Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
modal atau
bunga,
yang
didasarkan atas
kemungkinan hidup atau mati, dan daripada itu pembayaran premi atau
dua-duanya dengan cara digantungkan pada masa hidupnya atau
meninggalnya seseorang atau lebih. 8
Kemudian menurut Wirjono Prodjodikoro, pada Pasal 1a Bab I Staatsblad
1941-101, pengertian asuransi jiwa sebagai berikut :
Perjanjian asuransi jiwa ialah perjanjian tentang pembayaran uang
dengan nikmat dari premi dan yang berhubungan dengan hidup atau
matinya seseorang termasuk juga perjanjian asuransi kembali/uang dengan
pengertian/catatan bahwa perjanjian dimaksud tidak termasuk perjanjian
asuransi kecelakaan. 9
Sedangkan menurut H.M.N Purwosutjipto,
Asuransi jiwa dapat diartikan sebagai pertanggungan jiwa adalah
perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi dengan
penanggung dengan mana penutup asuransi mengikatkan diri selama
jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung,
sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dari meninggalnya orang
yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu jangka waktu
yang diperjanjikan mengikat diri untuk membayar sejumlah uang tertentu
kepada
orang
yang
ditunjuk
untuk
penutup
asuransi
sebagai
penikmatnya. 10
Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, SH, Hukum Asuransi Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1989,
hal 265
9
Prof. Dr. wirjono Prodjodikoro, SH, Locc.cit
10
H.M.N Purwosutjipto, SH, Pengertian Pokok Hukum Dagang, Jilid 6 Hukum Perdagangan,
Djambatan, Jakarta 1992, hal 9
11
Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, SH, 1990, Hukum Pertanggungan, Hukum Dagang
Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, 1975, hal 91.
12
Santoso Poejosoebroto, Beberapa Aspek Tentang Hukum Pertanggungan Jiwa di Indonesai,
Bharata, Jakarta, 1969
pengertian ini di atas dengan membayar premi setiap tahun atau selama suatu
jangka waktu terbatas, seseorang tertanggung sebagai imbalan dari premi yang
dibayarkan kepada penanggung menerima jaminan yaitu :
1. Pada hari tua tertanggung akan diberikan sejumlah uang sebagai santunan
biaya hidup.
2. Bila tertanggung meninggal dunia, akan diberikan sejumlah uang kepada
ahli waris tertanggung sebagai santunan biaya hidup.
3. Bila tertanggung mengalami kecelakaan fisik, akan diberikan sejumlah
uang santunan biaya hidup bila tertanggung menjadi cacat tetap/ biaya
pengobatan.
Kemudian dari segi sosial, asuransi dapat diartikan sebagai suatu rencana
sosial yang bertujuan memberikan santunan kepada orang yang menderita karena
ditimpa musibah, yang santunannya diambil dari kontribusi yang dikumpulkan
dari semua pihak yang berpartisipasi dalam rencana sosial itu. 13
Sedangkan dari segi ekonomi, adalah suatu disiplin ilmu tentang usaha
manusia mencari kepuasan guna memenuhi kebutuhan kesejahteraan hidup,
dengan cara berusaha mencapai hasil maksimal dengan pengorbanan minimal,
namun upaya manusia untuk mencari dan memenuhi kebutuhan hidup tidak selalu
berhasil karena setiap upaya maupun perbuatan mengandung resiko. Jadi pada
hakekatnya asuransi jiwa merupakan pelimpahan resiko oleh tertanggung kepada
13
16
rakyat
diperuntukan
bagi
anggota
masyarakat
yang
kepada
besarnya premi setiap minggu dan lamanya pertanggungan apakah seumur hidup
atau hingga calon tertanggung mencapai usia tertentu.
ad. 3. Asuransi kumpulan
Asuransi kumpulan (Group Insurance) disebut juga asuransi kolektif
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
b.
c.
utama,
para
manajer.
Apabila
meninggal
dunia
dapat
berperan untuk
Bagi perusahaan
yang
dimilikinya bersifat
Kemudian apabila ditinjau dari sudut ada atau tidaknya pemeriksaan kesehatan
tertanggung ada 2 jenis asuransi jiwa, yaitu :
1. Asuransi Jiwa Medical (dengan pemeriksaan dokter). Asuransi jiwa
medical berarti si tertanggung sebelum menutup perjanjian asuransinya
terlebih dahulu harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter yang
sudah disediakan untuk itu. Disamping itu juga harus dilengkapi dengan
surat keterangan kesehatan dan Laporan Kesehatan Lengkap (LAKES). Isi
laporan ini dapat bermacam-macam tergantung dari besarnya jumlah uang
asuransi yang diminta. Hal lainnya diwajibkan juga mengisi dan
menandatangani surat permintaan dan formulir-formulir lainnya yang
khusus disediakan untuk keperluan itu dan disampaikan kepada pihak
penanggung.
Adapun formulir-formulir atau surat-surat yang diperlukan untuk
penutupan asuransi dengan pemeriksaan dokter (medical) ini adalah :
1. Surat Permintaan (SP)
2. Laporan Kesehatan Lengkap (LAKES)
2. Asuransi Jiwa Non Medical (tanpa pemeriksaan dokter). Jenis asuransi ini
tidak memerlukan pemeriksaan dokter terhadap diri tertanggung sewaktu
diadakan penutupan perjanjian asuransi. Untuk asuransi jenis ini
keterangan kesehatan calon tertanggung akan dianggap cukup dan
sehubungan dengan resiko yang kemungkinan lebih besar dalam asuransi
jiwa non medical maka biasanya premi dikenakan suatu tambahan sampai
presentase tertentu.
Adanya pemisahan jenis asuransi jiwa diatas yaitu asuransi jiwa medical
dan asuransi jiwa non medical ditentukan oleh faktor-faktor umur calon
tertanggung dan besarnya jumlah uang asuransi yang diminta.
Pada prakteknya di PT. Asuransi Jiwasraya untuk asuransi jiwa non
medical batas umur tertanggung maksimal 59 tahun dengan jumlah uang
pertanggungan maksimal Rp. 30.000.000 ( tiga puluh juta rupiah).
Sedangkan untuk tertanggung usia 60 tahun ke atas digolongkan ke dalam
asuransi jiwa medical dengan uang pertanggungan di atas Rp. 30.000.000 (tiga
puluh juta rupiah)
Kemudian polis dapat juga diartikan surat perjanjian asuransi jiwa yang
menguraikan
hal-hal
yang
menjadi
dasar
dan
syarat-syarat
asuransi,
dalam
Pasal
304
KUHDagang,
hal
ini
merupakan
pihak. Pihak perusahaan asuransi akan memberikan uang asuransi kepada orang
yang dikuasakan untuk menerimanya.
Ad. 4. Merubah Pihak Yang Ditunjuk
Penerima faedah asuransi yang sudah tercantum di dalam polis masih
dimungkinkan untuk dirubah. Pemegang polis masih berhak mengadakan
perubahan terhadap pihak tertunjuk dan harus dilakukan secara tertulis, dengan
pembatasan bahwa jika pemegang polis meninggal dunia tetapi pembayaran premi
berlangsung terus, maka pengubahan itu hanya berlaku untuk bagian asuransi
yang diperoleh atas dasar premi-premi yang telah dibayar hingga saat
meninggalnya pemegang polis. Terhadap penunjukan itu pihak tertunjuk
mempunyai hak untuk minta secara tertulis agar penunjukan atas dirinya bersifat
mutlak, sehingga penunjukan selanjutnya oleh pemegang polis hanya dapat
dilakukan dengan persetujuan tertulis dari tertunjuk mutlak tersebut.
Kedudukan pihak tertunjuk yang sudah meninggal dunia dapat digantikan
oleh ahli warisnya apabila tidak ada lagi pihak yang ditunjuk, perubahan pihak
yang ditunjuk oleh pemegang polis tersebut selamanya harus dengan persetujuan
perusahaan dan harus dinyatakan dalam catatan polis atau keterangan lain dari
perusahaan.
Ad.5. Kewajiban Tertanggung/ Pemegang Polis
Perjanjian asuransi jiwa adalah suatu persetujuan dua pihak dimana pihak
tertanggung membayar premi sebagai prestasi, yang sebagai gantinya menerima
gaji ganti rugi dari penanggung. Pembayaran premi kepada pihak penanggung