Sunteți pe pagina 1din 7

A.

Analisa data
No Data Etiologi Masalah
DS: sesak napas,

DO: pembengkakan
pergelangan kaki
Penurunan curah jantung,
kegagalan kompensasi
jantung
Gangguan perfusi
jaringan perifer
DS : kelemahan
DO : RR : 16x/m TD :
110/60 mmHg, HR:
120x/menit, T: 36,7 C.
EKG: atrial fibrilasi,
Ventrikular Premature
Kompleks.
Penurunan kontraktilitas
ventrikel, irama jantung
Penurunan curah
jantung
DS : pasien mengeluh
tidak nafsu makan

DO : pasien terlihat lemah,
Tidak nafsu makan Resiko Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
DS : klien mengeluh sesak
napas, lemah

DO : Sp02 92%

Pengembangan Paru
tidak normal, Penurunan
saturasi oksigen
Gangguan pertukaran
gas
DS:

DO: Pembengkakan pada
pergelangan kaki, lemah

Penurunan perfusi perifer
sekunder akibat
ketidakseimbangan
antara suplai oksigen
miokardium dengan
kebutuhan
Intoleransi Aktivitas

B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan curah jantung, kegagalan kompensasi
jantung
2. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas ventrikel, gg
irama jantung.
3. Nutrisi kurang dari kebuthan tubuh b.d tidak nafsu makan
4. Gangguan pertukaran gas b.d Pengembangan Paru tidak normal, Penurunan saturasi
oksigen
5. Intolerasi aktivitas


Intervensi

1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan curah jantung
Tujuan :
Perbaikan perfusi jaringan perifer.
Kriteria:
Klien memperlihatkan perbaikan status mental, dan klien tampak rileks.

Intervensi
Kaji status mental klien secara teratur.
Rasional:
Mengetahui derajat hipoksia

Intervensi:
Kaji adanya perubahan warna kulit, suhu, sianosis dan nadi perifer.
Rasional :
Mengetahui derajat hipoksemia dan peningkatan tahanan perifer.

Intervensi:
Ukur TTV, periksa lab: Hb, Ht, BUN, Sc, BGA sesuai kebutuhan
Rasional:
Untuk mengetahui ketidakadekuatan fungsi dan vaskularisasi secara keseluruhan.
Gangguan perfusi yang berat (Pco2 tingi) akan mengurangi aliran darah ke ginjal
sehingga ginjal dapat mengalami gangguan fungsi yang dapat dimonitor dari peningkatan
kadar BUN, Sc.

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama dan
konduksi elektrikat
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria hasil:
Hemodinamika stabil (tekanan darah dalam battas normal, curah jantung kembali
meningkat, asupan dan keluaran sesuai, irama jantung menunujukan tanda-tanda
disritmia)
Intervensi :
1. Ukur tekanan darah, bandingkan tekanan darah kedua lengan, ukur dalam keadaan
berbaring, duduk bila memungkinkan.
Rasional :
Hipotensi dapat terjadi akibat disfungsi ventriel, hipertensi juga fenomena umum
berhubungandengan nyeri, cemas yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran
katekolamin
2. Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi
Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kekuatan nadi
3. Askultasi dan catat terjadinya bunyi jantung S3/S4
Rasional : S3 berhubungan dengan gagal jantung kronis atau gagal mitral yang disertai infrak
berat dan S4 berhubungan dengan iskemia, kekakuan ventrikel atau hipertensi pulmonal
4. Auskultasi dan catat murmur
Rasional : Menunjukan gangguan aliran darah dalam jantung akibat kelainan katup, keruskan
septum atau fibrasi otot papilaris
5. Pantau frekuensi jantung dan irama
Rasional : Perubahab frekuensi dan irama jantung dapatmenujukan kompikasi disritmia
6. Kolaborasi : pantau data laboratorium enzim jantung, GDA dan elektrolit
Rasional : Enzim dapat digunakan untuk mementau perluasan infark, perubahan elektrolit
berpengaruh terhadap irama jantung

3. Gangguan pertukaran gas b.d Pengembangan Paru tidak normal, Penurunan saturasi
oksigen
Tujuan : mempertahankan pertukaran gas dalam paru secara adekuat untuk
meningkatkan oksigenasi jaringan dan saturasi oksigen kembali normal.
Kriteria hasil:
- Keluhan sesak napas teratasi
Intervensi:
1. Posisi tidur semi fowler dan batasi jumlah pengunjung
R/: memfasilitasi ekspansi paru dan mengurangi oksigen miokard
2. Auskultasi suara napas dan catat adanya ronkhi
R/: bunyi napas tambahan disebabkan karena penurunn aliran udara
3. Monitor tanda dan gejala hipoksia
R/: hipoksi biasanya dialami pada pasien dengan gangguan perukaran gas
4. Kolaborasi tim medis untuk terapi dan tindakan
a. Pemberian oksigen
b. Diuretic dan suplemen kalium
c. Bronkodilator
d. Sodium nitropruside
e. Sodium bikarbonat (bila asidosis metabolic)
R/: a. terapi oksigen dapat meningkatkan suplai oksigen miokardium.
Terapi oksigen yang tidak adekuat dapat mengakibatkan keracunan
oksigen.
b. diuretic menurunkan volume cairan ekstraseluler. Suplemen kalium
mencegah hypokalemia selama terapi diuretic
c. membebaskan jalan napas, meningkatkan inhalasi oksigen
d. relaksasi otot polos arteri dan vena (vasodilatasi), menurunkan
tahanan perifer.
e. mengoreksi asidosis metabolic.
5. Monitor efek yang diharapkan, efek samping dan toksisitas dari terapi
yang diberikan. Cek kadar elektrolit. Laporkan kepada tim medis bila
ditemukan tanda toksisitas atau komplikasi lain.
R/: efek samping obat yang membahayakan harus dikaji dan
dilaporkan

4. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea,
kelamahan, anoreksia.
Tujuan:
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria;
Klien secara subjektif termotivaasi untuk melakukan pemenuhan nutrisi sesuai anjuran,
asupan nutrisi meningkat.

Intervensi keperawatan:

Intervensi:
Jelaskan tentang manfaat makan bila dikaitkan dengan kondisi klien saat ini.
Rasional:
Dengan pemahaman klien akan lebih kooperatif mengikuti aturan.

Intervensi :
Berikanmakanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil.
Rasional :
Untuk meningkatkan selera serta mencegah mual, mempercepat perbaikan kondisi serta
mengurangi beban kerja jantung.

Intervensi:
Libatkan keluarga pasien dalam pemenuhan nutrisi tambahan yang tidak bertentangan dengan
penyakitnya.
Rasional:
Dengan bantuan keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan tidak bertentngan dengan pola
diet akan meningkatkan pemenuhan nutrisi.

Kolaborasi
Intervensi:
Dengan ahli nutrisi tentang pemenuhan diet klien.
Rasional;
Meningkatkan pemenuhan sesuai dengan kondisi klien

Intervensi :
Pemberian multivitamin
Rasional:
Memenuhi asupan vitamin yang kurang dari penurunan asupan nutrisi secara umum dan
memperbaikidaya tahan tubuh klien..

5. Intoleransi aktivitas b.d penurunan perfusi perifer akibat ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miokardium dengan kebutuhan.

Tujuan : dalam waktu ...x.... jam aktivitas klien mengalami peningkatan
Kriteria Hasil :
TTV klien kembali normal, klien dapat melakukan aktivitas

Intervensi:
Kaji respon aktivitas pasien. Catat adanya/ timbul perubahan keluhan seperti : kelemahan,
kelelahan dan sesak napas
Rasional:
Penurunan pengisian jantung dapat menimbulkan gangguan fungsi katup dan kecenderungan
penurunan cardiac output.

Intervensi:
Pantau denyut atau irama jantung, TD dan jumlah pernafasan sebelum/sesudah serta selama
aktivitas
Rasional:
Membantu menggambarkan tingkat dkompensasi jantung dan paru. Penurunan TD, takikardi
adalah indikasi gangguan aktivitas jantung

Intervensi:
Rencanakan perawatan dengan pengaturan istirahat/periode tidur
Rasional:
Memelihara keseimbangan kebutuhan aktivits jantung

Intervensi :
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Rasional :
Meningkatkan jumlah oksien yang ada untuk pemakaian miokardium sekaligusmengurangi
ketidaknyamanan karena iskemia.

S-ar putea să vă placă și