Sunteți pe pagina 1din 6

ISSN No.

1978-3787 Media Bina Ilmiah39




_____________________________________
http://www.lpsdimataram.comVolume 8, No. 1, Februari 2014

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO UMUR, JENIS KELAMIN, KEGEMUKAN DAN HIPERTENSI
DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MATARAM


Oleh :

IGusti Made Geria Jelantik
Hj. Erna Haryati
Widyaiswara BPTK Mataram Dinkes Prop.NTB

Abstract : There were 2558 cases of Diabetes Mellitus in Mataram on January up to june 2013 recorded
at some Public Health Center in the working area of Mataram. From some Public Health Center in
Mataram the most number of Diabetes Mellitus cases is in Mataram Public Health Center that is in the
amount of 620 cases from January up to June 2013 recorded 96 were Diabetes Mellitus new cases and
others 524 were Diabetes Mellitus old cases which consisted of 359 cases on females and other 261 cases
on males. This study was aimed to know the relationship between age, sex, obesity and hypertension es
the risk factors toward Diabetes Mellitus Type II at the working area of Mataram Public Health Center in
2013. This study is survey analytic that wanted to know how and why health phenomenon happened then
analyze dynamic correlation between phenomenon both between risk and effect factors, inter risk factors
and effect factors. The population of the study is all adult patients who got medical treatment in Mataram
Public Health Center on October 2013 and the number of those patients cannot be determined.Based on
the result of the study taken on October 2013 at Mataram Public Health Center showed that : age risk
factor got 45 respondents on Diabetes Mellitus case (90%) and on control in the amount of 22 respondent
(44%); sex risk factor got 32 respondents on Diabetes Mellitus case (64%) and on control in the amount
of 28 respondent (56%); obesity risk factor got 36 respondents Diabetes Mellitus case (72%) and on
control got 16 respondent (32%); hypertension risk factor got 44 respondents Diabetes Mellitus case
(88%) and on control got 17 respondent (34%).Based on the result of statistic test toward age risk factor,
sex, obesity, and hypertension showed that only sex have not significance value statistically and for age
risk factor, obesity, and hypertension showed the significance value statistically.Related to the result of
the study it is suggested to health institution to do counseling about non communicable disease especially
diabetes mellitus as well to the patients about risk factor toward diabetes mellitus.
Keyword: Age, Sex, Obesity, Hypertens and Diabetes Mellitus Type II

PENDAHULUAN
Banyak penyakit degeneratif yang sebenarnya
dapat ditunda atau ditekan jumlahnya dengan
perbaikan pola hidup. Sebagai contoh, faktor risiko
utama Diabetes dapat dimodifikasi dengan
perubahan perilaku berisiko seperti konsumsi
rokok, kegiatan fisik yang kurang aktif, diet tidak
sehat (LestariHandayani, da n Siswanto, 2004).
Dibandingkan beberapa puskesmas yang ada
di wilayah Kota Mataram, jumlah penderita
Diabetes Mellitus (DM), tertinggi pada wilayah
kerja Puskesmas Mataram. Di wilayah kerja
Puskesmas Cakranegara terdapat 342 orang
penderita DM, Puskesmas Dasan Agung terdapat
107 orang penderita DM, Puskesmas Karang Pule
terdapat 293 orang penderita DM, Puskesmas
Dasan Cermen terdapat 147 orang penderita DM,
Puskesmas selaparang terdapat 8 orang penderita
DM, Puskesmas Ampenan terdapat 350 orang
penderita DM, Puskesmas Sekarbele terdapat 244
orang penderita DM, Puskesmas Tanjung Karang
terdapat 447 orang penderita DM, dan tertinggi di
Puskesmas Mataram sebanyak 620 orang penderita
Diabetes Mellitus.
Diwilayah kerja Puskesmas Mataram dalam 6
bulan terakhir, yakni dari bulan Januari sampai
dengan Juni 2013, sudah tercatat sebanyak 96
40 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014 http://www.lpsdimataram.com

kasus Diabetes baru dan 524 kasus Diabetes lama,
yang terdiri dari 359 kasus yang terjadi pada
perempuan dan 261 kasus terdapat pada laki - laki.
Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, di
wilayah kerja Puskesmas Mataram tercatat
sebanyak 440 kasus Diabetes Mellitus baru dan
2778 kasus Diabetes Mellitus lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin,
Kegemukan, dan Hipertensi dengan kejadian
Diabetes Mellitus Tipe II di wilayah kerja
Puskesmas Mataram tahun 2013.
Umur,
menurutpenelitiandiSwissdikutipolehSuwondoba
hwa padausia
60tahun.PenelitiankasuskontroldiIowaolehRobert
menunjukkanbahwaumurpenderitadiabetespadaus
iatua60tahun3kalilebih banyak dari usia muda <
55 tahun.
Umur60tahunberkaitandenganterjadinyadia
betes karena pada usia tua, fungsi tubuh secara
fisiologis menurun karena terjadi penurunan
sekresi atauresistensi insulinsehingga kemampuan
fungsitubuhterhadappengendalianglukosadarahya
ngtinggi
kurangoptimal.PenelitiandiAmerikaSerikatdikutip
olehRochmahW
menunjukkanbahwadaritahun1996-
1997padalansiaumur>60tahun,
didapatkanhanya12%sajapadausiatuadenganDMy
angkadarglukosa
darahterkendali,8%kadarkolesterolnormal,hiperte
nsi40%,dan50% mengalami gangguan pada
aterosklerosis,makroangiopati,yangfactor-
faktortersebutakan
mempengaruhipenurunansirkulasidarahsalah
satunyapembuluhdarahbesaratausedangditungkaiy
anglebihmudah terjadi diabetes mellitus ( RiniTri
Hastuti, 2008 ).
Penyakit Diabetes Mellitus ini sebagian besar
dapat dijumpai pada perempuan dibandingkan laki
laki. Hal ini disebabkan karena pada perempuan
memiliki LDL atau kolesterol jahat tingkat
trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan dengan
laki laki, dan juga terdapat perbedaan dalam
melakukan semua aktivitas dan gaya hidup sehari
hari yang sangat mempengaruhi kejadian suatu
penyakit, dan hal tersebut merupakan salah satu
factor risiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus.
Jumlah lemak pada laki laki dewasa rata
rata berkisar antara 15 20 % dari berat badan
total, dan pada perempuan sekitar 20 25 %. Jadi
peningkatan kadar lipid (lemak darah) pada
perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-
laki, sehingga faktor risiko terjadinya Diabetes
Mellitus pada perempuan 3-7 kali lebih tinggi
dibandingkan pada laki laki yaitu 2-3 kali, (Imam
Soeharto, 2003).
Obesitas adalah ketidakseimbangan antara
konsumsi kalori dengan kebutuhan energi yang
disimpan dalam bentuk lemak ( jaringan subkutan
tirai usus, organ vital jantung, paru-paru, dan hati).
Obesitas juga didefinisikan sebagai kelebihan berat
badan. Obesitas adalah penumpukan jaringan
lemak tubuh yang berlebihan dengan perhitungan
IMT > 27.0.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg, (Smeltzer, 2001).
Diabetes Mellitus adalah keadaan
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai
lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop elektron (Mansjoer, A.dkk,
200).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
retrospektif dengan disain Case-Control dimana
efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi
pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi
adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien
dewasa yang datang berobat di Puskesmas
Mataram pada bulan Oktober tahun 2013, di mana
jumlahnya tidak dapat ditentukan. Sampel
penelitian ini adalah sebagian dari semua pasien
dewasa yang datang berobat di Puskesmas
Mataram pada bulan Oktober tahun 2013 dengan
jumlah sampel sebanyak 100 orang. Lokasi
ISSN No. 1978-3787



http://www.lpsdimataram.comVolume

penelitian ini adalah di Puskesmas Mataram dan
dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2013.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Hubungan faktor risiko umur terhadap
kejadian Diabetes Mellitus Tipe II.
Dari hasil penelitian pada kelompok kasus
sebagian besar mempunyai umur
sebanyak 45 orang (90,0 %) dengan umur paling
tinggi 82 tahun dan yang berumur
sebanyak 5 orang (10,0 %) dengan umur paling
rendah 24 tahun, sedangkan pada kelompok
kontrol sebagian besar memiliki umur
sebanyak 28 orang (56,0%) dengan umur paling
tinggi 80 tahun dan yang berumur
orang (44,0 %) dengan umur paling rendah 17
tahun.

Tabel.1 Distribusi responden berdasarkan umur
terhadap kejadian Diabetes Mellitus Tipe
II di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram
Tahun 2013
Berdasarkan hasil uji Koefisian Kontingensi C
didapat nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka terbukti
ada hubungan yang bermakna antara umur dengan
kejadian diabetes mellitus tipe II
Puskesmas Mataram tahun 2012.
b. Hubungan faktor risiko jenis kelamin terhadap
kejadian Diabetes Mellitus TipeII.
Dari hasil penelitian diketahui pada kelompok
kasus sebagian besar mempunyai jenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 32 orang (64,0 %) dan
yang berjenis kelamin laki
oarang (36,0 %), sedangkan pada kelompok
kontrol juga sebagian besar terdapat pada jenis
kelamin perempuan sebanyak 28 orang (56,0 %)
dan pada jenis kelamin laki
sebanyak 22 orang (44,0 %).

_____________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014
enelitian ini adalah di Puskesmas Mataram dan
dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2013.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hubungan faktor risiko umur terhadap
Diabetes Mellitus Tipe II.
Dari hasil penelitian pada kelompok kasus
unyai umur 40 tahun yaitu
sebanyak 45 orang (90,0 %) dengan umur paling
tinggi 82 tahun dan yang berumur 40 tahun
sebanyak 5 orang (10,0 %) dengan umur paling
rendah 24 tahun, sedangkan pada kelompok
kontrol sebagian besar memiliki umur 40 tahun
nyak 28 orang (56,0%) dengan umur paling
tinggi 80 tahun dan yang berumur 40 tahun 22
orang (44,0 %) dengan umur paling rendah 17
Distribusi responden berdasarkan umur
Diabetes Mellitus Tipe
di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram

Koefisian Kontingensi C
didapat nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka terbukti
ada hubungan yang bermakna antara umur dengan
diabetes mellitus tipe II diwilayah kerja
ram tahun 2012.
Hubungan faktor risiko jenis kelamin terhadap
Diabetes Mellitus TipeII.
Dari hasil penelitian diketahui pada kelompok
kasus sebagian besar mempunyai jenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 32 orang (64,0 %) dan
laki sebanyak 18
oarang (36,0 %), sedangkan pada kelompok
kontrol juga sebagian besar terdapat pada jenis
kelamin perempuan sebanyak 28 orang (56,0 %)
dan pada jenis kelamin laki laki terdapat


Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin terhadap kejadian
Mellitus Tipe II
Puskesmas Mataram Tahun 2013

Berdasarkan hasil uji
didapat nilai p = 0,414 (p > 0,05) maka tidak
terbukti ada hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan kejadian
diwilayah kerja Puskesmas Mataram tahun 2013.

c. Hubungan faktor risiko kegemukan terhadap
kejadian Diabetes Mellitus Tipe II.
Dari hasil penelitian diketahui pada kelompok
kasus sebagian besar yang tergolong bertubuh
gemuk ( kegemukan ) yaitu sebanyak 36 orang
(72,0 %) dan yang tidak bertubuh gemuk ( kurus
dan normal ) sebanyak 14 orang (28,0 %),
sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar
tergolong tidak gemuk (normal dan kuru
sebanyak 34 orang (68,0 %) dan yang bertubuh
gemuk (kegemukan) terdapat sebanyak 16 orang
(32,0%).

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan
kegemukan terhadap kejadian
Mellitus Tipe II
Puskesmas Mataram Tahun 2013











Media Bina Ilmiah41
_____________________________________
Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin terhadap kejadian Diabetes
Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja
Puskesmas Mataram Tahun 2013

Berdasarkan hasil uji Koefisian Kontingensi C
didapat nilai p = 0,414 (p > 0,05) maka tidak
ng bermakna antara jenis
kelamin dengan kejadian diabetes mellitus tipe II
diwilayah kerja Puskesmas Mataram tahun 2013.
Hubungan faktor risiko kegemukan terhadap
Diabetes Mellitus Tipe II.
Dari hasil penelitian diketahui pada kelompok
sebagian besar yang tergolong bertubuh
gemuk ( kegemukan ) yaitu sebanyak 36 orang
(72,0 %) dan yang tidak bertubuh gemuk ( kurus
dan normal ) sebanyak 14 orang (28,0 %),
sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar
tergolong tidak gemuk (normal dan kurus)
sebanyak 34 orang (68,0 %) dan yang bertubuh
gemuk (kegemukan) terdapat sebanyak 16 orang
Distribusi responden berdasarkan
kegemukan terhadap kejadian Diabetes
Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja
Puskesmas Mataram Tahun 2013
42 Media Bina Ilmiah

_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014


Berdasarkan hasil uji Koefisian Kontingensi C
didapat nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka ada
hubungan yang bermakna antara kegemukan
dengan kejadian diabetes mellitus tipe II
diwilayah kerja Puskesmas Mataram tahun 2012.

d. Hubungan faktor risiko hipertensi
kejadian Diabetes Mellitus Tipe II.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada
kelompok kasus sebagian besar yang menderita
hipertensi yaitu sebanyak 44 orang (88,0%) dan
yang tidak menderita hipertensi sebanyak 6 orang
(12,0 %), sedangkan pada kelompok kontrol
sebagian besar tidak menderita hipertensi
33 orang (66,0 %) dan yang menderita
sebanyak 17 orang (34,0 %).

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan
hipertensi terhadap kejadian
Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja
Puskesmas Mataram Tahun 2013.


Berdasarkan hasil uji Koefisian Kontingensi C
didapat nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka ada
hubungan yang bermakna antara kejadian
hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus tipe II
diwilayah kerja Puskesmas Mataram tahun 2013.

PENUTUP
a. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti
dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian hubungan faktor risiko
umur dengan kejadian diabetes mellitus tipe II
diWilayah Kerja Puskesmas Mataram tahun
2012 didapat bahwa sebagian besar responden
mempunyai umur 40 tahun.
2. Dari hasil penelitian hubungan faktor risiko
jenis kelamin dengan kejadian
mellitus tipe II diWilayah Kerja Puskesmas
ISSN No. 1978
_____________________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Koefisian Kontingensi C
didapat nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka ada
hubungan yang bermakna antara kegemukan
diabetes mellitus tipe II
diwilayah kerja Puskesmas Mataram tahun 2012.
hipertensi terhadap
Diabetes Mellitus Tipe II.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada
kelompok kasus sebagian besar yang menderita
hipertensi yaitu sebanyak 44 orang (88,0%) dan
sebanyak 6 orang
lompok kontrol
hipertensi sebanyak
33 orang (66,0 %) dan yang menderita hipertensi
Distribusi responden berdasarkan
hipertensi terhadap kejadian Diabetes
di Wilayah Kerja
Puskesmas Mataram Tahun 2013.

Koefisian Kontingensi C
didapat nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka ada
hubungan yang bermakna antara kejadian
diabetes mellitus tipe II
diwilayah kerja Puskesmas Mataram tahun 2013.
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti
dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Dari hasil penelitian hubungan faktor risiko
diabetes mellitus tipe II
Puskesmas Mataram tahun
2012 didapat bahwa sebagian besar responden
Dari hasil penelitian hubungan faktor risiko
jenis kelamin dengan kejadian diabetes
diWilayah Kerja Puskesmas
Mataram tahun 2013 didapat bahwa se
besar berjenis kelamin perempuan.
3. Dari hasil penelitian hubungan faktor risiko
kegemukan dengan kejadian
tipe II diWilayah Kerja Puskesmas Mataram
tahun 2013 didapat bahwa sebagian besar
bertubuh gemuk (kegemukan).
4. Dari hasil penelitian hubungan faktor risiko
hipertensi dengan kejadian
tipe II diWilayah Kerja Puskesmas Mataram
tahun 2013 didapat bahwa sebagian besar
responden menderita hipertensi.
5. Jumlah kasus Diabetes Melliitus Tipe II
Puskesmas Mataram tahun
Januari sampai Oktober adalah sebanyak 924
kasus dengan rincian kasus lama sebanyak
807 kasus dan kasus baru sebanyak 117 kasus.
6. Ada hubungan faktor risiko umur dengan
kejadian diabetes mellitus tipe II
Kerja Puskesmas Mataram
7. Tidak ada hubungan faktor risiko jenis
kelamin dengan kejadian
tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram
Tahun 2013.
8. Ada hubungan faktor risiko kegemukan
dengan kejadian diabetes mellitus tipe II
Wilayah Kerja Puskesmas Ma
2013.
9. Ada hubungan faktor risiko
kejadian diabetes mellitus tipe II
Kerja Puskesmas Mataram Tahun 2013.

b. Saran
Berdasarkan penelitian yang menyatakan
bahwa ada hubungan faktor risiko umur, jenis
kelamin, kegemukan dan hipertensi dengan
kejadian diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja
Puskesmas Mataram tahun 2013, maka disarankan
kepada :
1. Kepala Puskesmas Mataram untuk
menugaskan kepada petugas kesehatan agar:
Melakukan penyuluhan tentang penyakit
tidak menular terutama tentang penyakit
diabetes mellitus.
Meningkatkan konseling/pembinaan
kepada penderita tentang faktor risiko
diabetes mellitus.
ISSN No. 1978-3787
http://www.lpsdimataram.com
Mataram tahun 2013 didapat bahwa sebagian
besar berjenis kelamin perempuan.
Dari hasil penelitian hubungan faktor risiko
kegemukan dengan kejadian diabetes mellitus
diWilayah Kerja Puskesmas Mataram
tahun 2013 didapat bahwa sebagian besar
bertubuh gemuk (kegemukan).
litian hubungan faktor risiko
dengan kejadian diabetes mellitus
diWilayah Kerja Puskesmas Mataram
tahun 2013 didapat bahwa sebagian besar
responden menderita hipertensi.
Diabetes Melliitus Tipe II di
Puskesmas Mataram tahun 2013 dari bulan
Januari sampai Oktober adalah sebanyak 924
kasus dengan rincian kasus lama sebanyak
807 kasus dan kasus baru sebanyak 117 kasus.
Ada hubungan faktor risiko umur dengan
diabetes mellitus tipe II di Wilayah
Kerja Puskesmas Mataram Tahun 2013.
Tidak ada hubungan faktor risiko jenis
kelamin dengan kejadian diabetes mellitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram
Ada hubungan faktor risiko kegemukan
diabetes mellitus tipe II di
Wilayah Kerja Puskesmas Mataram Tahun
Ada hubungan faktor risiko hipertensi dengan
diabetes mellitus tipe II di Wilayah
Kerja Puskesmas Mataram Tahun 2013.
Berdasarkan penelitian yang menyatakan
bahwa ada hubungan faktor risiko umur, jenis
kegemukan dan hipertensi dengan
kejadian diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja
Puskesmas Mataram tahun 2013, maka disarankan
Kepala Puskesmas Mataram untuk
menugaskan kepada petugas kesehatan agar:
Melakukan penyuluhan tentang penyakit
tidak menular terutama tentang penyakit
Meningkatkan konseling/pembinaan
kepada penderita tentang faktor risiko
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah43


_____________________________________
http://www.lpsdimataram.comVolume 8, No. 1, Februari 2014

2. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini
belum sempurna, untuk mendapatkan hasil
yang lebih bagus sebaiknya sampel diperbesar
dan waktu penelitian yang lebih panjang.
Dengan demikian diharapkan perilaku
masyarakat menjadi lebih baik dengan
menerapkannya pola hidup sehat dalam
rangka menurunkan angka kejadian Diabetes
Mellitus Tipe II yang terjadi di masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Admin, 27 Desember 2010. Beberapa Faktor
Penyebab Diabeteshttp:
//www.tanyaibnu.com/beberapa-faktor-
penyebab-penyakit-diabetes/
Darmojo, (1999). Beberapa Aspek Gerontologi
Dan Pengantar Geriatri, Buku Ajar
Geriatri, BP Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : EGC:Jakarta.
DEPKES RI, (2006). Pedoman Teknis Penemuan
dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi.
Direktorat Pengendalian Penyakit
Tidak Menular. Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Jakarta.
DEPKES RI, (2010b). Tahun 2030 Prevalensi
Diabetes Melitus Di Indonesia
Mencapai 21,3 Juta Orang. DEPKES,
Jakarta.
Djarwanto, PS. (2007). Statistik Non Parametrik.
BPFE. Yogyakarta.
FKM UNTB (2008). Pedoman Penyusunan Dan
Pelaksanaan Ujian Skripsi. Mataram :
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Guibert R dan Franco ED (1999).Choosing a
definition of hypertension: impact on
epidemiological estimates. J
Hypertens.14:12751280.
Hasnam, (1991). Endokrinologi. Angkasa Offset.
Bandung.
Husein Umar (1999). Metode Penelitian : Aplikasi
dalam pemasaran, PT. Gramedia,
Jakarta.
Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment
of High Blood Pressure. The seventh
report of the Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure.
Arch Intern Med. 2003;157:24132446.
LestariHandayani, da n Siswanto,
(2004).Permodelan Risiko
KejadianDiabetesMellitus.
AnalisisDataSurkesnas2004.
Machfoedz Ircham, Endah Marianingsih,
Margono, Heni Puji Wahyuningsih.
(2005). Metodologi Penelitian Bidang
Kesehatan, Keperawatan, Dan
Kebidanan. Yogyakarta. Tramaya
Mantra Ida Bagus dan Kastro, (1995). Metode
Penelitian Survai. Penentuan Sampel.
Editor Masri Singarimbun dan Sofian
Efendi. LP3ES.Jakarta
Misnadiarly, (2006). Diabetes Mellitus: Gangren,
Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala,
Menanggulangi, dan Mencegah
Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
Nursalam (2001). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo (2010). Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.
Purnawati, Lies. (1998). Hubungan IMT dengan
Diabetes Mellitus Tidak Tergantung
Insulin Pada Pasien Rawat Jalan di
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
Tesis. Depok : FKM UI
Puskesmas Mataram. (2012). Profil Puskesmas
Mataram (2011).
Puspitorini, Myra (2008). Hipertensi Cara Mudah
Mengatasi Darah Tinggi.IMEGE
PRESS, Bantul Jokjakarta

44 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014 http://www.lpsdimataram.com

Reta. (2008). Diet Untuk Menghindari
Peningkatan Risiko Diabetes Tipe 2.
http://www.perawatonline.com/index.php?option=
com_content&view=article&catid=7:ke
p-komunitas&id=41:diet-untuk-
menghindari-peningkatan-risiko-
diabetes-tipe-2&Itemid=6 [19 Agustus
2008]
RiniTri Hastuti, (2008). Faktor-Faktor
RisikoUlkusDiabetika
PadaPemderitaDiabetes
Mellitus
(
StudiKasusdiRSUDDr.MoewardiS
urakarta). Surakarta
Sudoyo AW et al. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi IV. Juni 2006
dengan cetakan kedua revisi Mei 2007.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI-Jakarta.
Sulistijani, Dina Agoes, (2002). Sehat Dengan
Menu Berserat. Trubus Agriwidya,
Jakarta.
Suyono S, (2004).Kecenderungan Peningkatan
Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam ;
Soegondo S, Soewondo P, Subekti I.
Penatalaksanaan Diabetes Terpadu.
Balai Penerbitan FKUI Jakarta:1-4
Tjokroprawito, (2001). Angka Kejadian Diabetes
Mellitus pada Laki-Laki dan Perempuan
di Semarang.
Wiardani, Ni Komang. (2007). Hubungan Pola
Makan dan Obesitas sebagai Faktor
Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Sanglah Denpasar .
Wikipedia Indonesia, (2007).
(http//:www.wikipedia.com.html)
Windu Purnomo, (2002). Peran Statistika Dalam
Penelitian. Program Pasca Sarjana
UNAIR. Surabaya

S-ar putea să vă placă și