Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Job Analysis
1.1 Pengertian Job Analysis
1. Menurut (Dessler, 2013)
Job analysis is the procedure through which you determine the duties of
these positions and the characteristics of the people to hire for them. Yaitu
analisis jabatan adalah prosedur di mana anda menentukan tugas dari jabatan dan
karakteristik orang-orang yang akan dipekerjakan.
2. Menurut (Moekijat, 2008)
Analisis jabatan adalah proses sistemik dari penentuan ketrampilan,
kewajiban, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menyelesaikan jabatanjabatan dalam suatu organisasi.
3. Menurut (Russell & E.A, 1993)
Job analysis is the process of gathering information about a job. job
analysis adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang suatu jabatan.
4. Menurut (Armstrong, 2009)
Job Analysis is the process of collecting, analizing, and setting out
information about the content of jobs in order to provide the basis for ajob
description and data for the recruitment, training, job evaluation and
performance management.
Analisis Jabatan adalah proses pengumpulan, menganalisis, dan menetapkan
informasi tentang isi pekerjaan dalam rangka memberikan dasar untuk deskripsi
pekerjaan dan data untuk perekrutan, pelatihan, evaluasi pekerjaan dan
manajemen kinerja
5. Menurut R. Wayne Mondy (Durai, 2010)
Job analysis is the systematic process of determining the skills, duties, and
knowledge required for performing jobs in an organization.
2.
Job classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam klasklas, kelompok-kelompok atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistimatika
tertentu.
3.
4.
berbagai
kelompok.
5.
Personil requirement/specifications berupa penyusunan persyaratanpersyaratan atau sepesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti
pengetahuan keterampilan, ketangkasan, sifat-sifat dan cirri-ciri yang
diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan .
6.
kemanpuan-kemanpuan
dan
kekurangan-kekurangan
yang
7.
8.
Worker
mobility,
merupakan
salah
satu
langkah
dalam
usaha
Efficiency
Ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan
keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan refrensi tertentu
pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedur-prosedur kerja, susunan
kerja dan standar kerja.
10. Safety
Sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi
dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi
fisik dan kondisi lingkungan.
11. Human resource planning
Ini meliputi kegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk
memastikan bahwa organisasi tersebut masih memiliki dan akan terus
menerus memiliki jumlah dan macam orang yang tepat pada tempat yang
tepat.
12. Legal/quasi legal reqruitments, aturan-aturan dan ketentuan ketentuan
lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
I.3 Prinsip Job Analysis
Menurut (Aswathappa, 2005) prinsip utama yang harus diingat dalam membuat
analisis pekerjaan :
a. Analisis, bukan daftar tugas
Analisis
pekerjaan
harus
menguraikannya
menjadi
bagian-bagian
Job
Analysis
untuk
menentukan
kegiatan-kegiatan
yakni
pendidikan
dan
pengalaman
bagaimana
serta
keputusan,
prencanaan
dan
aktivitas-aktivitas
proses
utama
dalam
menentukan
dan
kemudian
dalam
Merupakan gambaran contoh perilaku kinerja yang bagus atau kurang baik
dalam konteks dan konsekuensi yang ada. Keuntungan : karena perilaku yang
tampak dan terukur, sehingga informasi dapat dengan mudah digunakan
dalam penilaian kinerja dan rencana pelatihan. Kerugian : Gambaran rata-rata
atau tipe-tipe perilaku tidak dapat dikumpulkan sehingga tidak bisa
mencerminkan keseluruhan cakupan jabatan.
4. Diaries (Catatan harian)
Merupakan catatan harian pelaksanaan pekerjaan oleh pemegang jabatan.
Keuntungan : bentuk penulisan sangat familiar bagi pemegang jabatan dan
atasannya sehingga data lebih mudah untuk digunakan misalnya dalam
peningkatan penilaian kinerja dan memberikan wawasan dalam pelaksanaan
pekerjaan .
5. Background Record
Ulasan dari bahan yang relevan misalnya struktur organisasi, petunjuk
pelatihan perusahaan, kebijakan dan prosedur organisasi atau job description.
Keuntungan: menyediakan informasi pekerjaan awal yang membantu analist
dalam mengembangkan pertanyaan wawancara atau kuesioner, memberikan
informasi kontekstual yang sangat berguna untuk jabatan, dan relatif lebih
mudah. Kerugian: Mungkin data/informasi yang diberikan kurang lengkap
dan umumnya membutuhkan data atau informasi dari metode yang lain,
biasanya memberikan informasi sebatas pada KASOCs (Knowledge,
Attitude, Skill, and Other Characteristics) yang dibutuhkan dalam peringkat
tugas.
6. Metode Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
pekerjaan
yang telah
keuntungan dari FJA adalah bahwa setiap jenis pekerjaan mempunyai skor
kuantitatif. Sehingga, pekerjaan bisa diatur untuk kompensasi atau tujuan
manajemen sumber daya manusia yang lain karena pekerjaan dengan
tingkatan yang sama diasumsikan sama dengan lainnya.
b. Position Analysis Questionnaire(PAQ)
Kuesioner terstruktur untuk penilaian kerja secara kuantitatif telah
dikembangkan oleh peneliti pada Universitas Purdue yang disebut sebagai
Position Analysis Questionnaire (PAQ). Analisis Posisi kuesioner (PAQ)
merupakan sebuah kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif mengenai tugas dan tanggung jawab berbagai pekerjaan.
Metode ini merupakan elemen dasar yang mungkin atau mungkin
tidak memainkan peran penting dalam pekerjaan. Pekerjaan analis
memutuskan item masing-masing memainkan peran dan jika demikian
sampai sejauh mana. Sebagai contoh, bahan tertulis yang diterima
peringkat 4, menunjukkan bahwa bahan-bahan tertulis (seperti buku,
laporan, dan catatan kantor) memainkan peran yang cukup besar dalam
pekerjaan.
Karena kuesioner membutuhkan pengalaman yang cukup dan
tingkat pemahaman membaca yang tinggi untuk menyelesaikannya, isinya
biasa dilakukan oleh analis pekerjaan yang sudah ditraining.
Terdapat 194 butir yang terdapat pada PAQ, dan diklasifikasikan
menjadi 6 bagian yaitu:
a. Input informasi, yaitu tempat dan cara pemegang jabatan mendapat
informasi.
mengumpulkan
informasi
tentang
kinerja
pekerja,
sistem
dan
metode
yang
lebih
baik.
fungsi
pekerjaan.
Tujuan
dari
job
analysis
adalah
untuk
Kecakapan
Kecakapan adalah kemampuan yang ada pada diri pekerja yang berupa soft
skill dan hard skill. Perusahaan lebih mengutamakan kecakapan yang di miliki
pekerjanya, sehingga pekerja lama yang mempunyai kecakapan kurang di
gantikan oleh pekerja yang lebih mempunyai kecakapan dengan prosedur yang
ada. Adapun contohnya, antara lain:
Ada hotel yang memerlukan tukang kebun dengan gelar sarjana pertanian, tentu
kualifikasi ini jauh lebih tinggi daripada keefektifan kinerja yang di lakukan oleh
pekerja tersebut.
Sebuah perusahaan dapat menetapkan bahwa untuk menjadi cleaning
service di perusahaan tersebut minimal harus lulusan SMP. Kedua contoh di atas
menentukan kualifikasi yang sebenarnya untuk pekerjaan itu. Kita harus
mendiskusikan kasus tersebut dengan pemilik usaha dengan maksud untuk
menjadikan kualifikasi lebih realistis dalam menetapkan job spesification.
Mendorong pemilik usaha untuk berkonsentrasi pada keterampilan penting dan
kemampuan, bukan pendidikan formal. Dalam menilai pertimbangan kualifikasi
harus diberikan untuk pendidikan, pengetahuan, keterampilan, atribut fisik, atribut
intelektual dan sensory atribut.
Pendidikan
Hal ini mengacu pada tingkat sekolah dan pasca-sekolah yang dimiliki
oleh pelamar. Hal ini biasanya diidentifikasi dengan tinggi tingkatan atau bidang
yang dipelajari. Banyak perusahaan yang mengutamakan pendidikan pelamar, dan
banyak penyandang cacat yang tidak memiliki akses ke pendidikan, kehilangan
Prosedur keuangan
b.
c.
d.
Jalan hukum
e.
Prosedur disiplin
Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang
melibatkan koordinasi pikiran-tubuh. Adapun contoh:
a.
b.
Operasi keyboard
c.
d.
Memasak
Kunci dari job analysis adalah untuk mengidentifikasi keterampilan
untuk
merencanakan,
menilai,
berkonsentrasi,
memahami,
terstruktur dan berulang-ulang dan ada banyak bukti bahwa pelatihan tersebut
dapat sangat efektif.
Atribut Sensory
Beberapa pekerjaan memerlukan kemampuan sensorik tertentu, termasuk
kemampuan untuk melihat dan mendengar. Contohnya pekerjaan sebagai polisi
lalu lintas dan sopir taksi.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilakukan pengolahan data yaitu :
a. Menentukan faktor-faktor dari penilaian jabatan
b. Menentukan boboy nilai dari masing-masing faktor
c. Analisis hasil kuesioner atau wawancara atau motode job analysis lainnya
yang telah digunakan
d. Analisis persyaratan jabatan
e. Menyusun uraian jabatan
f. Melakukan pola penilaian jabatan sebagai dasar dari penentuan sisitem
personalia lainnya
g. Mempersiapkan
rekomendasi
bagi
perencana
tenaga
kerja,
pola
b.
c.
d.
e.
f.
Penyediaan kondisi fisik dan kondisi kerja atau lingkungan kerja yang
diperlukan dalam kinerja pekerjaan itu
b.
c.
d.
e.
f.
Membantu
dalam
melakukan
pengecekkan
program-program
2. Job Spesification
Job Spesification atau spesifikasi pekerjaan adalah pernyataan
yang menjelaskan kepada kitakualitas minimum sumber daya manusia
yang dapat diterima yang dapat membantu untuk melakukan pekerjaan.
Job spesification menerjemahkan job description ke dalam kualifikasi
sumber daya manusia sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan cara
yang lebih baik.
Job spesification membantu dalam mempekerjakan orang yang
tepat untuk posisiyang tepat. Adapun isinya antara lain:
a. Jabatan dan penunjukan
b. Kualifikasi pendidikan untuk gelar
c. Penampilan fisik dan atribut lainnya yang terkait
d. Kesehatan fisik dan mental
e. Kemampuan umum dan khusus
f. Kedewasaan dan kemandirian
g. Hubungan pekerjaan dengan pekerjaan lain yang diperhatikan
Manfaat Job spesification:
a. Membantu dalam screening awal prosedur pemilihan.
b. Membantu dalam memberikan justifikasi setiap pekerjaan.
c. Membantu dalam merancang program-program pelatihan dan
pengembangan.
d. Membantu supervisor untuk melakukan konseling dan pemantauan
kinerja karyawan.
e. Membantu dalam evaluasi pekerjaan.
design
membantu
mengorganisasikan
pekerjaan
dengan
mereka
kesempatan
untuk
menggunakan
berbagai
URAIAN JABATAN
II.1 DEFINISI
Beberapa definisi uraian jabatan menurut beberapa ahli yang dikutip dari
Moekijat (2008, 26-29), antara lain adalah :
1. Edwin B. Flippo (1961)
II.2 FUNGSI
Menurut Dale Yoder (dalam Moekijat, 2008), uraian jabatan dapat
dipergunakan untuk macam-macam tujuan sebagai berikut :
1. Uraian jabatan memberikan suatu aturan yang terinci untuk pencarian
pegawai atau penyaringan
2. Uraian jabatan memberikan garis besar mengenai kesempatan kerja.
3. Dengan menguraikan syarat-syarat pelatihan, uraian jabatan memberikan
dasar untuk program-program pelatihan, menunjukkan apa yang harus
dilakukan dalam mempersiapkan pengikut-pengikut pelatihan untuk
pekerjaan.
4. Uraian jabatan dapat memberikan saran-saran untuk penguraian jabatan,
menunjukkan dimana pegawai-pegawai yang kurang cakap adalah
memadai, sedangkan pegawai-pegawai dengan kecakapan khusus dapat
lebih baik dipergunakan.
5. Uraian
jabatan
sering
menyarankan
adanya
kemungkinan
untuk
II.3 PRINSIP
Uraian jabatan merupakan komponen penting dalam analisis jabatan, dan
merupakan Informasi yang bersifat kualitatif. Oleh karena itu, uraian jabatan
memiliki kaitan erat dengan informasi-informasi jabatan yang lainnya. Rais dan
Sembodo (1996) menyebutkan bahwa uraian jabatan memiliki sifat-sifat,
diantaranya :
1) Deskriptif,
artinya
bersifat
mencandra,
menggambarkan,
atau
yang membaca
uraian jabatan
dapat
memahami secara jelas apa yang dimaksud oleh kata-kata atau kalimat
yang terdapat dalam uraian jabatan.
3. Ringkas
Artinya, uraian jabatan perlu menggunakan kata-kata atau kalimat
yang singkat, pendek, dan tegas, sehingga pembaca tidak memerlukan
waktu lama untuk membaca dan memahaminya.
4. Tepat
Artinya, uraian jabatan harus dapat menyajikan uraian yang
memberikan pengertian yang sesuai, cocok, dan tepat seperti apa yang
dimaksud oleh isis jabatan, sehingga orang yang membaca akan
memperoleh gambaran dan pengertian yang sama dengan isi jabatan
yang sebenarnya.
5. Taat Asas
Artinya, uraian jabatan harus berisi kata-kata dan kalimat yang isisnya
satu sama lain menunjukkan arah dan maksud yang sama atau selaras,
dan tidak bertentangan satu sama lainnya sehingga tidak menyulitkan
dalam memahaminya.
6. Akurat
Artinya, uraian jabatan harus disusun secara teliti. Semua keadaan dan
segi-segi jabatan harus diungkapkan dan dipaparkan secara lengkap,
tidak kurang dan tidak lebih, tidak ada yang ketinggalan dan tidak ada
yang berlebihan.
II.4 ELEMEN
Pada umumnya data-data yang ada dalam uraian jabatan, menurut Yoder
(dalam Moekijat, 2008) terdiri dari 2 hal penting dalam setiap jabatan, yakni :
1) Hakikat atau sifat pekerjaan yang bersangkutan, yang terdiri atas :
a. Nama jabatan
b. Nama dan jumlah penggolongan, bila ada.
c. Jumlah pegawai yang memangku jabatan itu.
II.5 MANFAAT
Moekijat (2008, 112-113) menyebutkan bahwa uraian jabatan bagi
seorang pimpinan, memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. Sebagai dasar untuk penilaian jabatan. Apabila uraian jabatan benar-benar
merupakan ikhtisar kewajiban-kewajiban yang diserahkan, maka uraian
jabatan demikian dapat dipergunakan oleh pimpinan untuk merencanakan
pekerjaan dari kelompoknya.
2. Sebagai dasar untuk menentukan standar hasil kerja. Pencatatan
kewajiban-kewajiban yang diserahkan dalam uraian jabatan membantu
para pemimpin untuk menentukan standar-standar hasil pekerjaan yang
benar untuk jabatan yang bersangkutan ;
3. Sebagai alat untuk menilai hasil kerja pegawai perseorangan. Standarstandar hasil pekerjaan yang telah ditentukan ditambah ditambah dengan
kewajiban-kewajiban yang dicatat dapat member bantuan besar kepada
pimpinan dalam menilai hasil kerja.
4. Sebagai alat untuk menganalisis penggunaan tenaga kerja. Pekerjaan yang
memerlukan sedikit kecakapan dapat diserahkan kepada jabatan-jabatan
yang tingkatannya lebih rendah. Lain daripada itu pimpinan dapat
menelaah kewajiban-kewajiban dipandang dari sudut beban kerja untuk
menentukan kira-kira berapa jumlah orang yang diperlukan.
5. Sebagai alat management-engineering yang azazi. Suatu penelaahan
tentang uraian jabatan dapat menunjukkan perbaikan-perbaikan yang
mungkin dalam pelaksanaan metode-metode atau prosedur-prosedur
dengan menunjukkan duplikasi pekerjaan, arus pekerjaan yang lebih baik,
penggunaan spesialisasi yang lebih sempurna, dan rintangan-rintangan
yang mungkin ada. Lain daripada itu, tiap kewajiban dapat diperiksa
menurut kepentingannya terhadap kesuksesan pelaksanaan.
II.6 KENDALA
1.
I.7 CONTOH
Terlampir
III.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B., 2003. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Armstrong, M., 2006. Human Resource Management Practice. 10th ed. London:
Cambrigde University Press.
Aswathappa, K., 2005. Human Resource and Personnel Management Test and
Cases. New Delhi : Tata Mc GrawHill.
Bakatianur, W., 23 April 2012. http://winpsikologi.wordpress.com/. [Online]
[Accessed 15 October 2014].
Cascio, W.F., 1992. Managing Human Resources productivity, quality of work
life, profits. 3rd ed. Singapore: McGraw-Hill, Inc.
Dessler, G., 2013. Framework for Human Resource Management. 7th ed. Florida:
Florida International University.
Gomes, F.C., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
Hariandja, M.T.E., 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. 4th ed. Jakarta:
Grasindo.
Mabon, h., 1974. Jon Analysis Measurement problems and aplications.
stockholm.
Moekijat, D., 2008. Analisis Jabatan. 9th ed. Bandung: CV Mandar Maju.
Robins, S.P. & Coulter, M., 2012. Management. 12th ed. New Jersey: Pearson
Education.
Russell, H.J.B. & E.A, J., 1993. Human Resource Management. Singapore:
MC.GRAW-HILL.
UWilliam B. Werther Jr, K.D., 1996. Human Resources and Personel
Management. Mc Grawhill.