Sunteți pe pagina 1din 3

Gangguan Menelan

Gangguan menelan dapat mengakibatkan aspirasi dan batuk kronis. Selain itu, rendahnya klirens
sekresi di hipofaring dan dismotilitas juga dapat mengakibatkan gangguan serupa. Menurut
penelitian, lebih dari 2% lanjut usia mengalami masalah gangguan menelan (presbyphagia) dan
diperburuk dengan kondisi gigi yang jelek, peningkatan waktu transit di faring serta masalah
neurologis. Walaupun tidak didapatkan faktor komorbid pada pasien, dinding esophagus
menjadi lebih kaku dan jumlah ganglion oesophageal menurun seiring bertambahnya usia.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk kasus gangguan menelan salah satunya yaitu
dengan FEES ( Fibreoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing). Dengan FESS, pemeriksaan
menjadi lebih cost effective dan aman karena tidak ada paparan radiasi.
Kantong faring harus dikeluarkan ketika mempertimbangkan batuk kronis yang disebabkan
laingofaring. Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu dengan kontras seperti menelan barium.
Manajemen yang dilakukan tergantung derajat keparahan dari gejala yang ada. Endoscopic
stapling adalah modalitas yang bisanya digunakan dalam pembedahan, namun pada kantong
faring yang besar atau rekuren diperlukan open procedure.
Disfungsi Laring
Batuk kronis telah terbukti sangat berhubungan dengan keluhan pada laring, karena
hipersensitivitas pada sensori laring kemudian laring mengeluarkan reflek batuk. Disfungsi pita
suara merupakan akibat dari paradoxical vocal fold movement (PVCM) dan dampaknya
membuat aliran udara inspirasi menjadi berkurang. Menurut Ryan et al., pada 25 pasien yang
menderita batuk kronis, 56% diantaranya mengalami paradoxical vocal cord movement (PVCM).
Paradoxical vocal cord movement mengakibatkan penutupan glottis dan saluran atas menjadi
menyempit. Penyempitan ini akan berdampak menjadi batuk, sesak nafas, dan wheezing. Gejala
ini terkadang sulit dibedakan dengan gejala asma.
Spasme Laring
Spasme laring adalah kekakuan sementara pada pita suara yang mengganggu proses pernapasan.
Kekakuan ini dapat berlangsung hingga 30 detik dan jika ada penurunan kesadaran pita suara
akan relaksasi. Semua keadaan yang berhubungan atau mendasari seperti alergi atau refluks
harus ditangani terlebih dahulu. Botox secara intra-laryngeal telah digunakan untuk menangani
spasme laring, namun berakibat frekuensi munculnya gejala menjadi tidak terkontrol.
Stenosis Laringotrakea
Stenosis laringotrakea biasanya muncul dengan gejala sulit bernapas dan berkaitan dengan
rendahnya toleransi aktivitas namun bisa juga berhubungan dengan batuk kronis. Gejala yang

muncul biasanya tersembunyi dan sering didiagnosis asma. Penyebab stenosis laringotrakea
biasanya karena congenital atau didapat. Pada orang dewasa, 50% disebabkan karena ventilator
di ICU.
Penatalaksanaan stenosis laringotrakea tergantung pada ukuran, lokasi, dan faktor lain yang
berpengaruh. Untuk menilai itu semua dibutuhkan pemeriksaan endoscopi laser
laryngotracheoplasty dan balloon dilatation dengan general anaesthetic.
Kondisi sistemik
Kondisi yang biasanya ditemukan adalah sarcoidosis dan Wegeners Granulomatosis. Gejala
dapat muncul bervariasi dari perubahan kualitas suara hingga sulit untuk bernapas. Batuk kronis
terkadang berhubungan dengan kondisi-kondisi diatas ketika airway terganggu.
Kondisi kepala dan leher
Lesi benigna maupun maligna di laring dapat berhubungan dengan batuk. Penatalaksanaan kasus
ini di luar lingkup dari tulisan ini, namun biasanya dilakukan endoskopi atau pembedahan dan
untuk kasus maligna biasanya dilakukan radioterapi.
Batuk Psikogenik
Menurut Van den Bergh bahwa ada bukti yang signifikan mengenai proses psikologi dasar
dengan batuk dan perilaku batuk. Atensi, kognisi, emosi, pembelajaran dan faktor social
berpengaruh terhadap proses penentuan antara mekanisme kortikal pusat dan subfungsi
psikologi.
Kesimpulan
Batuk kronik sering terjadi namun merupakan gejala kompleks yang membutuhkan pemikiran
dan analisis yang cermat pada setiap kasus. Pendekatan yang multi dislipin dan tidak ragu-ragu
merupakan kunci utama penatalaksanaan dan disini Otolaringologis diharapkan mampu
memahami betul kondisi yang berhubungan dengan gejala tersebut. Endoskopi direk pada
hidung, laring, dan faring dapat mengidentifikasi dari tanda yang kerap terlewatkan.
Saran untuk pasien batuk kronik

Membawa air minum seteguk air dingin untuk menekan rasa ingin batuk. Hmmm
atau berdehem hingga mendapatkan minum supaya meminimalkan trauma pada laring
Menghirup uap lakukan selama 10 menit sebanyak 2 sampai 3 kali sehari dapat
melegakan laring, tambahkan Kristal mentol kalau perlu
Tidur dengan kepala atau kasur lebih tinggi
Kurangi berat badan
Perubahan diet untuk meminimalisir refluks gaster

Hindari alergi atau pencetus batuk

Pengobatan

Proton pump inhibitor 2 kali sehari selama 2-3 bulan jika terbukti GERD atau LPR
Alginate setelah makan siang dan makan malam
Obati hidung dan PND dengan nasal steroid (tambahkan antihistamin jika terbukti atau
curiga alergi)
Hentikan ACE inhibitor dan gunakan alternative lain
Botox intra laring adalah pilihan terakhir. Terapi ini membantu meringankan spasme
laring tetapi juga merelaksasi laring dari trauma maupun batuk

S-ar putea să vă placă și