Sunteți pe pagina 1din 7

1

PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)


IPA ialah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas,
yakni dengan melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan sterusnya, berkaitan dengan cara yang satu dengan cara yg lain.
Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini disebutl nama metode ilmiah.
TERBENTUKNYA ILMU PENGETAHUAN ALAM
Himpunan pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan, jika digunakan perpa-
duan antara rasionalisme dan empiris yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pende-katan
ilmiah. Memang benar, baha IPA merupakan suatu ilmu yang teoritis. !eori tsb. "idasarkan atas
pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala alam. #etapapun indahnya suatu teori
dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil
pengamatan$observasi.
%akta-&akta tentang gejala kebenaran alam diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui
percobaan-percobaan 'eksperimen(. )emudian berdasarkan hasil eksperimen itulah diru-muskan
keterangan ilmiahnya 'teori(. !eori inipun masih harus diuji kemantapan atau kesaktiannya. Artinya
bilamana diadakan penelitian ulang, yang dilakukan oleh siapapun, dengan langkah-langkah yang
serupa dan kondisi yang sama, maka akan diperoleh hasil yang konsisten.
Metode keilmuan itu bersi&at obyekti&, bebas dari keyakinan, perasaan dan pra-sangka
pribadi serta bersi&at konsisten. Artinya dapat diuji ulang oleh siapapun dan dng. "emikian
simpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.
*ecara lengkap dapat dikatakan, baha suatu himpunan pengetahuan dapat dise-but IPA,
bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut + ,byeknya ialah pengalaman manusia, berupa
gejala alam. )emudian dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai man&aat untuk
kesejahteraan manusia.
-.A/0 1I/0).P IPA "A/ P2/02M#A/0A//3A
"alam upaya mencari jaaban yang dapat digunakan untuk menjelaskan &enomena alam, maka
perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang terus menerus. .ntuk melakukan penelitian
tersebut diperlukan landasan pengetahuan atau teori yang sudah ada. *elanjut-nya berdasarkan
data penelitian yang diperoleh, dimungkinkan akan mendapatkan jaaban atas pertanyaan
ataupun teori baru dari &enomena yang diteliti. "engan demikian inti dari perkembangan ilmu ialah
penelitian yang dikelilingi atau didukung oleh landasan-landasan atau strata ilmu.
1andasan atau strata ilmu tersebut dibagi tiga sebagai berikut +
Hipotesis
Hipotesis ialah strata ilmu yang paling rendah yang merupakan dugaan atau prediksi yang diambil
berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjaab masalah penelitian yang
sedang dilakukan.
Teori
!eori ialah strata yang lebih tinggi dari hipotesis. !eori merupakan landasan ilmu yang telah teruji
kebenarannya. /amun demikian, teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih
tepat.
Hukum atau Dalil
Hukum atau dalil ialah strata yang paling tinggi. Hukum atau dalil, berasal dari teori yang telah diuji
terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
2
METDA ILMIAH DAN IMPLEMENTA!INYA
#erbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui
pendekatan non ilmiah maupun 'terutama( dengan pendekatan ilmiah.
"i baah ini akan dibahas mengenai perkembangan pengetahuan yang dilihat dari
pendekatan ilmiah.
METDE ILMIAH
Marilah kita mengingat kembali, bagaimana sejarah memperoleh pengetahuan melalui ' pseudo
science(, antara lain sebagai berikut +
Mitos
Mitos merupakan gabungan dari pengamatan dan pengalaman, namun sebagian lainnya berupa
dugaan, imajinasi dan kepercayaan. Mitos muncul karena keterbatasan alat indera manusia
'sebagai alat bantu utama(.
"a#$u
4ahyu merupakan komunikasi *ang Pencipta dengan makhluknya dan merupakan pengetahuan
yang disampaikan kepada utusannya. Manusia dalam menerima pengeta-huan ini bersi&at pasi&,
namun dengan keyakinan baha semuanya ialah benar. 4ahyu merupakan kebenarannya mutlak
dan tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal saja.
toritas %a& tra%isi
Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pemimpin 'sudah tradisi( untuk
menyatakan kebenaran. *ebagai contoh sampai abad pertengahan manusia menganggap baha
bumi ialah pusat dari alam semesta 'geosentris(, sehingga pada saat Copernicus menyatakan
baha bumi bukan sebagai pusat alam semesta dan hanya meru-pakan satelit dari sistem tata
surya 'heliosentris(, maka penguasa dan kepercayaan pada saat itu menolak dengan keras.
*ampai-sampai #runo pengikut Copernicus dengan paham heliosentrisnya serta penemuan-
penemuan lainnya yang sangat bertentangan dng. Penguasa saat itu, dianggap kemasukan setan
dan dibakar mati pada tahun 5677.
Prasa&'ka, yakni suatu anggapan yang benar, padahal baru merupakan kemungkinan benar atau
kadang-kadang malah tidak mungkin benar. "engan prasangka, orang sering mengambil
keputusan yang keliru. Prasangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran.
"engan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Pra-sangka hanya berguna
untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran.
I&tuisi( yakni suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuan-nya
yang terdahulu, melalui suatu proses yang tidak disadari. 8adi, seolah-olah begitu saja muncul,
pendapat itu tentu saja tanpa dipikirkan lagi. Pengetahuan yang dicapai dengan cara demikian
sukar dipercaya. .ngkapan-ungkapannya sering masuk akal, namun belum tentu cocok dengan
kenyataan.
Trial a&% Error( yakni metode coba-coba atau untung-untungan.
Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam suatu
kerangkeng dari percobaan )ohler, seorang psikolog 8erman. )era itu dengan dengan cara coba-
coba akhirnya dapat juga meraih pisang dengan menggunakan tongkat.
3
Pengetahuan pada manusia, yang diperoleh melalui cara ini banyak sekali, sejak 9aman manusia
purba hingga kini. #anyak pula penemuan hasil trial and error yang sangat ber-man&aat bagi
manusia, misalnya dengan ditemukannya rendaman kulit kuna untuk obat malaria. Penemuan
dengan cara coba-coba ini jelas tidak e&isien sebagai suatu cara untuk mencari kebenaran.
Pengetahuan yang didapat dengan cara tersebut di atas, termasuk dalam golongan pengetahuan
yang tidak ilmiah 'kebenaran yang dianut ialah yang masuk diakalnya(.
Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional,
pengalaman empiris '&akta( maupun re&erensi pengalaman sebelumnya.
8adi pengetahuan dinamakan atau disebut sebagai ilmu pengetahuan ilmiah apabila pengetahuan
itu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut +
a( Logis atau masuk akal, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang telah diakui
kebenarannya.
b( Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya, yakni kesesuaian atau
kebenarannya dibuktikan dengan hasil penginderaan atau empiris.
c( Metodik yakni suatu pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan car-cara tertentu,
teratur dan terkontrol. Hal-hal yang berhubungan dengan metode ilmiah ini akan
dijelaskan lebih lanjut.
d( Sistimatik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri. *atu dengan yang lain saling terkait, saling menjelaskan hingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang utuh.
e( Berlaku umum, yakni pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh
seseorang atau beberapa orang saja, tetapi oleh semua orang, dengan cara
eksperimentasi yang sama dan akan memperoleh hasil yang sama pula atau konsisten.
&( Kumulatif , berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang
selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pe-ngetahuan yang
terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yg benar.
Kriteria Meto%e Ilmia#
8ika suatu metode digunakan dalam penelitian, disebut metode ilmiah, maka metode tersebut
harus mempunyai kriteria antara lain +
Berdasarkan fakta
)eterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikum-pulkan dan
dianalisis haruslah berdasarkan &akta-&akta yang nyata, janganlah penemuan atau pembuktian
didasarkan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai si&at bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertim-bangan
subyekti&. Penggunaan suatu &akta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap serta dengan
pembuktian yang obyekti&.
Menggunakan prinsip-prinsip analisis
"alam memahami serta memberi arti terhadap &enomena yang kompleks, harus diguna-kan
prinsip analisis. *emua masalah harus dicari sebab-sebabnya serta pemecahannya dengan
menggunakan analisis yang logis. %akta yang mendukung tidaklah dibiarkan se-bagaimana
adanya atau hanya dibuat diskripsinya saja, tetapi harus dicari sebab akibatnya dengan
menggunakan analisis yang tajam.
4
"alam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan mengguna-kan
analisis. Hipotesis harus ada untuk mengumpulkan persoalan serta memandu jalan pikiran ke
arah tujuan yang ingin dicapai, sehingga hasilnya akan mengenai sasaran. Hipotesis merupakan
pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
Menggunakan ukuran obyektif
)erja peneliti dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran yang obyekti&. .kuran tidak boleh
dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara
obyekti& dan dengan menggunakan pikiran yang aras.
Menggunakan teknik kuantitatif
"alam metode ilmiah la9im digunakan kecuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat di-
identi&ikasikan. .kuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram dan sebagainya harus selalu
digunakan. 8auhi ukuran-ukuran seperti sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh batang
rokok, dan sebagainya sebagai ukuran kuantitati&. )uanti&ikasi termudah ialah dengan
menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
La&'ka#)La&'ka# perasio&al Meto%e Ilmia#
*alah satu syarat ilmu pengetahuan ialah materi pengetahuan tersebut harus diperoleh
melalui metode ilmiah. Metode ilmiah ialah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu, sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan dalam metode tersebut.
Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam langkah-langkah
yang mencerminkan tahapan kegiatan ilmiah. )erangka berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari
langkah-langkah yang disebut langkah-langkah operasional metode ilmiah, sebagai berikut.
Perumusan masalah
Perumusan masalah disini ialah pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa ataupun bagaimana obyek
yang hendak diteliti itu. Masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal juga &aktor-&aktor
yang mempengaruhinya.
Penyusunan Kerangka Berpikir dalam Pengajuan Hipotesis
)erangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat
antara berbagai &aktor yang saling berkait dan membentuk konstelasi permasa-lahan. )erangka
berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji
kebenarannya dengan memperhatikan &aktor-&aktor empiris yang relevan dengan
permasalahannya.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis ialah +
5. suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jaaban untuk
memecahkan masalah yang telah ditetapkan.
:. *uatu dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada.
;. *uatu jaaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu
observasi atau eksperimentasi.
5
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ialah berbagai usaha pengumpulan &akta-&akta yang relevan dengan hipotesis
yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat &akta-&akta yang mendukung
hipotesis tersebut atau tidak.
%akta-&akta ini dapat diperoleh, melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop
maupun melalui uji coba. )emudian &akta-&akta tadi dikumpulkan melalui penginderaan.
Penarikan Simpulan
Penarikan simpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari &akta-&akta 'data(,
untuk melihat apakah hipotesis yang disajikan itu diterima atau tidak.
Hipotesis itu diterima bila data yang terkumpul mendukung pernyataan hipotesis. #ila data tidak
mendukung, maka hipotesis tersebut ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu
pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan.
)eseluruhan langkah tersebut, harus ditempuh melalui urutan yang terartur. ,leh karena
langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya. "ari keterangan itu dapat
disimpulkan baha ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis,
berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
!ikap Ilmia#
#erlandaskan pada syarat, kriteria, dan langkah-langkah operasional di atas, maka metode ilmiah
menuntun pembentukan seorang ilmuan mempunyai sikap ilmiah, antara lain sebagai berikut.
Jujur
Ilmuan ajib melaporkan dan mendesiminasikan hasil pengamatan dan penelitian se-cara
obyekti& dan jujur sehingga bila hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut diuji kembali oleh
peneliti lain akan memberikan hasil yang sama.
Terbuka
Peneliti atauilmuan harus mempunyai pandangan yang luas, terbuka pada pendapat orang lain,
jauh dari praduga dan menghargai gagasan baru orang lain meskipun untuk menerimanya harus
melakukan pengujia n terlebih dahulu.
Toleran
*eorang ilmuan bersedia belajar dari orang lain atau membandingkan pendapatnya dengan
orang lain serta tidak memaksakan pendapatnya pada orang lain.
Skeptis
"alam mencari kebenaran, ilmuan harus bersikap hati-hati, meragukan sesuatu dan skeptis,
tetapi kritis sehingga akan menyelidiki 'memveri&ikasi( dahulu bukti-bukti 'in&ormasi( yang
mendasari suatu simpulan, keputusan atau pemecahan masalah.
Optimis
*eorang ilmuan tidak akan mengatakan baha sesuatu tidak dapat dikerjakan sebelum
memikirkan dan mencoba mengerjakan terlebih dahulu.
6
Pemberani
*i&at ilmuan selalu mencari kebenaran, akan berani melaan ketidakbenaran, kepura-puraan
yang menghambat kemajuan, meskipun harus merugikan diri sendiri.
Kreatif dan inoatif
*eorang ilmuan harus selalu ingin mendapatkan, me nciptakan, memvariasikan sesuatu yang
baru, guna mendapatkan nilai tambah.
Keter*atasa& %a& Keu&''ula& Meto%e Ilmia#
Keter*atasa&
Pengetahuan yang ilmiah dihasilkan dengan menggunakan metode ilmiah. )ita telah
mengetahui baha data yang digunakan untuk mengambil simpulan ilmiah itu berasal dari
pengamatan. )ita mengetahui pula baha pancaindera kita juga mempunyai keterbatasan
kemampuan untuk menangkap suatu &akta, sehingga tidak disangsikan lagi baha data yang
dikumpulkan ialah keliru sehingga simpulan yang diambilpun akan keliru.
8adi kemungkinan keliru atau salah dari suatu simpulan il miah tetap ada. ,leh karena itu,
semua simpulan ilmiah atau dengan kata lain kebenaran ilmu pengetahuan termasuk IPA bersi&at
tentatif, artinya sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak simpulan itu, maka simpulan
tersebut dianggap benar. *ebaliknya, simpulan ilmiah yang benar tersebut dapat menolak
simpulan ilmiah terdahulu, sehingga menjadi kebenaran ilmu yang baru.
Memang tidak mustahil suatu simpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkem-
bangan ilmu pengetahuan itu sendiri. !idak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat
dari ahyu illahi. )ebenaran dari pengetahuan ini bersi&at mutlak, artinya tidak akan berubah
sepanjang masa.
Metode Ilmiah memang tidak sanggup menjangkau untuk menguji adanya !uhan. Metode
ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat simpulan yang berkenaan dengan baik dan
buruk atau sistem nilai. 8uga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan.
Keu&''ula&
Ciri khas ilmu pengetahuan ialah bersi&at obyekti&, metodik, sistimatik dan berlaku umum. Hal yang
demikian akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang terpuji yakni +
5. mencintai kebenaran ilmu yang obyekti&, bersikap adil dan itu semua akan menjurus ke
arah hidup yang bahagia.
:. menyadari baha kebenaran ilmu itu tidak absolut. Hal itu dapat menjujrus ke arah
mencari kebenaran secara terus menerus.
;. dengan ilmu pengetahuan, orang tidak percaya pada tahyul, astrologi maupun
peruntungan, karena segala sesuatu di alam semesta ini telah melalui proses yang
teratur.
<. ilmu pengetahuan membimbing kita untuk ingin tahu lebih banyak. Akibatnya il mu
pengetahuan yang kita peroleh akan sangat membantu pola kehidupan kita.
=. ilmu pengetahuan pun akan membimbing kita untuk berpikir secara prasangka, tetapi
berpikir secara terbuka atau obyekti&, suka menerima pendapat-pendapat orang lain atau
bersikap toleran.
6. metode ilmiah membimbing kita untuk tidak begitu saja percaya pada suatu simpulan
tanpa adanya bukti-bukti nyata.
7
>. metode ilmiah juga membimbing kita untuk selalu bersikap optimis, teliti dan berani
membuat suatu pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah kita ialah benar
Pera&a& Matematika Ter#a%ap Ilmu Pe&'eta#ua& Alam
Menurut dugaan sejarah, kemampuan manusia menulis sama tuanya dengan kemampuan
manusia untuk dapat berhitung, yakni kurang lebih 57.777 tahun *M. !ulisan itu pada hakikatnya
simbol dari apa yang ia tulis tersampaikan.
!ontoh"
#erhitung pada aalnya berbentuk korespondensi per satuan dari proyek yang dihitung,
misalnya seorang ingin menghitung berapa jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasuk-kan ke
dalam kandang satu per satu. !iap ekor diakili oleh satu batu kecil, maka jumlah ternaknya ialah
jumlah batu kecil itu. "engan sekantung batu, ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang belum
kembali atau hilang atau bahkan sudah ber-tambah karena beranak. 8adi sejak aal kehidupan
manusia, matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan
menghadapi lingkungan hidupnya. *um-bangan matematika terhadap perkembangan sudah jelas,
bahkan boleh dikatakan baha tanpa matematika IPA tidak akan berkembang.
Hal itu terjadi karena IPA tidak menggantungkan diri pada metode induksi. "engan me-tode
induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dengan bulan atau bumi dengan
matahari, bahkan untuk menyatakan keliling bumi hampir tidak mungkin.
#erkat bantuan matematika
2rathotenes menghitung keliling bumi :<.777 mil dan bergaris tengah ?.777 mil.
Hipparchus '5=7 *M(, menghitung jarak bumi ke bulan :<.777 mil.
Aristarchus, berpendapat baha secara matematika, jarak bumi ke matahari dapat dihitung.
Copernicus, dengan bantuan teleskopnya serta perhitungan matematis mengumumkan prinsip
heliosentris.
Ahli-ahli matematika yang banyak sumbangannya dalam IPA +
Pythagoras, mengadakan perhitungan terhadap benda: berbentuk segi banyak
Apollonius, mengadakan perhitungan pada benda yang bergaris lengkung
)epler '567@(, berjasa dalam perhitungan jarak peredaran yang berbentuk elips dari
planet-planet
0alileo 0alilei '56<:(, berjasa dalam menetapkan hukum lintasan peluru, gerak dan
percepatan.
Huygens '56@=(, dapat memecahkan teka-teki adanya !incin Saturnus
#agaimana pada masa sekarang A )iranya tidak dapat diragukan lagi &ungsi matematika di
9aman modern sekarang ini. Pembuatan mesin-mesin, pabrik-pabrik, bendungan, jembatan
bahkan perjalanan ke ruang angkasa tidak mungkin berlangsung tanpa bantuan matematika

S-ar putea să vă placă și