October 9, 2010 1. Pendahuluan Penyakit TB Paru merupakan penyakit menahun/kronis (berlangsung lama) an menular! Penyakit ini apat ierita oleh setiap orang, tetapi paling sering menyerang orang"orang yang berusia antara 1# $ %# tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gi&i atau yang tinggal satu rumah an beresak"esakan bersama penerita TB'! (ingkungan yang lembap, gelap an tiak memiliki )entilasi memberikan anil besar bagi seseorang ter*angkit TB'! Penyakit Tuberkulosis apat isembuhkan! +amun akibat ari kurangnya in,ormasi berkaitan cara pencegahan an pengobatan TB', kematian akibat penyakit ini memiliki pre)alensi yang besar! -nonesia beraa alam peringkat ketiga terburuk i unia untuk *umlah penerita TB! .etiap tahun muncul #00 ribu kasus baru an lebih ari 1/0 ribu lainnya meninggal! 2. Pengertian Tuberkulosis (TB') aalah penyakit akibat kuman Mycobakterium tuberkculosis sistemis sehingga apat mengenai semua organ tubuh engan lokasi terbanyak i paru paru yang biasanya merupakan lokasi in,eksi primer (0ri, 1ans*oer, 2000)! Tuberkulosis paru aalah penyakit in,eksius yang terutama menyerang parenkim paru! Tuberculosis apat *uga itularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningen, gin*al, tulang, an nous lim,e (.u&anne an Brena, 2001)! Tuberkulosis paru aalah penyakit in,eksius, yang terutama menyerang parenkim paru (.melt&er, 2001)! Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang itinggalkan aalah TB') aalah suatu penyaki yang isebabkan oleh in,eksi kompleks Mycobacterium tuberculosis (i!2ikipeia!org)! Berasarkan beberapa e,inisi mengenai tuberkulosis iatas, maka apat irumuskan bah2a tuberculosis (TB) paru aalah suatu penyakit in,eksius yang isebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru, bersi,at sistemis sehingga apat mengenai organ tubuh lain, terutama meningen, tulang, an nous lim,e! 3. Etiologi 0gens in,eksius utama, mycobakterium tuberkulosis aalah batang aerobik tahan asam yang tumbuh engan lambat an sensiti, terhaap panas an sinar ultra )iolet, engan ukuran pan*ang 1"/ /um an tebal 0,% $ 0,3/um! 4ang tergolong kuman mycobakterium tuberkulosis kompleks aalah5 1ycobakterium tuberculosis 6arian asian 6arian a,rican - 6arian as,rican -- 1ycobakterium bo)is 7elompok kuman mycobakterium tuberkulosis an mycobakterial othetan Tb (mott, atipyeal) aalah 5 1ycobacterium cansasli 1ycobacterium a)ium 1ycobacterium intra celulase 1ycobacterium scro,ulaceum 1ycobacterium malma cerse 1ycobacterium 8enopi Klasifikasi a! Pembagian secara patologis 5 Tuberkulosis primer ( 'hil hoo tuberculosis )! Tuberkulosis post primer ( 0ult tuberculosis )! b! Berasarkan pemeriksaan ahak, TB Paru ibagi men*ai 2 yaitu 5 Tuberkulosis Paru BT0 positi,! Tuberkulosis Paru BT0 negati)e c! Pembagian secara akti,itas raiologis 5 Tuberkulosis paru ( 7och pulmonal ) akti,! Tuberkulosis non akti, ! Tuberkulosis 9uiesent ( batuk akti, yang mulai sembuh )! ! Pembagian secara raiologis ( (uas lesi ) Tuberculosis minimal, yaitu terapatnya sebagian kecil in,iltrat non kapitas paa satu paru maupun keua paru, tapi *umlahnya tiak melebihi satu lobus paru! 1oerateli a)ance tuberculosis, yaitu, aanya kapitas engan iameter tiak lebih ari / cm, *umlah in,iltrat bayangan halus tiak lebih ari satu bagian paru! Bila bayangannya kasar tiak lebih ari satu pertiga bagian satu paru! :or a)ance tuberculosis, yaitu terapatnya in,iltrat an kapitas yang melebihi keaaan paa moerateli a)ance tuberculosis! e! Berasarkan aspek kesehatan masyarakat paa tahun 19;/ 0merican Thorasic .ociety memberikan klasi,ikasi baru5 7aregori O, yaitu tiak pernah terpa*an an tiak terin,eksi, ri2ayat kontak tiak pernah, tes tuberculin negati,! 7ategori -, yaitu terpa*an tuberculosis tetapi tiak tebukti aanya in,eksi, isini ri2ayat kontak positi,, tes tuberkulin negati,! 7ategori --, yaitu terin,eksi tuberculosis tapi tiak sakit! 7ategori ---, yaitu terin,eksi tuberculosis an sakit! ,! Berasarkan terapi <=O membagi tuberculosis men*ai / kategori 5 7ategori - 5 itu*ukan terhaap kasus baru engan sputum positi, an kasus baru engan batuk TB berat! 7ategori -- 5 itu*ukan terhaap kasus kamb uh an kasus gagal engan sputum BT0 posit,! 7ategori --- 5 itu*ukan terhaap kasus BT0 negati, engan kelainan paru yang tiak luas an kasus TB ekstra paru selain ari yang isebut alam kategori -! 7ategori -6 5 itu*ukan terhaap TB kronik! . Patofisiologi Penularan tuberculosis paru ter*ai karena kuman ibersinkan atau ibatukkan keluar men*ai roplet nuclei alam uara! Partikel in,eksi ini apat menetap alam uara bebas selama 1"2 *am, tergantung paa aa tiaknya sinar ultra)iolet, )entilasi yang buruk an kelembaban! >alam suasana lembab an gelap kuman apat tahan selama berhari"hari sampai berbulan"bulan! Bila partikel in,eksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel paa *alan na,as atau paru"paru! Partikel apat masuk ke al)eolar bila ukurannya kurang ari # mikromilimeter! Tuberculosis aalah penyakit yang ikenalikan oleh respon imunitas perantara sel! .el e,ektornya aalah makro,ag seangkan lim,osit ( biasanya sel T ) aalah imunoresponsi,nya! Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makro,ag yang iakti,kan itempat in,eksi oleh limposit an lim,okinnya! ?aspon ini esebut sebagai reaksi hipersensiti,itas (lambat)! Basil tuberkel yang mencapai permukaan al)eolus biasanya iinhalasi sebagai unit yang teriri ari 1"% basil! @umpalan basil yang besar cenrung tertahan ihiung an cabang bronkus an tiak menyebabkan penyakit ( >annenberg 19A1 )! .etelah beraa iruang al)eolus biasanya ibagian ba2ah lobus atas paru"paru atau ibagian atas lobus ba2ah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peraangan! (eukosit polimor,onuklear tampak iaerah tersebut an mem,agosit bakteria namun tiak membunuh organisme ini! .esuah hari"hari pertama leukosit akan igantikan oleh makro,ag ! 0l)eoli yang terserang akan mengalami konsoliasi an timbul ge*ala pneumonia akut! Pneumonia seluler akan sembuh engan senirinya, sehingga tiak aa sisa atau proses akan ber*alan terus an bakteri akan terus i,agosit atau berkembang biak ialam sel! Basil *uga menyebar melalui getah bening menu*u kelen*ar getah bening regional! 1akro,ag yang mengaakan in,iltrasi men*ai lebih pan*ang an sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloi yang ikelilingi oleh limposit! ?eaksi ini butuh 2aktu 10"20 hari! +ekrosis paa bagian sentral menimbulkan gambangan seperti ke*u yang biasa isebut nekrosis kaseosa! >aerah yang ter*ai nekrosis kaseosa an *aringan granulasi isekitarnya yang teriri ari sel epiteloi an ,ibroblast menimbulkan respon yang berbea!Baringan granulasi men*ai lebih ,ibrosa membentuk *aringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel! (esi primer paru inamakn ,okus ghon an gabungan terserangnya kelen*ar getah bening regional an lesi primer inamakan kompleks ghon! ?espon lain yang apat ter*ai iaerah nekrosis aalah pencairan imana bahan cair lepas kealam bronkus an menimbulkan ka)itas! 1ateri tuberkel yang ilepaskan ari ining ka)itas akan masuk kealan percabangan trakeobronkhial! Proses ini apat terulang lagi kebagian paru lain atau terba2a kebagian laring, telinga tengah atau usus! 7a)itas yang kecil apat menutup sekalipun tanpa pengobatan an meninggalkan *aringan parut ,ibrosa! Bila peraangan merea lumen brokus apat menyempit an tertutup oleh *aringan parut yang terapt ekat engan perbatasan bronkus rongga! Bahan perke*uan apat mengental sehingga tiak apat mengalir melalui saluran penghubung sehingga ka)itas penuh engan bahan perke*uan an lesi mirip engan lesi kapsul yang terlepas! 7eaaan ini apat engan tanpa ge*ala alam 2aktu lama atau membentuk lagi hubungan engan brokus sehingge men*ai peraangan akti,! Penyakit apat menyebar melalui getah bening atau pembuluh arah! Organisme yang lolos ari kelen*ar getah bening akan mencapai aliran arah alam *umlah kecil, kaang apat menimbulkan lesi paa oragan lain! Benis penyeban ini isebut lim,ohematogen yang biasabya sembuh seniri! Penyebaran hematogen biasanya merupakan ,enomena akut yang apat menyebabkan tuberkulosis milier!-ni ter*ai apabila ,okus nekrotik merusak pembuluh arah sehingga banyak organisme yang masuk kealam sistem )askuler an tersebar keorgan"organ lainnya! !. "anifestasi Klinis @e*ala penyakit TB' apat ibagi men*ai ge*ala umum an ge*ala khusus yang timbul sesuai engan organ yang terlibat! @ambaran secara klinis tiak terlalu khas terutama paa kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan iagnosa secara klinik! C @e*ala sistemik/umum, antara lain sebagai berikut5 >emam tiak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya irasakan malam hari isertai keringat malam! 7aang"kaang serangan emam seperti in,luen&a an bersi,at hilang timbul! Penurunan na,su makan an berat baan! Batuk"batuk selama lebih ari % minggu (apat isertai engan arah)! Perasaan tiak enak (malaise), lemah! C @e*ala khusus, antara lain sebagai berikut5 Tergantung ari organ tubuh mana yang terkena, bila ter*ai sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menu*u ke paru"paru) akibat penekanan kelen*ar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara DmengiE, suara na,as melemah yang isertai sesak! 7alau aa cairan irongga pleura (pembungkus paru"paru), apat isertai engan keluhan sakit aa! Bila mengenai tulang, maka akan ter*ai ge*ala seperti in,eksi tulang yang paa suatu saat apat membentuk saluran an bermuara paa kulit i atasnya, paa muara ini akan keluar cairan nanah! Paa anak"anak apat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) an isebut sebagai meningitis (raang selaput otak), ge*alanya aalah emam tinggi, aanya penurunan kesaaran an ke*ang" ke*ang! #. Ko$plikasi 1enurut >epkes ?- (2002), merupakan komplikasi yang apat ter*ai paa penerita tuberculosis paru staium lan*ut yaitu 5 =emoptisis berat (perarahan ari saluran napas ba2ah) yang apat mengakibatkan kematian karena syok hipo)olemik atau karena tersumbatnya *alan napas! 0telektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps ari lobus akibat retraksi bronchial! Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) an ,ibrosis (pembentukan *aringan ikat paa proses pemulihan atau reakti,) paa paru! Penyebaran in,eksi ke organ lain seperti otak, tulang, persenian, an gin*al! %. Pe$eriksaan &iagnostik a! Pemeriksaan (aboratorium 7ultur .putum 5 Positi, untuk 1ycobacterium tuberculosis paa tahap akti, penyakit Fiehl"+eelsen (pemakaian asam cepat paa gelas kaca untuk usapan cairan arah) 5 Positi, untuk basil asam"cepat! Tes kulit (1antou8, potongan 6ollmer) 5 ?eaksi positi, (area inurasi 10 mm atau lebih besar, ter*ai /A";2 *am setelah in*eksi intracrmal antigen) menun*ukkan in,eksi masa lalu an aanya antiboi tetapi tiak secara berarti menun*ukkan penyakit akti,! ?eaksi bermakna paa pasien yang secara klinik sakit berarti bah2a TB akti, tiak apat iturunkan atau in,eksi isebabkan oleh mikobakterium yang berbea! 0nemia bila penyakit ber*alan menahun (eukosit ringan engan preominasi lim,osit (G> meningkat terutama paa ,ase akut umumnya nilai tersebut kembali normal paa tahap penyembuhan! @>0 5 mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat an sisa kerusakan paru! Biopsi *arum paa *aringan paru 5 Positi, untuk granuloma TBH aanya sel raksasa menun*ukkan nekrosis! Glektrolit 5 >apat tak normal tergantung paa lokasi an beratnya in,eksiH contoh hiponatremia isebabkan oleh tak normalnya retensi air apat itemukan paa TB paru kronis luas! b! ?aiologi :oto thora8 5 -n,iltrasi lesi a2al paa area paru atas simpanan kalsium lesi sembuh primer atau e,usi cairan perubahan menun*ukan lebih luas TB apat termasuk rongga akan ,ibrosa! Perubahan menginikasikanTB yang lebih berat apat mencakup area berlubang an ,ibrous! Paa ,oto thora8 tampak paa sisi yang sakit bayangan hitam an ia,ragma menon*ol ke atas! Bronchogra,i 5 merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena TB! @ambaran raiologi lain yang sering menyertai TB' aalah penebalan pleura, e,usi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam raio lusen ipinggir paru atau pleura)! c! Pemeriksaan ,ungsi paru Penurunan kualitas )ital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio uara resiu5 kapasitas paru total an penurunan saturasi oksigen sekuner terhaap in,iltrasi parenkim/,ibrosis, kehilangan *aringan paru an penyakit pleural! '. Pen(egahan -munisasi B'@ paa anak balita, 6aksin B'@ sebaiknya iberikan se*ak anak masih kecil agar terhinar ari penyakit tersebut! Bila aa yang icurigai sebagai penerita TB' maka harus segera iobati sampai tuntas agar tiak men*ai penyakit yang lebih berat an ter*ai penularan! Bangan minum susu sapi mentah an harus imasak! Bagi penerita untuk tiak membuang luah sembarangan! Pencegahan terhaap penyakit TB' apat ilakukan engan tiak melakukan kontak uara engan penerita, minum obat pencegah engan osis tinggi an hiup secara sehat! Terutama rumah harus baik )entilasi uaranya imana sinar matahari pagi masuk ke alam rumah! Tutup mulut engan sapu tangan bila batuk serta tiak meluah/mengeluarkan ahak i sembarangan tempat an menyeiakan tempat luah yang iberi lisol atau bahan lain yang ian*urkan okter an untuk mengurangi akti)itas ker*a serta menenangkan pikiran! ). Penatalaksanaan a! :armakologi Terapat 2 macam si,at/akti)itas obat terhaap tuberculosis , yaitu sebagai berikut5 0kti)itas bakterisi >isini obat bersi,at membunuh kuman"kuman yang seang tumbuh (metabolismenya masih akti,)! 0kti)itas bakteriosi biasanya iukur engan kecepataan obat tersebut membunuh atau melenyapkan kuman sehingga paa pembiakan akan iapatkan hasil yang negati, (2 bulan ari permulaan pengobatan)! 0kti)itas sterilisasi >isini obat bersi,at membunuh kuman"kuman yang pertumbuhannya lambat (metabolismenya kurang akti,)! 0kti)itas sterilisasi iukur ari angka kekambuhan setelah pengobatan ihentikan! Pengobatan penyakit Tuberculosis ahulu hanya ipakai satu macam obat sa*a! 7enyataan engan pemakaian obat tunggal ini banyak ter*ai resistensi! Intuk mencegah ter*ainya resistensi ini, terapi tuberculosis ilskukan engan memakai perpauan obat, seikitnya iberikan 2 macam obat yang bersi,at bakterisi! >engan memakai perpauan obat ini, kemungkinan resistensi a2al apat iabaikan karena *arang itemukan resistensi terhaap 2 macam obat atau lebih serta pola resistensi yang terbanyak itemukan ialah -+= 0apun *enis obat yang ipakai aalah sebagai berikut 5 " Obat Primer $ Obat .ekuner 1! -sonia&i (=) 1! Gkonami 2! ?i,ampisin (?) 2! Protionami %! Pira&inami (F) %! .ikloserin /! .treptomisin /! 7anamisin #! Gtambutol (G) #! P0. (Para 0mino .aliciclyc 0ci) 3! Tiaseta&on ;! 6iomisin A! 7apreomisin Pengobatan TB aa 2 tahap menurut >GP7G.!2000 yaitu 5 C Tahap -+TG+.-: Penerita menapat obat setiap hari an ia2asi langsung untuk mencegah ter*ainya kekebalan terhaap ri,ampisin! Bila saat tahap intensi, tersebut iberikan secara tepat, penerita menular men*ai tiak tiak menular alam kurun 2aktu 2 minggu! .ebagian besar penerita TB BT0 positi, men*ai negati, (kon)ersi) paa akhir pengobatan intensi,! Penga2asan ketat alam tahab intensi, sangat penting untuk mencegah ter*ainya kekebalan obat! C Tahap lan*utan Paa tahap lan*utan penerita menapat obat *angka 2aktu lebih pan*ang an *enis obat lebih seikit untuk mencegah ter*ainya kekambuhan! Tahap lan*utan penting untuk membunuh kuman persisten (ormant) sehingga mencegah ter*ainya kekambuhan! Pauan obat kategori 1 5 Tahap (ama (=) / ay ? ay F ay : ay Bumlah =ari J1inum Obat -ntensi, 2 bulan 1 1 % % 30 (an*utan / bulan 2 1 " " #/ Pauan Obat kategori 2 5 Tahap (ama (=)K% 00 1g ?K/#0 mg FK#00 mg GK 2#0 1g GK#00 mg .trep!-n*eksi Bumlah=ari J 1inum Obat -ntensi, 2 bulan1 bulan 11 11 %% %% $ 0,# L 30%0 (an*utan # bulan 2 1 % 2 " 33 Pauan Obat kategori % 5 Tahap (ama = K %00 mg ?K/#0mg PK#00mg =ari J 1inum Obat -ntensi, 2 bulan 1 1 % 30 (an*utan% 8 2eek / bulan 2 1 1 #/ O0T sisipan (=?FG) Tahap (ama =K%00mg ?K/#0mg FK#00mg G ayK2#0mg 1inum obat J=ari -ntensi,(osi s harian) 1 bulan 1 1 % % %0 11. Pengka*ian >ata asar pengka*ian pasien ( >oengoes, 1arilynn G 5 2000 ) aalah sebagai berikut5 a! Pola akti)itas an istirahat .ub*ekti, 5 ?asa lemah cepat lelah, akti)itas berat timbul! sesak (na,as penek), emam, menggigil! Ob*ekti, 5 Takikaria, takipnea/ispnea saat ker*a, irritable, sesak (tahap, lan*utH in,iltrasi raang sampai setengah paru), emam sub,ebris (/0 "/10') hilang timbul! b! Pola nutrisi .ub*ekti, 5 0noreksia, mual, tiak enak iperut, penurunan berat baan! Ob*ekti, 5 Turgor kulit *elek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan! c! ?espirasi .ub*ekti, 5 Batuk proukti,/non proukti, sesak napas, sakit aa! Ob*ekti, 5 1ulai batuk kering sampai batuk engan sputum hi*au/purulent, mukoi kuning atau bercak arah, pembengkakan kelen*ar lim,e, terengar bunyi ronkhi basah, kasar i aerah apeks paru, takipneu (penyakit luas atau ,ibrosis parenkim paru an pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tiak simetris (e,,usi pleura!), perkusi pekak an penurunan ,remitus (cairan pleural), e)iasi trakeal (penyebaran bronkogenik)! ! ?asa nyaman/nyeri .ub*ekti, 5 +yeri aa meningkat karena batuk berulang! Obiekti, 5 Berhati"hati paa area yang sakit, prilaku istraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila in,iltrasi raang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis! e! -ntegritas ego .ub*ekti, 5 :aktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak beraya/tak aa harapan! Ob*ekti, 5 1enyangkal (selama tahap ini), ansietas, ketakutan, muah tersinggung! ,! 7eamanan .ubyekti,5 aanya konisi penekanan imun, contoh 0->., kanker! Obyekti,5 emam renah atau sakit panas akut! g! -nteraksi .osial .ubyekti,5 Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit menular, perubahan pola biasa alam tanggung *a2ab/ perubahan kapasitas ,isik untuk melaksanakan peran! 12. &iagnosa Keperawatan a! Bersihan *alan napas tiak e,ekti, berhubungan engan sekret kental atau sekret arah, kelemahan, upaya batuk buruk, eema trakeal/,aringeal! b! @angguan pertukaran gas berhubungan engan berkurangnya kee,ekti,an permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran al)eolar kapiler, sekret yang kental, eema bronchial! c! @angguan keseimbangan nutrisi, kurang ari kebutuhan berhubungan engan kelelahan, batuk yang sering, aanya prouksi sputum, ispnea, anoreksia, penurunan kemampuan ,inansial! ! +yeri akut berhubungan engan in,lamasi paru, batuk menetap! e! =ipertermi berhubungan engan proses in,lamasi akti,! ,! -ntoleransi akti)itas berhubungan engan ketiakseimbangan antara suplai an kebutuhan oksigen! g! 7urang pengetahuan tentang konisi, pengobatan, pencegahan berhubungan engan tiak aa yang menerangkan, interpretasi yang salah, in,ormasi yang iapat tiak lengkap/tiak akurat, terbatasnya pengetahuan/kogniti, h! ?isiko tinggi in,eksi penyebaran / akti)itas ulang in,eksi berhubungan engan pertahanan primer tiak aekuat, ,ungsi silia menurun/ statis sekret, kerusakan *aringan akibat in,eksi yang menyebar, malnutrisi, terkontaminasi oleh lingkungan, kurang in,ormasi tentang in,eksi kuman! 13. Peren(anaan Keperawatan &iagnosa Keperawatan Tu*uan +nter,ensi -asional Bersihan *alan napas tiak e,ekti, berhubungan engan sekret kental atau sekret arah, kelemahan, upaya batuk buruk, eema trakeal/,aringeal! .etelah iberikan tinakan kepera2atan kebersihan *alan napas e,ekti,, engan criteria hasil5 1empertahankan *alan napas pasien! 1engeluarkan sekret tanpa bantuan! 1enun*ukkan prilaku untuk memperbaiki a! 7a*i ulang ,ungsi pernapasan5 bunyi napas, kecepatan, irama, kealaman an penggunaan otot aksesori!b! 'atat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk e,ekti,, catat karakter, *umlah sputum, aanya hemoptisis! c! Berikan pasien posisi semi atau :o2ler, Bantu/a*arkan batuk e,ekti, an latihan napas alam! a. Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki indikasi akumulasi secret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan dan kerja pernapasan meningkat. b. Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan bersihan *alan napas! Berpartisipasi alam program pengobatan sesuai konisi! 1engienti,ikasi potensial komplikasi an melakukan tinakan tepat! ! Bersihkan sekret ari mulut an trakea, suction bila perlu! e! Pertahankan intake cairan minimal 2#00 ml/hari kecuali kontrainikasi! ,! (embabkan uara/oksigen inspirasi! Kolaborasi: g! Berikan obat5 agen mukolitik, bronkoilator, kortikosteroi sesuai inikasi! evaluasi/intervensi lanjut . c. Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan. d. Mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret. e. Membantu mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan. f. Mencegah pengeringan membran mukosa. g. Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial, berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas. @angguan pertukaran gas berhubungan engan berkurangnya kee,ekti,an permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran al)eolar kapiler, sekret yang kental, eema bronchial! .etelah iberikan tinakan kepera2atan pertukaran gas e,ekti,, engan kriteria hasil5 1elaporkan tiak ter*ai ispnea! 1enun*ukkan perbaikan )entilasi an oksigenasi *aringan aekuat engan @>0 alam rentang normal! Bebas ari ge*ala istress pernapasan! a! 7a*i ispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal! Peningkatan upaya respirasi, keterbatasan ekspansi aa an kelemahan!b! G)aluasi perubahan"tingkat kesaaran, catat tana"tana sianosis an perubahan 2arna kulit, membran mukosa, an 2arna kuku! c! >emonstrasikan/an*urkan untuk mengeluarkan napas engan bibir isiutkan, terutama paa pasien engan ,ibrosis atau kerusakan parenkim! ! 0n*urkan untuk berest, batasi an bantu akti)itas sesuai kebutuhan! e! 1onitor @>0! ,! 7olaborasi5 Berikan oksigen sesuai inikasi! a. uberkulosis paru dapat rnenyebabkan meluasnya jangkauan dalam paru!pani yang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi, nekrosis, pleural effusion dan meluasnya fibrosis dengan gejala!gejala respirasi distress. b. "kumulasi secret dapat menggangp oksigenasi di organ vital dan jaringan.
c. Meningkatnya resistensi aliran udara untuk mencegah kolapsnya jalan napas. d. Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi. e. Menurunnya saturasi oksigen #Pa$%& atau meningkatnya Pa'(% menunjukkan perlunya penanganan yang lebih. adekuat atau perubahan terapi. f. Membantu mengoreksi hipoksemia yang terjadi sekunder hipoventilasi dan penurunan permukaan alveolar paru. @angguan keseimbangan nutrisi, kurang ari kebutuhan berhubungan engan kelelahan, batuk yang sering, aanya prouksi sputum, .etelah iberikan tinakan kepera2atan iharapkan kebutuhan nutrisi aekuat, engan kriteria hasil5 1enun*ukkan a! 'atat status nutrisi paasien5 turgor kulit, timbang berat baan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, aanya bising usus, ri2ayat mual/rnuntah atau iare!b! a. )erguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat b. Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet ispnea, anoreksia, penurunan kemampuan ,inansial! berat baan meningkat mencapai tu*uan engan nilai laboratoriurn normal an bebas tana malnutrisi! 1elakukan perubahan pola hiup untuk meningkatkan an mempertahankan berat baan yang tepat! 7a*i ulang pola iet pasien yang isukai/tiak isukai! c! 1onitor intake an output secara perioik! ! 'atat aanya anoreksia, mual, muntah, an tetapkan *ika aa hubungannya engan meikasi! 02asi ,rekuensi, )olume, konsistensi Buang 0ir Besar (B0B)! e! 0n*urkan berest! ,! (akukan pera2atan mulut sebelum an sesuah tinakan pernapasan! g! 0n*urkan makan seikit an sering engan makanan tinggi protein an karbohirat! Kolaborasi: h! ?u*uk ke ahli gi&i untuk menentukan komposisi iet! i! 02asi pemeriksaan laboratorium! (BI+, protein serum, an albumin)! pasien. c. Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan. d. *apat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi. e. Membantu menghemat energi khusus saat demam terjadi peningkatan metabolik. f. Mengurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat!obat yang digunakan yang dapat merangsang muntah. g. Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster. h. Memberikan bantuan dalarn perencaaan diet dengan nutrisi adekuat unruk kebutuhan metabolik dan diet. i. +ilai rendah menunjukkan malnutrisi dan perubahan program terapi. +yeri akut berhubungan engan in,lamasi paru, batuk menetap .etelah iberikan tinakan kepera2atan rasa nyeriapat berkurang atau terkontrol, engan 7=5 1enyatakan nyeri berkurang atauterkontrol Pasien tampak rileks a! Obser)asi karakteristik nyeri, mis ta*am, konstan , itusuk! .eliiki perubahan karakter /lokasi/intensitas nyeri!b! Pantau TT6 c! Berikan tinakan nyaman mis, pi*atan punggung, perubahan posisi, musik tenang, relaksasi/latihan na,as ! Ta2arkan pembersihan mulut engan sering!! e! 0n*urkan an bantu pasien alam teknik menekan aa selama episoe batukikasi! ,! 7olaborasi alam pemberian analgesik sesuai inikasi a. +yeri merupakan respon subjekstif yang dapat diukur.b. Perubahan frekuensi jantung * menunjukan bah,a pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan untuk perubahan tanda vital telah terlihat. c. indakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesik. d. Pernafasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan membran mukosa, potensial ketidaknyamanan umum. e. "lat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkatkan keefektifan upaya batuk. f. $bat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif, meningkatkan kenyamanan =ipertermi berhubungan engan proses in,lamasi akti,! .etelah iberikan tinakan kepera2atan iharapkan suhu tubuh kembali normal engan 7= 5 .uhu tubuh %3M'"%;M' a! 7a*i suhu tubuh pasienb! Beri kompres air hangat c! Berikan/an*urkan pasien untuk banyak minum 1#00"2000 cc/hari (sesuai toleransi) ! 0n*urkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis an muah menyerap keringat e! Obser)asi intake an output, tana )ital (suhu, nai, tekanan arah) tiap % *am sekali atau sesuai inikasi ,! 7olaborasi 5 pemberian cairan intra)ena an pemberian obat sesuai program! a. Mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensib. Mengurangi panas dengan pemindahan panas secara konduksi. "ir hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau menggigil. c. -ntuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi d. Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh. e. Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. anda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. f. Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. $bat khususnya untuk menurunkan panas tubuh pasien. -ntoleransi akti)itas berhubungan engan ketiakseimbangan antara suplai an kebutuhan oksigen! .etelah iberikan tinakan kepera2atan pasien iharapkan mampu melakukan akti)itas alam batas yang itoleransi engan kriteria hasil5 1elaporkan atau menun*ukan peningkatan toleransi terhaap akti)itas yang apat iukur engan aanya ispnea, kelemahan berlebihan, an tana )ital alam rentan normal! a! G)aluasi respon pasien terhaap akti)itas! 'atat laporan ispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan!b! Berikan lingkungan tenang an batasi pengun*ung selama ,ase akut sesuai inikasi! c! Belaskan pentingnya istirahat alam rencana pengobatanan perlunya keseimbangan akti)itas an istirahat! ! Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat! e! Bantu akti)itas pera2atan iri yang iperlukan! Berikan kema*uan peningkatan akti)itas selama ,ase penyembuhan! a. Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien memudahkan pemilihan intervensi.b. Menurunkan stress dan rangsanagn berlebihan, meningkatkan istirahat. c. irah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic, menghemat energy untuk penyembuhan. d. Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi atau menunduk ke depan meja atau bantal. e. Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbanagnsuplai dan kebutuhan oksigen. 7urang pengetahuan tentang konisi, pengobatan, pencegahan berhubungan engan tiak aa yang menerangkan, interpretasi yang salah, in,ormasi yang iapat tiak lengkap/tiak akurat, terbatasnya pengetahuan/kogniti, .etelah iberikan tinakan kepera2atan tingkat pengetahuan pasien meningkat, engan kriteria hasil5 1enyatakan pemahaman proses penyakit/prognos isan kebutuhan pengobatan! 1elakukan perubahan prilaku an pola hiup unruk memperbaiki kesehatan umurn an menurunkan resiko pengakti,an ulang luberkulosis paru! 1engienti,ikasi ge*ala yang mernerlukan e)aluasi/inter)en si! 1enerima pera2atan kesehatan aekuat a! 7a*i ulang kemampuan bela*ar pasien misalnya5 perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan bela*ar, tingkat pengetahuan, meia, orang ipercaya!b! Berikan -n,ormasi yang spesi,ik alam bentuk tulisan misalnya5 *a2al minum obat! c! Belaskan penatalaksanaan obat5 osis, ,rekuensi, tinakan an perlunya terapi alam *angka 2aktu lama! Ilangi penyuluhan tentang interaksi obat Tuberkulosis engan obat lain! ! Belaskan tentang e,ek samping obat5 mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan arah! e! 0n*urkan pasien untuk tiak minurn alkohol *ika seang terapi -+=! ,! ?u*uk perneriksaan mata saat mulai an men*alani terapi etambutol! g! Berikan gambaran tentang peker*aan yang berisiko terhaap penyakitnya misalnya5 beker*a i pengecoran logam, pertambangan, pengecatan! h! ?e)ie2 tentang cara penularan Tuberkulosis an resiko kambuh lagi! a. Kemampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan fisik. Keberhasilan tergantung pada kemarnpuan pasien. b. .nformasi tertulis dapat membantu mengingatkan pasien. c. Meningkatkan partisipasi pasien mematuhi aturan terapi dan mencegah putus obat. d. Mencegah keraguan terhadap pengobatan sehingga mampu menjalani terapi. e. Kebiasaan minurn alkohol berkaitan dengan terjadinya hepatitis f. /fek samping etambutol: menurunkan visus, kurang mampu melihat ,arna hijau. g. *ebu silikon beresiko keracunan silikon yang mengganggu fungsi paru/bronkus. h. Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi resiko penularan/ kambuh kembali. Komplikasi uberkulosis: formasi abses, empisema, pneumotorak, fibrosis, efusi pleura, empierna, bronkiektasis, hernoptisis, u0serasi 1astro, .nstestinal #1*, fistula bronkopleural, uberkulosis laring, dan penularan kuman. ?isiko tinggi in,eksi penyebaran / akti)itas ulang in,eksi berhubungan engan pertahanan primer tiak aekuat, ,ungsi silia menurun/ statis sekret, malnutrisi, terkontaminasi oleh lingkungan, kurang in,ormasi tentang in,eksi kuman! .etelah iberikan tinakan kepera2atan tiak ter*ai penyebaran/ akti)itas ulang in,eksi, engan kriteria hasil5 1engienti,ikasi inter)ensi untuk mencegah/menur unkan resiko penyebaran in,eksi! 1enun*ukkan/me lakukan perubahan pola hiup untuk meningkatkan lingkungan yang! aman! " a! ?e)ie2 patologi penyakit ,ase akti,/tiak akti,, penyebaran in,eksi melalui bronkus paa *aringan sekitarnya atau aliran arah atau sistem lim,e an resiko in,eksi melalui batuk, bersin, meluah, terta2a!, ciuman atau menyanyi!b! -enti,ikasi orang"orang yang beresiko terkena in,eksi seperti anggota keluarga, teman, orang alam satu perkumpulan! c! 0n*urkan pasien menutup mulut an membuang ahak i tempat penampungan yang tertutup *ika batuk! ! @unakan masker setiap melakukan tinakan! e! 1onitor temperatur! ,! -enti,ikasi ini)iu yang berisiko tinggi untuk terin,eksi ulang Tuberkulosis paru, seperti5 alkoholisme, malnutrisi, operasi bypass intestinal, menggunakan obat penekan imun/ kortikosteroi, aanya iabetes melitus, kanker! g! Tekankan untuk tiak menghentikan terapi yang i*alani! Kolaborasi: h! Pemberian terapi -+=, etambutol, ?i,ampisin! i! Pemberian terapi a. Membantu pasien agar mau mengerti dan menerima terapi yang diberikan untuk mencegah komplikasi. b. $rang!orang yang beresiko perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran infeksi. c. Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi. d. Mengurangi risilio penyebaran infeksi. e. 2ebris merupakan indikasi terjadinya infeksi. f. Pengetahuan tentang faktor!faktor ini membantu pasien untuk mengubah gaya hidup dan menghindari/mengurangi keadaan yang lebih buruk. g. Periode menular dapat terjadi hanya %!3 hari setelah permulaan kemoterapi jika sudah terjadi kavitas, resiko, penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan. h. .+4 adalah obat pilihan bagi penyakit uberkulosis primer dikombinasikan dengan obat!obat lainnya. Pengobatan jangka pendek .+4 dan 5ifampisin selama 6 bulan dan /tambutol Pyra&inami (PF0)/0linamie, para" amino salisik (P0.), sikloserin, streptomisin! *! 1onitor sputum BT0! untuk % bulan pertama. i. $bat!obat sekunder diberikan jika obat!obat primer sudah resisten j. -ntuk menga,asi keefektifan obat dan efeknya serta respon pasien terhadap terapi 1. E,aluasi >8 157ebersihan *alan napas e,ekti,, engan kriteria e)aluasi5 1empertahankan *alan napas pasien! 1engeluarkan sekret tanpa bantuan! 1enun*ukkan prilaku untuk memperbaiki bersihan *alan napas! Berpartisipasi alam program pengobatan sesuai konisi! 1engienti,ikasi potensial komplikasi an melakukan tinakan tepat! >8 25 Pertukaran gas e,ekti,, engan kriteria e)aluasi5 1elaporkan tiak ter*ai ispnea! 1enun*ukkan perbaikan )entilasi an oksigenasi *aringan aekuat engan @>0 alam rentang normal! Bebas ari ge*ala istress pernapasan! >8 %5 7ebutuhan nutrisi aekuat, engan kriteria e)aluasi5 1enun*ukkan berat baan meningkat mencapai tu*uan engan nilai laboratoriurn normal an bebas tana malnutrisi! 1elakukan perubahan pola hiup untuk meningkatkan an mempertahankan berat baan yang tepat! >8 /5 +yeriapat berkurang atau terkontrol, engan kriteria e)aluasi5 1enyatakan nyeri berkurang atauterkontrol Pasien tampak rileks >J # 5 .uhu tubuh kembali normal engan kriteria e)aluasi 5 .uhu tubuh %3M'"%;M'! >J 3 5 Pasien mampu melakukan akti)itas alam batas yang itoleransi engan kriteria e)aluasi 5 1elaporkan atau menun*ukan peningkatan toleransi terhaap akti)itas yang apat iukur engan aanya ispnea, kelemahan berlebihan, an tana )ital alam rentan normal! >J ; 5 Tingkat pengetahuan pasien meningkat, engan kriteria e)aluasi5 1enyatakan pemahaman proses penyakit/prognosisan kebutuhan pengobatan! 1elakukan perubahan prilaku an pola hiup unruk memperbaiki kesehatan umurn an menurunkan resiko pengakti,an ulang luberkulosis paru! 1engienti,ikasi ge*ala yang mernerlukan e)aluasi/inter)ensi! 1enerima pera2atan kesehatan aekuat! >J A 5Tiak ter*ai penyebaran/ akti)itas ulang in,eksi, engan kriteria e)aluasi5 1engienti,ikasi inter)ensi untuk mencegah/menurunkan resiko penyebaran in,eksi! 1enun*ukkan/melakukan perubahan pola hiup untuk meningkatkan lingkungan yang! aman! &aftar pustaka 0nonymous!(2010)! uberkulosis.?etrie)e5 7amis, 11 1aret 2010, ,rom http5//i!2ikipeia!org/2iki/Tuberkulosis 'ontent Team, 0sian Brain! (2009 )! uberkulosis #)'&!?etrie)e5 7amis, 11 1aret 2010, ,rom http5//222!anneahira!com/pencegahan"penyakit/tbc!htm >oengoes, 1arilynn G! 1999! ?encana 0suhan 7epera2atan Peoman untuk Perencanaan an Penokumentasian Pera2atan Pasien! Bakarta 5 G@' 1ans*oer, 0ri, ,kk! 1999! 7apita .elekta 7eokteran Gisi --! Bakarta5 :akultas 7eokteran I- 1eia 0escullapius! Price, .yl)ia 0nerson!200#!Patofisiologi: Konsep Klinis Proses!Proses Penyakit , /disi 7.Bakarta5G@' .melt&er, .u&anne! ' an Bare, Brena! @! 2001! Buku a*ar 7epera2atan 1eikal Beah Brunner an .uarth 6olume 1! Bakarta5 G@' Iner2oo, B!'!G!1999!Patologi Imum an .istematik 6olume 2!Bakarta5 G@'