1.1 Pengertian Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali seari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Mansjoer Arif dkk, 2000 hal!"0# Diare atau gastroenteritis akut adalah suatu keadaan bertambahn$a kekerapan dan kecairan buanng air besar. Masih dianggap normal bila frekuensin$a dalam sehari sekitar 1%& kali dan ban$akn$a 200%2'0 gram sehari ((in )na$ah, 200! hal1*1# Diare akut adalah diare $ang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari " hari pada ba$i dan anak $ang sebelumn$a sehat (Mansjoer Arif dkk,2000 hal!"0# 1.2 +tiologi 1.2.1 Pen$ebab utama , 1. )nfeksi , -irus (.ota-irus, adeno-ius, nor/alk#, bakteri (0higella, salmonela, +.1oli, 2ibrio# Parasit (Proto3oa +,4istol$tica, 5.lambia, balantidium coli, cacing perut askaris, trikuris, strongiloideus dan jamur, kandida#. 2. Malabsorbsi , karbohidrat (intoleransi laktosa#, lemak, atau protein. &. Makanan , makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan !. )munodfisiensi '. Psikologis , rasa takut dan cemas. 1.2.2 Pen$ebab lain, toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa $ang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain. 1. Pengurangan atau penghambatan ion%ion. Perangsangan dan sekresi aktif ion%ion pada usus (0ecretor$ diarrhea# 2. 6erdapatn$a 3at $ang sukar diabsorbsi atau cairan dengan tekanan osmotik $ang tinggi pada usus (obat pencahar7 laksantif#, pen$impangan pencernaan makanan, kegagalan pengangkutan makanan non%elektrolit $ang mempun$ai tekanan osmotik tinggi. 3. Perubahan pergerakan dinding usus. Penurunan pergerakan peristaltic $ang men$ebabkan bertambahn$a perkembangan bakteri dalam rongga usus, meningkatn$a pergerakan usus $ang men$ebabkan kurangn$a /aktu kontak anatara makanan dengan permukaan usus halus, sehingga makanan cepat masuk kedalam lumen kolon, 1 pengosongan kolon secara premature $ang disebabkan isi kolon atau proses peradangan kolon $ang mempersingkat /aktu kontak, sehingga -olume dan feces akan bertambah cair. 1.2.& 8aktor resiko terjadin$a 5astroenteritis 1. 9umlah penduduk $ang padat7ramai. 2. Makanan $ang terkontaminasi 7makanan dengan temperatur $ang tidak cukup tinggi sehingga tidak dapat membunuh organisme pen$ebab 5astroenteritis. 3. 0anitasi lingkungan $ang jelek 1.3 :lasifikasi diare ;erdasarkan pen$ebabn$a diare dibagi menjadi , 1. Diare sekresi Diare $ang disebabkan oleh infeksi -irus, kuman patogen dan apatogenesis, hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, ha/a dingin, alergi dan difisiensi imun terutama )g A sekretorik. 2. Diare osmotik Diare $ang disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori protein, atau ba$i berat badan lahir rendah dan ba$i baru lahir. 1.4 Manifestasi klinik 5ejala%gejala $ang ditimbulkan pada anak $ang mengalami diare adalah sebagai berikut, 1. Anak menjadi cengeng 2. 5elisah 3. 0uhu badan mungkin meningkat 4. <afsu makan berkurang atau tidak ada 5. Diare $ang bercampur darah, lendir, lemak dan berbuih 6. .asa sakit di perut 7. .asa kembung 8. 6onus dan turgor kulit berkurang 9. 0elaput lendir dan bibir kering 10. =bun>ubun besar tampak cekung pada ba$i 2 1.' Pohon masalah (?eb of 1aution# Malabsorbsi makanan besi, beracun, alergi makanan )munodfisiensi 6oksin @bat%obatan .asa takut dan cemas infeksi Meningkatkan sekresi usus Penumpukan 1airan di usus :egagalan pen$erapan makanan non elektrolit Nyeri akut Penurunan peristaltik usus Perkembangbiakan bakteri meningkat )ritasi usus Peradangan usus Meningkatkkan peristaltik usus Pergerakan usus meningkat ?aktu kontak dengan makanan berkurang di usus halus Makanan masuk kelumen kolon Penggosongan kolon prematur 2olume dan konsistensi feces encer dengan memba/a ion%ion elektrolit Resti Kekurangan volume cairan dan elektrolit :ondisi asam di usus Mual7 muntah Resiko tinggi Nutrisi kurang dari keutu!an tuu! Anoreksia 0uhu meningkat "i#ertermi & 1.A. Pemeriksaan penunjang 1.A.1. Pemeriksaan tinja Makroskopis dan mikroskopis, ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula, biakan kuman untuk mencari kuman pen$ebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten#. 1.A.2 Pemeriksaan darah Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama <a,:,1a dan Potassium serum pada diare $ang disertai kejang#. 1.6.3 Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal. 1.6.4 Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman pen$ebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik. 1.". Pemeriksaan diagnostik 1.".1 Pemeriksaan fisik 1. Penurunan berat badan 2. Anemia &. Demam 1.".2 Pemeriksaan khusus 1. 1olon rektal 2. .ektosigmoideskopi &. :olonoskopi !. ;arium enema '. 8oto dada A. ;arium meal 1.".& Pemeriksaan laboratorium 1. (+D 2. 4ipokalsemia &. A-itaminosis D !. 0erum albumin tinggi 1.".! .adiologis 1.".' :olonoskopi 1.B. Penatalaksanaan diare Prinsip penatalaksanaan pada diare adalah , 1.8.1 Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologin$a. 6ujuan terapi rehidrasi adalah untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara tepat (terapi rehidrasi# kemudian mengganti caira $ang hilang sampai diaren$a berhenti (terapi ruatan#. 9umlah cairan $ang masuk harus sama dengan cairan $ang di keluarkan atau hilang melalui diare atau muntah, ditambah ban$akn$a cairan $ang hilang melalui keringat, urin, dan pernapasan dan ditambah dengan ban$akn$a cairan $ang hilang melalui tinja dan muntah $ang masih terus berlangsung. 9umlah ini tergantung pada derajat dehidrasi. 1.8.2 Makanan harus diteruskan bahkan ditingatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada status gi3i. 1.8.3 Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaatn$a untuk keban$akan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali pada, disentri, suspek kolera dan diare persisten. 1.8.4 @bat%obatan antidiare meliputi antiotilitas (misal loperamid, difenoksilat, kodein, opium#.adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit# 1.9 Pengkajian 1.9.1 @bser-asi 1. +nteritis regional,n$eri seperti kramsering pada kuadran ba/ah dengan diare, sering mengandung melena dan atau steatorea 2. :olitis ulseratif,kram abdomen kolikn$eri biasan$a minimal, sering diare dan mengandung lndir, melena, dan pus. 3. Anoreksia 4. Penurunan berat badan 5. Demam 6. Mual, muntah 7. Malaise umum 8. Peristaltik meningkat 9. :etidakstabilan emosional 1.9.2 Potensial komplikasi 1. :etidakstabilan elektrolit 2. Dehidrasi, malutrisi, anemia 3. @bstruksi usus, perforasi 4. 4emoragi 5. 0$ok 6. 8istula, peritonitis 7. Abces perianal, fistula, fisura 8. Depresi 1.10 Diagnosa kepera/atan 1.10.1 .esti :ekurangan -olume cairan $ang berhubungan dengan kehilangan cairan abnormal (diare#. 1 6ujuan Pasien menunjukkan status hidrasi $ang baik selama pera/atan 2 :riteria 4asil 1. 6anda -ital $ang stabil 2. 4idrasi adekuat seperti $ang ditunjukkan dengan turgor kulit $ang normal dan membran mukosa lembab. 3. Masukan dan haluaran seimbang )nter-ensi 1. :aji status hidrasi. .,Mengetahui status cairan $ang dibutuhkan pasien. 2. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit dan -itamin .,Memenuhi kebutuhan cairan selama cairan oral tidak memungkinkan 3. =kur masukan dan haluaran setiap B jam .,Memantau keseimbangan masukan dan pengeluaran cairan 4. Pantau elektrolit .,+lektrolit seperti natrium dan kalium ban$ak hilang saat diare 5. 6imbang klien setiap hari karena pada /aktu $ang sama dengan pakaian dan alat penimbang sama .,Penimbangan berat badan tiap hari dapat mendeteksi kehilangan cairan 6. Pantau tanda -ital setiap ! jam hindarkan penukuran suhu rektal. .,:ehilangan caiarn berlebih saat diare dapat men$ebabkan terjadin$a s$ok dan hipo7hipertermi. +-aluasi, Pasien menunjukkan status hidrasi $ang baik selama pera/atan 6anda -ital $ang stabil 4idrasi adekuat seperti $ang ditunjukkan dengan turgor kulit $ang normal dan membran mukosa lembab. Masukan dan haluaran seimbang 1.10.2 Diare berhubungan dengan inflamasi usus 1. 6ujuan :onsistensi feces kembali lembek dengan frekuensi defekasi tidak lebih dari & kali sehari 2. :riteria hasil Pasien menunjukkan penurunan pada frekuensi defekasi Pasien mengatakan bah/a konsistensi feces kembali normal (lembek#. )nter-ensi, 1. Pertahankan tirah baring .,6indakan ini dapat meningkatkan relaksasi otot 5asrointestinal dan mengurangi kram 2. :aji dan pantau jumlah, frekuensi, konsistensi dan /arna feces .,Mengontrol derajat keparahan diare 3. Auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus setiap B jam Peningkatan peristaltik usus menngidentifikasikan /aktu pengosongan usus 4. =kur lingkar abdomen setiap B jam .,Diare men$ebabkan perut kembung dan terasa penuh 5. 0eimbangkan istirahat dan akti-itas .,Akti-itas berlebih dapat meningkatkan kontraksi otot 5) dan meningkatkan kram 6. 0iapkan lingkungan bebas dari bau tetap tutup bedpen pada jarak $ang mudah diraih kosongkan, bersihkan, dan kembalikan pada tempat $ang tepat .,Pemandangan dan bau tak sedap dapat merangsang pusat muntah +-aluasi, :onsistensi feces kembali lembek dengan frekuensi defekasi tidak lebih dari & kali sehari Pasien menunjukkan penurunan pada frekuensi defekasi Pasien mengatakan bah/a konsistensi feces kembali normal (lembek#. 1.10.3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh $ang berhubungan dengan diare dan perubahan absorpsi 1. 6ujuan <utrisi terpenuhi selama pera/atan sesuai dengan kebutuhan. 2. :riteria hasil Pasien dapat mempertahankan berat badan sesuai umur 4asil pemeriksaan laborat dalam batas normal )nter-ensi 1. :aji status nutrisi dan kaji klien dengan mengidentifikasikan makanan $ang mengiritasi .,makanan $ang mengandung sarbitol dapat men$ebabkan atau memperberat diare,dan mengkonsumsi gula akan men$ebarkan gelembung udara untuk mengurangi distensi lambung. 2. ;erikan diet tinggi kalori, protein, dan mineral rendah 3at sisa, lemak dan serat .,Makanana tinggi serat dan tinggi lemak akan men$ebabkan iritasi saluran usus. 3. ;erikan dorongan klien untuk mengikuti /aktu makan $ang telah direncanakan .,9ad/al makan tepat /aktu akan membantu proses pengosongan usus 4. Pertahankan catatan masukan dan hindari makanan $ang telah di rencanakan .,Muntah dan diare dapat dengan cepat men$ebabkan dehidrasi. 5. ;erikan dorongan pada klien untuk makan dengan perlahan, men$un$ah dengan baik, dan menggigit dalam jumlah sedikit .,Makan terlalu cepat dapat meningkatkan resiko iritasi lambung 6. 0ajikan makanan dengan menarik di ruangan $ang ber-entilasi baik .,Menambah nafsu makan +-aluasi, <utrisi terpenuhi selama pera/atan sesuai dengan kebutuhan. Pasien dapat mempertahankan berat badan sesuai umur 4asil pemeriksaan laborat dalam batas normal 1.10.4 <$eri akut berhubungan dengan inflamasi dan iritasi 1. 6ujuan <$eri dapat diturunkan sampai skala $ang dapat ditolerir pasien antara skala n$eri 1%2 2. :riteria hasil Pasien menunjukkan perilaku $ang lebih rileks Pasien mengatakan n$eri sudah berkurang )nter-ensi 1. :aji karakter, intensitas, dan letak n$eri .,Mengetahui derajat n$eri dan membantu dalam perencanaan inter-ensi 2. :aji ketidakefektifan7efek samping sedatif, analgesik, dan supositoria rektal dan salep .,0edatif dan analgetik dapat menurunkan n$eri 3. =bah posisi pasien secara teratur dan gosok punggung untuk mengurangi rasa tidak n$aman .,Posisi $ang sama dalam /aktu lama dapat menambah n$eri pada area $anng menonjol 4. ;erikan akti-itas $ang bersifat hiburan dan istirahat $ang teratur pada klien .,Membantu mengalihkan perhatian terhadap keluhan n$eri 5. Ambulasikan klien dengan bantuan sesuai toleransi ;erikan dorongan dan dan ajarkan metode alternatif penatalaksanaan n$eri .,Pasien dapat menentukan sendiri teknik alternatif bila n$eri dirasakan berat +-aluasi, <$eri dapat diturunkan sampai skala $ang dapat ditolerir pasien antara skala n$eri 1%2 Pasien menunjukkan perilaku $ang lebih rileks Pasien mengatakan n$eri sudah berkurang 2.&.A :urang pengetahuan berhubungan dengan kurangn$a informasi tentang kebutuhan pera/atan di rumah. 1. 6ujuan Pasien dan keluarga dapat mengerti tentang pencegahan dan pera/atan lanjutan di rumah. 2. :riteria hasil Pasien dan keluarga mengatakan mengerti tentang proses pen$akit, dan aturan diet Pasien dapat menggunakan kemampuan koping positif secara sederhana Pasien dan keluarga dapat merubah ga$a hidup dengan makan%makan bergi3i tinggi serat )nter-ensi 1. ;erikan instruksi dalam penatalaksanaan diet, penekanan makanan untuk dihindari buah%buahan dan sa$uran mentah, alkohol, cokelat, dan makanan $ang menghasilkan gas .,Makanan $ang tinggi serat, mengandung gas, dan alkohol dapat merangsang dan mengiritasi saluran usus 2 Diskusikan pentingn$a mencoba satu jenis makanan baru setiap kali makan .,Memodifikasi makanan dapat meningkatkan nafsu makan 3 Diskusikan pentingn$a mengindari stres selama /aktu makan dan mengun$ah makanan dengan baik dan perlahan .,:ondisi stress saat makan akan men$ebabkan produksi asam lambung meningkat sehingga timbul perasaan mual dan n$eri perut 4 9elaskan hubungan pen$ebab stres pada proses pen$akit dan gejala kekambuhan atau kemajuan pen$akit untuk dilaporkan pada dokter. 5 ;erikan informasi tentang obat%obatan termasuk nama, dosis, tujuan /aktu pemberian, efek samping, dan interaksi, jelaskan pentingn$a untuk menghindari pemakaian obat $ang dijual bebas kecuali bila telah dibicarakan sebelumn$a dengan dokter 6 ;erikan dorongan untuk melakukan perjanjian kunjungan tindak lanjut. +-aluasi, <$eri dapat diturunkan sampai skala $ang dapat ditolerir pasien antara skala n$eri 1%2 Pasien menunjukkan perilaku $ang lebih rileks Pasien mengatakan n$eri sudah berkurang 2.3.7 4ipertermi berhubungan dengan respon imun terhadap peradangan pada saluran cerna 1. 6ujuan )ndi-idu dapat mempertahankan suhu tubuh 2. :riteria hasil 0uhu dalam batas normal antara &A%&" C1. :ulit hangat )nter-ensi 1. :aji tanda%tanda -ital tiap ! jam 2. Pantau asupan dan haluaran 3. Anjurkan pentingn$a peningkatan asupan cairan selama cuaca hangat dan latihan .,Penggunaan akti-itas berlebih saat cuaca hangat dan saat latihan dapat meningkatkan /ater loss $ang tidak disadari 4. 9elaskan perlun$a penggunaan pakaian kendur dan penggunaan topi atau pa$ung 5. ;eri kompres hangat 6. :olaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat antipiretik +-aluasi, )ndi-idu dapat mempertahankan suhu tubuh 0uhu dalam batas normal antara &A%&" C1. :ulit hangat DA$TAR %&STAKA Mansjoer Arief.(2000#. :apita selekta kedokteran.8akultas :edokteran =ni-ersitas )ndonesia9akarta )na$ah.(200!#.Asuhan kepera/atan pada klien dengan gangguan s$stem pencernaan. 0elembaMedika9akarta. 1arpenito (inda 9uall. (1***#..encana asuhan kepera/atan dan dokumentasi kepera/atan. Penerbit ;uku :edokteran +51 9akarta BAB ' AS&"AN KE%ERA(ATAN 2.1 )dentitias Pasien <ama , An < 9enis :elamin , (aki%laki 6empat tanggal lahir , 6ulung Agung =mur , ! 6ahun Anak ke , 0atu <ama A$ah , 6n.M (&' tahun# <ama )bu , <$.) Pekerjaan A$ah , 6:) Pekerjaan )bu , )bu .umah tangga Pendidikan A$ah , 6amat 0M= Pendidikan )bu , 6amat 0MP Agama , )slam 0uku7bangsa , 9a/a7)ndonesia Alamat , 6ulungagung 6anggal masuk .umah sakit , 02 8ebruari 200* Diagnosa Medis , @bs. 8ebris hari )), -omiting, Abdominal pain. dd. Apenddicitis 2.2 .i/a$at :epera/atan 2.2.1 .i/a$at kepera/atan sekarang 1. :eluhan utama ,n$eri perut 2. (ama keluhan ,mulai tanggal 17270* pasien mengalami panas badan turun naik, sering muntah dan perut terasa n$eri 3. Akibat timbuln$a keluhan , Anak han$a tiduran di tempat tidur Anak tidak nafsu makan, akti-itas menurun 4. 8aktor $ang memperberat , Mual dan muntah, ;atuk 5. =pa$a untuk mengatasi ,keluarga mengolesi perut dengan min$ak ka$u putih. 2.2.2 .i/a$at kepera/atan sebelumn$a 1. Prenatal )bu tidak pernah mengalami sakit saat hamil, selama kehamilan ibu memeriksakan kehamilan di ;P0 tiap bulan dan mendapatkan suntikan 66 seban$ak 2 kali selama hamil <atal (ahir ba$i laki%laki dengan berat badan 2100 gr dengan ditolong bidan. ;a$i lahir spontan -ertek dengan umur kehamilan &A minggu, ba$i tidak menangis saat lahir, bibir dan ekstremitas kebiruan. Post <atal 0egera setelah lahir ba$i dilakukan penghisapan lendir oleh ;P0 $ang membantu persalinan dan ba$i menangis setelah di hisap jalan napas. ;a$i kemudian dirujuk ke .0.6A karena masih biru dan nafas tidak teratur selama * hari 2. (uka operasi, tidak terdapat bekas luka operasi atau luka operasi baru pada perut atau bagian tubuh lain. 3. Alergi, tidak terdapat alergi makanan atau obat tetapi saat udara panas kulit pasien sering menjadi gatal dan berbentol%bentol. 4. Pola kebiasaan , Pasien mendapatkan asi hingga usia 1 tahun. Dirumah pasien makan nasi biasa, sa$ur dan lauk tetapi untuk makan sulit sekali, 9arang tidur siang dan semua akti-itas $ang dilakukan pasien di tolong oleh ibu karena pasien belum bisa berjalan sendiri. 5. 6umbuh kembang Anak sudah bisa berkata%kata dengan jelas, anak belum bisa berjalan )munisasi Pasien sudah mendapatkan imunisasi lengkap di Puskesmas 6A 0tatus gi3i ;erat badan (;;# tanggal 27270* 12 kg, ((A D 1' cm, (:D !"%!*%'0 cm, rambut hitam lebat 6ahap perkembangan anak menurut teori psikososial +rik +rikson, 6ahap perkembangan ke ))) $aitu anak memasuki tahap inisiatif dan rasa bersalah 6ahap perkembangan anak menurut teori psikoseksual 0igmund 8reud, 6ahap ke ))) $aitu tahap phalik 2.2.3 .i/a$at kesehatan keluarga 1. :omposisi keluarga, keluarga besar dengan anggota keluarga orang tua, anak dan nenek 2. (ingkungan rumah dan komunitas, dalam satu rumah ditempati oleh keluarga pasien dan nenek. 3. :ultur dan keperca$aan, keluarga pasien merupakan keluarga $ang tekun beribadah, sholat dan mengikuti kegiatan keagamaan di linngkungan. 4. 8ungsi dan hubungan keluarga, keluarga dengan anak prasekolah. 5. Perilaku $ang dapat mempengaruhi kesehatan, keluaarga memeriksakan anggota keluarga di ;P0 6. Persepsi keluarga tentang pen$akit, keluarga mengira anakl sembuh bila dioperasi. 2.3 @;0+.2A0) DA< P+M+.):0AA< 8)0): (;@DE 0E06+M0# 2.3.1 Pernafasan ( ;1, ;reathing# .espirasi, 2B > &A F 7menit )nspeksi, tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak terdapat pernafasan cuping hidung. Perkusi, terdengar sonor Auskultasi, tidak terdapat suara nafas tambahan seperti ronchi, /hee3ing dan rales. 0uara nafas -esikuler pada lapang paru. 2.3.2 1ardiofaskular ( ;2, ;leeding# <adi , 120 F7menit 6ekanan darah , 1007A0 mm4g 0uhu , &B ," 1 Auskultasi , suara murmur jantung tidak terdengar, suara jantung 01 dan 02 tunggal. 2.3.3 Pers$arafan ( ;&, ;rain# .efleks patella G7G Anak tampak mengantuk .efleks pupil G7G isokor. 2.3.4 Perkemihan%+liminasi =ri ( ;!, ;ladder# Palpasi, ;ladder lunak, ;A:, 1 F saat pengkajian /arna urin kuning jernih, tidak teraba massa. )nspeksi, 5enetalia, bersih, tidak ada kemerahan dan lecet%lecet. ;A;, 1F air ampas. 2.3.5 Pencernaan%+liminasi Al-i (;', ;o/el# ;ising usus , B F7menit 6idak tampak luka operasi di perut, pada perabaan perut, teraba keras dan kembung. <$eri tekan pada semua area perut. 2.3.6 6ulang%@tot%)ntegumen (;A, ;one# 6idak tampak deformitas pada ekstermitas, tidak tampak atropi 6idak terdapat kelemahan otot 2.3.7 0istem +ndokrin 6idak terdapat pembesaran kelenjar limfe diketiak, leher, dan lipat paha. 2.! D)A5<@06)1 6+067P+M+.):0AA< P+<=<9A<5 2.!.1 (aboratorium Pemeriksaan Darah lengkap tanggal 2 > 2 > 200* ?;1 11.& k7ul (!.1 %10.* k7ul# (EM 0.B % ".! H( (0.A > !.1 H7(# M)D 0.& > &.0 H M (0.0 > 1.B# 5.A< 10.1 B*.AH 5(2.0 > ".B# .;1 '.'0 M7=l (!.20 > A.&0 M7ul# 45; 1&.2 g7dl (12.0 > 1B.0 g7dl# 416 &".* H (&".0 > '1.0H# M14 2! pg (2A.0 > &2.0 pg# M141&!.Bg7D( (&1.0 > &A.0# .D? 1'.2H (11.' > 1!.'# P(6 !'1 :7ul (1!0 > !!0# :imia Darah 2 > 2 > 200* <aG 1&! (1&A > 1!' m+I7(# :G &."" (&.A > '.0 m+I7(# 2.!.2 .ontgen =05 Abdomen pada tanggal 27270* :es, tidak tampak caiaran bebas di perut, =05 abdomen tidak tampak kelainan 2.!.& 6+.AP) 6anggal & > 2 > 200* Paracet A cc J ' jam rutin 1 hari Paracet A cc J ' jam prn Eekadril A cc 6)D AmbroFol K tab 6)D +rocef &00 mg J 12jam )2 .( '00 cc J10 jam ( '0 cc7jam# :edir, A Pebruari 200* Erva Elli Kristanti ANALISA DATA NO DATA %EN&N)AN* ETIOLO*I +ASALA" 1. 2 D0, Pasien mengatakan perut terasa sakit. D@, % Pasien tampak kesakitan saat alih posisi % Pasien sering kali memegang perut dan melindungi perut % Pasien sesekali tampak men$eringai % <adi 120 F7menit % .. 2BF7menit % ?ajah tampak pucat D0, Pasien mengatakan mengantuk dan lemas serta kedinginan. D@, % Pasien tampak mengantuk % :ulit teraba panas % 0, &B, " 1 % :ulit tampak agak kemerahan % ?;1 11.& k7ul Proses infeksi masuk melalui makanan hematogen Peradangan mukusa usus <$eri Proses infeksi 7 penjalaran pen$akit Peradangan (respon imflamasi# mukosa usus Peningkatan suhu hipertermi <$eri akut b7d peradangan mukosa usus 4ipertermi b7d peradangan (respon inflamasi# mukosa usus D)A5<@0A :+P+.A?A6A< 1. <$eri akut b7d peradangan mukosa usus 2. 4ipetermi b7d peradangan (respon inflamasi# mukosa usus I. P+.+<1A<AA< NO DIA*NOSA T&)&AN INTER,ENSI RASIONAL T*L DIB&AT- %ARA$ T*L DI"ENTIKAN- %ARA$ 1. <$eri akut b7d peradangan mukosa usus <$eri dapat berkurang selama pera/atan 1F2! jam dengan criteria hasil, % pasien tampak lebih rileks. % Pola nafas teratur dengan frekuensi 1A > 2! F7menit % Pasien tidak tampak kesakitan % Aktifitas meningkat 1. :aji skala n$eri 0 > 10 2. :aji derajat n$eri, lokasi, frekuensi dan sifat n$eri 3. ;eri masase sesuai indikasi bila diperlukan pada area $ang tidak sakit 4. Ajari teknik distraksi7 pengalihan perhatian 5. Ajari teknik nafas dalam 1. Membantu dalam pembuatan inter-ensi kepera/atan 2. Menambah data focus untuk inter-ensi berikutn$a. 0ifat n$eri dapat menunjukan pen$ebab n$eri 3. Masase dapat meningkatkan ken$amanan sehingga mengurangi n$eri 4. Pengalihan perhatian dapat mengalihkan pusat terhadap n$eri 5. 6eknik nafas dalam dapat 6. :olaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic. 7. 9aga lingkungan tenang menurunkan pengabilan oksigen dan meningkatkan perasaan tenang 6. Analgesik dapat menurunkan n$eri 7. (ingkungan tenang akan meningkatkan ken$amanan. 2 4ipertermi b7d peningkatan metabolisme tubuh mela/an infeksi 0uhu dalam rentang normal selama 1F2! jam pera/atan dengan criteria hasil, % 0, &A%&" 1 % ?;1 dalam rentang !.1 > 10.* k7ul % :ulit lembab % :ulit tak tampak kemerahan 1. =kur suhu badan tiap ! jam 2. ;eri kompres hangat dan bila perlu ajarkan keluarga melakukan 3. Pantau tanda%tanda dehidrasi 4. Pantau intake > output 5. Anjurkan pasien ban$ak minum 1. Peningkatan suhu mengidentifikasi proses infeksi masih berlangsung. 2. :ompres hangat dapat membuka pori%pori kulit (-asodilatasi# sehingga panas keluar dari tubuh 3. :ehilangan cairan dapat terjadi se/aktu demam. 4. 4ipertermi dapat meningkatkan metabolisme sehingga penggunaan energi meningkat 5. Mengganti dan menjaga keseimbangan kebutuhan cairan 6. :olaborasi dengan dokter dalam pemberian obat, % antipirektik, paracet A cc tiap ' jam % antibiotik, erocef &00 g )2 J 12 jam selama demam 6. Memberikan obat sesuai dokter % antipirektik bekerja dengan menurunkan panas % antibiotik bekerja untuk membunuh agen pen$ebab infeksi Diagnosa :epera/atan ,4ipertermi b7d Proses peradangan mukosa usus 6ujuan , 0uhu dalam rentang normal selama 1F 2! jam pera/atan :riteria hasil , % 0, &A%&" 1 % ?;1 dalam rentang !.1 > 10.* k7ul % :ulit lembab % :ulit tampak kemerahan )MP(+M+<6A0) :+P+.A?A6A< TAN**AL )A+ I+%LE+ENTASI KE%ERA(ATAN 2 > 2 > 200* B am 1. Mengukur tanda%tanda -ital terutama suhu , &B," C1 DF ) B.10 am 2. Mengobser-asi tanda%tanda dehidrasi , kulit lembab, pasien tampak mengantuk, pasien mengatakan kehausan * am &. Mengobser-asi masukan dan haluaran makanan dan ciaran 10 am !. :olaborasi dengan dokter dalam pemberian obat, % Paracetamol A cc 10,1' am '. Memberikan pen$uluhan tentang cara memberikan kompres hangat.untuk menurunkan panas 12 am '. Mengukur tanda%tanda -ital terutama suhu , &"," C1 A. Memberikan obat antibiotik, +rocef &00 mg )2 Diagnosa kepera/atan , <$eri akut b7d peradangan mukosa usus 6ujuan , <$eri dapat berkurang dalam 1 F 2! pera/atan :riteria 4asil , % pasien tampak lebih rileks. % Pola nafas teratur dengan frekuensi 1A > 2! F7menit % Pasien tidak tampak kesakitan % aktifitas meningkat I+%LE+ENTASI KE%ERA(ATAN TAN**AL )A+ I+%LE+ENTASI KE%ERA(ATAN 2 > 2 > 200* B am 1. Mengkaji skala n$eri , skala n$eri * DF 2 B.10 am 2. Mengatur posisi $ang n$aman , miring kiri dan kanan * am &. Membatasi jumlah pengunjung 10 am !. :olaborasi dengan dokter dalam pemberian obat, % Paracetamol A cc 12 am '. Mengukur tanda%tanda -ital terutama <adi , 100F7menit dan <apas , 2B F7menit E,AL&ASI 6anggal L <o Diagnosa +-aluasi 27270* 1 4ipertermi berhubungan denganproses peradangan mukosa usus 0 ,Pasien mengatakan masih kedinginan @,Pasien tampak mengantuk :ulit kemerahan 0, turun 1,1 C A,6ujuan belum tercapai P,)nter-ensi dilanjutkan 1.Mengukur tanda%tanda -ital terutama suhu 2.Mengobser-asi tanda%tanda dehidrasi &.Mengobser-asi masukan dan haluaran makanan dan ciaran !. :olaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik 6anggal L <o Diagnosa +-aluasi 27270* 2 <$eri akut berhubungan dengan peradangan mukosa usus 0 ,Pasien mengatakan masih n$eri tapi agak berkurang @,Pasien men$eringai saat berganti posisi <adi , 100F7menit <apas , 2B F7menit A,6ujuan belum tercapai Muncul masalah baru, Perubahan eliminasi al-i b7d feces encer sekunder terhadap diare P,)nter-ensi dilanjutkan 1.Mengukur tanda%tanda -ital terutama nadi dan napas 2.Mengatur posisi $ang n$aman , miring kiri dan kanan &.Membatasi jumlah pengunjung !. :olaborasi dengan dokter dalam pemberian obat, % Paracetamol A cc J 'jam ),1.:aji frekuensi , konsisitensi, bau feces 2. Ajurkan keluarga dan pasien untuk menjaga daerah perianal tetap kering &. Anjurkan pasien dan keluarga untuk menghindari makanan mengandung serat tinggi dan mengandung gas !. ;eri salp atau lotion setelah buang air besar '. :olaborasi dengan dokter dalam pemberian obat aintidiare +, :eluarga mengatakan bab terakhir cair dengan sedikit ampas dan ada lender ., Mengkaji ulang frekuensi ;A; :olaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan tinja