Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PEMBAHASAN
2.1
Dedinisi
Asma brokhial merupakan penyakit pernapasan akut yang
disebabkan oleh allergen, oleh perubahan mencolok pada suhu lingkungan
atau oleh ketegangan emosi. Pada banyak kasus, penyebab aktual mungkin
diketahui.suatu riwayat alergi dalam keluarga dimiliki oleh sekitar 50%
individu dengan asma. Sebagai respon reaktifitas terhadap stimulus, jalan
napas
menyempit,
sehingga
mempersulit
pernapasan.
Manifestasi
klinisnya adalah mengi pada ekspirasi, batuk, sputum yang kental dan
dispneu. Penyakit asma pada kehamilan kadang kadang berat atau malah
berkurang. Dalam batas wajar penyakit asma yang berat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
melalui pertukaran gan oksigen dan karbondioksida. Pengawasan hamil
dan pertolongan persalinan dapat dilakukan dengan operasi.
Asma bronkial merupakan salah satu penyakit pernapasan yang
sering dijumpai pada kehamilan, mempengaruhi 1 4 % wanita hamil.
Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya asma tidak selalu sama pada
setiap penderita, bahkan pada seorang penderita asma serangannya tidak
selalu sama pada kehamilan pertama dan beriktnya. Kurang dari sepertiga
penderita asma kurang membaik dalam kehamilan lebih dari sepertiga
akan menetap, kurang sepertiga lagi akan memburuk pada serangan
bertambah berat. Biasanya seragan akan timbul pada usia 24 26 minggu
dan pada akhir kehamilan jarang terjadi. Asma bronkhial suatu gangguan
pada saluran bronkhial dengan ciri bronkhospasme periodik (kontraksi
spasme pada saluran napas). Asma merupakan penyakit kompleks yang
diakibatkan oleh faktor biokimia, endokrin, infeksi, otonomik dan
psikologi. (Irman Somantri,2008:43)
2.2
Etiologi
Sampai saat ini patogenesis maupun etiologi asma belum diketahui
secara pasti. Berbagai teori patogenesis telah diajukan, tetapi yang paling
disepakati oleh para ahli adalah yang berdasakan gangguan saraf autonom
dan sistem imun. Asma saat ini dipandang sebagain penyakit inflamasi
saluran napas. Adanya inflamasi hiperaktivitas saluran napas dijumpai
pada asma baik pada asma alergi maupun nonalergi. Oleh karena itu
dikenal dua jalur untuk mencapai keadaan tersebut.
Jalur imunologi utama didominasi oleh IgE dan jalur saraf
otonom. Pada jalur IgE, masuknya allergen kedalam tubuh akan diolah
oleh APC (Antingen Presenting Cells), untuk selanjutnya hasil olahan
alergen akan dikomunikasikan pada sel T helper (T penolong) sel ini akan
memberikan instruksi melalui interleukin atau sitokin agar sel sel plasma
membentuk serta sel sel radang lain seperti mastosit, makrofag, sel
epitel, eosinifil, neutrofil, trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan
mediator mediator inflamasi seperti histamin protaglandin (PG),
leukotrin (LT), platelet activating factor (PAF), bradikinin, tromboksin
(TX) dan lain lain akan mempengaruhi organ sasaran menyebabkan
peningkatan permeabilitas dinding vaskular, edema saluran napas,
infiltrasi sel sel radang, sekresi mukus, dan fibrosis sup epetel sehingga
menimbulkan hiperreaktivitas saluran napas (HSN).
Jalur non alergi selain meransang sel inflamasi, juga meransang
sistem saraf otonom dengan hasil skhir berupa inflamasi dan
hiperreaktivitas saluran napas. Hiperreaktivitas saluran napas dan diduga
sebagian didapat sejak lahir. Berbagai keadaan dapat meningkatkan
hiperreaktivitas sluran napas yaitu inflamasi saluran napas, kerusakan
epitel, mekanisme neurologis, gangguan intrinsik, dan obstruksi saluran
napas.
Penyebab asma pada kehamilan :
1. Zat zat alergi, contohnya tepung, debu, bulu dll
2.3
Patofisiologi
Pemeriksaan dilakukan oleh tim ahli Asma California tahun 1983
pada 120 kasus asma pada ibu hamil yang terkontrol baik, terdapat 90%
dari penderita yang tidak pernah mendapat serangan dalam persalinan,
2,2% menderita serangan ringan an hanya 0,2% yang menderita asma
berat yang dapat diatasi dengan obat obatan IV. Pengaruh asma pada ibu
hamil dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan,
karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen dan hipoksia. Keadaan
hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin yang
sering terjadi keguguran, persalina prematur dan berat janin tidak sesuai
dengan usia kehamilan atau ganguan pertumbuhan janin.
Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme
otot bronkus, penyumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus.
Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis
saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini menyebabkan udara
distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa di ekspirasi.
Selanjutnya terjadi peningkatan volume residu, Kapasitas Residu
Fungsional (KRF), dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi
mendekati Kapasitas Paru Total (KPT). Keadaan hiperinflasi ini bertujuan
agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar. Untuk
mempertahankan inflasi ini diperlukan otot bantu napas. Gangguan yang
berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara objektif dengan
(Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama) atau APE (Arus Puncak
Ekspirasi),
sedang
penurunan
KVP
(Kapasitas
Vital
Paksa)
menurun dari 34
Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala utama asma adalah bunyi whezing, dispnea, dan
batuk.
2. Penggunaan otot bantu napas saat serangan.
3. Sputum dengan sedikit mucus.
4. Takikardi.
5. Berkeringan dingin.
6. Serangan berlangsung sekitar 70 menit sampai beberapa jam dan dapat
hilang secara spontan.
7. Ronchi basah.
2.5
Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X dada
Hiperinflasi paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udara
retsosoternal, hasil normal selama periode remisi.
2. Tes fungsi paru
3. Kapasitas inspirasi
4. GDA (PaO2 menurun, PaCO2 meningkat)
5. Sputum
6. EKG dan tes stress
2.6
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada penderita asma antara lain :
1. Mencegah adanya stress.
2. Menghindari faktor pencetus yang sudah diketahui secara intensif.
3. Mencegah penggunaan aspirin karena dapat menimbulkan serangan.
4. Pada serangan ringan dapat digunakan obat inhalan.
5. Pada keadaan yang lebih berat penderita harus dirawat dan serangan
dapat dihilangkan seperti efinefrin /sc , oksigen, isoproerenol/ inhalasi,
aminoplin/infuse, glukosa, hidrokortison/ infuse dektrose 10%.
Terapi asma bronkial memiliki 2 tujuan :
1. Meredakan serangan yang akut.
2. Mencegah atau membatasi serangan yang datang.
Pada semua individu yang menderita asma, allergen yang diketahui
harus di eliminasi dan suhu harus dipertahankan nyaman didalam rumah.
Infeksi pernafasan harus diobati dan di inhalasi uap atau kabut diterapkan
untuk mengencerkan lendir. Episode akut membutuhkan steroid,
aminofilin, oksigen, dan koreksi ketidakseimbangan cairan elektrolit.
Tindakan pencegahan khusus untuk obstetric meliputi hal hal berikut :
1. Jangan gunakan morfin dalam persalinan karena obat ini dapat
menyebabkan brokhospasmae. Meperidin (demerol) biasanya akan
meredakan bronkhospasmae.
2. Hindari atau batasi penggunaan efedrin dan kortikosteroid (obat
obatan penekan) pada klien dengan preeklamasi dan eklamsia.
3. Pilih kelahiran pervaginam serta penggunaan anastesi lokal atau
anastesi regional setiap kalai ada kesempatan.
2.7
2.8
Komplikasi
1. Hipoksia janin dan ibu
2. Abortus
3. Persalinan prematur
4. BBLR
2.9
WOC
1.
5. Zat
Zat zat
zat alergi,
alergi, contohnya
contohnya tepung,
tepung, debu,
debu, bulu
bulu dll
dll
2.
6. Infeksi
Infeksi saluran
saluran napas
napas
3.
7. Pengaruh
Pengaruh udara,
udara, misalnya
misalnya terlalu
terlalu dingin,
dingin, terlalu
terlalu panas.
panas.
4.
8. Faktor
Faktor psikis,
psikis, misalnya
misalnya kelelahan,
kelelahan, stres
stres
alergi
alergi
Pelepasan
Pelepasan mediator
mediator inflamasi
inflamasi (histamin,
(histamin, prostaglandin,
prostaglandin, bradikinin)
bradikinin)
Hipereaktivitas
bronkus
Edema mukosa
dan dinding
bronkus
Penyempitan
jalan napas
Oksigen dalam
darah berkurang
Hipoventilasi
Akral teraba
dingin, sianosis
Kompensasi
(hiperventilasi)
Suara napas
weazing
Nafas cuping
hidung
Pola napas terganggu
MK : pola
napas tidak
efektif
MK : gg
perfusi
jaringan
Spasme
otot saluran
napas
Hipersekresi
Hipersekresi
mukus
mukus
Kebtuhan
O2 dlm
tbuh tdak
menckupi
Suplai O2 ke otak
menurun
Resiko Hipoksia pada ibu
dan janin
Penurunan kesadaran
pada ibu
Kadar
oksigen
dlm darah
Kelemahan
/ keletihan
Akltivitas
menurun
MK :
intoleransi
aktivitas
MK : gangguan
kesadaran
MK : gangguan
personal hygene