Sunteți pe pagina 1din 33

Susunan Saraf Pusat

Impuls eksogen otak atau sumsum


tulang belakang
Rangsangan :
Nyeri
Suhu
Perasaan
Pengelihatan
Pendengaran
dll

OBAT SSP
Fitofarmaka (Psikotropika)
Psikoeleptika menghambat fungsi-fungsi
tertentu dari SSP : hipnotika, sedativa,
antipsikosis
Psikoanaleptika
Obat untuk gangguan neurologis
Obat yang memblokir rasa sakit
analgetika, anestetika umum dan lokal
Obat vertigo dan migrain

Ni Made Dwi S.
ANESTESIA = tidak ada rasa
sakit
Anestesia Lokal Anestesia Umum
Hilangnya rasa
sakit tanpa disertai
hilangnya
kesadaran
Hilangnya rasa
sakit disertai
dengan hilangnya
kesadaran
ANESTETIK
UMUM
Menyebabkan :
Analgesia
Penurunan kesadaran, sirkulasi,
pernafasan dan refleks
Relaksasi otot skelet
Amnesia
PENGGOLONGAN
Anestetik gas : N2O, siklopropan
Anestetik cair yang menguap : eter,
halotan, enfluran, isofluran,
metoksifluran, etilklorida, fluroksen
Anestetik IV : Na-tiopental, ketamin,
droperidol & fentanil, diazepam
Kadar obat yang dibutuhkan tergantung
Kondisi
Dalam anestesi
Penggunaan obat lain

Anestesia, hampir selalu induksi dengan
anestetik IV, dipertahankan dengan inhalasi
atau IV, atau kombinasi
STADIUM ANESTESI UMUM
Stadium I
(analgesia)
Stadium II
(eksitasi/delirium)

Sampai hilang
kesadaran
Analgesia
Untuk bedah ringan
: cabut gigi, biopsi
kelenjar




Hilang kesadaran
permulaan stadium
pembedahan
Eksitasi, gerakan tidak
menurut kehendak
Pernafasan tidak teratur,
kadang apnea dan
hiperpnea
Tonus otot meningkat
Hambatan pada pusat
penghambat

STADIUM ANESTESI
UMUM
Stadium III (Pembedahan)
Pernafasan teratur pernafasan spontan
hilang
Tk I :Nafas teratur, gerakan bola mata tidak
menurut kehendak, miosis, relaksasi otot
skelet belum sempurna
Tk II :Nafas teratur, bola mata tidak bergerak,
pupil lebar, relaksasi otot sedang, refleks
laring hilang dapat intubasi

STADIUM ANESTESI
UMUM
Tk III : nafas perut > nyata, relaksasi otot
lurik sempurna, pupil> lebar
Tk IV : nafas perut, tekanan darah
menurun, pupil sangat lebar, reflex cahaya
hilang


STADIUM ANESTESI
UMUM
Stadium IV (paralisis medula oblongata)
Pernafasan perut lemah
Tekanan darah tidak dapat diukur
Denyut jantung kematian
Kelumpuhan pernafasan
N2O (gas gelak)
Selalu dicampur O2
Potensi rendah induksi dan operasi ringan
Relaksasi otot kurang baik
Induksi penunjang : N2O : O2 = 80 : 20
70 : 30
Partus : kontraksi N2O 100%
relaksasi O2 100%
ES : mual, muntah, lambat sadar
Umumnya dikombinasi dengan anestesi lain


ETER (dietil eter)
Cairan tidak berwarna, mudah menguap,
berbau
Mudah terbakar dan meledak
Anestetik & analgesik kuat
Relaksasi otot
Iritasi saluran nafas, salivasi diberikan
atropin sebagai premedikasi
Depresi nafas
Tidak mensesitisasi jantung terhadap
katekolamin

ETER (dietil eter)
Vasodilatasi di otak
Mual, muntahpada waktu pemulihan
Aktivasi saluran cerna dihambat, selama
dan sesudah anestesi
Absorpsi dan ekskresi melalui paru.
Ekskresi juga di urin, ASI, keringat, kulit
Kombinasi dengan O2 atau N2O pada
operasi kauterisasi berbahaya

HALOTAN
Banyak digunakan
Berbau enak, tidak mudah terbakar & tidak
mudah meledak
Analgesik lemah
Mendepresi nafas
Mencegah spasme laring, bronkus, batuk
Menghambat salivasi
Relaksasi otot mulut baik intubasi mudah
HALOTAN
Meningkatkan aktivitas vagus bradikardia
Menghambat otot jantung pembuluh darah
Menurunkan aktivitas simpatis, curah jantung,
TD , dapat henti jantung
Vasodilatasi di otot rangka, otak
Sensitisasi jantung terhadap katekolamin
Berulang kali kerusakan hati : nekrosis
sentralobularis
Menghambat tonus miometrium
Dosis : Induksi = 1-4% dengan O2/N2O
Penunjang = 0,5 2%


METOKSIFLURAN
Tidak mudah terbakar/ meledak
Induksi lambat
Analgesik kuat
Sensitisasi jantung terhadap katekolamin <
halotan
Tidak iritasi kelenjar bronkus / spasme
Hepatotoksik, mengganggu fungsi ginjal
Dosis :
induksi : 1,5-3% kombinasi dengan N2O/O2
Penunjang : 0,5%
ENFLURAN
Tidak mudah terbakar
Induksi cepat
Sekresi saliva hanya sedikit >>
Relaksasi otot lurik > halotan
Tidak banyak menurunkan tekanan darah
dan meningkatkan frekuensi jantung
Mensensitisasi jantung terhadap katekolamin
Kadar tinggi mendepresi KV, stimulasi SSP
Kombinasi dengan O2 dan N2O menurunkan
tekanan intraokuler
ENFLURAN
Efek samping : nausea, muntah, menggigil,
gelisah, delirium
Anestesi dalam dapat kejang
Gangguan fungsi hati, ginjal
Dosis:
Induksi : 2-4,5%, kombinasi dengan O2 atau
campuran N2O dan O2
Maintenance : 0,5-3%
Waktu pemulihan cepatanalgesik
ISOFLURAN
Sensitisasi jantung terhadap katekolamin
Mual, muntah, eksitasi tidak terjadi
Induksi : 3-3,5% dengan O2, N2O
Penunjang : 0,5-3%
Anestesia dissociative: katatonia, amnesia, analgesik
(kuat)
Kerja singkat, sangat lipofilik
Tidak merelaksasi otot lurikkadang spasme
Meningkatkan tekanan darah, frekuensi nadi, curah
jantung
Refleks faring, laring N/
Umumnya penurunan frekuensi nafas
Sering menimbulkan halusinasi, disorientasi, ilusi
sehingga jarang dipakai
Dosis :
Induksi IV : 2 mg/kgBB dalam 60, stadium operasi dicapai dalam
5-10 menit
IM : 10 mg/kgBB


KETAMIN
Na Tiopental
Ultrashort acting Barbiturat
Untuk induksi kesadaran hilang dalam 30-
60 detik setelah IV
Anestesia ringan karena redistribusi cepat
Biasanya tidak digunakan untuk
maintenance tindakan > 15-20
ES : kantuk, hipotensi, takikardia, depresi
respirasi, apnea bronkospasme, batuk,
anafilaksis
Ekstravasasi: nekrosis jaringan, gangren,
eksitasi, menggigil, delusi, rasa nyeri
ETOMIDAT
Untuk induksi, tidak sadar dalam 1 menit
Efek KV, respirasi minimal, aritmia jantung,
apnea jarang
Analgesik <<
Me cerebral BF, tekanan intrakranial
neurosurgery
ES : mioklonik spontan, apnea sementara >
orang tua batuk, kadang-kadang spasme
laring nausea, muntah > sering tiopental,
kadang-kadang hipersensitivitas
Dosis : IV, dewasa : 0,3 mg/kg dalam 30-60
PROPOFOL
Banyak digunakan
Kecepatan timbul anestesi seperti pada
barbiturat tetapi pemulihan > cepat untuk
outpatient
Muntah pasca operasi : jarang
Antiemetik
Untuk induksi dan mempertahankan
anestesi
Prolonged sedation
ES : nyeri pada tempat suntikan, stimulasi
SSP, depresi CV
MEDIKASI PREANESTETIK
Tujuan :

OBAT :

Mengurangi kecemasan
Memperlancar induksi
Mengurangi
hipersalivasi,bradikardia,
muntah (sesudah/selama
operasi)
Analgesik opioid : morfin
Barbiturat : pentobarbital
Antikolinergik : atropin,
skopolamin
Penenang : diazepam,
lorazepam, midazolam,
fenotiazin

MORFIN
Mengurangi rasa sakit, cemas, tegang
Kerugian : waktu pemulihan lama, kolik,
konstipasi, retensi urin, hipotensi,
depresi nafas
Dosis:
Morfin 8-10 mg IM
Meperidin 50-100 mg IM
PENTOBARBITAL
Untuk sedasi
Keuntungan:
Waktu pemulihan tidak memanjang
Jarang mual, muntah
Hanya sedikit mempengaruhi pernafasan
dan sirkulasi
Dosis : dewasa 100-200 mg IM
ANTIKOLINERGIK
Eter : hipersekresi kelenjar
Atropin :
0,4-0,6 mg IM, mencegah hipersekresi kelenjar
ludah, bronkus
Mula kerja : 10-15 menit
Masa kerja : 90 menit
Skopolamin : jarang digunaka
Sedasi >jelas
Kadang-kadang gelisah,bingung
PENENANG
Fenotiazin : sedasi
Antiemetik gol. Benzodiazepin banyak
digunakan
Lorazepam : 0,05 mg/kg BB IM
Midazolam : 0,07 mg/kg BB, IM 2 jam
sebelum operasi
Amnesia
Sedasi
Fentanil
Opioid + dropredolanalgesia+amnesia
+ N2O neurolept anestesia

S-ar putea să vă placă și