Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Buku Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia merupakan Buku untuk
penyelenggaraan Program Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia. Dengan adanya buku ini,
yang terdiri dari 10 (sepuluh) seri yaitu 1. Program Kependudukan dan KB Nasional ; 2.
Pembinaan Kesehatan Fisik Bagi Lansia; 3. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Bagi Lansia; 4.
Pembinaan Mental Emosional Bagi Lansia; 5. Pembinaan Mental Spiritual Bagi Lansia; 6.
Pembinaan Sosial Kemasyarakatan Bagi Lansia; 7. Pengembangan Ekonomi Produktif Bagi
Lansia; 8. Teknik Fasilitasi; 9. Teknik Dinamika Kelompok; dan 10. Teknik Advokasi dan KIE.
Diharapkan penyelenggaraan Program Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia di setiap
tingkatan wilayah dapat bergairah dan berjalan dengan baik.
Semoga Buku Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia yang terdiri dari
10 (sepuluh) seri ini dapat menjadi acuan dan pegangan bagi para pengelola dan pembina
pelaksana program Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia. Dengan demikian, akan
terwujud penduduk Lansia yang sehat, sejahtera, mandiri, dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karuniaNya, Seri Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dapat diselesesaikan.
Ketahanan Keluarga Lansia yang dilembagakan melalui wadah kelompok kegiatan (poktan)
yang bernama Bina Keluarga Lansia (BKL). Kelompok BKL diharapkan dapat meningkatkan
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) keluarga lansia dan lansia itu sendiri. Pembinaan
Ketahanan Keluarga Lansia adalah bagian integral dari Program Pembangunan Ketahanan
dan Kesejahteraan Keluarga (PK3).
Sekaitan dengan hal tersebut diatas, diperlukan adanya kumpulan Media Pembelajaran
Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok BKL dan
mengakselerasi tujuan pembinaan ketahanan keluarga lansia, yaitu peningkatan PSP
keluarga lansia dan lansia itu sendiri yang pada akhirnya dapat mendukung peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dapat digunakan juga dalam
kegiatan peningkatan kapasitas tenaga pelatih dan pengelola BKL. Selain itu kami harapkan
seri media pembelajaran ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang membutuhkan.
Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia terdiri dari 10 (sepuluh) seri,
dan pada seri keeempat akan dibahas mengenai Pembinaan Mental Emosional Bagi Lansia.
Apabila Media Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia yang kami susun
memiliki banyak kekurangan kami mohon maaf, dan kami sangat terbuka terhadap saran
dan kritik untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya kepada semua pihak yang senantiasa membantu kami menyelesaikan Media
Pembelajaran Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia, kami sampaikan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya
iii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ...................................................................................................................................
iii
iv
A. Latar Belakang..............................................................................................................................
B. Sasaran ...................................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
11
11
11
12
13
14
LAMPIRAN .....................................................................................................................
15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kondisi psikologis adalah merupakan keadaan diri seseorang yang tampak melalui
perilaku yang dapat diamati. Tatkala memasuki usia lanjut, berbagai perubahan akan
dialami oleh Lansia termasuk perubahan yang berkaitan dengan kondisi psikologis.
Secara umum Lansia mengalami perubahan atau kemunduran fungsi psikologis, baik
dari segi kemampuan berpikir, perasaan maupun sikap dan perilakunya.. Kondisi
psikologis ini tentu saja dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, khususnya
menyangkut kepribadian/personality. Kepribadian ini bisa direfleksikan melalui perilaku,
sikap, perasaan dan nilai-nilai yang dianut. Untuk dapat membantu memberdayakan
Lansia, kita perlu menemukenali dan mengetahui berbagai tipe Lansia yaitu :
1.
2.
3.
4.
Lansia yang produktif yaitu Lansia yang fungsi psikologisnya stabil dan fisiknya
kuat;
Lansia yang mengalami kemunduran psikologis, tetapi fisiknya masih kuat;
Lansia yang mengalami kemunduran fisik, tapi psikologisnya tetap stabil;
Lansia yang renta yaitu Lansia yang fisik maupun psikologisnya mengalami
kemunduran.
B. SASARAN
Sasaran dari pemakai buku ini adalah :
1. Petugas yang akan melakukan pembinaan terhadap kader Bina Keluarga Lansia.
2. Kader BKL yang akan menyampaikan penyuluhan kepada sasaran keluarga yang
memiliki Lansia dan Lansianya sendiri.
3. Masyarakat luas lainnya yang membutuhkan informasi mengenai Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana, Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia, dan
Pembinaan Emosional Bagi Lansia.
C. TUJUAN
1.
Umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pembinaan mental emosional
(psikologis) bagi Lansia.
2. Khusus
Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai :
a. Menjelaskan berbagai perubahan pada lansia;
b. Masalah psikologis pada lansia;
c. Pembinaan psikologis pada lansia.
D. BATASAN DAN PENGERTIAN
1. LANSIA (LANJUT USIA)
Adalah orang yang telah berusia 60 tahun keatas.
2. KELUARGA LANSIA
Adalah keluarga yang memiliki salah satu anggota keluarganya telah berusia 60
tahun keatas atau keluarga yang terdiri dari suami istri, yang berusia diatas 60 tahun
keatas
3. BINA KELUARGA LANSIA (BKL)
Adalah kelompok kegiatan (Poktan) keluarga yang mempunyai Lansia yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lansia dan
lansia itu sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dalam rangka
meningkatkan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber- KB bagi PUS anggota
kelompok kegiatan.
8.
DIMENSIA
Merupakan suatu penyakit degeneratif pada orang lanjut usia yang disebabkan oleh
kerusakan sel-sel otak sehingga sistem syaraf tidak dapat lagi membawa informasi
dari dan ke otak serta mengakibatkan kemunduran daya ingat/pelupa dan
keterampilan secara progresif. disertai gangguan emosi dan perubahan perilaku.
9.
10. AMBIVALENSI
Adalah perasaan tidak sadar yang saling bertentangan terhadap situasi yang
sama/terhadap seseorang pada waktu yang sama atau dapat disebut juga sebagai
perasaan mendua.
11. AKTUALISASI/AKTUALISASI DIRI
Adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensipotensi psikologis yang unik, akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup
seseorang.
BAB II
BERBAGAI PERUBAHAN PADA LANSIA
Tidak dapat dipungkiri bahwa tatkala seseorang memasuki usia lanjut (Lansia) pasti
mengalami berbagai perubahan dalam kehidupannya yang terlihat, baik perubahan fisik
maupun dalam sistem sensori yang mulai menjadi lambat dan menjadi kurang sensitif dalam
rangsangan terhadap lingkungannya. Beberapa perubahan yang dialami Lansia adalah
sebagai berikut.
A. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA
Melambatnya rangsangan sensoris/sensory information berpengaruh terhadap
kemampuan untuk menangani lingkungan secara keseluruhan antara lain untuk akses
terhadap pengetahuan tentang kehidupan dunia. Kondisi ini akan menimbulkan
keterbatasan dalam melakukan komunikasi yang efektif dengan lingkungan dan orangorang sekelilingnya. Kondisi seperti ini mengakibatkankan Lansia mengalami perubahan
dalam beberapa hal sebagaimana uraian di bawah ini.
1.
Kinerja
Pada individu dengan lanjut usia yang sangat tua memang akan terlihat penurunan
kinerja baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penurunan itu bersifat wajar
sesuai dengan perubahan organ-organ biologis ataupun perubahan yang sifatnya
patologis. Agar para Lansia dapat mempertahankan kinerjanya perlu diberikan
latihan-latihan keterampilan.
3.
Pemecahan masalah
Masalah-masalah yang dihadapi lanjut usia tentu semakin banyak. Banyak hal yang
dahulunya dengan mudah dapat dipecahkan menjadi terhambat karena terjadi
penurunan pada fungsi panca indra. Hambatan yang lain dapat berasal dari
penurunan daya ingat, pemahaman dan lain-lain, yang berakibat penanganan
dalam pemecahan masalah menjadi lebih lama.
4.
Daya ingat/memori
Daya ingat adalah kemampuan untuk menerima, mencamkan, menyimpan dan
menghadirkan kembali rangsangan/peristiwa yang pernah dialami seseorang. Daya
ingat merupakan salah satu fungsi kemampuan berpikir yang banyak berperan
dalam proses belajar, memecahkan masalah, maupun kecerdasan (intelegensia),
bahkan hampir semua tingkah laku manusia itu dipengaruhi olah daya ingat. Pada
lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi yang seringkali paling awal
mengalami penurunan. Gangguan yang terjadi pada seseorang dengan lanjut usia
dan menderita dimensia, adalah mereka tidak dapat mengingat peristiwa atau
kejadian yang baru dialami, akan tetapi hal-hal yang telah lama terjadi masih
diingat.
5.
Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku demi
mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dituntut oleh lingkungannya. Motivasi
dapat bersumber dari fungsi berpikir dan fungsi kasih sayang. Pada lanjut usia,
motivasi untuk mencapai/memperoleh sesuatu cukup besar, namun motivasi
tersebut seringkali kurang didukung oleh kekuatan fisik maupun psikologis,
sehingga hal-hal yang diinginkan banyak berhenti di tengah jalan. Dalam kondisi
seperti ini dukungan keluarga dan pasangan hidup sangat berarti untuk dapat tetap
memelihara dan menumbuhkan rasa percaya diri yang besar. Lingkungan yang
seperti ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan lanjut usia.
6.
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan termasuk dalam proses pemecahan masalah. Pengambilan
keputusan pada umumnya berdasarkan pada data yang terkumpul, kemudian
dianalisis, dipertimbangkan dan dipilih alternatif yang dinilai positif
(menguntungkan), selanjutnya diambil suatu keputusan. Pengambilan keputusan
pada lanjut usia sering lambat atau seolah-olah terjadi penundaan. Oleh sebab itu,
mereka membutuhkan pendamping yang dengan sabar sering mengingatkan
mereka. Keputusan yang diambil tanpa adanya bimbingan akan menimbulkan
kekecewaan dan mungkin depresi serta dapat memperburuk kondisi Lansia.
BAB III
MASALAH PSIKOLOGIS PADA LANSIA
A. PENYEBAB TIMBULNYA PERMASALAHAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA
1. Kondisi fisik
Menurunnya kondisi fisik Lansia merupakan faktor alami yang tidak dapat dicegah
tetapi dapat diperlambat atau dipercepat tergantung kepada Lansia yang
bersangkutan, pola makan, lingkungan dan keturunan. Perubahan yang dapat
dilihat antaranya adalah :
a.
b.
c.
d.
Keluarga
Keluarga yang kurang memberikan perhatian, kurangnya komunikasi dan kurang
memahami kebutuhan Lansia akan mempercepat kemunduran kondisi psikologis
Lansia. Keluarga, sebagai bagian dari suatu komunitas masyarakat, merupakan
lingkaran spesial terdekat dan merupakan sumber utama dari dukungan sosial yang
dimiliki Lansia. Walaupun demikian, bagi anak yang harus menjaga dan mengurus
orang tua yang sudah Lansia tidaklah mudah, dan seringkali menimbulkan
kecemasan dan tekanan. Ada dua sumber tekanan bagi keluarga yang harus
mengurus Lansia :
a. pertama, kesulitan dalam menghadapi kenyataan mengenai menurunnya
kemampuan orang tua terutama bila berkaitan dengan penurunan
kemampuan daya berpikir. Apabila keluarga tidak memahami penyebabpenyebab menurunnya kemampuan ini akan menimbulkan kecemasan,
ambivalensi, serta sikap antagonis terhadap orang tua yang sudah Lansia;
b. kedua, bila situasi membuat Lansia merasa terkungkung, atau sampai
menganggu peran serta tanggungjawab anak (misalnya sebagai istri/ suami,
orang tua, karyawan), maka akan menimbulkan perasaan marah dan rasa
bersalah, di samping kecemasan dan depresi, baik bagi Lansia itu sendiri
maupun anak atau keluarga yang mengurusnya.
Pasangan hidup
Sebagian Lansia yang tidak mempunyai pasangan, cenderung mengisolasi diri
karena merasa sudah tidak memiliki teman/sahabat lagi.
3.
Lingkungan sosial
Ada kalanya perempuan/laki-laki Lansia mengisolasi diri karena merasa tidak
mempunya sahabat/teman, padahal Lansia masih mempunyai keinginan untuk
diakui dan dibutuhkan oleh orang lain.
4.
Pensiun/purna tugas
Perpindahan status dari pekerja menjadi tidak bekerja lagi berpengaruh dan
menjadi sangat bermakna terhadap Lansia.
5.
Kematian
Lansia yang tidak siap menghadapi kematian akan menimbulkan rasa takut mati.
2. Mudah tersinggung
Suasana hati Lansia cenderung peka, mudah tersinggung dan cepat berubah.
Perasaan penuh dengan ketegangan, gelisah dan sikap banyak menuntut, bahkan
kadang kala terjadi ledakan emosi yang penuh kecurigaan.
3. Rasa kesepian
Bagi Lansia yang sudah janda atau duda kesadaran akan kesendirian sering menjadi
pengalaman yang menakutkan. Teman dekat satu persatu meninggal, selain itu anakanak meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri, yang dikenal juga
dengan sebutan/istilah sarang kosong. Rasa sepi ini dapat menimbulkan kesangsian
akan makna/nilai dirinya dan guna bagi masyarakat.
4. Hilangnya kepercayaan diri
Lansia sering merasa tidak yakin akan dirinya dan menjalani hidup dengan perasaan
iri dan benci. Kadang kala ia gembira bila melihat kegagalan generasi muda.
5. Bermimpi masa lampau
Sebagian Lansia suka bermimpi/mempunyai khayalan kosong mengenai masa
lampau. Lansia berusaha melarikan diri dari masa kini yang tidak menyenangkannya
dan masa mendatang yang kurang memberikan harapan, seperti masa lampau
dengan kenangan-kenangan yang menyenangkan.
6. Egois
Lansia merasa bahwa kekuatannya makin surut. Sebagai kompensasi, munculnya
pelampiasan dalam bentuk kesombongan, keras kepala, mementingkan diri sendiri
dan merasa dirinya paling benar.
10
BAB IV
PEMBINAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA
Upaya pembinaan dari aspek psikologis ini sangat dimungkinkan untuk dilakukan, baik oleh
keluarga Lansia maupun pribadi Lansia. Pembinaan yang dilakukan antara lain dengan
mempersiapkan Lansia agar mempunyai kehidupan yang lebih nyaman di masa tua,
pembinaan Lansia oleh keluarga, dan upaya yang harus dilakukan sendiri oleh Lansia
sebagaimana uraian berikut ini.
A. UPAYA MEMPERSIAPKAN KEHIDUPAN
Agar para Lansia merasa nyaman dalam kehidupan sehari-hari, beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh Lansia untuk dapat menemukan makna hidupnya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.
3.
12
BAB V
PENUTUP
Pembinaan mental emosional (psikologis) bagi Lansia merupakan salah satu kegiatan yang
mutlak dilakukan, baik oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga Lansia maupun oleh
Lansia sendiri. Betapa pun bagusnya pemeliharaan fisik Lansia namun tanpa memperhatikan
dan atau dibarengi dengan pembinaan psikologis terhadap Lansia, maka mustahil
pemberdayaan dan terwujudnya Lansia yang potensial dapat tercapai. Permasalahanpermasalahan psikologis pada usia lanjut yang tidak ditangani secara sungguh-sungguh,
apalagi diabaikan dapat memperburuk kondisi fisik dan kehidupan Lansia secara
keseluruhan. Oleh karena itu, bahan ajar mengenai hal tersebut diharapkan dapat dijadikan
sebagai acuan oleh para kader dalam mengisi kegiatan-kegiatan pertemuan penyuluhan
pada kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL).
13
DAFTAR PUSTAKA
Id.wordpress.com
www.artikata.com
id.wikipedia.com
dr Suparyanto.blogspot.com
id.shooving.com
14
LAMPIRAN : 1
Pertemuan ke -7
Pembinaan Mental Emosional Bagi Lansia (Bagian I)
Materi Penyuluhan
Berbagai
Perubahan
Lansia
Pada
Kegiatan Lansia
A. Perubahan psikologis pada
Lansia
1. Perubahan pada aspek
kemampuan berpikir
a. Kemampuan
belajar
(Lansia belajar hal baru)
b. Kemampuan
pemahaman
(Lansia
berusaha mema-hami
sesuatu hal)
15
Peran Keluarga
2. Kinerja
3. Pemecahan
(Lansia
masalah)
4. Daya ingat/memori
4. Membantu
Lansia
untuk
mengingat kembali, jangan
menertawakan.
5. Motivasi
5. Memberikan
dorongan
kepada Lansia agar semangat,
jangan dilarang.
6. Pengambilan keputusan
2.
16
1. Mengantisipasi perubahan
sikap dan perilaku Lansia serta
membantu Lansia dalam
menghadapi tersebut serta
membantu keperluan seharihari dengan sabar dan ikhlas.
2. Memberi kesempatan,
membawa Lansia berkumpul
dengan teman sebaya.
4. Kemunduran fisik(Lansia
ber-adaptasi terhadap
kemuduran fisik)
17
LAMPIRAN : 2
Pertemuan ke - 8
Pembinaan Mental Emosional Bagi Lansia (Bagian II)
Materi Penyuluhan
Kegiatan Lansia
Peran Keluarga
Masalah
Psikologis A. Penyebab
timbulnya
pada Lansia
permasalahan psikologis pada
Lansia
1. Mengingatkan bahwa peru1. Kondisi
fisik
(Lansia
bahan fisik Lansia adalah proses
memahami dan menerima
alami dan akan dialami semua
penyebab
penurunan
orang yang harus dihadapi
kondisi fisik yang terjadi)
dengan sabar serta ikhlas.
2. Keluarga
memahami
kurangnya
keluarga)
18
III.
Pembinaan Psikologis
pada Lansia
B. Masalah yang
berkaitan
dengan permasalahan Lansia
(Lansia menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan
keluarga, pasangan hidup,
lingkungan
sosial,
masa
pensiun/purna tugas serta
kematian)
Membantu
Lansia
dengan
menjembatani
permasalahan
dengan keluarga yang berkatan
dengan komunikasi, menemani
dan menga-jak bercakap-cakap
dan mengingatkan tentang proses
alamiah dalam menghadapi masa
pensiun dan kematian).
C. Masalah
psikologis
yang
dialami Lansia
1. Kecemasan dan ketakutan
2. Mudah tersinggung
3. Rasa kesepian
4. Hilangnya
kepercayaan
diri
5. Bermimpi masa lampau
6. Egois
A. Upaya
mempersiapkan
kehidupan
Membantu
menenteramkan
Lansia
dalam
menghadapi
kecemasan dan ketakutan di usia
lanjut, menjaga perasaannya serta
menghargai
apapun
yang
dilakukannya untuk meningkatkan
keperca yaan diri.