Sunteți pe pagina 1din 5

Chapter 7 Variable Costing : A Tool for Management

Case 7-18 Absorption and Variable Costing; Uneven Production; Break-Even


Analysis; JIT Impact

Now this doesnt make any sense at all, said Flora Fisher, financial vice president for Warner
Company. Our sales have been steadily rising over the last several months, but profits have been
going in the opposite direction. In September we finally hit $2,000,000 in sales, but the bottom line
for that month drops off to a $100,000 loss. Why arent profits more closely correlated with sales?
The statements to which Ms. Fisher was referring are shown below (absorption costing basis):

Hal Taylor, a recent graduate from State University who has just been hired by Warner Company,
has stated to Ms. Fisher that the contribution approach, with variable costing, is a much better way
to report profit data to management. Sales and production data for the last quarter follow:

Additional information about the companys operations is given below:
a. Five thousand units were in inventory on July 1.
b. Fixed manufacturing overhead costs total $1,680,000 per quarter and are incurred evenly
throughout the quarter. This fixed manufacturing overhead cost is applied to units of
product on the basis of a budgeted production volume of 80,000 units per month.
c. Variable selling and administrative expenses are $6 per unit sold. The remainder of the
selling and administrative expenses on the statements above are fixed.
d. The company uses a FIFO inventory flow assumption. Work in process inventories are
insignificant and can be ignored.
I know production is somewhat out of step with sales, said Carla Vorhees, the companys
controller. But we had to build inventory early in the quarter in anticipation of a strike in
September. Since the union settled without a strike, we then had to cut back production in
September in order to reduce the excess inventories. The income statements you have are
completely accurate.
Required:
1. Prepare a variable costing income statement for each month using the contribution
approach.
2. Compute the monthly break-even point under variable costing.
3. Explain to Ms. Fisher why profits have moved erratically over the three-month period shown
in the absorption costing statements and why profits have not been more closely related to
changes in sales volume.
4. Reconcile the variable costing and absorption costing net operating income (loss) figures for
each month. Show all computations, and show how you derived each figure used in your
reconciliation.
5. Assume that the company had decided to introduce JIT inventory methods at the beginning
of September. (Sales and production during July and August were as shown above.)
a. How many units would have been produced during September under JIT?
b. Starting with the next quarter (October, November, and December), would you expect
c. any difference between the income reported under absorption costing and under
variable costing? Explain why there would or would not be any difference.
d. Refer to your computations in (2) above. How would JIT help break-even analysis make
sense under absorption costing?

Answer:
1. Laporan laba rugi dengan pembiayaan variabel untuk masing-masing bulan menggunakan
pendekatan kontribusi diperoleh sebagai berikut:

Juli Agustus September
Penjualan $1.750.000 $1.875.000 $2.000.000
Dikurangi biaya
variabel:

Biaya Overhead
manufaktur variabel
@$9 per unit
630.000 675.000 720.000
Biaya penjualan dan
administrasi variabel
@6 per unit
420.000 450.000 480.000
Total biaya variabel 1.050.000 1.125.000 1.200.000
Margin Kontribusi 700.000 750.000 800.000
Dikurangi biaya
tetap:

Biaya Overhead
manufaktur tetap
($1.680.000/3)
560.000 560.000 560.000
Biaya penjualan dan
administrasi tetap
($620.000-(70.000
unit x $6 per unit =
$420.000)
200.000 200.000 200.000
Total biaya tetap 760.000 760.000 760.000
Laba (rugi) operasi
bersih
$(60.000) $(10.000) $(40.000)

2. Titik impas adalah tingkat penjualan di mana laba adalah nol. Ketika titik impas dicapai, laba
bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan
produk yang terjual. Untuk menentukan titik impas dengan cara membagi total biaya tetap
dengan margin kontribusi per unit sehingga titik Impas bulanan dengan pembiayaan variabel
Warner Company diperoleh sebagai berikut:
Titik Impas/Break Even Point (BEP) =


=


= 76.000 unit

Titik impasnya adalah 76.000 unit. Margin Kontribusi per unit sebesar $10 per unit diperoleh
dari :
Harga jual per unit (biaya pabrik variabel per unit + biaya penjualan dan administrasi
variabel per unit yang dijual) = $25 ($9 + $6)

Berdasarkan data penjualan dan produksi untuk kuartal keempat, unit yang terjual pada
bulan Juli dan Agustus kurang dari 76.000 unit dan unit yang diproduksi lebih besar dari pada
unit yang dijual sehingga perusahaan belum menunjukkan laba sedangkan pada bulan
September perusahaan memperoleh laba dengan tingkat penjualan di atas 76.000 unit

3. Laba yang ditunjukkan laporan laba rugi pembiayaan penyerapan menunjukkan penurunan
selama periode tiga bulan karena dalam penetapan biaya penyerapan, keuntungan
dipengaruhi oleh unit yang dijual dan diproduksi. Jika produksi melebihi penjualan, maka
sebagaian biaya manufaktur tetap atas biaya periode tersebut akan ditangguhkan ke periode
mendatang dan akan dimasukkan dalam akun persediaan di neraca. Penangguhan biaya
tersebut sebagai overhead tetap pabrik ditangguhkan ke persediaan. Dari data dibawah ini
diperoleh bahwa:




Persediaan awal bulan Juli sebesar 5.000 unit. Selama bulan Juli memproduksi 85.000 unit
tetapi hanya menjual 70.000 unit, tersisa 20.000 unit dalam persediaan akhir. 20.000 unit
akan menjadi unit dalam persediaan awal bulan Agustus sehingga ditambahkan dengan
persediaan awal bulan Agustus sebesar 80.000 unit maka diperoleh 100.000 dan dikurangi
unit yang terjual sebesar 75.000 unit maka diperoleh unit dalam persediaan akhir 25.000 dan
menjadi unit dalam persediaan awal bulan September. Perusahaan pada bulan September
hanya memproduksi 60.000 unit sehingga total persediaan sebanyak 85.000 unit dan dijual
sebanyak 80.000 unit sehingga pada periode dimana penangguhan terjadi akan diperoleh
laba yang meningkat. Oleh karena itu, laba tidak berhubungan lurus dengan perubahan
volume penjualan tetapi dipengaruhi oleh unit yang diproduksi dan dijual.

4. Merekonsiliasi angka laba bersih operasi dengan metode pembiayaan variabel dan
pembiayaan penyerapan untuk masing-masing bulan dapat dipermudah dengan
menentukan unit dalam persediaan, unit yang diproduksi, dan unit yang terjual sebagai
berikut:











Biaya Overhead manufaktur tetap =



=


= $7 per unit
Setelah diperoleh biaya overhead manufaktur tetap maka diperoleh rekonsiliasi angka
laba bersih berikut ini:
Juli Agustus September
Laba (rugi) operasi
bersih dari
pembiayaan
variabel
$(60.000) $(10.000) $40.000
Ditambah : Biaya
overhead
manufaktur tetap
yang ditangguhkan
ke persediaan pada
bulan Juli (15.000
unit x $7 per unit)
105.000
Ditambah : Biaya
overhead
manufaktur tetap
yang ditangguhkan
ke persediaan pada
bulan Agustus (5.000
unit x $7 per unit)
35.000
Dikurangi : Biaya
overhead
manufaktur tetap
yang dikeluarkan
dari persediaan pada
bulan September
(20.000 unit x $7 per
unit)
(140.000)
Laba (rugi) bersih
operasional
perhitungan biaya
penyerapan
$45.000 $25.000 $(100.000)



Juli Agustus September
Unit dalam persediaan awal $5.000 $20.000 $25.000
Unit yang diproduksi 85.000 80.000 60.000
Unit yang terjual 70.000 75.000 80.000
Unit dalam persediaan akhir 20.000 25.000 5.000
5. Jika diasumsikan perusahaan telah memutuskan untuk menerapkan metode persediaan JIT
di awal bulan September maka diperoleh:
a. Unit yang akan diproduksi di bulan September dengan JIT:

Unit yang terjual bulan September ............................................... 80.000
Dikurangi unit dalam persediaan awal bulan September ............. 25.000
Unit yang diproduksi bulan September dengan JIT ....................... 55.000

Dapat dibandingkan unit yang diproduksi menggunakan metode persediaan JIT
diperoleh peningkatan rugi pada bulan September sebesar $35.000 yang diperoleh dari:
Unit yag diproduksi bulan September .......................................... 60.000
Unit yang akan diproduksi dengan JIT .......................................... 55.000
Penurunan unit yang diproduksi .................................................. 5.000
Biaya Overhead manufaktur tetap ............................................... x $7
Peningkatan rugi bulan September .............................................. $35.000

b. Dimulai di bulan Oktober, November, Desember (kuartal berikutnya), akan ada sedikit
atau tidak ada perbedaan antara laba bersih operasi dengan metode pembiayaan
penyerapan dan variabel. Jika tidak terdapat persediaan akhir, maka biaya overhead
manufaktur tetap tidak akan bergeser antara periode dengan menggunakan penyerapan
biaya.

c. Perhitungan biaya variabel dan biaya penyerapan akan menghasilkan perhitungan laba
bersih yang berbeda apabila jumlah unit yang diproduksi tidak sama dengan jumlah unit
yang terjual. JIT membantu analisis titik impas menjadi lebih mudah dalam sistem
pembiayaan penyerapan yaitu dengan tidak adanya persediaan yang tersedia untuk
penangguhan biaya overhead manufaktur tetap untuk periode lainnya, akan sangat tidak
mungkin memperoleh laba dengan menggunakan penyerapan biaya jika penjualan
kurang dari titik impas (BEP). Apabila perusahaan menggunakan metode JIT, barang yang
diproduksi karena adanya pesanan dari pelanggan dan tujuannya menghilangkan
persediaan barang jadi dan mengurangi persediaan barang dalam proses.

S-ar putea să vă placă și