Sunteți pe pagina 1din 3

PERUMUSAN PANCASILA

Sebagai realisasi janji Jepang maka pada hari ulang tahun Kaisa Hirohito tangan 29 April
1945, jepang member semacam hadiah ulang taun kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kedua
dari pemerintah jepang berupa kemerdekaan tanpa syarat. Sebagai tindak lanjut janji tersebut
maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan nama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau Dokuritzu Zyunbi Tioosakai dalam bahasa jepang yang diketuai
oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat.
Upacara pembukaan terbentuknya BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 1945 dan
pada keesokan harinya dimulai sidang-sidang BPUPKI. Dalam menjalankan tugas-tugasnya,
BPUPKI melakukan dua kali sidang. Pada sidang pertama yaitu pada tanggal 29 Mei- 1 Juni
1945, dihadiri oleh tiga pembicara yaitu Mr. Muh Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta dan Ir.
Soekarno. Pada sidang tersebut didapat beberapa rancangan usulan dasar Negara dari para
pembicara yaitu . Muh Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Pada sidang pertama ini
dibahas tentang perumusan dasar Negara Indonesia.
Dalam pidato Muh. Yamin pada sidang tersebut (29 Mei), beliau mengemukakan
rancangan usulan dasar Negara sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat (Kaelan, 2000:35)
Pada sidang pertama hari berikutnya, 30 Mei, dalam Pidatonya Mr. Soepomo
menjelaskan bahwa dasar pemerintahan suatu Negara bergantung pada staatsidee yang akan
dipakai. Menurut Soepomo, didalam ilmu Negara ada beberapa aliran pikiran tentang Negara
yaitu aliran pikiran perseorangan (individualis), aliran pikiran tentang Negara berdasar teori
golongan (class theory) dan aliran pikiran lainnya berdasar teori integralistik. Setelah
memaparkan ketiga teori tersebut, beliau menawarkan kepada hadirin dalam sidang untuk
memilih aliran pikiran mana yang akan digunakan dari ketiganya itu. Selain itu Soepomo juga
mengusulkan bahwa tiap-tiap Negara memiliki keistimewaan sendiri-sendiri, maka politik
pembangunan Negara Indonesia harus disesuaikan dengan sociale structure masyarakat
Indonesia sekarang dan panggilan zaman.
Pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI yaitu tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno
mendpata giliran untuk menyampaikan gagasannya mengenai dasar-dasar bagi Indonesia
merdeka. Menurut Soekarno, dasar bagi Indonesia merdeka itu adalah dasarnya suatu Negara
yang akan didirikan yang disebutnya Philosophische grondsag, yaitu fundamen, filsafat, jiwa,
pikiran, yang sedalam-dalamnyayang diatasnya akan didirikan gedung Indonesia yang merdeka.
Setiap Negara mempunyai dasa sendiri-sendiri demikian pula hendaknya Indonesia. Selanjutnya
Ir. Soekarno mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia merdeka disebut Pancasila, yaitu :
1. Kebangsaan (Nasionalisme)
2. Kemanusiaan (Internasionalisme)
3. Musyawarah, Mufakat, Perwakilan
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Namun jika anggota sidang tidak setuju makan rumusan tersebut dapat diperas menjadi
tiga yang disebut Trisila yaitu sosio-nasionalisme, sosio-demikrasi dan Ketuhanan. Akan tetapi
rumusan trisila tersebut juga masih dapat diperas menjadi satu sila yang disebut oleh Ir.
Soekarno sebagai Ekasila yaitu gotong royong.
Selain usulan dari ketiga pembicara tersebut, para anggota sidang juga diminta untuk
member usulan secara tertulis. Atas banyaknya usulan-usulan yang telah didapat dari sidang,
maka dibentuklah suatu panitia kecil yang berjumlah 8 orang untuk menyusun dan
mengelompokkan semua usulan tersebut. Namun, dalam menjalankan tugasnya panitia kecil
tersebut menemui kendala pada berbedaan pendapat antara hubungan Negara dan agama. Untuk
mengatasi kendala tersebut maka dibentuklah suatu panitia kecil dengan anggota 9 orang yang
disebut dengan Panitia Sembilan.
Panitia Sembilan bersidang pada tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan
atau suatu perjanjian yang dituangakn dalam Mukadimah (Preambule) Hukum Dasar Negara,
alinea keempat dalam rumusan dasar Negara sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hasil rumusan dasar Negara tersebut dipopulerkan oleh Muh. Yamin dalam piagam
Jakarta.

(Referensi : Rukiyati, dkk. 2013. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : UNY Press)



RESUME


PERUMUSAN PANCASILA





DISUSUN OLEH :
SAFLIA FEBRI DANARTI
(13/347461/PA/15251)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014

S-ar putea să vă placă și