Sunteți pe pagina 1din 60

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
351.077
Ind
p
Katalog Dalam Terbitan, Kementerian Kesehatan RI
Indonesia, Kementerian Kesehatan RI, Sekretariat Jenderal
Pedoman penyelenggaraan corporate social
responsibility (CSR) dalam pembangunan kesehatan,--
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2012
ISBN 978-602-235-166-5
1. Judul I. HEALTH PROGRAM
II. HEALTH SERVICES - GROWTH ANDA DEVELOPMENT
351.077
Ind
p
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2012
PENGARAH:
dr. Lily S. Sulistiowati, MM
PENYUSUN:
dr. Ernanti Wahyurini, MSc
KONTRIBUTOR:
Dra.Zuraidah,SKM, MPH
Dr. Ir. Bambang Setiaji, SKM, M.Kes
Dra. Hafni Rochmah,SKM, MPH
Theresia Irawati, SKM,M.Kes
Ismoyowati, SKM,M.Kes
drg.Rarit Gempari, MM
drg.Marlina Ginting,M.Kes
Ir.Dina Agoes Soelistijani, M.Kes
Andi Sari Bunga Untung. SKM, MSc.PH
Sri Koesminarti,Sos
Bayu Aji, SE,MSc.PH
Ilvalita, SKM
EDITOR:
Theresia Irawati, SKM,M.Kes
iii
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Kata
Pengantar
P
uji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas karunia-Nya maka buku Pedoman Penyeleng-
garaan Corporate Social Responsibility Dalam Pembangunan
Kesehatan ini dapat tersusun dan diterbitkan.
Buku ini diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan banyak
pihak sebagai upaya menggalang kemitraan di bidang kesehatan
khusunya jajaran Swasta dan Badan Usaha Milik Negara. Karena
sangat disadari bahwa pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan tidak dapat terwujud apabila hanya dilakukan oleh
jajaran kesehatan, melainkan oleh semua komponen bangsa
terutama Dunia Usaha, baik yang berada di tingkat Pusat, Provinsi
maupun Kabupaten/Kota.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan buku ini. Masukan dan saran untuk perbaikan
serta saling melengkapi sangat kami harapkan.
Semoga buku ini bermanfaat bagi semua.
Jakarta, 2012
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
dr. Lily S Sulistiowaty, MM
NIP.195801131988032001
iv
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
v
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
P
embangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat untuk
semua orang agar terwujud derajat kesehatan masyara-
kat yang setinggi-tingginya. Kesehatan adalah investasi pemba-
ngunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
ekonomi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan menjadi
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan amanat UUD 1945.
Masalah kesehatan dipengaruhi berbagai aspek dan dispari-
tas derajat kesehatan antar daerah masih ditemukan. Oleh karena
itu diperlukan penanganan komprehensif dari hulu sampai hilir
dengan melibatkan multi sektor.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk merencana-
kan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjang-
kau bagi masyarakat. Namun Pemerintah tidak mungkin bekerja
sendiri, karena itu diperlukan dukungan dan peran serta semua
pihak.
Dalam menindaklanjuti kesepakatan bersama yang telah
dilakukan pada tanggal 14 November 2011 antara Kementerian
Kesehatan dengan dunia usaha, diharapkan dunia usaha dapat
berperan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui program-program kesehatan pemerintah sesuai dengan
situasi permasalahan dan potensi daerah.
Sambutan
SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
vi
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Diharapkan jajaran kesehatan baik di provinsi, kabupaten/
kota maupun Puskesmas dapat bekerja sama dengan pihak
swasta/dunia usaha melalui fasilitasi teknis, penyediaan data atau
informasi yang diperlukan serta peta lokasi daerah bermasalah
kesehatan, daerah terpencil, perbatasan, kepulauan atau perma-
salahan daerah lainnya.
Saya menyampaikan apresiasi kepada Dunia Usaha yang
telah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR)
di bidang kesehatan selama ini, karena CSR merupakan potensi
yang berkelanjutan dan ikut mendorong pencapaian target
RPJMN 2010-2014 maupun MDGs di bidang kesehatan.
Penandatanganan kesepakatan bersama Kementerian
Kesehatan dengan Dunia Usaha merupakan momentum untuk
meningkatkan semangat, kepedulian, dan meningkatkan kerja-
sama untuk mempercepat pencapaian derajat kesehatan masya-
rakat yang setinggi-tingginya.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan semua
pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam membangun kesehatan
di Indonesia.
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberikan
bimbingan dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Jakarta, 2012
Sekretaris Jenderal
dr. Ratna Rosita, MPHM
vii
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
KATA PENGANTAR iii
SAMBUTAN v
DAFTAR ISI vii
PENDAHULUAN viii
Latar Belakang 1
T u j u a n 5
Dasar Hukum 7
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) 8
Sejarah 9
Pengertian 11
Prinsip 13
Manfaat 14
Ruang Lingkup Program Bidang Kesehatan Prioritas 15
Aspek Program yang Dapat Ditangani Perusahaan 16
Wilayah 17
Model Program CSR 17
PRIORITAS PROGRAM KESEHATAN 18
Pembangunan Millenium 19
Penyakit Tidak Menular (PTM) 30
LANGKAH-LANGKAH MELAKSANAKAN PROGRAM CSR
BIDANG KESEHATAN 32
Persiapan Kegiatan CSR Bidang Kesehatan 33
Perencanaan Kegiatan CSR Bidang Kesehatan 35
Pelaksanaan Kegiatan CSR Bidang Kesehatan 36
Pendokumentasian Kegiatan CSR Bidang Kesehatan 37
PROGRAM KESEHATAN DAN CSR YANG DAPAT DIPILIH
UNTUK DILAKSANAKAN 38

Daftar Isi
viii
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Pendahuluan
1
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
A
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarah-
kan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar pening-
katan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya dapat terwujud.
2
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
P
embangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan
pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandi-
rian, adil dan merata serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian Khusus pada kelompok rentan antara
lain ibu, bayi, anak, lansia dan keluarga miskin.
Kebijakan pembangunan kesehatan periode 5 tahun (2010
2014) diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang
murah dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke
bawah guna mendukung pencapaian MDGs pada tahun 2015;
dengan sasaran pembangunan kesehatan adalah peningkatan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain
ditandai oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya
tingkat kematian bayi dan kematian ibu melahirkan.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium Perserikatan
Bangsa Bangsa Bulan September tahun 2000, 189 negara anggota
PBB menyepakati Deklarasi Millenium. Deklarasi Millenium
merupakan komitmen para pemimpin dunia untuk menangani isu
perdamaian, keamanan, pembangunan, hak asasi dan kebebasan
fundamental dalam satu paket. Negara anggota PBB kemudian
mengadopsi tujuan pembangunan Millenium hasil KTT tersebut
dan menjadi acuan dalam pembangunan. Tujuan pembangunan
Millenium menempatkan manusia sebagai fokus pembangunan.
Dari 8 (delapan) tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) dengan
targetnya secara langsung maupun tidak langsung berkaitan
dengan kesehatan.
CAPAI
PENDIDIKAN
UNTUK SEMUA
2
HAPUS
KEMISKINAN EKSTRIM
DAN KELAPARAN
1
DORONG
KESETARAAN GENDER &
BERDAYAKAN PEREMPUAN
3
KURANGI
ANGKA KEMATIAN
ANAK
4
d e l a p a n t u j u a n
3
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Sejak ditetapkan MDGs, setiap negara anggota PBB harus
menyampaikan laporan, dari laporan tersebut tampak bahwa
dari tahun ke tahun Indonesia mencapai kemajuan dalam penca-
paian target. Namun masih terdapat beberapa target yang sulit
dicapai pada tahun 2015 sebagai tahun batas pencapaian target
yang ditetapkan. Beberapa target secara nasional telah tercapai,
akan tetapi masih ada provinsi atau kabupaten/kota yang penca-
paiannya masih dibawah angka nasional.
Komitmen untuk dapat mencapai target di tahun 2015
diwujudkan antara lain dengan adanya Inpres No. 3 Tahun 2010
tentang Program Pembangunan Berkeadilan yang mengamanat-
kan harus dilakukannya 3 program termasuk di antaranya Program
Pencapaian Tujuan Millenium. Di samping upaya percepatan
pencapaian target Millenium yang ditujukan untuk meningkat-
kan kesehatan ibu/perempuan dan anak, mengatasi penyakit
menular dan memastikan kelestarian lingkungan, Indonesia juga
menghadapi masalah Penyakit Tidak Menular. Penyakit Tidak
Menular termasuk antara lain Penyakit Jantung, Pembuluh Darah,
Kanker dan Diabetes.
Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini telah menjadi masalah
kesehatan global maupun nasional, baik dari segi angka kesakitan
maupun kematian.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab
KEMBANGKAN
KEMITRAAN GLOBAL
UNTUK PEMBANGUNAN
8
JAMIN
KELESTARIAN
LINGKUNGAN
7
PERANGI
HIV/AID, MALARIA
DAN PENYAKIT LAIN
6
TINGKATKAN
KESEHATAN
IBU
5
p e m b a n g u n a n m i l e n i u m
4
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
sosial dunia usaha saat ini telah menjadi isu sentral dan populer.
Berdasarkan kesadaran internal maupun eksternal dari perusa-
haan yang sukses maupun gagal, beberapa perusahaan mulai
menyadari, bahwa dunia usaha untuk mencapai kesuksesan dan
berkelanjutan tidak cukup hanya mengejar proft (ekonomi) tetapi
juga harus bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan bagi
komunitas lokal dan masyarakat luas. Sudah banyak perusa-
haan yang telah menjalankan program CSR antara lain di bidang
pendidikan, kesehatan, lingkungan dan olahraga. Sebagian masih
dalam bentuk charity dan hanya pada saat tertentu, sebagian lagi
sudah terintegrasi dalam proses bisnis yang berkesinambungan.
CSR merupakan potensi kuat untuk bertanggung jawab secara
sosial dalam mempercepat pencapaian target Millenium yang
terkait dengan kesehatan serta berkontribusi dalam pengen-
dalian Penyakit Tidak Menular. Berdasarkan hal tersebut, kemit-
raan dengan dunia usaha dikembangkan untuk mempercepat
pencapaian target Millenium bidang Kesehatan dan pengenda-
lian Penyakit Tidak Menular (PTM). Agar supaya CSR lebih efektif
berkontribusi dalam mempercepat pencapaian target Millenium
diperlukan advokasi dan informasi tentang lokasi permasalahan
serta kegiatan berkaitan dengan tujuan dan target Millenium.
PROGRAM PEMBANGUNAN
BERKEADILAN
PROGRAM PENCAPAIAN TUJUAN MILLENIUM.
PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MILLENIUM
YANG DITUJUKAN UNTUK MENINGKATKAN
KESEHATAN IBU/PEREMPUAN DAN ANAK
MENGATASI PENYAKIT MENULAR DAN MEMASTI-
KAN KELESTARIAN LINGKUNGAN.
5
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
B
T u j u a n
UMUM :
Meningkatkan program CSR dalam memper-
cepat pencapaian target Millenium Bidang
Kesehatan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.
6
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
KHUSUS:
1. Meningkatkan komitmen dan kontribusi dunia usaha dalam
mempercepat pencapaian target Millenium Bidang Keseha-
tan dan PTM .
2. Meningkatkan pemahaman tentang pengembangan
program CSR bidang kesehatan.
3. Memberikan informasi tentang daerah prioritas yang dapat
menjadi daerah pengembangan program CSR Bidang
Kesehatan.
7
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
C
Dasar Hukum
1. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
3. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
4. UndangUndang No.23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
5. Peraturan Menteri Negara BUMN No Per-05/
MBU/2007 tentang Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan.
8
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Corporate Social
Responsibility
(CSR)
9
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
A
S e j a r a h
Awalnya perusahaan pada umumnya
hanya memfokuskan usaha untuk
mencari keuntungan ekonomi. Diang-
gapnya perusahaan sudah bertang-
gung jawab bila menyediakan produk
bagi masyarakat, memberi lapangan
kerja serta membayar pajak.
10
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Namun pada perkembangannya masyarakat menuntut agar
perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial bagi masyarakat.
Hal ini terjadi karena masyarakat melihat dan merasakan dampak
negatif akibat beroperasinya perusahaan serta timbulnya kesen-
jangan ekonomi dengan komunitas lokal.
Ketika isu lingkungan hidup berkembang dalam konteks
global, tuntutan tanggung jawab perusahaan pada lingkungan
menguat. Sekitar tahun 1970 manusia menyadari bahwa bumi
mempunyai daya dukung terbatas, sehingga pemanfaatan
sumber daya alam harus dilakukan dengan hati-hati. Kemudian
muncul konsep pembangunan berkelanjutan yakni pemba-
ngunan yang memperhatikan aspek ekonomi, manusia dan
alam (3P Proft, People, Planet). Konsep ini makin memperjelas
CSR. Masyarakat yang makin berkembang juga menghendaki
perusahaan yang menjamin kesehatan dan keselamatan karya-
wan, komunikatif dan memberi manfaat dan menyejahterakan
komunitas lokal. Di samping itu produk yang dihasilkan, proses
serta limbahnya juga harus bermanfaat dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan.
PROFIT PEOPLE
PLANET
11
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
B
Pengertian
Menurut Bank Dunia, CSR adalah komitmen
dunia usaha untuk kontribusi dalam pemba-
ngunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan
karyawan dan perwakilan mereka, komunitas lokal
serta masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas
hidup yang bermanfaat bagi dunia usaha dan bagi
pembangunan.
12
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Menurut Uni Eropa CSR adalah konsep dimana
perusahaan mengintegrasikan tanggung jawab
sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis dan
interaksinya dengan para stakeholder dengan
dasar sukarela.
Disarikan dari pengertian tersebut CSR dalam
pembangunan kesehatan adalah komitmen dunia
usaha untuk berkontribusi secara berkesinam-
bungan dalam pembangunan kesehatan bersama
karyawan, komunitas lokal dan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidup dan menanggulangi
masalah kesehatan karyawan dan masyarakat.
13
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
C
Prinsip
Keseimbangan antara upaya meningkatkan
keuntungan serta tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
Bekerja bersama stakeholder internal maupun
eksternal.
Interaksi/komunikasi dengan komunitas lokal dan
masyarakat.
Program CSR terintegrasi dalam pengelolaan
bisnis.
Meningkatkan kualitas hidup.
Bermanfaat bagi pihak perusahaan dan
masyarakat.
14
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
D
Manfaat
Bagi Perusahaan:
Karyawan lebih sehat
sehingga lebih produktif.
Absensi karena sakit
menurun.
Meningkatkan penjualan
dan market share.
Memperkuat brand positioning.
Meningkatkan citra dan pengaruh perusahaan.
Meningkatkan kemampuan untuk menarik hati, memotivasi,
dan mempertahankan (retain) karyawan.
Menurunkan biaya operasional.
Meningkatkan hasrat bagi investor untuk berinvestasi.
Menjaga keberadaan dan kelangsungan perusahaan karena
masyarakat lokal diajak berkomunikasi dan merasakan
manfaat CSR.
Bagi Masyarakat dan
Lingkungan:
Masyarakat lebih sehat
Daya beli meningkat
Lingkungan lebih sehat
15
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
E
Ruang Lingkup
Program Bidang
Kesehatan Prioritas
a. Pencapaian Target Millenium meliputi :
1. Penurunan proporsi penduduk yang kelaparan
2. Penurunan kematian anak
3. Peningkatan kesehatan ibu
4. Pengendalian HIV dan AIDS
5. Pengendalian Malaria
6. Pengendalian Tuberkulosis
7. Pengendalian penyakit Demam Berdarah
Dengue
8. Penyehatan lingkungan
b. Penyakit Tidak Menular meliputi:
1. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Hipertensi
Penyakit Jantung Koroner
Stroke
2. Diabetes Melitus
3. Kanker
4. Penyakit Kronis Degeneratif
5. Gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan
16
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
F
Aspek Program yang
Dapat Ditangani
Perusahaan
1. Mengembangkan fasilitas pelayanan kesehatan
2. Membantu peningkatan kualitas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang telah ada dengan antara
lain :
Melatih petugas
Melengkapi sarana (obat, alat, manual dan
lain-lain.)
Meningkatkan akses pada pelayanan (misalnya
operasional Puskesmas Keliling).
3. Memberdayakan dan pengorganisasian masyarakat :
Mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM)
Meningkatkan kualitas UKBM yang ada
Memberikan sarana penyehatan lingkungan
bagi rumah tangga (air bersih, pembuangan
sampah)
Penyuluhan kesehatan
Pelatih bagi masyarakat.
4. Mengembangkan perusahaan yang Ber-Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat.
17
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
G
Wilayah
Lokasi
Program CSR bidang kesehatan dapat dipilih di
tempat sebagai berikut :
a. Sekitar perusahaan atau wilayah setempat.
b. Kabupaten, kota atau provinsi dengan
capaian target Millenium rendah.
c. Tingkat nasional.
Tatanan
Program CSR bidang kesehatan juga dapat
dilakukan pada tatanan:
a. Rumah Tangga
b. Tempat Kerja
c. Tempat Umum
d. Institusi Pendidikan
e. Layanan Kesehatan
H
Model Program CSR
CSR dapat dilakukan sendiri oleh internal perusa-
haan yakni oleh staf/karyawan, perusahaan memben-
tuk yayasan dan yayasan tersebut yang akan menge-
lola program CSR. Perusahaan juga dapat menye-
rahkan pengelolaan kepada LSM, atau membentuk
konsorsium dengan lembaga lain. Dapat pula penge-
lolaan diserahkan langsung kepada masyarakat.
18
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Prioritas
Program
Kesehatan
Dalam pengem-
bangan program CSR
bidang kesehatan
diprioritaskan pada
pencapaian target
Millenium dan
pengendalian Penya-
kit Tidak Menular.
CAPAI
PENDIDIKAN
UNTUK SEMUA
2
HAPUS
KEMISKINAN EKSTRIM
DAN KELAPARAN
1
DORONG
KESETARAAN GENDER &
BERDAYAKAN PEREMPUAN
3
KURANGI
ANGKA KEMATIAN
ANAK
4
KEMBANGKAN
KEMITRAAN GLOBAL
UNTUK PEMBANGUNAN
8
JAMIN
KELESTARIAN
LINGKUNGAN
7
PERANGI
HIV/AID, MALARIA
DAN PENYAKIT LAIN
6
TINGKATKAN
KESEHATAN
IBU
5
Delapan Tujuan
Pembangunan Milenium
19
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
A
Pembangunan
Millenium
a. Tujuan dan Target
Deklarasi Millenium menetapkan 8 (delapan) tujuan Millenium
dan setiap tujuan memiliki target dan indikator yang ditetapkan
batas waktunya dan dengan kemajuan yang terukur. Tujuan dan
target pembangunan Millenium yang terkait langsung dengan
kesehatan meliputi :
Tujuan I : Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
Target 2 : Menurunkan proporsi penduduk yang mende-
rita kelaparan menjadi setengahnya dalam
kurun waktu 1990-2015.
Indikator :
a. Persentase anak dibawah 5

tahun (balita) yang menga-
lami gizi buruk.
b. Persentase anak dibawah 5

tahun (balita) yang menga-
lami gizi kurang.
20
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Tujuan III: Mendorong kesetaraan gender dan pember-
dayaan perempuan.
Target 4. Menghilangkan ketimpangan gender di
tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada
tahun 2005 dan di semua jenjang pendi-
dikan tidak lebih dari tahun 2015.
Indikator :
a. Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat
pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi, yang diukur
melalui angka partisipasi murni anak perempuan terha-
dap laki-laki.
b. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia
15-24

tahun, yang diukur melalui angka melek huruf
perempuan/laki-laki.
c. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan.
d. Tingkat pengangguran terbuka perempuan.
e. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan.
f. Tingkat daya beli pada kelompok perempuan.
g. Proporsi perempuan dalam lembaga publik (legislatif,
eksekutif dan yudikatif )
21
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Tujuan IV: Menurunkan Kematian Anak.
Target 5. Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA)
sebesar dua pertiganya dalam kurun waktu
1990-2015.
Indikator :
a. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup.
b. Angka Kematian Balita (AKBA) per 1000 kelahiran hidup.
c. Anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak.
Tujuan V: Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 6. Menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar
tiga perempatnya dalam kurun waktu
1990-2015.
Indikator :
a. Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) per 1.00.000
kelahiran hidup.
b. Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan
(%).
c. Proporsi perempuan 15-49

tahun berstatus kawin yang
sedang menggunakan alat KB (%).
22
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Tujuan VI: Memerangi HIV dan AIDS, Malaria dan
Penyakit Menular lainnya.
Target 7. Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS
dan mulai menurunnya jumlah kasus baru
pada tahun 2015.
Indikator :
a. Prevalensi HIV dan AIDS.
b. Penggunaan kondom pada hubungan seksual berisiko
tinggi.
c. Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi.
d. Persentase penduduk usia 15-24

tahun yang mempunyai
pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS.
Target 8. Mengendalikan penyakit Malaria dan mulai
menurunnya jumlah kasus Malaria dan
penyakit lainnya pada tahun 2015.
Indikator :
a. Prevalensi Malaria per 1.000 penduduk.
b. Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk.
c. Angka penemuan pasien Tuberkulosis BTA positif baru.
d. Angka keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis.
23
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Tujuan VII: Memastikan Kelestarian Lingkungan.
Target 10. Menurunkan sebesar separuh proporsi
penduduk tanpa akses terhadap sumber air
minum yang aman dan berkelanjutan serta
fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015.
Indikator :
a. Proporsi rumah tangga terhadap penduduk dengan
berbagai kriteria sumber air (total) (%).
b. Proporsi rumah tangga/penduduk dengan berbagai
kriteria sumber air (perdesaan) (%).
c. Proporsi rumah tangga/penduduk dengan berbagai
kriteria sumber air (perkotaan) (%).
d. Cakupan pelayanan perusahaan daerah air minum (KK).
e. Proporsi rumah tangga/penduduk dengan akses pada
fasilitas sanitasi yang layak (total) (%).
f. Proporsi rumah tangga/penduduk dengan akses pada
fasilitas sanitasi yang layak (pedesaan) (%).
g. Proporsi rumah tangga/penduduk dengan akses pada
fasilitas sanitasi yang layak (perkotaan) (%).
b . Pencapaian Target
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai target terse-
but di tahun 2015. Beberapa target telah tercapai, beberapa
lainnya telah dalam jalur optimis yang kemungkinan dapat
dicapai dan ada target yang sulit dicapai pada 2015 .
24
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Target Millenium yang telah tercapai (2010) meliputi :
1. Proporsi penduduk yang hidup dengan pendapatan per
kapita kurang dari 1 ( satu ) USD per hari.
2. Kesetaraan gender dalam semua jenis dan jenjang pendi-
dikan dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap
laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun

.
3. Telah menurunnya prevalensi Tuberkulosis.
Target yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 adalah :
1. Prevalensi balita kekurangan gizi.
2. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk pendidikan dasar.
3. Rasio APM perempuan terhadap laki-laki di SMA/MA/Paket C
dan Pendidikan Tinggi.
4. Penurunan kematian balita.
5. Kemitraan global untuk pembangunan.
Sedangkan target yang masih memerlukan upaya keras
untuk dicapai yakni :
1. Pengurangan tingkat kemiskinan nasional.
2. Penurunan Angka Kematian Ibu.
3. Penurunan tingkat emisi gas rumah kaca, pemberantasan
pembalakan liar dan mengurangi emisi CO
2
.
4. Meningkatkan akses rumah tangga terhadap air minum
layak dan sanitasi layak yang berkelanjutan.
Meskipun secara nasional pencapaian target Millenium telah
tercapai akan tetapi masih ada provinsi maupun kabupaten/kota
yang pencapaiannya masih belum sesuai target.
Data provinsi yang capaian targetnya masih rendah yang perlu
mendapat prioritas dipilih sebagai lokasi program CSR meliputi :
25
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Untuk gizi kurang (Riskesdas 2010):
Kalimantan Tengah
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Maluku Utara
Aceh
Untuk gizi buruk (Riskesdas 2010):
Gorontalo
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Barat
Papua Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Sulawesi Tengah
Sumatera utara
Papua
Kalimantan Selatan
Untuk Angka Kematian Bayi (Profl Kesehatan 2009):
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tengah
Maluku
Kalimantan Selatan
Nusa Tenggara Timur
Gorontalo
Maluku Utara
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Untuk Angka Kematian Balita (Profl Kesehatan 2009):
Sulawesi Barat
Maluku
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Selatan
Maluku utara
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sumatera Utara
Bengkulu
Untuk cakupan imunisasi campak (Riskesdas 2010):
Papua
Sumatera Utara
Sulawesi Barat
Kalimantan Barat
Riau
Sulawesi Tengah
Aceh Maluku
Maluku Utara
26
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Untuk persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
(Riskesdas 2010):
Maluku Utara
Maluku
Sulawesi Tengah
Papua Barat
Kalimantan Tengah
Papua
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Jambi
Sulawesi Barat
Proporsi perempuan 15-49 tahun berstatus kawin yang
menggunakan alat KB:
Papua
Bali
DKI Jakarta
Kepulauan Riau
Kalimantan Barat
Maluku
Kepulauan Bangka Belitung
Jawa Timur
Papua Barat
Jawa Barat
Case Rate AIDS (Profl Kesehatan Indonesia 2010):
Sulawesi Barat
Maluku
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Selatan
Maluku utara
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Sumatera Utara
Bengkulu
Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi (Profl
Kesehatan Indonesia tahun 2009):
Jawa Barat
Jambi
Jawa Timur
Banten
Kalimantan Selatan
Jawa Tengah
Nusa Tenggara Timur
Riau
Nusa Tenggara Barat
Gorontalo
27
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Persentase Penduduk >15thn yang mempunyai pengeta-
huan komprehensif tentang HIV dan AIDS (Riskesdas 2010):
Gorontalo
Sulawesi Barat
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tengah
Kalimantan Barat
Jambi
Lampung
Maluku Utara
Prevalensi Malaria:
Papua Barat
Gorontalo
Papua
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Utara
Maluku Utara
Kepulauan Bangka Belitung
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan
Prevalensi Tuberkulosis:
Gorontalo
Papua Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Jambi
Sulawesi Selatan
Sumatera Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Maluku
Angka kesakitan DBD masih tinggi:
Bali
DKI Jakarta
Sulawesi Selatan
Kalimantan Barat
DI Yogyakarta
Prevalensi Rumah Tangga yang menggunakan sumber utama
air untuk keperluan rumah tangga dengan air sungai:
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Sumatera Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Barat
Maluku Utara
Kepulauan Bangka Belitung
28
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Persentase Rumah Tangga yang belum mempunyai
fasilitas Buang Air Besar:
Gorontalo
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Barat
Maluku
Kepulauan Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Persentase Rumah Tangga yang cara penanganan
sampah dibuang sembarangan:
Maluku Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Papua
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Maluku
Kepulauan Bangka Belitung
Banten
Prevalensi perokok:
Kalimantan Tengah
Nusa Tenggara Timur
Maluku Utara
Kepulauan Riau
Gorontalo
Papua Barat
Sumatra Barat
Sulawesi Tengah
Jambi
Lampung
Cakupan Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS):
Sumatera Barat
Banten
Papua Barat
Sulawesi Barat
Jawa Timur
Kepulauan Riau
Jawa Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Papua
Selain Provinsi yang cakupan target Millenium masih
rendah tersebut diatas Kementerian Kesehatan juga menetap-
kan daerah bermasalah kesehatan dengan menggunakan
kriteria Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM).
29
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Berikut adalah kabupaten kota bermasalah kesehatan:
1. Provinsi Aceh meliputi: Simeulue, Aceh Singkil, Aceh
Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Aceh Timur, Aceh Barat,
Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Aceh Tamiyang,
Aceh Jaya, Pidie, Bireuen, Gayo lues, Nagan Raya, Kota Banda
Aceh, Kota Sabang, Kota Langsa, Kota Lhoksemawe.
2. Provinsi Nusa Tenggara Barat meliputi: Lombok Barat,
Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima,
Sumbawa Barat, Mataram, Kota Bima.
3. Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi: Sumba Barat,
Sumba Timur, Kupang,Timur Tengah Selatan, Timur Tengah
Utara, Belu, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada,
Manggarai, Rotte Ndao, Manggarai Barat, Kota Kupang.
4. Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi: Buton, Muna,
Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Bombana, Wakatobi,
Kolaka Utara, Kota Kendari, Bau Bau.
5. Provinsi Gorontalo meliputi: Boalemo, Gorontalo,
Pohuwatu, Bone Bolango, Kota Gorontalo.
6. Provinsi Sulawesi Tengah meliputi: Banggai Kepulauan,
Banggai, Morowali, Poso, Donggala, Toli Toli, Buol, Parigi
Moutong, Tojo Una Una, Palu.
7. Provinsi Sulawesi Barat meliputi: Majene, Polewali
Mamasa, Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara.
8. Provinsi Maluku meliputi: Maluku Tenggara Barat, Maluku
Tenggara, Maluku Tengah, Buru, Kepulauan Aru, Seram
Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Kota Ambon.
CSR juga dapat memilih provinsi yang capaiannya sudah
baik, karena dalam provinsi tersebut kemungkinan masih ada
kabupaten/kota yang capaiannya rendah. Kabupaten/kota yang
telah mencapai target pun kemungkinan masih ada kecamatan
atau desa yang belum mencapai target dan perlu dibantu dalam
mempercepat pencapaiannya.
30
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
B
Penyakit Tidak Menular
(PTM)
Penyakit yang digolongkan Penyakit Tidak
Menular (PTM) adalah penyakit non infeksi dan
penyakit degeneratif.
Ciri PTM antara lain:
Tidak ada rantai penularan
Tidak ada satu penyebab yang jelas
Pada umumnya berlangsung kronis
Termasuk Penyakit Tidak Menular antara lain:
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Diabetes Melitus dan penyakit metabolik
Kanker
Penyakit kronis degeneratif
Gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan
Faktor risiko meliputi :
Pola makan
Alkohol
Merokok
Kurang aktivitas fsik
Kegemukan (Obesitas)
Perilaku seksual tidak sehat
Stres
Obat-obatan
31
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular meliputi :
Skirining faktor risiko Penyakit Tidak Menular dan
tindakan segera
Deteksi dini
Diagnosa dan tatalaksana penyakit
Pelayanan kesehatan dan rehabilitasi
Luaran:
1. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat PTM.
2. Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit
tidak menular.
Indikator:
1. Persentase provinsi yang memiliki Perda tentang Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) sebesar 100%.
2. Persentase provinsi yang melakukan pembinaan pence-
gahan dan penanggulangan PTM (Survailans Epidemiologi,
deteksi dini, KIE dan tata laksana) sebesar 100%.
3. Persentase kabupaten kota yang melaksanakan pencegahan
dan penanggulangan PTM (Survailans Epidemiologi, deteksi
dini, KIE dan tata laksana) sebesar 30%.
4. Persentase kabupaten kota yang mempunyai peraturan
perundang-undangan (surat Edaran/instruksi SK/Peraturan
Walikota/Bupati/Perda) tentang pencegahan dan penang-
gulangan dampak merokok terhadap kesehatan sebesar
30%.
32
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Langkah-langkah
Melaksanakan
Program CSR
Bidang Kesehatan
T
idak ada cara atau langkah standar untuk
mengembangkan CSR bidang kesehatan.
Berikut adalah beberapa tahapan langkah
yang dapat diikuti oleh perusahaan dalam
merencanakan, melaksanakan serta menyusun
pendokumentasian kegiatan program CSR.
33
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
A
Persiapan Kegiatan CSR
Bidang Kesehatan
Sebelum pelaksanaan kegiatan CSR, perusahaan dapat
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan identifkasi potensi perusahaan
Dalam merancang program CSR untuk percepatan pencapa-
ian target Millenium dan pengendalian Penyakit Tidak Menular,
potensi potensi perusahaan yang dapat dimanfaatkan meliputi:
1. Tenaga ahli terkait program kesehatan yang dipilih
34
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
2. Tenaga pengelola/pelaksana program CSR
3. Program/kegiatan yang telah ada diintegrasikan dengan
program CSR untuk pencapaian target Millenium dan Penya-
kit Tidak Menular.
4. Sumber dana atau ketersediaan dana yang ada dapat
dimanfaatkan
5. Stakeholder yang dapat diajak kerjasama.
b. Melakukan Identifkasi masalah kesehatan
Identifkasi masalah kesehatan dilakukan bersama perwakilan
karyawan/stakeholder lain, masyarakat setempat, LSM peduli
kesehatan serta sektor kesehatan. Apabila wilayah yang digarap
dalam lingkup nasional diperlukan koordinasi dengan Kemen-
terian Kesehatan, bila dalam lingkup provinsi dengan Dinas
Kesehatan Provinsi, bila lingkup kabupaten/kota dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan bila dalam lingkup kecamatan
atau desa dengan Puskesmas setempat. Sektor kesehatan
akan memberikan masukan data data masalah kesehatan di
wilayahnya serta informasi lain yang diperlukan.
c. Menetapkan masalah dan wilayah
Bersama pihak yang terlibat melakukan identifkasi, ditetapkan
masalah terpilih, program, lokasi atau tatanan dimana program
CSR akan diselenggarakan.
d. Melakukan identifkasi potensi sumber daya alam
dan lingkungan di masyarakat.
1. identifkasi potensi sumber daya alam di masyarakat
sekitar area penyelenggaraan program CSR..
2. identifkasi potensi lingkungan di masyarakat sekitar
area penyelenggaraan program CSR.
35
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
B
Perencanaan Kegiatan
CSR Bidang Kesehatan
Dalam perencanaan kegiatan CSR perusahaan dapat
mengikuti langkah-langkah di bawah ini (atau disesuai-
kan dengan konteks daerah dan kondisi perusahaan).
a. Menyusun konsep Rencana Program CSR yang
jelas, lengkap, dan terperinci, yakni sampai dengan
teknis pelaksanaan kegiatan atau program.
b. Membangun persepsi yang sama antara perusa-
haan dengan pemerintah daerah dan stakeholder.
c. Mengadakan kerjasama dengan pemerintah
daerah dan atau stakeholder yang dapat diawali
dengan penandatanganan MoU atau perjanjian
kerjasama sebagai dasar komitmen pelaksanaan
kerjasama dengan pemerintah daerah.
d. Menyusun perencanaan terpadu dengan pemer-
intah daerah agar dapat terjadi sinergi dan pemer-
ataan kesejahteraan.
e. Melaksanakan konsultasi perencanaan yang
melibat- kan masyarakat.
f. Mengajukan usulan penghargaan dari pemerintah
dalam bentuk pengakuan maupun insentif lainnya.
g. Menentukan pelaksanaan dan mekanisme
monitoring dan evaluasi.
36
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
C
Pelaksanaan Kegiatan
CSR Bidang
Kesehatan
a. Memilih sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan, komitmen dan kepedulian terhadap
CSR.
b. Melatih SDM yang bertanggungjawab untuk
memimpin pelaksanaan kegiatan CSR.
c. Melakukan kegiatan monitoring atas kemajuan
kegiatan CSR sesuai dengan mekanisme monitoring
yang sudah direncanakan. Monitoring dapat dilaku-
kan oleh pengelola kegiatan CSR.
d. Melakukan evaluasi kegiatan CSR yang telah berja-
lan, membuat sistem mekanisme pendokumenta-
sian atas kemajuan, keberhasilan, kegagalan dan
masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan
kegiatan CSR. Evaluasi dapat dilakukan oleh pihak
lain termasuk Dinas Kesehatan setempat.
e. Mendesain sistem penghargaan bagi penang-
gung jawab (PIC) yang telah berhasil melaksanakan
kegiatan CSR.
f. Merumuskan kegiatan-kegiatan untuk menjamin
terpeliharanya keberlanjutan kegiatan CSR yang
sedang dan telah berjalan.
37
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
D
Pendokumentasian
Kegiatan CSR Bidang
Kesehatan
Di akhir tahun setelah melaksanakan kegiatan CSR,
disarankan agar perusahaan membuat dokumentasi dari
kegiatan CSR bidang kesehatan. Beberapa hal dibawah
ini merupakan tahapan perusahaan dalam membuat
dokumentasi:
a. Membentuk tim yang bertugas membuat
dokumentasi
b. Merencanakan pembuatan dokumentasi seperti:
menentukan batas waktu, membuat anggaran,
membuat rencana kerja.
c. Mengumpulkan informasi sekaligus mengidenti-
fkasi akurasi sumbernya. Memilih informasi yang
relevan dan akurat untuk didokumentasikan.
d. Menganalisa data berdasarkan informasi yang telah
diolah dan menjelaskan kecenderungan (trend)
dari data tersebut.
e. Membuat draft dokumentasi kegiatan CSR.
f. Melakukan review dan fnalisasi.
g. Mempublikasi dan mendistribusikan dokumentasi
kegiatan CSR.
h. Mengumpulkan tanggapan sekaligus mendiskusi-
kan dan mengevaluasi tanggapan sebagai upaya
perbaikan kegiatan CSR ke depan.
38
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan dan
CSR yang dapat
Dipilih untuk
dilaksanakan
39
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan
Komponen
Program
Program CSR
Penurunan
Angka
Kematian
Anak
Penggu-
naan
ASI dan
makanan
pendam-
ping ASI
Mengembangkan Pojok ASI di
perusahaan.
Kampanye ASI Eksklusif
Pemberdayaan masyarakat.
Pemberian makanan tambahan.
Membina Posyandu yang ada,
misalnya dengan melakukan
pelatihan penyegaran berkala,
membantu biaya operasional,
mencetak KMS.
Mengembangkan Posyandu baru
untuk memperluas jangkauan
masyarakat.
Membuat klinik konseling anak.
Mengembangkan kelompok Peduli
ASI di dalam /di luar perusahaan.
Advokasi atau fasilitasi, pengem-
bangan pelayanan kesehatan
sayang bayi.
Memfasilitasi penanganan balita
gizi buruk.
Mengawasi pemasaran susu
formula di dalam/di luar
perusahaan.
Mendorong dan memfasili-
tasi pemanfaatan herbal untuk
kesehatan ibu anak.
40
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan
Komponen
Program
Program CSR
Imunisasi Menyediakan fasilitas pelayanan
imunisasi di dalam perusahaan
(klinik, pos imunisasi)
Kampanye imunisasi
Menyediakan sarana dan prasarana
(termos, jarum suntik, kartu imuni-
sasi, buku panduan, media)
Penggalangan masyarakat untuk
datang ke tempat pelayanan.
Menjangkau sasaran yang sulit.
Pelayanan
Balita Sakit
Menggalang dana.
Memfasilitasi pelaksanaan Manaje-
men Terpadu Balita Sakit (melatih
petugas, pengadaan obat, chek list
pasien dan lain-lain).
Pemberdayaan orang tua/ keluarga
dalam pengelolaan balita sakit.
Memfasilitasi rujukan balita sakit
Mensosialisasikan dan membantu
pelayanan Jamkesmas.
Memfasilitasi kegiatan KIE (Komuni-
kasi Informasi dan Edukasi) dan
mengadakan media mengenali
tanda bahaya umum.
Mendorong pemanfaatan herbal
untuk balita sakit.
41
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan
Komponen
Program
Program CSR
Pening-
katan
Kesehatan
Ibu.
Kesehatan
Ibu Hamil,
Bersalin
dan Nifas
Memberikan tablet besi kepada
remaja putri dan ibu hamil di inter-
nal perusahaan, sekitar perusahaan
atau tempat terpilih lainnya.
Memberikan Makanan Tambahan
(PMT) bagi Ibu Hamil yang Kurang
Energi Kronis (KEK) dengan bahan
makanan lokal atau pabrik sesuai
standar
Memberikan multivitamin dan
mineral pada Ibu Hamil.
Mengembangkan Keluarga Sadar
Gizi dengan Kampanye Gizi
Seimbang dengan pemanfaatan
sumber daya local.
Akses
terhadap
pelayanan
kesehatan
Ibu Hamil,
Bersalin
dan Nifas
serta KB
Menggalakkan Gerakan Sayang
Ibu (GSI) dan Peningkatan Program
Perencanaan Persalinan dan Pence-
gahan Komplikasi (P4K) dengan
membantu :
Transportasi untuk akses ke
fasilitas pelayanan, misalnya
motor, mobil, perahu.
Donor darah
Pencetakan Buku KIA.
Memfasilitasi kemitraan bidan dan
dukun dalam menolong persalinan.
Memfasilitasi terlaksananya Rumah
Tunggu Persalinan yakni tempat
tinggal sementara bagi ibu yang
akan bersalin dari daerah yang sulit
menjangkau fasilitas kesehatan.
42
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan
Komponen
Program
Program CSR
Memfasilitasi dan melaksanakan
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
misal menyediakan matras.
Menyediakan fasilitas tempat
menyusui dan/atau penyimpanan
ASI di perusahaan atau di tempat
lain diluar perusahaan.
Melakukan atau memfasilitasi
kegiatan KIE kesehatan Ibu Hamil,
Bersalin dan Nifas serta KB dengan
penyuluhan langsung, konseling,
melalui media atau menyediakan
media.
Membantu pelayanan Jamkesmas,
Jampersal bagi yang mempunyai
klinik atau membantu memantau
pelaksanaan.
Menyediakan alat kontrasepsi bagi
masyarakat dan menyelenggarakan
pelayanan KB di klinik perusahaan.
Pening-
katan
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
Ibu Hamil,
Bersalin
dan Nifas
Advokasi dan fasilitasi pening-
katan kualitas fasilitas pelayanan
kesehatan ibu dengan:
Membantu pelatihan/orientasi
kader tentang kelas ibu hamil
dan P4K
Melengkapi alat dan obat.
Menggalakkan dan memberi-
kan kesempatan pemeriksaan
kehamilan bagi pekerja yang hamil.
Mendorong dan memfasilitasi
pemanfaatan herbal yang aman
untuk kesehatan ibu.
43
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan
Komponen
Program
Program CSR
Pengen-
dalian HIV
dan AIDS
Pencegahan Menyebarluaskan informasi tentang
HIV dan AIDS di dalam dan di luar
perusahaan.
Melakukan penyuluhan tentang
narkoba dan rokok.
Melakukan penggalakan penggu-
naan kondom pada kelompok
berisiko tinggi.
Memfasilitasi pelatihan konselor HIV
dan AIDS.
Pengobatan Membantu ketersediaan dan distri-
busi obat untuk HIV dan AIDS.
Penyediaan obat untuk penyakit
penyerta.
Pemberdayaan penderita HIV dan
AIDS untuk aktivitas produktif.
Penyuluhan/ memberi contoh
untuk mengurangi stigma/ diskrimi-
nasi bagi penderita.
Mendorong adanya dan pemanfa-
atan obat herbal untuk memper-
kuat daya tahan tubuh.
Memfasilitasi pendidikan kelompok
sebaya.
44
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan
Komponen
Program
Program CSR
Pengenda-
lian Malaria
Pencegahan Kampanye penggunaan kelambu
berinsektisida.
Pengadaan dan distribusi kelambu
berinsektisida.
Menciptakan perusahaan dan
lingkungan sekitar perusahaan
bersih dan bebas tempat perindu-
kan nyamuk.
Membantu memantau tempat
perindukan nyamuk di dalam/di
luar perusahaan.
Membantu dalam penemuan kasus
(suspek).
Penyuluhan dan penyediaan KIE
tentang lingkungan sehat di rumah
tangga, sekolah, tempat kerja dan
lain-lain.
Pelatihan kader atau juru malaria
desa.
Memfasilitasi pembentukan pos
malaria desa.
Menyediakan alat untuk pengenda-
lian vektor (IRS, insektisida, larvasida)
Pengobatan Memfasilitasi pemeriksaan darah
malaria (dalam klinik perusahaan,
membantu pemeriksaan diluar
klinik dan lain-lain).
Menyediakan obat anti malaria.
Membantu memastikan kepatuhan
berobat penderita.
Memfasilitasi pelatihan bagi
petugas.
45
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan
Komponen
Program
Program CSR
Pengenda-
lian Tuber-
kulosis
Pencegahan Menggalakkan program imunisasi
BCG.
Penyuluhan tentang hidup sehat.
Penyuluhan tentang gejala awal
tuberkulosis dan mencegah
penularan.
Membantu penjaringan kasus.
Membantu pengadaan sarana
rontgen/ laboratorium.
Pengobatan Menyediakan obat.
Menyediakan pengawas minum
obat.
Mengawasi kepatuhan minum
obat.
Penang-
gulangan
DBD
Pencegahan Melakukan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) di lingkungan
perusahaan.
Penyuluhan di sekitar perusahaan.
Membuat bahan KIE
Pemantauan jentik di dalam
maupun di luar perusahaan.
Menerapkan PHBS di perusahaan.
Mengembangkan Rumah Tangga,
Sekolah, Tempat Umum ber-PHBS ,
Penye-
hatan
Lingkungan
Pengadaan
Air Bersih
Membangun fasilitas air bersih di
rumah tangga, di sekitar perusa-
haan atau wilayah lain.
Advokasi kepada stakeholder untuk
bersama membangun fasilitas air
bersih.
Perusahaan yang mempunyai
litbang dapat mencari teknologi
inovasi untuk pembersihan air
secara mudah.
46
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Program
Kesehatan
Komponen
Program
Program CSR
Sanitasi
Lingkungan
Perusahaan mempunyai fasili-
tas pembuangan sampah yang
memenuhi syarat.
Perusahaan mempunyai fasili-
tas pembuangan limbah yang
memenuhi syarat.
Mebuatkan sarana pembuangan
sampah untuk masyarakat.
Membuatkan sarana pembuangan
limbah untuk masyarakat.
Memfasilitasi pelaksanaan program
sanitasi total berbasis masyarakat
Membantu membuat jamban.
Menciptakan dan melatihkan
teknologi tepat guna dalam penge-
lolaan sampah dan limbah.
Penya-
kit Tidak
Menular.
Pence-
gahan
Melaksanakan kampanye hidup
sehat meliputi gizi, olahraga,
mengurangi stress, perilaku seks
sehat, penggunaan obat dengan
benar.
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di perusahaan (memberi-
kan kondisi dan fasilitas agar dapat
dilakukan oleh pekerja)
Melakukan skrining faktor risiko
Membantu deteksi dini
Memperluas kawasan Tanpa Rokok.
Memfasilitasi pekerja untuk melaku-
kan pemeriksaan kesehatan berkala.
Mengintensifkan program
keselamatan kerja.
Memfasilitasi pekerja untuk ikut
asuransi.
Menggalang dana untuk penderita.
47
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
Catatan:








































48
Pedoman Penyelenggaraan Corporate Social Responsibility
Dalam Pembangunan Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PUSAT PROMOSI KESEHATAN
Gedung Prof. DR. Sujudi, Lantai 10
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5, Kavling 4-9, Jakarta Selatan 12950

S-ar putea să vă placă și