Sunteți pe pagina 1din 55

Presentasi Kasus

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Disusun Oleh :
Annisa Rachmatia Mony
Pembimbing :
dr. Nur Hasmani S. SpA

Presentasi kasus
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. R
Umur
: 5 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. Kampung rawa
sawah rt 11/02 No 60
Kelurahan
: kmp. Rawa, Kec :
Johar baru JAK-PUS
No CM
: 31.42.33
Tanggal masuk
: 16 Agustus 2014

IDENTITAS ORANG TUA

Nama ayah : Tn. A


Umur ayah
: 44 tahun
Bangsa/Suku
: Betawi
Pekerjaan ayah : Karyawan Swasta

Nama ibu
Umur ibu
Bangsa/Suku
Pekerjaan ibu
Tangga

: Ny. A
: 38 tahun
: Betawi
: Ibu Rumah

Keluhan utama :
Kejang kurang lebih 5 menit

Keluhan tambahan :
Panas (+) sudah 2 hari, mual (+),
nyeri kepala (+), anak tampak pucat
(+), lemas (+), nafsu makan
menurun, sesak (+)

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD
dengan keluhan kejang
kurang lebih 5 menit SMRS

Panas (+) sudah 2 hari,


mual (+), nyeri kepala (+),
anak tampak pucat (+),
lemas (+), nafsu makan
menurun, sesak(+),
setelah di IGD pasien kejang
lagi kurang lebih 1 jam,
kejang hampir seluruh tubuh

Riwayat
penyakit
terdahulu

Batuk (+), pilek (+), riwayat


jatuh tangga (+), kejang
disangkal

Riwayat
penyakit
keluarga

Tidak ada anggota keluarga


yang menderita sakit seperti
anak.

Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah bekerja karyawan
Swasta. Ibu penderita tidak
bekerja , menanggung
2 orang anak.
Biaya ditanggung BPJS
Kesan : sosial ekonomi Kurang.

Riwayat Prenatal
Ibu periksa di rs. Riwayat penyakit
selama kehamilan tidak ada. Riwayat
perdarahan saat kehamilan disangkal.
Meminum vitamin dan tablet
penambah darah selama kehamilan.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


NO

KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

Laki-laki, aterm, lahir


dengan vacum ekstraksi,
3600 gr, pb : 49 cm

TANGGAL LAHIR

03 mei 2009

Riwayat pemeliharaan postnatal


Periksa di bidan.
Riwayat imunisasi
imunisasi dasar lengkap sesuai umur.

Riwayat makan dan minum

susu bendera, nasi, lauk-pauk, buah-buahan.


Kesan: kualitas kurang, kuantitas cukup

Riwayat perkembangan dan pertumbuhan


Tengkurap
: 4 bulan
Gigi pertama : 6 bulan
Jalan sendiri : 1 tahun
Bicara
: 1 tahun
Duduk : lupa
Riwayat KB
Ibu penderita tidak menggunakan KB.

Pemeriksaan

Status Present
KU : Tsb
KS : GCS 3
TD : - Nadi : 176 x/menit
Reguler
Pernafasan
: 38
x/m
Suhu : 390 C

Status Generalis

Kepala
:
Normochepal

Rambut
: Hitam
Kulit
: pucat (+), ikterik (-), bercak-bercak eritem(-)
Mata : konjungtiva palpebra anemis +/+, sklera tidak ikterik.
Hidung
: nafas cuping (+), sekret (-).
Telinga
: Normotia, tidak ada discharge
Bibir : tidak sianosis , mukosa bibir kering
Lidah
: tidak kotor
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis -/Gigi : karies(+)
Leher
: simetris, pembesaran noduli lymphatici (-/-)

Anemia merusak kemampuan tubuh untuk


pertukaran gas, dan mengurangi jumlah
sel darah merah mengangkut O2 dan
CO2.
Anemia terjadi karena :
Sel darah merah yang rusak
Penghancuran sel darah merah atau
kehilangan darah

Pemeriksaan Lab
05

06

07

Januari

Januari

Januari

NORMAL

Hemat
ologi

GDS

152

Hb

12,7

11,0

11,2

14 18 gr/dl

Ht

36,4 %

31,8%

31,9%

40 48 %

5.450

8.130

5.020

5.000

WBC

10.000 /uL
Platelet

79.000

81.000

100.000

150.000
450.000/uL

Pemeriksaan Lab
Fungsi Hati
SGPT

85

0 37 U/l

SGOT

50

0 41 U/l

Ureum

45

17-43 mg/dl

Creatinin

1.0

0,7 -1,1

Fungsi
ginjal

Elektrolit
Natrium

130,0

135-155 mmol/l

Kalium

3,5

3,6-5,5 mmol/l

Clorida

94,5

95-107 mmol/l

Pemeriksaan Lainnya..

Rontgen Thorax 06/01/2014 : Kesan


Cardiomegali
EKG 05/01/2014 : Kesan Sinus
Takikardi

Diagnosis :
DBD grade III

Tatalaksana :
UGD 05/01/2014
O2 2-4 lpm
IVFD NaCL loading 2000 cc ---Cek Ulang TD --- 90/60mmHg
RR= 88x/m
IVFD 2 line - RL 40 tpm
Loading Fimahes 1 kolf ---- Cek
ulang TD --- 90/60 mmHg RR=
98x/m
IVFD 2 line - RL 40 tpm &
NaCL 250cc + dopamin 1
ampul 10 tpm
Inj Ranitidin 2x1
Aviter 3x1
Sanmol tab 3x1 (k/p)
Pasang DC lalu monitor urine
DPR ulang /24 jam
Pantau TTV

Prognosis
- Quo ad vitam
: ad malam
- Quo ad functionam : ad bonam
- Quo Sananctionam : ad bonam

Senin, 06 Januari 2014

R: 22x/menit

TD: 80/60 mmHg

S: 36,5 C

N: 90x/menit
S:

O:

A:

Badan terasa lemas,

oKU: TSS

DHF Grade III Non farmakologis :

demam (-), mual (+)

oKS: CM

muntah (-), nafsu makan , oKepala: Normocephale


BAB (+) BAK (+) tidak

oMata: CA (-/-) SI (-/-)

ada keluhan. Kepala masih oTHT: dbn


terasa pusing. Sesak (-)

P:

-Tirah baring
Farmakologis :
IVFD RL 40 tpm
IVFD NS 250cc + dopamin 1

oCor: BJI-BJII regular, G(-), M(-)

ampul 15 tpm

oPulmo: SNV, rh (-/-), wh (-/-)

Inj Ranitidin 2 x 1

oAbd: buncit, tegang, pelebaran

Oral

vena (-), BU (+), shifting dullness (-

Paracetamol 3X1(k/p)

), splenomegaly (-), hepatomegaly (-

Curcuma 3X1

), undulasi (-), NT (+) epigastrik.


o Eks: Edema (-), akral hangat.

Selasa, 07 Januari 2014

R: 22x/menit

TD: 100/70 mmHg

S: 36,5 C

N: 84x/menit
S:

O:

Badan terasa lemas, demam oKU: TSS

A:

P:

DHF Grade III

Non farmakologis :

(-), mual (+) muntah (-),

oKS: CM

nafsu makan mulai

oKepala: Normocephale

Farmakologis :

membaik, BAB (+) BAK

oMata: CA (-/-) SI (-/-)

IVFD RL 30 tpm

(+) tidak ada keluhan.

oTHT: dbn

Inj Ranitidin 2 x 1

Kepala masih terasa pusing. oCor: BJI-BJII regular, G(-), M(-)


Sesak (-)

dengan perbaikan -Tirah baring

Oral

oPulmo: SNV, rh (-/-), wh (-/-)

Paracetamol 3X1(k/p)

oAbd: buncit, tegang, pelebaran vena

Curcuma 3X1

(-), BU (+), aorta abdominalis tidak


terdengar, shifting dullness (-),

splenomegaly (-), hepatomegaly (-),


undulasi (-), NT (-) epigastrik.
o Eks: Edema (-), akral hangat.

Rabu, 08 Januari 2014

R: 22x/menit

TD: 110/70 mmHg

S: 36,8 C

N: 84x/menit
S:

O:

A:

P:

Demam (-), mual (-), nafsu

oKU: TSS

DHF Grade III

Non farmakologis :

makan baik, BAB mencret

oKS: CM

dengan perbaikan

-Tirah baring

(-), pusing (+) , BAK dirasa oKepala: Normocephale


normal.

Farmakologis :

oMata: CA (-/-) SI (-/-)

IVFD RL 30 tpm

oTHT: dbn

Oral

oCor: BJI-BJII regular, G(-), M(-)

Paracetamol 3X1(k/p)

oPulmo: SNV, rh (-/-), wh (-/-)

-Curcuma 3X1

oAbd: buncit, tegang, pelebaran

BLPL

vena (-), BU (+), aorta abdominalis


tidak terdengar, shifting dullness (-),
splenomegaly (-), hepatomegaly (-),
undulasi (-), NT (-) epigastrik.
o Eks: Edema (-), akral hangat.

DEFINISi

Demam dengue/DD dan demam berdarah dengue/DBD (dengue


haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik

DBD dibedakan dari DD berdasarkan


adanya peningkatan permeabilitas vaskuler
dan bukan dari adanya perdarahan

EPIDEMIOLOGI

Epidemik dengue adalah masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, Myanmar,


Sri Lanka, Thailand dan Timor Leste yang beriklim tropis dan berada di daerah ekuator
dimana Aedes aegypti berkembang biak, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

Gambar 1 : Negara dengan resiko transmisi dengue (WHO, 2008)

Dengue in South East Asia


WHO 1997
During most of the 1980s,
in the endemic countries
of China, Indonesia,
Malaysia, Myanmar,
Philippines, Thailand, and
Vietnam.
Thailand (174.285 cases
in 1987).
Vietnam (354.517 cases in
1987).

WHO 2009
Epidemic dengue is a major
public health problem in
Indonesia, Myanmar, Sri Lanka,
Thailand and Timor-Leste.
Thailand 58.836 cases were
reported from January to
November 2007.
Indonesia 150.000 cases
reported in 2007.
25.000 cases reported from
Jakarta and West Java
Fatality rate 1%

ETIOLOGI

VIRUS DENGUE

Gambar 2 : Virus Dengue ( Smith, 2002 )

Arthropod Borne Virus


(Arbovirus)
Genus Flavivirus, famili
Flaviviridae.
Diameter 30nm terdiri dari
asam ribonukleat rantai tunggal
berat molekul 4x106
4 jenis serotipe, yaitu:
DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN4.

VEKTOR

Bagan 1 : Daur hidup nyamuk Aedes aegypti

CARA PENULARAN

Aedes aegypti

Aedes albopictus

Hidup di daerah tropis, vektor di

Di pedesaan, habitatnya di air

perkotaan,

terutama

hidup

dan jernih, biasanya di sekitar rumah atau

berkembang biak di dalam rumah yaitu pohon-pohon, dimana tertampung air


di tempat penampungan air jernih atau hujan yang bersih seperti pohon pisang,
tempat penampungan air sekitar rumah.

Menggigit pada waktu pagi dan

pandan dsb.

Menggigit pada waktu siang hari

sore hari
Jarak terbang 100 m

Jarak terbang 50 m

Tabel 1 : Perbedaan sifat Nyamuk Aedes aegypti dan Nyamuk Aedes albopictus

TRANSMISSION
1.Transmisi virus dengue ke manusia melalui saliva nyamuk.

2.Replikasi virus pada target organ: limfnodi (jaringan dekat


titik inokulasi) dan hati (sel
kuffer).
3.Virus yang dilepaskan akan
masuk sirkulasi darah untuk
menginfeksi sel darah putih
dan jaringan limfatik.
4.Virus yang dilepaskan (keluar)
dari jaringan tersebut, masuk
ke sirkulasi darah .

5. Nyamuk (lain) menghisap darah


yang mengandung virus dengue
(tertular).
6.Virus replikasi (berkembang) di
perut (midgut) nyamuk, ovarium,
jaringan syaraf, lemak, kemudian
ke rongga tubuh, selanjutnya
menuju ke kelenjar ludah (saliva).
7. Virus berkembang di kelenjar
ludah, jika nyamuk menghisap
darah orang lain, siklus penularan
(penularan) berlanjut.

MANIFESTASI
KLINIS

Demam Dengue

Tersangka dengue :
Demam akut disertai dua
atau lebih manifestasi berikut
Sakit kepala
Nyeri retroorbital
Myalgia
Athralgia
Rash
Manifestasi pendarahan
Leukopenia
Serologis : HI antibody titer
> 1280, IgG dan IgM pada
fase akut dan konvalesen
Castelanis sign

Pasti dengue :
Kriteria lab
Isolasi virus dengue dari
serum atau autopsi
Peningkatan 4 x IgG atau
IgM titer pada antigen virus
diserum
Penemuan antigen virus
pada autopsi jaringan,
serum, CSF dengan metode
immunohistokima,
imunofloresensi atau
ELISA
Deteksi genom virus pada
autopsi jaringan, serum atau
CSF dengan PCR

Demam Berdarah Dengue

Kriteria Klinis
Demam akut 2-7 hari, kadangkadang bifasik
Kecenderungan pendarahan
berupa :
Tes tourniquet positif
Ptekie, ekimosis, purpura
Pendarahan mukosa, saluran

cerna, tempat penyuntikan


Hematemesis atau melena
Hepatomegali

Kriteria lab
Trombositopenia <100.000/
mm3
Bukti kebocoran plasma dan
peningkatan permeabilitas
vaskular dengan manifestasi :
Peningkatan Ht> 20 % dari
baseline sesuai umur dan jenis
kelamin pada populasi tersebut
Penurunan Ht> 20% setelah
terapi cairan
Tanda kebocoran plasma
berupa efusi pleura, asites dan
hipoproteinemia

Diagnosis klinis ditegakkan bila didapatkan >2 gejala klinis dengan trombositopenia dan hemokonsentrasi.

Dengue Shock Syndrome (DSS)

Seluruh kriteria DBD ditambah tanda-tanda kegagalan sirkulasi berupa :

Nadi lemah, cepat dan kecil

sampai tidak teraba


Tekanan nadi < 20 mmHg
Tekanan darah turun
Kulit teraba dingin dan lembab,
terutama daerah akral (ujung
hidung, jari, kaki)
Sianosis sekitar mulut

DF/DHF

GRADE

DF

SYMPTOMS

LAB

Fever with two or more of


following:
Headache
Retro orbital pain
Myalgias
Arthralgias

Leucopenia, occasionally
thrombocytopenia
may be present. No e o
plasma loss.

DHF

Above signs plus positive


tourniquet sign

Thrombocytopenia < 100


000; Hct rise 20%

DHF

II

Above signs plus spontaneous


bleeding

Thrombocytopenia < 100


000; Hct rise 20%

DHF*

III

Above signs plus circulatory


failure
(weak pulse, hypotension,
restlessness)

Thrombocytopenia < 100


000; Hct rise 20%

DHF*

IV

Profound shock with


undetectable BP and pulse

Thrombocytopenia < 100


000; Hct rise 20%

Grafik 2 : Demam Bifasik pada Demam


Berdarah Dengue

Grafik 3 : Kurva suhu pada demam berdarah dengue,


saat suhu reda keadaan klinis pasien memburuk (syok)

DD

MANIFESTASI KLINIS

++

NYERI KEPALA

+++

MUNTAH

++

MUAL

++

NYERI OTOT

++

RUAM KULIT

++

DIARE

BATUK

PILEK

++

LIMFADENOPATI

KEJANG

KESADARAN MENURUN

++

OBSTIPASI

UJI TORNIQUET POSITIF

++

PETEKIE

+++

++++
-

PERDARAHAN SALURAN CERNA

DBD

++

HEPATOMEGALI

+++

NYERI PERUT

+++

++

TROMBOSITOPENIA

+++

SYOK

+++

Tabel 2 : Manifestasi klinis DD dan DBD

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium

Perubahan
metabolik :

Hiponatremia paling sering terjadi pada pasien


DHF atau DSS
Asidosis metabolik ditemukan pada pasien
dalam keadaan syok, dan harus dikoreksi
secepatnya
Kadar urea nitrogen darah meninggi

Kelainan
koagulasi :

Masa protrombin memanjang


Masa tromboplastin parsial memanjang
Kadar fibrinogen turun dan peningkatan
penghancuran fibrinogen merupakan petanda
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)

Pada pemeriksaan darah


ditemukan :
Leukopenia pada akhir
fase demam
Limfositosis biasanya
terlihat sebelum fase syok
Hematokrit meningkat
>20% (hemokonsentrasi),
harus dimonitor setiap 34 jam pada kasus DHF
atau DSS
Trombosit <100000
(trombositopenia)

Pemeriksaan
fungsi hati :

Kadar transaminase meningkat


Kadar albumin rendah, dapat menjadi tanda
adanya hemokonsentrasi

ULTRASONOGRAFI
RONTGEN THORAX
PENCITRAAN

SEROLOGIS

RUMPEL
LEED

Uji hemaglutinasi inhibisi (Haemagglutination Inhibition test : HI test)


Uji komplemen fiksasi (Complement Fixation test : CF test)
Uji neutralisasi (Neutralization test : NT test)
IgM Elisa
IgG Elisa

positif jika terdapat


lebih dari 20
petechiae dalam
lingkaran

DIAGNOSIS
BANDING

Chikungunya

ITP

Kriteria Pasien Diperbolehkan Pulang


Bebas panas sedikitnya 24 jam tanpa pemakaian obat
antipiretik
Nafsu makan membaik
Tampak perubahan klinis
Output urin baik
Ht stabil
Melewati 2 hari setelah syok
Tidak ada distres pernafasan karena efusi pleura atau
asites
Trombosit > 50000

KOMPLIKASI

ENSEFALOPATI
DENGUE
KELAINAN
GINJAL
EDEMA PARU

PROGNOSIS

TIDAK
DISERTAI
RENJATAN 2436 JAM

Baik

DISERTAI
RENJATAN
DAN > 36 JAM

Buruk

PENCEGAHAN

Fogging

Edukasi

DAFTAR PUSTAKA

1.Asih Y. S.Kp. Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan


Pengendalian.World Health Organization. Edisi 2. Jakarta. 1998.
2.Hadinegoro S.R.H, Soegijanto S, dkk. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Edisi 3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan:Jakarta; 2004.
3.Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton. Nelson Textbook of Pediatric. Ed 18. Saunders. 2007.
4.Purnama, S. Gede. 2010. Pengendalian Vektor DBD. Denpasar : Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana.
5.Samsi TK. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue di RS Sumber Waras. Cermin Dunia
Kedokteran 2000; 126 : 5-13
6.Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi Kedua. Jakarta
: Ikatan Dokter Anak Indonesia
7.Soegijanto S. Demam Berdarah Dengue : Tinjauan dan Temuan Baru di Era 2003. Surabaya :
AirlanggaUniversity Press 2004.h.1-9
8.Suhendro dkk.Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Juni
2006. Hal. 1709-13.
9.World Health Organization.Dengue hemorrhagic fever. Diagnosis, treatment, prevention and
control. Second Edition. Geneva: WHO; 1997.
10.World Health Organization.Dengue hemorrhagic fever. Guideline for Diagnosis, Treatment,
Prevention and Control. WHO; 2009.
11.WHO. 2011. Conprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Haemorraghic Fever. India : WHO

S-ar putea să vă placă și