Sunteți pe pagina 1din 11

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM JARINGAN

Multi Protocol Label Switching (MPLS)







OZZY SECIO RIZA
1107000 / 2011
3F3








PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

A. PENDAHULUAN
Multi-protocol label switching (MPLS) adalah arsitektur network yang
didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan
routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. Multi Protocol Label Switching
(MPLS) merupakan sebuah teknik yang menggabungkan kemampuan manajemen
switching yang ada dalam teknologi ATM dengan fleksibilitas network layer yang
dimiliki teknologi IP.

Gambar1. Mekanisme pada jaringan MPLS
Pada gambar 1 merupakan ilustrasi pemisahan antara routing dan masukan
forwarding yang mana routing merupakan jaringan global yang membutuhkan
kerjasama antar router sebagai partisipan. Protokol routing menentukan arah
pengiriman paket dengan bertukar info routing. Sedangkan forwarding merupakan hal
yang ada pada local router.Pada proses forwarding, protokol ini menentukan
forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan berukuran tetap
mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path. Hasil
forwarding adalah network datagram yang bersifat lebih connection-oriented yaitu setiap
virtual circuit harus disetup dengan protokol persinyalan sebelum transmisi (proses
signaling).
Fungsi label pada MPLS adalah sebagai proses penyambungan dan pencarian jalur
dalam jaringan komputer. MPLS menggabungkan teknologi switching di layer 2 dan
teknologi routing di layer 3 sehingga menjadi solusi jaringan terbaik dalam
menyelesaikan masalah kecepatan, scalability, QOS (Quality of Service), dan rekayasa
trafik. Kebijakan kualitas paket (QoS Policy) menentukan paket yang sesuai
dengan ketetapan administratif tingkat lalu lintas. Pada proses ini dapat dilakukan
mark packet atau packet drop. Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP,
MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Header
MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit
identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah bagian dari header, memiliki panjang
yang bersifat tetap, dan merupakan satu-satunya tanda identifikasi paket. Label
digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering. Header MPLS
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar2. Header MPLS
Dengan informasi label switching yang didapat dari routing network layer, setiap
paket hanya dianalisa sekali di dalam router di mana paket tersebut masuk ke dalam
jaringan untuk pertama kali. Router tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS
yang biasa disebut dengan Label Switching Router (LSR).
Ide dasar teknik MPLS ini ialah mengurangiteknik pencarian rute dalam setiap
router yang dilewati setiap paket, sehingga sebuah jaringan dapat dioperasikan dengan
efisien dan jalannya pengiriman paket menjadi lebih cepat.
Jadi MPLS akan menghasilkan high-speed routing dari data yang melewati suatu
jaringan yang berbasis parameter quality of service (QoS). Berikut ini perbandingan dari
label switching dan routing pada IP konvensional.

Konvensional Routing Label Switching
Analisis Header IP Dilakukan pada tiap-tiap
hop lintasan paket dari suatu
jaringan
Dilakukan hanya sekali pada
saat paket memasuki intasan
dari suatu jaringan
Support Unicast dan
Multicast Data
Memerlukan algoritma
forwarding dan routing
Memerlukan hanya sebuah
algoritma forwarding
multicast yang khusus.
Penentuan Routing Berdasarkan pada alamat
tujuan yang terdapat pada
header IP
Berdasarkan pada jumlah
parameter, juga termasuk
alamat tujuan pada header
IP, seperti quality of service
(QoS), type data (suara,
gambar) dll.

B. KOMPONEN MPLS
Berikut ini adalah gambar komponen penyusun dari jaringan MPLS :

Berikut adalah detail dari komponen penyusun MPLS :
1. MPLS Node
Router pada jaringan MPLS yang akan meneruskan paket yang diterima berdasarkan
label.
2. MPLS Label
Merupakan header tambahan yang diletakan diantara layer 2 dan IP header.
3. MPLS Ingress Node
MPLS node yang mengatur trafik saat paket memasuki MPLS core. Ingress node
juga disebut dengan PE (Power Edge) router.
4. MPLS Engress Node
MPLS node yang mengatur trafik saat paket meninggalkan MPLS core. Egress node
juga disebut dengan PE (Power Edge) router.
5. Label Edge Router (LER)
MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang
berada diluar MPLS domain.
6. Label Switched Path (LSP)
LSP merupakan jalur yang terbentuk dari serangkaian satu atau lebih Label
Switching
Hop paket diteruskan oleh label swapping berdasarkan label Forwarding Equivalent
Class dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain.
7. Label Switching Router (LSR)
Router yang mendukung MPLS forwarding. LSR biasa disebut juga P (provider)
router.
8. Forward Equivalence Class (FEC)
Representasi dari beberapa paket data yang diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan
resource yang sama di dalam proses pertukaran data.
9. Label Distribution Protocol
Protocol baru yang berfungsi untuk mendistribusikan informasi yang adalah pada
label ke setiap LSR pada jaringan MPLS. Protocol ini digunakan untuk memetakan
FEC ke dalam label, untuk selanjutnya akan dipakai untuk menentukan LSP. LDP
message dapat dikelompokkan menjadi :
a. Discovery Messages, yaitu pesan yang memberitahukan dan memelihara
hubungan dengan LSR yang baru tersambung ke jaringan MPLS.
b. Session Messages, yaitu pesan untuk membangun, memelihara dan mengakhiri
sesi antara titik LDP.
c. Advertisement Messages, yaitu pesan untuk membuat, mengubah dan
menghapus pemetaan label pada jaringan MPLS.
d. Notification Messages, yaitu pesan yang menyediakan informasi bantuan dan
sinyal informasi jika terjadi error.

C. CARA SETTING MPLS
1. Peralatan
6 buah mikrotik sebagai router
2 buah computer sebagai host A danhost B
2 buah Ethernet Card
Kabel UTP secukupnya
2. Percobaan
Topologi Jaringan MPLS
Sebelum melakukan konfigurasi MPLS diharapkan menyusun topologi jaringan
dasar MPLS sebagai berikut.

Konfigurasi Router Mikrotik
Tahapan dalam mensetting MPLSdi Mikrotik router :
a. Setting interface loopback
b. Membuat IP Address loopback
c. Setting IP Address pada masing-masing interface
d. Setting Dynamic Routing
e. Setting MPLS dengan mengaktifkan LDP
Setting untuk masuk ke mikrotik lewat Winbox
a. Hubungkan PC ke mikrotik router menggunakan kabel UTP untuk
konfigurasinya.
b. Buka aplikasi Winbox



c. Lakukan koneksi ke Mikrotik Router melalui MAC Addressnya


Setting Loopback IP Address
Pada RouterOS Mikrotik Loopback IP Addressdapat dikonfigurasi dengan membuat
interface bridge tanpa menambahkan alamat port. Tujuan membuat Loopback IP
Address adalah:
a. Hanya ada satu sesi LDP antara 2 router, tidak peduli berapa banyak
linkmenghubungkan mereka, loopback IP address memastikan bahwa sesi LDP
tidak terpengaruh oleh perubahan interface atau IP Address.
b. Penggunaan loopback IP addresssebagai alamat LDP transportasi memastikan
kedua hopbekerja dengan baik ketika beberapa label melewatkan paket-paket
data.
Setting Router PE2 lewat Winbox
a. Membuat Interface Loopback


b. Membuat IP Address Loopback


Setting IP Address
Kemudian setting core router dan coreedge router seperti pada topologi jaringan.
Cara Setting Router P2 lewat Winbox
Membuat IP Address

Setting Dinamic Routing
Selanjutnya dilakukan setting OSPF pada setiap router untuk mendistribusikan rute
secara dinamis.
Setting Router P2 lewat Winbox
a. Membuat OSPF Instance

b. Membuat OSPF Network

Setting MPLS
Langkah selanjutnya adalah menambahkan dan mengonfigurasi sistem MPLS.
Dalam rangka untuk mendistribusikan label untuk rute, LDP harus diaktifkan.
Kemudian semua interface yang digunakan di MPLS perlu ditambahkan.
Cara setting Router P3 lewat Winbox
a. LDP Setting

b. Membuat Interface LDP MPLS

Cek dan Tes Konfigurasi MPLS
a. Dengan Traceroute, dari perintah : Tools | Traceroute

b. Cek tabel routing, dari perintah : IP | Routes

c. Cek konfigurasi MPLS, dari perintah : MPLS | MPLS | Local Bindings.

S-ar putea să vă placă și