Ds : pasien menggunakan ventilator, kesulitan bernafas,
Do : ventilator simv f1o2 40%, rr : 40, P1O2 45%, PEEP : 5, SPO2 : 98-100%, HR : 94- 134/menit, S : 36-37 C
Ds : pasien menggunakan inkubator, hipotermi,
Do : SPO2 : 98-100% Hr : 98-100/menit, S : 35,9-36,4 C
Ds : menggunakan antibiotik, sterilisasi alat,
Do: SPO2 : 80-95% HR : 127-157/menit, s : 37,3-38 C
Ds : kurus tidak sesuai umur,
Do : SPO2 : 98-100% HR : 94-134/menit, S : 36-37 C BB : 1880 Menggunakan sonde
Ketidakmampuan melanjutkan ventilasi spontan
Gangguan thermogulasi unstabil
Risiko infeksi
Risiko nutrisi dan cairan urang dari kebutuhan Imaturitas umur pasien mengakibatkan organ dalam seperti sistem pernafasan masih belum bekerja dengan baik
Imaturitas umur pasien mengakibatkan hipothalamus masih belum bekerja dengan baik sehingga pengaturan suhu dalam tubuh masih belum stabil
Berhubungan dengan keadaan imun yang belum labil oleh karena itu risik infeksi pada bayi sangat tinggi
Bayi dengan BBLR masih belum optimal mengabsorpsi makanan dari luar,kemmapuan menghisap sangan rendah
DAFTAR DX. KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF (URUTKAN BERDASAR PRIORITAS MASALAH)
TGL JAM NO DX Dx. Keperawatan TGL TERATASI TTD 16 oktober 23.00
23.15
23.20
23.25 1
2
3
4 Ketidakmampuan melanjutkan ventilasi spontan berhubungan dengan imaturitas klien ditandai dengan kesulitan bernafas
Gangguan thermogulasi unstabil berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh yang subkutan ditandai dengan hipotermi
Risiko infeksi berhubungan dengan imun yang belum labil ditandai dengan risiko infeksi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat akibat imaturitas
-
-
-
-
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN NAMA/UMUR : By.Ny L NO RM : 45 56 12 DX MEDIS : BBLR, post afixia, sepsis TGL/JAM NO DX TUJUAN INTERVENSI TTD 16 oktober 23.00
1
2
3
keseimbangan O2 klien yang dibutuhkan tetap terpenuhi dengan baik setelah dilakukan tindakan
Kriteria hasil : -Mempertahankan AGD dalam batas normal. PH (7,35-7,45) PCO2(35-45) PCO3(22-26) - Mempertahankan airway, mobilisasi sekret, tetap bebas dari dyspnea dan gelisah.
suhu tubuh klien dapate dipertahankan dengan stabil setelah dilakuka tindakan keperwatan
Kriteria Hasil : Suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,5 37,3C), tidak terjadi hipertermi, akral hangat, glukosa darah normal
klien tidak mengalami infeksi setelah dilakukan 1. Monitor perubahan oksigenas dan ventilasi, perubahan AGD, pulse oxymetri, dan end tidal CO2 R/ : menjaga oksigenasi adekuat dan keseimbangan asam basa 2. observasi TTV dan bunyi nafas pasien. R/ : membandingkan efektivitas bunyi nafas seharusnya menunjukkan perbaikan 3. tempatkan tube pada batas garis di bibir, lakukan prosedur oleh 2 orang staff, lakukan suction di atas cuff ETT sebelum mereposisi ETT. R/ : mencegah kerusakan kulit, mengurangi aspirasi dari sekret oral dan pneumonia akibat pemasangan ventilator, menjaga tube dalam posisi yang benar setelah manipulasi. 4. . kolaborasi dengan dokter untuk meningkatkan sedasi jika agitasi mengganggu ventilasi R/ : menunjang efektivitas ventilasi mekanik
1.obserasi TTV pasien terutama suhu tubuh klin R/ pasien dengan gangguan thermogulasi mempunyai labil suhu 2. berikan temperatur sesuai dalam inkubator R/ mencegah hipotermi 3.ganti popok setiap 6 jam sekali R/ popok yang basah karena urine memberikan efek hipotermi pada pasien
1. observasi adanya tanda- tanda infeksi.
4
tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Tidak ada tanda- tanda infeksi (tumor, dolor kalor, rubor dan fungtio laesa) pada tubuh klien, TTV dalam batas normal S(36,5-37,3) n(120-160), rr(30-60), lekosit normal, klien tidak mengalami sepsis.
Nutrisi adekuat klien tetap dipertahankan setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : 1. Berat badan naik 10- 30 gram / hari 2. Tidak ada edema 3. Protein dan albumin darah dalam batas normal
R/ mengetahui secara dini terjadinya infeksi. 2. Pisahkan bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak mengalami infeksi. R/ mencegah terjadinya infeksi nosokomial. 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien. R/ meminimalkan pemajanan pada organisme infektif. 4. Bersihkan atau sterilkan alat yang digunakan klien. R/ meminimalkan pemajanan pada organisme infektif. 5. Kolaborasi pemberian vitamin sesuai dengan instruksi. R/ dapat membantu pembentukan dan meningkatkan daya tahan tubuh. 6. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (lekosit). R/ lekosit meningkat menujkkan terjadinya infeksi
1. Kaji status hidrasi klien R/ mengetahui tingkat hidrasi klien dan menentukan intervensi lanjutan. 2. Timbang berat badan setiap hari. R/ BB merupakan indikator dari keseimbangan cairan. 3. Observasi turgor kulit, membran mukosa.
R/turgor kulit dan membran mukosa kering menunjukan adanya tanda-tanda dehidrasi. 4. Hitung intake dan output klien per 24 jam. R/ mengetahui tingkat keseimbangan cairan klien. 5. Atur cairan parenteral dengan ketat R/menghindari dehidrasi atau hidrasi berlebihan pada ginjal imatur dan vena yang rapuh. 6. Kolaborasi pemberian cairan parenteral sesuai dengan instruksi. R/mengembalikan status hidrasi klien kembali adekuat
TINDAKAN & EVALUASI NAMA/UMUR : By.Ny L NO RM : 45 56 12 DX MEDIS : BBLR, post afixia, sepsis TGL JAM KODE NO. DX SOAPIE (R) TTD 16 oktober
21.15
22.00
23.00
05.00
I
E 1
1,2,4
2
2
S/O
A
P
1. Monitor perubahan oksigenas dan ventilasi, perubahan AGD, pulse oxymetri, dan end tidal CO2 2. Injeksi meropenem, amino,ca glukonas, ranitidin 3. mengganti pampers menimbnag output urine 4. menggnti pampers, menimbang output urine
B1 : Nafas via ETT dengan ventilator mode PC, P1O2 45%, PEEP : 5, SPO2 : 98-100% rr : 40 B2 : HR : 94-134/menit, S : 36-37 C B3 : Somnolen, menangis B4: Bak positif spontan B5 : tidak bab, terdapat distensi abdomen, residu kosong B6 : mobilisasi lemah
Dx1 : Ketidakmampuan melanjutkan ventilasi spontan Dx2 : Gangguan thermogulasi unstabil Dx3 : Resiko nutrisi cairan kurang dari kebutuhan Dx4 : Risiko Infeksi
Dx1 : observasi RR, Vntilator PC bisa langsung turun ke CPAP tidak perlu SIMV dulu,PEEP diturunkan 40, PIP : 14 Dx2 : tidak ada perubahan Dx3 : teraphi asi 4x2CC Dx4 : Tidak ada perubahan
17 oktober
23.15
20.00
21.00
15.00
S/O
A
1. Monitor perubahan oksigenas dan ventilasi, perubahan AGD, pulse oxymetri, dan end tidal CO2 2. mengobservasi TTV dan bunyi nafas pasien. 3. Injeksi meropenem, amino,ca glukonas, ranitidin 4. mengganti pampers menimbnag output urine 5. menggnti pampers, menimbang output urine
B1 : Nafas via ETT dengan ventilator mode PC, P1O2 45%, PEEP : 4, PC : 14, SPO2 : 98-100% B2 : HR : 98-100/menit, S : 35,9-36,4 C B3 : Komposmetis, menangis B4 : Bak positif spontan, Terpasang OGT, Residu kosong B5 : tidak bab, terdapat distensi abdomen, residu kosong B6 : mobilisasi lemah
Dx1 : Ketidakmampuan melanjutkan ventilasi spontan Dx2 : Gangguan thermogulasi unstabil Dx3 : Resiko nutrisi cairan kurang dari
18 oktober
15.30
17.00
17.05
P
2.
4
3 kebutuhan Dx4 : Risiko Infeksi
Dx1 : observasi RR, Vntilator PC bisa langsung turun ke CPAP tidak perlu SIMV dulu,PEEP diturunkan 40, PIP : 14 Dx2 : tidak ada perubahan Dx3 : teraphi asi 4x2CC Dx4 : Tidak ada perubahan
1. Mengganti pampers dan menimbang output urine 2. cek residu koson minum melalui sonde 18cc 3. Mengobservasi adanya tanda- tanda infeksi.
B1 : Nafas via ETT dengan ventilator mode PC, P1O2 45%, PEEP : 4, SPO2 : 80-95% B2 : HR : 127-157/menit, S : 37,3-38 C B3 : komposmetis B4 : Bak positif spontan, terpasang OGT, residu kosong B5 : tidak bab, terdapat distensi abdomen, residu kosong B6 : mobilisasi lemah
Dx1 : Ketidakmampuan melanjutkan ventilasi spontan Dx2 : Gangguan thermogulasi unstabil Dx3 : Resiko nutrisi cairan kurang dari kebutuhan Dx4 : Risiko Infeksi
Dx1 : observasi RR, Vntilator PC bisa langsung turun ke CPAP tidak perlu SIMV dulu,PEEP diturunkan 40, PIP : 14 Dx2 : tidak ada perubahan Dx3 : teraphi asi 4x2CC Dx4 : Tidak ada perubahan
19 oktober 08.00
10.00 i 2
1,2,4 Menyeka pasien dengan larutan dan mengganti pampers kemudian menimbang Injeksi meropenem, ca gluco, amino melalui intravena B1 : Nafas via ETT SPO2 : 98-100% B2 : HR : 94-134/menit, S : 36-37 C B3 : komposmetis B4 : Bak positif spontan, OGT terpasang B5 : bab, terdapat distensi abdomen, residu kosong B6 : mobilisasi lemah
Dx1 : ketidakmampuan melanjutkan ventilasi spontan Dx2 : Gangguan thermogulasi unstabil Dx3 : Resiko nutrisi cairan kurang dari kebutuhan Dx4 : Risiko Infeksi
Dx1 : observasi o2 nasal yang terpasang Dx2 : tidak ada perubahan Dx3 : memberikan asi 8X5 CC Dx4 : Tidak ada perubahan O
TINDAKAN & EVALUASI NAMA/UMUR : By Ny L NO RM : 45 56 12 DX MEDIS : BBLR, POST AFIXIA, SEPSIS TGL : 16 OKTOBER 201 JAM HR RR SH TD SpO 2 KET 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00