Sunteți pe pagina 1din 15

‫‪SHALAT KUNCI KEHIDUPAN DAN KEBERHASILAN‬‬

‫‪SHALAT KUNCI KEHIDUPAN‬‬


‫‪DAN KEBERHASILAN‬‬
‫‪OLEH : H. MAS’OED ABIDIN‬‬

‫ب‬
‫شدِيْدِ العِقَا ِ‬
‫الحَمْدُ ِهللِ غَافِرِ الذَّنْـبِ وَ قَابِلِ التَّوْبِ َ‬
‫ال‬
‫ذِي الطَّوْلِ الَ إِلَهَ إِالَّ هُوَ إِلَيْهِ اْلمَصِيْرُ‪ .‬وَ أَشْهَدُ أَنْ َ‬
‫*ا فيِ‬ ‫إِلَهَ إِالَّ اهللُ وَحْدَهُ الَ شَرِيْكَ لَ*هُ‪ ،‬يُسَ*بِّحُ لَ*هُ مَ*‬
‫السَّموَاتِ وَ مَا فيِ األَرْضِ‪ ،‬لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ‪َ ،‬و‬
‫عبْ**دُهُ َو‬ ‫هُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ‪َ ،‬و أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا َ‬
‫رَسُوْلُهُ‪ ،‬البَشِيْرُ النَّذِيْرُ‪َ ،‬و السِّرَاجُ المُنِيْرُ‪،‬‬
‫سالَمُهُ عَلىَ هَذَا النَّبِيِّ الْكَ**رِيْمِ ‪َ ،‬و‬ ‫صَلَوَاتُ اهللِ وَ َ‬
‫*زَّرُوْهُ وَ‬ ‫عَلىَ آله وَصَحَابَتِهِ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِ*هِ وَ عَ*‬
‫نَصَرُوْهُ وَ اتّـَبَعُوْا النُّوْرَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ‪ ،‬وَ أَحْيِنَ**ا‬
‫ي‬‫ْش**رْنَا ف ِ‬ ‫علَى مِلَّتِهِ‪ ،‬وَ اح ُ‬
‫اللَّهُمَّ عَلىَ سُنَّتِهِ‪ ،‬وَ أَمِتْنَا َ‬
‫علَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ َو‬
‫زُمْرَتِـهِ‪ ،‬مَ***عَ الَّذِيْنَ أَنْـعَمْتَ َ‬
‫َس**نَ أُولَئِ**كَ‬ ‫الصِّدِّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ وَ الصَّالِحِيْنَ وَ ح ُ‬
‫رَفِيْقًا‪.‬‬

‫‪1H.Mas’oed Abidin‬‬
SHALAT MELAHIRKAN ADAB PERGAULAN

‫ِن‬
َّ ‫*ابِ وَأَقِمِ الصَّ*لَاةَ إ‬ *َ‫اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْ*كَ مِنَ الْكِت‬
ُ‫عنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ َولَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَ**ر‬
َ ‫الصَّلَاةَ تَنْهَى‬
َ‫وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُون‬
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Seungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih
besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” (Q.S. Al
‘Ankabut : 45)
Kemusliman seseorang bisa dilihat dari shalatnya.
Shalat sangat berperan dalam membentuk kepribadian
seorang muslim. Jika shalatnya baik lagi benar, dilakukan
tepat waktu dan dengan hati yang khusyu’ serta ikhlas Lillahi
Ta’ala, Insya Allah shalat itu dapat mencegahnya dari
perbuatan yang dimurkai oleh Allah SWT.
Shalat lima waktu adalah rangkaian perjalanan
menghadap Tuhan, yang telah diwajibkan Allah kepada
hamba-Nya di dalam waktu yang berbeda, setiap siang dan
malam.
Di dalam shalat seorang mukmin melepaskan dirinya
dari segala urusan duniawi dan menumpahkan seluruh
pengabdian kepada Tuhannya dengan cara mengingat
kebesaran-Nya, bermunajat kepada-Nya, memohon
pertolongan dan petunjuk dari-Nya.

2 H. Mas’oed Abidin
SHALAT KUNCI KEHIDUPAN DAN KEBERHASILAN

Di dalam shalat seorang menyerahkan diri sepenuhnya


kepada perlindungan Tuhan Yang Maha Pengasih,
menghayati kebesaran-Nya yang mutlak, menjadikan diri kita
kecil di hadapan kebesaran-Nya dalam kehidupan duniawi.
Al Qur’an menyebutkan bahwa persaudaraan seiman
dan seakidah dapat dinilai dari tobat, zakat dan shalat yang
ditegakkannya. Al Qur’an menjelaskan bahwa orang yang
bertaubat kemudian mau mengeluarkan zakat dan selalu
mengerjakan shalat dengan sempurna adalah saudara se-
agama. Sebagai yang ditegaskan dalam firman Allah SWT:

َ‫*اة‬
*َ‫فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّ *الَةَ وَءَاتَ *وُا الزَّك‬
َ‫فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ اْآليَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُون‬
“Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan
zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudara seagama.”
(Q.S. At Taubah: 11)
Shalat lima waktu, apabila dikerjakan dengan penuh
kesadaran dan keikhlasan sesuai tuntunan yang telah
ditetapkan akan berimplikasi positif kepada pelakunya.
Syaratnya berwudhu’ yang dilakukan sebelum shalat, pakaian
dan tempat yang bersih lagi suci dari najis adalah mendidik
agar kita mencintai kebersihan.
Di samping kebersihan badan, pakaian dan tempat, yang
lebih penting lagi adalah kebersihan hati dari sifat riya’ atau
semata mengharap penilaian orang lain saja.

3H.Mas’oed Abidin
SHALAT MELAHIRKAN ADAB PERGAULAN

Maka, dari shalat dapat diambil dua manfaat dalam


hidup yakni kecintaan dan kebersihan. Pertama kebersihan
badan, pakaian dan lingkungan. Kedua adalah kebersihan
hati dan kesucian jiwa, karena wudhu’ dapat membersihkan
noda dan dosa yang pernah dilakukan oleh anggota badan.
Dengan usapan dan percikan air yang membasuh bagian
anggota badan kita, saat itu noda dan dosa berguguran
seiring dengan cucuran air wudhu’ yang membasahinya.1
Shalat mendidik berdisiplin dan menghargai waktu.
Shalat menanamkan sikap ksatria, yaitu sikap sedia dipimpin
dan siap memimpin, menjadi imam memimpin makmum.

GERAKAN SHALAT MEMBUAT JASMANI DAN ROHANI SEHAT


Semua gerakan yang ada di dalam shalat mengandung
hikmah besar dalam membentuk fisik (jasmaniyah) sehat,
berefek positif terhadap kesehatan rohani (mental/jiwa) bagi
yang melaksanakannya.2 Di antaranya ;
Posisi 1 : BERDIRI TEGAK, DENGAN PANDANGAN MATA KE ARAH
TEMPAT SUJUD DAN MENGHADAP KIBLAT.
Dengan posisi ini, tubuh
merasa bebas dari beban, karena pembagian beban yang
sama pada kedua kaki. Punggung lurus akan memperbaiki
postur tubuh. Pandangan dipertajam dengan memfokuskan
pada tempat sujud. Otot-otot punggung bagian atas dan
bawah dilemaskan, pusat otak bagian atas dan bawah
dipadukan membentuk satu kesatuan tujuan.
Posisi 2 : BERDIRI TEGAK DENGAN KEDUA TANGAN BERSEDEKAP DI
DADA. Dengan posisi ini dapat diperpanjang konsentrasi

4 H. Mas’oed Abidin
SHALAT KUNCI KEHIDUPAN DAN KEBERHASILAN

pengendoran kaki dan punggung. Membaca ayat-ayat Al


Qur’an atau doa dapat merangsang penyebaran Asmaul
Husna (99 Nama Tuhan) ke seluruh tubuh, pikiran dan jiwa.
Suara (vokal) merangsang jantung, kelenjer gondok (tyroid),
kelenjer pineal, kelenjer bawah otak, kelenjer adrenal dan
paru-paru serta akan membersihkan dan mengeringkan
semua organ tersebut. Gerakan shalat ini dapat menciptakan
sirkulasi darah, terutama aliran darah kembali ke jantung,
serta produksi getah bening dan jaringan yang terkumpul
dalam kantong-kantong kedua persendian itu menjadi lebih
baik, gerakannya menjadi lancar dan dapat menghindarkan
diri dari penyakit di persendian, misalnya reumatik.
Posisi 3 : RUKU’. Posisi ini dapat melonggarkan otot-otot
punggung bawah, paha dan betis. Darah dipompa ke batang
tubuh bagian atas. Juga dapat melonggarkan otot-otot perut,
abdomen dan ginjal. Dengan ruku’ ternyata tulang punggung
(vertebrae) dapat tetap berada dalam keadaan baik, karena
persendian di antara badan-badan ruas tulang belakang
(corpus vertebrae) tetap lembut dan lentur. Dapat
memudahkan persalinan bagi wanita yang melahirkan. Selain
itu, ruku’ dapat menciptakan konsentrasi secara serentak
antara otot-otot pinggang, sehingga penyakit pembungkukan
tulang punggung (scloise) yang sering dialami terutama oleh
anak-anak karena sikap duduk yang salah saat menulis atau
membaca dapat dihindarkan.
Posisi 4 : BANGKIT DARI RUKU’ (I’TIDAL). Gerakan ini membawa
darah segar yang bergerak naik ke batang tubuh saat ruku’

5H.Mas’oed Abidin
SHALAT MELAHIRKAN ADAB PERGAULAN

akan kembali ke keadaan semula dengan membawa toksin.


Tubuh menjadi santai kembali dan melepaskan ketegangan.
Posisi 5: SUJUD. Secara ilmiah sujud dapat menyebabkan otot-
otot menjadi besar dan kuat terutama otot-otot dada,
sehingga terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh dada
tidak kuat. Lutut yang membentuk sudut yang tepat
memungkinkan otot perut berkembang dan dapat mencegah
pembesaran di bagian tengah perut. Sujud menyebabkan 20
% oksigen yang ada pada tubuh akan mengalir ke otak,
sehingga aliran darah dalam otak semakin lancar. Sujud dapat
memperlancar aliran darah ke bagian atas tubuh terutama
kepala (mata, hidung, dan telinga) serta paru-paru yang
memungkinkan toksin-toksin dibersihkan oleh darah.
Ternyata sujud dapat mengurangi tekanan darah tinggi dan
menambah elastisitas tulang. Pada saat sujud, semua otot
akan berkontraksi, bukan saja otot menjadi besar dan kuat,
tapi urat-urat darah sebagai pembuluh nadi, pembuluh darah
balik, serta urat-urat getah bening akan terurut. Peredaran
darah dan lympa akan lancar, dan membantu kelancaran
kerja jantung dan menghindarkan pengerutan dinding-
dinding pembuluh darah (arterio-scelerosis). Gerakan sujud
juga dapat mengahasilkan energi panas yang diperlukan oleh
proses pencernaan makanan oleh tubuh. Sujud adalah
esensi dari ibadah shalat.
Posisi 6 : DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD (TASYAHUD
AWWAL/DUDUK IFTIRASY). Sikap ini dapat membantu
menghilangkan efek racun pada hati dan merangsang

6 H. Mas’oed Abidin
SHALAT KUNCI KEHIDUPAN DAN KEBERHASILAN

gerakan paristaltik usus besar, serta akan membantu proses


pencernaan dengan mendesak turun isi perut.
Posisi 7 : SUJUD KE DUA SETELAH DUDUK IFTIRASY. Pengulangan
sujud yang lama dalam beberapa detik dapat membersihkan
sistem pernafasan, peredaran darah dan saraf, juga
penyebaran oksigen ke seluruh tubuh akan lebih lancar dan
menciptakan keseimbangan sistem saraf simpatik dan para
simpatik.
Posisi 8 : TASYAHUD AKHIR/DUDUK TAWARUQ. Posisi ini hampir
sama manfaatnya dengan dengan posisi duduk Iftirasy. Pada
kedua sikap duduk ini, sebenarnya kita duduk dengan otot-
otot pangkal paha. Dimana di dalamnya terdapat salah satu
saraf pangkal paha yang besar yaitu di atas kedua tumit kita,
tumit dilapisi oleh sebuah otot yang berfungsi sebagai bantal,
sehingga tumit menekan otot-otot pangkal paha serta saraf
pangkal paha dan pijatan atau tekanan tersebut ternyata
dapat menghindarkan atau menyembuhkan penyakit saraf
pangkal paha (neuralgia) yang terasa sakit, nyeri dan sengal.
Kesimpulannya, jika shalat kita kerjakan dengan sebenar-
benarnya (sesuai gerakan dan syari’at), Insya Allah ia dapat
melindungi, mencegah bahkan meyembuhkan dari
sekumpulan penyakit ringan maupun berat.

SHALAT MENCETAK PENDEKAR KEHIDUPAN

7H.Mas’oed Abidin
SHALAT MELAHIRKAN ADAB PERGAULAN

...‫صالَةَ تَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬ َّ ‫ َوأَقِ ِم ال‬...


َّ ‫صالَةَ إِ َّن ال‬
“… Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat
mencegah perbuatan keji dan munkar…” (Q.S. Al Ankabut:
45)
Banyak manfaat social dalam pelaksanaan ibadah shalat.
Shalat bukan sekedar ibadah perorangan yang dikerjakan
oleh setiap mukmin, antara dirinya dengan Tuhan semata,
yang terbatas kegunaannya hanya untuk mendidik jiwa.
Shalat juga merupakan ibadah yang dikerjakan secara
berjamaah, baik berjamaah itu sebagai suatu kewajiban,
sunnah atau hanya keutamaan belaka, merupakan media
perkenalan antara mukmin dan arena pertukaran pendapat
di dalam segala masalah yang mereka perlukan, guna
mencapaikebaikan bagi agama dan keduniaan mereka.
Tempat mereka berkumpul untuk menunaikan shalat
lima waktu, lebih menyerupai sebuah rumah perkumpulan
yang bisa didatangi dengan segera oleh penghuni sebuah
kampung, dalam beberapa waktu tertentu, dengan cara
teratur dan berdisiplin. Inilah yang disebut masjid yakni
tempat bersujud. Di tempat ini terjalin saling berkenalan,
bertukar pendapat dan kemanfaatan tentang berbagai
masalah yang diperlukan, secara kelompok atau perorangan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Islam mewajibkan
berjamaah dalam lingkup yang lebih luas kepada penduduk
sebuah kampung, sekali dalam seminggu.

8 H. Mas’oed Abidin
SHALAT KUNCI KEHIDUPAN DAN KEBERHASILAN

Dijadikan kewajiban berhimpun seperti itu, sebagai


syarat syah shalat yang dikerjakan dalam perhimpunan itu,
yakni shalat Jum’at. Di dalam shalat ini, kaum muslimin
berkumpul, berkenalan, tolong menolong, mendengar
nasehat, petunjuk keterangan tentang hukum-hukum Allah
dan pengetahuan agamanya. Shalat Jamaah itu hakekatnya
satu perkumpulan kebudayaan yang kooperatif.
Islam tidak sekedar menganjurkan diadakan pertemuan
kumpulan mingguan bahkan menganjurkan diselenggarakan
perkumpulan yang bersifat lebih luas dan universal (umum).
Yakni perkumpulan tahunan untuk menunaikan shalat Idul
Fitri dan Idul Adha.
Kemudian mewajibkan pula berkumpul kaum muslimin
dari seluruh penjuru dunia untuk menunaikan salah satu
rukun Islam yaitu ibadah haji.
Menunaikan ibadah haji ini, kaum muslimin datang
berbondong-bondong dari seluruh penjuru bumi menuju
Baitullah al haram – sumber petunjuk dan cahaya – di kota
Makkah.
Di tempat itu mereka menunaikan segala rukun ibadah
haji, menyaksikan bekas-bekas peninggalan agama,
mengingat kembali tempat-tempat turun wahyu dan bekas-
bekas peninggalan Nabi Muhammad SAW beserta para
shahabat-nya yang gigih menggalang semangat jihad
(kesungguhan) menegakkan agama dan menyiarkannya
kepada umat manusia.3

9H.Mas’oed Abidin
SHALAT MELAHIRKAN ADAB PERGAULAN

KEWAJIBAN SHALAT JUMAT


1. Shalat Jumat berjamaah hukumnya wajib bagi setiap
muslim sesuai firman Allah, artinya "Wahai orang yang
beriman,apabila sudah datang panggilan untuk menunaikan
shalat pada hari Jumat, maka segerlah kamu mengingat
Allah (dengan melaksanakan shalat Jumat) dan tinggalkanlah
jual beli.Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui". (QS.Jumu'ah ayat 9).
2. Rasul SAW bersabda, "Barangsiapa meninggalkan shalat
Jumat tiga kali karena sengaja meremehkan, maka Allah
mencap hati orang tersebut sebagai orang muynafik"
(HR.Ahmad).
3. Selanjutnya diriwayatkan dari Hakam bin Mina: bahwa
Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah RA bercerita bahwa
keduanya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas
mimbarnya, "Hendaklah sekelompok orang menghentikan
kebiasaan mereka meninggalkan shalat Jumat, atau Allah
benar-benar akan menutup hati mereka sehingga mereka
menjadi orang yang lalai" (3:10-Shahih Muslim,Mukhtashar/
245,no.426).
4. Abdullah bin Mas'ud berkata; "Apabila kelak (besok) ingin
bertemu Rasulullah SAW dalam keadaan Muslim, maka
kerjakanlah selalu shalat lima waktu apabila telah
mendengar adzan.(Ingat lah firman Allah. "Inna ash-shalata
kaanat 'ala al mukminina kitaban mauqutan". Karena Allah
mensyari'atkan tradisi yang berasal dari hidayah (sunnah al
huda) dan shalat lima waktu itu merupakan tradisi itu.

10 H. Mas’oed Abidin
SHALAT KUNCI KEHIDUPAN DAN KEBERHASILAN

Andainya kamu shalat lima waktu di rumahmu seperti orang


yang tertinggal di rumah (karena bukan uzur yang
menghalangi), maka itu berarti kamu telah meninggalkan
sunnah nabimu.('alaika bil jamaah). Dan kalau kamu
meninggalkan sunnah nabimu, maka kamu akan sesat. Dan
saya telah melihat tidak ada orang yang mengerjakan shalat
di rumah kecuali orang-orang yang jelas munafik. Padahal
ada seseorang yang di papah oleh dua orang untuk shalat
berjamaah di masjid agar bisa bersama-sama shalat dalam
satu shaf" (HR.Muslim).
Melalui ibadah Jum'at kita dapat melakukan muhasabah
(menghitung diri) sebelum di hisab. Ingatlah bahwa kelak Allah
SWT akan melakukan timbangan atas diri kita masing2. Pesan
Umar bin Khattab ini perlu diingat-ingat.

‫عمَاَل ُك ْم َق ْب َل‬
ْ ‫ َو ِزُنوْا َأ‬،‫سُبوْا‬
َ ‫ن ُتحَا‬
ْ ‫س ُك ْم َق ْب َل َأ‬
َ ‫سُبوْا َأ ْنُف‬
ِ ‫حَا‬
‫عَل ْيكُم‬
َ ‫ن‬ َ ‫ن ُت ْو َز‬
ْ ‫َأ‬

5. Beberapa adab dan tata cara shalat Jumat, antara lain ;


a. Bersih badan dan pakaian, kalau dapat
wewangian.
b. Melaksanakan shalat sunnah di masjid
c. Mendengarkan khuthbah Imam
d. Shalat Jumat bersama Imam,
e. Membanyakkan shalawat kepada Nabi
SAW,
f. Berdoa sungguh2 pada hari Jumat itu.

11
H.Mas’oed Abidin
SHALAT MELAHIRKAN ADAB PERGAULAN

Dalam pelaksanaan Jumatan jelas tampak peribadi


muslim yang kuat imannya dengan penampilan baik
pekertinya, sesuai pesan Nabi SAW,

‫(رواه الطبراني و أبو‬ َ،‫أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنِ إِيْمَانا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا‬


)‫نعيم‬
“Sebaik-baik mukmin seseorang adalah yang paling
sempurna akhlaknya”. (HR. Thabarany dan Abu Nu’aim).
Dapat disimpulkan bahwa hari Jumat semestinya
dimuliakan dengan ibadah dan berbersih diri sesuai arahan
Rasulullah SAW,
،َ‫ وَطَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّب‬،َ‫ِب الْجَمَال‬ ُّ ‫إِنَّ اهللَ جَمِيْلٌ يُح‬
‫َش**بَّهُوا‬َ ‫ فَنَظِّفُوْا أَفْنِيِتَكُمْ وَالَ تَت‬،َ‫نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَة‬
)‫) رواه الترمذ‬ ِ‫بِاليَهُوْد‬
”Allah itu indah dan sangat menyenangi keindahan, Allah itu
baik dan menyukai semua yang baik, Dia bersih menyenangi
yang bersih. Maka bersihkan diri kamu, jangan ditiru
perangai Yahudi”. (HR.Muslim dan Turmudzi).
Kehidupan muslim saling mengokohkan satu sama lain
bergerak serentak, seiya sekata, seayun selangkah ibarat
(shaffan) satu shaf yang rapat pada bangunan yang kuat (ka
al bunyan al marshush) dan mereka.
Watak Muslim amat pandai berkasih sayang
sesamanya.

12 H. Mas’oed Abidin
SHALAT KUNCI KEHIDUPAN DAN KEBERHASILAN

‫ اِرْحَمُ *وْا مَنْ فِي‬،ُ‫*رَّحْمَن‬


*‫الرَّاحِمُوْنَ يَ *رْحَمُهُمُ ال‬
)‫األَرْضِ يَرْحَمْكُمُ اهللُ مَنْ فِى السَّمَاءِ (رواه أبوداود‬

“Orang-orang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha


Penyayang, maka sayangilah penduduk bumi agar yang di
langit ikut pula menyayangimu.” (HR.Abu Daud).
Mari kita agungkan Asma Allah, agar kita tidak menjadi
golongan yang melupakan Allah, supaya kita tidak terjerembab
kedalam kehidupan ummat yang lupa diri.

‫ك‬
َ ِ‫وَآل تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئ‬
َ‫هُمُ الْفَاسِقُون‬
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka
sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS.59, Al
Hasyr :19).
‫ت وَ المُسْ *لِمِيْنَ َو‬
ِ ‫*ا‬*َ‫اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِن‬
.ِ‫ اَألَحْيَاءِ مِنْهُمْ َو اْألَمْوَات‬،ِ‫اْلمُسْلِمَات‬
‫ َو‬،‫ِص**مَةُ أَمْرِنَ**ا‬ ْ ‫اللَّهُمَّ اصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ ع‬
‫ وَ اصْلِحْ لَنَا آخِرَتِنَا‬،‫اصْلِحْ لَنَا ُدنْيَانَا الَّتيِ فِيْهَا مَعَاشِنَا‬
‫*ل‬
ِّ *ُ‫*ا فيِ ك‬ *َ‫ وَ اجْعَلِ اْلحَيَاةَ زِيَادَةً لَن‬،‫الَّتيِ إِلَيْهَا مَعَادُنَا‬
َّ‫ اللَّهُم‬،ٍ‫س**ر‬ َ ِّ‫ وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُ**ل‬،ٍ‫خَيْر‬
‫غدَنَا خَيْرًا ِمْن‬ َ ْ‫ وَ اجْعَل‬،‫اجْعَلْ يَوْمَنَا خَيْرًا ِمنْ أَمْسِنَا‬

13
H.Mas’oed Abidin
‫‪SHALAT MELAHIRKAN ADAB PERGAULAN‬‬

‫يَوْمِنَا‪َ ،‬و احْسِنْ عَاقِبَتَنَا فيِ األُمُوْرِ كُلِّهَا‪ ،‬وَ أَجِرْنَا مِ ْ‬


‫ن‬
‫خِزْيِ الدُّنْيَا وَ عَذَابِ اآلخِرَةِ‪ ،‬اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ اْلعَفْوَ َو‬
‫العَافِيَةَ فيِ دِيْنِنَا وَ دُنْيَاناَ وَ أَهْلِيْنَا وَ أَمْوَالِنَا‪،‬‬
‫عوْرَاتِـنَا‪ ،‬وَ آمِنَ رَوْعَاتِـنَا‪ ،‬وَ احْفَظْنَا‬ ‫اللَّهُمَّ اسْتُرْ َ‬
‫مِنْ بَـيْنِ أَيْ**دِيْنَا مِنْ خَلْفِنَ**ا‪ ،‬وَ عَنْ أَيْـمَانِنَا وَ عَنْ‬
‫شَـمَائِلِنَا وَ مِنْ فَوْقِنَا‪ ،‬وَ نَـعُوْذُ بِعَظَمِتِكَ أَنْ نُغْتَ**الَ‬
‫مِنْ تَحْتِنَ**ا‪ ،‬اللَّهُمَّ أَكْرِمْنَ**ا وَالَ ُتِهنَّا‪َ ،‬و اعْطِنَ**ا َوالَ‬
‫*ا وَالَ تُـؤْثِرْ‬ ‫تَحْرِمْنَا‪ ،‬وَزِدْنَا وَالَ تَنْقُصْ*نَا‪ ،‬وَ آثِرْنَ*‬
‫*ا‬‫*َِإلِخْوَانِنَ*‬
‫عَلَيْنَا‪ ،‬وَارْضِ عَنَّا وَارْضِنَا‪ .‬رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ِوَ‬
‫الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْإلِيْــمَانِ وَالَ تَجْعَلْ فيِ قُلُوْبِنَ**ا غِالًّ‬
‫لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ‪.‬‬
‫‪Jakarta,11 Safar 1430 H / 7 Pebruari 2009 M‬‬

‫‪14‬‬ ‫‪H. Mas’oed Abidin‬‬


1
Sesuai hadits Rasulullah SAW dalam riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.
2
Silahkan juga membaca tulisan Prof. DR. H.A. Saboe dalam bukunya Hikmah Kesehatan dalam Shalat, 1986. Juga uraian bernas dari
Syekh Hakim Abu Abdullah Ghulam Hoiruddin dalam bukunya The Book of Sufi Healding (Kitab Al Timn Al Rauhii As Suufi), yang
mengatakan bahwa shalat dikerjakan dalam delapan posisi yang masing-masing dapat memberikan efek positif terhadap diri seseorang.
Bahkan ahli lain ada yang menyebutkan 12 atau lebih posisi dalam shalat, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
3
Lihat juga Prof. DR. Mahmud Syaltut dalam bukunya Islam: Aqidah dan Syari’ah, halaman 127-130)

S-ar putea să vă placă și