Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
[Sembunyikan]
[Bantulah kami
menerjemahkan!]
Atlantis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lain dari Atlantis, lihat Atlantis (disambiguasi)
Peta Atlantis menurut Athanasius Kircher. Pada peta tersebut, Atlantis terletak di tengah
Samudra Atlantik.
Atlantis, Atalantis,[1] atau Atlantika[1] (bahasa Yunani: , "pulau
Atlas") adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus
dan Critias.[2]
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar
Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000
tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang
Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan
teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka
memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang
lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah
berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia
terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau
gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun
umumnya tidak mempercayainya dan terkadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah
Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita
mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya
penulis zaman Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis juga
mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya
telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Catatan Plato
o 1.1 Timaeus
o 1.2 Critias
2 Catatan kuno lainnya
3 Catatan modern
o 3.1 Ide Nasionalis
o 3.2 Hipotesa terkini
4 Hipotesa lokasi
5 Atlantis dalam seni, sastra dan budaya
6 Lihat pula
7 Catatan kaki
8 Daftar pustaka
o 8.1 Sumber kuno
o 8.2 Sumber modern
9 Pranala luar
Lukisan Plato.
Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada tahun 360 SM, berisi referensi
pertama Atlantis. Plato tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak
diketahui; namun, ahli yang bernama Benjamin Jowett, dan beberapa ahli lain,
berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang
berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa Plato setelah
mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas
sempurna Athena kuno dan keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan
Atlantis dalam Critias akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik
mereka dengan bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.
Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias dan
Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias yang
berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut merupakan tokoh
bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa),[3] catatan tersebut mungkin
merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato menggunakan dialog
Socrates untuk mendiskusikan posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.
[sunting] Timaeus
Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur alam
semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan
mengenai komunitas yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya Plato,
dan berpikir apakah ia dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan
peradaban seperti itu.
Pada buku Timaeus, Plato berkisah:
Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar,
dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah
seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan
Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan
Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan
banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut,
negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.[4]
[sunting] Critias
Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya
dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia
dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun
jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka
menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu
sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat
dermaga dari tembok batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan
menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan
merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan
orichalcum (perunggu atau kuningan).
Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa yang
berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat Gibraltar), dengan bangsa
yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis menaklukan Libya sampai sejauh Mesir dan
benua Eropa sampai sejauh Tyrrhenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang
Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan,
Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki.
Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu
hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan menghilang.
Catatan Plato mengenai Atlantis juga telah menginspirasi beberapa imitasi parodik: hanya
beberapa dekade setelah Timaeus dan Critias, sejarawan Theopompus dari Chios menulis
mengenai wilayah yang disebut Meropis. Deskripsi wilayah ini ada pada Buku 8
Philippica, yang berisi dialog antara Raja Midas dan Silenus, teman dari Dionysus.
Silenus mendeskripsikan Bangsa Meropid, ras manusia yang tumbuh dua kali dari ukuran
tubuh biasa, dan menghuni dua kota di pulau Meropis (Cos?): Eusebes (, "kota
Pious") dan Machimos (, "kota-Pertempuran"). Ia juga melaporkan bahwa
angkatan bersenjata sebanyak sepuluh juta tentara menyebrangi samudra untuk
menaklukan Hyperborea, tetapi meninggalkan proposal ini ketika mereka menyadari
bahwa bangsa Hyperborea adalah bangsa terberuntung di dunia. Heinz-Gnther
Nesselrath menyatakan bahwa cerita Silenus merupakan jiplakan dari kisah Atlantis,
untuk alasan membongkar ide Plato untuk mengejek.[10]
Zoticus, seorang filsuf Neoplatonis pada abad ke-3, menulis puisi berdasarkan catatan
Plato mengenai Atlantis.[11]
Sejarawan abad ke-4, Ammianus Marcellinus, berdasarkan karya Timagenes (sejarawan
abad ke-1 SM) yang hilang, menulis bahwa Druid dari Galia mengatakan bahwa sebagian
penduduk Galia bermigrasi dari kepulauan yang jauh. Catatan Ammianus dianggap oleh
sebagian orang sebagai klaim bahwa ketika Atlantis tenggelam, penduduknya mengungsi
ke Eropa Barat; tetapi Ammianus mengatakan bahwa Drasidae (Druid) menyebut
kembali bahwa sebagian dari penduduk merupakan penduduk asli, tetapi lainnya juga
bermigrasi dari kepulauan dan wilayah melewati Rhine" (Res Gestae 15.9), tanda bahwa
imigran datang ke Galia dari utara dan timur, tidak dari Samudra Atlantik.[12]
Risalah Ibrani mengenai perhitungan astronomi pada tahun 1378/79, yang merupakan
parafrase karya Islam awal yang tidak diketahui, menyinggung mitologi Atlantis dalam
diskusi mengenai penentuan titik nol kalkulasi garis bujur.[13]
Peta menunjukan wilayah kekuasaan Kekaisaran Atlantis. Peta dibuat oleh Ignatius L.
Donnelly.
Novel Francis Bacon tahun 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru), mendeskripsikan
komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai barat Amerika. Karakter
dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan catatan Plato. Tidak jelas
apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika Selatan.
Novel Isaac Newton tahun 1728, The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended
(Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai hubungan mitologi
dengan Atlantis. [14]
Pada pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai dari
Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, dan termasuk Edward Herbert Thompson dan
Augustus Le Plongeon, menyatakan bahwa Atlantis berhubungan dengan peradaban
Maya dan Aztek.
Ignatius L. Donnelly.
Pada tahun 1882, Ignatius L. Donnelly mempublikasikan Atlantis: the Antediluvian
World. Karyanya menarik minat banyak orang terhadap Atlantis. Donnelly mengambil
catatan Plato mengenai Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban
kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.
Selama akhir abad ke-19, ide mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan ceritacerita "benua hilang" lainnya, seperti Mu dan Lemuria. Helena Blavatsky, "Nenek
Pergerakan Era Baru", menulis dalam The Secret Doctrine (Doktrin Rahasia), bahwa
bangsa Atlantis adalah pahlawan budaya (kontras pada Plato yang mendeskripsikan
mereka sebagai masalah militer), dan "Akar Ras" ke-4, yang diteruskan oleh "Ras Arya".
Rudolf Steiner menulis evolusi budaya Mu atau Atlantis. Fisikawan terkenal, Edgar
Cayce, pertama kali menyebut Atlantis tahun 1923,[15] dan nantinya menjelaskan bahwa
lokasi Atlantis berada di Karibia, dan menyatakan bahwa Atlantis adalah peradaban
berevolusi tinggi kuno, kini telah tenggelam, yang memiliki kapal dan pesawat tempur
menggunakan energi dalam bentuk kristal energi misterius. Ia juga memprediksi bahwa
sebagian dari Atlantis akan naik ke permukaan tahun 1968 atau 1969. Jalan Bimini, yang
ditemukan oleh Dr.J Manson Valentine, merupakan formasi batu tenggelam yang terlihat
seperti jalan di sebelah utara Kepulauan Bimini Utara. Jalan ini ditemukan pada tahun
1968 dan diklaim sebagai bukti peradaban yang hilang dan kini masih diteliti.
Telah diklaim bahwa sebelum era Eratosthenes tahun 250 SM, penulis Yunani
menyatakan bahwa lokasi Pilar-pilar Herkules berada di Selat Sisilia, namun tidak
terdapat bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut. Menurut Herodotus (circa
430 SM), ekspedisi Finisi telah berlayar mengitari Afrika atas perintah firaun Necho,
berlayar ke selatan Laut Merah dan Samudera Hindia dan bagian utara di Atlantik,
memasuki kembali Laut Tengah melalui Pilar Hercules. Deskripsinya di Afrika barat laut
menjelaskan bahwa ia melokasikan Pilar Hercules dengan tepat di tempat pilar Hercules
berada saat ini. Kepercayaan bahwa pilar Hercules yang telah diletakan di Selat Sisilia
menurut Eratosthenes, telah dikutip dalam beberapa teori Atlantis.
Edgar Cayce.
[sunting] Ide Nasionalis
Konsep Atlantis menarik berhatian teoris Nazi. Pada tahun 1938, Heinrich Himmler
mengorganisir pencarian di Tibet untuk menemukan sisa bangsa Atlantis putih. Menurut
Julius Evola (Revolt Against the Modern World, 1934), bangsa Atlantis adalah manusia
super (bermensch) HyperboreaNordik yang berasal dari Kutub Utara (lihat Thule).
Alfred Rosenberg (The Myth of the Twentieth Century, 1930) juga berbicara mengenai
kepala ras "Nordik-Atlantis" atau "Arya-Nordik".
[sunting] Hipotesa terkini
Dengan teori continental drift secara luas diterima selama tahun 1960-an, kebanyakan
teori "Benua Hilang" Atlantis mulai menyusut popularitasnya. Beberapa teoris terkini
mengusulkan bahwa elemen cerita Plato berasal dari mitologi awal.
Citra satelit Santorini dari udara. Tempat ini merupakan salah satu dari banyak tempat
yang diduga sebagai lokasi Atlantis.
Sejak Donnelly, terdapat lusinan - bahkan ratusan - usulan lokasi Atlantis. Beberapa
hipotesis merupakan hipotesis arkeologi atau ilmiah, sementara lainnya berdasarkan
fisika atau lainnya. Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan
kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu yang relevan), tetapi tidak ada yang
berhasil dibuktikan sebagai kisah sejarah Atlantis yang sesungguhnya.
Kebanyakan lokasi yang diusulkan berada atau di sekitar Laut Tengah. Pulau seperti
Sardinia, Kreta dan Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta; kota seperti Troya, Tartessos, dan
Tantalus (di provinsi Manisa), Turki; dan Israel-Sinai atau Kanaan. Letusan Thera besar
pada abad ke-17 atau ke-16 SM menyebabkan tsunami besar yang diduga para ahli
menghancurkan peradaban Minoa di sekitar pulau Kreta yang semakin meningkatkan
kepercayaan bahwa bencana ini mungkin merupakan bencana yang menghancurkan
Atlantis.[16] Terdapat wilayah di Laut Hitam yang diusulkan sebagai lokasi Atlantis:
Bosporus dan Ancomah (tempat legendaris di dekat Trabzon). Sekitar Laut Azov
diusulkan sebagai lokasi lainnya tahun 2003.[17] A. G. Galanopoulos menyatakan bahwa
skala waktu telah berubah akibat kesalahan penerjemahan, kemungkinan kesalahan
penerjemahan bahasa Mesir ke Yunani; kesalahan yang sama akan mengurangi besar
Kerajaan Atlantis Plato menjadi sebesar pulau Kreta, yang meninggalkan kota dengan
ukuran kawah Thera. 900 tahun sebelum Solon merupakan abad ke-15 SM.[18]
Beberapa hipotesis menyatakan Atlantis berada pada pulau yang telah tenggelam di
Eropa Utara, termasuk Swedia (oleh Olof Rudbeck di Atland, 16721702), atau di Laut
Utara. Beberapa telah mengusulkan Al-Andalus atau Irlandia sebagai lokasi.[19]
Kepulauan Canary juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, sebelah barat selat
Gibraltar tetapi dekat dengan Laut Tengah. Berbagai kepulauan di Atlantik juga
dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, terutama Kepulauan Azores. Pulau Spartel yang
telah tenggelam di selat Gibraltar juga telah diusulkan.[20]
Antarktika, Indonesia, dibawah Segitiga Bermuda,[21] dan Laut Karibia telah diusulkan
sebagai lokasi Atlantis. Wilayah di Samudra Pasifik dan Hindia juga telah diusulkan,
termasuk Indonesia, Malaysia atau keduanya (Sundaland), dan kisah benua "Kumari
Kandam" yang hilang di India telah menarik pararel terhadap Atlantis. Begitu pula
dengan monumen Yonaguni di Jepang. Bahkan Kuba dan Bahama juga telah diusulkan.
Menurut Ignatius L. Donnelly dalam bukunya, Atlantis: The Antediluvian World, terdapat
hubungan antara Atlantis dan Aztlan (tempat tinggal nenek moyang suku Aztek). Ia
mengklaim bahwa suku Aztek menunjuk ke timur Karibia sebagai bekas lokasi Aztlan.
Lokasi yang diduga sebagai lokasi Atlantis adalah:
Al-Andalus
Kreta dan Santorini
Turki
Di dekat Siprus
Timur Tengah
Malta
Sardinia
Troya
Antarktika
Australia
Kepulauan Azores
Tepi Bahama dan Karibia
Bolivia
Laut Hitam
Inggris
Irlandia
Kepulauan Canary dan Tanjung Verde
Denmark
Finlandia
Indonesia
Isla de la Juventud dekat Kuba
Meksiko
Laut Utara
Estremadura, Portugal
Swedia
Kumari Kandam
Lemuria
Lyonesse
Meropis
Mu
Thule
Ys
Vineta
Nmenor
18. ^ Galanopoulos, Angelos Gergiou, and Edward Bacon, Atlantis: The Truth
Behind the Legend, Indianapolis: Bobbs-Merrill, 1969
19. ^ Lovgren, Stefan Atlantis "Evidence" Found in Spain and Ireland. National
Geographic. Diakses pada 5 Desember 2007
20. ^ http://antiquity.ac.uk/ProjGall/kuhne/ A location for "Atlantis"? Rainer W.
Khne Antiquity Vol 78 No 300 June 2004
21. ^ Hanson, Bill. The Atlantis Triangle. 2003.
Bichler, R (1986). 'Athen besiegt Atlantis. Eine Studie ber den Ursprung der
Staatsutopie', Canopus, vol. 20, no. 51, pp. 7188.
Crowley, Aleister - Lost Continent
De Camp, LS (1954). Lost Continents: The Atlantis Theme in History, Science,
and Literature, New York: Gnome Press.
Castleden, Rodney (2001) Atlantis Destroye'd', London:Routledge
Donnelly, I (1882). Atlantis: The Antediluvian World, New York: Harper & Bros.
Retrieved November 6, 2001, from Project Gutenberg.
Eagle & Wind (2003). Atlantis Motherland, Hawaii: Cosmic Vortex. ISBN 09719580-0-9
Ellis, R (1998). Imaging Atlantis, New York: Knopf. ISBN 0-679-44602-8
Erlingsson, U (2004). Atlantis from a Geographer's Perspective: Mapping the
Fairy Land, Miami: Lindorm. ISBN 0-9755946-0-5
Flem-Ath R, Wilson C (2001). The Atlantis Blueprint: Unlocking the Ancient
Mysteries of a Long-Lost Civilization, Delacorte Press
Frau, S (2002). Le Colonne d'Ercole: Un'inchiesta, Rome: Nur neon. ISBN 88900740-0-0
Gill, C (1976). 'The origin of the Atlantis myth', Trivium, vol. 11, pp. 89.
Grgemanns, H (2000). 'Wahrheit und Fiktion in Platons Atlantis-Erzhlung',
Hermes, vol. 128, pp. 405420.
Griffiths, JP (1985). 'Atlantis and Egypt', Historia, vol. 34, pp. 35f.
Heidel, WA (1933). 'A suggestion concerning Platon's Atlantis', Daedalus, vol. 68,
pp. 189228.
Jordan, P (1994). The Atlantis Syndrome, Stroud: Sutton Publishing. ISBN 07509-3518-9
Halaman
Pembicaraan
Sunting
Versi terdahulu
Peralatan pribadi
Navigasi
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman sembarang
Pencarian
Tuju ke
Cari
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
wikipedia
Perihal Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Kotak peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Versi cetak
Pranala permanen
Kutip artikel ini
Bahasa lain
Asturianu
Bosanski
Catal
esky
Dansk
Deutsch
English
Esperanto
Espaol
Eesti
Suomi
Franais
Gidhlig
Galego
Hrvatski
Magyar
Interlingua
slenska
Italiano
Latina
Lietuvi
Bahasa Melayu
Nederlands
Norsk (bokml)
Polski
Portugus
Romn
Srpskohrvatski /
Simple English
Slovenina
Shqip
/ Srpski
Svenska
Trke
Ting Vit