya masih mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat rendah, yaitu
dominan pada soal-soal dengan kategori C1
dan C2, masih sedikit soal-soal dengan
kategori C3, dan tidak ditemukan soal-soal
dengan kategori C4 - C6. Berkaitan dengan
fungsi seleksi, sebaiknya dikembangkan
pula soal-soal dengan proses berpikir pada
tingkat yang lebih tinggi dengan proporsi
yang memadai, sehingga dapat menjaring
peserta tes seleksi yang memiliki potensi
tinggi dan kualitas baik. Soal-soal dengan
proses berpikir tingkat tinggi melibatkan
tiga prinsip: (1) menyajikan sesuatu kepada
siswa untuk berpikir, misalnya dalam
bentuk teks pembuka atau pengantar,
gambar, skenario, atau sejenis beberapa
permasalahan, (2) menggunakan materi
yang baru bagi siswa, belum pernah
didiskusikan di kelas, dan tidak mengingat
pelajaran, (3) membedakan antara tingkat
kesukaran dan tingkat berpikir, serta
mengontrol keduanya secara terpisah
(Brookhart, 2010).
Lebih jauh lagi pentingnya mengukur
kemampuan berpikir pada tingkat tinggi di
samping merupakan asesment utama juga
merupakan asesment yang memberdayakan
siswa untuk memberikan kontribusi yang
efektif dan produktif terhadap masyarakat
(Rustaman, 2011). Hal ini terutama
kaitannya dengan seleksi orang-orang yang
potensial dan perguruan tinggi sebagai
ajang penyiapan calon pemimpin bangsa di
masa yang akan datang (Suryabrata, 2004).
Pada level kemampuan berpikir tingkat
tinggi, seseorang memperoleh nilai dan
belajar bertanggungjawab untuk
menciptakan masa depannya. Proses
berpikir pada tingkat yang lebih tinggi
umumnya meliputi: (1) mengeksplor secara
personal implikasi dari informasi (2)
mengartikulasikan perbedaan dalam
perspektif, (3) membuat penilaian personal
tentang kepentingan informasi relatif
terhadap diri seseorang, (4) membuat
rencana bagaimana menggunakan
informasi dalam kehidupan sehari-hari, dan
(5) mengintegrasikan informasi dengan
pengetahuan atau informasi lain
(Rustaman, 2011).

Profil Ketercakupan Standar I si KTSP
dalam Soal-Soal SNMPTN Biologi
Profil ketercakupan standar isi KTSP
dalam soal-soal SNMPTN Biologi
merupakan pengategorian setiap butir
pengembangan materi soal-soal SNMPTN
Biologi sesuai dengan aspek jenjang kelas,
standar kompetensi, dan kompetensi dasar
dalam KTSP (BSNP, 2006). Secara
keseluruhan, materi soal-soal SNMPTN
Biologi yang dianalisis atau diujikan sudah
tercakup dalam KTSP, yaitu memiliki
kesesuaian dengan cakupan pada aspek
jenjang kelas, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar. Persentase dari hasil
rekapitulasi ketercakupan standar isi KTSP
dalam pengembangan materi soal-soal
SNMPTN Biologi dapat dilihat pada Tabel
2. Soal-soal SNMPTN Biologi yang
dianalisis terdistribusi pada semua jenjang
kelas yang ada yaitu mulai dari kelas X
(37.78%), XI (20%), dan XII (42.22%).
Soal-soal materi kelas XII merupakan soal
yang proporsinya lebih besar dibandingkan
dengan soal materi kelas X ataupun kelas
XI. Ketercakupan aspek standar
kompetensi yaitu mencapai 91.67%. Dari
jumlah total 12 standar kompetensi materi
pelajaran Biologi SMA yang ada dalam
KTSP, terwakilkan sebanyak 11 standar
kompetensi. Berkenaan dengan aspek
kompetensi dasar, soal-soal SNMPTN
Biologi dianalisis mencakup 44.19% dari
Formica Education Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014
total keseluruhan kompetensi dasar materi
pelajaran Biologi SMA yang ada dalam
KTSP.
Tabel 2. Rekapitulasi Ketercakupan
Standar Isi KTSP dalam Pengembangan
Materi Soal-Soal SNMPTN Biologi



Tidak terwakilkannya seluruh standar
kompetensi ataupun kompetensi dasar
materi pelajaran Biologi SMA yang ada
dalam KTSP di antaranya dapat dijelaskan
karena dua hal. Pertama, 45 butir soal yang
dianalisis tersebut merupakan gabungan
dari soal-soal SNMPTN Biologi dari tahun
2010, 2011, dan 2012. Untuk setiap tahun
atau periode pelaksanaannya tersebut, soal-
soal SNMPTN Biologi hanya terdiri atas 15
butir soal karena harus berbagi proporsi
dengan mata pelajaran lainnya yang
diujikan pada bidang IPA seperti mata
pelajaran matematika, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu dengan proporsi atau
jumlah soal yang terbatas akan relatif
cukup sulit mewakilkan semua materi yang
ada dalam KTSP. Kedua dapat disebabkan
adanya kesamaan pola kisi-kisi materi soal
yang diujikan untuk setiap tahunnya. Hal
ini ditunjukkan misalnya terdapat beberapa
materi pada SK-KD yang sama selalu
muncul pada setiap tahunnya, yaitu di sini
muncul pada tahun 2010, 2011, dan 2012.
Profil Kualitas Soal-Soal SNMPTN
Biologi berdasarkan Hasil Analisis Pokok
Uji
Profil kualitas soal-soal SNMPTN Biologi
berdasarkan hasil analisis pokok uji
meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda,
validitas butir soal, efektivitas pengecoh,
dan reliabilitas tes (Lihat Gambar 1).
Tingkat kesukaran soal-soal SNMPTN
Biologi secara keseluruhan belum
memadai. Tingkat kesukaran yang
dikembangkan pada umumnya masih
dominan pada kategori tingkat kesukaran
sedang (47.73%) dengan indeksnya
berkisar antara 0.07 0.88.


Semakin indeks tingkat kesukaran
mendekati 0, maka soal-soal tersebut
memiliki tingkat kesukaran yang semakin
tinggi atau sukar, sedangkan semakin
indeks tersebut mendekati 1, maka soal-
soal tersebut memiliki tingkat kesukaran
yang semakin rendah atau mudah
(Suherman, 2003). Berkenaan dengan alat
tes yang berfungsi untuk seleksi, soal-soal
tes yang dikembangkan sebaiknya
merupakan soal-soal dengan kategori
tingkat kesukaran yang tinggi atau sukar
dengan proporsi yang memadai. Hal
tersebut yaitu untuk menjaring peserta tes
yang benar-benar memiliki potensi tinggi,
di samping adanya keterbatasan dalam hal
jumlah kuota penerimaan. Dalam hal daya
pembeda, validitas butir soal, dan
efektivitas pengecoh, pada umumnya soal-
soal SNMPTN Biologi masih dominan
memunculkan soal-soal dengan daya
pembeda pada kategori buruk, validitas
butir soalnya masih rendah / sangat rendah,
dan efektivitas pengecohnya masih belum
memadai dengan baik, meskipun
reliabilitas tesnya sudah tinggi yaitu
mencapi indeks sebesar 0.7.

Profil Capaian Siswa pada Tes
Kemampuan Berpikir Logis
Berdasarkan tes kemampuan berpikir logis,
perkembangan tingkat intelektual siswa
dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok, yaitu meliputi tingkat operasi
Dian Amirulloh, Nuryani Rustaman, Siti Sriyati
Analisis Soal SNMPTN Biologi Berdasarkan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi
dan Profil Capaian Siswa SMA Kelas XII
konkret, transisi, dan operasi formal.
Hampir sebagian besar siswa SMA yang
mengikuti tes atau terlibat dalam penelitian
pada umumnya sudah mencapai
perkembangan tingkat intelektual pada
kategori operasi formal (59.11%),
meskipun masih terdapat siswa dengan
perkembangan tingkat intelektual pada
kategori transisi (27.56%) dan kategori
operasi konkret (13.33%) (Lihat Gambar
2).

Menurut flavel (Dahar, 1996),
apabila siswa sudah berada pada tingkat
intelektual formal maka dia memiliki
kemampuan untuk berpikir dengan
karakteristik di antaranya berpikir
hipotesis-deduktif, proporsional,
kombinatorial, dan berpikir reflektif.
Dengan pencapaian tersebut siswa
memiliki kemampuan untuk berpikir
abstrak, berpikir tingkat tinggi, atau
memiliki kemampuan untuk memecahkan
permasalahan. Sedangkan perkembangan
tingkat intelektual operasi konkret
merupakan permulaan berpikir rasional.
Siswa dengan perkembangan tingkat
tersebut memiliki operasi-operasi logis
yang dapat diterapkannya pada masalah-
masalah konkret dan belum dapat
berurusan dengan materi abstrak seperti
hipotesis dan proposisi-proposisi verbal.

Profil Capaian Siswa pada Tes Soal-Soal
SNMPTN Biologi
Capaian siswa pada tes soal-soal SNMPTN
Biologi secara keseluruhan adalah masih
cukup rendah., yaitu dari 44 butir soal,
siswa paling banyak dapat menjawab
dengan benar sebanyak 29 butir soal dan
paling sedikit 9 butir soal. Skor reratanya
yaitu 16.32 dari skor maksimum 44.
Persentase rerata jumlah siswa yang dapat
menjawab benar pada setiap butir soal yaitu
sebesar 37.08%. Berdasarkan domain
kognitif, rerata persentase jawaban siswa
yang dapat menjawab benar pada soal-soal
C1, C2, dan C3 yaitu berturut-turut
(45.55%), (31.97%), dan (50.08%). Soal-
soal C3 memiliki capaian tertinggi, peneliti
menduga hal tersebut dikarenakan
penguasaan siswa terhadap materi soal-soal
yang diujikan masih cukup baik. Materi
soal-soal tersebut masih baru atau belum
lama dipelajari, yaitu soal-soal C3 pada
umumnya merupakan soal-soal materi
kelas XII. Capaian siswa masih rendah
yaitu pada soal-soal C2. Peneliti menduga
hal tersebut dikarenakan pemahaman siswa
terhadap materi soal belum begitu baik atau
karena siswa mengalami lupa mengenai
materi yang telah lama dipelajari, tidak
pernah digunakan atau dilatih kembali.
Oleh karena itu untuk memperoleh capaian
yang lebih baik, siswa memerlukan
pemantapan khususnya terkait materi-
materi soal kelas X dan kelas XI yang telah
cukup lama dipelajari.

Keterkaitan Capaian Hasil Tes
Kemampuan Berpikir Logis dengan
Capaian Hasil Tes Soal-Soal SNMPTN
Biologi
Berdasarkan hasil rekapitulasi dan
analisis terhadapap hasil tes yang telah
dilaksanakan baik pada tes kemampuan
berpikir logis maupun tes soal-soal
SNMPTN Biologi. siswa peserta tes yang
telah mencapai perkembangan tingkat
intelektual pada operasi formal memiliki
capaian yang lebih tinggi dalam
mengerjakan soal-soal SNMPTN Biologi
dari pada siswa yang perkembangan tingkat
intelektualnya masih berada pada tingkat
operasi konkret ataupun transisi. Siswa
dengan perkembangan tingkat intelektual
pada operasi formal memiliki capaian yang
Formica Education Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014
lebih tinggi baik pada soal-soal dengan
kategori C1, C2, maupun soal-soal C3
(Lihat Tabel 4.10).

Tabel 3. Profil Capaian Siswa pada Tes
Soal-Soal SNMPTN Biologi berdasarkan
Kategori

Hal tersebut dapat dimaknai bahwa
siswa dengan kategori perkembangan
tingkat intelektual pada operasi formal
memiliki capaian yang lebih baik dan
kemungkinan dapat diprediksi memiliki
peluang yang lebih besar untuk lolos
seleksi dalam mengikuti tes. Melihat capain
demikian. siswa-siswa yang perkembangan
tingkat intelektualnya sudah mencapai pada
tingkat operasi formal memiliki peluang
yang lebih besar untuk dapat lolos dalam
seleksi karena lebih mampu menjawab
soal-soal tes dengan baik, meskipun
terdapat beberapa pertimbangan lain seperti
capaian hasil tes pada mata uji yang
lainnya dan jumlah kuota tersedia yang
akan diterima di perguruan tinggi. Soal-
soal SNMPTN Biologi yang diujikan sudah
memiliki fungsi seleksi yang cukup baik,
mesipun dalam hal beberapa kategori hasil
analisis pokok uji seperti tingkat kesukaran,
daya pembeda, validitas butir soal, dan
efektivitas pengecoh masih perlu
ditingkatan.

KESIMPULAN
Profil soal-soal SNMPTN Biologi,
berdasarkan dimensi proses kognitif
dominan mengembangkan soal-soal
kategori C2 (62.22%), diikuti oleh soal-
soal kategori C1 (24.45%), dan C3
(13.33%). Tidak terdapat soal-soal dengan
kategori proses kgnitif C4, C5, ataupun C6.
Berkenaan dengan dimensi pengetahuan,
dominan dikembangkan soal-soal
pengetahuan konseptual (91.12%), hanya
sedikit soal-soal pengetahuan faktual
(6.66%), dan prosedural (2.22%), serta
tidak terdapat soal-soal pengetahuan
metakognitif. Materi soal yang diujikan
secara keseluruhan sudah tercakup dalam
KTSP, yaitu materi soal tersebut meliputi
materi soal kelas X (37.78%), XI (20.00%),
dan juga kelas XII (42.22%). Terdapat
beberapa SK-KD yang materinya hampir
selalu muncul pada setiap tahun periode tes
seleksi. Adapun tingkat kesukaran, daya
pembeda, validitas, dan efektivitas
pengecoh soal-soal SNMPTN Biologi pada
umumnya berada pada kategori sedang,
buruk, atau rendah, sedangkan reliabilitas
tesnya sudah tinggi. Sebagai alat tes yang
berfungsi untuk seleksi hal tersebut masih
belum memadai.
Siswa SMA kelas XII yang terlibat dalam
penelitian sebagian besar sudah mencapai
perkembangan tingkat intelektual pada
operasi formal (59.11%), walaupun masih
terdapat siswa pada operasi konkret
(13.33%) dan transisi (27.56%). Capaian
siswa dalam mengerjakan tes soal-soal
SNMPTN Biologi secara keseluruhan
hasilnya masih cukup rendah, persentase
rerata siswa yang dapat menjawab benar
pada setiap butir soal yaitu hanya mencapai
37.08% dengan skor rerata hasil tes 16.32
dari skor maksimum 44. Siswa dengan
perkembangan tingkat intelektual operasi
formal pada umumnya memiliki capaian
yang lebih tinggi dari pada siswa dengan
perkembangan tingkat intelektual operasi
konkret maupun transisi, yaitu dalam
mengerjakan tes soal-soal SNMPTN
Biologi baik untuk soal-soal pada kategori
C1, C2, maupun C3.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson et al. (2001). A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A
Revision of Blooms Taxonomy of
Educational Objective. New York:
Addison Wesley Longman.
Azwar, S. (2010). Keputusan Seleksi dalam
High Stake Exams: Wacana
Dian Amirulloh, Nuryani Rustaman, Siti Sriyati
Analisis Soal SNMPTN Biologi Berdasarkan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi
dan Profil Capaian Siswa SMA Kelas XII
Psikometris. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar dalam Bidang
Psikometri pada Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada tanggal 20
Mei 2002.
Brookhart, S. M. (2010). How to Assess
Higher Order Thinking Skills in Your
Classroom. United States of America:
ASDC.
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar Dan
Menengah. Jakarta: Tidak Diterbitkan.
Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(1990). Model-Model Sistem Seleksi
Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Jakarta: Depdikbud.

Direktorat Pendidikan Tinggi. (2013).
Seleksi Nasional Masuk Peguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN). [Online].
Tersedia: http//www.snmptn.ac.id. [20
Februari 2013].
Manik, R. G. (2011). Analisis Soal Ujian
Nasional Biologi berdasarkan Domain
Kognitif Taksonomi Bloom Revisi di
SMA Negeri Kabupaten Siak. Skripsi
Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Rustaman, N.Y. (2011). Pendidikan dan
Penelitian Sains dalam
Mengembangkan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi untuk
Pembangunan Karakter. Makalah.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung: Tidak diterbitkan.
Suherman, H. (2003). Evaluasi
Pembelajaran Matematika: Common
Text Book. Bandung: FPMIPA UPI.
Suryabrata, S. (2004). Pengembangan
Sistem Seleksi Calon Mahasiswa
Perguruan Tinggi Yang Akurat dan
Berkeadilan. Makalah pada Seminar
Nasional dengan tema Rekayasa Sistem
Penilaian Dalam Rangka meningkatkan
Kualitas Pendidikan, Himpunan
Evaluasi Pendidikan Indonesia,
Yogyakarta.
Valanides. (1999). Formal Reasoning
Performance of Higher Secondary School
Student: Theoritical and Educational
Implication. Europan Journal of
Psychology of Education. (14), 109-127.

S-ar putea să vă placă și