Kelompok : 4 Kewarganegaraan 8 1. Mengapa globalisasi bisa menjadi ancaman atau peluang bagi setiap individu dalam suatu negara? Globalisasi sebagai modernisasi adalah sebuah dinamika, dimana struktur-struktur social modernisasi (kapitalisme, rasionalisme, industrialisme, birokratisme,dan sebagainya) disebarkan ke seluruh penjuruh dunia, yang dalam prosesnya cenderung merusak budaya setempat yang telah mapan serat merampas hak identitas rakyat setempat. Era globalisasi adalah suatu konsep pasar bebas persaingan sempurna (the perfect market) yang merupakan kondisi yang memungkinkan seluruh pemain dalam pasar persaingan bebas dapat keluar dan masuk pasar sesuai dengan pertimbangan rasionalnya masing-masing. Pada pasar tersebut yang ditawarkan dapat berupa barang dan jasa. Dalam era pasar bebas tersebut ikatan teritorial kewilayahan sebuah negara menjadi demikian longgar, terutama negara-negara yang terikat dengan perjanjianperjanjian multilateral dengan negara-negara lain, baik dalam suatu kawasan atau antarkawasan Salah satu ciri penting globalisasi, sebagaimana sering disuarakan oleh kaum globalis adalah bahwa dunia dan pasar-pasar kini terintegrasi dan terkoneksi satu sama lain dalam lingkungan global yang tanpa batas. Akibatnya, suatu wilayah akan berpengaruh terhadap wilayah lain. Hal ini dapat disimpulkan dari bahwa globalisasi mempunyai banyak wajah dan tidak dapat dilihat secara sepotong-potong. Globalisasi membawa hal-hal positif tetapi juga negatif. Dengan perkataan lain, globalisasi adalah peluang sekaligus ancaman Fatimah Az-Zahra Apa dampak positif dan negatif globalisasi terhadap pendidikan di Indonesia? Positif: Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia setingkat dengan kualitas pendidikan Internasional Semakin mudahnya akses informasi Menciptakan manusia yang profesional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan Membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain Menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing. Negatif: Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal Bergantung pada teknologi sehingga akan memunculkan tradisi serba instan Melonggarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara.
Nama : Agya Nanda Prasetya NIM : 121610101064 Fakultas : Kedokteran Gigi Kelas : KWN 08 Kelompok : IV
Soal :
Jelaskan perkembangan Pers di Indonesia mulai jaman penjajahan Belanda (dalam keadaan terkekang pemerintah) hingga masa kini (dalam keadaan bebas dan merdeka) !
J awaban :
a. Pers Indonesia Pada masa Penjajahan Belanda Menurut pendapan Douwes Dekker surat kabar berbahasa melayu (indonesia) tertua adalah bintang soerabaja, terbit pada tahun 1861. Isinya selalu menentang pemerintah dan berpengaruh di kalangan masyarakat cina dari partai modern di jawa timur. Selain itu pada tahun 1902 di soerabaja terbit surat kabar poewarta soerabaja. Sikap pemerintah penjajah penjajah saat itusangat waspada dan cenderung curiga terhadap pemberitaan di media massa. Oleh karena itu pertumbuahn pers diawasi dengan ketat karen dikhawatirkan merugikan kebajakan politik pemerintah penjajah. Pemerintah penjajah merasa ketuntuan-ketentuan pidana dalam KUHP ( Kitab Undan-Undang Pidana) belum cukup memadai untuk mengendalikan pers.
b. Pers Indonesia pada masa Penjajahan Jepang Pada masa penjajahan Jepang dapat dikatakan pers indonesia tidak mengalami perkembangan atau kemajuan karena sangan ketatnya penekanan pemerintah militer jepang kepada media massa waktu itu. Hanya ada satu surat kabar yang terbit secara ilegal yaitu Berita Indonesia. Pada masa itu, dapat dikatakan pers kurang berkembang.
c. Pers Indonesia pada masa Revolusi Mempertahankan Indonesia Pada masa revolusi mempertahan kemerdekaan indonesia, konsentrasi perjuangan bangsa diserahkan untuk mempertahan kemerdekaan dan kedaulatan negara republik indonesia. Demikian pula insan pers pada masa itu merasa mempunyai tanggung jawab, berjuang bersama-sama rakyat melalui pers demi mewujudkan negara indonesia yang merdeka, tegak, dan berdaulat. Pers terutama berfungsi menyebarluaskan berita tentang proklamasi kemerdekaan dan mengobarkan semangat pejuangan.pemeritah Indonesia pada masa itu sangat membutuhkan dukungan pers dan hubungan pemerintah dengan pers. Pada masa itu, seluruh kemampuan dan kekuatan rakyat dikonsterasikan pada pejuagan kemerdekaan, maka dapat dikatakan pers kurang berkembang.
d. Pers Indonesia Pada Masa Orde Lama Pada masa orde lama, dengan prinsip demokrasi terpimpin pemerintah menetapkan asas manipol usdek. Pers atau penerbitan yang tidak mencantumkan manipol usdek dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya dan tidak mendukung kebijaksanaan pemerintah akan dilarang terbit atau beredel. Dengan demikian, pers pada masa itu harus tegas dan jelas menyuarakan aspirasi politik tertentu.
e. Pers Indonesia Pada Masa Orde Baru Pada masa orde baru, seolah pers menghirup udara segar kebebasan, sehinga bermunculan penerbitan-penerbitan baru. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama. Setelah pemilu tahun 1971, pemerintah orde baru menunjukkan sifat otoriternya.dengan demikian pers pada masa itu dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memperkuat status politik pemerintahan orde baru.
f. Pers Indonesia pada Era Reformasi Pers baru benar-benar merasakan kebabasannya pada masa reformasi dan tidak perlu takut lagi dengan tindakan pemberedelan atau pencabutan SIUPP oleh pemerintah. Jaminan kebebasan pers ini dibuktikan pemerintah dengan menyatakan hal-hal sebagai berikut: 1) Tidak akan ada lagi pemberedalan atau pencabutan SIUPP oleh pemerintah. 2) Pemerintah mempermudah untuk mendapatkan SIUPP. 3) Pemerintah mencabut SK Menteri Penerangan No.47/1975 dan SK Menteri Penerangan No. 48/1975. Dengan demikian, setiap wartawan akan lebih bebas dalam menentukan sikapnya. GALIS 1. Apa salah satu dampak positif AFTA di bidang pendidikan? Jawaban 1. Dampak positf seperti memperluas hubungan lembaga pendidikan dengan negara tetangga. Contohnya saja tukar antarpelajar itu salah satu wujud dari kerja sama dibidang pendidikan, penambahan fasilitas modern untuk sarana pendidikan dan juga tenaga pengajar yang profesional. Peningkatan kualitas setiap bagian pendidikan pun semakin peningkat. Menghadapi era AFTA 2015 membuat selaku tenaga pendidik dituntun untuk lebih giat belajar, menambah wawasan dan komunikasi dengan pihak luar, juga miningkatkan akademis dalam menghadapi persaingan nantinya. Beberapa dampak positif ini nantinya diharapkan menjadikan tingkat pendidikan Indonesia menjadi lebih maju. Ketika peningkatan kualitas anak bangsa terpenuhi hal ini akan membawadamak baik bagi negara. Alat dan sarana luar yang lebih canggih dapat masuk lebih mudah ke dalam negeri. Proses pertukaran pelajar yang sebelumnya menjadi sangat sulit untuk dicapai menjadi mudah ketika AFTA dibuka. Peningkatan pengetahuan baik tenaga pendidik maupun para pencari ilmu dapat didapatkan dari negara asing yang lebih maju dalam hal pendidikan. Beberapa pembangunan fasilitas pendidikan pun layaknya akan mudah terealisasikan. Hal ini diharapkan terjadi pemerataan pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Kemajuan pendidikan akan terlihat dengan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas komponen pendidikan. Walaupun begitu, adanya AFTA menjadi ancaman tersendiri di bidang pendidikan. Setiap persiapan sangat dibutuhkan untuk menghadapinya untuk terhindar dari dampak negatif Asean Free Trade Area ini. Nama : Rachel Marcelia H. NIM : 121610101071 PERTANYAAN APAKAH DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI DI BIDANG PENDIDIKAN? JAWABAN Globalisasi juga menimbulkan pengaruh negatif di berbagai bidang, tidak terkecuali di bidang Pendidikan. Beberapa pengaruh negatifnya seperti adanya kerentanan pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal. Era globalisasi dimana setiap sendi kehidupan menjadi dipermudah dengan adanya perkembangan teknologi, sehingga hal ini akan memfasilitas pada pemilik modal untuk meraih keuntungan sebesar-beasrnya, tanpa memperdulikan tujuan utama dari suatu pendidikan. Selain itu adanya perkembangan fasilitas pendidikan yang berbasi modern, akan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak munculnya sehingga muncul tradisi serba instan dalam pendidikan. Hal ini tidak lagi melihat ke arah konvensional pendidikan sehingga menimulkan sikap upaya yang lebih rendah terhadap pengembangan kualitas pendidikan. Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan didalam dunia pendidikan dan semakin terkikisnya pendidikan budaya intternal dalam negara Indonesia karena masuknya budaya dan pengaruh yang kuat dari negara asing. Globalisasi mengakibatkan melonggarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Dimana setiap hal sudah dapat diakses dan didapat secara bebas. Masyarakat akan acuh terhadap kebijakan pendidikan. Dalam menghadapinya perlu filter kontrol diri dalam masyarakat agar terhindar dari dampak negatif globalisasi. Nama : Vinanti Nur Chumairhoh Nim : 121610101072 Kelompok K : 4 (empat)
Soal : Jelaskan geostrategi Indonesia dalam globalisasi? Jawaban : Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepenting kesejahteraan dan keamanan. Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa dalam Era-Globalisasi ini. Dalam pertemuan antar budaya global tampak bahwa pihak yang didukung dengan teknologi canggih akan lebih berfungsi sebagai pengalih nilai-nilai kebudayaan dan norma-norma kemasyarkatan. Sedangkan bagi pihak yang terbelakang atau tertinggal dalam penguasaan teknologi cenderung akan menjadi penerima. Jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut bisa jadi akan mengakibatkan kepunahan terhadap suatu kebudayaan dan dapat memecah belah bangsa Indonesia. Pada saat kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional. Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional, yang sekaligus, apabila kita sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga. Sekali lagi terbukti bahwa pemimpin yang kuat dan disegani serta mengenal betul watak dari bangsa Indonesia amatlah diperlukan. Dilain pihak masyarakat perlu menjadi arif serta pandai menahan diri dalam menghadapi provokasi maupun rongrongan/iming-iming melalu money politics. Atas dasar adanya ancaman yang laten, terutama dalam bentuk SARA, maka geostrategi Indonesia sebagai doktrin pembangunan mengandung metode pembentukan keuletan dan pembentukan ketangguhan bangsa dan Negara. Kedua kualitas yang harus dibangun dan dimanfaatkan secara konsisten itu tidaklah hanya ditujukan kepada individu warga bangsa akan tetapi juga kepada sistem, lembaga dan lingkungan. Masyarakat bangsa berikut segala prasarananya harus terus dibina keuletannya agar mampu memperlihatkan stamina dalam penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah bangsa dan negara. Dapat diantisipasikan bahwa hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten atau hadir sepanjang masa, maka aspek atau kualitas keuletan haruslah dikedepankan. Pembinaannya pun perlu berlanjut agar setiap generasi yang muncul faham akan pentingnya kedua kualitas tersebut. Oleh karena itu, Geostrategi hendaknya dipelajari setiap bangsa agar dapat mempertahankan keamanan bangsa tersebut dari berbagai gangguan baik gangguan yang berasal dari dalam negeri maupun gangguan yang berasal dari luar negeri. Untuk memperkuat ketahanan nasional, setiap bangsa hendaknya menegakkan hukum dan menertibkan kekuatan yang diorganisasikan untuk menjaga pertahanan dan keaamanan negara.
Nama : Wulan Tri Maulinda NIM : 121610101085 Kelas Kwn 08 Kelompok 4
Soal : Apa saja pengaruh positif globalisasi media massa terhadap perekonomian masyarakat? Jawaban : Dari segi ekonomi sendiri, globalisasi media massa berpengaruh seperti berikut : Pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin cepat Proses pertukaran barang dan jasa lebih cepat dan mudah Terjadinya industri dimana-mana Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kemajuan iptek dapat meningkatkan kemampuan produktifitas dalam skala besar
Retno Widyastuti 121610101066 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Pertanyaan : Mengapa mahasiswa disebut dengan agent of change? Jawaban : Mahasiswa disebut sebagai agent of change karena mahasiswa berada di tengah, maksudnya di tengah yaitu, mahasiswa berada di antara pemerintah, dan masyarakat. mahasiswa tidak termasuk ke dalam golongan masyarakat atau pemerintah, hal ini tentunya menjadikan mahasiswa memiliki posisi yang istimewa. Mereka bisa masuk ke dalam masyarakat, dan dapat berkomunikasi dengan pemerintah. Apa yang mahasiswa suarakan, dapat merubah kondisi negara. Hampir seluruh masyarakat adalah mahasiswa, dapat diperkiraka bagaimana kekuatan mahasiswa itu sendiri. Maka dari itu, tugas mahasiswa adalah menampung dan mendengarkan apa permasalahan yang ada di masyarakat, dan menyuarakannya pada pemerintah, serta merubah pola masyarakat yang kurang tepat dengan bidang mereka masing masing.
Contoh : Pada jaman pemerintahan Presiden Soeharto, terjadi demonstrasi besar besaran oleh mahasiswa yang akhirnya menggulingkan jabatan Presiden Soeharto, hal ini membuktikan bahwa mahasiswa memiliki kekuatan yang besar dalam membuat perubahan, yangkan kurang positifnya mahasiswa jaman dahulu karena menggunakan demonstrasi. Pada jaman sekarang perubahan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa yaitu, misalkan dalam bidang kesehatan, mahasiswa kesehatan dapat merubah pola hidup masyarakat, yang tadinya hanya menggosok gigi jika sempat atau pada pagi hari saja, dengan dilakukan penyuluhan dan pendekatan kesehatan oleh mahasiswa kesehatan, bisa merubah kebiasaan masyarakat menjadi menggosok gigi 2 kali dalam sehari.
Dewi Anggraini 121610101083 FKG UNEJ
Pertanyaan : 1. Bagaimana cara menghadapi AFTA sebagai warga Indonesia dalam pesatnya globalisasi beberapa tahun mendatang?
Jawaban : 1. Tenaga profesional dan penguasaan bahasa Inggris menjadi faktor penting. 2. Meningkatkan pendidikan bahasa asing di sekolah hingga pelatihan berbahasa asing diluar sekolah. 3. Memperbanyak komunitas positif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi 4. Kemampuan dalam dunia teknologi informasi 5. Peningkatan kemampuan kerja terampil