IPA ialah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas, yakni dengan melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan sterusnya, berkaitan dengan cara yang satu dengan cara yg lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini disebutl nama metode ilmiah. TERBENTUKNYA ILMU PENGETAHUAN ALAM Himpunan pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan, jika digunakan perpa- duan antara rasionalisme dan empiris yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pende-katan ilmiah. Memang benar, baha IPA merupakan suatu ilmu yang teoritis. !eori tsb. "idasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala alam. #etapapun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan$observasi. %akta-&akta tentang gejala kebenaran alam diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan 'eksperimen(. )emudian berdasarkan hasil eksperimen itulah diru-muskan keterangan ilmiahnya 'teori(. !eori inipun masih harus diuji kemantapan atau kesaktiannya. Artinya bilamana diadakan penelitian ulang, yang dilakukan oleh siapapun, dengan langkah-langkah yang serupa dan kondisi yang sama, maka akan diperoleh hasil yang konsisten. Metode keilmuan itu bersi&at obyekti&, bebas dari keyakinan, perasaan dan pra-sangka pribadi serta bersi&at konsisten. Artinya dapat diuji ulang oleh siapapun dan dng. "emikian simpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan hasilnya lebih mendekati kebenaran. *ecara lengkap dapat dikatakan, baha suatu himpunan pengetahuan dapat dise-but IPA, bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut + ,byeknya ialah pengalaman manusia, berupa gejala alam. )emudian dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai man&aat untuk kesejahteraan manusia. -.A/0 1I/0).P IPA "A/ P2/02M#A/0A//3A "alam upaya mencari jaaban yang dapat digunakan untuk menjelaskan &enomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang terus menerus. .ntuk melakukan penelitian tersebut diperlukan landasan pengetahuan atau teori yang sudah ada. *elanjut-nya berdasarkan data penelitian yang diperoleh, dimungkinkan akan mendapatkan jaaban atas pertanyaan ataupun teori baru dari &enomena yang diteliti. "engan demikian inti dari perkembangan ilmu ialah penelitian yang dikelilingi atau didukung oleh landasan-landasan atau strata ilmu. 1andasan atau strata ilmu tersebut dibagi tiga sebagai berikut + Hipotesis Hipotesis ialah strata ilmu yang paling rendah yang merupakan dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjaab masalah penelitian yang sedang dilakukan. Teori !eori ialah strata yang lebih tinggi dari hipotesis. !eori merupakan landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya. /amun demikian, teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat. Hukum atau Dalil Hukum atau dalil ialah strata yang paling tinggi. Hukum atau dalil, berasal dari teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan. 2 METDA ILMIAH DAN IMPLEMENTA!INYA #erbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non ilmiah maupun 'terutama( dengan pendekatan ilmiah. "i baah ini akan dibahas mengenai perkembangan pengetahuan yang dilihat dari pendekatan ilmiah. METDE ILMIAH Marilah kita mengingat kembali, bagaimana sejarah memperoleh pengetahuan melalui ' pseudo science(, antara lain sebagai berikut + Mitos Mitos merupakan gabungan dari pengamatan dan pengalaman, namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi dan kepercayaan. Mitos muncul karena keterbatasan alat indera manusia 'sebagai alat bantu utama(. "a#$u 4ahyu merupakan komunikasi *ang Pencipta dengan makhluknya dan merupakan pengetahuan yang disampaikan kepada utusannya. Manusia dalam menerima pengeta-huan ini bersi&at pasi&, namun dengan keyakinan baha semuanya ialah benar. 4ahyu merupakan kebenarannya mutlak dan tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal saja. toritas %a& tra%isi Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pemimpin 'sudah tradisi( untuk menyatakan kebenaran. *ebagai contoh sampai abad pertengahan manusia menganggap baha bumi ialah pusat dari alam semesta 'geosentris(, sehingga pada saat Copernicus menyatakan baha bumi bukan sebagai pusat alam semesta dan hanya meru-pakan satelit dari sistem tata surya 'heliosentris(, maka penguasa dan kepercayaan pada saat itu menolak dengan keras. *ampai-sampai #runo pengikut Copernicus dengan paham heliosentrisnya serta penemuan- penemuan lainnya yang sangat bertentangan dng. Penguasa saat itu, dianggap kemasukan setan dan dibakar mati pada tahun 5677. Prasa&'ka, yakni suatu anggapan yang benar, padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak mungkin benar. "engan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Prasangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran. "engan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Pra-sangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran. I&tuisi( yakni suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuan-nya yang terdahulu, melalui suatu proses yang tidak disadari. 8adi, seolah-olah begitu saja muncul, pendapat itu tentu saja tanpa dipikirkan lagi. Pengetahuan yang dicapai dengan cara demikian sukar dipercaya. .ngkapan-ungkapannya sering masuk akal, namun belum tentu cocok dengan kenyataan. Trial a&% Error( yakni metode coba-coba atau untung-untungan. Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam suatu kerangkeng dari percobaan )ohler, seorang psikolog 8erman. )era itu dengan dengan cara coba- coba akhirnya dapat juga meraih pisang dengan menggunakan tongkat. 3 Pengetahuan pada manusia, yang diperoleh melalui cara ini banyak sekali, sejak 9aman manusia purba hingga kini. #anyak pula penemuan hasil trial and error yang sangat ber-man&aat bagi manusia, misalnya dengan ditemukannya rendaman kulit kuna untuk obat malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak e&isien sebagai suatu cara untuk mencari kebenaran. Pengetahuan yang didapat dengan cara tersebut di atas, termasuk dalam golongan pengetahuan yang tidak ilmiah 'kebenaran yang dianut ialah yang masuk diakalnya(. Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris '&akta( maupun re&erensi pengalaman sebelumnya. 8adi pengetahuan dinamakan atau disebut sebagai ilmu pengetahuan ilmiah apabila pengetahuan itu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut + a( Logis atau masuk akal, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya. b( Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya, yakni kesesuaian atau kebenarannya dibuktikan dengan hasil penginderaan atau empiris. c( Metodik yakni suatu pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan car-cara tertentu, teratur dan terkontrol. Hal-hal yang berhubungan dengan metode ilmiah ini akan dijelaskan lebih lanjut. d( Sistimatik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri. *atu dengan yang lain saling terkait, saling menjelaskan hingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. e( Berlaku umum, yakni pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi oleh semua orang, dengan cara eksperimentasi yang sama dan akan memperoleh hasil yang sama pula atau konsisten. &( Kumulatif , berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pe-ngetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yg benar. Kriteria Meto%e Ilmia# 8ika suatu metode digunakan dalam penelitian, disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria antara lain + Berdasarkan fakta )eterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikum-pulkan dan dianalisis haruslah berdasarkan &akta-&akta yang nyata, janganlah penemuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis. Bebas dari prasangka Metode ilmiah harus mempunyai si&at bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertim-bangan subyekti&. Penggunaan suatu &akta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap serta dengan pembuktian yang obyekti&. Menggunakan prinsip-prinsip analisis "alam memahami serta memberi arti terhadap &enomena yang kompleks, harus diguna-kan prinsip analisis. *emua masalah harus dicari sebab-sebabnya serta pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. %akta yang mendukung tidaklah dibiarkan se-bagaimana adanya atau hanya dibuat diskripsinya saja, tetapi harus dicari sebab akibatnya dengan menggunakan analisis yang tajam. 4 "alam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan mengguna-kan analisis. Hipotesis harus ada untuk mengumpulkan persoalan serta memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai, sehingga hasilnya akan mengenai sasaran. Hipotesis merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti. Menggunakan ukuran obyektif )erja peneliti dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran yang obyekti&. .kuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara obyekti& dan dengan menggunakan pikiran yang aras. Menggunakan teknik kuantitatif "alam metode ilmiah la9im digunakan kecuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat di- identi&ikasikan. .kuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram dan sebagainya harus selalu digunakan. 8auhi ukuran-ukuran seperti sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh batang rokok, dan sebagainya sebagai ukuran kuantitati&. )uanti&ikasi termudah ialah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating. La&'ka#)La&'ka# perasio&al Meto%e Ilmia# *alah satu syarat ilmu pengetahuan ialah materi pengetahuan tersebut harus diperoleh melalui metode ilmiah. Metode ilmiah ialah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan- peraturan dalam metode tersebut. Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang mencerminkan tahapan kegiatan ilmiah. )erangka berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah yang disebut langkah-langkah operasional metode ilmiah, sebagai berikut. Perumusan masalah Perumusan masalah disini ialah pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa ataupun bagaimana obyek yang hendak diteliti itu. Masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal juga &aktor-&aktor yang mempengaruhinya. Penyusunan Kerangka Berpikir dalam Pengajuan Hipotesis )erangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai &aktor yang saling berkait dan membentuk konstelasi permasa-lahan. )erangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan &aktor-&aktor empiris yang relevan dengan permasalahannya. Perumusan Hipotesis Hipotesis ialah + 5. suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jaaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. :. *uatu dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. ;. *uatu jaaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi. 5 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ialah berbagai usaha pengumpulan &akta-&akta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat &akta-&akta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. %akta-&akta ini dapat diperoleh, melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop maupun melalui uji coba. )emudian &akta-&akta tadi dikumpulkan melalui penginderaan. Penarikan Simpulan Penarikan simpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari &akta-&akta 'data(, untuk melihat apakah hipotesis yang disajikan itu diterima atau tidak. Hipotesis itu diterima bila data yang terkumpul mendukung pernyataan hipotesis. #ila data tidak mendukung, maka hipotesis tersebut ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. )eseluruhan langkah tersebut, harus ditempuh melalui urutan yang terartur. ,leh karena langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya. "ari keterangan itu dapat disimpulkan baha ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris. !ikap Ilmia# #erlandaskan pada syarat, kriteria, dan langkah-langkah operasional di atas, maka metode ilmiah menuntun pembentukan seorang ilmuan mempunyai sikap ilmiah, antara lain sebagai berikut. Jujur Ilmuan ajib melaporkan dan mendesiminasikan hasil pengamatan dan penelitian se-cara obyekti& dan jujur sehingga bila hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut diuji kembali oleh peneliti lain akan memberikan hasil yang sama. Terbuka Peneliti atauilmuan harus mempunyai pandangan yang luas, terbuka pada pendapat orang lain, jauh dari praduga dan menghargai gagasan baru orang lain meskipun untuk menerimanya harus melakukan pengujia n terlebih dahulu. Toleran *eorang ilmuan bersedia belajar dari orang lain atau membandingkan pendapatnya dengan orang lain serta tidak memaksakan pendapatnya pada orang lain. Skeptis "alam mencari kebenaran, ilmuan harus bersikap hati-hati, meragukan sesuatu dan skeptis, tetapi kritis sehingga akan menyelidiki 'memveri&ikasi( dahulu bukti-bukti 'in&ormasi( yang mendasari suatu simpulan, keputusan atau pemecahan masalah. Optimis *eorang ilmuan tidak akan mengatakan baha sesuatu tidak dapat dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba mengerjakan terlebih dahulu. 6 Pemberani *i&at ilmuan selalu mencari kebenaran, akan berani melaan ketidakbenaran, kepura-puraan yang menghambat kemajuan, meskipun harus merugikan diri sendiri. Kreatif dan inoatif *eorang ilmuan harus selalu ingin mendapatkan, me nciptakan, memvariasikan sesuatu yang baru, guna mendapatkan nilai tambah. Keter*atasa& %a& Keu&''ula& Meto%e Ilmia# Keter*atasa& Pengetahuan yang ilmiah dihasilkan dengan menggunakan metode ilmiah. )ita telah mengetahui baha data yang digunakan untuk mengambil simpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan. )ita mengetahui pula baha pancaindera kita juga mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap suatu &akta, sehingga tidak disangsikan lagi baha data yang dikumpulkan ialah keliru sehingga simpulan yang diambilpun akan keliru. 8adi kemungkinan keliru atau salah dari suatu simpulan il miah tetap ada. ,leh karena itu, semua simpulan ilmiah atau dengan kata lain kebenaran ilmu pengetahuan termasuk IPA bersi&at tentatif, artinya sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak simpulan itu, maka simpulan tersebut dianggap benar. *ebaliknya, simpulan ilmiah yang benar tersebut dapat menolak simpulan ilmiah terdahulu, sehingga menjadi kebenaran ilmu yang baru. Memang tidak mustahil suatu simpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkem- bangan ilmu pengetahuan itu sendiri. !idak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat dari ahyu illahi. )ebenaran dari pengetahuan ini bersi&at mutlak, artinya tidak akan berubah sepanjang masa. Metode Ilmiah memang tidak sanggup menjangkau untuk menguji adanya !uhan. Metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat simpulan yang berkenaan dengan baik dan buruk atau sistem nilai. 8uga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan. Keu&''ula& Ciri khas ilmu pengetahuan ialah bersi&at obyekti&, metodik, sistimatik dan berlaku umum. Hal yang demikian akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang terpuji yakni + 5. mencintai kebenaran ilmu yang obyekti&, bersikap adil dan itu semua akan menjurus ke arah hidup yang bahagia. :. menyadari baha kebenaran ilmu itu tidak absolut. Hal itu dapat menjujrus ke arah mencari kebenaran secara terus menerus. ;. dengan ilmu pengetahuan, orang tidak percaya pada tahyul, astrologi maupun peruntungan, karena segala sesuatu di alam semesta ini telah melalui proses yang teratur. <. ilmu pengetahuan membimbing kita untuk ingin tahu lebih banyak. Akibatnya il mu pengetahuan yang kita peroleh akan sangat membantu pola kehidupan kita. =. ilmu pengetahuan pun akan membimbing kita untuk berpikir secara prasangka, tetapi berpikir secara terbuka atau obyekti&, suka menerima pendapat-pendapat orang lain atau bersikap toleran. 6. metode ilmiah membimbing kita untuk tidak begitu saja percaya pada suatu simpulan tanpa adanya bukti-bukti nyata. 7 >. metode ilmiah juga membimbing kita untuk selalu bersikap optimis, teliti dan berani membuat suatu pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah kita ialah benar Pera&a& Matematika Ter#a%ap Ilmu Pe&'eta#ua& Alam Menurut dugaan sejarah, kemampuan manusia menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk dapat berhitung, yakni kurang lebih 57.777 tahun *M. !ulisan itu pada hakikatnya simbol dari apa yang ia tulis tersampaikan. !ontoh" #erhitung pada aalnya berbentuk korespondensi per satuan dari proyek yang dihitung, misalnya seorang ingin menghitung berapa jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasuk-kan ke dalam kandang satu per satu. !iap ekor diakili oleh satu batu kecil, maka jumlah ternaknya ialah jumlah batu kecil itu. "engan sekantung batu, ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali atau hilang atau bahkan sudah ber-tambah karena beranak. 8adi sejak aal kehidupan manusia, matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. *um-bangan matematika terhadap perkembangan sudah jelas, bahkan boleh dikatakan baha tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal itu terjadi karena IPA tidak menggantungkan diri pada metode induksi. "engan me-tode induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dengan bulan atau bumi dengan matahari, bahkan untuk menyatakan keliling bumi hampir tidak mungkin. #erkat bantuan matematika 2rathotenes menghitung keliling bumi :<.777 mil dan bergaris tengah ?.777 mil. Hipparchus '5=7 *M(, menghitung jarak bumi ke bulan :<.777 mil. Aristarchus, berpendapat baha secara matematika, jarak bumi ke matahari dapat dihitung. Copernicus, dengan bantuan teleskopnya serta perhitungan matematis mengumumkan prinsip heliosentris. Ahli-ahli matematika yang banyak sumbangannya dalam IPA + Pythagoras, mengadakan perhitungan terhadap benda: berbentuk segi banyak Apollonius, mengadakan perhitungan pada benda yang bergaris lengkung )epler '567@(, berjasa dalam perhitungan jarak peredaran yang berbentuk elips dari planet-planet 0alileo 0alilei '56<:(, berjasa dalam menetapkan hukum lintasan peluru, gerak dan percepatan. Huygens '56@=(, dapat memecahkan teka-teki adanya !incin Saturnus #agaimana pada masa sekarang A )iranya tidak dapat diragukan lagi &ungsi matematika di 9aman modern sekarang ini. Pembuatan mesin-mesin, pabrik-pabrik, bendungan, jembatan bahkan perjalanan ke ruang angkasa tidak mungkin berlangsung tanpa bantuan matematika