Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DEFINISI
Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan atau paralisis secara
fokal yang onsetnya akut tanpa penyebab lain yang nyata seperti trauma. Yang
ditandai dengan flaccid dan mengenai anak kelompok < 15 tahun termasuk
didalamnya Sindrom Guillain-Barre. AFP disebabkan oleh beberapa agen
termasuk enterovirus, echovirus, atau adenovirus
Poliomilitis (Sinonim : Acute anterior poliomeilytis, infantile paralysis,
penyakit Heine dan meidin) adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh
virus dengan predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang
dan inti motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut
akan terjadi kelumpuhan serta autropi otot. Poliomielitis atau polio, adalah
penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa
penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ketubuh
melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir kesistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan (paralysis).
Klaasifikasi virus :
Golongan: Golongan IV ((+)ssRNA)
Familia: Picornaviridae
Genus: Enterovirus
Spesies: Poliovirus
ETIOLOGI
Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3 yaitu :
1. Brunhilde
2. Lansing
3. Leon ; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan
/oksidan. Masa inkubasi : 7-10-35 hari
GEJALA KLINIS
Poliomielitis terbagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Poliomielitis asimtomatis : Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat
gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik
sama sekali.
2. Poliomielitis abortif : Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai
beberapa hari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea,
muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri abdomen.
3. Poliomielitis non paralitik : Gejala klinik hamper sama dengan poliomyelitis
abortif , hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul
1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian
remisi demam atau masuk kedalam fase ke2 dengan nyeri otot. Khas untuk
penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang
otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
4.
Bentuk bulbar. Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau
tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
PATOFISIOLOGI
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak semua
neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat
terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala.
Daerah yang biasanya terkena poliomyelitis ialah :
Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta
formasio retikularis yang mengandung pusat vital,
Palidum dan
Diet adekuat
Akupuntur
Interferon
INTERVENSI
Diagnosa 1 :
1. Pantau pola makan anak. R/Mengetahui intake dan output anak
2. Berikan makanan secara adekuat R/mencakupi masukan sehingga output dan
intake seimbang
3. Timbang berat badan R/Mengetahui perkembangan anak
4. Berikan makanan kesukaan anak R/Menambah masukan dan merangsang anak
untuk makan lebih banyak
5. Berikan makanan tapi sering R/Mempermudah proses pencernaan
Diagnosa 2 :
1. Pantau suhu tubuh. R/Untuk mencegah kedinginan tubuh yang berlebih
2. Jangan pernah menggunakan usapan alcohol saat mandi/kompres. R/Dapat
menyebabkan efek neurotoksi
3. Hindari mengigil
4. Kompres mandi hangat durasi 20-30 menit. R/Dapat membantu mengurangi
demam
1.
2.
3.
4.
Diagnosa 3 :
Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. R/Pengenalan dini dan pengobatan
ventilasi dapat mencegah komplikasi.
Auskultasi bunyi nafas R/Mengetahui adanya bunyi tambahan
Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi
fowler. R/Merangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru
Berikan tambahan oksigen. R/Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru
Diagnosa 4 :
1. Lakukan strategi non farmakologis untuk membantu anak mengatasi nyeri
.R/Theknik-theknik seperti relaksasi, pernafasan berirama, dan distraksi dapat
membuat nyeri dan dapat lebih di toleransi
2. Ajarkan anak untuk menggunakan strategi non farmakologis khusus sebelum
nyeri. R/Pendekatan ini tampak paling efektif pada nyeri ringan
3. Minta orang tua membantu anak dengan menggunakan srtategi selama nyeri
Latihan ini mungkin diperlukan untuk membantu anak berfokus pada tindakan
yang diperlukan
4. Berikan analgesic sesuai indikasi.
Diagnosa 5 :
1. Tentukan aktivitas atau keadaan fisik anak R/Memberikan informasi untuk
mengembangkan rencana perawatan bagi program rehabilitasi.
2. Catat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan yang ada) R/Kelelahan yang
dialami dapat mengindikasikan keadaan anak