Sunteți pe pagina 1din 4

Amanah

Khutbah Pertama:
Allah SWT berfirman, yang artinya;
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (Q. S.
33:72)
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Q. S. An-Nisaa': 58)
Dan dalam hadits Rasulullah SAW;
"tidak ada iman bagi orang yang tidak ada amanah baginya."
Dan hadits tanda orang munafiq yang tiga:
"Apabila bicara ia bohong, apabila berjanji ia menyalahi, apabila diberi amanah ia berkhianat."
Saudara sekalian!
Sesungguhnya perkara amanah adalah sesuatu yang besar. Langit, bumi dan gunung-gunung merasa
khawatir dan takut untuk memikulnya, yang akhirnya dipikul oleh manusia????. Agar orang-orang
yang menunaikannya (amanat) naik derajatnya ke derajat mu'minin muttaqin, dan turun orang yang
menyia-nyiakannya ke asfalassafiliin (derajat yang paling rendah).
Saudara sekalian!
Sesungguhnya amanah itu ada didalam ibadah dan mu'amalat ..Adapun amanah didalam ibadah
adalah anda menunaikan -wahai kaum muslimin- dengan apa yang diwajibkan Allah kepadamu
dengan ikhlash kepada-Nya dan mengikuti Rasul-Nya SAW tanpa adanya penambahan dan
pengurangan, menjunjung tinggi segala perintah, menjauhi segala larangan, kamu takut kepada
Allah secara sembunyi dan terang terangan, kamu takut kepadanya dihadapan manusia dan dalam
kesendirian, karena Allah mengetahui kedipan mata dan apa yang disembunyikan hati, kamu
menyembah Allah seolah olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya
Dia melihatmu, kamu mengaplikasikan dua kaliamat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, puasa ramadhan, berhaji ke baitullah dan ber'umrah, dan kamu menunaikan apa yang
diwajibkan kepadamu dihadapan Tuhanmu karena ingin mendapatkan keridhaannya dan karena
takut kemarahan dan kemurkaannya.
Maka siapa yang seperti itu maka sesungguhnya dia telah menunaikan amanah dihadapan Tuhannya
dan mendapatkan keni'matan yang abadi dengan izin Allah.
Dan adapun amanah didalam mu'amalat maka ruang lingkupnya sangatlah banyak, sebagiannya
adalah bahwa kamu ber-mu'amalah dengan manusia sebagaimana kamu menginginkan orang lain
mempergaulimu seperti itu dari nasehat dan tutur kata, dan kamu memelihara hak-hak mereka
yang berhubungan dengan harta ataupun bukan, dari tiap sesuatu yang diberi amanah kepadanya
baik secara lapaz maupun 'urf (kebiasaan).
Amanah juga ada antara seseorang dan istrinya, maka diwajibkan kepada masing-masing
memelihara yang lain pada harta dan rahasianya, maka janganlah menceritakan kepada seseorang
tentang hal itu.
Dalam sebuah hadits yang shahih dari nabi saw bersabda:
"Sesungguhnya sejahat-jahat manusia kedudukannya disisi Allah pada hari qiyamat adalah seorang
laki laki yang berkumpul (bersetubuh) dengan istrinya, dan kemudian salah satu dari keduanya
membuka rahasia yang lainnya."
Amanah juga ada antara seseorang dengan temannya, ia bercerita kepadanya tentang rahasianya
yang ia ketahui bahwasanya ia tidak ingin orang lain mengetahui tentang hal itu kemudian ia

berkhianat kepadanya, tidak menunaikan sesuatu yang diamanahkan kepadanya, membuka


rahasianya, serta menceritakannya kepada orang lain.
Amanah juga ada dalam jual beli, sewa-menyewa, maka tidak boleh bagi pedagang mengkhianati
pembeli dengan mengurangi takaran atau timbangan, atau menambah harga atau menyembunyikan
aib, atau menyamarkan aqad. Pembeli pun tidak boleh mengkhianati penjual dengan mengurangi
harga, atau mengingkari, tidak mau membayar hutang padahal dia mampu (mumaathalah).
Orang yang menyewakan juga tidak boleh mengkhianati penyewa denga cara mengurangi harga atau
mengingkarinya atau suatu mu'amalah yang merugikan penyewa baik itu berupa rumah, tempat,
alat, atau yang ditunggangi (dikendarai).
Amanah juga terdapat dalam perwakilan dan kekuasaan, maka wajib atas wakil melakukan yang
terbaik dan ia tidak boleh berkhianat kepada orang yang mewakilkan kepadanya (muwakkil) maka
ia menjual barang milik muwakkil dalam perdagangannya lebih murah dari nilainya karena berkolusi
dengan pembeli. Atau ia membelikan barang untuk muwakkil didalam pembeliannya lebih mahal
dari harga semestinya karena berkolusi dengan penjual.
Dan didalam kekuasaan, setiap orang yang berkuasa atau sesuatu yang khusus atau umum, maka ia
diberi amanah yang wajib ditunaikannya Maka seorang qadhi adalah amin (orang yang diberi
amanah), amir (penguasa) adalah amin, pemimpin-pemimpin kantor dan direktur adalah amin.
Mereka wajib melakukan segala hal yang berhubungan dengan kekuasaan mereka dengan yang lebih
baik untuk kekuasaan mereka dan pada apa yang mereka diberi kekuasaan sebatas kemampuan
mereka.
Pengurus pengurus anak yatim, mesjid dan orang-orang yang diberi wasiat, mereka semua adalah
amin, wajib melaksanakan amanah dengan yang lebih baik.
Ketahuilah bahwasanya sebagian dari amanah ada yang berhubungan dengan kebudayaan
pendidikan dan pengajaran. Maka wajib atas orang yang melaksanakan itu, baik itu pembuatpembuat manhaj, kepala-kepala bagian dan para pembimbing memelihara amanah dalam hal yang
demikian itu dengan memilih manhaj yang benar serta pengajar pengajar yang baik, membekali
para pelajar dengan ilmu dan amal, agama dan dunia, ibadah dan akhlak.
Dan sebagian dari amanah adalah memelihara ujian dari permainan dan menganggap remeh,
memelihara ujian dalam membuat soal yang sesuai kemampuan siswa, pemikiran dan keilmuan.
Karena soal-soal itu kalau ternyata diatas kemampuan mereka menyusahkan dan menghancurkan
mental mereka serta menyia-nyiakan seluruh tahun ajaran mereka, dan kalau ternyata lebih rendah
(mudah) dari kemampuan mereka maka soal soal itu memudharatkan pada keilmuan mereka secara
umum . Dan sebagian dari memelihara ujian ketika menjawab pertanyaan pertanyaan adalah agar
pengawas ujian tersebut cerdik dan tidak membiarkan satu kesempatan pun untuk bermain
(menyontek) dan tidak berkolosi dengan anak kerabatnya dan tidak pula kepada anak temannya
karena mereka disini adalah sama, semuanya sama sama berada dalam tanggung jawab pengawas.
Memelihara ujian ketika mengoreksi jawaban adalah dengan mengoreksi lembaran jawaban dengan
cermat dengan tidak melewati batas yang telah ditentukan dalam peraturan sehingga tidak
menzdalimi seseorang atas yang lainnya dan menempati seseorang kecuali ditempat yang
semestinya. Sesungguhnya kita terhadap amanah didalam ujian pada tiga tempat tadi (menulis soal,
mengawas, dan mengoreksi) maka semua itu untuk kemashlahatan semua umat, kemashlahatan
ilmu, dan untuk kemashlahatan pelaksana ujian dengan menunaikan amanah atas mereka dan
melepaskan tanggung jawab mereka dan untuk kebaikan siswa agar mendapatkan derajat keilmuan
dan tidak adalah bagian mereka hanya ada pada kartu yang mereka bawa atau gelar yang tak ada
maknanya dan juga adalah kemashlahatan ilmu sekiranaya kuat dan bertambah tambah
kebenaran.Ketika melaksanakan ujian kita tidak mementingkan banyaknya siswa yang lulus, karena
mutu lebih penting dari jumlah. Kalau mereka sedikit pada tahun ini mereka akan bertambah
banyak pada tahun berikutnya sekiranya mereka selalu bersungguh sungguh dan menyiapkan diri
untuk menghadapai ujian. Semoga Allah selalu memberi taufik kepada saya dan kalian semua untuk

menunaikan amanah dan melepaskan taanggung jawab. Dan semoga Allah memelihara kita dari
menyia nyiakannya dan meremehkannaya sesungguhnya Dia maha pemurah lagi mulia.
Khuthbah yang kedua:
Sega la puji bagi Allah sebagai pujian yang baik, banyak, saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain
Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah berilah rahmat dan kesejahteraaan
atas hamba-Mu dan rasul-Mu pemimpin kami Muhammad dan atas keluarganya dan shahabatnya
sekalian.
Amma ba'du;
Sesungguhnya setiap kita ditanya tentang apa yang ada dibawah tanggung jawabnya dan setiap
orang dari kita telah memikul amanah kepemimpinan ini. Ibu dan bapak adalah pemimpin, dan
anak-anak adalah amanah dipundak keduanya dari sisi makanan, pakaian, pendidikan, dan keadilan
dalam mu'amalah dan pemberian.
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."
Istri istri adalah amanah dipundak suaminya:
"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf."
Seorang pembantu, amanah ada dipundaknya dengan memelihara harta dan menunaikan pekerjaan.
Kalian semua adalah pemimpin dan setiap orang akan ditanya tentang tanggung jawabnya.
Amanah juga ada pada imamah yang kecil dan besar, adapun imamah yang kecil yaitu imam
didalam shalat. Sebuah amanah besar yang wajib dilaksanakan dengan ikhlash lilaahi ta'ala dan
wajib pula mengikuti sunnah dan mencontoh petunjuk Rasulullah SAW dan shahabatnya yang mulia,
dan mengajarkan orang lain kebaikan dan menunjukkannya kepadanya.
Adapun imamah yang besar yaitu khilafah dan penguasa kaum muslimin. Ini adalah amanah yang
besar Setiap orang, yang memegang jabatan ini akan ditanya. Maka menyebarkan agama,
berdakwah dan mengajarkan orang lain kebaikan termasuk tanggung jawab khalifah dan penguasa
yang palin genting serta merupakan kewajiban dan kefardhuan yang palilng utama. Karena
sesungguhnya padanya ada kemampuan dan kekuasaan yang lebih banyak dari semua orang.
Untuk Dakwah ini harus ada persiapan materi dan tentara. Ini adalah manhaj para nabi as. Dengan
berdakwah kepada Allah dan mendorong orang lain untuk masuk kedalam agama Islam. Jika mereka
menolak, mereka harus membayar pajak dari tangan dalam keadaan hina. Jika mereka masih
enggan membayar pajak, maka (jawabannya) adalah pedang, maka jihad dijalan Allah. Karena
agama datang untuk semua manusia. Ini adalah tanggung jawab yang paling penting dan yang paling
besar atas seeorang penguasa muslim. Dia adalah amanah yang ada dipundaknya dia akan ditanya
tentang hal itu pada hari qiyamah apabila menyia-nyiakannya, dan seperti itu juga wajib atasnya
membela sunnah Nabi SAW dan memeliharanya, serta menolak ahli bid'ah, hal-hal yang baru (dalam
agama), dan kebathilan kebathilan, memelihara agama dan syari'at dari hal-hal yang baru dan
mempertahankan negara Ialam dari berbagai peperangan, apakah itu peperangan pemikiran atau
peperangasn tentara, menegakkan had-had, melaksanakan segala hukum atas yang besar maupun
yang kecil tanpa ada kolosi dan tanpa penjilatan (mengambil muka), maka ia memotong tangan
pencuri apapun kedudukannya, malaksanakan qishahs dalam luka, merajam pelaku zinah dan
melaksanakan segala apa yang diperintahkan Allah diantara semua orang.
Dan sebagian dari amanah adalah agar orang yang memegang perkara kaum muslimin melaksanakan
tugasnya dengan memelihara harta kaum muslimin dan penarikan pajaknya dengan jalan yang
syar'i, apakah itu dari jalan ganimah atau zakat atau pajak atau harta yang terpendam dibumi baik
yang nampak atau tidak, dan agar ia bersungguh-sungguh kedalam baitul mal harta yang haram dari
jalan cukai dan pajak. Kemudian membelanjakannya dijalan yang syar'i. Dimulai dari hal yang
terpenting dengan mewujudkan mashlahat Islam dan kaum muslimin.
Dan sebagian dari amanah adalah agar memilih orang-orang tepat untuk menduduki jabatan penting
dari orang yang sudah terbukti keshalehannya, taqwanya serta kecerdasan akalnya. Dan seperti itu
pula dalam memilih penasehat dan orang yang dipercaya hal itu, harus didasari agama dan akhlak
yang lurus (mulia). Adapun orang yang memillih seseorang karena kerabatnya atau yang lain dari hal

itu padahal ada orang yang lebih berhak maka sesungguhnya ia telah berkhianat kepada Allah,
rasul-Nya dan seluruh mu'minin. Dan sungguh Allah memuji orang-orang yang beriman karena
bahwasanya mereka terhadapi amanah dan janji selalu memelihara.
Allah SWT berfirman;
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu, mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga
janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui." (Q. S. 8:27)
Saya mendengar beberapa bulan yang lalu seorang penjabat disalah satu negara Islam, ia berbicara
tentang riwayat hidupnya, maka iapun mengatakan tentang dirinya bahwasanya ia ketika merantau
keluar negri untuk belajar dan menetap lebih dari sepuluh tahun sampai berhasil mendapatkan
syahadah 'aliyahnya kemudian pulang untuk mengabdi dinegri ini, dan ia pun selalu naik pangkat
(jabatan) sampai mendapatkan jabatannya saat ini. Lalu seorang penyiar bertanya kepadanya
tentang buku-buku yang pernah dibacanya atau yang sedang dibacanya, ia pun menjawab;
sesungguhnya ia sejak kecil sampai sekarang tidak pernah membaca buku kecuali buku-buku yang
berbahasa Inggris saja dan ia tidak pernah membaca buku-buku berbahasa arab maksudnya hampir
tiga puluh tahun tidak pernah membaca buku berbahasa Arab, saya memperkirakan dan saya
mendengarkannya bahwa ia akan mengecualikan Al-Qur'an atau sedikit dari sirah nabi, tetapi
sayang ia tidak melakukannya.
Ketika ditanya tentang apa saja yang jadi perhatiannya di sarana-sarana informasi (yang ada) ia pun
menjawa bahwa ia tidak pernah menyaksikan kecuali berita-berita Amerika saja. Aku pun berkata;
bagaimana orang ini memerintah dan orang-orang yang sepemikiran dengannya menjadikan
bahasanya dan negrinya sesuatu yang asing, keasingan bagi Al-Qur'an dan Sunnah nabinya saw.
Bahkan ia merasa lebih tinggi sampai-sampai atas sarana informasi yang berbicara dengan
bahasanya, memukul beduk untuknya dan orang-orang yang sepertinya, berseruling dengan
ketidakbenaran, maka ia tidak mau mendengarkannya. Bagaimana diberi amanah orang yang
seperti ini untuk memegang jabatan. Sesungguhnya pemberian jabatan adalah amanah dan ia
adalah beban yang tidak mungkin kecuali untuk orang-orang yang bertaqwa telah diriwayatkan
dalam shahih Jami' bahwasanya Nabi SAW bersabda;
"Sungguh berkeinginan seseorang agar jatuh dari bintang kartika dan bahwasanya ia tidak
memegang apapun dari urusan orang banyak."
Sesungguhnya dasar dalam kekuasaan adalah keadilan, dan tiada keadilan kecuali dari orang
bertaqwa yang shaleh. Dan diriwayatkan dalam Shahih Jami' bahwasanya Nabi SAW besabda:"jika
kamu kehendaki saya akan ceritakan tentang pemerintahan: pertamanya adalah celaan, yang
kedua penyesalan, yang ketiga azab pada hari qiyamat bagi yang tidak adil."
Dan Rasulullah SAW telah menceritakan bahwa sebagian dari tanda-tanda hari qiyamat adalah
ketika amanah sudah disia-siakan, dan sebagian dari disia-siakannya amanah adalah diserahkannya
jabatan (perkara) kepada yang bukan ahlinya.
Saudara saudara sekalian!
Sesungguhnya seorang wali (penjabat) yang shaleh dari penjabat amirul mu'minin Umar bin
Khaththab ra membaca satu sya'ir yang didalamnya ada pujian dan angan-angan dengan meminum
arak (minuman keras). Ketika Umar mendengar hal tersebut iapun memanggilnya, mencelanya serta
mencopot jabatannya. Penjabat itu berkata; "Hai amirul mu'minin, demi Allah tidak pernah satu
haripun saya meminum arak hanyasanya itu adalah sya'ir yang saya katakan saja." Umar menjawab:
"Dengan sebab apa yang kamu katakan maka tidak akan pernah jabatan apapun untukku setelah
hari ini."

S-ar putea să vă placă și